Anda di halaman 1dari 7

Nama :hikmah khairani hasibuan

Nim :1213311039
Kelas :I pgsd 21

Pengetahuan HOTS
1. HOTS menurut Ibrahim (2015) merupakan suatu konsep reformasi pendidikan
taksonomi hasil belajar, Taksonomi Bloom terdiri dari 6 (level), coba sebutkan
dan jelaskan ke-6 level tersebut secara rinci!
Jwb: Berikut adalah penjelasan rinci dari setiap level:
1. Tingkat Pengetahuan (Knowledge): Pada tingkat ini, siswa menunjukkan
pemahaman terhadap fakta-fakta, konsep, prinsip, dan informasi dasar yang terkait
dengan materi pelajaran. Siswa dapat mengingat, mengidentifikasi, atau mengulang
kembali informasi yang telah dipelajari.
2. Tingkat Pemahaman (Comprehension): Pada tingkat ini, siswa mampu memahami
makna dan interpretasi informasi yang telah dipelajari. Mereka dapat menjelaskan,
menginterpretasikan, dan memberikan contoh dari konsep atau ide yang diajarkan.
3. Tingkat Aplikasi (Application): Pada tingkat ini, siswa mampu mengaplikasikan
pengetahuan yang telah dipelajari dalam situasi atau konteks yang berbeda. Mereka
dapat menggunakan informasi dan konsep untuk memecahkan masalah atau
melakukan tugas-tugas yang relevan.
4. Tingkat Analisis (Analysis): Pada tingkat ini, siswa dapat menganalisis komponen-
komponen yang terdapat dalam materi pelajaran. Mereka dapat mengidentifikasi
hubungan sebab-akibat, membedah informasi menjadi bagian-bagian terpisah, dan
mengidentifikasi pola atau prinsip yang terkait.
5. Tingkat Evaluasi (Evaluation): Pada tingkat ini, siswa mampu mengevaluasi
informasi atau ide yang telah dipelajari. Mereka dapat membuat penilaian atau
pendapat yang didasarkan pada kriteria yang relevan, dan menyusun argumen atau
kesimpulan berdasarkan analisis yang dilakukan.
6. Tingkat Kreasi (Creation): Pada tingkat ini, siswa mampu membuat karya baru atau
menghasilkan ide-ide yang orisinal berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang
telah dimiliki. Mereka dapat merancang, mengembangkan, atau menciptakan
sesuatu yang baru berdasarkan konsep atau informasi yang telah dipelajari.
2. Menurut Anda apakah pada pembelajaran kurikulum 2013 sudah memiliki soal
soal HOTS? jelaskan!
Jwb: iya, pada pembelajaran Kurikulum 2013, terdapat upaya untuk mengembangkan dan
menyertakan pertanyaan berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) dalam soal -soal
ujian. Kurikulum 2013 mengutamakan pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi
pada siswa, seperti analisis, sintesis, evaluasi, dan kreativitas. Oleh karena itu, soal -soal
HOTS dirancang untuk mendorong siswa berpikir lebih dalam, kritis, dan kreatif.
Soal HOTS bertujuan untuk menguji pemahaman siswa dalam menerapkan pengetahuan
mereka, menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari, mengidentifikasi pola atau
hubungan yang kompleks, dan menghasilkan solusi kreatif terhadap masalah. Soal -soal
HOTS biasanya mengharuskan siswa untuk menganalisis informasi, membuat inferensi
atau generalisasi, membandingkan, mengklasifikasikan, atau menyimpulkan.
3. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan juga berpikir tingkat rendah
(LOTS) dalam hal ini coba anda paparkan perbedaan keduanya jika dilihat dari
contoh soalmya!
Jwb: Perbedaan antara Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) dan Berpikir Tingkat
Rendah (LOTS) terletak pada tingkat kompleksitas dan kedalaman pemikiran yang
dibutuhkan dalam memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan. Berikut ini adalah
perbedaan keduanya jika dilihat dari contoh soalnya:
1. Tingkat Kompleksitas:
➢ HOTS: Soal-soal HOTS menuntut siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam
konteks yang lebih kompleks dan nyata. Misalnya, siswa diminta untuk menganalisis
informasi, menghubungkan konsep, atau menyusun argumen yang kompleks.
➢ LOTS: Soal-soal LOTS lebih berfokus pada pemahaman dan mengingat informasi
dasar atau konsep yang telah dipelajari. Misalnya, siswa diminta untuk mengingat fakta,
mengidentifikasi, atau menjelaskan konsep secara sederhana.
2. Jenis Pertanyaan:
➢ HOTS: Soal-soal HOTS cenderung mengandung pertanyaan yang membutuhkan
pemikiran tingkat tinggi, seperti menganalisis, mengevaluasi, membuat generalisasi,
atau menghasilkan solusi kreatif. Pertanyaan tersebut sering kali mengharuskan siswa
untuk memberikan argumen, contoh konkret, atau menghubungkan konsep.
➢ LOTS: Soal-soal LOTS cenderung mengandung pertanyaan yang lebih sederhana dan
berfokus pada pemahaman konsep atau fakta. Pertanyaan tersebut sering kali meminta
siswa untuk menjawab dengan mengingat informasi yang telah dipelajari atau
memberikan definisi atau penjelasan singkat.

3. Level Berpikir:
➢ HOTS: Soal-soal HOTS mendorong siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir
tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis, evaluasi, dan kreativitas. Siswa harus m ampu
menganalisis informasi secara mendalam, membuat inferensi, membandingkan,
mengklasifikasikan, atau menyimpulkan.
➢ LOTS: Soal-soal LOTS lebih berfokus pada keterampilan berpikir tingkat rendah,
seperti mengingat, mengidentifikasi, mengulang, atau menjelaskan. Siswa dapat
memberikan jawaban yang relatif sederhana berdasarkan pengetahuan yang telah
dipelajari.
Perlu diingat bahwa perbedaan antara HOTS dan LOTS bersifat relatif dan tergantung pada
konteks dan tingkat kesulitan soal yang diberikan. Soal-soal HOTS dan LOTS dapat digunakan
secara bersamaan dalam pembelajaran untuk menguji pemahaman siswa dari berbagai aspek,
baik yang sederhana maupun kompleks, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan
berpikir pada tingkat yang berbeda.
4. Pada pembelajaran PPKn apakah keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
siswa SD diperlukan? jika iya, coba jelaskan mengapa diperlukan!
Jwb: Ya, keterampilan berpikir tingkat tinggi juga diperlukan dalam pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) untuk siswa SD. Meskipun siswa
pada tingkat SD masih dalam tahap awal perkembangan berpikir mereka, pengembangan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat memberikan manfaat yang signifikan. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa keterampilan berpikir tingkat tinggi penting untuk siswa
SD dalam pembelajaran PPKN:
1. Pengembangan pemahaman yang lebih mendalam: Keterampilan berpikir tingkat
tinggi memungkinkan siswa untuk memahami konsep PPKN secara lebih
mendalam. Dengan mendorong mereka untuk menganalisis, mengevaluasi, dan
membuat koneksi antara berbagai aspek dalam pelajaran PPKN, siswa dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai Pancasila,
demokrasi, kewarganegaraan, dan tanggung jawab sosial.
2. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah: Keterampilan berpikir tingkat
tinggi, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi, membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang efektif. Dalam konteks
PPKN, siswa dapat diberi kesempatan untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan situasi sosial, konflik, atau dilema moral. Hal ini memungkinkan mereka
untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan menemukan solusi yang adil dan
bertanggung jawab.
3. Pengembangan kemampuan berargumentasi: Keterampilan berpikir tingkat tinggi
juga membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berargumentasi yang
baik. Dalam pembelajaran PPKN, siswa dapat diajak untuk menyusun argumen
yang didasarkan pada pengetahuan dan nilai-nilai yang dipelajari. Kemampuan ini
penting dalam membentuk sikap kritis, toleransi, dan penghargaan terhadap
perspektif orang lain.
4. Persiapan untuk pembelajaran lanjutan: Pengembangan keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada tahap awal pendidikan membantu siswa untuk membangun
dasar yang kuat dalam berpikir kritis dan analitis. Hal ini memberikan pondasi yang
baik untuk pembelajaran lanjutan di tingkat yang lebih tinggi, di mana pemikiran
kritis dan keterampilan berpikir tingkat tinggi akan semakin penting.
5. Menurut saudara level keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) masuk ke
dalam level kognitif level?, dan sebutkan contohnya dalam pembelajaran PPKn!
Jwb: Ya, level keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) masuk ke dalam level kognitif
yang lebih tinggi dalam taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom adalah sebuah kerangka
kerja yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kompleksitas berpikir dan
pemahaman dalam pembelajaran. Dalam taksonomi Bloom, level kognitif yang lebih tinggi
mengacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan analisis, sintesis,
evaluasi, dan kreativitas.
Contoh-contoh HOTS dalam pembelajaran PPKN pada siswa SD dapat mencakup:
1. Analisis:
➢ Menganalisis keputusan yang diambil dalam cerita atau skenario yang berkaitan dengan
nilai-nilai Pancasila.
➢ Menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat.

2. Evaluasi:

➢ Mengevaluasi keberhasilan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-


hari.
➢ Mengevaluasi keadilan dalam suatu situasi sosial yang berhubungan dengan prinsip
demokrasi.

3. Sintesis:
➢ Merancang kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak asasi
manusia.
➢ Mengembangkan proyek kewirausahaan yang bertujuan untuk mempromosikan nilai-nilai
kebhinekaan.

4. Kreativitas:
➢ Menciptakan cerita atau sketsa tentang situasi sosial yang menggambarkan kerjasama dan
toleransi antarindividu.
➢ Menghasilkan ide-ide inovatif untuk memperbaiki lingkungan dan meningkatkan kualitas
hidup.
Dalam pembelajaran PPKN, mengintegrasikan HOTS membantu siswa untuk
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai Pancasila, prinsip
demokrasi, kewarganegaraan, dan tanggung jawab sosial. Hal ini juga mendorong siswa
untuk berpikir secara kritis, analitis, dan kreatif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan
menciptakan solusi dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang penting dalam memahami dan
menjalankan peran sebagai warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.
Proyek HOTS
❖ Berikut adalah langkah-langkah menyusun stimulus HOTS pada buku pendidikan
kewarganegaraan:
1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
melalui penggunaan stimulus HOTS. Misalnya, tujuan tersebut mungkin melibatkan
kemampuan siswa untuk menganalisis situasi sosial, mengevaluasi konflik, atau
menghasilkan solusi kreatif terkait dengan isu-isu kewarganegaraan.
2. Pilih Topik yang Relevan: Pilih topik-topik yang relevan dengan mata pelajaran
kewarganegaraan dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Misalnya, topik-topik
seperti demokrasi, keadilan sosial, partisipasi politik, atau keragaman budaya dapat
menjadi fokus stimulus HOTS.
3. Tentukan Situasi atau Skenario: Buat situasi atau skenario yang menantang dan mendorong
siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Misalnya, Anda dapat menyusun situasi yang
melibatkan perdebatan tentang masalah sosial, pengambilan keputusan yang kompleks
dalam konteks demokrasi, atau tantangan yang membutuhkan kreativitas dalam
memecahkan masalah.
4. Kembangkan Pertanyaan HOTS: Buat pertanyaan HOTS yang menantang siswa untuk
menerapkan pengetahuan mereka, menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, atau
menghasilkan solusi yang inovatif. Pastikan pertanyaan tersebut memicu pemikiran kritis,
analitis, evaluatif, dan kreatif.
5. Sediakan Materi Pendukung: Sediakan materi pendukung yang relevan untuk membantu
siswa dalam merespons dan menjawab stimulus HOTS. Materi tersebut dapat berupa
artikel, kutipan, grafik, gambar, atau video yang dapat memperkaya pemahaman siswa
tentang topik yang dibahas.
6. Pertimbangkan Keterkaitan dengan Konteks Nyata: Pastikan stimulus HOTS memiliki
keterkaitan dengan konteks nyata kehidupan siswa. Misalnya, pilih situasi atau skenario
yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa atau dengan isu-isu sosial yang ada di
masyarakat.
7. Sediakan Panduan dan Petunjuk: Sediakan panduan dan petunjuk yang jelas kepada guru
atau pengajar untuk mengarahkan siswa dalam merespon dan menjawab stimulus HOTS.
Panduan ini dapat berisi instruksi tentang langkah-langkah yang harus diambil siswa dalam
merespon stimulus dan bagaimana mereka dapat menerapkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
8. Evaluasi dan Pembaruan: Evaluasi efektivitas stimulus HOTS yang telah disusun melalui
observasi, tes, atau penilaian lainnya. Berdasarkan hasil evaluasi, lakukan pembaruan atau
penyesuaian jika diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan keefektifan stimulus HOTS.

❖ Berikut ini adalah tiga contoh soal HOTS yang dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran PPKN pada siswa SD:

1. Topik: Nilai-nilai Pancasila


Situasi:
Andi dan Budi adalah teman sekelas yang berbeda agama. Mereka berdiskusi tentang nilai-
nilai Pancasila. Andi berpendapat bahwa Pancasila mengajarkan kerukunan antaragama,
sedangkan Budi berpendapat bahwa Pancasila hanya mengutamakan agama mayoritas.
Diskusilah dengan Andi dan Budi, dan berikan argumenmu tentang nilai-nilai Pancasila yang
terkait dengan kebebasan beragama dan kerukunan.
Pertanyaan HOTS:
Berikan penjelasanmu tentang nilai-nilai Pancasila yang terkait dengan kebebasan beragama
dan kerukunan. Berikan contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan
penerapan nilai-nilai tersebut.

2. Topik: Partisipasi Demokrasi


Situasi:
Sekolahmu akan mengadakan pemilihan ketua OSIS. Kamu ingin mencalonkan diri sebagai
ketua OSIS, tetapi kamu belum yakin apa yang harus kamu lakukan untuk memenangkan
pemilihan tersebut. Diskusikan dengan teman-temanmu dan buatlah rencana strategis yang
melibatkan partisipasi aktif siswa dan mendukung prinsip-prinsip demokrasi.
Pertanyaan HOTS:
Buatlah rencana strategis yang menjelaskan bagaimana kamu akan melibatkan partisipasi aktif
siswa dalam pemilihan ketua OSIS dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi. Sertakan
langkah konkret yang akan kamu ambil untuk memastikan partisipasi dan keterlibatan
sebanyak mungkin siswa dalam pemilihan tersebut.

3. Topik: Kewarganegaraan Global


Situasi:
Kamu mendapatkan tugas untuk membuat proyek kewarganegaraan global. Kamu harus
memilih isu global yang ingin kamu ajukan dan merancang sebuah kampanye yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran dan mengajak orang lain untuk bertindak terhadap isu tersebut.
Pilih satu isu global yang menurutmu penting dan rancang kampanye yang dapat
menggerakkan masyarakat dalam menangani isu tersebut.
Pertanyaan HOTS:
Pilih satu isu global yang menurutmu penting dan jelaskan mengapa isu tersebut perlu
mendapat perhatian. Rancanglah sebuah kampanye yang dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat dan mengajak mereka untuk bertindak terhadap isu tersebut. Sertakan strategi dan
media yang akan kamu gunakan dalam kampanye tersebut.
Dengan menggunakan soal-soal HOTS seperti contoh di atas, guru dapat mengukur
kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan mereka, menganalisis, mengevaluasi, dan
menghasilkan solusi yang kreatif dalam konteks pembelajaran PPKN. Soal-soal ini mendorong
siswa untuk berpikir secara kritis, reflektif, dan aktif dalam menjawab pertanyaan yang
melibatkan pemikiran tingkat tinggi.

Sikap HOTS
No Permasalahan penyebab Tindakan yang akan dilakukan
1. Pembatasan Penilaian dalam pembelajaran • Mengembangkan
Penilaian pada PPKN sering kali terbatas pada instrumen penilaian yang
Aspek Kognitif penilaian terhadap pengetahuan mencakup aspek
siswa, tanpa memperhatikan aspek pengetahuan, keterampilan,
keterampilan dan sikap. Hal ini dan sikap dalam
dapat mengurangi kesempatan pembelajaran PPKN.
siswa untuk mengembangkan • Menerapkan penilaian
keterampilan berpikir kritis, berbasis proyek atau
kreativitas, dan partisipasi aktif portofolio yang
dalam konteks kewarganegaraan. memungkinkan siswa
untuk menunjukkan
keterampilan, sikap, dan
pemahaman mereka secara
komprehensif.
2. Kurangnya Guru mungkin memiliki • Memberikan pelatihan dan
Pembinaan pemahaman yang terbatas tentang pembinaan kepada guru
Guru dalam jenis penilaian yang tepat dalam mengenai penilaian
Penilaian pembelajaran PPKN. Mereka autentik dalam
mungkin cenderung menggunakan pembelajaran PPKN.
penilaian tradisional yang hanya • Mendorong guru untuk
fokus pada penghafalan fakta- mengembangkan
fakta dan pengetahuan. instrumen penilaian yang
mencakup berbagai aspek
kognitif, afektif, dan
psikomotorik dalam
pembelajaran PPKN.
3. Ketidaksesuaian Terkadang, metode pembelajaran • Mengintegrasikan metode
Antara Metode yang digunakan dalam pembelajaran yang
Pembelajaran pembelajaran PPKN tidak selaras mendukung keterampilan
dan Penilaian dengan jenis penilaian yang berpikir tingkat tinggi,
dilakukan. Misalnya, jika partisipasi aktif, dan
pembelajaran PPKN dilakukan kolaborasi dalam
secara aktif dan kolaboratif, pembelajaran PPKN.
namun penilaian hanya dilakukan • Menggunakan variasi
melalui tes tertulis. instrumen penilaian yang
sesuai dengan metode
pembelajaran, seperti
penilaian observasi,
penilaian portofolio, atau
proyek kelompok.
4. Kurangnya Penilaian dalam pembelajaran
Variasi dalam PPKN sering kali terbatas pada tes - Membuat variasi instrumen
Jenis Penilaian tertulis dan jawaban singkat. Hal penilaian, termasuk pertanyaan
ini dapat membatasi kemampuan terbuka, tugas proyek,
siswa untuk menunjukkan simulasi, atau permainan peran
pemahaman yang lebih mendalam yang memungkinkan siswa
dan keterampilan berpikir tingkat untuk menunjukkan
tinggi. pemahaman dan keterampilan
mereka dalam konteks yang
berbeda.
5. Kurangnya Penilaian dalam pembelajaran Dengan mengatasi
Variasi dalam PPKN sering kali terbatas pada tes permasalahan-permasalahan
Jenis Penilaian tertulis dan jawaban singkat. Hal ini, penilaian dalam
ini dapat membatasi kemampuan pembelajaran PPKN di tingkat
siswa untuk menunjukkan sekolah dasar dapat menjadi
pemahaman yang lebih mendalam lebih holistik
dan keterampilan berpikir tingkat
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai