Anda di halaman 1dari 10

MENGUKUR HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) SISWA

VERSI BLOOM-REVISI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Kartono
Jurusan Matematika FMIPA UNNES
kartono.mat@mail.unnes.ac.id

Abstrak
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang sering disebut dengan istilah
(HOTS pada pembelajaran matematika merupakan tuntutan kurikulum yang
berlaku saat ini. Dalam hal ini, sebagai konskuensinya HOTS merupakan tujuan
pembelajaran, yang harus dicapai melalui pembelajaran dengan model yang
cocok. Di dalam kegiatan pembelajaran tidak lepas dengan kegiatan pengukuran
untuk keperluan asesmen. Pada kegiatan pengukuran HOTS diperlukan definisi
konseptual dan operasional yang jelas, sehingga dapat diturunkan indikator-
indikatornya. Terdapat tiga kategori HOTS, yakni HOTS spesifik, versi Bloom,
dan versi Bloom- revisi. Buku teks untuk siswa sekolah pendidikan dasar dan
menengah pada umumnya memuat soal-soal rutin yang cocok untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat rendah. Ketika guru hendak mengukur HOTS siswa
diperlukan indikatori dan contoh membuat sosl yang cocok. Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk mendeskripsikan definisi konseptual dan operasional sampai
dengan indikator HOTS.
Kata Kunci: HOTS, Bloom-revisi, definisi konseptial, operasional.

Latar Belakang
Kemampuan berpikir tingkat tinggi terjemahan dari higher order tinking
skills (HOTS) peserta didik telah menjadi tujuan pembelajaran dari mata pelajaran
tertentu termasuk mata pelajaran matematika. HOTS matematika bagi peserta
didik sudah menjadi tuntutan kurikulum. Dalam hal ini, dengan tercapainya
HOTS matematika peserta didik dapat diterapkan dalam menyelesaikan
permasalahan nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian
tercapainya HOTS matematika merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai
oleh peserta didik dalam pembelajaran matematika. HOTS sebagai hasil belajar
peserta didik menjadi tuntutan bagi semua tingkat kemampuan, bukan hanya
untuk tingkat lanjut.
Dalam kegiatan pembelajaran, tidak lepas dari kegiatan asesmen, karena
asesmen merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Menilai
HOTS matematika peserta didik menjadi salah satu tugas guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika. Oleh karena itu, konsep tentang
HOTS dan bagaimana mengukurnya harus dipahami dengan baik oleh guru ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya asesmen.
A. Pengertian HOTS

Berpikir adalah aktifitas mencurahkan daya pikir untuk maksud tertentu.


Terdapat tingkatan dalam berpikir, berpikir yang hanya mengandalkan ingatan
termasuk berpikir tingkat rendah. Kemampuan berpikir yang tidak hanya
mengandalkan ingatan termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi. Defisini
HOTS dari para ahli, secara eksplisit masing-masing berbeda. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa HOTS sukar didefinisikan tetapi mudah dikenali ketika terjadi
(Sehraw & Robinson, 2011).
Kemampuan berpikir spesifik misalnya kritis, kreatif, penalaran, reflektif, dan
lainnya termasuk HOTS ( Brookhart, 2010). Pendapat lain HOTS adalah proses
berpikir yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan ide-ide
dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru. HOTS
merupakan cara berpikir yang tidak lagi hanya menghafal secara verbalistik saja
namun juga memaknai hakikat dari yang terkandung diantaranya (Sartika, 2018).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa HOTS adalah
kemampuan berpikir yang bukan hanya sekedar mengingat, menyatakan kembali,
dan juga merujuk tanpa melakukan pengolahan, akan tetapi kemampuan berpikir
untuk menelaah informasi secara kritis, kreatif, berkreasi, dan mampu
memecahkan masalah.
B. Menilai HOTS versi Bloom Revisi

Sebelum menilai HOTS peserta didik, seorang guru harus mengetahui indikator-
indikator HOTS. Indikator HOTS versi Bloom revisi berdasarkan dimensi proses
kognitif adalah menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Masing-masing
dideskripsikan sebagai berikut.
a. Menganalisis
1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali polah atau hubungannya

2) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat


dari sebuah skenario yang rumit
3) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan

b. Mengevaluasi
1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya

2) Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian

3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria


yang telah ditetapkan

c. Mengkreasi/Mencipta
1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu

2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah

3) Mengorganisasikan usur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur


baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Indikator HOTS versi Bloom revisi berdasarkan dimensi pengetahuan meliputi


konseptual, procedural, dan metakognitif. Masing-masing indicator dideskripsikan
sebagai berikut (Anderson & Krathwohl, 2001).
a. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori,
klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori pengetahuan yang
lebih kompleks dan tertata. Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga
subjenis yaitu:
1) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori;
2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
3) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur. Klasifikasi dan
kategori merupakan landasan bagi prinsip dan generalisasi.
b. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah “pengetahuan tentang cara” melakukan
sesuatu. Contoh:
Cara menjumlahkan 2 dan 2 (algoritma) adalah pengetahuan prosedural;
jawabannya 4 merupakan pengetahuan faktual.
c. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif merupakan dimensi baru dalam taksonomi
revisi. Pengetahuan metakognitif terbagi menjadi tiga subjenis yaitu:
1) Pengetahuan strategis
2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif yang meliputi
pengetahuan kontekstual dan kondisional;
3) Pengetahuan diri.
Kombinasi indikator HOTS antara dimensi pengetahuan dan proses kognitif
selanjutnya disebut indikator HOTS versi Bloom revisi dapat disajikan Tabel 1
berikut (Jailani & Sugiman, 2018; Arifin & Retnawati, 2018).
Tabel 1. Indikator HOTS versi Bloom Revisi
Indikator Sub Indikator Dimensi
Pengetahuan
Menganalisis Membedakan
Mengorganisasikan Konseptual
Mengatribusikan
Mengevaluasi Memeriksa
Mengkritik Prosedural
Mencipta Merumuskan/membuat hipotesis
Merencanakan
Memproduksi Metakognitif

Berdasrkan Tabel 1, terdapat 4 indikator dimensi proses kognitif yang terbagi


menjadi 8 sub indicator untuk 3 indikator dimensi pengetahuan. Dengan demikian
versi Bloom terdapat 24 soal bervariasi yang mengukur kemampuan tingkat tinggi
matematika yang dapat dibuat.
C. Karakteristik Soal HOTS

Menurut Sartika (2018) karakteristik soal HOTS sangat direkomendasikan


untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas. Berikut adalah
karakteristik soal-soal HOTS:
a. Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kratif (creative thinking), kemampuan
berargumen (reasoning) dan kemampuan mengambil keputusan (desicion
making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu
kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh
setiap peserta didik. Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam
HOTS, terdiri atas: 1) Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang
tidak familiar; 2) Kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
3) Menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan
cara-cara sebelumnya.
b. Kelola tingkat kesukaran dan tingkat berpikir.
‘Difficulty’ is NOT same as higher order thinking. Tingkat kesukaran
dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Tingkat kesukaran berkaitan dengan mudah lawan sukar, tingkat berpikir
berkaitan dengan mengingat kembali lawan berpikir tingkat tinggi.
Sebagai contoh, perhatikan Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Tingkat kesukaran dan berpikir
Mudah Sukar

Berpikir tingkat 25 + 75 = Faktor persekutuan prima dari 15


rendah (Mengingat … dan 20 adalah …
kembali)
Berpikir tingkat tinggi … +… = Pada suatu hari Ali dan Basuki
100 pergi berenang bersama-sama.
Selanjutnya Ali berenang setiap 4
hari sekali, Basuki setiap 6 hari
sekali. Berapa harikah Ali dan
Basuki bertemu kembali berenang
bersama?

Berdasarkan Tabel 2, perhitungan 25 +75 = … merupakan soal yang


mudah bagi siswa kelas 3 SD dan tingkat berpikirnya mengingat kembali.
Jadi terdapat soal mudah mengukur kemampuan berpikir tingkat rendah.
Lain halnya dengan soal perhitungan … +… = 100, memiliki tingkat
kesukaran mudah bagi siswa kelas 3 SD tetapi bukan termasuk soal yang
rutin. Jadi terdapat soal yang mudah mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Dengan pemikiran yang sama dapat disimpulkan terdapat
soal yang sukar mengukur kemampuan berpikir tingkat rendah, dan
terdapat soal yang sukar mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki
tingkat kesukaran yang tinggi.
c. Berbasis Permasalahan Kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan soal yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehar-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan
konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah.
Berikut ini diuraikan lima karakterstik asesmen kontekstual, yang
disingkat REACT.
1) Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata.
2) Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian
(exploration), penemuan (discovery) dan penciptaan (creation).
3) Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untu
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk
menyelesaikan masalah-masalah nyata.
4) Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik
untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada
kesimpulan konteks masalah.
5) Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik
untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke
dalam situasi atau konteks baru.
d. Menggunakan bentuk soal beragam
Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS (yang
digunakan pada model pengujian PISA), sebagai berikut:
1) Pilihan ganda
Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang
bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok
soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri
atas jawaban dan pengecoh (disractor).
2) Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)
Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji
pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara
komperhensif yang terkait antara pernyataan satu dengan yang
lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTS
yang berbentuk pilihan ganda kompleks juga memuat stimulus
yang bersumber pada situasi kontekstual.
menghafal apa yang ditulis dibuku.
3) Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut
siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan tersebut menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk
tertulis.
D. Menulis soal HOTS

Dalam hal menulis soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan
perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar
pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang
diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang
menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh
karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar,
keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam
memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan
pendidikan. Berikut langkah-langkah penulisan soal HOTS.
a. Menganalisis Kompetensi Dasar (KD)
Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal
HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS.
Guru-guru secara mandiri atau melalui forum tertentu dapat melakukan
analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
b. Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk para guru dalam
menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan
untuk memandu guru dalam: a). memilih KD yang dapat dibuat soal-soal
HOTS; b). merumuskan IPK; c). memilih materi pokok yang terkait
dengan KD yang akan diuji; d).Merumuskan indikator soal; e).
Menentukan bentuk soal dan nomor soal.
c. Memilih stimulus
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong
peserta didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya
baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus
kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.
Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari
lingkungan sekolah atau daerah setempat.
d. Menulis soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal
HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah
penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek
materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap
butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
e. Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan
pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat
untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk
bentuk soal pilihan ganda.
RANGKUMAN
1. Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri
tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi
tujuan instruksional. Taksonomi tujuan instruksional ialah adanya hierarki
yang dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai
jenjang tertinggi. Dengan kata lain, tujuan pada jenjang yang lebih tinggi
tidak dapat dicapai sebelum tercapai tujuan pada jenjang di bawahnya.
2. Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar
untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan
kurikulum. Tingkatan taksonomi Bloom aspek kognitif yakni: (1)
pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3)
penerapan (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan
(6) evaluasi (evaluation). Tingkatan-tingkatan dalam taksonomi tersebut
telah digunakan hampir setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan
tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes dan kurikulum.
3. Revisi dilakukan terhadap Taksonomi Bloom, yakni perubahan dari kata
benda menjadi kata kerja. Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan-
tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan pendidikan mengindikasikan bahwa
siswa akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata
benda). Revisi dilakukan oleh Kratwohl dan Anderson, taksonomi aspek
kognitif terdiri 2 dimensi yakni dimensi proses konitif dan dimensi
pengetahuan, Dimensi proses kognitif terdiri dari.: mengingat (C1);
memahami (C2); mengaplikasikan (C3); menganalisis (C4); mengevaluasi
(C5); dan mencipta (C6). Dimensi pengetahuan terdiri dari: pengetahuan
faktual (P1), pengetahuan konseptual (P2), pengetahuan procedural (P3),
dan pengetahuan metakognitif (P4).
4. Indikator HOTS menurut Bloom revisi dapat disajikan pada Tabel berikut.
Tabel Indikator HOTS versi Bloom revisi
Indikator dimensi Sub Indikator dimensi proses Dimensi
Proses kognitif kognitif Pengetahuan
Menganalisis Membedakan
Mengorganisasikan Konseptual
Mengatribusikan
Mengevaluasi Memeriksa
Mengkritik Prosedural
Mencipta Merumuskan/membuat hipotesis
Merencanakan
Memproduksi Metakognitif

Berdasarkan Tabel di atas, telihat terdapat 24 indikator HOTS versi Bloom revisi,
berarti dapat dirumuskan 24 macam tujuan pembelajaran yang dapat dicapai pada
HOTS. Berarti juga terdapat 24 macam soal yang dapat disusun untuk mencapai
indikator HOTS versi Bloom revisi..
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, O.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A taxonomy for learning, teaching,
and assessing. A revision of bloom’s taxonomy of educational objective. New
York : Longman, Inc.

Arifin, Z. & Retnawati, H. 2018. Pengembangan instrumen pengukuran HOTS


dalam pembelajaran matematika (ed) Heri Retnawati. Yogyakarta: UNY
PRESS.

Brookhart, S.M. 2010. How to assess higher order thinking skills in your
classroom.New York: ASCD.

Jailani & Sugiman. 2018. Higher order thinking skills (HOTS) Pengertian dan
peningkatannya melalui PBL.(Ed ) Heri Retnawati. Yogyakarta:UNY PRESS

Retnawati, H. 2018. "Desain Pembelajaran Matematika untuk Melatihakan


Higher Order Thinking Skills". Yogyakarta: UNY Press.
Sartika, Febri. 2018. “Higher Order Thinking Skills (HOTS)”.
https://febrisartika257. wordpress.com/tugas-media/internet-dan-web-
desain/artikel-makalah/higher-order-thinking-skills-HOTS/. Diakses 23
September 2018.
Sehraw, G. & Robinson, D.R. 2011.Conceptualizing and assessing higher order
thinking skills. Austin: IAP, Inc

Anda mungkin juga menyukai