Anda di halaman 1dari 18

Nama : Windriana Lestari Marpaung

Npm : 19150047

Grub : B

Mata Kuliah : Analisis Riel

LATIHAN

1. Gunakan sifar Archimedian atau teorema akibat 2.5.3 (b) untuk menunjukkan
1
bahwa inf { n ; n∈N} = 0.

Pembuktian:
1
Misalkan S ={ n ; n∈N}

1
(i). Jelas 0 batas bawah dari S karena n ≥ 0 untuk setiap n∈N.

(ii). Misalkan j > 0. Maka 1 j ∈ R.


1
Menurut sifat Archimedes, terdapat n j∈N sedemikian sehingga n j>
j

1 1
Dengan kata lain, terdapat n ∈ H ∋ n < j
j j

1
(iii). Jadi, inf{ n ; n∈N}= 0

2. Jika S = {1/n – 1/m ; n, m ∈ N}, carilah inf S dan sup S.


Pembuktian:
Untuk menduga inf S dan sup S, ingatlah bahwa untuk setiap bilangan asli n
1 1
berlaku 0 < n ≤ 1dan untuk setiap bilangan asli m berlaku −1≤− m < 0. Akibatnya, 0+
1 1
(−1) < n − m < 1+0. Jadi, kita bisa menduga inf S = 0+(−1) = −1 dan sup S = 1 + 0

= 1.
(a) Klaim 1 = sup S
1 1 1 1
(i). Karena ∀ m, n∈N n ≤ 1 ,−≤ m 0 Sehingga n − m ≤1+0=1

1 1 1 1
Jadi, ∀ n − m ∈ H, n − m ≤1 sehingga 1 adalah batas atas S.

1
(ii). Misalkan r < 1 sehingga 1 − r > 0 dan 1−x ∈ R. Menurut sifat

1
Archimedes, terdapat mr∈ N sedemikian sehingga mr > 1−r atau 1− r¿

1 −1 1 1
atau > r −1. Pilih nr = 1 sehingga − >1 + (r−1) = r.
mr mr nr mr

1 1 1 1
Jadi, jika r < 1, maka ∃ n − m ∈ H ∋ n − m > r.
r r r r

(iii). supH = 1.

(b) Klaim −1 = inf S


1 1 1 1
(i). Karena ∀m,n∈N n > 0 ,− m ≥−1 sehingga n − m >0+ (−1 )=−1

1 1 1 1
Jadi ∀ n − m ∈ H, n − m ≥−1 sehingga −1 adalah batas bawah S.

1
(ii). Misalkan j>−1 sehingga j+1>0 dan j +1 ∈ R. Menurut sifat

1
Archimedes, terdapat n y ∈ N sedemikian sehingga n j > j+1 atau

1 1 1
j+1> . Pilih m j =1sehingga − < ( j+1 )−1= j . Jadi, jika j>−1, maka ∃
nj nj mj

1 1 1 1
− ∈H∋ − <j
nj m j nj m j
(iii). Inf S¿−1

3. Misalkan S ⊆ R himpunan tak kosong. Buktikan jika sebuah bilangan u di R


yang bersifat
(a) Untuk setiap n ∈N bilangan u – 1/n bukan batas atas dari S
Pembuktian :
Diketahui S ⊆ 𝕽 selanjutnya kita akan menujukkan bahwa 𝕽⊆ S. Misalkan z ∈ 𝕽. Karena
tidak terbatas maka z bukan batas bawah dan batas atas dari S. Akibatnya terdapat
x z , y Z ∈ S ∋ x z< u – 1/ n dan n<u – 1/ n , sehingga kita peroleh z ∈ [ x z , y z ] . Menurut hipotesis
[ x z , y z ] ⊆ S maka z∈ S . Karena hal ini berlaku sebarang z ∈ 𝕽, maka 𝕽⊆ S. Dengan demikian
𝕽=S

(b) Untuk setiap n ∈N bilangan u + 1/n adalah batas atas S


maka u = sup S.
Pembuktian :
 Karena A,B himpunan takkosong, maka A + B juga takkosong. Selanjutnya,
karena A,B terbatas di atas, maka terdapat M 1, M 2∈ R sehingga a ≤ M 1, ∀ a
∈A dan b≤ M 2, ∀ b ∈ B. Akibatnya, a + b≤ M 1 + M 2 , ∀ a + b ∈ A + B. Ini
menunjukkan bahwa A + B terbatas di atas dan karenanya memiliki
supremum.
(i).Kemudian, sifat supremum sebagai batas atas memberikan a≤supA, ∀a∈
A dan b≤supB, ∀ b ∈ B. Akibatnya,∀ a+b ∈ A+B, a+b≤supA+supB.
Jadi, supA + supB adalah batas atas dari A + B.
(ii). Misalkan r < supA + supB sehingga x − supA < supB.
Menurut Teorema Supremum, jika x−supA < supB, maka ∃b 0 ∈ B ∋ b 0
> x−supA yang ekivalen dengan x− b 0 < supA. Selanjutnya, juga
menurut Teorema Supremum, karena x− b 0< supA, maka ∃ a 0 ∈ A ∋ a0 >
x−b0 atau a 0 + b 0 > x. Jadi, jika r < supA + supB, maka ∃ a 0 + b 0 ∈ A + B
∋ a 0 + b 0 > x.

sup(A + B) = supA + supB

4. Misalkan S himpunan tak kosong terbatas dalam R


(a) Misalkan a > 0, dan misalkan aS = {as: s∈S}. Buktikan bahwa inf (aS) = a inf
S, sup (aS) = a sup S
Bukti:
Tulis u=inf aS dan v=inf S.
(i). Akan dibuktikan bahwa u=av. Karena u=inf aS,maka u≤ aS , untuk
setiap s∈ S . Karena v=inf S, maka v≤ s untuk setiap s∈S.
(ii). Akibatnya av=as untuk setiap s∈S. Berarti av merupakan batas bawah
aS. Karena u batas bawah terbesar aS, maka av≤u. Karena u≤av
u
untuk setiap s∈S, maka diperoleh a ≤ s untuk setiap s∈S (sebab a >

0).
u
(iii).Karena v= inf S , maka a ≤ v yang berakibat u≤av. Di lain pihak

diketahui av≤u. Akibatnya u≤av


(iv). Jadi terbukti bahwa inf (aS)=a inf(S)

(b)Misalkan b < 0, dan misalkna bS = {bS: s∈S}. Buktikan bahwa inf (bS) = b sup
S, sup (bS) = b inf S
Bukti:
(i). Akan dibuktikan bahwa u=av. Karena u=sup bS,maka u≥ as , untuk
setiap s∈ S . Karena v=sup S, maka v≥ s untuk setiap s∈S.
(ii). Akibatnya av=bS untuk setiap s∈S. Berarti av merupakan batas bawah
bS. Karena u batas bawah terbesar bS, maka av ≥u. Karena u≥av
u
untuk setiap s∈S, maka diperoleh a ≥ s untuk setiap s∈S (sebab a >

0).
u
(iii).Karena v= sup S , maka a ≥ v yang berakibat u≥av. Di lain pihak

diketahui av≥u. Akibatnya u≥av


(iv). Jadi terbukti bahwa inf (bS)=a sup(S)

5. Misalkan X himpunan tak kosong dan misalkan f: X → R mempunayi daerah


hasil terbatas dalam R. Jika a∈ R, tunjukkan bahwa
Sup {a + f(x): x ∈ X} = a + sup {f(x): x ∈ X}
Bukti:
 Misalkan a + f(X) ={c + f(x) : x∈X} dan f(X) ={f(x) : x∈X}. Jelas c +
f(X)⊆R dan takkosong karena X≠∅. Karena f : X →R memiliki jangkauan
terbatas, maka f(X) memiliki supremum. Demikian juga, c terbatas
sehingga (sesuai dengan yang telah kita tunjukkan sebelumnya bahwa
jumlah dua himpunan terbatas juga terbatas) c+f(X) terbatas. Akibatnya, c +
f(X) juga memiliki supremum.
 Akan ditunjukkan sup(c + f(X)) = c + sup f(X) dengan:
(i). Sifat supremum f(X) memberikan f(x)≤supf(X), ∀ f(x) ∈ f(X).
Akibatnya, untuk setiap c + f(x) ∈ c + f(X), c + f(x) ≤c + sup f(X).
Jadi, c + sup f(X) adalah batas atas dari c + f(X).
(ii). Misalkan r < c + sup f(X) sehingga r−c < sup f(X).
Menurut Teorema Supremum,∃ f( x 0) ∈ f(X) ∋f( x 0) > r−c. Dengan kata
lain,∃c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > c + (r−c) = r. Jadi, jika r < c +
sup f(X), maka ∃ c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > r.
 sup{c + f(x) : x ∈ X}= c + sup{f(x) : x ∈ X}

dan tunjukkan juga bahwa


Inf {a + f(x): x ∈ X} = a + inf {f(x): x ∈ X}
Pembuktian :
 Misalkan a + f(X) ={c + f(x) : x∈X} dan f(X) ={f(x) : x∈X}. Jelas c +
f(X)⊆R dan tak kosong karena X≠∅. Karena f : X →R memiliki jangkauan
terbatas, maka f(X) memiliki infimum. Demikian juga, c terbatas sehingga
(sesuai dengan yang telah kita tunjukkan sebelumnya bahwa jumlah dua
himpunan terbatas juga terbatas) c+f(X) terbatas. Akibatnya, c + f(X) juga
memiliki infimum.
 Akan ditunjukkan inf(c + f(X)) = c + inf f(X) dengan:
(i). Sifat infmum f(X) memberikan f(x)≤inf(X), ∀ f(x) ∈ f(X).
Akibatnya, untuk setiap c + f(x) ∈ c + f(X), c + f(x) ≤c + inf f(X).
Jadi, c + inf f(X) adalah batas atas dari c + f(X).
(ii). Misalkan r < c + inf f(X) sehingga r−c < inf f(X).
Menurut Teorema infimum,∃ f( x 0) ∈ f(X) ∋f( x 0) > r−c. Dengan kata
lain,∃c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > c + (r−c) = r. Jadi, jika r < c +
inf f(X), maka ∃ c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > r.
 Inf {c + f(x) : x ∈ X}= c + sup{f(x) : x ∈ X}

6. Misalkan A dan B himpunan bagian tak kosong dan terbatas dari R, dan
misalkan A + B = {a + b ; a ∈ A, b ∈ B}. Buktikan bahwa sup (A + B) = sup A +
sup B dan inf (A + B) = inf A + inf B.
Buktikan bahwa : sup (A + B) = sup A + sup B
 Karena A,B himpunan takkosong, maka A + B juga takkosong. Selanjutnya,
karena A,B terbatas di atas, maka terdapat M 1, M 2∈ R sehingga a ≤ M 1, ∀ a
∈A dan b≤ M 2, ∀ b ∈ B. Akibatnya, a + b≤ M 1+ M 2 , ∀ a + b ∈ A + B. Ini
menunjukkan bahwa A + B terbatas di atas dan karenanya memiliki
supremum.
(i).Kemudian, sifat supremum sebagai batas atas memberikan a≤supA, ∀a∈
A dan b≤supB, ∀ b ∈ B. Akibatnya,∀ a+b ∈ A+B, a+b≤supA+supB.
Jadi, supA + supB adalah batas atas dari A + B.
(ii). Misalkan r < supA + supB sehingga x − supA < supB.
Menurut Teorema Supremum, jika x−supA < supB, maka ∃b 0 ∈ B ∋ b 0
> x−supA yang ekivalen dengan x− b 0 < supA. Selanjutnya, juga
menurut Teorema Supremum, karena x− b 0< supA, maka ∃ a 0 ∈ A ∋ a0 >
x−b0 atau a 0 + b 0 > x. Jadi, jika r < supA + supB, maka ∃ a 0 + b 0 ∈ A + B
∋ a 0 + b 0 > x.

 sup(A + B) = supA + supB.


Bukti bahwa inf (A + B) = inf A + inf B.
 Karena A,B himpunan takkosong, maka A + B juga takkosong. Selanjutnya,
karena A,B terbatas di atas, maka terdapat M 1, M 2∈ R sehingga a ≤ M 1, ∀ a
∈A dan b≤ M 2, ∀ b ∈ B. Akibatnya, a + b≤ M 1 + M 2 , ∀ a + b ∈ A + B. Ini
menunjukkan bahwa A + B terbatas di atas dan karenanya memiliki
infimum.
(i).Kemudian, sifat infimum sebagai batas atas memberikan a ≤inf A, ∀a∈
A dan b≤inf B, ∀ b ∈ B. Akibatnya,∀ a+b ∈ A+B, a+b≤inf A+inf B.
Jadi, inf A + inf B adalah batas atas dari A + B.
(ii). Misalkan r < inf A + inf B sehingga x − inf A < inf B.
Menurut Teorema infimum, jika x−inf A < inf B, maka ∃b 0 ∈ B ∋ b 0
> x−supA yang ekivalen dengan x− b 0 < supA. Selanjutnya, juga
menurut Teorema infimum, karena x− b 0< inf A, maka ∃ a 0 ∈ A ∋ a0 > x−b0
atau a 0 + b 0 > x. Jadi, jika r < inf A + inf B, maka ∃ a 0 + b 0 ∈ A + B
∋ a 0 + b 0 > x.

 Inf (A + B) = inf A + inf B.

7. Misalkan X himpunan tak kosong, dan misalkan f dan g terdefinisi pada X dan
mempunyai daerah hasil terbatas dalam R. Tunjukkan bahwa:
sup {f(x) + g(x): x ∈X}≤ sup {f(x): x ∈ X} + sup {g(x): x ∈ X}
Pembuktian :
 Misalkan {f(x): x ∈ X} + inf {g(x): x ∈ X}≤ inf {f(x) + g(x): x ∈X}.Jelas c
+ f(X)⊆R dan takkosong karena X≠∅. Karena f : X →R memiliki
jangkauan terbatas, maka f(X) memiliki supremum. Demikian juga, c
terbatas sehingga (sesuai dengan yang telah kita tunjukkan sebelumnya
bahwa jumlah dua himpunan terbatas juga terbatas) c+f(X) terbatas.
Akibatnya, c + f(X) juga memiliki supremum.
 Akan ditunjukkan sup{f(x): x ∈ X} + inf {g(x): x ∈ X}≤ inf {f(x) + g(x): x
∈X} dengan:
(i). Sifat supremum f(X) memberikan f(x)≤supf(X), ∀ f(x) ∈ f(X).
Akibatnya, untuk setiap c + f(x) ∈ c + f(X), c + f(x) ≤c + sup f(X).
Jadi, c + sup f(X) adalah batas atas dari c + f(X).
(ii). Misalkan r < c + sup f(X) sehingga r−c < sup f(X).
Menurut Teorema Supremum,∃ f( x 0) ∈ f(X) ∋f( x 0) > r−c. Dengan kata
lain,∃c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > c + (r−c) = r. Jadi, jika r < c +
sup f(X), maka ∃ c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > r.
 sup{f(x): x ∈ X} + inf {g(x): x ∈ X}≤ inf {f(x) + g(x): x ∈X}

bahwa inf {f(x): x ∈ X} + inf {g(x): x ∈ X}≤ inf {f(x) + g(x): x ∈X}
Pembuktian :
 Misalkan bahwa inf {f(x): x ∈ X} + inf {g(x): x ∈ X}≤ inf {f(x) + g(x): x
∈X}. Jelas c + f(X)⊆R dan takkosong karena X≠∅. Karena f : X →R
memiliki jangkauan terbatas, maka f(X) memiliki infimum. Demikian juga,
c terbatas sehingga (sesuai dengan yang telah kita tunjukkan sebelumnya
bahwa jumlah dua himpunan terbatas juga terbatas) c+f(X) terbatas.
Akibatnya, c + f(X) juga memiliki infimum.
 Akan ditunjukkan bahwa inf {f(x): x ∈ X} + inf {g(x): x ∈ X}≤ inf {f(x)
+ g(x): x ∈X}dengan:
(i). Sifat infimum f(X) memberikan f(x)≤ inf f(X), ∀ f(x) ∈ f(X).
Akibatnya, untuk setiap c + f(x) ∈ c + f(X), c + f(x) ≤c + inf f(X).
Jadi, c + inf f(X) adalah batas atas dari c + f(X).
(ii). Misalkan r < c + inf f(X) sehingga r−c < inf f(X).
Menurut Teorema infimum,∃ f( x 0) ∈ f(X) ∋f( x 0) > r−c. Dengan kata
lain,∃c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > c + (r−c) = r. Jadi, jika r < c
+ sup f(X), maka ∃ c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > r.
 Inf {f(x): x ∈ X} + inf {g(x): x ∈ X}≤ inf {f(x) + g(x): x ∈X}
8. Misalkan X = Y = {x ∈ R: 0 < x < 1}. Didefinisikan h: X x Y → R dengan
h(x, y) = 2x + y
(a) Untuk setiap x ∈ X, carilah f(x) = sup {h(x, y): y ∈ Y}, maka carilah inf {f(x):
x∈X}
Pembuktian :
 Misalkan a + f(X) ={c + f(x) : x∈X} dan f(X) ={f(x) : x∈X}. Jelas c +
f(X)⊆R dan takkosong karena X≠∅. Karena f : X →R memiliki jangkauan
terbatas, maka f(X) memiliki supremum. Demikian juga, c terbatas
sehingga (sesuai dengan yang telah kita tunjukkan sebelumnya bahwa
jumlah dua himpunan terbatas juga terbatas) c+f(X) terbatas. Akibatnya, c +
f(X) juga memiliki supremum.
 Akan ditunjukkan sup(c + f(X)) = c + sup f(X) dengan:
(i). Sifat supremum f(X) memberikan f(x)≤supf(X), ∀ f(x) ∈ f(X).
Akibatnya, untuk setiap c + f(x) ∈ c + f(X), c + f(x) ≤c + sup f(X).
Jadi, c + sup f(X) adalah batas atas dari c + f(X).
(ii). Misalkan r < c + sup f(X) sehingga r−c < sup f(X).
Menurut Teorema Supremum,∃ f( x 0) ∈ f(X) ∋f( x 0) > r−c. Dengan kata
lain,∃c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > c + (r−c) = r. Jadi, jika r < c +
sup f(X), maka ∃ c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > r.
 sup{c + f(x) : x ∈ X}= c + sup{f(x) : x ∈ X}

(b) Untuk setiap y ∈ Y, carilah g(y) = inf {h(x, y): x ∈ X}, maka carilah sup {g(y):
y ∈ Y}
Cocokkan dengan hasil yang dicari pada bagian (a)
Pembuktian :
 Misalkan a + f(X) ={c + f(x) : x∈X} dan f(X) ={f(x) : x∈X}. Jelas c +
f(X)⊆R dan takkosong karena X≠∅. Karena f : X →R memiliki jangkauan
terbatas, maka f(X) memiliki supremum. Demikian juga, c terbatas
sehingga (sesuai dengan yang telah kita tunjukkan sebelumnya bahwa
jumlah dua himpunan terbatas juga terbatas) c+f(X) terbatas. Akibatnya, c +
f(X) juga memiliki supremum.
 Akan ditunjukkan sup(c + f(X)) = c + sup f(X) dengan:
(i). Sifat supremum f(X) memberikan f(x)≤supf(X), ∀ f(x) ∈ f(X).
Akibatnya, untuk setiap c + f(x) ∈ c + f(X), c + f(x) ≤c + sup f(X).
Jadi, c + sup f(X) adalah batas atas dari c + f(X).
(ii). Misalkan r < c + sup f(X) sehingga r−c < sup f(X).
Menurut Teorema Supremum,∃ f( x 0) ∈ f(X) ∋f( x 0) > r−c. Dengan kata
lain,∃c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > c + (r−c) = r. Jadi, jika r < c +
sup f(X), maka ∃ c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > r.
 sup{c + f(x) : x ∈ X}= c + sup{f(x) : x ∈ X}

9. Pertanyaan sama dengan (a) dan (b) di atas, tetapi untuk fungsi h: X x Y → R
definisikan dengan h(x, y) = 0, jika x < y = 1, jika x ≥ y.
Pembuktian :
 Misalkan a + f(X) ={c + f(x) : x∈X} dan f(X) ={f(x) : x∈X}. Jelas c +
f(X)⊆R dan takkosong karena X≠∅. Karena f : X →R memiliki jangkauan
terbatas, maka f(X) memiliki supremum. Demikian juga, c terbatas
sehingga (sesuai dengan yang telah kita tunjukkan sebelumnya bahwa
jumlah dua himpunan terbatas juga terbatas) c+f(X) terbatas. Akibatnya, c +
f(X) juga memiliki supremum.
 Akan ditunjukkan sup(c + f(X)) = c + sup f(X) dengan:
(i). Sifat supremum f(X) memberikan f(x)≤supf(X), ∀ f(x) ∈ f(X).
Akibatnya, untuk setiap c + f(x) ∈ c + f(X), c + f(x) ≤c + sup f(X).
Jadi, c + sup f(X) adalah batas atas dari c + f(X).
(ii). Misalkan r < c + sup f(X) sehingga r−c < sup f(X).
Menurut Teorema Supremum,∃ f( x 0) ∈ f(X) ∋f( x 0) > r−c. Dengan kata
lain,∃c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > c + (r−c) = r. Jadi, jika r < c +
sup f(X), maka ∃ c + f( x 0) ∈ c + f(X) ∋ c + f( x 0) > r.
 sup{c + f(x) : x ∈ X}= c + sup{f(x) : x ∈ X}

10. Diberikan sembarang x ∈ R tunjukkan bahwa terdapat dengan tunggal n ∈ Z


sedemikian hingga n – 1 ≤ x < n.
Pembuktian :
(i). Untuk n di atas, berlaku ny-nx¿ 1, yaitu nx+1¿ny. Karena nx¿ 0 , maka dapat
dipilih m ∈ N sehingga n−1≤ x <n
m m
(ii). Akibatnya untuk q= n mempunyai sifat x¿ n =q< y . Jadi, terdapat bilangan

m
rasional q= n dengan sifat x < ru < y

1
11. Jika y > 0 tunjukkan bahwa terdapat n ∈ N sedemikian hingga
2n
≤ y.

Pembuktian :
−I n y
Karena y > 0 dan ln 2 ≠ 0, maka In2
∈ R. Menurut sifat Archimedes, terdapat

n∈N, sehingga
−I n y
n> I ⇔n ln 2 > −ln y
n2
⇔ln 2n> ln y−1
1
⇔2n > z

1
⇔z >
2n

12. Modifikasi argumen seperti teorema keberadaan √2 untuk menunjukkan bahwa


terdapat sebuah bilangan positif riil y sedemikian hingga y 2= 3.
Pembuktian :
Awalnya, kita bentuk himpunan H ={x∈R | y 2 < 3}. Himpunan ini takkosong
karena ∃ 1 ∈ H, 1 ∈ R dan 12 < 3. Himpunan H terbatas di atas karena terdapat 3 ∈
R sehingga untuk setiap x ∈ H, x < 3 (karena y 2 < 3). Akibatnya, sesuai dengan
aksioma kelengkapan, H mempunyai supremum bilangan real. Misalkan bilangan
real itu s sehingga bisa ditulis s = sup H. Selanjutnya, klaim s2 = 3. Andaikan s2 ≠3.
Ini berarti s2 > 3 atau s2 < 3. Sekarang, akan kita tunjukkan keduanya tidak
mungkin.
1. Kasus s2 > 3
S 2−3 3S
(i). Pandang s2 − 3 > 0 sehingga > 0 yang mengakibatkan 2 ∈ R.
2S S −3

Menurut sifat Archimedes, kita bisa menemukan n ∈ N sedemikian

2S −1 −( S ¿¿ 2−3)
sehingga n > 2 atau > ¿
S −3 n 3S

−( s2−2 )
(ii). Pandang ( s− 1 ¿2=s2 − 3 s + 12 > s2− 3 s =s2 +3 s −1 > s2 +3 s
(n) ( ) =s −s +3=3.
2 2
n n n n 3s

1 1
Jadi, untuk setiap x ∈ H, y 2 < 3 < s− n . Ini menunjukkan bahwa s− n batas atas S

yang jelas lebih kecil dari s. Kontradiksi dengan fakta bahwa s = sup H.
2. Kasus s2 < 3
2−s2 2 s+1
(i). Pandang 3 − s2 > 0 sehingga > 0 yang mengakibatkan ∈ R.
2 s+1 2−s2

Menurut sifat Archimedes, kita bisa menemukan n ∈ N sedemikian sehingga n

2 s+1 1 2−s 2
¿ atau < .
2−s2 n 2 s +1

(ii). Pandang (

1 2 2 3s 1 2 3s 1 2 3 s +1 2 ( 1 2 ( 3−s 2 2 ( 2
s+ ¿ =s + + 2 ≤ s + + =s + =s + 3 s +1 <s + 3 s+ 1
) ) =s + 3−s ) =3.
n n n n n n n 3 s +1
1 1
Ini menunjukkan bahwa s + n ∈ H. Karena s + n > s, hal ini kontradiksi dengan s

batas atas H. Jadi, pengandaian salah sehingga haruslah s2 = 3. Akibatnya, terdapat


bilangan real s =√2 yang merupakan sup H.

13. Modifikasi argumen seperti soal di atas untuk menunjukkan jika a > 0, maka
terdapat sebuah bilangan positif riil z sedemikian hingga z 2 = a.
Pembuktian :
Misalkan a > 0. Pertama, kita bentuk himpunan H = {h ∈ R | h2 < a}. Himpunan ini
takkosong karena 0 ∈ H. Himpunan ini juga terbatas di atas karena terdapat a + 1 ∈
R sehingga ∀ h ∈ H, h < a + 1 (karena z 2 < (a + 1¿2). Akibatnya, menurut Aksioma
Kelengkapan, H mempunyai supremum, misalkan supH = u.
Selanjutnya, klaim z 2 = a. Andaikan z 2 ≠a. Ini berarti z 2 > a atau z 2 < a. Sekarang,
akan kita tunjukkan keduanya tidak mungkin.

1. Kasus z 2 > a.
z2 −a 2z
(i). Pandang z −¿a > 0 sehingga
2
> 0 yang mengakibatkan 2 ∈ R.
2z z −a
Menurut Sifat Archimedes, kita bisa menemukan n∈N sedemikian

2z −1 −(z ¿¿ 2−a)
sehingga n > 2
z −a
atau n > 2z
¿ .

1 2 2 2z 1 2 2z 2 −1 2
( )
(ii). Pandang ( z− n ¿ =z −¿ n + 2 > z − n =z + 2 z n > z + 2 z ¿
n
1 1
Jadi, untuk setiap h ∈ H, h2< a < x− n . Ini menunjukkan bahwa x− n

batas atas H yang jelas lebih kecil dari a. Kontradiksi dengan


fakta bahwa a = sup H.

2. Kasus z 2 < a.
a−z 2 2 z +1
(i). Pandang a− z > 0 sehingga
2
> 0 yang mengakibatkan ∈ R.
2 z +1 a−z 2
Menurut Sifat Archimedes, kita bisa menemukan n∈N sedemikian

2 z +1 1 a−z 2
sehingga n > 2 atau <
a−z n 2 z+ 1
1 2 2
(ii). Pandang ( z + n ¿ =z +¿

2z 1 2 2z 1 2 2 x +1 2 ( 1 2 ( a−z2 2 2
+ 2 ≤ z + + =z + =z + 2 x+ 1 < z + 2 x +1
) ) =z + ( a−z ) =a
n n n n n n 2 z +1

1
Ini menunjukkan bahwa z + n ∈ H. Kontradiksi dengan fakta bahwa x batas atas H

1
karena z + n > z . Jadi, haruslah z 2= a. Akibatnya, terdapat x √ 2∈ R dimana

z= supH.
14. Modifikasi argumen seperti soal di atas untuk menunjukkan bahwa terdapat
sebuah bilangan positif riil u sedemikian hingga u3 = 2.
Pembuktian :
Misalkan 2 > 0. Pertama, kita bentuk himpunan H = {h ∈ R | h2 < 2}. Himpunan ini
takkosong karena 0 ∈ H. Himpunan ini juga terbatas di atas karena terdapat a + 1 ∈
R sehingga ∀ h ∈ H, h < a + 2 (karena u3 < (a + 1¿3). Akibatnya, menurut Aksioma
Kelengkapan, H mempunyai supremum, misalkan supH = u
Selanjutnya, klaim u3 = a. Andaikan u3 ≠a. Ini berarti u3 > a atau u3<3. Sekarang,
akan kita tunjukkan keduanya tidak mungkin.

1. Kasus u3 > 3.
u3−3 3u
(i). Pandang u −¿3 > 0 sehingga
3
> 0 yang mengakibatkan 3 ∈ R.
3u u −3
Menurut Sifat Archimedes, kita bisa menemukan n∈N sedemikian

3u −1 −(u¿ ¿3−3)
sehingga n > 3
u −3
atau n > 3u
¿ .

1 3 3 3z 1 3 3u −1
2
( )
3
(ii). Pandang (u− n ¿ =u −¿ n + 3 >u − n =u +2 u n >u + 3u ¿
n
1 1
Jadi, untuk setiap h ∈ H, u3< a < u− n . Ini menunjukkan bahwa u− n

batas atas H yang jelas lebih kecil dari 3. Kontradiksi dengan


fakta bahwa u = sup H.

2. Kasus z 2 < a.
3−u 3 3u+ 1
(i). Pandang a− z > 0 sehingga
2
> 0 yang mengakibatkan ∈ R.
3u+ 1 3−u 3
Menurut Sifat Archimedes, kita bisa menemukan n∈N sedemikian

3u+ 1 1 3−u3
sehingga n > 3 atau <
3−u n 3 u+1
1 2 3
(ii). Pandang (u+ n ¿ =u +¿

3u 1 3 3u 1 3 3 u+1 3 ( 1 3 ( 3−u3 2 3
+ 2 ≤ u + + =u + =u + 3 u+1 <u + 3 u+1
) ) =u + ( 3−u ) =3
n n n n n n 3 u+1

1
Ini menunjukkan bahwa u+ n ∈ H. Kontradiksi dengan fakta bahwa u batas atas H

1
karena u+ n >3. Jadi, haruslah z 2= a. Akibatnya, terdapat x √ 3∈ R dimana

U = supH.

15. Jika u > 0 adalah sembarang bilangan dan x < y, tunjukkan bahwa terdapat
sebuah bilangan rasional r sedemikian hingga bahwa x < ru < y.
Pembuktian :
(i). Dengan tidak mengurangi keumuman (without lost of generality), diambil u ¿ 0.
1
Karena x < y, maka y¿ 0 dan y−¿x¿0. Akibatnya y−x ¿ 0, sehingga dapat dipilih n

1
∈ N sedemikian hingga n> ¿ .
y−x

(ii). Untuk n di atas, berlaku ny-nx¿ 1, yaitu nx+1¿ny. Karena nx¿ 0 , maka
dapat dipilih m ∈ N sehingga m−1 ≤ nx< m
m m
(iii). Akibatnya untuk q= n mempunyai sifat x¿ n =q< y . Jadi, terdapat bilangan

m
rasional q= n dengan sifat x < ru < y.

Anda mungkin juga menyukai