Oleh:
IIS ROSMERIA (A1C215001)
FEBBY AYUNI EYSA PUTRI (A1C2150
SESI SUNDARI (A1C2150
RIA NINGSIH SAPUTRI (A1C2150
EKA RATINDRA IKHSAN DHANI (A1C2150
DENI NOVERA (A1C215034)
Dosen Pengampu:
Dra. SOFNIDAR, M.Si
UNIVERSITAS JAMBI
A. TUJUAN
Setelah mempelajari koset teorema Lagrange dan subgrup normal, pembaca
diharapkan untuk:
1. Memahami koset kiri, koset kanan, sifat-sifat koset dan dapat menggunakannya dalam
grup,
2. Memahami konsep subgrup normal, grup faktor dan dapat menggunakannya dalam
penyelesaian soal.
Sebagai penjabaran tujuan di atas, setelah mempelajari koset teorema Lagrange dan
subgrup normal, pembaca dapat:
1. Menentukan koset kiri atau koset kanan dari suatu subgrup dalam grup tertentu;
2. Menentukan teorema yang berkenaan dengan koset-koset suatu subgrup dalam grup
tertentu;
3. Menentukan banyaknya koset-koset yang berbeda dari suatu subgrup dalam grup
tertentu;
4. Menentukan hubungan antara order suatu grup dan order dari subgrupnya;
5. Menentukan hubungan antara periode suatu elemen dari grup dan order dari grupnya;
6. Menentukan elemen-elemen yang kongruen modulo suatu subgrup dari grup tertentu;
7. Mengidentifikasi apakah subgrup dari suatu grup merupakan subgrup normal atau
tidak;
8. Menentukan syarat-syarat agar suatu subgrup merupakan subgrup normal dari grup
tertentu;
9. Menentukan teorema yang berkenaan dengan subgrup normal;
10. Menentukan banyaknya elemen dari suatu grup faktor.
B. MATERI
Adapun materi yang akan dipelajari sesuai dengan tujuan di atas, adalah:
1. Menentukan Koset Kiri Atau Koset Kanan Dari Suatu Subgrup Dalam Grup
Tertentu
Definisi 7.1 Jika H suatu subgrup dari grup (G; ) dan a G maka Ha =
Contoh 1. Misalnya G = {..., -2, -1, 0, 1, 2, ...} sedangkan (G, +) merupakan grup
Contoh 2. Misalkan B adalah himpunan semua bilangan bulat. Maka B dengan operasi
penjumlahan merupakan suatu grup. H5 adalah himpunan semua bilangan bulat
kelipatan 5. Maka H5 dengan operasi penjumlahan juga merupakan semua
suatu grup. H5 B, jadi H5 merupakan subgrup dari B.
Contoh 3. Misalnya
G = {i, a, b, c, d, e} sedangkan (G, ) adalah grup dengan
i = (1) (2) (3) c = (2 3)
a = (1 2 3) d = (1 3)
b = (1 3 2) e = (1 2), dan
adalah operasi perkalian permutasi
Hasil kali anggtota G disajikan dalam tabel berikut ini:
i a b c d e
i i a b c d e
a a b i e c d
b b i a d e c
c c d e i a b
d d e c b i a
e e c d a b i
Subgrup dari G adalah {i, a, b}, {i, c}, {i, d}, {i, e}
Misalnya S = {i, c}
Koset kanan dari S dalam G adalah:
Si = {i, c} Sc = {c, i}
Sa = {ia, ca} = {a, d} Sd = {id, cd} = {d, a}
Sb = {ib, cb} = {b, e} Se = {ie, ce} = {e, b}
Contoh 4. Misalnya G = {1, -1, i, -i} dengan i = 1 atau i2 = -1. Maka (G,x)
a, ....., yang semuanya berlainan pula. Sebab jika ada anggota dalam Sa yang sama, yaitu hi
a = hj a, dengan sifat kanselasi diperoleh hi = hj. Hal ini tidak mungkin karena anggota dari
S semuanya berlainan. Begitu pula anggota dari koset kanan Sa tidak ada yang sama dengan
anggota dari S. Sebab andaikan ada yang sama, misalkan hi a = hj, dengan hi, hj S,
yang berarti:
hi-1 (hi a) = hi-1 hj
(i a) = hi-1 hj
a = hi-1 hj
S suatu subgrup maka S suatu grup. Sehingga, apabila hj S maka h-1 S pula. hi, hi-1
menunjukkan bahwa anggota dari dalam Sb ini tidak ada yang sama. Begitu pula anggota dari
Sb tidak ada yang sama dengan anggota dari S.
Pernyataan ini dapat ditunjukkan melalui contoh 3, yaitu S = {i, c}
Untuk memahami sifat-sifat koset, perlu anda perhatikan bahwa (Sa)a-1 = Si = S dan
(Sb)b-1 = Si = S
Dalam contoh 3 diketahui bahwa a dan b saling invers, yaitu a-1 = b dan b-1 = a
Bukti:
Sa adalah koset kanan dari S, yang anggotanya adalah hasil kali anggota S dan
a, dari kanan. Karena S adalah subgrup yang memenuhi sifat tertutup, dan a
Jadi Sa S
Jadi Sa = S
Teorema 7.2 Jika G adalah grup dan S adalah Subgrup dari G, maka Sa = Sb jika dan hanya
jika ab-1 S.
Bukti:
Teorema 7.3 Jika S adalah subgrup dari grup G, maka b Sa jika dan hanya jika Sa = Sb.
Bukti :
1) Akan dibuktikan b Sa Sa = Sb
Jadi G a G Sa
a G Sa
Sb . Terbukti
Teorema 7.5 Misalkan (G, o) adalah grup dan S merupakan subgrup dari G. Jika i adalah
Teorema 7.6 Jika (G, o) adalah grup dan S adalah subgrup dari G maka a,b G
berlaku S Sa.
G.
Berarti setiap anggota dari Sa merupakan banyaknya anggota dari S.
Akan dibuktikan pemetaan itu satu lawan satu.
Misalkan s s S dan f(s ) = f(s )
1 2 1 2
Teorema 7.7 Jika (G, o) adalah grup, dan S merupakan subgrup dari G, maka a,b
G berlaku Sa Sb.
4. Menentukan Hubungan Antara Order Suatu Grup Dan Order Dari Subgrupnya
Tujuan ini sesuai dengan Teorema berikut.
Definisi 7.2 Jika G suatu grup dan S adalah subgrup dari G, maka yang disebut indeks dari S
dalam G adalah banyaknya koset kanan yang berbeda dari S dalam G, ditulis ig
n(G)
(S). Jika S suatu grup berhingga maka ig (S) = n( S) .
5. Menentukan Hubungan Antara Periode Suatu Elemen Dari Grup dan Order Dari
Grupnya
Definisi 7.2 Jika G suatu grup dan S adalah subgroup dari G ,maka yang disebut indeks
sari S dalam G adalah banyaknya koset kanan yang berbeda dari dalam G, dan
n(G)
ditulis iG (S). Jika G suatu grup berhingga, maka ig (S) = n( S) .
Contoh:
T = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dengan operasi perkalian modulo 7 membentuk suatu
grup.
Jawaban :
X7 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 4 5 6
2 2 4 6 1 3 5
3 3 6 2 5 1 4
4 4 1 5 2 6 3
5 5 3 1 6 4 2
6 6 5 4 3 2 1
`
1. Operasi X7 pada M7 bersifat tertutup karna berdasarkan hasil operasi X7 pada tabel
terlihat bahwa semua hasil operasinya adalah anggota dari M7.
2. Operasi X7 pada M7 bersifat komutatif,karena hasil operasi X7 pada tabel simetris
terhadap diagonal utama.
3. Operasi X7 pada M7 tabel terlihat bahwa setiap baris maupun kolom memiliki anggota
yang berbeda,selanjutnya akan diperhatikan melalui contoh-contoh berikut :
a. (2 X7 3) X7 4 = 2 X7 ( 3 X7 4 )
6 X7 4 = 2 X7 5
3 =3
b. ( 3 X7 1 ) X7 2 = 3 X7 ( 1 X7 2 )
3 X7 2 = 3 X7 2
6 = 6
c. (2 X7 4 ) X7 1 = 2 X7 (4 X7 1 )
1 X7 1 = 2 X7 4
1 =1 ( TERBUKTI )
Berdasarkan 3 contoh diatas maka terbukti bahwa (M7, X7) bersifat assosiatif.
4. Berdasarkan tabel terlihat bahwa ada 1 baris yang persis sama dengan baris paling
atas, maka 1 adalah elemen identitas kiri dan ada 1 kolom yang persis sama dengan
kolom paling kiri, maka 1 adalah elemen identitas kanan.
Sehingga 1 adalah elemen identitas pada (M7, X7) berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
1 X7 1 = 1 1 X7 1 = 1
2 X7 1 = 2 1 X7 2 = 2
3 X7 1 = 3 1 X7 3 = 3
4 X7 1 = 4 1 X7 4 = 4
5 X7 1 = 5 1 X7 5 5 = 5
6 X7 1 = 6 1 X7 6 = 6
Indentitas kanan Identitas kiri
5. Berdasarkan tabel terletak bahwa invers :
1 X7 1= 1 X7 1= 1 1-1 = 1
2 X7 4 = 4 X7 2 = 1 2-1= 4
3 X7 5 = 5 X7 3 = 1 3 -1 = 5
6 X7 6 = 6 X7 6 = 1 6-1 = 6
Jadi, elemen (M7,X7) semuanya memiliki invers.
Kesimpulan: Karena (M7, X7) bersifat tertutup,bersifat assosiatif,memiliki identitas
dan semua elemennya memiliki invers maka (M7, X7) terbukti suatu
grup.
Sub grup dari (M7, X7) adalah :
A ={1} D={ 1, 6}
S = { 1, 2, 4} C = { 2, 5}
B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
S = {1, 2, 4} dan D = {1, 6} terhadap operasi perkalian modulo 7 merupakan
subgroup dari T. Koset-koset kana dari S dalam T adalah S1, S2, S3, S4, S5, S6. Dengan S1
= S2 = S4 = S
S3 = {1.3, 2.3, 4.3}= {3, 6, 5}
S5 = {1.5, 2.5, 4.5} = {5, 3, 6}
S6 = {1.6, 2.6, 4.6} ={6, 5, 3} maka S3 = S5 = S6
Jadi banyaknya koset kanan Ss dalam G ada 2, atau iG ( S ) = 2 nampak bahwa n(S) =
n(T )
3 dan n(T) = 6 sehingga iT(S) = n(S) .
Koset-koset kanan dari D dalam T adalah D1, D2, D3, D4, D5, D6 dengan D1 = D6 = D,
D2 = {2,5} dan D3 = D4 = {3, 4} sehingga iT(D) = 3. Tentukanlah periode setiap elemen
dari T. Jawaban: p(1) = 1, p(2) = 3, p(3) = 6, P(4) = 3, P(5) = 6, dan p(6) = 2; p(4) = 3
sebab 43 = 64 kongruen 1 (modulo 7). Perhatikan bahwa periode setiap elemen dari T
n (T ) 6
membagi habis n(T) = 6, bukti: iT(S) = n(S ) = 3 = 2.
Teorema 7.9 Jika G suatu grup berhingga dan a G maka p(a)n(G),yaitu periode a
membagi habis order dari G.
Bukti:
Misalkan G suatu grup berhingga dengan order atau tingkat m.maka m(G) = m
Bukti:
Misalkan n(G) = m dengan m suatu bilangan prima.maka pembagi dari m
hanyalah I dan m saja. Sehingga G tidak mempunyai subgroup sejati.ambil a
Teorema 7.11 Jika G suatu grup dan H adalah subgroup dari G, maka untuk setiap a G,
Teorema 7.12 Jika G adalah grup dan S merupakan subgroup dari G maka untuk setiap a, b
Bukti:
(mod H). Akan ditunjukkan a c (mod H). Karena a b (mod H) maka ab-1 H.
Demikian juga, karena b c (mod H) maka bc-1 H. Karena H subgroup dan ab-
1
, bc-1 H, maka (ab-1 )(bc-1) H atau a(b-1 b)c-1 H. Karena (b-1b) = e maka a
c-1 H (e unsur identitas). Jadi, ac-1 H atau dengan kata lain a c (mod H). Hal
ini menunjukkan bahwa relasi memenuhi sifat transitif.
Karena ketiga sifat di atas dipenuhi oleh relasi kongruen mod H maka relasi
tersebut merupakan relasi ekuivalen.
Telah ditunjukkan di atas bahwa jika H subgroup dari grup G, dan relasi kongruen
maka relasi kongruen tersebut akan membagi G dalam kelas-kelas saling lepas, atau dengan
kata lain relasi kongruen akan membagi G menjadi beberapa partisi yang berbeda. Untuk
memahami lebih mendalam pengertian partisi yang diakibatkan oleh relasi kongruen mod
H di atas, berikut ini akan ditunjukkan bahwa kelas ekuivalen yang ditentukan oleh a
G (ditulis [a]) sama dengan koset kanan Ha. Sesuai dengan defenisi [a] = {x G : x a (mod H)}
Akan ditunjukkan bahwa [a] = Ha Untuk itu, ambil x [a] sebarang x [a] x a (mod H) x a-1 H x
a-1 a Ha x Ha ini berarti: [a] Ha (i) Selanjutnya ambil sebarang y Ha y Ha y a-1 Haa-1 y a-
1
He y a-1 H y a (mod H) x [a]. Ini berarti Ha [a] Dari (i) dan (ii) disimpulkan bahwa: [a] =
Ha Relasi ekuivalen menempatkan G ke dalam kelas-kelas yang saling lepas, maka G
merupakan gabungan dari semua kelas-kelas ekuivalen yang ditentukan oleh anggota dari G.
Tetapi setiap kelas ekuivalen yang ditentukan oleh anggota dari G sama dengan koset kanan
yang dibangkitkan oleh anggota tersebut. Juga telah ditunjukkan bahwa koset kanan tidak
kosong dan tiap dua koset kanan, akan saling lepas atau akan sama yang satu dengan lainnya,
maka G juga akan merupakan gabungan dari semua koset kanan yang berbeda dari H di G.
7. Mengidentifikasi apakah subgrup dari suatu grup merupakan subgrup normal
atau tidak.
Definisi 7.4 Jika N subgrup G, maka N disebut subgup normal dari G jika dan hanya jika gN
= Ng untuk setiap g G.
Contoh:
G = {i, a, b, c, d, e} dan (G, ) grup dengan . Perhatikan permutasi dan
I = (1) (2) (3) c = (2 3)
a = (1 2 3) d = (1 3)
b = (1 3 2) e = (1 2)
Perhatikan contoh subgrup S = {i, c} pada kegiatan belajar 1, G sehingga
xS Sx
Jadi S = {i, c} bukan subgrup normal.
x G memenuhi xN = Nx
Jadi N = {i, a, b} subgrup normal.
Definisi si atas hanya dapat digunakan pada subgrup yang berhingga.
g.n.g-1 N
Contoh 2 Perhatikan grup G, yaitu grup permutasi tiga elemen, misalnya 1, 2, dan 3
seperti contoh di atas yaitu:
G = {(1) = i, (12), (13), (23), (123), (132)}.
Perhatikanlah pula suatu subgrup dari G, yaitu N = {(1), (132), (123)}.
Periksalah bahwa n adalah subgrup dari G.
g = (12) dan n = (132). Karena G suatu grup dan g G, maka ada g-1
S. Jika g = (12) maka g-1 = (21). Periksalah bahwa g g-1 = g-1 g = (1)
Perhatikan sekarang sekarang komposisi berikut ini
g n g-1 = (12) (132) (21) = (23) (21) = (123) N.
(132) N
Coba periksalah bahwa g n g-1 N untuk setiap g G dan setiap
Contoh 3 Perhatikan grup siklik G = {a, a2, a3, ..., a12 = i} dan suatu subgrup dari G, yaitu
H.
Misalnya, a2 a4 a-2 = a4 H,
a3 a8 a-3 = a8 H dan sebagainya. Nampak bahwa g h
Ambil c g, i N dan a N
c i c-1 = c.c-1 = i N
c a c-1 = ( )(
1 0 1 0 1 0
0 1 0 1 0 1 )( ) = (10 01)(10 10 ) = (10 10 ) =
a N
Jadi g G dan n N berlaku g n g-1 N.
Maka N adalah subgrup normal dari G
Contoh 5 G= {( )|
a b a , b , c , d R , adbc 0
c d }
S= {( )|
a 0 a , d R , ad 0
0 d }
(S, x) subgrup dari G.
Ambil g = (21 32) G, g-1 = (12 32 ) G, dan p = (10 02)
N
(22 34 )(2
2 6 )
6
| S
iNi-1 = {iii , iai, ibi} = {i, a, b} cNc-1 = {cic, cac, cbc} = {i, b, a}
aNa-1 = {aib, aab, abb} = {i, a, b} dNd-1 = { did, dad, dbd} = {i, b, a}
bNb-1 = {bia, baa, bba} = {i, a, b} eNe-1 = {eie, eae, ebe} = {i, b, a}
Ng
Ni = {i, a, b} Nc = {ic, ac, bc} = { c, e, d }
Na = {a, b, i} Nd = {id, ad, bd} = { d, c, e }
Nb = {b, i, a} Ne = {ei, ae, be} = {e, d, c}
gN
iN = {i, a, b} cN = {ci, ca, cb} = { c, d, e }
aN = {a, b, i} dN = {di, da, db} = { d, e, c }
bN = {b, i, a} En = {ei, ea, eb} = { e, c, d }
Maka teorema ini berkenaan dengan subgrup normal
Teorema 7.15 Misalnya (G,o) adalah grup. Jika N dan H masing-masing adalah subgrup
Bukti:
Ambil sebarang a, b N H
a N H a N dan a H
b N H b N dan b H
a N dan a H a o b N
b H dan b H a o b H
a o b N dan a o b H maka a o b N H
dari (1) dan (2) disimpulkan bahwa N H adalah subgroup normal dari G
Teorema 7.16 Dalam setiap grup G dengan elemen identitas i, subgrup {i} dan G sendiri,
merupakan subgrup normal
Dibuktikan:
Koset kanan
ioa=a iod=d
iob=b ioe=e
ioc=c
Koset kiri
aoi=a doi=d
boi=b eoi=e
coi=c
Teorema 7.17 Misalkan (G, o) merupakan grup dan N adalah subgrup dari G.
Jika iG (N) = 2, maka N adalah subgrup normal dari G.
Bukti :
Teorema 7.18 Jika N suatu subgrup dari G, maka N adalah sugrup normal dari G jika dan
hanya jika hasil kali dua koset kanan dari N dalam G adalah koset koset kanan
dari N dalam G pula.
Dibuktikan:
Na Nb = N (aN)b
= N (Na)b
= NN (aob)
= N (aob)
koset kanan dari N dalam G. Jadi hasil kali dua koset kanan dari N adalah koset
kanan dari N dalam G pula.
Teorema 7.19 Jika (G, ) suatu grup dan N adalah subgrup normal dari G, maka G/N terhadap
operasi perkalian himpunan merupakan suatu grup.
Ingat bahwa G/N adalah himpunan semua koset kanan N dalam G, sedangkan banyaknya
koset kanan N dalam G adalah indeks dari N dalam G, yaitu:
n(G) n(G)
iG(N) n(N ) . Maka, n(G/N) iG(N) n(N )
Teorema 7.20 Jika G suatu grup berhingga, dan N adalah subgrup normal dari G, maka
n(G)
n(G/N) n(N )
2 3 11 12
Contoh 6. Misalnya G { a , a , a , , a , a i} adalah suatu
3 6 9
N {i, a , a , a } adalah suatu subgrup normal dari G, n(G) = 12,
3 6 9
Elemen-elemen G/N adalah Ni = N a =N a =N a = N,
4 7 10 4 7 10
N a = N a = N a = N a = { a , a , a , a } dan
2 5 8 11 2 5 8 11
N a =N a =N a =N a ={ a , a , a , a }
2
Jadi n(G/N) = 3 dan G/N = {N, N a , N a }