Oleh:
BUMIAYU
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang menciptakan alam
semesta. Sholawat serta salam selalu dilimpahkan kepada panutan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
meminta kritik dan saran yang membangun demi lebih baiknya makalah ini. Kami
mengucapkan banyak terimakasih semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
khususnya menambah wawasan bagi kita.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran ..................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Hampir setiap aktifitas kita menggunakan ilmu matematika. Baik dalam
bentuk jual beli ataupun penghitungan luas suatu lahan atau yang lainnya.
Selain ilmu perhitungan tersebut matematika juga erat kaitanya dengan
aplikasi digital yang terdapat pada HP canggih seperti smartphone yang kini
tengah digandrungi oleh masyarakat dari anak kecil hingga orangtua.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu transformasi Similaritas?
2. Apa itu dilatasi atau tarikan?
3. Bagaimanakah rumus-rumus similaritas itu?
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tranformasi similaritas
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami dilatasi atau tarikan
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami rumus-rumus
similaritas
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kemudian misalkan P’ = T(P) dan faktor kesebangunan T adalah k,
maka berlaku
|A’P’| + |P’B’| = k|AP| + k|PB|
= k |AP + PB |
= k |AB|
Jadi P’ terletak antara A’ dan B’ yang berarti bahwa A’, P’, dan B’
segaris. Dengan cara serupa, dapat ditunjukkan bahwa hal ini
berlaku pula untuk A antara P dan B maupun B antara A dan P.
b. Bukti h T(t).
Ambil sebarang titik Q’ pada h.
Karena T suatu transformasi, jadi surjektif maka ada Q pada bidang
V sedemikian sehingga Q’ = T(Q).
Misalkan Q’ terletak antara A’ dan B’. Sehingga berlaku
|A’Q’|+|Q’B’|=|A’B’|.
Misalkan Q tidak berada di t maka berlaku |AQ|+|QB|>|AB|,
akibatnya k|AQ|+k|QB|> k|AB|.
Sehingga |A’Q’|+|Q’B’|>|A’B’|. Ini bertentangan dengan
|A’Q’|+|Q’B’|=|A’B’|. Jadi haruslah Q terletak pada t.
Bukti serupa untuk A’ antara Q’ dan B’ dan juga B’ antara A’ dan
Q’.
Diperoleh h T(t).
Dari bukti a. dan b. dapat disimpulkan bahwa T(t) = h.
2. Teorema
Kesebangunan mempertahankan besar sudut
Misalkan diberikan sebarang sudut < ABC dan T(<ABC) =
<A’B’C’.
4
Diperoleh |A’B’| = k|AB|, |B’C’| = k|BC|, dan |A’C’| =
k|A’C’|.
Sehingga segitiga A’B’C’ sebangun dengan segitiga ABC.
Diperoleh besar sudut A’B’C’ sama dengan besar sudut ABC.
Jadi terbukti bahwa kesebangunan mempertahankan besar
sudut.
Akibat langsung dari bukti ini adalah kesebangunan juga
mempertahankan ketegaklurusan
3. Teorema
Kesebangunan mempertahankan kesejajaran.
Misalkan diberikan dua garis l dan m dengan l // m.
Andaikan T(l) memotong T(m) di sebuah titik A’, maka ada A di l
sedemikian sehingga T(A) terletak di T(l) dan juga T(A) terletak di
T(m). Hasil ini mengakibatkan A terletak di l sekaligus di m. Ini
mengatakan bahwa l dan m berpotongan dan menyebabkan terjadi
pertentangan dengan asumsi bahwa l dan m sejajar. Jadi haruslah T(l)
dan T(m) sejajar.
4. Teorema
Hasil kali similaritaas Lk dan Lm adalah similaritas Lkm yaitu suatu
similaritas dengan faktor km.
Ambil sebarang 2 titik, misal A dan B
Lm (A) = A’
Lm (B) = B’
A’B’= m(AB)
Lk (A’) = A”
Lk (B’) = B”
A”B” = k(A’B’)
A”B”= k(A’B’)
A”B” = k(m(AB))
A”B” = km (AB)
5
Artinya Lkm (A)= A” dan Lkm (B) = B”
P/Q adalah sinar garis yang berarah berlawanan dengan arah PQ atau
sinar dari P menjauhi Q. Bilangan k disebut factor dilatasi dan Pdisebut
pusat dilatasi.
Teorema:
Untuk sebarang garis g dan g’= DP.k (g) berlaku:
a. g’=g jika P terletak pada g.
b. g’//g jika P tidak terleetak pada g.
Teorema:
Hasil kali suatu dilatasi dan suatu isometri adalah suatu similaritas.
Sebaliknya, suatu similaritas selaludapat dinyatakan sebagai hasil kali suatu
dilatasi dan suatu isometric.
Teorema:
Untuk sepasang segitiga ABC dan A’B’C’ terdapat tepat satu similaritas L
yang membawa A ke A’, B ke B’, dan C ke C’.
C. Rumus-Rumus Similaritas
1. Rumus dilatasi
Misalkan titik P(x,y) suatu titik tertentu. T(a,b) sebarang titik
dengan T’(a’,b’) sedemikian hingga T’=DP,k(T).
Kemudian p adalah vektor posisi dari P(x,y), t’ vektor posisi dari
T’(a’,b’) dan t vektor posisi dari T(a,b)
6
T’(a’,b’)
P(x,y)
t’
x T(a,b)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Suatu transformasi L disebut suatu similaritas, jika terdapat bilangan
positif k sedemikian hingga untuk sebarang titik P, Q dipenuhi ǀPʹQʹǀ =
k ǀPQǀ, dengan Pʹ= L(P) dan Qʹ= L(P).
2. Misal P suatu titik tertentu dan k≠0. Transformasi DP.k disebut suatu
dilatasi terhadap P dengan factor k jika
a. DP.k (P) = P
b. Untuk sebarang tittik Q≠P, DP.k (Q) = Q’ dengan ǀPQ’ǀ = k PQǀ dan
Q’ pada PQ untuk k>0 kemudian Q’ pada P/Q untuk k<0.
Sehingga dengan menggunakan aturan vektor dan matriks diperoleh:
PTʹ= k(PT)
tʹ‒x = k(t-x)
atau
a′ − x a−x
[ ′ ]= k[b − y]
b −y
Sehingga
a′ a x
[ ]= k [ ]+ (1‒ k) [y]
b′ b
3. Rumus Umum Similaritas
Untuk sebarang titik dengan koordinat (xʹ,yʹ) dipetaken pada suatu titik
(xʹ,yʹ) dengan:
xʹ p q x m
[ ] = [±q ±p] [y]+[ ] dengan p2 + q2 = 1
yʹ n
Untuk sebarang titik dengan koordinat (xʹ,yʹ) dipetaken pada suatu titik
(xʹ,yʹ) dengan:
xʹ p q x m
[ ] = [±q ±p] [y]+[ ] dengan p2 + q2 = k2 ≠ 0
yʹ n
8
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat terbuka kritik dan saran bersifat membangun dari
pembaca. Dan karena makalah ini kurang sempurna maka diharapkan para
pembaca tidak hanya menjadikan makalah ini sebagai acuan dalam
pembelajaran.
9
DAFTAR PUSTAKA
10