REVIEW MK :
pendidikan pancasila
UNIMED-FIP-
PGSD 2021
SKOR NILAI :
OLEH
Nim 1213311039
Kelas : I/PGSD/2021
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah –
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review ( CBR ) tepat waktu. CBR ini
disusun untuk memenuhi tugas KKNI pada mata kuliah Profesi Kependidikan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen sri hadi ningrum, SH.,M.Hum
selaku dosen mata kuliah Telaah Kurikulum, karena telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas Critical Book Review ( CBR ) ini sampai selesai. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada kedua orang tua, teman –
teman dan semua pihak yang sudah membantu dalam proses penyusunan tugas ini.
Penulis berharap CBR ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
Selain itu, penulis menyadari CBR ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
menantikan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna menyempurnakan
tugas–tugas berikutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.
1213311039
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................................................ 1
C. Manfaat CBR...................................................................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................................................................... 4
BAB III............................................................................................................................................................................................21
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................................................21
ii
BAB IV ...........................................................................................................................................................................................28
PENUTUP.......................................................................................................................................................................................28
A. KESIMPULAN ................................................................................................................................................................28
B. SARAN .............................................................................................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Keterampilan membuat CBR (Critical Book Review) pada penulis dapat menguji kemampuan
dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang
dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang buku
yang kita pilih kurang memuaskan misalnya dari segi informasi yang terkandung dan tata atau
kosa kata pada bahasanya, oleh karena itu penulis membuat Critical Book Review ini untuk
mempermudah pembaca dan memilih buku referensi terkhusus pada pokok pembahasan tentang
profesi kependidikan. Selain itu, salah satu factor yang melatarbelakangi penulis mereview buku
ini adalah agar kita mampu berpikir kritis danmengetahui kelebihan serta kekurangan dari sebuah
buku.
B. Tujuan Penulisan CBR
• Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari buku utama dan buku pembanding
1
C. Manfaat CBR
BUKU UTAMA
2. Edisi :-
3. Penulis : Drs. Halking,M.Si., dkk
4. Penerbit : MKWI Pendidikan Pancasila UNIMED
5. Kota terbit : Medan
6. T. Terbit : 2022
7. ISBN :-
8. Vol :-
BUKU PEMBANDING
2
1. Judul Buku : Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila
2. Edisi :1
3. Penulis : Paristiyianti Nurwadani, Hestu Yoga Saksama, Ar qom
Kuswanjono, dkk.
4. Penerbit : Direktorat Jendral Pembelajaran Kemahasiswaan
5. Kota terbit : Jakarta
6. T. Terbit : 2016
7. ISBN : 978-602-6470-01-0
8. Vol :-
3
BAB II
Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Namun, gejala yang
terjadi pada berbagai kelompok masyarakat, kalangan generasi muda, bahkan politisi dan
aparatur negara saat ini, cenderung abai, lupa, bahkan melecehkan nilai-nilai Pancasila.
Penyebabnya dapat ditelusuri pada simpul-simpul analisis berikut:
1. Pancasila pernah dijadikan sebagai alat legitimasi kekuasaan oleh Orde Baru, maka
ketika Orde Baru tumbang, banyak orang mempertanyakan apakah Pancasila masih
perlu dipertahankan atau tidak.
3. Tidak ada lagi lembaga yang secara khusus melestarikan, mengembangkan, dan
mensosialisasikan Pancasila.
4. Terjadinya inkonsistensi pada tataran nilai praksis, hal ini ditengarai dengan perilaku
penyelenggara negara, pemimpin pemerintahan, dan tokoh-tokoh masyarakat yang
tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
4
B. Dinamika Dan Tantangan Pendidikan Pancasila
Tantangannya ialah menentukan bentuk dan format agar mata kuliah pendidikan
Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai progam studi dengan dengan menarik
dan efektif. Dilihat dari asal tantangannya, ada dua tantangannya yti dari faktor
internal dan eksternal. Tantangan dari faktor internal perguruan tinggi, misalnya
faktor ketersediaan sumber daya, dan spesialisasi program studi yang makin tajam
(yang menyebabkan kekurangtertarikan sebagian mahasiswa terhadap pendidikan
Pancasila). Sedangkan faktor ekstenal antara lain krisis keteladanan dari para elit
politik dan maraknya gaya hidup hedonistik di dalam masyarakat (Nurwardani, dkk.,
2016).
Seiring perkembangan zaman di era globalisasi saat ini turut mengiringi adanya
trend yang semakin dinamis dan selalu diwarnai oleh ketidakteraturan dan ketidakpastian.
Kondisi memunculkan kecenderungan permasalahan baru yang semakin beragam dan
multi dimensional. Hal ini berarti dampak teknologi informasi berimplikasi secara
langsung pada perubahan berbagai aspek kehidupan, termasuk terhadap karakter generasi
muda.
Berikut ini akan diuraikan landasan atau dasar dasar diadakannya mata kuliah
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, sebagaimana dikemukkan oleh oleh Kaelan
(2004) dan lihat juga Santoso (2013: iv-vii) yang terdiri atas landasan historis, filosofis,
sosiologis, dan yuridis.
5
E. Kerangka Konseptual Pendidikan Pancasila
6
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional, mempunyai tujuan
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi,
dan bermartabat agar : (a) Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, (b) Sehat Jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti
luhur; (c) Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai
hari nurani; (d) Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta (e) Mampu ikut
mewujudkan kehidupan yang cerdas berkesejahteraan bagi bangsanya. Dan
Dari segi objek materil, pengayaan materi atau substansi mata kuliah pendidikan
Pancasila dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan, di antaranya pendekatan
historis, sosiologis, dan politik (Ristekdikti, 2016) sebagai berikut.
Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat umum (common
sense) adalah "sejarah merupakan guru kehidupan". Implikasinya, pengayaan materi
perkuliahan Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting dan tidak boleh
dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa dikemudian hari. Melalui
pendekatan ini mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari
berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain.
Salah satu sumber pengayaan materi Pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena
kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar anda mampu mendiagnosa dan
mampu memformulasikan saransaran tentang upaya usaha mewujudkan kehidupan
politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
8
bangsa itu mempercayai sesuatu, dan sesuatu yang dipercayainya itu memiliki dimensi-
dimensi moral guna menopang peradaban besar. (Majid dalam Latif, 2011:42).
Pada zaman sriwijaya telah dibuat universitas agama Budha yang sudah dikenal di
Asia. Pelajar dari universitas ini bias melanjutkan studinya ke negara India, seperti
Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan Bersama dalam suatu negara telah tercermin
pada kerajaan Sriwijaya, sebagaimana tersebut dalam perkataan "marvuat vannua
Criwijaya Siddhayatra Subhiksa" (suatu ckita-cita negara yang adil dan makmur),
Organisasi pelopor utama adalah Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Tokoh
yang terkenal adalah dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian bermunculan organisasi
pergerakan lain, yaitu Sarikat Dagang Islam (1909) kemudian berubah menjadi Sarekat
Islam (1911) dipimpin oleh H.O.S. Tjokroaminoto. Kemudian ada lagi Indische Partij
(1913) dipimpin oleh Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara.
Kemudian berdiri Partai Nasional Indonesia (1927) dipelopori oleh Sukarno dan
kawankawan.
5. Pancasila Prakemerdekaan.
Rumusan dasar negara Muh. Yamin ada dua pernyataan yaitu lisan dan tertulis.
Berikut ini adalah rumusan dasar negara yang diajukan oleh Muhammad Yamin yang
diajukan secara lisan pada tanggal 29 Mei 1945. Yaitu : (1) Peri kebangsaan (2) Peri
kemanusiaan (3) Peri Ketuhanan (4) Peri kerakyatan dan (5) Kesejahteraan rakyat.
Teori negara Mr Suepomo pada tanggal 30 Mei 1945 berikut adalah rumusannya:
(1) Teori Perseorangan (Individualistik), (2) Teori Golongan (Kelas) (3) Teori
Intergralistik (Persatuan) Negara.
Selanjutnya Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang mengusulkan lima dasar
Negara (Kaelan, 2000: 37-40) yang terdiri dari: (1) Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
(2) Internasionalisme (peri-kemanusiaan)Mufakat (demokrasi) (3) Kesejahteraan sosial (4)
Ketuhanan yang berkebudayaan.
Pada awal kelahirannya, menurut Onghokham dan Andi Achdian, Pancasila tidak
lebih sebagai kontrak sosial. Hal tersebut ditunjukkan oleh sengitnya perdebatan dan
negosiasi di tubuh BPUPKI danPPKI ketika menyepakati dasar negara yang kelak
digunakan Indonesia merdeka (Ali, 2009:17).
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh Amerika
Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari kemudian
10
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang membuat Jepang
menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun dimanfaatkan oleh
Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk merealisasikan tekad
tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan antara golongan muda
dan golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi yang berlangsung singkat, mulai
pukul 02.00-04.00 dini hari. Teksproklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda tepatnya di
jalan Imam Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari
golongan muda) mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Dinamika Pancasila pada era orde lama, periode orde lama berlangsung antara
tahun 1959-1966, pada masa ini, Ir, Soekarno berhasil mebawa Pancasila dikenal ke
dunia melalui pidatonya diahadapan sidang Umum PBB tahun 1960, yang berjudul
"Membangun Dunia Kembali ( To Build The World A New). Pancasila ditampilakn
sebagai Dasar Piagam yang Universal untuk Kesejahteraan Umat Manusia
(Winarno,2016:37).
Nilai Pancasila yang terdiri atas 5% butir tersebut, kemudian pada tahun 1994
disarikan/dijabarkan kembali oleh BP-7 Pusat menjadi 45 butir P4. Perbedaan yang dapat
digambarkan yaitu sila Kesatu, menjadi 7 (tujuh) butir sila Kedua, menjadi 10 (sepuluh)
butir; sila Ketiga, menjadi 7 (tujuh) butir; sila Keempat, menjadi 10 (sepuluh) butir; dan
sila Kelima, menjadi 11 (sebelas) butir. Sumber hukum dan tata urutan peraturan
perundangundangan di negara Indonesia diatur dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966.
Dinamika Pancasila pada era Orde Baru adalah masa pemerintahan Presiden
Soeharto antara tahun 1966-1998. Orde Baru lahir dari konteks penyimpangan yang
dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya. Pemerintahan sebelumnya dianggap telah
mempraktikkan kehidupan bernegara yang tidak berdasar pada Pancasila dan UUD 1945.
Seruan presiden Soeharto yang secara terus menerus untuk memahami tentang
pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandnagan hidup bangsa Indonesia.
Tahun 1998, pemerintahan orde baru mengalami krisis legitimilasi. Krisis ini bermula
dari krisis moneter dan ekonomi tahun 1997. Orde Baru dianggap gagal dalam mengelola
pemerintahan yang semakin sentralistis dan dihinggapi penyakit kolusi, korupsi dan
nepotisme (Winarno,2016:39). 11
4. Pancasila di Era Reformasi
Dalam tulisan Mahfud MD (2007) menyatakan bahwa dari sisi hukum, Pancasila
sebagai dasar negara melahirkan kaidah-kaidah penuntun hukum. Ada 4 (empat) kaidah
penuntun hukum yang mengalir dari Pancasila. 1. Hukum Indonesia yang dibuat haruslah
bertujuan membangun dan menjamin integrasi negara dan bangsa Indoensia. 2. Hukum
Indonesia yang dibuat haruslah berdasarkan demokrasi dan nomokrasi. 3. Hukum
Indonesia yang dibuat haruslah ditujukan untuk membangun keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. 4. Hukum Indonesia yang dibuat haruslah berdasarkan pada toleransi
beragama yang berkeadaban (Winarno, 2016: 60).
B. Konsep Negara, Tujuan Negara, Konsep Dasar Negara, Dan Urgensi Pancasila Sebagai
Dasar Negara
1. Konsep Negara
Menurut Diponolo (1975: 23-25) Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang
berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu
rakyat/umat di suatu daerah tertentu.12Diponolo menyimpulkan 3 (tiga) unsure yang
menjadi syarat mutlak bagi adanya Negara yaitu : a. Unsur tempat, atau daerah,
wilayah atau territoir. b. Unsur manusia, atau umat (baca: masyarakat), rakyat atau
bangsa c. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan.
2. Tujuan Negara
Dalam pidato 1 juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan
bahasa Belanda, philosophische grondslag bagi indonesia merdeka. philosophische
grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa hasrat yang
sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno
juga menyebut dasar negara dengan istilah 'well tanschauung' atau pandangan hidup
(Saafroedin Bahar, Ananda B. Kusuma, dan Nannie Hudawati, 1995: 63, 69, 81) dan
(A.B Kusuma, 2004: 117, 121, 128-129).
D. Hubungan Antara Pancasila Dengan Pembukaan Uud Negara Republik Indonesia Tahun
1945
Berdasarkan formulasi Stuffen theory dari Hans Kelsen, menurut Abdullah (1984:
71), hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat digambarkan
sebagai berikut: Pembukaan, Batang Tubuh UUD 1945 dan Rakyat.
13
E. Penjabaran Pancasila Dalam Pasal-Pasal Uud 1945
1. Bidang Politik
2. Bidang Ekonomi
Mengacu pandangan dari Mubyarto dalam Oesman dan Alfian (1993: 240-241)
mengenai 5 prinsip pembangunan ekonomi yang mengacu kepada nilai Pancasila,
yaitu sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa, roda perekonomian digerakkan
oleh rangsangan-rangsangan ekonomi, sosial, dan moral; 2. Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, ada kehendak kuat dari seluruh masyarakat untuk mewujudkan
pemerataan sosial (egalitarian), sesuai asas-asas kemanusiaan; 3. Persatuan Indonesia,
prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang
tangguh; 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, koperasi merupakan sokoguru perekonomian dan
merupakan bentuk saling konkret dari usaha bersama; 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia, adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di
tingkat nasional dan desentralisasi dalam pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi untuk
mencaapi keadilan ekonomi dan keadilan sosial.
4. Bidang Hankam
Istilah bela Negara, pertahanan, dan keamanan negara kerap kali kita dengar.
Ketiga istilah tersebut terkait dengan pembahasan mengenai implementasi pancasila
dalam bidang pertahanan keamanan Negara. Berbicara tentang hal tersebut, tentu
harus terkait dengan ketentuan dalam pasal 27 ayat (3) denpasar 30 ayat (1), (2), (3),
(4), dan ayat 5 UUD 1945. Prinsip-prinsip yang merupakan nilai instrumental
Pancasila dalam bidang pertahanan keamanan sebagaimana terkandung dalam pasal
30 UUD 1945 dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Kedudukan warga negara
dalam pertahanan keamanan. 2. Berdasarkan pasal 30 ayat (1) UUD 1945, "Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara titik." 3. Sistem pertahanan dan keamanan. Adapun sistem pertahanan dan
keamanan yang dianut adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang
lazim disingkat Sishankamrata. Dalam Sishankamrata, Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dan kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan kekuatan
utama, sedangkan rakyat sebagai kekuatan pendukun 4. Tugas pokok TNI. TNI terdiri
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, sebagai alat negara
dengan tugas pokok mempertahankan, melindungi, dan melihara keutuhan dan
kedaulatan Negara. 5. Tugas pokok POLRI. POLRI sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat, mempunyai tugas pokok melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
Istilah ideologi berasal dari kata "idea" dan "logos". Idea berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal dari bahasa Yunani, eidos
yang berarti bentuk atau idein yang berarti melihat. Idea dapat diartikan sebagai cita-cita,
yaitu cita-cita yang bersifat tetap dan akan dicapai dalam kehidupan nyata. Dengan
demikian, cita-cita ini pada hakikatnya merupakan dasar, pandangan, atau paham yang
diyakini kebenarannya. Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti
ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian-
pengertian dasar (Kaelan, 2010: 23).
B. Fungsi Ideologi
Fungsi ideologi adalah untuk mentralkan status quo, dan untuk menampilkan
kondisi-kondisi sosial yang berlaku saat itu sebagai ciri yang tak dapat hilang dari sifat
manusia. Ideologi memberikan dukungan untuk kekuasaan kelas, dengan membujuk
kelas-kelas yang tertindas untuk menerima gambaran realitas yang menjadikan keadaan
subordinasi mereka sebagai hal yang 'alami'. Karena, ideologi memiliki tiga fungsi utama:
mengesahkan, memistikkan, dan menentramkan (Scruton, 2013: 436).
Ada beberapa macam ideologi yang berkembang di dunia saat ini di antaranya
ideologi fasisme, liberalisme, sosialisme, komunisme, ideologi Islam, termasuk ideologi
negera kita yaitu ideologi Pancasila. Untuk membandingkan ideologi Panxasila dengan
ideologi besar di dunia yang lain dapat menggunakan tolok ukur dari aspek politik hukum,
ekonomi, agama, pandangan terhadap individu dan masyarakat, dan ciri khas.
Pancasila sebagai ideologi nasional yang berfungsi sebagai cita-cita adalah sejalan
dengan fungsi utama dari sebuah ideologi sebagaimana dinyatakan diatas. Adapun fungsi
lain ideologi Pancasila sebagai sarana pemersatu masyarakat sehingg dapat kita telusur i
16
dari gagasan dari para pendiri negara kita tentang pentingnya mencari nilai-nilai bersama
yang dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat Indonesia (Winarno, 2016: 95).
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, (philosophia), tersusun dari kata philos
yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan, tertarik kepada dan kata sophos
yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, intelegensi
(Bagus, 1996: 242). Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari suatu objek/gejala secara
mendalam. Untuk sampai ke hakikat harus melalui suatu metode-metode yang khas dari
filsafat.
Istilah sistem berasal dari istilah Yunani 'systema' yang mengandung arti
keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian yang berarti pulau hubungan yang
berlangsung di antara satuan-satuan dan komponen secara teratur. Elia M. Awad (1979)
memberikan definisi sistem adalah himpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan tertentu.
sedangkan Shrode dan voich dalam Tatang M. Amirin (1989) memberikan definisi sistem
dengan mengingat unsur-unsur penting yang ada dalam sistem yaitu: 1. Himpunan
bagian-bagian. 2. Bagian-bagian itu saling berkaitan. 3. Masing-masing bagian bekerja
secara mandiri dan bersama-sama. 4. Semuanya ditujukan pada pencapaian tujuan
bersama atau tujuan sistem. 5. Terjadi di dalam lingkungan yang rumit atau kompleks.
Problem implementasi etika dewasa ini menurut Mahfud MD (2012: 5-9) karena
adanya pengabaian moral dan etika berlangsung secara massif di hampir semua segi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Di pentas politik, etika politik sudah lama tiarap. Di
bidang pemerintahan, etika aparat pemerintahan semakin merosot. Di bidang sosial, etika
dalam pergaulan antarsesama warga semakin tergerus oleh berbagai hal, mulai dari
pergeseran nilai sebagai imbas modernitas, derasnya arus informasi yang tak terbendung,
sampai menyeruaknya kembali politik identitas. Di bidang hukum, yang terjadi sekarang
adalah hukum dibuat dan titegakkan tanpa bertumpu pada etika, moral, dan hati nurani
sehingga menjauhi rasa keadilan.
1. Makna Dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan
Bernegara
18
2. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam
Kehidupan Bernegara
4. Makna yang terkandung dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sebagai
berikut : (a) Hakikat sila ini adalah demokrasi. (b) Permusyawaratan. (c) Dalam
melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Beberapa terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan
peran Pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
antara lain Pancasila sebagai intellectual bastion (Sofian Effendi); Pancasila sebagai
common denominator values (Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu. Pentingnya
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk
memperlihatkan peran Pancasila sebagai ramburambu normatif bagi pengembangan
ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan teknologi di
Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan
partisipasi masyarakat luas (Nurwardani, dkk. 2016: 218).
19
2. Perlunya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu pengetahuan terjamin.
Kebebasan itu menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.
3. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding
menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis itu sendiri bersifat universal.
20
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dibuku utama yaitu Pancasila merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan,
kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya masing-masing. Jadi, mata
kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
student centered learning, untuk mengembangkan knowledge, attitude, dan skill
mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa profesionalitasnya
sesuai dengan program studinya masing-masing dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila
sebagai kaidah penuntun (guiding principle) sehingga menjadi warga Negara yang baik
(good citizenship) (Nurwardani, dkk., 2016).
2. Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila menurut buku utama yaitu Seiring
perkembangan zaman di era globalisasi saat ini turut mengiringi adanya trend yang
semakin dinamis dan selalu diwarnai oleh ketidakteraturan dan ketidakpastian. Kondisi
memunculkan kecenderungan permasalahan baru yang semakin beragam dan multi
dimensional. Hal ini berarti dampak teknologi informasi berimplikasi secara langsung
pada perubahan berbagai aspek kehidupan, termasuk terhadap karakter generasi muda.
3. Pengertian Dan Pentingnya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia yaitu
Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut :
(1) Betapa pun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
(2) Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi
terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
(3) Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan
digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di
bumi Indonesia.
(4) Kemukakan argumen Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa
Indonesia. (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016 :69).
1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding fathers).
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan. Pentingnya
Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut: 1. Betapapun lemahnya
pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. 2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi
terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. 3. Pancasila
merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari nilai-nilai
agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia. 4.
Kemukakan argumen Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa Indonesia.
4. Konsep Negara, Tujuan Negara, Konsep Dasar Negara, dan Urgensi Pancasila Sebagai dasar
negara menurut buku utama yaitu :
a. Konsep Negara Menurut Diponolo (1975: 23-25) Negara adalah suatu organisasi
kekuasaan yang berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata
tertib atas suatu rakyat/umat di suatu daerah tertentu. Diponolo menyimpulkan 3
22
(tiga) unsure yang menjadi syarat mutlak bagi adanya Negara yaitu : a. Unsur
tempat, atau daerah, wilayah atau territoir. b. Unsur manusia, atau umat (baca:
masyarakat), rakyat atau bangsa c. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata
pemerintahan.
d. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara, Dalam pidato 1 juni 1945, Soekarno
menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa Belanda, philosophische
grondslag bagi indonesia merdeka. philosophische grondslag itulah fundamen,
filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa hasrat yang sedalam-dalamnya
untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut
dasar negara dengan istilah 'well tanschauung' atau pandangan hidup (Saafroedin
Bahar, Ananda B. Kusuma, dan Nannie Hudawati, 1995: 63, 69, 81) dan (A.B
Kusuma, 2004: 117, 121, 128-129).
Sedangkan pada buku pembanding Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara
dapat diartikan sebagai landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara.
Dasar negara juga dapat diartikan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Secara
teoretik, istilah dasar negara, mengacu kepada pendapat Hans Kelsen, disebut a basic nor m atau
Grundnorm (Kelsen, 1970: 8). Norma dasar ini merupakan norma tertinggi yang mendasari
kesatuan-kesatuan sistem norma dalam masyarakat yang teratur termasuk di dalamnya negara
yang sifatnya tidak berubah (Attamimi dalam Oesman dan Alfian, 1993: 74). Dengan demikian,
kedudukan dasar negara berbeda dengan kedudukan peraturan perundang-undangan karena
dasar negara merupakan sumber dari peraturan perundang-undangan. Implikasi dari kedudukan
dasar negara ini, maka dasar negara bersifat permanen sementara peraturan perundang-
undangan bersifat fleksibel dalam arti dapat diubah sesuai dengan tuntutan zaman.
5. Pengertian Dan Pentingnya Pancasila Sebagai Ideologi pada buku utama yaitu, Istilah
ideologi berasal dari kata "idea" dan "logos". Idea berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal dari bahasa Yunani, eidos yang berarti
bentuk atau idein yang berarti melihat. Idea dapat diartikan sebagai cita-cita, yaitu cita-
cita yang bersifat tetap dan akan dicapai dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, cita-
cita ini pada hakikatnya merupakan dasar, pandangan, atau paham yang diyakini
kebenarannya. Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu
23
pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian-
pengertian dasar (Kaelan, 2010: 23).
Sedangkan pada buku pembanding yaitu, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
ideologi didefinisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara
berpikir seseorang atau suatu golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang
merupakan satu program sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 517). Dalam
pengertian tersebut, Anda dapat menangkap beberapa komponen penting dalam sebuah
ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan, cara berpikir, program, sosial, dan politik.
6. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sistem Filsafat Pada buku utama yaitu, Istilah filsafat
berasal dari bahasa Yunani, (philosophia), tersusun dari kata philos yang berarti cinta
atau philia yang berarti persahabatan, tertarik kepada dan kata sophos yang berarti
kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, intelegensi (Bagus, 1996:
242). Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari suatu objek/gejala secara mendalam.
Untuk sampai ke hakikat harus melalui suatu metode-metode yang khas dari filsafat.
Sedangkan pada buku pembanding yaitu, Pancasila sebagai sistem filsafat sudah
dikenal sejak para pendiri negara membicarakan masalah dasar filosofis negara (Philosofische
Grondslag) dan pandangan hidup bangsa (weltanschauung). Meskipun kedua istilah tersebut
mengandung muatan filsofis, tetapi Pancasila sebagai sistem filsafat yang mengandung
pengertian lebih akademis memerlukan perenungan lebih mendalam. Filsafat Pancasila
merupakan istilah yang mengemuka dalam dunia akademis. Ada dua pendekatan yang
berkembang dalam pengertian filsafat Pancasila, yaitu Pancasila sebagai genetivus objectivus
dan Pancasila sebagai genetivus subjectivus. Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi
karena yang pertama meletakkan Pancasila sebagai aliran atau objek yang dikaji oleh aliran-
aliran filsafat lainnya, sedangkan yang kedua meletakkan Pancasila sebagai subjek yang
mengkaji aliran-aliran filsafat lainnya. Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar
dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila
sebagai prinsip-prinsip politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional
dalam penyelenggaraan negara; agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap
segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan
bermasyarakat.
7. Kesatuan sila – sila Pancasila sebagai Suatu Sistem pada buku utama yaitu, Istilah sistem
berasal dari istilah Yunani 'systema' yang mengandung arti keseluruhan yang tersusun
dari sekian banyak bagian yang berarti pulau hubungan yang berlangsung di antara
satuan-satuan dan komponen secara teratur. Elia M. Awad (1979) memberikan definisi
sistem adalah himpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan
sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan tertentu. sedangkan Shrode dan voich
24
dalam Tatang M. Amirin (1989) memberikan definisi sistem dengan mengingat unsur-
unsur penting yang ada dalam sistem yaitu: 1. Himpunan bagian-bagian. 2. Bagian-
bagian itu saling berkaitan. 3. Masing-masing bagian bekerja secara mandiri dan
bersama-sama. 4. Semuanya ditujukan pada pencapaian tujuan bersama atau tujuan
sistem. 5. Terjadi di dalam lingkungan yang rumit atau kompleks.
8. Pancasila sebagai sistem etika pada buku utama yaitu, Etika adalah kajian ilmiah terkait
dengan etiket atau moralitas. Dengan demikian, maka istilah yang tepat adalah etiket
pergaulan, etiket jurnalistik, etiket kedokteran, dan lain-lain. Etiket secara sederhana
dapat diartikan sebagai aturan kesusilaan/sopan santun. Seperti yang dijelaskan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Moeljono, dkk., 1988: 237) membedakan antara etiket
dengan etika. Etiket tatacara dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan
baik antara sesama manusia. Sedangkan etika adalah (a) ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); (b) kumpulan asas atau
nilaiyang berkenaan dengan akhlak; dan (3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat.
Sedangkan pada buku pembanding yaitu, Pancasila sebagai sistem etika adalah
cabang filsafat yang dijabarkan dari sila sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika Pancasila
terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
25 persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima
nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.
Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan
kekuasaan) dapat diminimalkan.
9. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu,
artinya kelima sila Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa terminologi yang dikemukakan para pakar
untuk menggambarkan peran Pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila sebagai intellectual bastion (Sofian
Effendi); Pancasila sebagai common denominator values (Muladi); Pancasila sebagai
paradigma ilmu. Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi
mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai ramburambu normatif
bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan
teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan
melibatkan partisipasi masyarakat luas (Nurwardani, dkk. 2016: 218).
Sedangkan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila
Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Beberapa terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran
Pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain
Pancasila sebagai intellectual bastion (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common denominator
values (Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu. Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai
rambu-rambu normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu,
pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu
sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas.
1) Buku Utama
a. Kelebihan Buku
2. Dari tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan
bahasa yang ringan dan tidak berbelit-belit sehingga memudahkan pembaca
26
untuk memahami penyampaian-penyampaian materinya, ukuran tulisan
yang digunakan sudah tepat dan bisa dibaca jelas oleh pembacanya. Tanda-
tanda bacanya sudah dibubuhkan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-
identitasnya sehingga tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi
buku ini, isi dan penyampaian pada materi ini disampaikan dengan jelas dan
rinci . isi dari buku ini banyak memaparkan suatu definisi-definisi para ahli
sehingga menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut, penulis
juga memaparkan beberapa contoh yang konkret dan seakan-akan mengajak
pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya. Kesimpulan dari
keseluruhan disampaikan pada Bab terakhir.
b. Kekurangan Buku
1. kekurangan pada buku utama yang berjudul Panduan Pembelajaran Mata
Kulian Pendidikan Pancasila tampilan depannya (cover) tidak memiliki
kekurangan semua sudah jelas dipaparkan pada covernya, ada judul, nama
pengarang serta penerbitnya sehingga pembaca tidak perlu membuka
halaman lainnya untuk mencari identitas buku tersebut.
2. Dari tata bahasa dan letaknya juga pas dan tidak memiliki kekurangan yang
dapat menyulitkan pembaca dalam memahaminya.
2) Buku Pembanding
a. Kelebihan Buku
b. Kekurangan Buku
Isi pada tiap bab ini tidak disusun dengan struktur yang baik sehingga
untuk mencari informasi-informasi tertentu dari bab, kita harus membaca secara
akurat.
27
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Ideologi Pancasila,harus memahami apa arti dari
Pancasila itu sendiri, seperti kata Ir.Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Maka
dari itu Pancasila sebagai pandangan hidup suatu bangsa dan dasar negara Republik Indoneesia.
Pancasila telah melekat dan men darah daging pada masyarakat Indonesia. Maka masyarakat
Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup ataupun menjadikan Pancasila sebagai
perjuangan utama oleh masyarakat bangsa Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia yang
memiliki Ideologi Pancasila, harus memahami apa arti dari Pancasila itu sendiri, seperti kata Ir.
Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Maka dari itu Pancasila sebagai pandangan
hidup suatu bangsa dan dasar negara Republik Indoneesia.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mempunyai arti bahwa Pancasila menjadi
sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala peraturan hukum dan perundang-undangan yang
dibuat dan berlaku di Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia adalah bahwa
musyawarah mufakat harus dikedepankan dan segala perbedaan yang ada harus dipandang
sebagai dinamika yang bisa dan disikapi bijaksana dengan tetap mengedepankan persatuan dan
kesatuan demi untuk kepentingan bangsa dan negara. Hal itu berarti peraturan dan hukum yang
berlaku harus bersumber pada Pancasila. Pancasila telah melekat dan men darah daging pada
masyarakat Indonesia. Maka masyarakat Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pedoman
hidup ataupun menjadikan Pancasila sebagai perjuangan utama oleh masyarakat bangsa
Indonesia.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa Critical Book Review diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki Critical Book Review tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Saran kami dalam critical book riview
ini adalah untuk menambah lagi wawasan bagi para pembaca agar kita sebagai bangsa Indonesia
mampu manjunjung tinggi dan mengamalkan setiap sila-sila pancasila.
28
DAFTAR PUSTAKA
Paristiyianti Nurwadani, H. Y. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Pancasila. jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran Kemahasiswaan.
29