Anda di halaman 1dari 9

MODUL DAN SUBMODUL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Abstrak

Dosen Pengampu : Dr. Tri Sri Noor Asih, S. Si., M. Si.

Disusun oleh :

Marda` Ulya Reksadini (0401520012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
MODUL

Apabila selama ini dikenalkan suatu konsep aljabar mengenai ruang vektor, maka modul
merupakan perumuman dari ruang vektor. Pada modul, syarat skalar diperumum menjadi
elemen pada suatu ring dan bukan lapangan. Dengan demikian ruang vektor merupakan suatu
kasus khusus dari modul dan karena sifat modul yang lebih luas dari ruang vektor maka ada
berbagai sifat-sifat trivial pada ruang vektor menjadi non-trivial pada modul.

Modul dibedakan menjadi dua, yakni modul kiri dan kanan mengingat ring tidak selalu komutatif.
Misal diberikan suatu grup komutatif (𝑀, +) dan ring 𝑅 dengan elemen satuan 1𝑅 . Selanjutnya
dibentuk operasi ∘: 𝑅 × 𝑀 → 𝑀 dengan ∘ (𝑟, 𝑚) = 𝑟 ∘ 𝑚, untuk setiap 𝑟 ∈ 𝑅 dan 𝑚 ∈ 𝑀. Grup
komutatif 𝑀 disebut modul atas ring 𝑅 apabila terhadap operasi ∘, 𝑀 memenuhi aksioma-
aksioma tertentu. Ketika diambil ring 𝑅 adalah lapangan, akan diperoleh 𝑀 yang tidak lain adalah
ruang vektor. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ruang vector merupakan modul atas
lapangan.

Modal utama untuk membentuk suatu modul adalah

(i) Grup komutatif (𝑀, +)


(ii) Ring dengan elemen satuan (𝑅, +, ∙)
(iii) Suatu operasi ∘: 𝑅 × 𝑀 → 𝑀 dengan definisi ∘ (𝑟, 𝑚) = 𝑟 ∘ 𝑚, untuk setiap 𝑟 ∈ 𝑅 𝑑𝑎𝑚 𝑚 ∈
𝑀.

Definisi 8.1

(i) Diberikan grup komutatif (𝑀, +) dan ring R dengan elemen satuan 1𝑅 , serta operasi ∘
: 𝑅 × 𝑀 → 𝑀. Grup M disebut modul kiri atas ring R apabila memenuhi aksioma-aksioma:
(a) 𝑟1 ∘ (𝑚1 + 𝑚2 ) = 𝑟1 ∘ 𝑚1 + 𝑟1 ∘ 𝑚2
(b) (𝑟1 + 𝑟2 ) ∘ 𝑚1 = 𝑟1 ∘ 𝑚1 + 𝑟2 ∘ 𝑚1
(c) (𝑟1 . 𝑟2 ) ∘ 𝑚1 = 𝑟1 ∘ (𝑟2 ∘ 𝑚1 )
(d) 1𝑅 ∘ 𝑚1 = 𝑚1

Untuk setiap 𝑟1 , 𝑟2 ∈ 𝑅 dan 𝑚1 , 𝑚2 ∈ 𝑀.


(ii) Diberikan grup komutatif (𝑀, +) dan ring 𝑅 dengan elemen satuan 1𝑅 , serta operasi ∘
: 𝑅 × 𝑀 → 𝑀. Grup M disebut modul kanan atas ring R apabila memenuhi aksioma-aksioma:
(a) (𝑚1 + 𝑚2 ) ∘ 𝑟1 = 𝑚1 ∘ 𝑟1 + 𝑚2 ∘ 𝑟1
(b) 𝑚1 ∘ (𝑟1 + 𝑟2 ) = 𝑚1 ∘ 𝑟1 + 𝑚2 ∘ 𝑟2
(c) 𝑚1 ∘ (𝑟1 . 𝑟2 ) = 𝑚1 ∘ 𝑟1 + 𝑟2
(d) 𝑚1 ∘ 1𝑅 = 𝑚1

Untuk setiap 𝑟1 , 𝑟2 ∈ 𝑅 dan 𝑚1 , 𝑚2 ∈ 𝑀.

Contoh 8.1

Diberikan ring R dan ideal I di R. Ring factor R/I merupakan modul kiri atas ring R terhadap operasi
pergandaan skalar

⋅ ∶ 𝑅 × 𝑅/𝐼 → 𝑅/𝐼

(𝑎, 𝑏 + 𝐼) → 𝑟𝑏 + 𝐼

Ring factor R/I juga dapat dipandang sebagai modul kanan atau ring atas R, yaitu dengan
mendefinisikan operasi pergandaan skalar

⋅ ∶ 𝑅 × 𝑅/𝐼 → 𝑅/𝐼

(𝑏 + 𝐼, 𝑟) → 𝑏𝑟 + 𝐼

Contoh 8.2

Misalkan diberikan ruang vector 𝑉 = ℝ3 atas lapangan 𝐹 = ℝ. Diambil transformasi linear


𝑥1 𝑥3 𝑥1
3 3 𝑥 0 𝑥
𝑇: ℝ → ℝ dengan definisi 𝑇 = ([ 2 ]) = [ ], untuk setiap 𝑣 = [ 2 ] ∈ ℝ3 . Dapat ditunjukkan
𝑥3 0 𝑥3
bahwa ℝ3 merupakan ℝ[𝑋]-modul melalui transformasi linear 𝑇 terhadap operasi pergandaan
skalar

𝑝(𝑋) = 𝑝(𝑇)(𝑣)

= (𝑎0 𝐼 + 𝑎1 𝑇 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑇 𝑛 )(𝑣)
𝑥1 𝑥3 0 0
= 𝑎0 [𝑥2 ] + 𝑎1 [ 0 ] + 𝑎2 [0] + ⋯ + 𝑎𝑛 [0]
𝑥3 0 0 0

𝑎0 𝑥1 + 𝑎1 𝑥3
=[ 𝑎0 𝑥2 ]
𝑎0 𝑥3

𝑎0 0 𝑎1 𝑥1
=[0 𝑎0 0 ] [𝑥2 ]
0 0 𝑎0 𝑥3

Untuk setiap 𝑝(𝑋) ∈ ℝ[𝑋] 𝑑𝑎𝑛 𝑣 ∈ ℝ3


SUBMODUL

Pada aljabar linear telah diperkenalkan himpunan bagian dari ruang vector yang membentuk
subruang. Pada bagian ini akan dibahas mengenai himpunan bagian dari suatu modul yang juga
membentuk modul terhadap operasi pergandaaan skalar yang sama dengan operasi pergandaan
skalar di modulnya. Pada bagian ini dibahas submodul, submodul yang dibangun oleh himpunan,
jumlahan langsung, dan modul faktor.

Definisi 8.3

Diberikan R-modul M. suatu himpunan tak kosong 𝑆 ⊆ 𝑀 disebut submodul dari 𝑀 jika 𝑆
merupakan subgroup dari M terhadap operasi penjumlahan, serta 𝑆 juga merupakan modul atas
R terhadap operasi pergandaan skalar yang sama dengan operasi pergandaan pada R-modul M.

Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa jika (𝑀, +) merupakan R-modul terhadap operasi
pergandaan skalar ∘ maka himpunan bagian tak kosong 𝑆 di 𝑀 merupakan submodul di R-modul
𝑀 apabila

1. (𝑆, +) merupakan grup komutatif terhadap operasi +. Dengan kata lain, 𝑆 merupakan
subgroup dalam grup komutatif (𝑀, +).
2. Untuk setiap 𝑟 ∈ 𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑠 ∈ 𝑆 memenuhi 𝑟 ∘ 𝑠 ∈ 𝑆.

Teorema 8.4

Diketahui M R-Modul dan N  M , maka N disebut submodul dari M jika dan hanya jika memenuhi
dua syarat berikut:

1. 𝑛1 − 𝑛2 ∈ 𝑁 , 𝑛1 , 𝑛2 ∈ 𝑁

2. rn N , n  N r  R

Bukti.

()

Diketahui bahwa N adalah submodul dari modul M. Dengan demikian N adalah subgrup Abelian
dari M dan akibatnya untuk setiap 𝑛1 , 𝑛2 ∈ 𝑁, berlaku 𝑛1 − 𝑛2 ∈ 𝑁 . Karena operasi
pergandaan skalar yang berlaku pada M juga berlaku pada N, maka untuk setiap n  N dan 𝑟 ∈
𝑅, berlaku 𝑟𝑛 ∈ 𝑁.

()

Karena untuk setiap 𝑛1 , 𝑛2 ∈ 𝑁 berlaku 𝑛1 − 𝑛2 ∈ 𝑁 maka N merupakan subgrup Abelian dari


M. Selanjutnya, karena rn  N untuk setiap n  N dan r  R maka operasi pergandaan skalar di
M juga berlaku di N. Terakhir, karena N merupakan himpunan bagian dari M dan operasi
pergandaan skalar di M juga berlaku di N maka aksioma-aksioma modul uniter di M juga berlaku
di N. Jadi, N merupakan submodul dari M.

Lemma 8.5

Diberikan R-modul M. Jika 𝑆1 dan 𝑆2 merupakan submodul di M maka:


i) 𝑆1 ∩ 𝑆2 merupakan submodul di M.

ii) 𝑆1 + 𝑆2 merupakan submodul di M.

Bukti:

i) Jelas bahwa 𝑆1 ∩ 𝑆2 merupakan himpunan kosong karena 𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 masing-masing memuat


0𝑀 .
Diambil sebarang 𝑟 ∈ 𝑅 dan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆1 ∩ 𝑆2 .
Hal tersebut mempunyai arti bahwa 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆1 dan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆2 . Karena 𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 merupakan
submodul di M, berlaku 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑆1 dan 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑆2 .
Akibatnya, diperoleh 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑆1 ∩ 𝑆2 .
Karena 𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 merupakan sumodul di 𝑀, berlaku 𝑟𝑎 ∈ 𝑆1 dan 𝑟𝑎 ∈ 𝑆2 .
Dari sini berakibat 𝑟𝑎 ∈ 𝑆1 ∩ 𝑆2 merupakan submodul di M.
ii) Jelas bahwa 𝑆1 + 𝑆2 bukan merupakan himpunan kosong karena 0𝑀 ∈ 𝑆1 + 𝑆2 .
Diambil sebarang 𝑒 ∈ 𝑅 dan 𝑎 + 𝑏, 𝑥 + 𝑦 ∈ 𝑆1 + 𝑆2 .
Karena 𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 merupakan submodul di 𝑀, berlaku 𝑎 − 𝑥 ∈ 𝑆1 dan 𝑏 − 𝑥 ∈ 𝑆2 .
Akibatnya diperoleh (𝑎 + 𝑏) − (𝑥 + 𝑦) = (𝑎 − 𝑥) + (𝑏 − 𝑦) ∈ 𝑆1 + 𝑆2 .
Selanjutnya, karena 𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 merupakan sb,odul di M, berlaku 𝑟𝑎 ∈ 𝑆1 dan 𝑟𝑏 ∈ 𝑆2 .
Akibatnya diperoleh 𝑟(𝑎 + 𝑏) = 𝑟𝑎 + 𝑟𝑏 ∈ 𝑆1 + 𝑆2
Jadi terbukti bahwa 𝑆1 + 𝑆2 merupakan submodul di 𝑀.

Submodul yang dibangun oleh suatu himpunan

Definisi 8.6

Diberikan modul 𝑀 atas ring 𝑅. himpunan 𝑋 ⊆ 𝑀 dikatakan membangun M jika (𝑋) = 𝑀.


Himpunan 𝑋 tersebut dinamakan himpunan pembangun dari 𝑀.

Dari definisi tersebut, mengingat selalu berlaku 𝑋 ⊆ 𝑀, maka disimpulkan bahwa 𝑋 membangun
𝑀 ekuivalen dengan mengatakan bahwa 𝑀 ⊆ (𝑋). Hal tersebut menyatakan bahwa 𝑋
membangun 𝑀 jika untuk setiap m dalam 𝑀, terdapat 𝑟1 , 𝑟2 , … 𝑟𝑛 ∈ 𝑅 dengan

𝑚 = ∑ 𝑟𝑖 𝑥𝑖
𝑖=1

Contoh 8.7

Diberikan ℤ sebagai ℤ modul dan himpunan bagian 𝑋 = {2,4,6} di ℤ. Karena submodul di ℤ


berbentuk 𝑛ℤ untuk suatu 𝑛 ∈ ℤ≥0 (hal ini serupa dengan bentuk ideal di ring ℤ), maka
submodul-submodul dari ℤ yang memuat himpunan 𝑋 adalah submodul 2ℤ dan ℤ sendiri.
Akibatnya, diperoleh submodul yang dibangun oleh 𝑋 adalah submodul 2ℤ ∩ ℤ = 2ℤ.

Jumlah langsung

Teorema 8.8

Misalkan 𝑀 adalah modul atas ring 𝑅. jika 𝑆1 dan 𝑆2 masing-masing adalah submodul di 𝑀
sedemikian sehingga

(i) 𝑀 = 𝑆1 + 𝑆2
(ii) 𝑆1 ∩ 𝑆2 = {0𝑀 }
Maka 𝑀 ≅ 𝑆1 ⨁𝑆2 .

Bukti:

Didefinisikan

𝑓 = 𝑆1 ⨁𝑆2 → 𝑀

(𝑥1 , 𝑥2 ) → 𝑓((𝑥1 , 𝑥2 )) = 𝑥1 + 𝑥2

Pemetaan f merupakan homomorfisma modul atas R. karena 𝑀 = 𝑆1 + 𝑆2 , jelas bahwa


homomorfisma 𝑓 merupakan epimorfisma.
Akan ditunjukkan bahwa 𝑓 bersifat injektif.
Diambil sebarang (𝑥1 , 𝑥2 ) ∈ 𝑘𝑒𝑟(𝑓), yang artinya 𝑥1 ∈ 𝑆1 , 𝑥2 ∈ 𝑆2 dan 𝑥1 + 𝑥2 = 0𝑀 .
Perhatikan bahwa berlaku 𝑥1 = −𝑥2 ∈ 𝑆2 dan 𝑥2 = −𝑥1 ∈ 𝑆1 .
Karena 𝑥1 ∈ 𝑆1 ∩ 𝑆2 = {0𝑀 } dan 𝑥2 ∈ 𝑆1 ∩ 𝑆2 = {0𝑀 }, berakibat (𝑥1 , 𝑥2 ) = {0𝑀 , 0𝑀 }.
Dapat disimpulkan 𝑘𝑒𝑟(𝑓) = {0𝑀 }, dan diperoleh akibat bahwa 𝑓 merupakan monomorfisma
Jadi 𝑓 merupakan isomorfisma, dan terbukti bahwa 𝑆1 ⨁𝑆2 ≅ 𝑀.

Definisi 8.9

Suatu submodule 𝑆 di 𝑅-modul 𝑀 disebut penjumlahan langsung (direct summad) dari 𝑀 jika
terdapat suatu submodul 𝑇 di 𝑀 sedemikian sehingga 𝑀 ≅ 𝑆⨁𝑇. Submodul 𝑇 tersebut
dinamakan komplemen dari 𝑆 di modul 𝑀.

Contoh 8.10

Pada modul ℤ/6ℤ sebagai modul faktor atas ℤ/6ℤ, submodul 𝐾 = {0 + 6ℤ, 2 + ℤ, 4 + ℤ}
merupakan penjumlah langsung dari ℤ/6ℤ . hal ini disebabkan terdapat submodul 𝐻 = {0 +
6ℤ, 3 + ℤ} sedemikian sehingga 𝐾 + 𝐻 = ℤ/6ℤ dan 𝐾 ∩ 𝐻 = {0 + 6ℤ}. Dengan demikian,
diperoleh 𝐾 ⊕ 𝐻 ≅ ℤ/6ℤ. Submodul 𝐻 tersebut merupakan komplemen (dari 𝐾) di modul
ℤ/6ℤ.
Latihan

Diberikan ring polinomial dengan peubah 𝑥 dan koefisiennya bilangan bulat, ℤ[𝑥]. Karena ℤ
adalah ring dengan elemen satuan maka ℤ[𝑥] juga ring dengan elemen satuan. Karena ring
dengan elemen satuan adalah grup Abelian maka ℤ[𝑥] adalah ℤ -Modul dengan operasi
pergandaan skalar dengan polinomial.

DAFTAR PUSTAKA

Wijna 2009. Struktur Aljabar – Pengantar Teori Modul. http://wijna.web.ugm.ac.id

Wahyuni, Sri. Dkk. 2016. Teori Ring dan Modul. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai