Anda di halaman 1dari 44

BAHAN AJAR GEOMETRI TRANSFORMASI

ISOMETRI

Fungsi
A B

f
 

Suatu fungsi f dari himpunan A kedalam (into) himpunan B, adalah suatu pengawanan yang
memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B, dengan notasi matematika:

f disebut pemetaan apabila a  A, b  B  f a   b . A disebut daerah asal atau domain dan B


disebut daerah hasil atau kodomain.

Suatu fungsi dapat pula dinotasikan dengan:

f : A  B merupakan suatu fungsi jika a1 , a 2  A, dengan a1  a 2 maka f a1   f a 2  , dimana


f a1 , f a 2   B

berdasarkan sifatnya, fungsi dapat dibedakan menjadi 3, yatu:

1. f disebut pemetaan 1-1 apabila a1 , a 2  A, dengan a1  a 2 , maka f a1   f a2  .


Pemetaan 1-1 dapat pula didefinisikan a1 , a 2  A, dengan f a1   f a 2  maka a1  a 2 .
Pemetaan ini kadang-kadang disebut pemetaan injektif.
2. f disebut pemetaan pada apabila b  B, a  A  f a   b . Pemetaan ini kadang kadang
disebut pemetaan onto. Fungsi ini dikenal juga dengan fungsi surjektif.
3. f disebut pemetaan bijektif, apabila pemetaan tersebut merupakan pemetaan 1-1 dan pada.
Pemetaan ini kadang-kadang disebut korenspondensi satu-satu.
Jika f bijektif, maka f mempuyai invers dinotasikan dengan f 1
Definisi: Transformasi yang dinotasikan dengan T adalah suatu pemetaan (fungsi) bijektif
dari bidang ke dalam bidang. Bidang biasanya dinotasikan dengan V.

Notasi: f : V  V

Syarat: f fungsi 1-1 dan f funsi pada:

f adalah suatu transformasi ( T )

Contoh:

1. T: V ⟶ V yang didefinisikan sebagai T(x,y) = (2x,y) untuk setiap (x,y) di V merupakan


transformasi, karena T merupakan fungsi bijektif. (Tunjukan bahwa T Bijektif)
2. Misalkan T x, y   x  2,3 y  . Misalkan A(2,3) dan B(2p,q).
a. Tentukan T  A dan T B 
b. Apakah T suatu transformasi?

Jawab:
a. Misalkan T x, y   x' , y' , maka x' , y ' = x  2, 3 y  . Bentuk ini dapat dinyatakan
 x'   x  2 
dalam bentuk      . Sehingga diperoleh
  
y ' 3 y 
  
x ' 2  2   0
T  A  T 2,3           0,9 dan
  
y ' 3 3   9
 x'   2 p  2   2 p  2 
T B   T 2 p, q            2 p  2,3q 
  
y ' 3 q    3q 
b. Untuk menunjukkan T suatu transformasi, maka cukup ditunjukkan bahwa T suatu
fungsi satu-satu dan pada. (sebaiknya didahului pemerisakaan T sebagai fungsi)
i. Akan ditunjukkan bahwa T merupakan fungsi.
Ambil sebarang Ax1 , y1  dan Bx 2 , y 2  pada bidang, dengan A  B . Akan ditunjukkan
T  A  T B  . Karena A  B , maka x1 , y1  = x2 , y2   x1  x2  dan  y1  y 2  .
Sehingga diperoleh T  A  T x1 , y1   x1  2,3 y1   x2  2,3 y 2   T x2 , y 2   T B 
Jadi T adalah suatu fungsi.
ii. Akan ditunjukkan bahwa T merupakan fungsi satu-satu
Misalkan Ax1 , y1  dan Bx 2 , y 2  sebarang titik pada bidang, dengan T  A  T B  . Akan
ditunjukkan bahwa A  B .
T  A  T x1 , y1   x1  2,3 y1  dan T B   T x2 , y 2   x2  2,3 y 2 
Karena T  A  T B  , maka x1  2,3 y1   x2  2,3 y 2  . Sehingga diperoleh
x1  2  x2  2  x1  x 2 dan
3 y1  3 y 2  y1  y 2
Dengan demikian diperoleh A  B
Jadi T adalah suatu fungsi satu-satu.
iii. Akan ditunjukkan bahwa T merupakan fungsi pada
Ambil sebarang Dx, y  pada bidang ( R 2 ). Akan ditunjukkan terdapat C u, v  pada
bidang sehingga memenuhi T C   D .
Andaikan titik itu ada, yaitu C u, v  . Selanjutnya dari definisi transformasi
diperoleh T u, v   u  2,3v  = x, y  , sehingga diperoleh x  u  2 dan y  3v
1
 u  x  2 dan v  y .
3
Dengan demikian maka untuk setiap Dx, y  pada bidang, pilih
 1   1 
C u, v  =  x  2, y  sehingga memenuhi T u, v   T   x  2, y   =
 3   3 
 
  x  2  2, 3 y  = x, y 
1
 3 
Jadi T adalah suatu fungsi pada.
Dari penunjukan i, ii dan iii diatas maka terbukti bahwa T x, y   x  2,3 y  suatu
transformasi.

Sifat-sifat Transformasi:

a. Unsur tetap
Apabila suatu transformasi T dikenakan pada bidang (V), maka kadang-kadang ada unsur-
unsur yang tidak berpindah tempatnya. Mungkin itu berupa titik adau juga garis. Unsur-unsur
tidak berpindah tempatnya itu disebut invarian.
Suatu titik A di V disebut titik tetap dari transformasi T jika T  A  A . Suatu garis l disebut
garis tetap dari transformasi T jika T l  = l
Apakah semua transformasi memiliki titik tetap?
Contoh:
1. Transformasi T(x,y) = (x+2,y-2) tidak memiliki titik tetap tetapi memiliki garis tetap.
Misalkan P(x,y) adalah titik tetapnya, maka T P   P
Sehingga T P   T x, y   x  2, y  2  P  x, y  , diperoleh
x  2, y  2  x, y 
 x  2  x dan y  2  y . Dari persamaan ini diperoleh 2 = 0 dan
-2 = 0, suatu hal yang tidak mungkin.
Jadi T(x,y) = (x+2,y-2) tidak punya titik tetap.
Misalkan g : ax  by  c  0 adalah garis tetap dari T(x,y) = (x+2,y-2), maka T g   g
Misalkan pula T x, y   x' , y ' , maka x' , y '  x  2, y  2 . Dari persamaan ini diperoleh
x'  x  2  x  x'2 dan
y '  y  2  y  y '2 .
Dengan demikian maka T g   g ': ax'2  b y '2  c  0
g ': ax'by'2a  2b  c  0 . Karena g adalag garis tetap dari T maka T g   g , sehingga
g  g'
ax  by  c  0  ax'by' 2a  2b  c 
a b  2a  2b  c
   dengan asumsi a, b, c  0
a b c
 2a  2b  c
Dari persamaan ini diperoleh  1 sehingga
c
 2a  2b  c  c  a  b
Jadi garis tetapnya berbentuk g : ax  ay  c  0
2. Apakah Transformasi T(x,y) = (x+y,2x-y) memiliki titik tetap
Misalkan titik tetapnya P(x,y) maka T(P) = P
T P   T x, y   x  y,2 x  y   P  x, y  , diperoleh
x  y,2 x  y   x, y 
x  y  x dan 2 x  y  y
x  0 dan y  0 . Jadi satu-satunya titik tetap T(x,y) = (x+y,2x-y) adalah P(0,0)
3. T x, y    y,4 x  apakah memiliki titik tetap dan garis tetap?
Misalkan g : ax  by  c  0 adalah garis tetap maka

T x, y    y,4 x   x' , y ' diperoleh y  x' dan x 


1
y'
4
Dengan demikian diperoleh bayangan g : ax  by  c  0 oleh T x, y    y,4 x 
1 
g ': a y '   b x'  c  0  g ': ay 'bx ' c  0  g ': bx ' ay ' c  0
1 1
4  4 4
 g ': 4bx'ay'4c  0
Karena g adalah garis tetap, maka T g   g , sehingga
g  g '  g : ax  by  c  0 = g ': 4bx' ay'4c , persamaan ini hanya terpenuhi jika
perbendingan berikut terpenuhi.
4b a 4c
  dengan asumsi a, b, c  0 . Dari perbandingan ini diperoleh
a b c
4b 2  a 2 ; bc  ac ; dan ac  4bc  a  2b; b  a c  0 ; dan 4b  a c  0
Untuk c  0 maka a  b dan a  4b yang hanya dipenuhi jika a  0 dan b  0 (ini suatu
hal yang tidak mungkin menjadi garis)
Untuk c  0, maka b  a; dan 4b  a, sehingga diperoleh a  2b dan a  2b
Untuk a  2b , diperoleh garis tetapnya
g : ax  by  c  0  g : 2bx  by  0  0  g : 2 x  y  0
Untuk a  2b , diperoleh garis tetapnya
g : ax  by  c  0  g : 2bx  by  0  0  g : 2 x  y  0
Jadi garis tetap T x, y    y,4 x  adalah g : 2 x  y  0 dan g : 2 x  y  0
b. Kolineasi
Kadang-kadang suatu transformasi juga mempertahankan unsur yang ditransformasikan.
Suatu transformasi T yang mentransformasi garis, maka transformasinya juga tetap garis. Ini
berarti, jika l garis maka T l  adalah tetap garis. Transformasi yang demikian disebut
kolineasi.
Contoh:
1. Apakah T x, y   x, y 3  merupakan kolineasi?
2. Apakah T x, y   x, y  1 merupakan kolineasi?
c. Identitas
Suatu trasnformasi kadang-kadang tidak mengubah yang ditransformasi.
Suatu Transformasi T disebut Transformasi Identitas jika T(P) = P untuk setiap P di V.
Transformasi Identitas dinotasikan dengan I . Dalam hal ini
I P   P P  V
d. Isometri
Suatu transformasi kadang-kadang mempertahankan jarak.
Definisi:
Misalkan U suatu transformasi dari bidang V ke dalam bidang V. Suatu Transformasi U
desebut Isometry jika dan hanya jika untuk setiap pasangan titik A dan B pada V memenuhi
AB  A' B ' dengan A'  U  A dan B'  U B 
e. Involusi
Suatu transformasi V disebut involusi jika V tidak sama dengan I dan berlaku V 2  I .
Dalam hal ini V  V 1

Contoh:

1. Misalkan T : V  V dengan x, y   2 x  1, y  3


a. Selidiki apakah T merupakan Transformasi
b. apakah T merupakan kolineasi?
c. apakah T merupakan Isometri?
d. apakah T merupakan Involusi?

Jawab

a. Untuk menunjukkan T merupakan transformasi, maka cukup ditunjukkan bahwa T


merupakan fungsi 1-1 dan pada.
 Akan ditunjukkan T fungsi 1-1. Misalkan x1 , y1  dan x 2 , y 2  sebarang titik pada R 2
dengan T x1 , y1  = T x2 , y 2  , akan ditunjukkan x1 , y1  = x 2 , y 2  .
T x1 , y1  = T x2 , y 2   2 x1  1, y1  3 = 2 x 2  1, y 2  3
 2 x1  1  2 x2  1 dan y1  3  y 2  3 (pasangan terurut)
 x1  x 2 dan y1  y 2 (penyederhanaan)

Ini berarti x1 , y1  = x 2 , y 2  . Jadi T fungsi 1-1 (Penunjukkan 1)

 Akan ditunjukkan bahwa T fungsi pada. Misalkan u, v  adalah sebarang titik di bidang
R 2 . Akan ditunjukkan terdapat titik x, y  sehingga memenuhi T ( x, y)   u, v  . Misalkan
u 1
2 x 1  u dan v  y  3 , sehingga diperoleh nilai x  dan y  v  3 . Dengan
2
 u 1   u 1 
demikian ini maka u, v   R 2 x, y    , v  3   T x, y   T   , v  3  
 2   2 
  u 1 
  2   1, v  3  3  u, v  .
  2  
Jadi T adalah suatu fungsi pada (Penunjukkan 2).
Dengan demikian maka dari penunjukkan 1 dan 2 tersebut telah terbukti bahwa T adalah
transformasi.
b. Akan ditunjukkan T merupakan kolineasi.
T x, y   2 x  1, y  3 . Misalkan T x, y   x' , y' maka x'  2 x  1 dan y '  y  3 , sehingga
x'1
diperoleh x dan y  y '3 . Ambil sembarang garis g : ax  by  c  0 . Jika
2

transformasi T dikenakan pada garis g , maka T g   g ' . Subtitusi Bentuk x 


x'1
dan
2
 x'1 
y  y '3 pada g : ax  by  c  0 , sehingga diperoleh g ': a   b y '3  c  0 . Dengan
 2 
a a 
menyederhanakan bentuk tersebut diproleh g ': x'by'  3b  c   0 . Bentuk ini
2  2 
merupakan sebuah garis. Dengan demikian maka T merupakan kolineasi.
c. Akan diperiksa apakah T x, y   2 x  1, y  3 merupakan isometri.

Misalkan A x1 , y1  dan B x 2 , y 2  maka

AB = x2  x1 2   y 2  y1 2
Dengan mencari bayangan A x1 , y1  dan B x 2 , y 2  oleh T x, y   2 x  1, y  3 diperoleh:

T  A  T ( x1 , y1 )   2( x1 )  1, y1  3  2 x1  1, y1  3  A' 2 x1  1, y1  3

T B   T ( x2 , y 2 )   2( x2 )  1, y 2  3  2 x2  1, y 2  3,  B' 2 x2  1, y 2  3

A' B'  (2 x2  1)  (2 x1  1) 2  ( y 2  3)  ( y1  3)2  2( x2  x1 ) 2   y 2  y1 2

 4x2  x1    y2  y1 
2 2

Karena AB  A' B ' , maka T bukan merupakan isometri.

d. Akan diperiksa apakah T x, y   2 x  1, y  3 merupakan involusi


Untuk itu akan diperiksa apakah T 2  I
Misalkan T x, y   x' , y' = (2 x  1, y  3) dan T x' , y '  x' ' , y' ' = (2 x'1, y '3) , maka
T 2  T  T x, y  = T x' , y' = T 2 x  1, y  3 = 22 x  1  1,  y  3  3 = 4 x  5, y  6
Karena T 2 = 2 x  3, y  6  x, y   I , maka T bukan merupakan involusi.
2. Buktikan bahwa T x, y    x, kx  y  merupakan involusi!
Bukti: T 2  T T ( x, y)   T  x, kx  y    ( x), k ( x)  (kx  y)   ( x, y)  I
Jadi T x, y    x, kx  y  adalah suatu involusi.
 x
3. Tentukan a,b agar T  x, y    ay,  merupakan involusi!
 b

Latihan

1 
1. Misalkan T : V  V dengan x, y    x  2,3 y  2  .
3 

a. Apakah T merupakan fungsi?


b. Apakah T merupakan fungsi 1-1?
c. Apakah T merupakan fungsi pada?
d. Apakah T merupakan fungsi bijektif?

2. Misalkan T : V  V dengan x, y   3x  1, y  2

a. Apakahh T merupakan fungsi?


b. Selidiki apakah T merupakan Transformasi
c. apakah T merupakan kolineasi?
d. apakah T merupakan Isometri?
e. apakah T merupakan Involusi?
Teorema: Isometri adalah kolineasi

Bukti:

Ambil sebarang titik berbeda A dan B di bidang. Misalkan A'  U  A dan B'  U B  . Melalui
A' dan B ' dapat dibentuk garis g ' = A' B' dan melalui A dan B dapat dibentuk garis g = AB .
Jika t = U g  , akan ditunjukkan bahwa g ' = t g
B

A

g'

A'

B'

Untuk itu cukup ditunjukkan bahwa g '  t dan t  g ' .


'
 Akan ditunjukkan bahwa g '  t A
'
Ambil sebarang C ' g ' sehingga  A' B' C '
B
'
C

Karena  A' B' C ' maka A' B' B' C '  A' C ' . Karena U adalah isometri maka A' B '  AB .
Disisi lain U adalah transformasi. Hal ini berarti ada C pada bidang sehingga U C   C ' . Jadi
BC  B'C ' dan AC  A'C ' . Karena A' B' B' C '  A' C ' maka AB  BC  AC . Dengan
demikian maka  ABC  .
Karena  ABC  maka C  g . Tetapi U g   t . Hal ini menunjukkan bahwa C ' t .
Jadi g '  t
Untuk  A' C ' B' dan C ' A' B' Coba sendiri sebagai tugas
 Akan ditunjukkan bahwa t  g '
Ambil D ' t . Karena t = U g  dan U adalah transformasi maka berarti ada D pada bidang
sehingga U D   D' . Karena A dan B pada garis g , maka U  A  A' dan U B   B' . Ini
berarti A' dan B'  t .
Jika  ABD  maka AB  BD  AD . Karena U isometri maka AD  A' D ' , BD  B ' D ' dan
AD  A' D ' . Jadi A' B' B' D'  A' D' . Ini berarti  A' B' D' , sehingga A' , B ' dan D ' segaris.
Karena A' , B'  g ' maka D '  g ' . Jadi t  g '
Jika  ADB  dan DAB  dapat diperoleh dengan cara yang sama. (Tunjukkan sendiri sebagai
latihan)
Teorema: Isometri mempertahankan besaran sudut
A'
C α

A α B' C'

Akan ditunjukkan bahwa isometri mempertahankan besaran sudut.

Diberikan suatu Isometri U . Misalkan A,B dan C pada bidang yang tidak segaris. Karena U
isometric maka U  A  A' , U B   B' dan U C   C ' memenuhi AB  A' B ' , BC  B'C ' ,
dan AC  A'C ' . Karena A,B dan C tidak segaris, maka dapat dibentuk segitiga, yaitu
suatu ABC . Misalkan mABC   . Akan ditunjukkan bahwa mA' B' C '   .

Misalkan garis yang melalui A dan B adalah g, garis yang melalui B dan C adalah h, dan garis
yang melalui A dan C adalah i. Karena U isometric dan isometric adalah kolineasi, maka

- U g   g ' dengan A' dan B'  g ' , tetapi C '  g ' karena ABC tidak segaris.
- U h   h' dengan B' dan C '  h ' , tetapi A'  h ' karena ABC tidak segaris.
- U i   i' dengan A' dan C '  i ' , tetapi B'  i ' karena ABC tidak segaris.

Karena itu A' dan B' dan C ' tidak segaris, sehingga dapat membentuk segitga A' B' C '

Karena AB  A' B ' , BC  B'C ' , dan AC  A'C ' dan A,B dan C membentuk ABC , maka
menurut SSS, ABC  A' B' C ' . Dengan demikian maka mABC  mA' B' C '   , demikian
juga mBCA  mB' C ' A' dan mBAC  mB' A' C '

Hal ini membuktikan bahwa isometri mempertahankan besaran sudut.

Teorema: Isometri mempertahankan kesejajaran

Bukti:

Misalkan g dan h adalah dua garis yang sejajar. Dalam hal ini berarti g  h   . Misalkan
U g   g ' dan U h   h' . Akan dibuktikan bahwa g ' // h' .

Andaikan g ' dan h ' tidak sejajar. Ini berarti g 'h'   . Misalkan g 'h'  P' . Dengan demikian
maka P' g ' dan P' h' . Karena U adalah transformasi maka ada P pada bidang sehingga
U P   P' . Karena P' g '  U g  maka harusnya P  g . Disi lain P' h'  U h  yang
menyebabkan P  h. Dengan demikian berarti g  h  P   yang kontradiksi dengan yang
diketahui bahwa g  h   . Ini berarti pengandaian salah, harusnya g ' dan h ' sejajar.

Akibat: Isometri adalah suatu kolineasi yang mempertahankan keantaraan, ruas garis,
sinar garis, sudut, besar sudut, ketegaklurusan dan kesejajaran.

Hasil Kali (Komposisi) Dua Transformasi

Apabila T1 dan T2 adalah dua transformasi sebarang, maka dapat dibentuk komposisi dari T1 dan
T2 . Komposisi dari T1 dan T2 ditulis T1  T2 . Untuk penyingkat, sering kali ditulis T1T2 .
Penyelesaian komposisi dua transformasi T1  T2 dimulai dari T2 kemudian dilanjutkan dengan T1
misalnya T1  T2  A = T1 T  A T1  A' dengan A' T2  A .

A( x, y ) A' ( x' , y ' ) A' ' ( x' ' , y ' ' )


T2 T1
T1T2

Apabila T1  T2 maka T1  T2 = T2
2

Apakah T1  T2 adalah transformasi?

Teorema:

Hasil kali dua transformasi adalah transformasi.

Bukti:

 Ambil sebarang transformasi T1 dan T2. Akan ditunjukkan bahwa T1  T2 adalah


transformasi. Untuk itu cukup ditunjukkan bahwa T1  T2 suatu korespondensi satu-satu.
Ini berarti harus ditunjukkan bahwa T1  T2 injektif dan surjektif.
 Akan ditunjukkan bahwa T1  T2 injektif
x1 , x2 V , dengan x1  x2  T1  T2 x1   T1  T2 x2  atau
Jika T1  T2  y1  = T1  T2  y2   y1  y2
Ambil sebarang y1 , y2  V dengan T1  T2  y1  = T1  T2  y2   T1  T2  y1  = T1  T2  y2 
Karena T1 transformasi, maka T1 injektif. Jadi T2  y1  = T2  y2 
Karena T2 transformasi, maka T2 injektif. Sehingga y1  y2
Ini berarti T1  T2 injektif.
 Akan dibuktikan f fungsi pada/surjektif.
Suatu fungsi f pada memenuhi:
y V , x V  f x   y
Ambil sebarang z dalam V. Karena T1 transformasi maka T1 surjektif. Dengan demikian
maka x V  T1 x   z . Karena T2 transformasi maka T2 surjektif. Dengan demikian maka
y V  T2  y   x . Oleh karena itu maka diperoleh T1 T2  y   z  T1  T2  y   z
Ini menunjukkan bahwa T1  T2 surjektif. (terbukti)

T1  T2 1 adalah transformasi


Bukti:

I  P   P P  V

T1  T2  T1  T2 1  I


 T1  T2 T1  T2  1
 I
 T1  T1  T2 T1  T2 
1
 T  I  1
1
1

 T  T  T T  T    T
1 1 1
1 1 2 1 2 1

 I  T T  T    T
1 1
2 1 2 1

 T  T  T    T
1 1
2 1 2 1

 T  T  T  T    T  T
1 1 1 1
2 2 1 2 2 1

 T  T  T  T    T  T
1 1 1 1
2 2 1 2 2 1

 I  T  T    T  T
1 1 1
1 2 2 1

 T1  T2   T2  T1
1 1 1

Teorema:

Hasil kali dua isometri adalah isometri dan hasil kali dua kolineasi adalah kilineasi
(Buktikan sendiri)

Contoh:

Diketahui T1 x, y   x  2, y  dan T2 x, y   x,2 y 

Tuliskan T1  T2 kemudian kenakan pada x 2  y 2  1


Jika T1  T2 x, y   x' ' , y' ' maka T1  T2 x, y   x' ' , y ' '

 T1 x' , y'  x' ' , y' '

 T1 x,2 y   x' ' , y' '

 x  2,2 y   x' ' , y ' '

 x  2  x' ' dan  2 y  y ' '

1
 x  x' '2 dan y   y ' ' . Jika x dan y disubtitusikan pada x 2  y 2  1 , maka
2
2

x' '2    1 y' '   1


2

 2 

1 2
 x' '2 4 x' '4  y' '  1
4

1 2
 x ' '2  y ' ' 4 x' '4  1
4

y ' ' 4 x' '3  0 dengan menjalankan titik x' ' , y ' ' diperoleh x 2  y 2  4 x  3  0
1 2 1
 x ' '2 
4 4
(suatu elips)

Apakah T1  T2 isometric?
Grup Transformasi

Definisi:

Suatu grup adalah adalah suatu himpunan G yang tidak kosong dengan operasi "" memenuhi:

1. G tertutup terhadap operasi ""


2. Untuk setiap a, b, c  G memenuhi a  b  c   a  b   c (memenuhi sifat asosiatif)
3. Terdapat e G  e  a  a  e  ea  G . e disebut elemen netral.
4. a  G , a 1  G  a  a 1  a 1  a  e . a 1 disebut inver dari a
Jika selain syarat 1-4 masih dipenuhi a  b  b  aa, b  G , maka G disbut grup abelian
(komutatif) terhadap operasi ""

Teorema:

Himpunan transformasi dengan komposisi fungsi membentuk grup.

Bukti:

i. Menurut teorema diatas, himpunan transformasi tertutup terhadap operasi fungsi.


ii. Ambil sebarang transformaasi T1, T2 dan T3. Maka untuk setiap x  V dipenuhi
T1  T2   T3 x   T1  T2 T3 x 
 T1  T2 T3 x  (sifat asosiatif pada komposisi fungsi)
 T1  T2 T3 x 
 T1  T2  T3 x  (memenuhi sifat asosiatif)
iii. Terdapat transformasi identitas I
iv. Untuk transformasi T selalu ada T 1 (Karena T suatu korenspendensi satu-satu)

Teorema:

Himpunan kolineasi membentuk grup

Bukti:

Untuk membuktikan Himpunan kolineasi membentuk grup, cukup ditunjukkan memenuhi sifat 1
dan 4
Geseran (Translasi)

Definisi:

Suatu pemetaan S merupakan geseran apabila terdapat ruas garis berarah (vektor) ( AB )
sehingga untuk setiap C  V memenuhi AB = CC ' dengan S C   C ' . Selanjutnya geseran ini
dinotasikan dengan S AB

Teorema:

Dua geseran S AB dan SCD sama jika dan hanya jika AB = CD

Bukti

 Ambil sebarang titik P  V . Misalkan S AB P   P' . Ini berarti AB = PP ' . Karena

S AB  S CD maka berarti S CD P   P' . Dengan demikian maka CD  PP' . Akibatnya AB =

PP'  CD. Dengan demikian maka AB = CD

 Ambil sebarang titik Q  V . Untuk sebarang titik Q pada V, dapat ditemukan


Q' V sehingga memenuhi AB  QQ' . Menurut definisi geseran, ini berarti S Q   Q' .
AB

Karena AB = CD maka CD  QQ' . Menurut definisi geseran, S CD Q   Q' . Jadi


S AB Q   S CD Q  . Jadi S AB = S CD

Teorema:

Jika A,B dan C tiga titik tidak segaris, maka S AB = SCD jika dan hanya jika ACDB adalah suatu
jajar genjang.

Bukti:

 Akan dibuktikan bahwa jika S AB = SCD maka ACDB adalah suatu jajar genjang.

Dari teorema sebelumnya diperoleh jika S AB = SCD maka AB = CD


Karena A, B, C tidak segaris maka A,B,C dapat membentuk segitiga. Karena AB = CD maka
AB // CD dan AB = CD. Akibatnya AC // BD dan AC=BD. Dengan demikian maka ACDB
suatu jajar genjang.

 Akan dibuktikan bahwa jika ACDB suatu jajar genjang maka S AB = SCD . Karena ACDB
suatu jajar genjang, maka menurut sifat jajar genjang, terdapat dua pasang sisi sejajar dan sama
panjang, yaitu AB dan CD dan AC dan BD . Oleh karena itu AB = CD . Menurut teorema
sebelumnya, jika AB = CD maka S AB = SCD .

Suatu geseran S AB merupakan suatu transformasi. (Buktikan!)

1
Invers dari suatu geseran S AB adalah geseran lagi, yaitu S AB  S BA .

Bukti:

Misalkan diberikan suatu geseran S AB dan suatu titik P sebarang pada bidang, maka S AB P   P' .

Kebalikan atau invers dari S AB P  dinyatakan sebagai S AB P'  P . Menurut definisi geseran,
1

S AB P   P' berarti AB  PP' dan

 P '  P
1 1
S AB berarti AB  P' P .

1
Dengan demikian maka AB  P' P   PP'   AB  BA
1
Jadi S AB  S BA .

Teorema: Geseran adalah suatu isometri


Bukti:

Kasus 1 Kasus 2

Misalkan P dan Q adalah sebarang titik pada bidang V dan S AB dalah sebarang geseran.
Misalkan pula S AB memetakan P ke P' dan Q ke Q' . Menurut definisi geseran, PP'  AB dan
QQ'  AB . Ini berarti PP'  QQ'  AB .

Kasus 1:

Apabila P, P' dan Q tidak segaris, maka menurut teorema sebelumnya, PP' Q'Q merupakan suatu
jajar genjang. Oleh karena itu PQ // P' Q' dan PQ  P' Q' . Jadi PQ  P' Q' .

Kasus 2:

Apabila P, P' dan Q segaris, maka Q' akan terletak pada garis yang memuat ketiga garis
tersebut. Dengan demikian maka diperoleh:

P' Q'  PQ'PP'

= PQ  QQ' - PP' karena QQ' PP' , maka :

= PQ  PP' - PP'

= PQ

Jadi diperoleh PQ = P' Q' .

Dari kedua kasus tersebut terbukti bahwa S AB merupakan isometri.

Karena setiap isometri adalah kolineasi, maka dengan bukti diatas mengakibatkan geseran juga
merupakan kolineasi.

Dari kasus pertama juga terbukti bahwa PQ // P' Q' , sehingga PQ // P' Q' , sehingga dapat
disimpulkan pada teorema berikut:

Teorema: Geseran mempertahankan arah garis.


Rumus Geseran (Cara Analitik)

Pada bidang kartesius di atas, OA  a  0, b  0  a, b  .

Jika Px, y  adalah sebarang titik pada bidang R2 dan OA  a, b  , maka menurut definisi
geseran, SOA P   P' dengan OA  PP' .

Jika P' x' , y' , maka

OA  PP'  x' x, y ' y  = a, b 

  x ' , y ' =  x  a, y  b 
Jadi x'  x  a dan

y'  y  b

Penulisan x' , y ' = x  a, y  b  dalam bentuk vektor dapat dinyatakan

 x'   x  a 
     atau
 y'   y  b 

 x'   x   a  a
        , dengan vektor   disebut vektor geser.
 y'   y   b  b

Rumus geseran tersebut jika dinyatakan dalam bentuk matriks koefisien, diperoleh:

 x'   1 0  x   a 
        
 y '   0 1  y   b 
Contoh: Tentukan bayangan g : px  qy  r  0 oleh geseran S AB dengan vektor geser (a,b)!

 x'   x  a 
Berdasarkan rumus geseran      maka berarti
 y'   y  b 

 x   x'a 
    
 y   y 'b 

Jika S AB g   g ' , maka g ': px'a   q y 'b   r  0

g ': px' qy' ap  bq  r   0 adalah merupakan garis.

Dengan cara analitik, tunjukkan bahwa geseran merupakan koloneasi, isometri.

Teorema: Hasil kali dua geseran S AB dan SCD adalah suatu geseran lagi, yaitu S PQ , dengan

PQ  AB  CD

Bukti:

Ambil sebarang titik X dalam bidang V. Akan dibuktikan bahwa SCD  S AB  X   S PQ  X  , dengan

PQ  AB  CD

Misalkan S AB  X   X ' . Ini berarti AB  XX ' .

   
Oleh karena itu SCD  S AB  X   SCD S AB  X  = SCD  X '

Misalkan pula SCD  X '  X ' ' .

Ini berarti bahwa CD  X ' X ' ' .

Dengan demikian maka ada suatu PQ  XX ' ' .

Menurut definisi

Geseran, S PQ  X   X ' '

= SCD  X '


= SCD S AB  X  
= SCD  S AB  X 
Jadi S PQ  SCD  S AB , dengan PQ  XX ' '

= XX '  X ' X ' '

= AB  CD

Jadi SCD  S AB adalah suatu geseran lagi, dengan vektor geser PQ  AB  CD .

Dari hasil komposisi dua geseran diatas menunjukkan bahwa hasil komposisi dua geseran
merupakan geseran dengan vektor geser sebagai hasil penjumlahan dua vektor geser yang
dikomposisikan. Karena penjumlahan dua vektor bersifat komutatif maka AB  CD = CD  AB .
Dengan demikian maka SCD  S AB = S AB  SCD .

Ini berarti hasil kali dua geseran bersifat komutaif.

Teorema:

Himpunan geseran menyusun suatu grup abelian terhadap operasi komposisi fungsi.

Buktikan sendiri!

Suatu geseran S AB akan menjadi identitas yaitu S AB  I jika untuk setiap titik P  V memenuhi

S AB P   P . Menurut definisi geseran, berarti AB  PP  0 . Ini berarti A = B.

Suatu geseran S AB  I , maka setiap titik pada bidang akan dipindahkan, sehingga S AB  I tidak
mempunyai titik tetap.

S AB  I mempunyai garis tetap. Garis tetap S AB  I adalah semua garis yang sejajar AB .

Teorema:

Terhadap S AB  I tidak memiliki titik tetap. Semua garis yang sejajar AB akan menjadi
garis tetap.

Bukti secara geometri murni dapat dibuktikan sendiri sebagai latihan.

Bukti analitis.

Bukti tidak ada titik tetap.


 p   0
Karena S AB  I maka A  B . Oleh karena itu AB       . Dengan demikian maka rumus
 q   0
 x'   x   a 
S AB dapat dinyatakan         .
 y'   y   b 

Misalkan titik Qx, y  adalah titik tetap, maka S AB Q   Q'

 x  p  x 
S AB x, y          
 y  q   y

 x  p  x dan  y  q  y

Diperoleh p = 0 dan q = 0. Hal ini bertentangan dengan yang diketahui bahwa p ≠ 0 dan q ≠ 0.
Jadi S AB tidak memeiliki titik tetap.

Bukti semua garis yang sejajar AB adalah garis tetap dari S AB :

Ambil sebarang garis g : ax  by  c  0 . Misalkan S AB g   g ' , maka :

g ': ax' p   b y 'q   c  0

g ': ax'by'(ap  bq  c)  0 .

Karena g adalah garis tetap maka S AB g   g ' dan g  g ' . Ini berarti g dan g ' identik, yaitu

a b  ap  bq  c
 
a b c

  ap  bq  c  c

 ap  bq  0

 ap  bq

q a
  .
p b

q a q
Dari hasil tersebut diperoleh arah vektor geser   , dimana adalah kemiringan vektor
p b p
a
AB dan  adalah gradien garis g dan g ' . Jadi semua garis yang sejajar AB adalah garis
b
tetap.
Contoh:

1. Diketahui segitiga ABC dan titik P,Q. Lukis S PQ ABC   A' B ' C ' .

Jawab:

Lukis PQ . Melalui A, B dan C lukis garis sejajar PQ . Tentukan titik C’ pada garis melalui
C sehingga CPQC’ membentuk jajar genjang. Selanjutnya titik A’ dan B’ dapat dilakukan
dengan cara yang sama. Setelah ketiga titik A’, B’ dan C’ diperoleh maka dengan
menghubungkan ketiga titk tersebut diperoleh A' B' C ' .

2. Jika A2,2 dan B3,4 adalah dua titik pada R2 dan g : 2 x  y  4  0 adalah garis,
tentukan

a. Tentukan S AB P  jika Px, y 

b. Tentukan D jika S AB D  = B1,3

c. Carilah persamaan g '  S AB g 

Jawab:

a. Vektor AB  3  2,4   2  1,6

S AB P   S AB x, y   x  1, y  6

Jadi jika S AB P   S AB x, y   x' , y' maka x' , y '  x  1, y  6

b. Misalkan Dx, y  .

Dengan demikian maka S AB D   S AB x, y   1,3


 x  1, y  6  1,3

 x  1  1 dan y  6  3

 x  0 dan y  3

Jadi D0,3

c. Misalkan S AB x, y   x' , y' maka

x' , y'  x  1, y  6
 x'  x  1 dan y '  y  6

 x  x'1 dan y  y '6

Misalkan pula S AB g   g ' , maka g ' diperoleh dengan melakukan subtitusi x dan
y pada

g : 2 x  y  4  0 , dengan x  x'1 dan y  y '6 , diperoleh:

g ': 2x'1   y'6  4  0

g ': 2 x' y'2  6  4  0

g ': 2 x' y '4  0 . Dengan menjalankan x' , y ' diperoleh g ': 2 x  y  4  0

3. Misalkan S AB x, y    3  x, y  6 dan misalkan pula g adalah garis. Tentukan g jika


S AB g   g ' , dengan g ': 3x  2 y  4  0 ,

Jawab:

4. Tentukan AB jika S AB g   g ' dan S AB h  h' dengan

g : 3x  y  4  0 h : 2x  3 y  1  0

g ': 3 x  y  7  0 h': 2 x  3 y  3  0

Jawab:
SETENGAH PUTARAN

Setengah putaran (half turns) merupakan kejadian khusus dari putaran (rotasi) dengan sudut
putar 180o. Namun karena ada beberapa keistimewaan dari setengah putaran, sehingga perlu
pembahasan tersendiri.

Definisi:

Setengah putaran dengan pusat P dinotasikan dengan HP adalah pemetaan yang memenuhi:

1. HP(P) = P

2. HP(A) = A’, dengan P titik tengah AA ' , A  P, A, P  V .

Dari definisi terlihat bahwa pemetaan H ini dapat dilepaskan dari pengertian putaran. Dari
definis tersebut, pusat P merupakan titik tengah atau titik simetri dari AA ' . Oleh karena itu HP
sering kali disebut simetri titik dengan pusat P.

Setengah putaran merupakan transformasi. (buktikan)

Teorema:

Setengah putaran merupakan suatu involusi. Ini berarti HP2 = I, menyebabkan HP-1 = HP.

Bukti:

Ambil sebarang titik A pada bidang.

Kasus I, jika A = P, diperoleh:

HP2(A) = HP(HP(A))

= HP(HP(P))

= HP(P)

=P

=A
Kasus II, jika A ≠ P, maka

HP(A) = A’ , dimana P titik tengah AA ' . Dengan demikian maka

HP2(A) = HP(HP(A))

= HP(A’)

= A (Karena A dan A’, titik tengahnya P

Dari kedua kasus tersebut terbukti bahwa untuk sebarang titik A pada bidang, HP2(A) = A.
Dalam hal ini berarti HP2 = I.

Jadi HP2 = I. Dengan menyelesaikan persamaan ini diperoleh

HPHP = I

 HP-1(HPHP) = Hp-1 I

 (HP-1HP)HP = Hp-1 (sifat asosiatif pada operasi komposisi fungsi)

 I HP = Hp-1

 HP = Hp-1

Jadi HP = Hp-1.

Rumus Setengah Putaran

Misalkan P(a,b) adalah pusat setengah putaran HP. Misalkan pula HP memetakan Ax, y  ke
A' x' , y ' . Berdasarkan definisi setengah putaran, maka P adalah titik tengah AA ' . Oleh karena
itu maka :

x  x' y  y'
a dan b  .
2 2

Dengan demikian diperoleh

x'  2a  x dan y '  2b  y . Jika dinyatakan dalam bentuk vektor, maka


bayangan Ax, y  oleh transformasi stengah putaran H dengan pusat P(a,b)
diperoleh:

 x '   2a  x 
     atau
 y '   2b  y 

 x'  a  x
   2    
 y'  b  y
Rumus setengah putaran tersebut jika dinyatakan dalam matriks koefisien,
diperoleh:

 x'    1 0  x   2a 
        
 y '   0  1 y   2b 

Teorema: Setengah putaran adalah suatu isometri.

Bukti:

Misalkan pusat setengah putaran adalah P. Ambil sebarang titik A dan B pada bidang.

Kasus I: Jika A, B, P tidak segaris maka ABP dapat membentuk segitiga.

Misalkan H P  A  A dan H P B   B' maka A' B' P merupakan segitiga.

Karena AP  A' P dan BP  B' P dan mAPB  mA' PB ' maka menurut sifat sudut-
sisi-sudut, APC  A' PB ' . Akibatnya A' B'  AB .

Kasus II: Jika A, B, P segaris .

Misalkan A'  H P  A dan B'  H P B  .

Menurut definisi, AP  A' P (karena P titik tengah AA ' )

BP  B ' P (karena P titik tengah BB ' )

Karena BAP  maka BA  AP  BP


Karena PA' B' maka PA' A' B '  PB ' . Disisi lain

BP  B ' P  PB '

 BA  AP  PA' A' B ' . Karena AP  A' P maka AP  PA '

 BA  AP  AP  A' B '

 BA  A' B'

 AB  A' B '

Dari kedua kasus tersebut, terbukti bahwa setengah putaran adalah isometri.

Bukti Analitik:

Misalkan Pa, b  adalah pusat setengah putaran H P . Misalkan pula Ax1 , y1  dan Bx2 , y2 
adalah dua titik sebarang pada bidang, maka:

A'  H P  A

 H P x1 , y1 

 2a  x1 ,2b  y1 

B '  H P B 

 H P x2 , y2 

 2a  x2 ,2b  y2 

AB  x2  x1 2   y2  y1 2 dan

A' B'  2a  x2   2a  x1 2  2a  y2   2a  y1 2

  x2  x1 2   y2  y1 2

 x1  x2 2   y1  y2 2

  x2  x1 2    y2  y1 2

 x2  x1 2   y2  y1 2
AB
Jadi A' B'  AB . Dengan demikian terbukti bahwa setengah putaran adalah isometri.

Karena isometri adalah kolineasi, maka setengah putaran adalah kolineasi. (buktikan!)

Teorema: Untuk sebarang garis g dan setengah putaran H P maka H P g  // g .

Bukti:

Dari teorema sebelumnya telah dibuktikan bahwa setengah putaran adalah isometri. Dari
pembuktian tersebut menunjukkan bahwa APB  A' PB ' . Akibatnya mBAP  mB' A' P .
Ini berarti BAP dan B ' A' P serta ABP dan A' B ' P berseberangan dalam. Hal ini
terjadi apabila AB // A' B' . Misalkan AB  g dan A' B '  g '  H P ( g ) maka berarti
H P ( g ) // g .

Bukti Analitik

Misalkan Pa, b  adalah pusat dari setengah putaran H P . Misalkan pula g adalah sebarang
garis pada bidang, dengan g : px  qy  r  0 . Misalkan A x, y  adalah sebarang titik pada
bidang maka bayangan A x, y  oleh H P dinyatakan dengan A'  x' , y ' , dimana
x' , y'  2a  x,2 y  b . Dengan demikian diperoleh x  2a  x' dan y  2b  y ' . Oleh
karena itu bayangan g oleh H P dapat diperoleh dengan mengganti nilai x dan y pada g
diperoleh:

g ': p2a  x'  q2b  y '  r  0

 g ':  px 'qy '2 p  2q  r  0

 g ': px' qy '2 p  2q  r  0 .


dengan melihat perbandingan koefisien kedua garis tersebut diperoleh

p q r
  maka dapat disimpulkan bahwa g dan g ' sejajar.
p q  2 p  2q  r

Teorema: Satu-satunya titik tetap dalam HP adalah titik P sendiri, sedangkan garis-garis
tetapnya adalah semua garis yang melalui P.

Bukti:

Misalkan Pa, b  adalah titik pusat setengah putaran H P . Dari definisi setengah putaran jelas
bahwa H P P   P . ini berarti P sebagai titik pusat setengah putaran merupakan titik tetap dari
HP .

selanjutnya akan diselidiki kriteria dari garis tetap setengah putaran.

Misalkan g adalah garis melalui P dan A x, y  adalah sebarang titik pada g dengan
Ax, y   Pa, b  . Dengan demikian maka H P  A  A' akan segaris dengan A dan P karena P
titik tengah AA ' . ini berlaku untuk setiap titik pada g . Dengan demikian maka H P  g   g .
Jadi garis tetap pada setengah putaran H P adalah adalah semua garis yang memalui titik pusat
setengah putaran.

Teorema: Hasil kali dua buah setengah putaran adalah suatu geseran. Jika B adalah titik
tengah AC maka H B H A  S AC  H C H B .

Bukti:

Misalkan P, A, B tidak segaris.

Jika H A Q   Q' dan H B Q'  Q' ' maka H B H A Q   Q' ' .


Berdasarkan definisi setengah putaran H A Q   Q' , maka A titik tengah QQ' . Ini berarti
AQ  AQ ' . Demikian juga dari definisi H B Q'  Q' ' , maka B titik tengah Q'Q' ' . Ini berarti
BQ'  BQ' ' . Oleh karena itu AQ ' B ~ QQ ' Q" . Karena A titk tengah QQ' dan B titik
tengah Q'Q'' maka ruas garis tengah sejajar QQ'' pada QQ 'Q' ' . Jadi ada suatu vector
AC  QQ ' '  2 AB . Dengan demikian maka menurut definisi geseran, S AC Q   Q"

Oleh karena itu, H B H A Q   Q"  S AC Q  , dengan AC  2 AB .

Untuk kasus Q, A dan B segaris, dapat diilustrasikan berikut:

H A Q   Q' dan H B Q'  Q' ' . Dengan demikian maka

H B H A Q   H B H A Q   H B Q'  Q"

Disisi lain QQ"  QQ 'Q' Q"

 QA  AQ '  Q' B  BQ"

 QA   AQ 'Q' B   BQ"

 AQ ' AQ 'Q' B   Q' B (Karena QA  AQ ' dan BQ" Q' B

 2 AQ '2Q' B

 2 AQ 'Q' B 

 2 AB

Jadi ada AC  2 AB sedemikian sehingga QQ ' '  AC  2 AB . Menurut definisi S AC Q   Q" .

Dengan demikian H B H A Q   Q"  S AC Q  , dengan AC  2 AB .

Dengan penjabaran diatas, jelas bahwa suatu geseran selalu dapat dianggap sebagai hasil kali
dua setengah putaran, yaitu

S AC  H C H B dengan AC  2BC . Dengan demikian diperoleh H B H A  S AC  H C H B , dengan


AC  2 AB  2BC
Teorema: Untuk A, B, C tiga titik yang tidak segaris maka H C H B H A  H D dengan AD  BC

Bukti:

Ambil sebarang titik A, B dan C pada bidang dengan A, B, C tidak segaris. Tentu terdapat titik D
pada bidang sehingga AD  BC . Untuk sebarang P pada bidang dengan setengah putaran H,
maka H B ( P)  P' dan H c ( P' )  P" . ini berarti H c H B ( P)  P" .

Disisi lain, H A ( P)  P'" dan H D ( P'")  P""

Menurut teorema sebelumnya,

H C H B P   S BE P   P" , dengan BE  2 BC dan

H D H A P   S AF P   P"" , dengan AF  2 AD .

karena AD  BC maka AF  BE . Dengan demikian maka

S AF P   S BE P  . Oleh karena itu maka

H C H B P   H D H A P  .

 H C H B  H D H A dengan mengalikan H A pada kedua ruas diperoleh

 H C H B H A  H D H A H A

 H C H B H A   H D H A H A 

 H C H B H A   H D I

 H C H B H A  H D , dengan AD  BC
Akibatnya:

S BE H A  H D , dengan BE  2 AD dan

H C H B  H D H A , kedua ruas dikali H D dari sebelah kiri

H D HC H B  H D H D H A

 H D HC H B  H A

 H D S BE  H A , BE  2 AD .

Jadi Hasil kali geseran dan setengah putaran adalah setengah putaran.

Teorema: Untuk sebarang tiga titik A, B dan C berlaku H C H B H A  H A H B H C

Bukti:

Ada D pada bidang sehingga berlaku H C H B H A  H D (teorema sebelumnya)

H C H B H A  H D  (Setengah putaran adalah involusi)


1

H C H B H A  H C H B H A 
1

1 1 1
HC H B H A  H A H B HC

HC H B H A  H AH B HC

Contoh:

1. Buktikan bahwa satu-satunya titik tetap dalam H P adalah titik P sendiri dan garis tetap pada
H P adalah semua garis yang melalui P dengan cara analitik.

2. Diketahui A2,3, B3,4, K 4,4 . Tentukan H B H A K  dan H A H B K  .

Tuliskan pula rumus perkalian H B H A , jika A p,q  dan Br , s  !

3. Diketahui koordinat titik P3,5 dan koordinat titik A1,6 . Tentukan koordinat titik
A'  H P  A dan g '  H P g  , dengan g : 2 x  y  0

4. Buktikan bahwa setengah putaran adalah suatu transformasi!


PENCERMINAN (REFLEKSI/SIMETRI GARIS)

Definisi:

Penerminan terhadap garis s dinotasikan dengan M s adalah suatu pemetaan yang memenuhi:

1. M s  A  A , jika A  s

2. M s B   B' , jika B  s sedemikian sehingga s adalah sumbu BB ' . Sumbu BB ' adalah
garis yang melalui titik tengah BB ' dan tegak lurus pada BB ' .

Berdasarkan definisi tersebut, s disebut sebagai sumbu pencerminan. Dari definisi tersebut pula
dapat dibuktikan bahwa setiap titik Q pada bidang V akan terdapat titik P yang tunggal
sedemikian sehingga M s P   Q . dengan demikian dapat dengan mudah dibuktikan bahwa
M s adalah suatu transformasi.

Teorema: Pencerminan adalah suatu isometri

Bukti:

Berdasarkan ilustrasi berikut:

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6

Misalkan M s  A  A' dan M s B   B'

1. Jika A dan B pada s maka menurut definisi, A'  M s  A  A dan B'  M s B   B , sehingga

A' B '  AB

2. Jika A dan B  s dan AB // s maka A B B' A' adalah suatu persegi panjang, sehingga
A' B '  AB .

3. Jika AB tegak lurus s . untuk A  s dan B  s maka dari definisi pencerminan, s sumbu
BB ' dan A  A' adalah titik tengah dari BB ' , sehingga A' B '  AB

Untuk A, B  s maka menurut definisi, s sumbu AA ' dan s juga merupakan sumbu BB ' .
Misalkan AB  s  C maka BAC  . ini berarti BA  AC  BC . Disisi lain, B' A' C  ,
yang berarti B ' A' A' C  B' C . Karena C  s dan s sumbu BB ' maka berarti

BC  B ' C

 BA  AC  B ' A' A' C ( AC  A' C karena C titik tengah AA ' )

 BA  B' A'

 A' B '  AB

4. Pada gambar 4, misalkan BB'  s  C maka dengan ketentuan sisi-sudut-sisi,


ABC  A' B ' C ' . oleh karena itu A' B '  AB

5. Pada gambar 5, misalkan AA'  s  C dan BB'  s  D maka menurut ketentuan pada 4 di
atas, AD  A' D , akibatnya mADC  mA' DC . Oleh kerena itu
mADB  90  mADC  90  mA' DC  mA' DB ' . Dengan demikian, menurut
ketentuan sisi-sudut-sisi, ADB  A' DB ' . Akibatnya A' B '  AB .

6. Pada gambar 6 A dan B di luar S dengan A dan B berlainan sisi dari s.

AB  s  C maka AC  A' C ……… (1) dan

BC  B ' C ……… (2)

Jika persamaan (1) dan (2) dijumlahkan, diperoleh

AC  A' C
BC  B' C

AC  BC  A' C  B' C
 AC  CB  A' C  CB '

 A' B '  AB

Dari bukti 1 sampai 6 menunjukkan bahwa semua kemungkinan dari pencerminan


terbukti bahwa pencerminan adalah isometri.

Karena pencerminan adalah isometri dan isometri adalah kolineasi maka secara transitif,
pencerminan adalah kolineasi.

Teorema:

Pencerminan adalah suatu involusi.

(Butikan sendiri sebagai latihan)

Jadi jika M s adalah pencerminan dengan sumbu garis s, maka berlaku M s M s  M s  I atau
2

1
Ms  Ms .

Teorema:

Titik tetap dari pencerminan M s adalah semua titik pada s sedangkan garis tetap dari
pencerminan M s adalah garis s dan semua garis yang tegak lurus s.

Bukti:

Untuk bukti titik tetap dapat diturunkan dari definisi yaitu M s  A  A untuk semua titik A pada
s. Akibatnya garis s menjadi garis tetap.

Untuk membuktikan garis tetap, dapat dilakukan dua bagian, yaitu:


1. Garis s merupakan garis tetap karena dari definisi jelas bahwa M s  A  A untuk setiap
titik pada s. Ini sama artinya bahwa M s s   s .

2. Misalkan g sebarang garis dengan g tidak sama dengan s dan g merupakan garis tetap. Ambil
sebarang titik P pada g diluar s, maka P'  M s P  pada g karena g garis tetap. Ini berarti
PP '  g . Karena s merupakan sumbu PP ' maka PP '  g tegak lurus terhadap s. Jadi
terbukti bahwa titik tetap dari pencerminan M s adalah semua titik pada s, sedangkan garis
tetap dari M s adalah garis s dan semua garis yang tegak lurus s.

Hasil kali dua pencerminan

Terdapat hasil yang khusus jika dilakukan dua kali pencerminan terhadap dua garis s dan t dalam
kondisi s // t dan s  t . Berikut akan dibahas beberapa teorema yang berkaitan dengan hal
tersebut.

Teorema: Jika s tegak lurus t dan s  t  P , maka M t M s  H P .

Bukti:

Misalkan A adalah sebarang titik pada bidang. Misalkan pula M s  A  A' dan M t  A'  A" .

Dengan demikian diperoleh M t M s  A  M t  A'  A" .

Karena P  s maka M s P   P . Karena pencerminan adalah isometri maka PA  PA' .


Demikian juga karena P  t maka M t P   P . Oleh karenaa itu PA'  PA" . Dengan demikian

maka PA  PA'  PA" . Jadi PA  PA" . Misalkan AA'  s  Q dan A' A"  t  R maka
APQ  A' PQ dan A' RP  A" RP (sifat sisi-sisi-sisi). Akibatnya mAPQ  mA' PQ
dan mA' PR  mA" PR . Tetapi karena mA' PQ  mA' PR  90o maka
mAPQ  mA' PQ  mA' PR  mA" PR  2mA' PQ  2mA' PR

mAPA"  2mA' PQ  mA' PR 

mAPA" 290 o 

mAPA" 180 o

Ini berarti APA" segaris. Karena PA  PA" dan APA" segaris maka P adalah titik tengah AA" .
Menurut definisi setengah putaran, A"  H P  A .
Jadi terbukti bahwa M t M s  H P dengan P  s  t dan s  t .

Teorema: Jika s dan t saling sejajar maka M t M s  S AB . dengan AB sama dengan dua kali

jarak s dan t dan AB  s .

Bukti:

Misalkan s dan t adalah dua garis saling sejajar. Misalkan h adalah garis sebarang yang tegak
lurus terhadap s dan t. Misalkan pula s  h  C dan t  h  D . Dengan demikian maka untuk
sebarang titik P pada bidang diperoleh

M s P   P' dan M t P'  P" .

Jika M h P'  Po maka berdasarkan teorema sebelumnya

M h M s P   Po  H C P  dan
M t M h Po   P"  H D Po  . dengan demikian maka

P"  H D Po   H D H C P   H D H C P 

 H D M h M s P 

 M t M h M h M s P 

 M t M h M h M s P 

 M t IM s P 

 M t M s P 

Jadi M t M s  H D H C . Menurut teorema sebelumnya, H D H C  S AB , dengan AB  2CD

dengan demikian maka

M t M s  H D H C  S AB , AB  2CD . CD tidak lain adalah jarak garis s dan t. (terbukti)

Teorema: Suatu geseran S AB selalu dapat dianggap sebagai hasil kali dua pencerminan
1
M s dan M t dengan s // t dan s  AB , sedangkan jarak s dan t adalah AB
2
Bukti:
Misalkan A dan B adalah sebarang titik pada bidang. Dari titik A dan B diperoleh vektor AB
dan misalkan S AB adalah sebarang geseran dengan vektor AB . jika s adalah sebarang garis
1
sedemikian sehingga s  AB dan t sebarang garis dengan t // s dan jarak s dan t adalah AB .
2
Dengan menggunakan teorema sebelumnya, dapat ditunjukkan bahwa M t M s  S AB .

Rumus Pencerminan

Pencerminan adalah suatu transformasi yang berkaitan dengan simetri terhadap garis. karena
persamaan garis dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk, maka rumus pencerminan dapat
ditemukan berdasarkan persamaan garis yang menjadi cerminnya.

1. Rumus pencerminan terhadap garis dengan permsamaan s : ax  by  c  0


Jika P adalah sebarang titik pada bidang dan P berada di luas s dengan P x, y  maka
M s P   P' dengan P'  x' , y ', memenuhi s sumbu PP ' dan s  PP ' . Karena s  PP '
maka hasil kali kedua gradient garis s dan PP ' = -1. Misalkan gradient PP ' adalah m, maka
 a b y ' y
m    1  m  . Disisi lain, gradient PP'  . Dengan demikian diperoleh
 b a x' x

y ' y b
  ay 'ay  bx 'bx
x' x a

 bx'ay '  bx  ay …………………. (1)

Karena s sumbu PP ' maka berarti bahwa titik tengah PP ' terletak pada s. Karena titik
 x' x y ' y   x' x y ' y 
tengah PP ' adalah  ,  , maka  ,   s . sehingga dengan
 2 2   2 2 
mensubtitusi titik ini pada s diperoleh

 x' x   y ' y 
s : a   b c 0
 2   2 

 s : ax' ax  by 'by  2c  0

 s : ax'by '  ax  by  2c ………………… (2)

dari eliminasi pada persamaan (1) dan (2), dan dengan mengeliminasi y ' diperoleh

bx ' ay '  bx  ay b
ax 'by '   ax  by  2c  a
b 2 x' aby '  b 2 x  aby
a 2 x' aby '   a 2 x  aby  2ac

a 2  b 2 x'  b 2  a 2 x  2aby  2ac

x' 
b 2
 a 2 x  2aby  2ac
a2  b2

x' 
b 2
 a 2 x  2aby  2ac  a 2 x  a 2 x
a2  b2

x' 
b 2
 a 2 x  2aby  2ac  2a 2 x
a2  b2

x' 
a 2
 b 2 x  2aax  by  c 
a2  b2

2aax  by  c 
x'  x 
a2  b2

dengan cara yang sama dengan mengeliminasi x ' diperoleh

2bax  by  c 
y'  y 
a2  b2

Jadi rumus pencerminan terhadap titik P x, y  sebarang terhadap garis s : ax  by  c  0 ,


adalah P'  x' , y ' , dengan

2aax  by  c  2bax  by  c 
x'  x  dan y '  y 
a b
2 2
a2  b2

2. Rumus pencerminan
terhadap garis dengan persamaan normal hesse
s : x cos   y sin   p dengan p adalah jarak s dari pusat (0,0) dan  adalah besar sudut
yang dibentuk oleh garis yang melalui (0,0) dan tegak lurus s dengan sumbu x.
s : x cos   y sin   p

Dengan melihat kesesuaian persamaan garis normal hesse s : x cos   y sin   p dengan
persamaan umum garis s : ax  by  c  0 , dengan a 2  b 2  1 diperoleh hubungan

a  cos  , b  sin  dan c   p .

dengan mengganti nilai a  cos  , b  sin  dan c   p pada rumus pencerminan


terhadap garis s : ax  by  c  0 , diperoleh

2aax  by  c 
x'  x 
a2  b2

2 cos   x cos   y sin   p 


 x'  x 
cos  2  sin  2

2 x cos2   2 y sin  cos  2 p cos


 x'  x 
1

 x'  x  2 x cos2   2 y sin  cos  2 p cos

 x'  x1  2 cos2    2 y sin  cos  2 p cos

 x'   x cos 2  y sin 2  2 p cos

dan

2bax  by  c 
y'  y 
a2  b2
2 sin   x cos   y sin   p 
 y'  y 
cos  2  sin  2

2 x sin  cos  2 y sin 2   2 p sin 


 y'  y 
1

 y'  y  2 x sin  cos  2 y sin 2   2 p sin 

 y'  2 x sin  cos  y  2 y sin 2   2 p sin 

 y'  2 x sin  cos  y(1  2 sin 2  )  2 p sin 

 y'   x sin 2  y cos 2  2 p sin  .

Jadi rumus pencerminan terhadap garis normal hesse s : x cos   y sin   p adalah

x'   x cos 2  2 y sin 2  2 p cos

y'   x sin 2  y cos 2  2 p sin 

Jika dinyatakan dalam perkalian matriks, diperoleh

 x'    cos 2  sin 2  x   cos  


       2 p 
 y '    sin 2 cos 2  y   sin  

Dimana  adalah sudut yang dibentuk oleh garis yang tegak lurus garis s dan sumbu x,
sementara p adalah jarak titik (0,0) dan garis s.

Beberapa kejadian khusus dari garis s dari garis s yang merupakan sumbu pencerminan, akan
didapatkan rumus yang sederhana.

a. untuk s adalah sumbu x, yaitu garis s: y = 0, yang berarti a = 0, b = 1, c = 0, sehingga

2aax  by  c  200 x  y  o 
x'  x   x x
a b
2 2
0 2  12

2bax  by  c  210 x  y  0
y'  y   y  y
a b
2 2
0 2  12

Jadi hasil pencerminan sebarang titik P x, y  terhadap sumbu x atau garis y = 0 adalah
P' x' , y ' , dengan x' , y'  x, y  .

Jika menggunakan rumus pencerminan terhadap garis s : x cos   y sin   p , diperoleh



 (sudut yang dibentuk oleh garis yang tegak lurus sumbu x dan sumbu x) dan p = 0
2
(jarak sumbu x dengan (0,0)). dengan demikian diperoleh

         
  cos 2   sin 2    cos  
 x'    2  2   x 
   20    
2
  
 y '    sin 2   cos 2    y    
   sin  2  
 2 2    

 x'    cos   sin   x 


       0
 y '    sin  cos   y 

 x '   1 0  x 
     
 y '   0  1 y 

Jadi hasil pencerminan sebarang titik P x, y  terhadap sumbu x atau garis y = 0 adalah
 x '   1 0  x 
P' x' , y ' , dengan      
 y '   0  1 y 

b. untuk s adalah sumbu y, yaitu garis s: x = 0, yang berarti a = 1, b = 0, c = 0, dengan cara yang
sama pada point a, diperoleh hasil pencerminan sebarang titik P x, y  terhadap sumbu y atau
x = 0 adalah P'  x' , y ' , dengan

x' , y'   x, y 
dan jika menggunakan matriks, diperoleh

 x '    1 0  x 
     
 y '   0 1  y 

c. untuk s : y  x , diperoleh hasil pencerminan sebarang titik P x, y  oleh pencerminan


terhadap garis s : y  x adalah P'  x' , y ' , dengan

 x ' , y '   y , x 
dan jika menggunakan matriks, diperoleh

 x '   0 1  x 
     
 y '   1 0  y 
d. untuk s : y   x , diperoleh hasil pencerminan sebarang titik P x, y  oleh pencerminan
terhadap garis s : y   x adalah P'  x' , y ' , dengan

x' , y'   y, x 


dan jika menggunakan matriks, diperoleh

 x'   0  1 x 
     
  
y '  1 0  y 

Contoh:

1. Diketahui titik A, B dan D dan garis t, dengan t  AB seperti pada gambar berikut.

a. Lukis s sedemikian sehingga S AB  M s M t

b. Lukis p sedemikian sehingga S AB  M t M p

Jawab

1
a. Misalkan s suatu garis, sedemikian sehingga s // t dan jarak t dan s = AB . Kemudian
2
misalkan D'  S AB D  . Selanjutnya misalkan D"  M t D  . Dengan menggunakan
lukisan dapat diperoleh M s D" berimpit dengan D
AB . Untuk menguji, lukis M s D   D' ' ' .
1
b. Lukis p, p // t dengan jarak p dan t =
2
kemudian lukis M t D' ' ' akan berimpit dengan D '

2. Diberikan garis g : 2 x  y  3 , h : x  y  6 dan titik A(6,4). Tentukan M g  A dan


Mg
1
h  !
3. Misalkan s garis dengan persamaan s : x  2 y  4 .

a. Tentukan rumus M s dengan pencerminan terhadap garis normal hesse.

b. tentukan refleksi garis y  2 x oleh M s

4. Tentukan rumus M s M t dengan s : 2 x  3 y  1  0 dan t : 3x  2 y  2  0

5. Tentukan rumus M s M t dengan s : x  2 y  3  0 dan t : x  2 y  6  0

Anda mungkin juga menyukai