A. PEMBAHASAN MATERI
1. Definisi dan Sifat-sifat yang Sederhana
Untuk melajutkan penyelidikan tentang isometri diperlukan pengertian tentang ruas garis berarah
sebagai berikut:
Definisi:
Suatu ruas garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu ujungnya dinamakan titik
pangkal dan ujung yang lain dinamakan titik akhir.
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
Definisi: 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ apabila Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐵𝐶.
Bukti:
1. Andaikan 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
⃗⃗⃗⃗⃗ jika P titik tengah 𝐵𝐶
̅̅̅̅ , maka Sp (A) = D menurut definisi keekivalenan
; diagonal-diagonal segi-4 ABDC membagi sama panjang di P. ini berarti ABDC sebuah
parallelogram.
2. Andaikan ABDC sebuah parallelogram. Maka diagonal-diagonal 𝐴𝐷 ̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶
̅̅̅̅ berpotongan
di titik P. Sehingga Sp (A) =D sebuah P titik tengah ̅̅̅̅ 𝐴𝐷 maupun titik tengah 𝐵𝐶̅̅̅̅ . jadi ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗
= 𝐶𝐷
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
Akibat: Jika maka 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka AB = CD dan 𝐴𝐵
⃡⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷
⃡⃗⃗⃗⃗ sejajar atau segaris
Bukti:
Akan dibuktikan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka AB = CD dan ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dan ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 sejajar atau segaris. Dipunyai ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 =
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷
⃡⃗⃗⃗⃗ :
Kasus 𝑝 ∈ 𝐴𝐵
Karena ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷, maka menurut definisi keekivalenan, Sp(A) = D dengan P adalah titik tengah
𝐵𝐶 sehingga BP = PC. Pilih titik P pada perpanjangan ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝐴𝐵 . Karena Sp(A) = D, maka AP = PD.
Diperoleh AP = PD ⟺ AB + BP = PC + CD. Karena BP = PC, maka AB + PC = PC + CD ⟺ AB
̅̅̅̅ ⊂ ⃡⃗⃗⃗⃗⃗
= CD. Buat garis yang melalui titik A dan D. Diperoleh 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ ⊂ 𝐶𝐷
𝐴𝐵 dan 𝐶𝐷 ⃡⃗⃗⃗⃗⃗ sehingga 𝐴𝐵
̅̅̅̅
dan ̅̅̅̅
𝐶𝐷 ⊂ ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 . Karena ⃡⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 segaris dengan ̅̅̅̅
𝐶𝐷 maka ⃡⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 segaris dengan ⃡⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 .
Kasus 𝑝 ∉ ⃡⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵:
Karena ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷, maka ̅̅̅̅
𝐴𝐵 tidak segaris. Berdasarkan teorema 9.1, diperoleh segiempat ABCD
jajar genjang. Menurut karakteristik jajar genjang bahwa sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
dan sejajar, akibatnya AB = CD. Karena 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ // 𝐶𝐷
̅̅̅̅ , 𝐴𝐵
̅̅̅̅ ⊂ 𝐴𝐵
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝐷
̅̅̅̅ ⊂ 𝐶𝐷
⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐴𝐵
⃡⃗⃗⃗⃗ // 𝐶𝐷
⃡⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗
Teorema 9.2 : Diketahui ruas-ruas garis berarah maka 𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
1. 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ (sifat refleksi)
2. ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka ⃗⃗⃗⃗⃗𝐶𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 (Simetrik)
3. ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 dan ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐸𝐹 maka ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 (transitif)
Bukti:
1. Akan dibuktikan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 (sifat reflexi) Misalkan P adalah titik tengah ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , maka Sp(A)
= B Menurut definisi keekivalenan diperoleh ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 .
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
2. Akan dibuktikan jika 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka 𝐶𝐷
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ (sifat simetrik). Menurut teorema 9.1 jika
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka segiempat ABCD jajargenjang, diagonal-diagonal 𝐵𝐶 ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅
𝐴𝐷 membagi
̅̅̅̅
sama panjang di P, maka P dalah titik tengah 𝐴𝐷 akibatnya Sp(C) = B menurut definisi
kekeivalenan apabila Sp(C) = B dengan P titik tengah ̅̅̅̅ 𝐴𝐷 maka ⃗⃗⃗⃗⃗𝐶𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 .
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
3. Akan dibuktikan jika 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷
⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 maka 𝐴𝐵 𝐸𝐹 (sifat transitif):
Diperoleh ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka Sp(A) = D dengan P titik tengah 𝐵𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗
Diperoleh 𝐶𝐷 ⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 maka Sq(C) = F dengan Q titik tengah ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐸
Menurut teorema 9.1 jika ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka segiempat ABCD jajargenjang sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 //
⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝐶𝐷
𝐶𝐷 ⃗⃗⃗⃗⃗ // ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ // ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 akibatnya 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ =
𝐸𝐹 . Menurut akibat dari teorema 9.1 bahwa jika 𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 maka AB = CD, jika ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 maka CD = EF. Akibatnya AB = EF. Karena AB = EF
dan ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 // ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 maka ABFE jajargenjang. Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajargenjang
⃗⃗⃗⃗⃗ // ⃗⃗⃗⃗⃗
maka 𝐴𝐵 𝐸𝐹 .
Catatan : sebuah relasi yang memiliki ketiga sifat tersebut dinamakan relasi keekivalenan
Teorema 9.3 : diketahui sebuah titik P dan suatu ruas berarah ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 maka ada titik tunggal Q.
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
sehingga 𝑃𝑄 ⃗⃗⃗⃗⃗
Bukti:
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑃𝑄
Akan dibuktikan keberadaan Q sehingga 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑃𝑄
⃗⃗⃗⃗⃗ dengan Sp(A) = Q maka 𝐴𝐵
Andaikan ada titik Q misal R adalah titik tengah 𝐵𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗
Menurut teorema 9.2 (2) maka ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵
Akibat 1:
Jika 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 ), 𝑃2 (𝑥2 , 𝑦2 ), dan 𝑃3 (𝑥3 , 𝑦3 ) titik-titik yang diketahui maka titik 𝑃(𝑥3 + 𝑥2 −
𝑥1 , 𝑦3 + 𝑦2 − 𝑦1 ) adalah titik tunggal sehingga 𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
3 𝑃 = 𝑃1 𝑃2 .
= [(𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥1 − 𝑥3 , 𝑦3 + 𝑦2 − 𝑦1 − 𝑦3 )] − [(𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 )]
= (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 ) − (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 )
= (0,0)
= 0.
Akibat 2:
⟺ (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 ) = (𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦4 − 𝑦3 )
menurut definisi sebuah titik pada aljabar, dua titik A(a,b) = B(c,d) jika dan hanya jika a = b
dan c = d diperoleh 𝑥2 − 𝑥1 = 𝑥4 − 𝑥3 dan 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑦4 − 𝑦3
R = S ⟺ (𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 ) = (𝑥4 − 𝑥3 , 𝑦4 − 𝑦3 )
⟺ 𝑃2 − 𝑃1 = 𝑃4 − 𝑃3 ⟺ 𝑃1 𝑃2 = 𝑃3 𝑃4
⟺ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃3 𝑃4
Definisi:
Jawab:
̅̅̅̅ sehingga 𝑆𝐴 (𝐶) = 𝐵
a. Misalkan titik D Adalah titik tengah 𝐴𝐵
̅̅̅̅)
c. 𝑆𝐴 (𝐴𝐵
Jawab:
̅̅̅̅ ≅ 3𝐴𝐵
a. Titik D sehingga 𝐴𝐷 ̅̅̅̅
4
b. Titik F sehingga ̅̅̅̅
𝐴𝐸 ≅ − ̅̅̅̅
𝐴𝐵
3
̅̅̅̅ ≅ −𝐵𝐴
a. 3𝐴𝐵 ̅̅̅̅
(Benar)
̅̅̅̅) = 𝐵𝐴
b. 𝑆𝐴 (𝐴𝐵 ̅̅̅̅
(Benar)
̅̅̅̅) = 𝑆𝐵 ̅̅̅̅
c. 𝑆𝐴 (𝐴𝐵 𝐴𝐵
(Benar)
̅̅̅̅′ ≅ 2𝐴𝐵
d. Jika 𝐴′ = 𝑆𝐵 (𝐴) maka 𝐴𝐴 ̅̅̅̅
(Benar)
(Benar)
𝑥𝑅 −2 5 0 −7
⟺ (𝑦 ) = ( ) − ( ) + ( ) = ( )
𝑅 4 3 0 1
Jadi R = (-7, 1)
⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
b. 𝑆 sehingga 𝐶𝑆 𝐴𝐵
̅̅̅̅ = 𝐴𝐵
Bersdasarkan teorema akibat jika 𝐶𝑆 ̅̅̅̅ maka CS = AB sehingga
𝑥𝑆 𝑥𝐶 𝑥𝐵 𝑥𝐴 𝑥𝑆 𝑥𝐵 𝑥𝐴 𝑥𝐶
(𝑦 ) − (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) ⇔ (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) + (𝑦 )
𝑆 𝐶 𝐵 𝐴 𝑆 𝐵 𝐴 𝐶
𝑥𝑆 5 0 −2 7
⇔ (𝑦 ) = ( ) − ( ) + ( ) = ( )
𝑆 3 0 4 −1
⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐶
c. 𝑇 sehingga 𝑇𝐵
̅̅̅̅ maka TB = AC sehingga
̅̅̅̅ = 𝐴𝐶
Bersdasarkan teorema akibat jika 𝑇𝐵
𝑥𝐵 𝑥𝑇 𝑥𝐶 𝑥𝐴 𝑥𝐵 𝑥𝐶 𝑥𝐴 𝑥𝑇
(𝑦 ) − (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) ⇔ (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) + (𝑦 )
𝐵 𝑇 𝐶 𝐴 𝐵 𝐶 𝐴 𝑇
𝑥𝐵 5 −2 0 7
⇔ (𝑦 ) = ( ) − ( ) + ( ) = ( )
𝐵 3 4 0 −1
Jadi R = (7, -1)
Jawab:
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐵
a. D sehingga 𝐶𝐷 ⃗⃗⃗⃗⃗
√(𝑥𝐷 − 𝑥𝐶 )2 + (𝑦𝐷 − 𝑦𝐶 )2 = √(𝑥𝐵 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐵 − 𝑦𝐴 )2
⟺ √(𝑥𝐷 − 1)2 + (𝑦𝐷 − 5)2 = √(3 − 2)2 + (−4 − 1)2
⟺ √(𝑥𝐷 − 1)2 + (𝑦𝐷 − 5)2 = √12 + −52
⟺ √(𝑥𝐷 − 1)2 + (𝑦𝐷 − 5)2 = √26
⟺ (𝑥𝐷 − 1)2 + (𝑦𝐷 − 5)2 = 26
⟺ 𝑥𝐷 2 − 2𝑥𝐷 + 1 + 𝑦𝐷 2 − 10𝑦𝐷 + 25 = 26
⟺ 𝑥𝐷 2 − 𝑦𝐷 2 + 2𝑥𝐷 − 10𝑦𝐷 + 26 = 26
⟺ 𝑥𝐷 2 − 𝑦𝐷 2 + 2𝑥𝐷 − 10𝑦𝐷 = 0
b. 𝐸 sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐸 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝐶
√(𝑥𝐸 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐸 − 𝑦𝐴 )2 = √(𝑥𝐶 − 𝑥𝐵 )2 + (𝑦𝐶 − 𝑦𝐵 )2
⟺ √(𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = √(−1 − 3)2 + (5 + 4)2
⟺ √(𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = √(−4)2 + (9)2
⟺ √(𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = √16 + 81
⟺ √(𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = √97
⟺ (𝑥𝐸 − 2)2 + (𝑦𝐸 − 1)2 = 97
⟺ 𝑥𝐸 2 − 4𝑥𝐸 + 4 + 𝑦𝐸 2 − 2𝑦𝐸 + 1 = 97
⟺ 𝑥𝐸 2 + 𝑦𝐸 2 − 4𝑥𝐸 − 2𝑦𝐸 + 5 = 97
⟺ 𝑥𝐸 2 + 𝑦𝐸 2 − 4𝑥𝐸 − 2𝑦𝐸 − 92 = 0
1
c. F sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐹 = 2 ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶
1
√(𝑥𝐹 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐹 − 𝑦𝐴 )2 = √(𝑥𝐶 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐶 − 𝑦𝐴 )2
2
1
⟺ √(𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = √(−1 − 2)2 + (5 − 1)2
2
1
⟺ √(𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = √(−3)2 + (4)2
2
1
⟺ √(𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = √9 + 16
2
1
⟺ √(𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = √25
2
1
⟺ (𝑥𝐹 − 2)2 + (𝑦𝐹 − 1)2 = . 25
4
1
⟺ 𝑥𝐹 2 − 4𝑥𝐹 + 4 + 𝑦𝐹 2 − 2𝑦𝐹 + 1 = . 25
4
2 2
1
⟺ 𝑥𝐹 + 𝑦𝐹 − 4𝑥𝐹 − 2𝑦𝐹 + 5 = . 25
4
2 2
⟺ 4𝑥𝐹 + 4𝑦𝐹 − 16𝑥𝐹 − 8𝑦𝐹 + 20 = 25
⟺ 4𝑥𝐹 2 + 4𝑦𝐹 2 − 16𝑥𝐹 − 8𝑦𝐹 + 5 = 0
Jadi F adalah senua titik pada lingkaran 4𝑥𝐹 2 + 4𝑦𝐹 2 − 16𝑥𝐹 − 8𝑦𝐹 + 5 = 0
3. Jika 𝐴(1, 3), 𝐵(2, 7) dan 𝐶(−1, 4) adalah titik-titik sudut paralleglo-gram 𝐴𝐵𝐶𝐷, tentukan
koordinat-koordinat titik 𝐷.
Jawab:
Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajar genjang maka AB=CD dengan K adalah titik tengah antara
BC dan AD.
𝑥𝐵 +𝑥𝐶 𝑦𝐵 +𝑦𝐶 2−1 7+4 1 11
Karena K titik tengah BC maka K = ( 2
, 2 )= ( 2
, 2 ) = (2 ,
2
)
𝑥 +𝑥 𝑦 +𝑦
Karena K titik tengah AD maka K = ( 𝐴 2 𝐷 , 𝐴 2 𝐵)
1 1 + 𝑥𝐷 3 + 𝑦𝐷
⟺ ( , = 𝑧) = ( , )
2 2 2
1 + 𝑥𝐷 1
⟺ = ⟺ 1 + 𝑥𝐷 = 1 ⟺ 𝑥𝐷 = 0
2 2
3 + 𝑦𝐷 11
⟺ = ⟺ 3 + 𝑦𝐷 = 11 ⟺ 𝑦𝐷 = 8
2 2
4. Jika 𝐴(−2, 4), 𝐵(ℎ, 3), 𝐶(3, 0) dan 𝐷(5, 𝑘) adalah titik sudut jajaran genjang ABCD, tentukan ℎ
dan 𝑘.
Jawab:
Karena ABCD jajar genjang maka ̅̅̅̅𝐴𝐵 = ̅̅̅̅
𝐶𝐷 dan ̅̅̅̅
𝐴𝐷 = ̅̅̅̅
𝐵𝐶
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
Dari 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 menurut teorema akibat 9.1 diperoleh AB = CD maka
𝑥𝐵 𝑥𝐴 𝑥𝐷 𝑥𝐶
(𝑦 ) − (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 )
𝐵 𝐴 𝐷 𝐶
ℎ −2 3 5 ℎ+2 −2
⟺ ( )−( )= ( )−( )⟺ ( )=( )
3 4 0 𝑘 −1 −𝑘
5. Jika 𝐴(−ℎ, −𝑘), 𝐵(5, −2√3), 𝐶(𝑘, 8√3 dan 𝐷(−9, ℎ) adalah titik-titik sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷,
tentukanlah h dan k.
Jawab:
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶𝐷
Karena 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh AB = CD sehingga
𝑥𝐵 𝑥𝐴 𝑥𝐷 𝑥𝐶 5+ℎ −9 − 𝑘
(𝑦 ) − (𝑦 ) = (𝑦 ) − (𝑦 ) ⟺ ( )=( )
𝐵 𝐴 𝐷 𝐶 −2√3 + 𝑘 ℎ − 8√3
⟺ 5 + ℎ = −9 − 𝑘 ⟺ ℎ + 𝑘 = −14 . . .(1)
⟺ −2√3 + 𝑘 = ℎ − 8√3 ⟺ ℎ − 𝑘 = 6√3 . . .(2)
Dari pers (1) dan (2) diperoleh 𝑘 = −7 − 3√3 dan ℎ = −7 − 3√3.
Jawab:
a. Relasi ekivalen
b. Relasi ekivalen
c. Relasi ekivalen
d. Bukan relasi ekivalen
e. Bukan relasi ekivalen
⟺ √𝑥𝐷 2 + 𝑦𝐷 2 = 3√10
⟺ 𝑥𝐷 2 + 𝑦𝐷 2 = 90
⃗⃗⃗⃗⃗ = −2𝐴𝐵
c. F sehingga 𝐴𝐹 ⃗⃗⃗⃗⃗
√(𝑥𝐹 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐹 − 𝑦𝐴 )2 = −2√(𝑥𝐵 − 𝑥𝐴 )2 + (𝑦𝐵 − 𝑦𝐴 )2
⟺ √(𝑥𝐹 − 0)2 + (𝑦𝐹 − 0)2 = −2√(1 − 0)2 + (−3 − 0)2
⟺ √(𝑥𝐹 )2 + (𝑦𝐹 )2 = −2√(1)2 + (−3)2
⟺ √𝑥𝐹 2 + 𝑦𝐹 2 = −2√1 + 9
⟺ √𝑥𝐹 2 + 𝑦𝐹 2 = −2√10
⟺ 𝑥𝐹 2 + 𝑦𝐹 2 = 40
Jawab:
𝑃0 𝑃1 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
a. P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑘𝑃0 𝑃1
𝑃0 𝑃1 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
Karena ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑘𝑃0 𝑃1 maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh 𝑃0 𝑃1 = 𝑘𝑃0 𝑃1 sehingga
𝑥𝑃 − 𝑥𝑃0 𝑥𝑃1 − 𝑥𝑃0 𝑥𝑃 − 𝑥0 𝑥1 − 𝑥0
(𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 ) ⟺ (𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 )
𝑃 𝑃0 𝑃1 𝑃0 𝑃 0 1 0
𝑥 = 𝑘𝑥1
⟺( 𝑃 )
𝑦𝑃 = 𝑘𝑦1
b. P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃 = 𝑘𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
1 𝑃2
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
Karena 𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
1 𝑃 = 𝑘𝑃1 𝑃2 maka meurut akibat teorema 9.1 diperoleh 𝑃1 𝑃 = 𝑘𝑃1 𝑃2 sehingga
𝑥𝑃 − 𝑥𝑃1 𝑥𝑃2 − 𝑥𝑃1 𝑥𝑃 − 𝑥1 𝑥2 − 𝑥1
(𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 ) ⟺ (𝑦 − 𝑦 ) = 𝑘 (𝑦 − 𝑦 )
𝑃 𝑃1 𝑃2 𝑃1 𝑃 1 2 1
⟺ (𝑥𝑃 − 𝑥1 ) = 𝑘(𝑥2 − 𝑥1 ) ⟺ 𝑥𝑃 = 𝑘𝑥2 − (𝑘 − 1)𝑥1
⟺ 𝑦𝑃 − 𝑦1 = 𝑘(𝑦2 − 𝑦1 ) ⟺ 𝑦𝑃 = 𝑘𝑦2 − (𝑘 − 1)𝑦1
10. Jika A = (0, 0), B = (1, 3), C= (-2, 5) dan D = (4, -2) titik-titik diketahui gunakan hasil pada soal
no 12, untuk menentukan koordinat-koordinat titik-titik berikut.
a. P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 = 4𝐴𝐶⃗⃗⃗⃗⃗
1
𝐵𝑅 = 2 ⃗⃗⃗⃗⃗
b. R sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐵𝐶
c. S sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝑆 = 3𝐵𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ = −2𝐷𝐵
d. T sehingga 𝐶𝑇 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
Jawab:
a. P sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 = 4𝐴𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗
Karena ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 = 4𝐴𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka 𝐴𝑃 = 4𝐴𝐶 sehingga 𝑃 − 𝐴 = 4(𝐶 − 𝐴)
Diperoleh
𝑥𝑃 − 𝑥𝐴 𝑥𝐶 − 𝑥𝐴
(𝑦 − 𝑦 ) = 4 (𝑦 − 𝑦 )
𝑃 𝐴 𝐶 𝐴
𝑥𝑃 −2 − 0 0
⟺ (𝑦 ) = 4 ( )+( )
𝑃 5−0 0
𝑥𝑃 −8
⟺ (𝑦 ) = ( )
𝑃 20
1
𝐵𝑅 = 2 ⃗⃗⃗⃗⃗
b. R sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐵𝐶
1 1 1
𝐵𝑅 = ⃗⃗⃗⃗⃗
Karena ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐵𝐶 maka 𝐵𝑅 = 𝐵𝐶 sehingga 𝑅 − 𝐵 = (𝐶 − 𝐴)
2 2 2
Diperoleh
𝑥𝑅 − 𝑥𝐴 1 𝑥𝐶 − 𝑥𝐵 𝑥𝑅 1 −2 − 1 1
(𝑦 − 𝑦 ) = (𝑦 − 𝑦 ) ⟺ (𝑦 ) = ( )+( )
𝑅 𝐴 2 𝐶 𝐵 𝑅 2 5 − 3 3
𝑥𝑅 1
⟺ (𝑦 ) = (− 2)
𝑅
4
1
Jadi koordinat titik R = (− , 4)
2
c. S sehingga 𝐷𝑆⃗⃗⃗⃗⃗ = 3𝐵𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ = 3𝐵𝐶
karena 𝐷𝑆 ⃗⃗⃗⃗⃗ maka 𝐷𝑆 = 3𝐵𝐶 sehingga 𝑆 − 𝐷 = 3(𝐶 − 𝐵)
Diperoleh:
𝑥𝑆 − 𝑥𝐷 𝑥𝐶 − 𝑥𝐵
(𝑦 − 𝑦 ) = 3 (𝑦 − 𝑦 )
𝑆 𝐷 𝐶 𝐵
𝑥𝑆 −2 − 1 4
⟺ (𝑦 ) = 3 ( )+( )
𝑆 5−3 −2
𝑥𝑆 −5
⟺ (𝑦 ) = ( )
𝑆 4
Jadi koordinat titik S = (-5, 4)
Diperoleh
𝑥𝑇 − 𝑥𝐶 𝑥𝐵 − 𝑥𝐷
(𝑦 − 𝑦 ) = −2 (𝑦 − 𝑦 )
𝑇 𝐶 𝐵 𝐷
𝑥𝐵 1−4 −2
⟺ (𝑦 ) = −2 ( )+( )
𝐷 3 − (−2) 5
𝑥𝐵 4
⟺ (𝑦 ) = ( )
𝐷 −5
11. Diketahui garis-garis g dan h yang sejajar. Titik 𝑃 ∈ g sedangkan titik Q tidak pada g maupun h
a. Lukislah 𝑃′ = 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (𝑃) dan Q’= 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (Q)
b. Buktikan bahwa ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑃′ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑄𝑄′
Jawab:
12. Diketahui garis-garis u dan v yang sejajar ; ada titik Z dan W tidak pada garis-garis itu.
Lukislah Z’ = 𝑀𝑦 𝑀𝑢 (Z) dan W’ = 𝑀𝑦 𝑀𝑢 (W)
Jawab:
Jawab:
h
Q
g
P
Mg(Q)
Jawab:
Mu(Z)
Mu(W)
u
W
v
W’ Z
Z’
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑊𝑊′
b. Bukti bahwa 𝑍𝑍′ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
16. Diketahui garis g dan lingkaran-lingkaran 𝐿1 dan 𝐿2 . Garis itu tidak memotong lingkaran-
lingkaran. Dengan memperhatikan 𝑀𝑔 (𝐿1 ), tentukan semua titik X dan g sehingga <
𝑃𝑋𝐴 ≅< 𝑄𝑋𝐵 dengan 𝐴 ∈ 𝐿1 , 𝐵 ∈ 𝐿2 sedangkan ⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑋𝐴 dan ⃡⃗⃗⃗⃗ 𝑋𝐵 adalah garis-garis
singgung.
Jawab:
17. Diketahui garis g dan lingkaran-lingkaran 𝐿1 dan 𝐿2 , garis tidak memotong 𝐿1 dan 𝐿2 .
Gunakan sebuah transformasi untuk melukis sebuah bujur sangkar yang dua titik sudutnya
terletak pada g, satu titik sudut ada pada 𝐿1 dan titik sudut yang keempat ada pada 𝐿2 .
Jawab: