Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geometri transformasi merupakan suatu bab yang membahas mengenai
perpindahan suatu titik pada bidang dimensi dua atau datar. Transformasi meliputi
refleksi, rotasi. dilatasi, translasi. Pada makalah ini dikhususkan membahas mengenai
refleksi (pencerminan) yaitu setengah putaran (pencerminan pada suatu titik) dan
pencerminan geser.
Suatu pencerminan pada pada sebuah garis adalah sebuah involusi. Sebuah
involusi adalah setengah putaran mengelililngi sebuah titik, sehingga dapat dikatakan
bahwa setengah putaran mencerminkan setiap titik bidang pada sebuah titik tertentu.
Jika sebelumnya telah dipelajari mengenai refleksi (pencerminan), maka materi ini
merupakan pencerminan dari dua buah komposisi dimana yang menjadi cerminnya
(garis cerminnya) saling tegak lurus. Jadi, setengah putaran juga disebut sebagai
pencerminan (refleksi) pada suatu titik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan setengah putaran ?
2. Apa saja sifat – sifat pada setengah putaran ?

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian setengah putaran
2. Untuk mengetahui sifat – sifat setengah putaran

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Setengah Putaran


Pencerminan (refleksi) terhadap sebuah titik disebut sebagai setengah putaran.
Setengah putaran dilambangkan dengan SA(P) dimana S merupakan lambang setengah
putaran, A adalah titik putarnya, dan P adalah titik yang akan di transformasi.

Dari Gambar 6.1 di atas, titik R yang di setengah putaran pada titik yaitu R’
dengan lambang R’ SA(R). Titik P di setengah putaran pada titik adalah P’ dapat
ditulis P’ SA(P). Sedangkan untuk untuk titik R = titik A yang disetengah putaran
terhadap titik A maka hasilnya adalah titik R itu sendiri. Sedangkan untuk garis,
seperti pada Gambar 6.2 berikut:

Misalkan akan dibuat setengah putaran garis g terhadap titik A. Langkah 1, ambil dua
buah titik pada garis g yaitu titik P dan Q. Langkah 2, lakukan setengah putaran
titik P dan titik Q terhadap titik A didapat: SA(P) = P’ dan SA(Q) = Q’. Langkah 3,
hubungkan titik P’ dan titik Q’ didapatkah garis g’ yang merupakan hasil setengah
putaran garis g terhadap titik A yang ditulis: SA(g) = g’.
B. Sifat – Sifat Setengah Putaran

2
Setelah memahami mengenai pengertian dari setengah putaran, kemudian
akan dibahas tentang sifat-sifat setangah putaran. Perhatikan setiap teorema-teorema
berikut:

Teorema 6.1 :
Jika A adalah titik g ⊥ h berpotongan di A, maka SA = RgRh.

Pembuktian Teorema 6.1 :


Berdasarkan definisi 1 tentang setengah putaran bahwa:

Kasus 1: Jika P = A maka SA(P) = P


Perhatikan gambar berikut :

Dari Gambar 6.3 diketahui bahwa garis h merupakan sumbu x dan garis g
merupakan sumbu y, dimana kedua garis tersebut saling tegak lurus. Jika A
merupakan titik potong garis h dan garis g. Jika titik P=A dilakukan pencerminan
(refleksi) terhadap titik P dengan cerminan garis h dan g maka hasil dari dua kali
pencerminan tersebut adalah titik P itu sendiri, sehingga dapat dituliskan:

RgRh(P) = Rg(P) = P

Sedangkan jika titik P disetengah putarankan dengan pusat A makan hasil dari
setengah putarannya adalah P itu sendiri juga (berdasarkan definisi setengah putaran).
Maka :

R g Rh ( P )=R g ( P )=P=S A (P)


R g R h ( P )=S A ( P)

Kasus 2 : Jika P ≠ A
Perhatikan Gambar 6.4

3
Dari Gambar 6.4 dapat diketahui bahwa:

R g R h ( P )=R g ( P' ) =P
R g R h ( x , y ) =R g ( x ,− y )=(−x ,− y )
pers (1)
S A ( P )=(−x ,− y ) pers (2)
Dari pers(1) dan pers(2) di dapat bahwa S A ( P )=R g Rh ( P ) untuk P ≠ A. Dari kasus 1
dan kasus 2 maka terbukti bahwa S A =R g Rh .

Teorema 6.2 :
Jika g ⊥ h maka R g R h=Rh R g.

Pembuktian Teorema 6.2 :


Berdasarkan teorema 6.1 didapat bahwa S A =R g Rh , sama seperti pembuktian teorema
6.1 didapat dua kasus yaitu :
Kasus 1, Jika P = A
R g R h ( P )=R g R h ( A )= A Persamaan (1)
R g R h ( P )=R h R g ( A )= A Persamaan (2)
Dari persamaan (1) dan persamaan (2) didapat bahwa :
R g R h ( P )=R h R g ( P )

Kasus 2, Jika P ≠ A
R g R h ( P )=R g [ P ' ( x ,− y ) ]
¿ P' ' (−x ,− y)
Rh Rg ( P )=R h [ P' ' ' ( x ,− y ) ]
¿ P' ' (−x ,− y)
Jadi, R g R h ( P )=R h R g ( P )

4
Berdasarkan kasus 1 dan kasus 2 dapat disimpulkan bahwa R g R h=Rh R g dengan
syarat g ⊥ h.
Teorema 6.3 :
Jika SA adalah setengah putaran, maka S−1 ( A )=S (A ).

Pembuktian Teorema 6.3 :

 Definisi 1
S A =S−1 A

R g R h ( A ) =R h R ( A )
R g ( A )=Rh ( A )
P=P
∴ S−1 A =S A =P

 Teorema 6.1
S A =R g Rh
S−1 −1
A = ( Rg Rh )

S−1
A =R h R g=R g R h

S−1
A =S A

Teorema 6.4 :
Jika A = (a,b) dan P(x,y) maka S A ( P )=(2 a−x , 2 b− y ).

Pembuktian Teorema 6.4 :

A=P
(a , b)=( x , y )
S A ( A ) =A=( a ,b )
( a , b )=[ ( 2 a−a ) , ( 2 b−b ) ]
( a , b )=( 2 a−x , 2b− y )
∴ S A ( P )=( 2 a−x , 2 b− y )

Teorema 6.5 :
Andaikan SA suatu setengah putaran dan g sebuah garis. Apabila A ∈ g, maka
SA (g) // g'.

Pembuktian Teorema 6.5 :


Andaikan P ∈ g' maka A titik tengah ruas dengan P' = SA(P)
´ ', dengan Q' = SA(Q), maka
Andaikan Q ∈ g' maka A titik tengah ruas garis QQ

5
´ //
∆APQ ≅ ∆AP'Q'. Sehingga PQP'Q' sebuah jajaran genjang, ini berarti bahwa PQ
P '´Q' jadi g // SA(g).

Teorema 6.6 :
Jika B ≠ A adalah dua titik maka hanya ada satu setengah putaran yang
memetakan A pada B .

Pembuktian Teorema 6.6 :


Andaikan ada dua setengah putaran SD dan SE sehingga SD(A) = B dan SE(A) = B.
Jadi SD (A) = SE (A) maka SD-1 [SD (A)] = SD-1 [SE (A)],
maka SD-1 = SD. Sehingga A = SD[SE(A)].

Teorema 6.7 :
Suatu setengah putaran adalah suatu dilatasi yang bersifat involutorik.

Pembuktian Teorema 6.7 :


Andaikan P pusat setengah putaran S p. Harus dibuktikan 2 hal :
1. Bila g sebuah garis, maka S p ( g ) /¿ g .
Jelas bahwa

S p ( g )=g suatu garis . Andaikan A ∈ g , B ∈ g dan PA=P A ' , PB=P B ' . Sedangkan ( ∠ APB )= ( ∠ A ' P
2. S p S p=I , dengan I transformasiidentitas

Karena S p S p ( A )=S p ( A )= A , ∀ titik A ∈ g maka S p S p ( g )=I ( g )


Jadi S p . S p=I → ini berarti S p bersifat involutorik

6
Contoh Soal 6.1

Jika A(−2,−1) dan B(2,3). Tentukan persamaan garis s dan t sehingga R s ( B )=B dan
S A =Rs Rt !

Pembahasan :
 Mencari persamaan garis s
Diketahiu titik A (−2 ,−1 ) dan B ( 2,3 )
y− y1 x−x 1
=
y 2− y 1 x 2−x 1
y−(−1) x−(−2)
=
3−(−1) 2−(−2)
y+ 1 x +2
=
4 4
4 ( y +1)=4(x +2)
4 y +4=4 x+ 8
4 y=4 x+ 8−4
4 y=4 x+ 4
y=x +1

 Mencari gradien
y=x +1
m 1=1
Karena tegak lurus , maka
m 1 . m 2=−1
1. m 2=−1
m 2=−1

 Mencari persamaat garis t


Diketahui A (−2 ,−1 ) dan m2=−1
y− y1 =m ( x−x 1 )
y− (−1 )=−1 ( x−(−2) )
y +1=−1 ( x +2 )
y +1=−x +2
x + y=−3

7
Contoh Soal 6.2

Jika sebuah garis g adalah sumbu y dan garis h adalah sumbu x dan titik adalah titik
pusat dan P(4,2). Tentukan SA(P)!

Pembahasan Contoh Soal 6.2

S A ( P )=R g Rh ( P )=Rg Rh ( 4,2 )=R g ( 4 ,−2 )=(−4 ,−2)

Contoh Soal 6.3

Diketahui A = (2,3). Tentukanlah SA(C) apabila C = (2,3) !

Pembahasan Contoh Soal 6.3


 Diketahui : A = (2,3) = (a,b)
C = (2,3) = (x,y)
Ditanya : SA(C) ?
Jawab : Menggunakan Teorema 6.4
S A ( P )= ( 2a−x ,2 b− y )
S A ( C )=( 2 a−x , 2 b− y )
S A ( C )=( 2(2)−2 , 2(3)−3 )
S A ( C )=( 4−2, 6−3 )

8
S A ( C )= ( 2 , 3 )

Jadi, S A ( C )=( 2 ,3 )
Contoh Soal 6.4

Diketahui A, B, dan C adalah titik – titik pada bidang ecluid V dan A adalah titik
tengah, lukislah :
a) Titik D sehingga D = SA(B)
b) Titik C sehingga C = SA(E)

Pembahasan Contoh Soal 6.4


Menurut Teorema 6.6, dimana B ≠ A maka S A(B) = D, dimana D diperoleh
perpanjangan BA sepanjang AB sehingga A titik tengah BD
´ dan bila dilukis hasilnya
seperti pada gambar dibawah ini.

Contoh Soal 6.5

Diketahui A = (3,1). Tentukanlah SA(P) apabila P = (1,2) !

Pembahasan Contoh Soal 6.5


 Diketahui : A = (3,5) = (a,b)
C = (1,2) = (x,y)
Ditanya : SA(P) ?
Jawab : Menggunakan Teorema 6.4
S A ( P )= ( 2a−x ,2 b− y )
S A ( P )= ( 2a−x ,2 b− y )
S A ( P )= ( 2(3)−1 ,2(5)−2 )
S A ( P )= ( 6−1 , 10−2 )
S A ( P ) = (5 , 8 )

Jadi, S A ( P )=( 5 , 8 )

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setengah putaran merupakan pencerminan (refleksi) terhadap sebuah titik.
Dilambangkan dengan S A ( P )=P ' yaitu Setengah putaran titik P terhadap titik A.
Dimana S = setengah putaran, A = pusat putaran, P = prapeta dan P’ = peta. Secara
'
matematis dapat ditulis: S A ( P )=P =S (a , b) ( x , y )=(2 a−x ,2 b− y ).

B. Saran
Pemakalah berharap makalah mengenai setengah putaran ini bermanfaat untuk
para pembaca khususnya kepada mahasiswa yang sedang mengampu mata kuliah
Geometri Transformasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Kurniasih, Meyta Dwi dan Handayani, Isnaini. 2017. Tangkas Geometri


Transformasi. Jakarta: UHAMKA

11

Anda mungkin juga menyukai