Disusun oleh :
PASCASARJANA
2021
MODUL
Apabila selama ini dikenalkan suatu konsep aljabar mengenai ruang vektor, maka modul
merupakan perumuman dari ruang vektor. Pada modul, syarat skalar diperumum menjadi
elemen pada suatu ring dan bukan lapangan. Dengan demikian ruang vektor merupakan suatu
kasus khusus dari modul dan karena sifat modul yang lebih luas dari ruang vektor maka ada
berbagai sifat-sifat trivial pada ruang vektor menjadi non-trivial pada modul.
Modul dibedakan menjadi dua, yakni modul kiri dan kanan mengingat ring tidak selalu komutatif.
Misal diberikan suatu grup komutatif (𝑀, +) dan ring 𝑅 dengan elemen satuan 1𝑅 . Selanjutnya
dibentuk operasi ∘: 𝑅 × 𝑀 → 𝑀 dengan ∘ (𝑟, 𝑚) = 𝑟 ∘ 𝑚, untuk setiap 𝑟 ∈ 𝑅 dan 𝑚 ∈ 𝑀. Grup
komutatif 𝑀 disebut modul atas ring 𝑅 apabila terhadap operasi ∘, 𝑀 memenuhi aksioma-
aksioma tertentu. Ketika diambil ring 𝑅 adalah lapangan, akan diperoleh 𝑀 yang tidak lain adalah
ruang vektor. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ruang vector merupakan modul atas
lapangan.
Definisi 8.1
(i) Diberikan grup komutatif (𝑀, +) dan ring R dengan elemen satuan 1𝑅 , serta operasi ∘
: 𝑅 × 𝑀 → 𝑀. Grup M disebut modul kiri atas ring R apabila memenuhi aksioma-aksioma:
(a) 𝑟1 ∘ (𝑚1 + 𝑚2 ) = 𝑟1 ∘ 𝑚1 + 𝑟1 ∘ 𝑚2
(b) (𝑟1 + 𝑟2 ) ∘ 𝑚1 = 𝑟1 ∘ 𝑚1 + 𝑟2 ∘ 𝑚1
(c) (𝑟1 . 𝑟2 ) ∘ 𝑚1 = 𝑟1 ∘ (𝑟2 ∘ 𝑚1 )
(d) 1𝑅 ∘ 𝑚1 = 𝑚1
Contoh 8.1
Diberikan ring R dan ideal I di R. Ring factor R/I merupakan modul kiri atas ring R terhadap operasi
pergandaan skalar
⋅ ∶ 𝑅 × 𝑅/𝐼 → 𝑅/𝐼
(𝑎, 𝑏 + 𝐼) → 𝑟𝑏 + 𝐼
Ring factor R/I juga dapat dipandang sebagai modul kanan atau ring atas R, yaitu dengan
mendefinisikan operasi pergandaan skalar
⋅ ∶ 𝑅 × 𝑅/𝐼 → 𝑅/𝐼
(𝑏 + 𝐼, 𝑟) → 𝑏𝑟 + 𝐼
Contoh 8.2
𝑝(𝑋) = 𝑝(𝑇)(𝑣)
= (𝑎0 𝐼 + 𝑎1 𝑇 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑇 𝑛 )(𝑣)
𝑥1 𝑥3 0 0
= 𝑎0 [𝑥2 ] + 𝑎1 [ 0 ] + 𝑎2 [0] + ⋯ + 𝑎𝑛 [0]
𝑥3 0 0 0
𝑎0 𝑥1 + 𝑎1 𝑥3
=[ 𝑎0 𝑥2 ]
𝑎0 𝑥3
𝑎0 0 𝑎1 𝑥1
=[0 𝑎0 0 ] [𝑥2 ]
0 0 𝑎0 𝑥3
Pada aljabar linear telah diperkenalkan himpunan bagian dari ruang vector yang membentuk
subruang. Pada bagian ini akan dibahas mengenai himpunan bagian dari suatu modul yang juga
membentuk modul terhadap operasi pergandaaan skalar yang sama dengan operasi pergandaan
skalar di modulnya. Pada bagian ini dibahas submodul, submodul yang dibangun oleh himpunan,
jumlahan langsung, dan modul faktor.
Definisi 8.3
Diberikan R-modul M. suatu himpunan tak kosong 𝑆 ⊆ 𝑀 disebut submodul dari 𝑀 jika 𝑆
merupakan subgroup dari M terhadap operasi penjumlahan, serta 𝑆 juga merupakan modul atas
R terhadap operasi pergandaan skalar yang sama dengan operasi pergandaan pada R-modul M.
Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa jika (𝑀, +) merupakan R-modul terhadap operasi
pergandaan skalar ∘ maka himpunan bagian tak kosong 𝑆 di 𝑀 merupakan submodul di R-modul
𝑀 apabila
1. (𝑆, +) merupakan grup komutatif terhadap operasi +. Dengan kata lain, 𝑆 merupakan
subgroup dalam grup komutatif (𝑀, +).
2. Untuk setiap 𝑟 ∈ 𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑠 ∈ 𝑆 memenuhi 𝑟 ∘ 𝑠 ∈ 𝑆.
Teorema 8.4
Diketahui M R-Modul dan N M , maka N disebut submodul dari M jika dan hanya jika memenuhi
dua syarat berikut:
1. 𝑛1 − 𝑛2 ∈ 𝑁 , 𝑛1 , 𝑛2 ∈ 𝑁
2. rn N , n N r R
Bukti.
()
Diketahui bahwa N adalah submodul dari modul M. Dengan demikian N adalah subgrup Abelian
dari M dan akibatnya untuk setiap 𝑛1 , 𝑛2 ∈ 𝑁, berlaku 𝑛1 − 𝑛2 ∈ 𝑁 . Karena operasi
pergandaan skalar yang berlaku pada M juga berlaku pada N, maka untuk setiap n N dan 𝑟 ∈
𝑅, berlaku 𝑟𝑛 ∈ 𝑁.
()
Lemma 8.5
Bukti:
Definisi 8.6
Dari definisi tersebut, mengingat selalu berlaku 𝑋 ⊆ 𝑀, maka disimpulkan bahwa 𝑋 membangun
𝑀 ekuivalen dengan mengatakan bahwa 𝑀 ⊆ (𝑋). Hal tersebut menyatakan bahwa 𝑋
membangun 𝑀 jika untuk setiap m dalam 𝑀, terdapat 𝑟1 , 𝑟2 , … 𝑟𝑛 ∈ 𝑅 dengan
𝑚 = ∑ 𝑟𝑖 𝑥𝑖
𝑖=1
Contoh 8.7
Jumlah langsung
Teorema 8.8
Misalkan 𝑀 adalah modul atas ring 𝑅. jika 𝑆1 dan 𝑆2 masing-masing adalah submodul di 𝑀
sedemikian sehingga
(i) 𝑀 = 𝑆1 + 𝑆2
(ii) 𝑆1 ∩ 𝑆2 = {0𝑀 }
Maka 𝑀 ≅ 𝑆1 ⨁𝑆2 .
Bukti:
Didefinisikan
𝑓 = 𝑆1 ⨁𝑆2 → 𝑀
(𝑥1 , 𝑥2 ) → 𝑓((𝑥1 , 𝑥2 )) = 𝑥1 + 𝑥2
Definisi 8.9
Suatu submodule 𝑆 di 𝑅-modul 𝑀 disebut penjumlahan langsung (direct summad) dari 𝑀 jika
terdapat suatu submodul 𝑇 di 𝑀 sedemikian sehingga 𝑀 ≅ 𝑆⨁𝑇. Submodul 𝑇 tersebut
dinamakan komplemen dari 𝑆 di modul 𝑀.
Contoh 8.10
Pada modul ℤ/6ℤ sebagai modul faktor atas ℤ/6ℤ, submodul 𝐾 = {0 + 6ℤ, 2 + ℤ, 4 + ℤ}
merupakan penjumlah langsung dari ℤ/6ℤ . hal ini disebabkan terdapat submodul 𝐻 = {0 +
6ℤ, 3 + ℤ} sedemikian sehingga 𝐾 + 𝐻 = ℤ/6ℤ dan 𝐾 ∩ 𝐻 = {0 + 6ℤ}. Dengan demikian,
diperoleh 𝐾 ⊕ 𝐻 ≅ ℤ/6ℤ. Submodul 𝐻 tersebut merupakan komplemen (dari 𝐾) di modul
ℤ/6ℤ.
Latihan
Diberikan ring polinomial dengan peubah 𝑥 dan koefisiennya bilangan bulat, ℤ[𝑥]. Karena ℤ
adalah ring dengan elemen satuan maka ℤ[𝑥] juga ring dengan elemen satuan. Karena ring
dengan elemen satuan adalah grup Abelian maka ℤ[𝑥] adalah ℤ -Modul dengan operasi
pergandaan skalar dengan polinomial.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Sri. Dkk. 2016. Teori Ring dan Modul. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.