Anda di halaman 1dari 3

SOAL HOTS (Higher Order of Thinking Skill)

a. Pengertian Higher Order of Thinking Skill (HOTS)


Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang
mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.
Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam
menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan
kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan
mengkreasi meruapakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.
Kemampuan-kemampuan ini merupakan kemampuan berpikir level atas pada taksonomi Bloom
yang terbaru hasil revisi oleh Anderson dan Krathwohl seperti pada gambar di bawah ini.

Latar belakang digalakkannya pengembangan butir soal HOTS ini adalah rendahnya
kemampuan peserta didik Indonesia dalam survey yang dilaksanakan oleh benchmarking
internasional seperti PISA dan TIMSS. Belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar
tentang materi, tetapi belajar bagaimana cara berpikir kritis dalam penggunaanya untuk
memecahkan masalah saling berkaitan satu sama lain. Keterampilan berpikir peserta didik
dapat dilatihkan melalui kegiatan dimana peserta didik diberikan suatu masalah dalam hal ini
masalah berbentuk soal yang bervariasi (Prayugo 2012). Untuk mengembangkan soal HOTS,
diperlukan pemahaman terlebih dahulu tentang HOTS dan cara mengembangkan soal HOTS.
b. Soal Higher Order of Thinking Skill (HOTS)
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau ketrampilan berfikir tingkat tinggi dibagi
menjadi empat kelompok yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berfikir kritis dan
berfikir kreatif. Untuk melaksanakan penilaian, guru memerlukan instrumen penilaian dalam
bentuk soal-soal, baik untuk menguji aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menguji hasil belajar peserta didik pada aspek
pengetahuan biasanya diambil dari berbagai buku atau kumpulan soal-soal ujian. Soal dapat
berupa uraian atau pilihan ganda.
Kenyataan di lapangan, soal-soal cenderung lebih banyak menguji aspek ingatan. Banyak
buku yang menyajikan materi dengan mengajak peserta didik belajar aktif, sajian konsep sangat
sistematis, tetapi sering diakhiri soal evaluasi yang kurang melatih keterampilan berpikir tingkat
tinggi peserta didik. Melatih peserta didik untuk terampil ini dapat dilakukan guru dengan cara
melatihkan soal-soal yang sifatnya mengajak peserta didik berpikir dalam level analisis, evaluasi
dan mengkreasi.
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang
sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom, baik pada soal pengetahuan,
sikap maupun keterampilan. Di dalam pembelajaran dinyatakan bahwa kemampuan peserta
didik bukan hanya untuk menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, berarti peserta
didik harus selalu diajak untuk belajar dengan menggunakan proses berpikir untuk menemukan
konsep-konsep tersebut.

c. Pengembangan Soal HOTS


Pengembangan soal HOTS memerlukan berbagai kriteria baik dari segi bentuk soalnya
maupun konten materi subyeknya. Teknik penulisan soal-soal HOTS baik yang berbentuk pilihan
ganda atau uraian secara umum sama dengan penulisan soal tingkat rendah, tetapi ada
beberapa ciri yang membedakannya.
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis
butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan diukur
dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan
mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur
kemampuan berpikir kritis. Soal HOTS selayaknya meminimalisir kemampuan mengingat
kembali informasi (recall), tetapi lebih mengukur kemampuan:
1. Transfer satu konsep ke konsep lainnya,
2. Memproses dan menerapkan informasi,
3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
4. Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
5. Menelaah ide dan informasi secara kritis.
Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal
selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti:
teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar,
grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.
Keterampilan-keterampilan di dalam HOTS di dalam taksonomi Bloom termasuk tiga level
tertinggi yaitu analisis, evaluasi dan mengkreasi. Untuk peserta didik tingkat menengah tidak
semua keterampilan dapat dilatihkan melalui pemecahan soal-soal tetapi kita dapat memilih
yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik tersebut dan mendesain menjadi soal yang
mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai