Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA
Sekip Utara, Yogyakarta

Bahan Ajar:
BAB / POKOK BAHASAN II
HOMOMORPHISMA MODUL
Direncanakan Untuk Perkuliahan
Minggu ke-5, 6, 7, dan 8

TEORI MODUL
(Semester VI/3 SKS/MMM-3207)
Oleh:
1. Dr.rer.nat. Indah Emilia Wijayanti, M.Si.
2. Prof. Dr. Sri Wahyuni, M.S.

Didanai dengan dana DIPA-UGM (BOPTN)


Tahun Anggaran 2013

November 2013
BAB 2
HOMOMORPHISMA MODUL

2.1. Homomorphisma Modul Sebagai Generalisasi


Transformasi Linear Atas Lapangan

Telah kita ketahui pada aljabar linear, jika diberikan ruang vektor
V1 dan V2 atas lapangan F , maka fungsi f : V1 → V2 disebut transfor-
masi linear jika memenuhi aksioma sebagai berikut:

a). f (u + v) = f (u) + f (v), untuk setiap u, v ∈ V1 .

b). f (αv) = αf (v), untuk setiap α ∈ F dan v ∈ V1 .

Karena modul merupakan generalisasi dari ruang vektor, selan-


jutnya muncul pertanyaan apakah suatu transformasi linear pada ruang
vektor berlaku pada modul. Ternyata transformasi linear juga berlaku
pada suatu modul yang selanjutnya disebut homomorphisma modul.
Dengan demikian, modal pembentukan homomorphisma modul
adalah:

a). Dua modul M dan M 0 atas ring yang sama, misalkan ring R.

b). Fungsi f : M → M 0 .

Suatu fungsi f : M → M 0 disebut homomorphisma modul atas


R jika fungsi f mengawetkan opeerasi penjumlahan pada M ke operasi
penjumlahan pada M 0 serta mengawetkan operasi pergandaan skalar ◦
pada M ke operasi pergandaan skalar ◦0 pada M 0 . Untuk lebih jelasnya,
berikut diberikan definisi homomorphisma modul.

20
21

Definisi 2.1.1. Diberikan modul M dan M 0 atas ring R serta fungsi


f : M → M 0 . Fungsi f disebut homomorphisma R-modul jika untuk
setiap m1 , m2 ∈ M dan r ∈ R memenuhi:

1. f (m1 + m2 ) = f (m1 ) + f (m2 ).

2. f (r ◦ m1 ) = r ◦0 f (m1 ).

Berikut diberikan beberapa contoh homomorphisma R-modul.

Contoh 2.1.2. Diberikan modul M dan M 0 atas ring R serta fungsi


Nol θ : M → M 0 dengan definisi θ(m) = 0M 0 untuk setiap m ∈ M .
Diambil sebarang m1 , m2 ∈ M dan r ∈ R, diperoleh:

θ(m1 + m2 ) = 0M 0
= 0M 0 + 0M 0
= θ(m1 ) + θ(m2 )
22

dan

θ(r ◦ m1 ) = 0M 0
= r ◦0 0M 0
= r ◦0 θ(m1 ).

Jadi diperoleh bahwa fungsi Nol merupakan homomorphisma R-modul.


Contoh 2.1.3. Diberikan Z dan Z[X] keduanya merupakan modul atas
Z. Fungsi θ : Z → Z[X] dengan definisi θ(a) = aX 3 untuk setiap
a ∈ Z, merupakan homomorphisma Z-modul karena memenuhi:

a). θ(a + b) = (a + b)X 3 = aX 3 + bX 3 = θ(a) + θ(b)

b). θ(ra) = (ra)X 3 = r(aX 3 ) = rθ(a)

untuk setiap r, a, b ∈ Z.

Seperti halnya pada transformasi linear, berikut diberikan sifat


terkait homomorphisma R-modul.
Lemma 2.1.4. Jika f : M → M 0 merupakan homomorphisma R-
modul, maka:

1. f mengawetkan elemen netral, yakni: f (0M ) = 0M 0 .

2. f mengawetkan invers dari M , yakni f (−m) = −f (m) untuk


setiap m ∈ M .

3. Jika H merupakan submodul di M , maka f (H) merupakan sub-


modul di M 0 .

4. Jika K merupakan submodul di M 0 , maka f −1 (K) merupakan


submodul di M .

Diberikan homomorphisma R-modul f : M → M 0 . Kernel dari


f adalah:
Ker(f ) = {m ∈ M | f (m) = 0M 0 },
23

sedangkan bayangan dari f adalahL

Im(f ) = {m0 ∈ M 0 | (∃m ∈ M )f (m) = m0 }.

Dapat ditunjukkan bahwa kernel dan bayangan dari suatu homomor-


phisma R-modul merupakan submodul.

Lemma 2.1.5. Diberikan homomorphisma R-modul f : M → M 0 .

1. Im(f ) merupakan submodul di M 0 .

2. Ker(f ) merupakan submodul di M .

Contoh 2.1.6. Berdasarkan Contoh 2.1.3, diperoleh Ker(θ) = {0} dan


Im(θ) = {ax3 | a ∈ Z}.

Karena Ker(f.) membentuk submodul di M , maka dapat terben-


tuk modul faktor M Kernel(f ). Kemudian, muncul pertanyaan adakah
.
hubungan antara Im(f ), Ker(f ), dan modul faktor M Kernel(f )?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan konsep terkait isomor-
phisma modul.

2.2. Jenis-Jenis Homomorphisma Modul: Monomorphisma,


Epimorphisma, dan Isomorphisma Modul

Berikut diberikan beberapa jenis homomorphisma R-modul.

Definisi 2.2.1. Diberikan f : M → M 0 merupakan homomorphisma


R-modul.

1. Fungsi f disebut monomorphisma R-modul jika f injektif (1-1),


yaitu:

(∀m1 , m2 ∈ M )f (m1 ) = f (m2 ) ⇒ m1 = m2 .


24

2. Fungsi f disebut epimorphisma R-modul jika f surjektif (onto),


yaitu Image(f ) = M 0 .

3. Fungsi f disebut isomorphisma R-modul jika f bijektif (injektif


dan surjektif).

Selanjutnya, R-modul M dan M 0 dikatakan saling isomorfis jika


terdapat suatu isomorphisma R-modul dari M ke M 0 , yang selanjutnya
dinotasikan dengan M ∼= M 0.

Contoh 2.2.2. Diberikan modul Z sebagai Z-modul. Pemetaan f : Z →


Z dengan f (a) = −a untuk setiap a ∈ Z merupakan isomorphisma
modul. Diambil sebarang a, b, r ∈ Z, maka diperoleh:

f (a + b) = −(a + b) = −a − b = −a + (−b) = f (a) + f (b)

dan
f (ra) = −(ra) = r(−a) = rf (a),
sehingga terbukti f homomorphisma modul. Selanjutnya, jika diketahui
f (a) = f (b) maka −a = −b, akibatnya diperoleh a = b. Dengan
demikian, terbukti bahwa f bersifat injektif. Kemudian, untuk setiap
a ∈ Z terdapat −a ∈ Z sehingga a = −(−a) = f (−a). Akibatnya,
diperoleh bahwa f bersifat surjektif. Dengan demikian, terbukti bahwa
f merupakan isomorphisma.

Misalkan f : M → M 0 merupakan homomorphisma . R-modul.


M
Hubungan antara Im(f ), Ker(f ), dan modul faktor Kernel(f ) di-
jelaskan dalam teorema berikut ini, yang selanjutnya dikenal dengan
Teorema Utama Homomorphisma Modul (Teorema Fundamental
Homomorphisma Modul).

Teorema 2.2.3. Diberikan modul M dan M 0 atas ring R. Jika fungsi


: M → M 0 merupakan homomorphisma R-modul, maka berlaku
f .
M ∼
Ker(f ) = Im(f ).
25

Bukti. Misalkan K = Ker(f ) dan dibentuk suatu pengaitan:


.
g : M K → Im(f )
m+K → 7 g(m + K) = f (m)
.
untuk setiap m + K ∈ M K . Akan ditunjukkan bahwa g merupakan
suatu isomorphisma modul.
.
a). Diambil sebarang a + K, b + K ∈ M K dengan a + K = b + K.
Menurut kesamaan dua koset, diperoleh bahwa a − b ∈ K. Karena
K = Ker(f ) maka diperoleh f (a − b) = 0, sehingga f (a) = f (b)
atau g(a + K) = g(b + K). Jadi terbukti bahwa g merupakan suatu
pemetaan.
.
b). Diambil sebarang a+K, b+K ∈ M K dan r ∈ R, maka diperoleh:

g((a + K) + (b + K)) = f (a) + f (b) = g(a + K) + g(b + K)

dan

g(r(a + K)) = g((ra) + K) = f (ra) = rf (a) = rg(a + K).

Jadi, diperoleh bahwa g merupakan homomorphisma R-modul.

c). Diambil sebarang x + K ∈ Ker(g), maka diperoleh g(x + K) =


f (x) = 0. Berarti diperoleh x ∈ K. Dengan demikian, diperoleh
Ker(g) = K sehingga terbukti bahwa g bersifat injektif.

d). Diambil sebarang y ∈ Im(f ),.maka terdapat a ∈ M sehingga y =


f (a). Berarti ada a + K ∈ M K sehingga memnuhi y = g(a + K).
Jadi, terbukti bahwa g bersifat surjektif.

. bahwa g merupakan suatu isomorphisma.


Dengan demikian, terbukti
Jadi, terbukti bahwa Ker(f ) ∼
M = Im(f ). 
26

Jika fungsi f : M → M 0 dalam Teorema Utama Homomor-


phisma
. modul merupakan suatu epimorphisma modul, maka diperoleh
M ∼ 0
Ker(f ) = M . Selanjutnya, terdapat banyak manfaat dari Teo-
rema Utama Homomorphisma Modul. Diantaranya adalah untuk me-
nunjukkan beberapa sifat berikut ini.

Teorema 2.2.4. Diberikan modul M atas ring R. Jika N dan P meru-


pakan submodul di M , maka berlaku:
. .
(N + P ) ∼ N
P = (N ∩ P ).
.
Bukti. Dibentuk suatu pengaitan f : N + P → N (N ∩ P ) dengan
definisi f (n + p) = n + N ∩ P untuk setiap n + p ∈ N + P . Dapat
ditunjukkan bahwa f merupakan epimorphisma modul. Selanjutnya,
diperoleh bahwa himpunan:

Kerf = {n + p ∈ N + P | f (n + p) = N ∩ P }
= {n + p ∈ N + P | n + N ∩ P = N ∩ P }
= {n + p ∈ N + P | n ∈ N ∩ P }
= {n + p ∈ N + P | n ∈ P }
= P.

Berdasarkan
. Teorema
. Utama Homomorfisma Modul, diperoleh bahwa
(N + P ) ∼ N 
P = (N ∩ P ).

Teorema 2.2.5. Diberikan modul M atas ring R. Jika N dan P meru-


pakan submodul di M dengan P ⊆ N , maka berlaku:
. .
M ∼ (M/P )
N = (N/P ).
. .
Bukti. Dibentuk suatu pengaitan f : M P → M N dengan definisi
.
f (m + P ) = m + N untuk setiap m + P ∈ M P . Dapat ditun-
27

jukkan bahwa f merupakan epimorphisma modul. Selanjutnya, diper-


oleh bahwa himpunan:
( )
.
Kerf = a + P ∈ M P f (a + P ) = N


( )
.
= a + P ∈ M P a + N = N


( )
.
= a + P ∈ M P a ∈ N


.
= NP

Berdasarkan
. Teorema
. Utama Homomorfisma Modul, diperoleh bahwa
M ∼ (M/P ) 
N= (N/P ).

2.3. Modul HomR (M, M 0 ) atas R

Jika M , M 0 merupakan modul atas ring R, maka dapat dibentuk


himpunan semua homomorphisma dari M ke M 0 yaitu:

HomR (M, M 0 ) = {f : M → M 0 | f homomorphisma modul}.

Jelas bahwa HomR (M, M 0 ) 6= ∅, karena minimal memuat fungsi


nol θ : M → M 0 . Kemudian, muncul pertanyaan apakah HomR (M, M 0 )
membentuk suatu R-modul?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, didefinisikan operasi pen-
jumlahan dan pergandaan skalar sebagai berikut.

• Diambil sebarang f, g ∈ HomR (M, M 0 ), didefinisikan:

(f + g)(m) = f (m) + g(m),

untuk setiap m ∈ M .
28

• Diambil sebarang r ∈ R dan f ∈ HomR (M, M 0 ), didefinisikan:

(rf )(m) = rf (m),

untuk setiap m ∈ M .

Dapat ditunjukkan bahwa HomR (M, M 0 ) membentuk R-modul jika R


merupakan ring komutatif. Namun, jika R bukan merupakan ring ko-
mutatif maka HomR (M, M 0 ) hanya membentuk grup aditif Abelian.
Apabila modul M = M 0 , maka HomR (M, M 0 ) = EndR (M ).
Pada EndR (M ) dapat didefinisikan operasi komposisi fungsi ◦ sebagai
berikut:
(f ◦ g)(m) = f (g(m))
untuk setiap f, g ∈
 EndR (M ) dan m ∈ M . Dapat ditunjukkan bahwa
EndR (M ), +, ◦ membentuk suatu ring dengan elemen satuan. Jika
R merupakan ring komutatif, EndR (M ) dapat membentuk suatu modul
atas ring R.
Oleh karena EndR (M ) merupakan ring dengan elemen satuan,
dapat ditunjukkan bahwa grup Abelian (HomR (M, M 0 ), +) memben-
tuk modul atas EndR (M ) terhadap operasi komposisi fungsi.

2.4. Latihan Soal

(1). Diberikan R merupakan ring dengan elemen satuan dan homomor-


phisma ring f : R → R. Selidiki apakah f merupakan homomor-
phisma R-modul?

(2). Diberikan M , N , dan P merupakan modul atas R, serta f : M →


N dan g : N → P merupakan homomorphisma R-modul. Buk-
tikan bahwa g ◦ f : M → P juga merupakan homomorphisma
R-modul dan tentukan Ker(g ◦ f )!

(3). Buktikan Lemma 2.1.4!


29

(4). Buktikan Lemma 2.1.5!

(5). Diberikan M , N , dan P merupakan modul atas R, serta f : M →


N dan g : N → P merupakan epimorphisma R-modul. Buktikan
bahwa g ◦ f : M → P juga merupakan epimorphisma R-modul!

(6). Diberikan M , N , dan P merupakan modul atas R, serta f : M →


N dan g : N → P merupakan monomorphisma R-modul. Buk-
tikan bahwa g ◦ f : M → P juga merupakan monomorphisma
R-modul!

(7). Diberikan M dan N merupakan modul atas R. Buktikan jika f :


M → N merupakan isomorphisma R-modul maka f −1 : N → M
juga merupakan isomorphisma R-modul!

(8). Diberikan Z-modul M dan x ∈ M . Didefinisikan pemetaan f :


Zn → M dengan f (ā) = xa untuk setiap ā ∈ Zn . Tunjukkan
bahwa f merupakan homomorphisma R-modul jika dan hanya jika
nx = 0!

(9). Diberikan Z-modul M . Tunjukkan bahwa N = {x ∈ M | nx =


0} merupakan submodul di M dan HomZ (Zn , M ) ∼
= N!

(10). Diberikan R-modul M dan ideal I di R sehingga M I = 0.


.
a). Buktikan bahwa M merupakan R I -modul terhadap operasi per-
gandaan
. skalar (a + I)x = ax untuk setiap x ∈ M dan a + I ∈
R !
I
b). Tunjukkan bahwa terdapat suatu korespondensi satu-satu an-
. di M sebagai R-modul dengan submodul di M
tara submodul
sebagai R I -modul!

Anda mungkin juga menyukai