TEORI GRUP
KRISTINA WIJAYANTI
FMIPA
UNNES
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR:
TEORI GRUP
Kristina Wijayanti
ISBN: 978-602-572-801-3
Penerbit:
FMIPA
UNNES
Wijayanti, Kristina
Pengantar Struktur Aljabar : Teori Grup/ Kristina Wijayanti; - Semarang: FMIPA
Universitas Negeri Semarang, 2018.
Ii, 84 hlm; 24 cm.
ISBN:978-602-572-801-3
I. Judul II. Pengarang
512.5
Prakata
Penulis
Daftar Isi
Prakata ...................................................................... i
BAB 1 GRUP
Indeks ........................................................................ 83
BAB 1 GRUP
Definisi 1.1
Misalkan A dan B himpunan tak-kosong.
Pemetaan f : A → B didefinisikan sebagai aturan yang mengawan-
kan setiap elemen di A dengan tepat satu elemen di B.
Macam-macam Pemetaan
a. Pemetaan injektif
Pemetaan f : A → B dikatakan injektif jika ∀ x, y di A dengan
x ≠ y berlaku f(x) ≠ f(y).
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
2 Grup
1↦2
Permutasi ρ1 : A → A didefinisikan oleh ρ1 : 2 ↦ 3.
3↦1
1 2 3
Dengan notasi standar ditulis ρ1 = .
2 3 1
Permutasi pada A yang lain dalam notasi standar yaitu:
1 2 3 1 2 3
ρ2 = , μ1 = ,
3 1 2 1 3 1
1 2 3 1 2 3
μ2 = , μ3 = .
3 2 1 2 1 3
Jadi, S3 = {ρ0 , ρ1 , ρ2 , μ1 , μ2 , μ3 }.
Definisi 1.2
Misalkan S himpunan tak-kosong.
Operasi biner ∗ pada himpunan S adalah aturan yang mengawan-
kan setiap elemen di S x S dengan tepat satu elemen di S.
Contoh 1.1
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
4 Grup
Definisi 1.3
Contoh 1.2
d. < ℚ∗ , . >, < ℝ∗ , . > , < ℂ∗ , . > , < ℚ+ , . > , < ℝ+, . > merupa-
kan grup terhadap perkalian bilangan.
∗ ∗∗
f. < M2x2 ℝ , . > , < M2x2 ℝ , . > merupakan grup terhadap
perkalian matriks.
a 0
g. a ∈ ℝ, a ≠ 0 merupakan grup terhadap perkalian
0 0
matriks.
Teorema 1.1
Bukti.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
6 Grup
Teorema 1.2
Bukti.
Definisi 1.4
Suatu grup < G, ∗> disebut komutatif (abelian) jika operasi biner ∗
bersifat komutatif.
Contoh 1.3
c. < ℚ, +>, < ℝ, +> , < ℂ, +> merupakan grup komutatif dan
grup tak-berhingga.
d. < ℚ∗ , . >, < ℝ∗ , . > , < ℂ∗ , . >, < ℚ+ , . >, < ℝ+, . > merupa-
kan grup komutatif dan grup tak-berhingga.
Teorema 1.3
Bukti.
∗ e a
e e a
a a e
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
10 Grup
1.4. Subgrup
Definisi 1.5
Definisi 1.6
Contoh 1.4
Definisi 1.7
Contoh 1.5
Teorema 1.4
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
12 Grup
Latihan Soal
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
14 Grup
Daftar Pustaka
Herstein, I.N. (1996). Abstract Algebra. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
16 Grup Siklik
Teorema 2.1
Bukti.
Definisi 2.1
Definisi 2.2
Contoh 2.1
subgrup siklik S3 .
c. < nℤ, , +> grup siklik dengan generator n atau –n.
d. < ℤ, +> grup siklik dengan generator 1 atau -1.
e. < ℤ4 , +4 > grup siklik dengan generator 1 atau 3.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
18 Grup Siklik
1 a a
c
= (b )n = n b untuk suatu n ∈ ℤ. Berarti b = n a c.
1 a
Kontradiksi dengan (b, c) = 1. Jadi haruslah c
≠ (b )n untuk
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
20 Grup Siklik
Teorema 2.2
Bukti.
Teorema 2.3
Bukti.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
22 Grup Siklik
Akibatnya, < S3 , o > bukan grup siklik tetapi setiap subgrup sejati
dari S3 adalah siklik.
Definisi 2.3
Lemma 2.4
Bukti.
Teorema 2.5
Bukti.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
24 Grup Siklik
n s
Berdasarkan (2.8) dan (2.9) diperoleh 1 = p(d ) + q(d ).............(2.10)
n s
Karena K = {x + y x, y di ℤ } subgrup dari grup siklik
d d
n ms s
Dari (2.7) dan (2.9) diperoleh membagi = m ..........(2.12)
d d d
n
Dari (2.11), (2.12) dan Lemma 2.4 diperoleh membagi m.
d
n n s
n
Dari (2.5) dan b d = as d = an d = e diperoleh m membagi d .
n n n
Karena d
membagi m dan m membagi d
maka m = d .
n
Jadi, H = d
dengan d = (n, s).
Contoh 2.2
Bukti.
Contoh 2.3
Latihan Soal
Daftar Pustaka
Herstein, I.N. (1996). Abstract Algebra. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
28 Permutasi dan Koset
Definisi 3.1
Contoh 3.1
Definisi 3.2
Teorema 3.1
Bukti.
Definisi 3.3
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
32 Permutasi dan Koset
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a. σ =
6 1 3 7 4 2 9 8 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
b. α = .
1 5 3 4 2 6 7 8 9
Orbit-orbit dari α adalah {1}, {2, 5}, {3}, {4}, {6}, {7}, {8},
{9}.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
c. β = .
3 7 5 1 4 9 6 2 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9
d. γ = .
3 6 2 5 7 9 8 1 4
Orbit dari γ adalah {1, 3, 2, 6, 9, 4, 5, 7, 8}.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
e. i = .
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Orbit-orbit dari i adalah {1}, {2}, {3}, {4}, {5}, {6}, {7}, {8},
{9}.
Definisi 3.4
Contoh 3.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Permutasi η = merupakan sikel
6 2 7 4 5 3 1 8 9
karena orbit-orbit η adalah {1,6,3,7}, {2}, {4}, {5}, {8}, {9}
sehingga hanya mempunyai sebuah orbit yang mempunyai elemen
lebih dari satu .
Definisi 3.5.
Dua buah sikel bukan identitas dikatakan saling asing jika orbit dari
sikel tersebut yang memuat elemen terbanyak saling asing.
Contoh 3.4
α x , jika x ∈ B1
(βα)(x) = β(α(x)) = β x , jika x ∈ B2
x, jika x ∉ B1 B2
Akibatnya, (αβ)(x) = (βα)(x) untuk setiap x ∈ A. Jadi, αβ = βα.
Jadi, perkalian sikel- sikel yang saling asing bersifat komutatif.
Teorema 3.2
Bukti.
σ x , jika x ∈ Bi
μi (x) =
x , jika x ∉ Bi
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
36 Permutasi dan Koset
Definisi 3.6
a1 a2 … an−1 an
( a1, an )( a1, an-1)( a1, an-2 ) … (a1, a2 ) = a a3 an a1
2
= (a1 , a2 , … , an−1 , an ).
Contoh 3.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a. α= = (2, 5)
1 5 3 4 2 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
b. β= = (1, 3, 5, 4)(2, 7, 6, 9, 8)
3 7 5 1 4 9 6 2 8
= (1, 4) (1, 5) (1, 3)(2, 8)(2,9)(2,6)(2,7)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
c. γ= = (1, 3, 2, 6, 9, 4, 5, 7, 8)
3 6 2 5 7 9 8 1 4
= (1, 8) (1, 7) (1, 5) (1, 4) (1, 9) (1, 6) (1, 2) (1, 3).
1 2 3 4 5 6 7 8 9
d. i= = (1, 2)(1, 2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
= (5, 9)(5, 9) = ...
Lemma 3.3
Bukti.
Misalkan τ = (i,j).
Definisi 3.7
Teorema 3.4
Bukti.
Definisi 3.8
Contoh 3.6
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
42 Permutasi dan Koset
Contoh 3.7
Grup alternating A3 = ρ0 , ρ1 , ρ2 .
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
44 Permutasi dan Koset
Contoh 3.8
a. 5ℤ subgrup ℤ.
b. K = { 0 , 1 , 2 } subgrup S3 .
Teorema 3.5
Bukti.
Bukti.
Bukti.
Bukti.
Definisi 3.9
Contoh 3.9
Latihan Soal
Daftar Pustaka
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
50 Homomorfisma Grup
Definisi 4.1
Contoh 4.1
∗
f. Pemetaan δ ∶ Mnxn (ℝ) → ℝ∗ yang didefinisikan oleh
δ(A) = det(A), ∀ A ∈ Mnxn*( ℝ) merupakan homomorfisma.
g. Pemetaan σ ∶ ℤ → ℤn yang didefinisikan oleh σ(x) = x
∀ x ∈ ℤ merupakan homomorfisma.
Definisi 4.2
Teorema 4.1
Bukti.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
52 Homomorfisma Grup
c. Misalkan H subgrup G.
Akan ditunjukkan φ H = φ x x ∈ H subgrup G′ .
Karena H subgrup G maka e ∈ H sehingga e′ = φ(e) ∈ φ(H).
Berarti φ H ≠ ∅ dan e′ ∈ φ(H).....................................(4.2)
Berdasarkan definisi φ(H) diperoleh φ H ⊆ G′ ...............(4.3)
Ambil x, y di φ(H) sebarang.
Berarti x = φ(a) dan y = φ b untuk suatu a, b di H.
Karena H subgrup G dan a, b di H maka ab ∈ H, sehingga
xy = φ a φ b = φ(ab) di φ(H).
Jadi, untuk setiap x, y di φ(H) berlaku xy ∈ φ(H)..........(4.4)
Ambil 𝑧 ∈ φ(H) sebarang.
Berarti z = φ (c ) untuk suatu c ∈ H. Karena H subgrup G
dan c ∈ H maka c −1 ∈ H. Berdasarkan bagian b teorema ini,
−1
diperoleh z −1 = φ c = φ(c −1 ) di φ(H).
Akibatnya, ∀ z ∈ φ H ∃ z −1 ∈ φ H ∋ zz −1 = e′ = z −1 z..(4.5)
Jadi, berdasarkan (4.2), (4.3), (4.4), dan (4.5) diperoleh φ(H)
merupakan subgrup G′ .
d. Misalkan K subgrup G′ .
Akan ditunjukkan φ−1 K = x ∈ G φ x ∈ K subgrup G.
Karena K subgrup G′ maka e′ ∈ K. Dari bagian a teorema ini,
φ(e) = e′ di K sehingga e ∈ φ−1 (K).
Contoh 4.2
Teorema 4.2
Bukti.
Akan ditunjukkan φ−1 φ a = x ∈ G | φ x = φ a = aK.
Ambil y ∈ φ−1 φ a sebarang. Berarti φ y = φ a .
Jadi,
−1 −1
φ a φ y = φ a φ a operasi biner pada G′
Bukti.
⇒ Misalkan φ injektif.
Karena φ e = e′ dan φ injektif maka e satu-satunya elemen
yang dipetakan ke e′. Akibatnya, Ker φ = e .
Contoh 4.2
φ a + bi = a2 + b2 , ∀ a + bi ∈ ℂ∗ merupakan epimorfisma
tetapi bukan monomorfisma.
d. Homomorfisma φ ∶ MnXn ∗ (ℝ) → ℝ∗ yang didefinisikan oleh
φ A = det A , ∀ A ∈ Mn ∗ merupakan epimorfisma tetapi
bukan monomorfisma.
e. Homomorfisma η ∶ ℤ → ℤ yang didefinisikan oleh η x = 3x
untuk setiap x ∈ ℤ merupakan monomorfisma tetapi bukan
epimorfisma.
Definisi 4.3
Contoh 4.3
Teorema 4.3
Bukti.
a ⇒ b Misalkan gkg−1 ∈ K, ∀ g ∈ G, k ∈ K.
Ambil g ∈ G sebarang.
Akan ditunjukkan: gKg−1 = K.
Ambil x ∈ gKg−1 sebarang .
Berarti x = gkg−1 untuk suatu k ∈ K. Akibatnya, x ∈ K.
Jadi, ∀ x ∈ gKg−1 berlaku x ∈ K. Akibatnya, gKg−1 ⊆ K ...(4.12)
Ambil k ∈ K sebarang. Berdasarkan hipotesis, gkg−1 ∈ K.
Karena G grup maka untuk g ∈ G berlaku g−1 ∈ G sehingga
g−1 kg ∈ K. Jadi, g−1 kg = k1 untuk suatu k1 ∈ K.
Akibatnya, k = gk1 g−1 di gKg−1 .
Berarti, ∀ k ∈ K berlaku k ∈ gKg−1 .
Jadi, K ⊆ gKg−1 ..................................................................(4.13)
Dari (4.12) dan (4.13) diperoleh gKg−1 = K.
Jadi, gKg−1 = K, ∀ g ∈ G.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
58 Homomorfisma Grup
c ⇒ a Misalkan gK = Kg, ∀g ∈ G.
Akan ditunjukkan gkg −1 ∈ K, ∀g ∈ G, k ∈ K.
Ambil g ∈ G dan k ∈ K sebarang. Berarti gK = Kg. Karena
gk ∈ gK dan gK = Kg maka gk = k 5 g untuk suatu k 5 ∈ K.
Akibatnya, gkg −1 = k 5 ∈ K. Jadi, gkg −1 ∈ K, ∀ g ∈ G, k ∈ K.
Teorema 4.4
Bukti.
Teorema 4.5
Bukti.
Contoh 4.4
3ℤ ≅ ℤ.
Teorema 4.6.
Bukti.
a. Ambil a, b ∈ G′ sebarang.
Karena φ surjektif maka terdapat a1 , b1 ∈ G sedemikian
hingga φ a1 = a dan φ b1 = b.
Karena φ homomorfisma dan G grup komutatif maka
ab = φ a1 φ b1 = φ a1 b1 = φ b1 a1 = φ b1 φ a1 = ba.
Jadi, ∀ a, b ∈ G′ berlaku ab = ba. Akibatnya, G′ komutatif.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
62 Homomorfisma Grup
k
Andaikan φ a = e′ untuk suatu 0 < k < n.
k
Karena φ homomorfisma maka diperoleh φ a = e′ ⟺
φ ak = e′ ⟺ φ ak = φ e .
Karena φ injektif maka ak = e dengan 0 < k < n.
Kontradiksi dengan ∀ 0 < k < n berlaku ak ≠ e.
k
Jadi haruslah φ a ≠ e′, ∀ 0 < k < n.
Akibatnya, φ a = n.
Contoh 4.5
Bukti.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
64 Homomorfisma Grup
Ambil λa ∈ G′ sebarang.
λa λe = λae dari persamaan (4.22)
= λa sifat elemen identitas di G
= λea sifat elemen identitas di G
= λe λa dari persamaan (4.22).
′
Berarti ∀ λa ∈ G berlaku λa λe = λa = λe λa .
Jadi, λe merupakan elemen identitas pada G′.......................(4.24)
Ambil λa ∈ G′ sebarang. Berarti a ∈ G. Karena G grup maka
a−1 ∈ G sehingga λa −1 ∈ G′ . Menggunakan (4.22) diperoleh
λa λa −1 = λaa −1 = λe = λa −1 a = λa −1 λa
−1
Berarti λa = λa −1 .
Karena a ∈ G maka λa −1 = λa −1 ∈ G′
−1
Jadi, ∀ λa ∈ G′ ∃ λa −1 ∈ G′ ∋ λa λa −1 = λe = λa −1 λa ...........(4.25)
Dari (4.21), (4.23), (4.24) dan (4.25) diperoleh G′ subgrup SG .
Definisi 4.4
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
66 Homomorfisma Grup
Contoh 4.6
Tabel Grup ℤ5 , +5
+5 0 1 2 3 4
0 0 1 2 3 4
1 1 2 3 4 0
2 2 3 4 0 1
3 3 4 0 1 2
4 4 0 1 2 3
m y l
4 3
O x
1 2
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
68 Homomorfisma Grup
λM y = I, M𝑦 R, M𝑙 R2 , M𝑥 (R3 , M𝑚 ),
λM 𝑚 = I, M𝑚 R, My R2 , Ml (R3 , M𝑥 ),
dan
ρI = I ,
ρR = (I, R, R2 , R3 )(M𝑥 , M𝑚 , M𝑦 , M𝑙 ),
ρR 2 = I, R2 R, R3 M𝑥 , M𝑦 𝑀𝑙 , M𝑚 ,
ρR 3 = I, R3 , R2 , R (M𝑥 , M𝑙 , M𝑦 , M𝑚 ),
ρM 𝑥 = I, M𝑥 R, M𝑙 R2 , M𝑦 (R3 , M𝑚 ),
ρM 𝑙 = I, M𝑙 R, M𝑦 R2 , M𝑚 (R3 , M𝑥 ),
ρM 𝑦 = (I, M𝑦 ) R, M𝑚 R2 , M𝑥 (R3 , M𝑙 ),
ρM 𝑚 = I, M𝑚 R, M𝑥 R2 , M𝑙 (R3 , M𝑦 ).
Himpunan λI , λR , λR 2 , λR 3 , λM 𝑥 , λM 𝑙 , λM y , λM 𝑚 merupakan
Himpunan ρI , ρR , ρR 2 , ρR 3 , ρM 𝑥 , ρM 𝑙 , ρM 𝑦 , ρM 𝑚 merupakan
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
70 Homomorfisma Grup
Teorema 4.8
Bukti.
Karena φ ak = φ a φ k = φ a e′ = φ a , ∀ k ∈ K maka
berdasarkan definisi μ diperoleh μ ak K = μ(aK), sehingga μ
well-defined, yakni tidak tergantung pada pemilihan wakil-wakil aK.
Ambil aK, bK di G K sebarang. Menurut definisi operasi biner
pada G/K, definisi μ, dan φ homomorfisma diperoleh
μ aK bK = μ ab K = φ ab = φ a φ b = μ(aK)μ(bK).
Jadi, ∀ aK, bK di G K berlaku μ aK bK = μ(aK)μ(bK).
Akibatnya, μ homomorfisma grup.......................................(4.32)
Ambil aK, bK di G K dengan μ aK = μ(bK).
Berdasarkan definisi μ diperoleh φ a = φ(b).
Akibatnya, dengan Teorema 4.2 diperoleh
aK = x ∈ G φ x = φ(a) = x ∈ G φ x = φ(b) = bK.
Jadi, ∀ aK, bK di G K dengan μ aK = μ(bK) berlaku aK = bK.
Ini berarti μ injektif.............................................................(4.33)
Menurut definisi φ G diperoleh ∀ y ∈ φ G ∃ x ∈ G ∋ y = φ x .
Menggunakan definisi μ diperoleh y = φ x = μ xK .
Jadi, ∀ y ∈ φ G ∃ xK ∈ G/K ∋ y = μ xK .
Akibatnya, μ surjektif..........................................................(4.34)
Berdasarkan (4.32), (4.33), dan (4.34) diperoleh μ isomorfisma.
Grup G K disebut grup faktor G modulo K.
Teorema 4.9
Bukti.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
72 Homomorfisma Grup
Akibat
Teorema 4.10
Bukti.
Bukti.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
74 Homomorfisma Grup
G φ φ G ≤ G′
𝛾 𝜇
G/K
φ ∶ homomorfisma.
K ∶ Ker φ .
γ ∶ homomorfisma natural.
μ: isomorfisma dari G K ke φ G .
Dalam hal φ surjektif berlaku φ G = G′ sehingga
μ: G K → G′ merupakan isomorfisma, yakni G K ≅ G′.
Contoh 4.7
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
76 Homomorfisma Grup
sehingga Ker φ = x ∈ ℤ φ x = e
= x ∈ ℤ ax = e
= nk k ∈ ℤ
= nℤ.
Berdasarkan definisi φ diperoleh ∀ ax ∈ G ∃ x ∈ ℤ sehingga
φ x = ax . Jadi, φ surjektif.
Karena φ homomorfisma, Ker φ = nℤ dan φ surjektif maka
berdasarkan Teorema Fundamental Homomorfisma diperoleh
ℤ nℤ ≅ G.
Latihan Soal
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
78 Homomorfisma Grup
Daftar Pustaka
Herstein, I.N. (1996). Abstract Algebra. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
80 Pengantar Struktur Aljabar: Teori Grup
Daftar Simbol
∗
Mpxp (ℝ) himpunan semua matriks pxp dengan 3
komponen bilangan real dan
determinannya tak-nol
∗∗
Mpxp (ℝ) himpunan semua matriks pxp dengan 3
komponen bilangan real dan
determinannya satu
ℤn himpunan semua bilangan bulat modulo 3
n
SA himpunan semua pemetaan bijektif dari 3
himpunan A ke A.
< G,∗> grup G terhadap operasi biner ∗ 4
o komposisi pemetaan 5
+n penjumlahan modulo n 5
a −1
invers elemen a 8
G banyaknya elemen di G (order G) 10
Subgrup 10
< subgrup sejati 11
⊆ himpunan bagian 12
∉ bukan anggota 15
∅ himpunan kosong 16
<a> subgrup (grup) siklik dengan generator a 17
kurang dari atau sama dengan 18
kurang dari 18
lebih dari 19
(r,s) faktor persekutuan terbesar dari r dan s 22
⋃ gabungan 28
∩ irisan 28
~ relasi 28
~𝐿 relasi kiri 42
~𝑅 relasi kanan 43
(G:K) indeks K di G 46
kristina.mat@mail.unnes.ac.id
82 Pengantar Struktur Aljabar: Teori Grup
Indeks
A kernel-, 53
abelian, 6 hukum kanselasi
-kanan, 5
E
-kiri, 5
epimorfisma, 55
I
F
idempoten, 12
faktor persekutuan terbesar, 22
isomorfisma, 55
G
K
generator, 17
klas ekivalensi, 30
-grup siklik, 17
koset,
-subgrup siklik, 17
-kanan, 44
grup, 4
-kiri, 43
-alternating, 42
-berhingga, 6 M
-faktor, 71 monomorfisma, 55
-isomorfik, 55
O
-komutatif, abelian, 6
operasi biner, 3
order-, 10
-asosiatif, 3
representasi reguler kanan-,
elemen identitas-, 3
65
invers elemen-, 3
representasi reguler kiri-, 65
-komutatif, 3
-siklik, 17
-tertutup, 10
H orbit, 32
homomorfisma, 50 order
-elemen, 18
P S
paritas, 38 senter, 13
partisi, 28 sikel, 33
sel-, 28 panjang-, 33
pemetaan, 1 -saling asing, 34
-bijektif, 2 subgrup, 10
daerah hasil-, 51 indeks-, 46
-injektif, 1 -normal, 56
peta- 51 -sejati,11
prapeta-, 51 -siklik, 17
-surjektif, 2 -tak-sejati, 10
permutasi 2 -trivial, 10
-ganjil, 40
T
-genap, 40
teorema
R -Cayley, 63
relasi -Fundamental
-ekivalensi, 30 Homomorfisma Grup, 73
-refleksif, 28 - Lagrange, 45
-simetris, 28 transposisi, 36
-transitif, 28