Abstrak
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang sering disebut dengan istilah
(HOTS pada pembelajaran matematika merupakan tuntutan kurikulum yang
berlaku saat ini. Dalam hal ini, sebagai konskuensinya HOTS merupakan tujuan
pembelajaran, yang harus dicapai melalui pembelajaran dengan model yang
cocok. Di dalam kegiatan pembelajaran tidak lepas dengan kegiatan pengukuran
untuk keperluan asesmen. Pada kegiatan pengukuran HOTS diperlukan definisi
konseptual dan operasional yang jelas, sehingga dapat diturunkan indikator-
indikatornya. Terdapat tiga kategori HOTS, yakni HOTS spesifik, versi Bloom,
dan versi Bloom- revisi. Buku teks untuk siswa sekolah pendidikan dasar dan
menengah pada umumnya memuat soal-soal rutin yang cocok untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat rendah. Ketika guru hendak mengukur HOTS siswa
diperlukan indikatori dan contoh membuat sosl yang cocok. Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk mendeskripsikan definisi konseptual dan operasional sampai
dengan indikator HOTS.
Kata Kunci: HOTS, Bloom-revisi, definisi konseptial, operasional.
Latar Belakang
Kemampuan berpikir tingkat tinggi terjemahan dari higher order tinking
skills (HOTS) peserta didik telah menjadi tujuan pembelajaran dari mata pelajaran
tertentu termasuk mata pelajaran matematika. HOTS matematika bagi peserta
didik sudah menjadi tuntutan kurikulum. Dalam hal ini, dengan tercapainya
HOTS matematika peserta didik dapat diterapkan dalam menyelesaikan
permasalahan nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian
tercapainya HOTS matematika merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai
oleh peserta didik dalam pembelajaran matematika. HOTS sebagai hasil belajar
peserta didik menjadi tuntutan bagi semua tingkat kemampuan, bukan hanya
untuk tingkat lanjut.
Dalam kegiatan pembelajaran, tidak lepas dari kegiatan asesmen, karena
asesmen merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Menilai
HOTS matematika peserta didik menjadi salah satu tugas guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika. Oleh karena itu, konsep tentang
HOTS dan bagaimana mengukurnya harus dipahami dengan baik oleh guru ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya asesmen.
A. Pengertian HOTS
Sebelum menilai HOTS peserta didik, seorang guru harus mengetahui indikator-
indikator HOTS. Indikator HOTS versi Bloom revisi berdasarkan dimensi proses
kognitif adalah menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Masing-masing
dideskripsikan sebagai berikut.
a. Menganalisis
1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali polah atau hubungannya
b. Mengevaluasi
1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya
c. Mengkreasi/Mencipta
1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu
Dalam hal menulis soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan
perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar
pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang
diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang
menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh
karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar,
keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam
memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan
pendidikan. Berikut langkah-langkah penulisan soal HOTS.
a. Menganalisis Kompetensi Dasar (KD)
Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal
HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS.
Guru-guru secara mandiri atau melalui forum tertentu dapat melakukan
analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
b. Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk para guru dalam
menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan
untuk memandu guru dalam: a). memilih KD yang dapat dibuat soal-soal
HOTS; b). merumuskan IPK; c). memilih materi pokok yang terkait
dengan KD yang akan diuji; d).Merumuskan indikator soal; e).
Menentukan bentuk soal dan nomor soal.
c. Memilih stimulus
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong
peserta didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya
baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus
kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.
Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari
lingkungan sekolah atau daerah setempat.
d. Menulis soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal
HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah
penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek
materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap
butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
e. Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan
pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat
untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk
bentuk soal pilihan ganda.
RANGKUMAN
1. Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri
tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi
tujuan instruksional. Taksonomi tujuan instruksional ialah adanya hierarki
yang dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai
jenjang tertinggi. Dengan kata lain, tujuan pada jenjang yang lebih tinggi
tidak dapat dicapai sebelum tercapai tujuan pada jenjang di bawahnya.
2. Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar
untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan
kurikulum. Tingkatan taksonomi Bloom aspek kognitif yakni: (1)
pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3)
penerapan (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan
(6) evaluasi (evaluation). Tingkatan-tingkatan dalam taksonomi tersebut
telah digunakan hampir setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan
tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes dan kurikulum.
3. Revisi dilakukan terhadap Taksonomi Bloom, yakni perubahan dari kata
benda menjadi kata kerja. Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan-
tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan pendidikan mengindikasikan bahwa
siswa akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata
benda). Revisi dilakukan oleh Kratwohl dan Anderson, taksonomi aspek
kognitif terdiri 2 dimensi yakni dimensi proses konitif dan dimensi
pengetahuan, Dimensi proses kognitif terdiri dari.: mengingat (C1);
memahami (C2); mengaplikasikan (C3); menganalisis (C4); mengevaluasi
(C5); dan mencipta (C6). Dimensi pengetahuan terdiri dari: pengetahuan
faktual (P1), pengetahuan konseptual (P2), pengetahuan procedural (P3),
dan pengetahuan metakognitif (P4).
4. Indikator HOTS menurut Bloom revisi dapat disajikan pada Tabel berikut.
Tabel Indikator HOTS versi Bloom revisi
Indikator dimensi Sub Indikator dimensi proses Dimensi
Proses kognitif kognitif Pengetahuan
Menganalisis Membedakan
Mengorganisasikan Konseptual
Mengatribusikan
Mengevaluasi Memeriksa
Mengkritik Prosedural
Mencipta Merumuskan/membuat hipotesis
Merencanakan
Memproduksi Metakognitif
Berdasarkan Tabel di atas, telihat terdapat 24 indikator HOTS versi Bloom revisi,
berarti dapat dirumuskan 24 macam tujuan pembelajaran yang dapat dicapai pada
HOTS. Berarti juga terdapat 24 macam soal yang dapat disusun untuk mencapai
indikator HOTS versi Bloom revisi..
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, O.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A taxonomy for learning, teaching,
and assessing. A revision of bloom’s taxonomy of educational objective. New
York : Longman, Inc.
Brookhart, S.M. 2010. How to assess higher order thinking skills in your
classroom.New York: ASCD.
Jailani & Sugiman. 2018. Higher order thinking skills (HOTS) Pengertian dan
peningkatannya melalui PBL.(Ed ) Heri Retnawati. Yogyakarta:UNY PRESS