Anda di halaman 1dari 14

BAB 8

RUAS GARIS BERARAH

A. PEMBAHASAN MATERI
1. Definisi dan Sifat-sifat yang Sederhana

Untuk melajutkan penyelidikan tentang isometri diperlukan pengertian tentang ruas garis berarah
sebagai berikut:

Definisi:

Suatu ruas garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu ujungnya dinamakan titik
pangkal dan ujung yang lain dinamakan titik akhir.

Apabila A dan B dua titik, lambang ⃗⃗⃗⃗⃗


𝐴𝐵 kita gunakan sebagai ruas garis berarah dengan pangkal A
⃗⃗⃗⃗⃗ dan AB melukiskan dua hal yang berbeda. Seperti diketahui
dan titik akhir B. Perhatikan 𝐴𝐵
bahwa ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 menggambarkan sinar atau setengah garis yang berpangkal di A dan melalui B. Dua
ruas garis 𝐴𝐵 ̅̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷
̅̅̅̅̅disebut kongruen apabila AB = CD. Walaupun AB = CD, ̅̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan
̅̅̅̅̅ tidak perlu sama; ̅̅̅̅̅
𝐶𝐷 𝐴𝐵 adalah sebuah himpunan sedangkan AB adalah bilangan real. Jika
̅̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷
𝐴𝐵 ̅̅̅̅̅ kongruen ditulis ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅.
𝐴𝐵 ≅ 𝐶𝐷

Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah ⃗⃗⃗⃗⃗


𝐴𝐵 dan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷. Dalam membandingkan dua ruas garis
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
berarah 𝐴𝐵 dan 𝐶𝐷 tidaklah sukup, jika AB = CD; kedua ruas garis berarah itu searah. Jika
demikian, dikatakan bahwa ruas garis berarah ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 ekivalen dengan ruas garis berarah ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 yang
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
ditulis sebagai 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ .

⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
Definisi: 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ apabila Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐵𝐶.

Teorema 9.1 : Andaikan ⃗⃗⃗⃗⃗


𝐴𝐵 dan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 , dua garis berarah yang tidak segaris, maka segi – 4 ABDC
sebuah jajaran genjang jika dan hanya jika ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷

Bukti:

1. Andaikan 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
⃗⃗⃗⃗⃗ jika P titik tengah 𝐵𝐶
̅̅̅̅ , maka Sp (A) = D menurut definisi keekivalenan
; diagonal-diagonal segi-4 ABDC membagi sama panjang di P. ini berarti ABDC sebuah
parallelogram.
2. Andaikan ABDC sebuah parallelogram. Maka diagonal-diagonal 𝐴𝐷 ̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶
̅̅̅̅ berpotongan
di titik P. Sehingga Sp (A) =D sebuah P titik tengah ̅̅̅̅ 𝐴𝐷 maupun titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅ . jadi ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗
= 𝐶𝐷

⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
Akibat: Jika maka 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka AB = CD dan 𝐴𝐵
⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷
⃡⃗⃗⃗⃗ sejajar atau segaris

Bukti:
Akan dibuktikan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka AB = CD dan ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dan ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 sejajar atau segaris. Dipunyai ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 =
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷

 ⃡⃗⃗⃗⃗ :
Kasus 𝑝 ∈ 𝐴𝐵

Karena ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷, maka menurut definisi keekivalenan, Sp(A) = D dengan P adalah titik tengah
𝐵𝐶 sehingga BP = PC. Pilih titik P pada perpanjangan ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝐴𝐵 . Karena Sp(A) = D, maka AP = PD.
Diperoleh AP = PD ⟺ AB + BP = PC + CD. Karena BP = PC, maka AB + PC = PC + CD ⟺ AB
̅̅̅̅ ⊂ ⃡⃗⃗⃗⃗⃗
= CD. Buat garis yang melalui titik A dan D. Diperoleh 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ ⊂ 𝐶𝐷
𝐴𝐵 dan 𝐶𝐷 ⃡⃗⃗⃗⃗⃗ sehingga 𝐴𝐵
̅̅̅̅
dan ̅̅̅̅
𝐶𝐷 ⊂ ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 . Karena ⃡⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 segaris dengan ̅̅̅̅
𝐶𝐷 maka ⃡⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 segaris dengan ⃡⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 .

 Kasus 𝑝 ∉ ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵:

Karena ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷, maka ̅̅̅̅
𝐴𝐵 tidak segaris. Berdasarkan teorema 9.1, diperoleh segiempat ABCD
jajar genjang. Menurut karakteristik jajar genjang bahwa sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
dan sejajar, akibatnya AB = CD. Karena 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ // 𝐶𝐷
̅̅̅̅ , 𝐴𝐵
̅̅̅̅ ⊂ 𝐴𝐵
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝐷
̅̅̅̅ ⊂ 𝐶𝐷
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐴𝐵
⃡⃗⃗⃗⃗ // 𝐶𝐷
⃡⃗⃗⃗⃗

⃗⃗⃗⃗⃗
Teorema 9.2 : Diketahui ruas-ruas garis berarah maka 𝐴𝐵

⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
1. 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ (sifat refleksi)
2. ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka ⃗⃗⃗⃗⃗𝐶𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 (Simetrik)
3. ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 dan ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐸𝐹 maka ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 (transitif)

Bukti:
1. Akan dibuktikan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 (sifat reflexi) Misalkan P adalah titik tengah ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , maka Sp(A)
= B Menurut definisi keekivalenan diperoleh ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 .
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
2. Akan dibuktikan jika 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka 𝐶𝐷
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ (sifat simetrik). Menurut teorema 9.1 jika
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka segiempat ABCD jajargenjang, diagonal-diagonal 𝐵𝐶 ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅
𝐴𝐷 membagi
̅̅̅̅
sama panjang di P, maka P dalah titik tengah 𝐴𝐷 akibatnya Sp(C) = B menurut definisi
kekeivalenan apabila Sp(C) = B dengan P titik tengah ̅̅̅̅ 𝐴𝐷 maka ⃗⃗⃗⃗⃗𝐶𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 .
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
3. Akan dibuktikan jika 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷
⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 maka 𝐴𝐵 𝐸𝐹 (sifat transitif):
Diperoleh ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐵𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗
Diperoleh 𝐶𝐷 ⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 maka Sq(C) = F dengan Q titik tengah ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐸
Menurut teorema 9.1 jika ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka segiempat ABCD jajargenjang sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 //
⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷
𝐶𝐷 ⃗⃗⃗⃗⃗ // ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ // ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 akibatnya 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ =
𝐸𝐹 . Menurut akibat dari teorema 9.1 bahwa jika 𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka AB = CD, jika ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 maka CD = EF. Akibatnya AB = EF. Karena AB = EF
dan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 // ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 maka ABFE jajargenjang. Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajargenjang
⃗⃗⃗⃗⃗ // ⃗⃗⃗⃗⃗
maka 𝐴𝐵 𝐸𝐹 .

Catatan : sebuah relasi yang memiliki ketiga sifat tersebut dinamakan relasi keekivalenan

Teorema 9.3 : diketahui sebuah titik P dan suatu ruas berarah ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 maka ada titik tunggal Q.
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
sehingga 𝑃𝑄 ⃗⃗⃗⃗⃗
Bukti:

⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑃𝑄
Akan dibuktikan keberadaan Q sehingga 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗

⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑃𝑄
⃗⃗⃗⃗⃗ dengan Sp(A) = Q maka 𝐴𝐵
Andaikan ada titik Q misal R adalah titik tengah 𝐵𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗
Menurut teorema 9.2 (2) maka ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵

Akibat 1:

Jika 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 ), 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 ), dan 𝑃3 (𝑥3 , 𝑦3 ) titik-titik yang diketahui maka titik 𝑃(𝑥3 + 𝑥2 −
𝑥1 , 𝑦3 + 𝑦2 − 𝑦1 ) adalah titik tunggal sehingga 𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
3 𝑃 = 𝑃1 𝑃2 .

Andaikan P bukan titik tungga maka ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝑃3 𝑃 ≠ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 artinya ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃 − ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 ≠ 0 diperoleh ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃 −
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 =(P − P3) − (P2 − P1)

= [(𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦3 + 𝑦2 − 𝑦1 ) − (𝑥3 , 𝑦3 )] − [(𝑥2 , 𝑦2 ) − (𝑥1 , 𝑦1 )]

= [(𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥1 − 𝑥3 , 𝑦3 + 𝑦2 − 𝑦1 − 𝑦3 )] − [(𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 )]

= (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 ) − (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 )

= (0,0)

= 0.

Akibat 2:

Jika 𝑃𝑛 = (𝑥𝑛 , 𝑦𝑛 ), 𝑛 = 1,2,3,4 maka ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃4 ⟺ 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑦4 −
𝑦3

(⟹) Akan dibuktikan jika Jika 𝑃𝑛 = (𝑥𝑛 , 𝑦𝑛 ), 𝑛 = 1,2,3,4 , maka ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃4 ⟹ 𝑥2 − 𝑥1 =
𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑦4 − 𝑦3 Karena ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃4 maka 𝑃1 𝑃2 = 𝑃3 𝑃4 sehingga 𝑃2 − 𝑃1 =
𝑃4 − 𝑃3

⟺ [(𝑥2 , 𝑦2 ) − (𝑥1 , 𝑦1 )] = [(𝑥4 , 𝑦4 ) − (𝑥3 , 𝑦3 )]

⟺ (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 ) = (𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦4 − 𝑦3 )

menurut definisi sebuah titik pada aljabar, dua titik A(a,b) = B(c,d) jika dan hanya jika a = b
dan c = d diperoleh 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3 dan 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑦4 − 𝑦3

(⟸) Akan ditunjukkan jika 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑦4 − 𝑦3 maka Jika 𝑃𝑛 =


(𝑥𝑛 , 𝑦𝑛 ), 𝑛 = 1,2,3,4 maka ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃4 Dipunyai 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑦4 − 𝑦3
maka dapat dibuat titik yang sama misalkan R dan S, dengan 𝑅 = (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 ) dan 𝑆 =
(𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦4 − 𝑦3 ) misalkan

R = S ⟺ (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 ) = (𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦4 − 𝑦3 )

⟺ [(𝑥2 , 𝑦2 ) − (𝑥1 , 𝑦1 )] = [(𝑥4 , 𝑦4 ) − (𝑥3 , 𝑦3 )]

⟺ 𝑃2 − 𝑃1 = 𝑃4 − 𝑃3 ⟺ 𝑃1 𝑃2 = 𝑃3 𝑃4

⟺ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃4

Jadi jika 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑦4 − 𝑦3 maka Jika 𝑃𝑛 = (𝑥𝑛 , 𝑦𝑛 ), 𝑛 = 1,2,3,4 maka


⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃4 .

2. Mengalikan Ruas Garis Berarah dengan Sebuah Skalar

Definisi:

Andaikan ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ adalah ruas garis


𝐴𝐵 sebuah ruas garis berarah dan k suatu bilangan real, maka k𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ sehingga P∈ 𝐴𝐵
berarah 𝐴𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗ dan AP = k (AB) jika k > 0. Apabila k < 0 maka k𝐴𝐵⃗⃗⃗⃗⃗ adalah ruas
garis berarah ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 dengan P anggota sinar yang berlawanan arah dengan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 sedangkan AP =
⃗⃗⃗⃗⃗ adalah kelipatan 𝐴𝐵
|k|AB. Dikatakan bahwa 𝐴𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗ .
B. SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Diketahui titik-titik A, B, C dan D tiap tiga titik tidak segaris.


Ditanya:
a. Lukis titik D sehingga 𝐶𝐸 ̅̅̅̅ ≅ 𝐴𝐵
̅̅̅̅
b. Lukis titik F sehingga 𝐷𝐸 ̅̅̅̅
̅̅̅̅ ≅ 𝐵𝐴
̅̅̅̅
c. 𝑆𝐴 (𝐴𝐵)

Jawab:
̅̅̅̅ sehingga 𝑆𝐴 (𝐶) = 𝐵
a. Misalkan titik D Adalah titik tengah 𝐴𝐵

b. Misalkan titik F merupaka titik tengah ̅̅̅̅


𝐸𝐵 sehingga 𝑆𝐹 (𝐷) = 𝐴

̅̅̅̅)
c. 𝑆𝐴 (𝐴𝐵

2. Diketahu titik-titik A, B, C yang tidak segaris.


Lukislah:
a. Titik D sehingga 𝐴𝐷 ̅̅̅̅ ≅ 3𝐴𝐵
̅̅̅̅
4
b. Titik F sehingga ̅̅̅̅
𝐴𝐸 ≅ − 3 ̅̅̅̅
𝐴𝐵
c. Titik F sehingga ̅̅̅̅
𝐶𝐹 ≅ √2 ̅̅̅̅
𝐴𝐵

Jawab:
̅̅̅̅ ≅ 3𝐴𝐵
a. Titik D sehingga 𝐴𝐷 ̅̅̅̅

4
b. Titik F sehingga ̅̅̅̅
𝐴𝐸 ≅ − ̅̅̅̅
𝐴𝐵
3

c. Titik F sehingga ̅̅̅̅


𝐶𝐹 ≅ √2 ̅̅̅̅
𝐴𝐵
3. Diantara ungkapan-ungkapan di bawah ini manakah yang benar?
̅̅̅̅ ≅ −𝐵𝐴
a. 𝐴𝐵 ̅̅̅̅
̅̅̅̅) ≅ 𝐵𝐴
b. 𝑆𝐴 (𝐴𝐵 ̅̅̅̅
̅̅̅̅
c. 𝑆𝐴 (𝐴𝐵) ≅ 𝑆𝐵 (𝐴𝐵 ̅̅̅̅)
d. Jika 𝐴′ = 𝑆𝐵 (𝐴)maka ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐴𝐴′ ≅ 2𝐴𝐵
e. Jika 𝐵′ = 𝑆𝐴 𝑆𝐵 (𝐵) dan 𝐴′ = 𝑆𝐴 𝑆𝐵 (𝐴), maka ̅̅̅̅̅̅
𝐴′𝐵′ ≅ ̅̅̅̅
𝐴𝐵
Jawab :

̅̅̅̅ ≅ −𝐵𝐴
a. 3𝐴𝐵 ̅̅̅̅

(Benar)

̅̅̅̅) = 𝐵𝐴
b. 𝑆𝐴 (𝐴𝐵 ̅̅̅̅

(Benar)

̅̅̅̅) = 𝑆𝐵 ̅̅̅̅
c. 𝑆𝐴 (𝐴𝐵 𝐴𝐵

(Benar)

̅̅̅̅′ ≅ 2𝐴𝐵
d. Jika 𝐴′ = 𝑆𝐵 (𝐴) maka 𝐴𝐴 ̅̅̅̅

(Benar)

e. Jika 𝐵′ = 𝑆𝐴 𝑆𝐵 (𝐵) dan 𝐴′ = 𝑆𝐴 𝑆𝐵 (𝐴), maka ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅


𝐴′𝐵′ ≅ 𝐴𝐵

(Benar)

1. Diketahui A(0, 0), B(5, 3) dan C(-1, 4). Tentukan :


a. 𝑅 sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑅 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐶
Jawab.
Bersdasarkan teorema akibat jika ̅̅̅̅
𝐴𝑅 = ̅̅̅̅
𝐵𝐶 maka AR = BC sehingga
𝑥𝑅 𝑥𝐴 𝑥𝐶 𝑥𝐵 𝑥𝑅 𝑥𝐶 𝑥𝐵 𝑥𝐴
(𝑦 ) − (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) ⟺ (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) + (𝑦 )
𝑅 𝐴 𝐶 𝐵 𝑅 𝐶 𝐵 𝐴

𝑥𝑅 −2 5 0 −7
⟺ (𝑦 ) = ( ) − ( ) + ( ) = ( )
𝑅 4 3 0 1
Jadi R = (-7, 1)

⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
b. 𝑆 sehingga 𝐶𝑆 𝐴𝐵
̅̅̅̅ = 𝐴𝐵
Bersdasarkan teorema akibat jika 𝐶𝑆 ̅̅̅̅ maka CS = AB sehingga
𝑥𝑆 𝑥𝐶 𝑥𝐵 𝑥𝐴 𝑥𝑆 𝑥𝐵 𝑥𝐴 𝑥𝐶
(𝑦 ) − (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) ⇔ (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) + (𝑦 )
𝑆 𝐶 𝐵 𝐴 𝑆 𝐵 𝐴 𝐶

𝑥𝑆 5 0 −2 7
⇔ (𝑦 ) = ( ) − ( ) + ( ) = ( )
𝑆 3 0 4 −1

Jadi R = (7, -1)

⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐶
c. 𝑇 sehingga 𝑇𝐵
̅̅̅̅ maka TB = AC sehingga
̅̅̅̅ = 𝐴𝐶
Bersdasarkan teorema akibat jika 𝑇𝐵
𝑥𝐵 𝑥𝑇 𝑥𝐶 𝑥𝐴 𝑥𝐵 𝑥𝐶 𝑥𝐴 𝑥𝑇
(𝑦 ) − (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) ⇔ (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) + (𝑦 )
𝐵 𝑇 𝐶 𝐴 𝐵 𝐶 𝐴 𝑇
𝑥𝐵 5 −2 0 7
⇔ (𝑦 ) = ( ) − ( ) + ( ) = ( )
𝐵 3 4 0 −1
Jadi R = (7, -1)

2. Diketahui A(2, 1), B(3, 4) dan C(-1, 5). Tentukan :


⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
a. 𝐷 sehingga 𝐶𝐷 ⃗⃗⃗⃗⃗
b. 𝐸 sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐸 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐶
1
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐶
c. 𝐹 sehingga 𝐴𝐹 ⃗⃗⃗⃗⃗
2

Jawab:
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
a. D sehingga 𝐶𝐷 ⃗⃗⃗⃗⃗
√(𝑥𝐷 − 𝑥𝐶 )2 + (𝑦𝐷 − 𝑦𝐶 )2 = √(𝑥𝐵 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐵 − 𝑦𝐴 )2
⟺ √(𝑥𝐷 − 1)2 + (𝑦𝐷 − 5)2 = √(3 − 2)2 + (−4 − 1)2
⟺ √(𝑥𝐷 − 1)2 + (𝑦𝐷 − 5)2 = √12 + −52
⟺ √(𝑥𝐷 − 1)2 + (𝑦𝐷 − 5)2 = √26
⟺ (𝑥𝐷 − 1)2 + (𝑦𝐷 − 5)2 = 26
⟺ 𝑥𝐷 2 − 2𝑥𝐷 + 1 + 𝑦𝐷 2 − 10𝑦𝐷 + 25 = 26
⟺ 𝑥𝐷 2 − 𝑦𝐷 2 + 2𝑥𝐷 − 10𝑦𝐷 + 26 = 26
⟺ 𝑥𝐷 2 − 𝑦𝐷 2 + 2𝑥𝐷 − 10𝑦𝐷 = 0

Jadi D adalah semua titik pada lingkaran 𝑥𝐷 2 − 𝑦𝐷 2 + 2𝑥𝐷 − 10𝑦𝐷 = 0

b. 𝐸 sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐸 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐶
√(𝑥𝐸 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐸 − 𝑦𝐴 )2 = √(𝑥𝐶 − 𝑥𝐵 )2 + (𝑦𝐶 − 𝑦𝐵 )2
⟺ √(𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = √(−1 − 3)2 + (5 + 4)2
⟺ √(𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = √(−4)2 + (9)2
⟺ √(𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = √16 + 81
⟺ √(𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = √97
⟺ (𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = 97
⟺ 𝑥𝐸 2 − 4𝑥𝐸 + 4 + 𝑦𝐸 2 − 2𝑦𝐸 + 1 = 97
⟺ 𝑥𝐸 2 + 𝑦𝐸 2 − 4𝑥𝐸 − 2𝑦𝐸 + 5 = 97
⟺ 𝑥𝐸 2 + 𝑦𝐸 2 − 4𝑥𝐸 − 2𝑦𝐸 − 92 = 0

Jadi E adalah semua titik pada lingkaran 𝑥𝐸 2 + 𝑦𝐸 2 − 4𝑥𝐸 − 2𝑦𝐸 − 92 = 0

1
c. F sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐹 = 2 ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶
1
√(𝑥𝐹 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐹 − 𝑦𝐴 )2 = √(𝑥𝐶 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐶 − 𝑦𝐴 )2
2
1
⟺ √(𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = √(−1 − 2)2 + (5 − 1)2
2
1
⟺ √(𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = √(−3)2 + (4)2
2
1
⟺ √(𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = √9 + 16
2
1
⟺ √(𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = √25
2
1
⟺ (𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = . 25
4
1
⟺ 𝑥𝐹 2 − 4𝑥𝐹 + 4 + 𝑦𝐹 2 − 2𝑦𝐹 + 1 = . 25
4
2 2
1
⟺ 𝑥𝐹 + 𝑦𝐹 − 4𝑥𝐹 − 2𝑦𝐹 + 5 = . 25
4
2 2
⟺ 4𝑥𝐹 + 4𝑦𝐹 − 16𝑥𝐹 − 8𝑦𝐹 + 20 = 25
⟺ 4𝑥𝐹 2 + 4𝑦𝐹 2 − 16𝑥𝐹 − 8𝑦𝐹 + 5 = 0

Jadi F adalah senua titik pada lingkaran 4𝑥𝐹 2 + 4𝑦𝐹 2 − 16𝑥𝐹 − 8𝑦𝐹 + 5 = 0

3. Jika 𝐴(1, 3), 𝐵(2, 7) dan 𝐶(−1, 4) adalah titik-titik sudut paralleglo-gram 𝐴𝐵𝐶𝐷, tentukan
koordinat-koordinat titik 𝐷.
Jawab:
Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajar genjang maka AB=CD dengan K adalah titik tengah antara
BC dan AD.
𝑥𝐵 +𝑥𝐶 𝑦𝐵 +𝑦𝐶 2−1 7+4 1 11
Karena K titik tengah BC maka K = ( 2
, 2 )= ( 2
, 2 ) = (2 ,
2
)
𝑥 +𝑥 𝑦 +𝑦
Karena K titik tengah AD maka K = ( 𝐴 2 𝐷 , 𝐴 2 𝐵)
1 1 + 𝑥𝐷 3 + 𝑦𝐷
⟺ ( , = 𝑧) = ( , )
2 2 2
1 + 𝑥𝐷 1
⟺ = ⟺ 1 + 𝑥𝐷 = 1 ⟺ 𝑥𝐷 = 0
2 2
3 + 𝑦𝐷 11
⟺ = ⟺ 3 + 𝑦𝐷 = 11 ⟺ 𝑦𝐷 = 8
2 2

Jadi koordinat D adalah (0, 8)

4. Jika 𝐴(−2, 4), 𝐵(ℎ, 3), 𝐶(3, 0) dan 𝐷(5, 𝑘) adalah titik sudut jajaran genjang ABCD, tentukan ℎ
dan 𝑘.
Jawab:
Karena ABCD jajar genjang maka ̅̅̅̅𝐴𝐵 = ̅̅̅̅
𝐶𝐷 dan ̅̅̅̅
𝐴𝐷 = ̅̅̅̅
𝐵𝐶
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
Dari 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 menurut teorema akibat 9.1 diperoleh AB = CD maka
𝑥𝐵 𝑥𝐴 𝑥𝐷 𝑥𝐶
(𝑦 ) − (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 )
𝐵 𝐴 𝐷 𝐶
ℎ −2 3 5 ℎ+2 −2
⟺ ( )−( )= ( )−( )⟺ ( )=( )
3 4 0 𝑘 −1 −𝑘

Sehingga diperoleh ℎ + 2 = −2 ⟺ ℎ = −4 dan −𝑘 = −1 ⟺ 𝑘 = 1.

5. Jika 𝐴(−ℎ, −𝑘), 𝐵(5, −2√3), 𝐶(𝑘, 8√3 dan 𝐷(−9, ℎ) adalah titik-titik sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷,
tentukanlah h dan k.
Jawab:
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
Karena 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh AB = CD sehingga
𝑥𝐵 𝑥𝐴 𝑥𝐷 𝑥𝐶 5+ℎ −9 − 𝑘
(𝑦 ) − (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) ⟺ ( )=( )
𝐵 𝐴 𝐷 𝐶 −2√3 + 𝑘 ℎ − 8√3
⟺ 5 + ℎ = −9 − 𝑘 ⟺ ℎ + 𝑘 = −14 . . .(1)
⟺ −2√3 + 𝑘 = ℎ − 8√3 ⟺ ℎ − 𝑘 = 6√3 . . .(2)
Dari pers (1) dan (2) diperoleh 𝑘 = −7 − 3√3 dan ℎ = −7 − 3√3.

6. Diantara relasi-relasi di bawah ini, manakah yang merupakan relasi ekivalen ?


a. Kesejajaran pada himpunan semua garis
b. Kekongruenan pada himpunan semua sudut
c. Kekongruenan pada himpunan semua segitiga
d. Kesebangunan pada himpuna semua segitiga
e. Kekongruenan antara bilangan-bilangan bulat modulo 3.

Jawab:

a. Relasi ekivalen
b. Relasi ekivalen
c. Relasi ekivalen
d. Bukan relasi ekivalen
e. Bukan relasi ekivalen

7. Buktikan : jika ⃗⃗⃗⃗⃗


𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 dan ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐸𝐹 maka ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 dengan jelas memisahkan 𝐴 = (𝑎1 , 𝑎2 ),
𝐵 = (𝑏1 , 𝑏2 ), 𝐶 = (0, 0) dan 𝐸 = (𝑒1 , 𝑒2 )
Bukti:
⃗⃗⃗⃗⃗ diperoleh AB = CD maka (𝑏1) − (𝑎1) = (𝑑1) − (𝑐1)
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
Dari 𝐴𝐵
𝑏2 𝑎2 𝑑2 𝑐2
𝑑1 𝑏1 −𝑎1 + 0 𝑏1 − 𝑎1
⟺( )=( )=( )
𝑑2 𝑏2 −𝑎2 + 0 𝑏2 − 𝑎2

⃗⃗⃗⃗⃗ diperoleh CD = EF maka (𝑑1) − (𝑐1) = (𝑓1) − (𝑒1)


⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐸𝐹
Dari 𝐶𝐷
𝑑2 𝑐2 𝑓2 𝑒2
𝑓1 𝑏1 −𝑎1 + 𝑒1
⟺( )=( )
𝑓2 𝑏2 −𝑎2 + 𝑒2
𝑏1 −𝑎1 + 𝑒1 𝑒1 𝑏1 − 𝑎1
Sehingga EF = ( )−( ) =( )
𝑏2 −𝑎2 + 𝑒2 𝑒2 𝑏2 − 𝑎2

8. Jika 𝐴 = (0, 0), 𝐵 = (1, −3), dan 𝐶 = (5, 7), tentukan :


a. D sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 = 3𝐴𝐵
1
b. E sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐸 = 2 𝐵𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗ = −2𝐴𝐵
c. F sehingga 𝐴𝐹 ⃗⃗⃗⃗⃗
Jawab:

a. D sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗


𝐴𝐷 = 3𝐴𝐵
√(𝑥𝐷 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐷 − 𝑦𝐴 )2 = 3√(𝑥𝐵 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐵 − 𝑦𝐴 )2

⟺ √(𝑥𝐷 − 0)2 + (𝑦𝐷 − 0)2 = 3√(1 − 0)2 + (−3 − 0)2

⟺ √𝑥𝐷 2 + 𝑦𝐷 2 = 3√(1)2 + (−3)2

⟺ √𝑥𝐷 2 + 𝑦𝐷 2 = 3√10

⟺ 𝑥𝐷 2 + 𝑦𝐷 2 = 90

Jadi D adalah semua titik pada lingkaran 𝑥𝐷 2 + 𝑦𝐷 2 = 90


1
b. E sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐸 = 2 ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐶
1
√(𝑥𝐸 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐸 − 𝑦𝐴 )2 = √(𝑥𝐶 − 𝑥𝐵 )2 + (𝑦𝐶 − 𝑦𝐵 )2
2
1 2
⟺ √(𝑥𝐸 − 0)2 + (𝑦𝐸 − 0)2 = √(5 − 1)2 + (7 − (−3))
2
1
⟺ √(𝑥𝐸 )2 + (𝑦𝐸 )2 = √(4)2 + (10)2
2
1
⟺ √(𝑥𝐸 )2 + (𝑦𝐸 )2 = √16 + 100
2
1
⟺ √(𝑥𝐸 )2 + (𝑦𝐸 )2 = √116
2
1
⟺ (𝑥𝐸 )2 + (𝑦𝐸 )2 = . 116
4
⟺ 𝑥𝐸 2 + 𝑦𝐸 2 = 29

Jadi E adalah semua titik pada lingkaran 𝑥𝐸 2 + 𝑦𝐸 2 = 29

⃗⃗⃗⃗⃗ = −2𝐴𝐵
c. F sehingga 𝐴𝐹 ⃗⃗⃗⃗⃗
√(𝑥𝐹 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐹 − 𝑦𝐴 )2 = −2√(𝑥𝐵 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐵 − 𝑦𝐴 )2
⟺ √(𝑥𝐹 − 0)2 + (𝑦𝐹 − 0)2 = −2√(1 − 0)2 + (−3 − 0)2
⟺ √(𝑥𝐹 )2 + (𝑦𝐹 )2 = −2√(1)2 + (−3)2
⟺ √𝑥𝐹 2 + 𝑦𝐹 2 = −2√1 + 9
⟺ √𝑥𝐹 2 + 𝑦𝐹 2 = −2√10
⟺ 𝑥𝐹 2 + 𝑦𝐹 2 = 40

Jadi F adalah semua titik pada lingkaran 𝑥𝐹 2 + 𝑦𝐹 2 = 40

9. Jika 𝑃0 = (0, 0), 𝑃1 = (𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑃3 = (𝑥2 , 𝑦2 ) sedangkan k > 0


𝑃0 𝑃1 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
a. Tentukan P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑘𝑃0 𝑃1
b. Tentukan P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃 = 𝑘𝑃 1 𝑃2
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
c. Jika 𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
3 𝑃 = 𝑘𝑃1 𝑃2 maka 𝑃 = [𝑥3 + 𝑘(𝑥2 − 𝑥1 ), 𝑦3 + 𝑘(𝑦2 − 𝑦1 )]
d. Apakah rumus tersebut tetap berlaku apabila k < 0?

Jawab:

𝑃0 𝑃1 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
a. P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑘𝑃0 𝑃1
𝑃0 𝑃1 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
Karena ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑘𝑃0 𝑃1 maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh 𝑃0 𝑃1 = 𝑘𝑃0 𝑃1 sehingga
𝑥𝑃 − 𝑥𝑃0 𝑥𝑃1 − 𝑥𝑃0 𝑥𝑃 − 𝑥0 𝑥1 − 𝑥0
(𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 ) ⟺ (𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 )
𝑃 𝑃0 𝑃1 𝑃0 𝑃 0 1 0

𝑥 = 𝑘𝑥1
⟺( 𝑃 )
𝑦𝑃 = 𝑘𝑦1

Jadi 𝑃 = (𝑘𝑥1 , 𝑘𝑦1 )

b. P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃 = 𝑘𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
1 𝑃2
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
Karena 𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
1 𝑃 = 𝑘𝑃1 𝑃2 maka meurut akibat teorema 9.1 diperoleh 𝑃1 𝑃 = 𝑘𝑃1 𝑃2 sehingga
𝑥𝑃 − 𝑥𝑃1 𝑥𝑃2 − 𝑥𝑃1 𝑥𝑃 − 𝑥1 𝑥2 − 𝑥1
(𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 ) ⟺ (𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 )
𝑃 𝑃1 𝑃2 𝑃1 𝑃 1 2 1
⟺ (𝑥𝑃 − 𝑥1 ) = 𝑘(𝑥2 − 𝑥1 ) ⟺ 𝑥𝑃 = 𝑘𝑥2 − (𝑘 − 1)𝑥1
⟺ 𝑦𝑃 − 𝑦1 = 𝑘(𝑦2 − 𝑦1 ) ⟺ 𝑦𝑃 = 𝑘𝑦2 − (𝑘 − 1)𝑦1

Jadi 𝑃 = (𝑘𝑥2 − (𝑘 − 1)𝑥1 , 𝑘𝑦2 − (𝑘 − 1)𝑦1 )


c. ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃 = 𝑘𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
1 𝑃2 maka 𝑃 = [𝑥3 + 𝑘(𝑥2 − 𝑥1 ), 𝑦3 + 𝑘(𝑦2 − 𝑦1 )]
Karena ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃 = 𝑘𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
1 𝑃2 maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh 𝑃3 𝑃 = 𝑘𝑃1 𝑃2 sehingga
𝑥𝑃 − 𝑥𝑃3 𝑥𝑃2 − 𝑥𝑃1 𝑥𝑃 − 𝑥3 𝑥2 − 𝑥1
(𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 ) ⟺ (𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 )
𝑃 𝑃3 𝑃2 𝑃1 𝑃 3 2 1
⟺ 𝑥𝑃 − 𝑥3 = 𝑘𝑥2 − 𝑘𝑥1 ⟺ 𝑥𝑃 = 𝑘(𝑥2 − 𝑥1 ) + 𝑥3
⟺ 𝑦𝑃 − 𝑦3 = 𝑘𝑦2 − 𝑘𝑦1 ⟺ 𝑦𝑃 = 𝑘(𝑦2 − 𝑦1 ) + 𝑦3

Jadi 𝑃 = (𝑘(𝑥2 − 𝑥1 ) + 𝑥3 , 𝑘(𝑦2 − 𝑦1 ) + 𝑦3 )

d. Apakah rumus tersebut tetap berlaku apabila k < 0?


Rumus tetap berlaku tetapi arah berlawanan.

10. Jika A = (0, 0), B = (1, 3), C= (-2, 5) dan D = (4, -2) titik-titik diketahui gunakan hasil pada soal
no 12, untuk menentukan koordinat-koordinat titik-titik berikut.
a. P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 = 4𝐴𝐶⃗⃗⃗⃗⃗
1
𝐵𝑅 = 2 ⃗⃗⃗⃗⃗
b. R sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐵𝐶
c. S sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝑆 = 3𝐵𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ = −2𝐷𝐵
d. T sehingga 𝐶𝑇 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗

Jawab:

a. P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 = 4𝐴𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗
Karena ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 = 4𝐴𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka 𝐴𝑃 = 4𝐴𝐶 sehingga 𝑃 − 𝐴 = 4(𝐶 − 𝐴)

Diperoleh
𝑥𝑃 − 𝑥𝐴 𝑥𝐶 − 𝑥𝐴
(𝑦 − 𝑦 ) = 4 (𝑦 − 𝑦 )
𝑃 𝐴 𝐶 𝐴

𝑥𝑃 −2 − 0 0
⟺ (𝑦 ) = 4 ( )+( )
𝑃 5−0 0
𝑥𝑃 −8
⟺ (𝑦 ) = ( )
𝑃 20

Jadi koordinat P = (-8, 20)

1
𝐵𝑅 = 2 ⃗⃗⃗⃗⃗
b. R sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐵𝐶
1 1 1
𝐵𝑅 = ⃗⃗⃗⃗⃗
Karena ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐵𝐶 maka 𝐵𝑅 = 𝐵𝐶 sehingga 𝑅 − 𝐵 = (𝐶 − 𝐴)
2 2 2
Diperoleh
𝑥𝑅 − 𝑥𝐴 1 𝑥𝐶 − 𝑥𝐵 𝑥𝑅 1 −2 − 1 1
(𝑦 − 𝑦 ) = (𝑦 − 𝑦 ) ⟺ (𝑦 ) = ( )+( )
𝑅 𝐴 2 𝐶 𝐵 𝑅 2 5 − 3 3
𝑥𝑅 1
⟺ (𝑦 ) = (− 2)
𝑅
4

1
Jadi koordinat titik R = (− , 4)
2
c. S sehingga 𝐷𝑆⃗⃗⃗⃗⃗ = 3𝐵𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ = 3𝐵𝐶
karena 𝐷𝑆 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka 𝐷𝑆 = 3𝐵𝐶 sehingga 𝑆 − 𝐷 = 3(𝐶 − 𝐵)

Diperoleh:
𝑥𝑆 − 𝑥𝐷 𝑥𝐶 − 𝑥𝐵
(𝑦 − 𝑦 ) = 3 (𝑦 − 𝑦 )
𝑆 𝐷 𝐶 𝐵
𝑥𝑆 −2 − 1 4
⟺ (𝑦 ) = 3 ( )+( )
𝑆 5−3 −2
𝑥𝑆 −5
⟺ (𝑦 ) = ( )
𝑆 4
Jadi koordinat titik S = (-5, 4)

d. T sehingga 𝐶𝑇⃗⃗⃗⃗⃗ = −2𝐷𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗


⃗⃗⃗⃗⃗ = −2𝐷𝐵
Karena 𝐶𝑇 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ maka 𝐶𝑇 = −2𝐷𝐵 sehingga 𝑇 − 𝐶 = −2(𝐵 − 𝐷)

Diperoleh
𝑥𝑇 − 𝑥𝐶 𝑥𝐵 − 𝑥𝐷
(𝑦 − 𝑦 ) = −2 (𝑦 − 𝑦 )
𝑇 𝐶 𝐵 𝐷

𝑥𝐵 1−4 −2
⟺ (𝑦 ) = −2 ( )+( )
𝐷 3 − (−2) 5
𝑥𝐵 4
⟺ (𝑦 ) = ( )
𝐷 −5

Jadi koordinat titik T = (4, -5)

11. Diketahui garis-garis g dan h yang sejajar. Titik 𝑃 ∈ g sedangkan titik Q tidak pada g maupun h
a. Lukislah 𝑃′ = 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (𝑃) dan Q’= 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (Q)
b. Buktikan bahwa ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑃′ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑄𝑄′

Jawab:

a. Gambar 𝑃′ = 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (𝑃) dan Q’= 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (Q)

b. Bukti bahwa ⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝑃𝑃′ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑄𝑄′

12. Diketahui garis-garis u dan v yang sejajar ; ada titik Z dan W tidak pada garis-garis itu.
Lukislah Z’ = 𝑀𝑦 𝑀𝑢 (Z) dan W’ = 𝑀𝑦 𝑀𝑢 (W)

Jawab:

Gambar Z’ = 𝑀𝑦 𝑀𝑢 (Z) dan W’ = 𝑀𝑦 𝑀𝑢 (W)


13. Jika 𝐴 = (0,0), 𝐵 = (1,3), 𝐶 = (−2,5) dan 𝐷 = (4, −2) titik-titik diketahui, gunakan
hasil pada soal nomor 12 untuk menentukan koordinat-koordinat titik-titik berikut.
a. P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 = 4 ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗ = 1 𝐵𝐶
b. R sehingga 𝐵𝑅 ⃗⃗⃗⃗⃗
2
c. S sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝑆 = 3 𝐵𝐶⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ = −2 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
d. T sehingga 𝐶𝑇 𝐷𝐵
14. Diketahui garis-garis g dan h yang sejajar. Titik 𝑃 ∈ 𝑔 sedangkan titik Q tidak pada g
maupun h
a. Lukislah 𝑃′ = 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (𝑃) dan 𝑄 ′ = 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (𝑄)
b. Buktikan bahwa ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑃′ = 𝑄𝑄′

Jawab:

a. Gambar P’=MhMg(P) dan Q’=MhMg(Q)


Q’
P’

h
Q
g
P
Mg(Q)

b. Bukti bahwa ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝑃𝑃′ = 𝑄𝑄′
15. Diketahui garis-garis u dan v yang sejajar ada titik-titik Z dan W tidak pada garis-garis itu.
a. Lukislah 𝑍 ′ = 𝑀𝑣 𝑀𝑢 (𝑍) dan 𝑊 ′ = 𝑀𝑣 𝑀𝑢 (𝑊)
b. Buktikan bahwa ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑍𝑍′ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑊𝑊′

Jawab:

a. Gambar Z’=MvMu(Z) dan W’=MvMu(W)

Mu(Z)
Mu(W)

u
W
v

W’ Z

Z’
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑊𝑊′
b. Bukti bahwa 𝑍𝑍′ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗

16. Diketahui garis g dan lingkaran-lingkaran 𝐿1 dan 𝐿2 . Garis itu tidak memotong lingkaran-
lingkaran. Dengan memperhatikan 𝑀𝑔 (𝐿1 ), tentukan semua titik X dan g sehingga <
𝑃𝑋𝐴 ≅< 𝑄𝑋𝐵 dengan 𝐴 ∈ 𝐿1 , 𝐵 ∈ 𝐿2 sedangkan ⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑋𝐴 dan ⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑋𝐵 adalah garis-garis
singgung.

Jawab:

17. Diketahui garis g dan lingkaran-lingkaran 𝐿1 dan 𝐿2 , garis tidak memotong 𝐿1 dan 𝐿2 .
Gunakan sebuah transformasi untuk melukis sebuah bujur sangkar yang dua titik sudutnya
terletak pada g, satu titik sudut ada pada 𝐿1 dan titik sudut yang keempat ada pada 𝐿2 .
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai