Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK

CRITICAL BOOK REPORT REVIEW


PEMBELAJARAN PKN SD MK. PEMBELAJARAN PKN SD
PRODI S1 : PGSD

Skor Nilai :

Disusun Oleh : Kelompok 2


Nama : Shela Yusuf Nasution (1183311003)
Shanaya Prita Mariaty (1183311016)
Inayah Nurfadhilah Ahmad (1183311022)
Ela Ermayu (1183311023)
Agnes Margaretha N. (1183311074)
Kelas : PGSD Eks-G 2018
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN SD
Dosen Pengampu : Waliyul Maulana, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmatNya
sehingga mampu menyusun Critical Book Report (CBR) ini dengan baik sebagai salah satu
pemenuhan tugas KKNI. Tidak lupa juga Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak dan
terutama, Bapak Waliyul Maulana, S.Pd., M.Pd.selaku dosen mata kuliah Pe,mbelajaran PKN
SD UNIMED yang telah membantu dalam memberikan pengarahan dalam menyelesaikan
tugas CBR ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya dalam Critical Book Report ini karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala masukan, saran, dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Critical Book Report ini ataupun yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga Critical Book Report yang kami buat ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.

Medan, September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................................................... 2
1.4 Identitas Buku ............................................................................................................. 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU .................................................................................. 4
2.1 Ringkasan Buku Utama ............................................................................................... 4
2.2 Ringkasan Buku Pembanding ...................................................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 13
3.1 Kelebihan Buku ........................................................................................................... 13
3.2 Kekurangan Buku ........................................................................................................ 15
3.3 Pembahasan Isi Buku .................................................................................................. 16
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 18
4.2 Saran ........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19
LAMPIRAN .................................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tugas pendidikan kewarganegaraan dengan paradigma barunya yaitu


mengembangkan pendidikan demokrasi tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan
kecerdasan warganegara, melatih keterampilan warga negara dan membentuk kepribadian
warganegara. Selanjutnya, untuk mengembangkan masyarakat yang demokratis melalui
pendidikan kewarganegaraan diperlukan suatu misi-misi dan pendekatan pembelajaran
khusus yang sesuai dengan paradigma baru pendidikan kewarganegaraan.
Critical Book Review merupakan salah satu tugas yang harus dipenuhi untuk
mencapai ketuntasan nilai pada mahasiswa. Dengan tugas ini tentunya dapat melatih
mahasiswa untuk berpikir kritis terhadap semua hal. dan juga dapat melatih mahasiswa
dalam menganalisis dengan baik, karena telah mengetahui CBR. Oleh karena itulah
penulis, memilih buku yang berjudul “Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar Inovasi
Melalui strategi Habituasi Dan Program Kegiatan Sekolah Berkarakter” sebagai
buku utama, kemudian buku yang berjudul “Konsep Dasar Pendidikan
Kewarganegaraan di Sekolah Dasar” sebagai buku pembanding, dengan suatu harapan
besar nanti nya para Guru SD maupun calon guru yang akan mengajar di sekolah nantinya,
dapat membaca sekaligus memahami secara mendalam mengenai bagaimana cara
melaksanakan pembelajaran PKn secara teori dan praktik secara maksimal agar hasil
pembelajaran pada siswa dapat bermakna
Melakukan Critical Book Report pada suatu buku dengan membandingkannya
dengan buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan inilah para pembaca akan
dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang kompeten dengan menggabungkan
informasi dari buku yang lain. Hal ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku
referensi yang tepat. Dengan meriview kedua buku ini tentunya, kita mengetahui bahwa
Critical Book Review itu dapat menambah ilmu pengetahuan. Kita dianjurkan membaca
dan memahaminya, dengan mengkritisi buku kita menjadi lebih tahu apakah buku tersebut
memiliki kekurangan maupun kelebihan di dalam kedua buku tersebut, dan memahami
buku tersebut apakah dapat dengan mudah untuk dipahami khususnya oleh siswa SD.

1
1.2. Tujuan

1. Untuk pemenuhan salah satu tugas KKNI mata kuliah Pembelajaran PKN SD.
2. Melatih individu agar berpikir kritis dalam menemukan informasi pada buku.
3. Melakukan analisis serta untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
meringkas dan memberikan penilaian secara objektif terhadap buku.
4. Dapat membandingkan isi maupun kelebihan dan kelemahan dari kedua buku.

1.3. Manfaat

1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai paradigma pendidikan


kewarganegaraan dalam kurikulum 2013 dari materi-materi yang ada di dalam
buku utama dan buku pembanding.
2. Dapat mempermudah semua kalangan dalam mengetahui isi buku, kekurangan, dan
kelebihan kedua buku.
3. Untuk mengetahui informasi penting yang terdapat pada kedua buku yang tentunya
akan berguna bagi kita calon pendidik di masa mendatang.

1.4 Identitas Buku


1.4.1 Identitas Buku Utama
1. Judul : Pembelajaran PKn Di Sekolah
Dasar (Inovasi Melalui Strategi
Habituasi dan Program Kegiatan
Sekolah Berkarakter)
2. Penulis : Feri Tirtoni
3. Penerbit : CV. Buku Baik Yogyakarta
4. Tahun Terbit : 2016
5. Jumlah halaman : 439 halaman
6. ISBN : 978-602-1018-13-2

2
1.4.2 Identitas Buku Pembanding
1. Judul : Konsep Dasar Pendidikan
Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
(Konsep, Teori dan Pendidikan
Karakter)
2. Penulis : Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd.
Feriyansyah, S.Pd., M.Pd.
Dra. Masta Ginting, M.Pd.
Waliyul M Siregar, S.Pd., M.Pd.
3. Penerbit : CV. Obelia Publisher
4. Tahun Terbit : 2020
5. Jumlah halaman : 167 halaman
6. ISBN : 978-602-5951-71-8

3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1. RINGKASAN BUKU UTAMA


BAB 8 : KAJIAN STANDART ISI MATA PELAJARAN PKN DI SD DALAM
LINGKUP K-13 (KURIKULUM 2013)
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memiliki peran strategis karena
seluruh kegiatan pendidikan berpusat pada kurikulum. Kurikulum memang kunci dalam
pendidikan serta berkaitan dengan penentuan arah, isi, dan proses pendidikan yang
menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. (Nana Syaodih
Sukmadinata.1999: 7).
Dalam proses pendidikan yang baik maka akan memunculkan lulusan pendidikan
yang berkualitas. Maka dari itu setiap proses pendidikan hendaknya mengacu kepada
kurikulum. Agar nantinya dalam proses belajar mengajar ilmu yang di berikan oleh bapak
atau ibu guru dapat di terima oleh siswa dengan baik. Dan jika dalam proses pendidikan
berjalan dengan baik maka akan memungkinkan dapat meluluskan generasi yang lebih
baik untuk generasi bangsa.
Ada banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhu pendidikan di Indonesia, dari
sekian banyak faktor tersebut maka pemerintah dan masyarakat harus bekerja keras agar
dapat mebangun pendidikan di indonesia yang lebih maju. Dari pasal tersebut
menunjukkan bahwa kurikulum harus memperhatikan berbagai aspek pengembangan
kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat
dan bangsa, ilmu pengetahuan, agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan
kehidupan global secara seksama dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan
diri pada kualitas manusia yang diharapkamn dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan.

A. FUNGSI DAN TUJUAN PKN DI SD KURIKULUM 2013


Perlunya mata pelajaran PKN di Sekolah Dasar adalah untuk mengenalkan budaya,
perilaku, norma serta agama kepada siswa yang berlaku di Bangsa Indonesia ini sejak dini.
Dengan begitu, siswa dapat memahami, mempraktikan, dan mengamalkan norma-norma
yang berlaku secara kreatif dan inovatif. Sehingga, generasi yang akan datang paham dan
mengerti akan pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan. Karena pada saat ini remaja
sudah cenderung lupa dan tidak memperdulikan adat istiadat yang berlaku di

4
lingkungannya. Oleh karena itu mata pelajaran PKN sangat penting dan harus di terapkan
pada setiap Sekolah dasar agar nantinya dapat membentuk generasi yang bermutu.
Tujuan dan fungsi kurikulum sangat berkaitan dengan siswa, guru, kepala sekolah
dan masyarakat. Sehingga saling keterkaitan tersebut harus di jaga agar dapat
menghasilkan peserta didik yang bermutu.
Menurut Oemar Hamalik dalam Toto Ruhimat, kurikulum memiliki tiga peran,
yaitu peran konservatif, kreatif, serta kritis dan inovatif. (Toto Ruhimat. 9-10)
1. Peran konservatif : kurikulum sebagai sarana mentransmisikan nilai-nilai warisan
budaya masa lalu yang di anggap masih relevan dengan masa kini kepada siswa.
Dengan demikian, tugas pendidik di sini adalah memengaruhi dan membina
perilaku siswa sesui dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
2. Peran kreatif : kurikulum melaksanakan kegiatan yang bersifat kreatif, yaitu
menciptakan dan mengembangkan suatu yang baru sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada masa sekarang dan yang akan datang.
3. Peran kritis dan evaluatif : kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam mengontrol
dan memfilter nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan
masa kini, kemudian di hilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan agar
sesuai dengan masa sekarang
Jadi tujuan kurikulum dalam pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran
mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha pencapaiannya dapat berwujud sebagai
siswa yang menguasai disiplin mataa pelajaran atau bidang studi tertentu yang di pelajari.
Contohnya terselenggaranya kegiatan belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.

B. Konsep Dasar Kurikulum 2013


Pada hakekatnya kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru, pengganti dari KTSP
2006 yang mengharuskan siswa untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Maka dari itu perlu
adanya pengembangan kurikulum 2013 untuk menghadapi berbagai masalah dan
tantangan dalam dunia pendidikan pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya,
kurikulum 2013 masih dalam proses menjalankan. Tidak semua sekolah menerapkan
konsep pembelajaran K-13. Karena, pada umumnya banyak sekolah yang keberatan
dengan perubahan kurikulum 2013 tersebut.
Kurikulum 2013 merupakan hasil penyempurnaan kurikulum sebelumnya, yang
biasa dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. KTSP
5
merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK), yaitu kurikulum berbasis
kompetensi (Masitoh).
Perbedaan yang paling mendasar antara struktur kurikulum KTSP dan kurikulum
2013 adalah terletak pada pengurangan sejumlah mata pelajaran. Struktur kurikulum 2013
mata pelajarannya lebih sedikit dari kurikulum KTSP. Untuk SD, yang semula berjumlah
10 mata pelajaran sekarang menjadi 6 mata pelajaran, yaitu: Pendidikan Agama,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Seni
Budaya, dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan (PJOK). Hal ini yang
membedakan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah mengenai
penambahan jam pelajaran. Untuk SD kelas 1, dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu.
Untuk kelas 2 SD, dari 27 jam menjadi 32 jam per minggu. Untuk kelas 3 SD, dari 28 jam
menjadi 34 jam per minggu. Untuk kelas 4, 5, dan 6, dari 32 jam menjadi 36 jam per
minggu dengan durasi per jam pelajaran adalah 35 menit. (Kemendikbud.2013:22).

C. Teori-Teori Kurikulum
Dalam pendekatan pengembangan kurikulum 2013, pemerintah lebih menekankan
pembelajaran yang bersifat kontekstual terhadap siswa. Kontekstual adalah pembelajaran
yang mengedepankan dan mengutamakan pengalaman personal melalui observasi dengan
cara siswa lebih banyak menyimak, melihat, membaca, mendengar, asosiasi, bertanya,
menyimpulkan dan mengomunikasikan. Dengan cara begitu siswa lebih kreatif, berfikir
kritis dan aktif selama proses belajar dikelas.
Teori kurikulum merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna
terhadap kurikulum sekolah, dimana makna tersebut dapat terjadi karena adanya
penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, petunjuk perkembangan, pola
penggunaan dan evaluasi atau penilaian. (Nana Syaodih Sukmadinata:27).
Dengan adanya teori kurikulum guru dan siswa bisa lebih mengarahkan dan
mengutamakan teori pembelajaran dengan menggunakan petunjuk, unsur, serta pola dan
evaluasi kurikulum yang ada. Maka dalam hal ini pembelajaran sesungguhnya akan lebih
baik jika dalam proses pembelajaran tidak hanya mendengarkan teori dari guru saja. Akan
tetapi siswa seharusnya lebih kreatif dalam proses pembelajaran.
Pada hakekatnya, teori kurikulum 2013 menggunakan beberapa pendekatan dalam
pembelajaran. Dengan memadukan beberapa teori dari berbagai mata pelajaran, siswa
diharapkan bisa berfikir lebih kritis dan aktif untuk mencari tahu bagaimana cara

6
memcahkan suatu permasalahan yang ada didalam kelas maupun diluar kelas. Contohnya,
mengatur konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung.
D. Landasan Pengembangan Kurikulum
Perlu adanya landasan yang kuat untuk menerapkan suatu kurikulum. Karena dari
kurikulum tersebut akan di terapkan pada pendidikan di masyarakat. Landasan
pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat signifikan, di ibaratkan dengan
pondasi yang kuat maka akan menghasilkan bangunan yang kuat pula. Demikian pula
dengan halnya kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka
kurikulum tersebut akan mudah terombang ambing. Dan yang menjadi taruhannya adalah
manusia sebagai peserta didik yang di hasilkan oleh pendidik itu sendiri.
Landasan pengembangan kurikulum merupakan suatu gagasan, asumsi, atau prinsip
yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.(Toto
Ruhimat:16)
Maka dari itu dalam suatu kurikulum dapat menjadi tolak ukur maju atau tidaknya
pendidikan di Indonesia. Sehingga apabila dalam dunia pendidikan terjadi kekurangan
dapat diselesaikan dengan melihat isi dari kurikulum yang diterapkan. Sehingga dapat
mempermudah untuk menyelesaikan suatu masalah pendidikan yang terjadi di masyarakat.
Dari masyarakat pula dapat ditemukan suatu gagasan yanag dapat membantu proses
belajar siswa.

E. Kelebihan Kurikulum 2013


Kelebihan kurikulum 2013 yang utama adalah siswa dituntut untuk selalu aktif,
kreatif dan inovatif dalam setiap pembelajaran dan pemecahan masalah yang mereka
hadapi di sekolah. Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil
belajar melahirkan
peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Lebih tepatnya lagi Kurikulum 2013
mengutamakan pada pemahaman, skill (kemampuan) dan pendidikan berkarakter, dimana
siswa harus paham atas materi pembelajaran. Siswa harus aktif dalam rangka berdiskusi
dan presentasi serta memiliki sopan santun maupun sikap disiplin yang tinggi.

F. Kekurangan Kurikulum 2013


Kekurangan kurikulum 2013 yaitu tidak stabilnya dalam suatu pembelajaran antara
guru dan siswa. Siswa dituntut untuk mendapatkan nilai diatas KKM dan diharuskan naik
7
kelas, dan jika kemampuan anak itu tidak bisa sampai yang diharapkan, maka yang
direpotkan akan hal ini adalah gurunya.
Kurikulum 2013 bertentangan dengan (UU 20:2003) tentang sistem Pendidikan
Nasional, karena penekanan pengembangan kurikulum hanya didasarkan pada orientasi
pragmatis. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil
dalam kurikulum 2013. selain itu, kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari
pelaksanaan Kurikulum Tingkant Satuan Pendidikan (KTSP) sehingga dalam
pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan.
Jadi pada hakekatnya buku siswa dipergunakan sebagai panduan aktivitas
pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam menguasai kompetensi tertentu. Selain itu
juga digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran.
Terkadang teori yang terdapat pada tema buku terjadi ketidakseimbangan dikarenakan
adanya perubahan dari proses belajar yang awalnya cenderung mendengarkan teori dari
guru tetapi sekarang di tuntut untuk dapat praktek. Akan lebih baik jika antara teori dan
praktek dapat berjalan seimbang. Banyak guru yang belum menerapkan proses
pembelajaran yang aktif dan kreatif karena guru cenderung lebih menilai siswa pada
kemampuan kognitifnya saja. Seorang pengajar haruslah sabar dalam mengajarkan atau
menyampaikan materi dengan sebaik-baiknya agar mudah diserap oleh siswa. Pendekatan
terhadap tiap anak didik berpengaruh terhadap keaktifan di kelas. Sehingga menghasilkan
individu yang berani dan tanggap dalam hal apapun. Administrasi dan sistem
pembelajaran juga sangat berpengaruh pada pendidikan, terutama pada para tenaga
pengajar karena tiap pengajar harus merinci semua aspek yang dipertimbangkan agar
menghasilkan suatu gagasan ataupun keputusan yang nyata.

8
2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING
BAB 1 : HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Secara konseptual, pendidikan kewarganegaraan dapat didefenisikan sebagai upaya


mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan cerdas yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan karakter agar mampu berpartisipasi aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut Nu’man Somantri
mendefenisikan pendidikan kewarganegaraan sebagai seleksi dan adaptasi dari lintas ilmu-
ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, humaniora, dan kegiatan-kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai tujuan
pendidikan.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing civic education.


Menurut Dikdik B. Arif (2014) mengemukakan selain istilah civic education, ada istilah lain
yang maknanya ditujukan sebagai pendidikan kewarganegaraan, yaitu civics dan citizenship
education atau education for citizenship. Istilah civics merupakan istilah yang paling tua
sejak digunakan pertama kalinya oleh Chreshore pada tahun 1886 untuk menunjukkan ilmu
kewarganegaraan (the science of citizenship) yang isinya antara lain mempelajari hubungan
antar warga negara dan hubungan antar warga negara dengan negara. Civics merupakan
bentuk dari disiplin ilmu, sedangkan civic education merupakan program pendidikan yang
materi pokoknya adalah politik, demokrasi dan pemerintahan yang ditujukan kepada peserta
didik atau warga negara untuk dipelajarinya. Civic education dimaksudkan sebagai
pendidikan kewarganegaraan dalam arti sempit sedangkan citizenship education
dimaksudkan sebagai pendidikan kewarganegaraan dalam arti luas. Dengan kata lain,
didalam citizenship education termasuk civic education.

B. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam perkembangannya, pendidikan kewarganegaraan mengalami beberapa kali


perubahan yang bertujuan untuk memperbaiki isi dan tujuan dari pendidikan
kewarganegaraan itu sendiri. Secara historis pendidikan kewarganegaraan berkedudukan
sebagai program kurikuler dimulai dengan diintroduksikannya mata pelajaran civics dalam
kurikulum SMA tahun 1962 yang berisikan materi tentang pemerintahan Indonesia
berdasarkan Undang-Undang dasar 1945. Kemudian dalam kurikulum tahun 1968 istilah
civics dan pendidikan kewargaan negara digunakan secara bertukar-tukar (interchangeably).

9
Ada dua istilah yang perlu dibedakan, yakni kewargaan negara dan kewarganegaraan. Seperti
dibahas oleh Somantri (1967) istilah kewargaan negara merupakan terjemahan dari civics
yang merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan membina dan mengembangkan anak
didik agar menjadi warga negara yang baik. Istilah kewarganegaraan digunakan dalam
perundangan mengenai status formal warga negara dalam suatu negara.

Pada kurikulum tahun 1975 istilah pendidikan kewargaan negara diubah menjadi
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi Pancasila sebagaimana diuraikan
dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4. Kurikulum 1994 sebagai
salah satu upaya dalam melaksanakan UU No 2 Tahun 1989 memilih mengintegrasikan
antara pengajaran pendidikan pancasila dengan pendidikan kewarganegaraan
mengakomodasikan misi baru pendidikan tersebut dengan memperkenalkan mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki ruang lingkup yang


meliputi :

a. Nilai, moral dan norma serta nilai-nilai spiritual bangsa Indonesia dan perilaku yang
diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
b. Kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya pertahanan dan keamanan serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam wadah negara kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasilan dan UUD 1945

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun


2003, diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) tahun 2004 dimana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berubah
nama menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Tahun 2006 namanya berubah kembali
menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, dimana secara substansi tidak terdapat perubahan
yang berarti, hanya kewenangan pengembangan kurikulum yang diserahkan pada masing-
masing satuan pendidikan, maka kurikulum tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Tahun 2013 pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
memberlakukan kurikulum 2013 meskipun belum diterapkan di semua sekolah. Kurikulum
2013 adalah pengembangan dari KTSP atau kurikulum 2006. Kurikulum 2013 dirancang
dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup

10
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia
memiliki komptenesi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi
dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

Salah satu langkah dalam penyusunan kurikulum 2013 adalah penataan ulang Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
dengan rincian sebagai berikut :

a. Mengubah nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
b. Menempatkan mata pelajaran PPKn sebagai bagian utuh dari kelompok mata
pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan
c. Mengorganisasikan SK-KD dan indikator PPKn secara nasional dengan memperkuat
nilai dan moral Pancasila; nilai dan norma UUD NRI Tahun 1945; nilai dan semangat
Bhinneka Tunggal Ika serta wawasan dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia
d. Memantapkan perkembangan peserta didik dalam dimensi :
(1) Pengetahuan kewarganegaraan
(2) Sikap kewarganegaraan
(3) Keterampilan kewarganegaraan
(4) Komitmen kewarganegaraan, dan
(5) Kompetensi kewargangeraan
e. Mengembangkan dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang sesuai denga
karakteristik PPKn yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta didik
sebagai warganegara yang cerdas dan baik secara utuh
f. Mengembangkan dan menerapkan berbagai model penilaian proses pembelajaran dan
hasil belajar PPKn

C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut Kosasih Djahiri (1995) adalah sebagai
berikut :
1) Secara umum, tujuan pendidikan kewarganegaraan harus ajeg dan mendukung
keberhasilan pencapaian pendidikan nasional

11
2) Secara khusus, tujuan pendidikan kewarganegaraan yaitu membina moral yang
diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat
yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan
yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga
perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah
mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. KELEBIHAN BUKU


Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap buku utama dan buku
pembanding, dapat diketahui kelebihan dari masing-masing buku ialah sebagai berikut :

KELEBIHAN BUKU UTAMA :

1. Aspek segi cover dan identitas buku :


pada buku utama cover buku sudah menarik disertai dengan gambar siswa SD dan
perpaduan warna yang cerah. Buku memiliki identitas yang lengkap diantaranya :
penulis, tahun terbit, Kota terbit, penerbit, dan juga dilengkapi dengan ISBN.
2. Aspek kelengkapan buku, penulisan dan gaya Bahasa :
Di dalam buku utama dilengkapi dengan daftar isi, kata pengantar, daftar pustaka,
glosarium dan biografi penulis. Sedangkan untuk penulisan sudah sesuai dengan
Ejaan yang Disempurnakan. Layout, tata letak dan font yang digunakan sudah baik,
tersusun dengan rapi dan juga menggunakan Gaya Bahasa yang mudah dipahami
oleh pembaca.
3. Dari aspek isi :
 Materi pada buku ini menjelaskan fungsi dari kurikulum secara menyeluruh,
baik ditujukan kepada siswa, guru, kepala sekolah dan masyarakat. Sehingga
saling keterkaitan tersebut dapat di jaga agar dapat menghasilkan peserta didik
yang bermutu.
 Di dalam buku ini juga menjelaskan beberapa makna kata atau istilah-istilah
penting secara mendalam. Misalnya : kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran
konservatif, kreatif, serta kritis dan inovatif yang dijabarkan penjelasannya oleh
para ahli Oemar Hamalik dalam Toto Ruhimat.
 Banyak beberapa kalimat dan penjelasan yang mengutip pendapat para ahli, baik
dari dalam maupun luar negeri. Seperti yang diutarakan Glathorn yang dikutip
oleh H. M. Ahmad menyatakan bahwa “a curriulum theory is a set of related
educational concepts that afford a systematic and illuminating perspective of
curriculum phenomena.” Teori kurikulum merupakan serangkaian konsepsi yang

13
berhubungan dengan konsep-konsep pendidikan yang menjelaskan secara
sistematis perspektif terhadap kurikulum. (H. M. Ahmad.1998:23).
 Pada buku ini menjelaskan beberapa kekurangan dari kurikulum 2013, kemudian
disertai dengan solusi untuk menghadapi kelemahan atau kekurangan tersebut.
Hal ini tentunya dapat menjadi rujukan dan membantu guru dalam menerapkan
kurikulum 2013 , seperti kekurangan dalam pelaksanaan K-13 yaitu Terjadi
ketidakseimbangan pembahasan materi pada tiap mata pelajaran di dalam satu
tema buku. Di dalam kurikulum 2013 pembelajaran lebih mengacu pada praktek.
Sehingga terkadang teori yang terdapat pada tema buku terjadi
ketidakseimbangan dikarenakan adanya perubahan dari proses belajar yang
awalnya cenderung mendengarkan teori dari guru tetapi sekarang di tuntut untuk
dapat praktek. Maka hal yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang di kehendaki dalam kurikulum 2013 adalah pembelajaran
yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi ( menyimak,
melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan
mengomunikasikan, serta berpusat pada siswa (student centered active learning)
dengan pembelajaran yang kontekstual. Mengenai itu semua, sudah sewajarnya
jika guru lebih bijaksana, menghargai, dan memfasilitasi perkembangan siswa
karena pada hakikatnya semua anak itu cerdas.

KELEBIHAN BUKU PEMBANDING :

1. Aspek segi cover dan identitas buku :


Warna cover buku didominasi dengan abu-abu cerah, dilengkapi pula dengan gambar
Garuda Pancasila dan dibawahnya terdapat gambar siswa SD yang sedang
melaksanakan upacara bendera. Identitas buku sudah lengkap, mulai dari judul buku,
ISBN, pengarang, penerbit, editor bahkan tahun terbit buku sudah tercantum dalam
buku ini.
2. Aspek kelengkapan buku, penulisan dan gaya Bahasa :
Materi dari setiap bab saling berhubungan dengan bab selanjutnya. Untuk materi yang
dibahas pada makalah ini yaitu bab 1 mengenai hakikat pendidkan kewarganegaraan
sudah dibahas dengan tuntas mulai dari pengertian, sejarah hingga tujuan dan manfaat
dari pendidikan kewarganegaraan. Gaya bahasa yang digunakan sudah baik dan
mudah untuk dipahami. Dalam materi jika terdapat bahasa asing maka kata/kalimat

14
asing tersebut diberi penulisan secara miring. Tentunya memudahkan pembaca untuk
membedakan bahasa asing yang terdapat dalam materi.
3. Dari aspek isi :
 Materi pada buku ini menjelaskan pengertian dari pendidikan
kewarganegaraan, sejarah pendidikan kewarganegaraan mulai dari kurikulum
1962 sampai dengan kurikulum 2013. Selanjutnya dijelaskan tentang tujuan
dan manfaat dari pendidikan kewarganegaraan.
 Di dalam buku ini juga menjelaskan istilah asing seperti civic, civics, civic
education, citizenship education dan sebagainya berikut dengan penjelasan arti
dari kata tersebut.
 Banyak beberapa kalimat dan penjelasan yang mengutip pendapat para ahli, baik
dari dalam maupun luar negeri. Seperti yang diutarakan John J. Cogan, civic
education didefenisikan “....the foundational course work in school designed to
prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives:.

3.2. KEKURANGAN BUKU


Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap buku utama dan buku
pembanding, dapat diketahui kelebihan dari masing-masing buku ialah sebagai berikut :

KEKURANGAN BUKU UTAMA


1. Walaupun buku ini e-book, tidak terdapat halaman pada setiap lembar buku yang
menyulitkan pembaca jika ingin mencari materi atau pembahasan yang dituju.
2. Tidak terdapat rangkuman di setiap bab, sebaiknya dalam buku ditambahkan
rangkuman sehingga mempermudah pembaca memperoleh inti dari buku tersebut
pada tiap babnya.
3. Pada isi buku juga hanya terdapat penjelasan materi berupa tulisan saja, dan tidak ada
gambar ataupun skema untuk memperjelas materi.
4. Ada beberapa kata yang tidak diperjelas lebih mendalam oleh buku ini, seperti pada
kalimat : Landasan pengembangan kurikulum merupakan suatu gagasan, asumsi, atau
prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum.(Toto Ruhimat:16), di buku ini tidak dijabarkan dan dijelaskan lebih lanjut
mengenai gagasan, asumsi atau prinsip seperti apa yang dapat menjadi sandaran atau
titik tolak dalam mengembangkan suatu kurikulum.

15
KEKURANGAN BUKU PEMBANDING
1. Tidak terdapat rangkuman di setiap bab
2. Untuk penjabaran materi pendidikan kewarganegraan dalam kurikulum 2013 hanya
membahas tentang langkah-langkah dalam penataan ulang pendidikan
kewarganegaraan berdasarkan kurikulum 2013
3. Pada isi buku juga hanya terdapat penjelasan materi berupa tulisan saja, dan tidak ada
gambar ataupun skema untuk memperjelas materi.

3.3 PEMBAHASAN ISI BUKU


Di Buku Utama pada pembahasan tujuan pendidikan Kewarganegaraan di Kurikulum
2013 tertulis bahwa tujuan kurikulum yang ingin dicapai pada tingkat dataran mata
pelajaran atau bidang studi dalam usaha pencapaian nyalah dapat berwujud sebagai siswa
yang menguasai disiplin mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari.
Sedangkan di buku pembanding pada pembahasan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
di Kurikulum 2013 tertulis pendapat menurut Kosasih Djahiri (1995) ada dua yaitu
secara umum dan secara khusus yang sudah dijabarkan pada isi ringkasan buku di
halaman 11.
Di buku utama pada topik pembahasan sejarah Pendidikan Kewarganegaraan hingga
ke Kurikulum 2013 / sekarang mengalami perubahan yang tergantung kepada
kebijaksanaan pemerintah dan kurikulum yang tergantung pada masa tersebut. Nah di
buku ini tertulis beberapa perubahan seperti : Pada kurikulum 1957 istilah yang
digunakan yaitu Pendidikan kewarganegaraan, pada kurikulum 1961 berubah menjadi
civics, kemudian pada kurikulum 1968 berubah menjadi Pendidikan kewarganegaraan
(PKN), kemudian pada kurikulum 1975 berubah menjadi PM-PKN, pada kurikulum
1994 berubah menjadi PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) kemudian
pada tahun 2006 berubah menjadi pendidikan kewarganegaraan yang berlaku sampai
sekarang.Sedangkan pada buku pembanding pada topik bahasan sejarah Pendidikan
Kewarganegaraan hingga kurikulum 2013 / sekarang tertulis bahwa pada
perkembangannya, pendidikan kewarganegaraan mengalami beberapa kali perubahan
yang bertujuan untuk memperbaiki isi dan tujuan dari pendidikan kewarganegaraan itu
sendiri. Seperti pada tahun 1967 Pendidikan Kewarganegaraan disebut civics, pada tahun
1975 disebut dengan PMP (Pendidikan Moral Pancasila), pada tahun 2004 dimana ketika
berlakunya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) diubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Tahun

16
2006 namanya berubah kembali menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, dimana secara
substansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya kewenangan pengembangan
kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan, maka kurikulum
tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dan pada
Kurikulum 2013 nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diubah
kembali menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Pada buku utama dibahas mengenai fungsi dan tujuan pkn di sd kurikulum 2013,
konsep, beserta teorinya dan landasan dalam pengembangan suatu kurikulum. Di dalam
buku ini dijelaskan tentang perubahan kurikulum tersebut tidak lain untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang di kehendaki dalam kurikulum 2013 serta pembahasan
mengenai teori kurikulum 2013 dimana dalam pembelajaran PKn menggunakan
beberapa pendekatan dalam pembelajaran. Dengan memadukan beberapa teori dari
berbagai mata pelajaran, yang efektif bagi siswa, mencari tahu bagaimana cara
memecahkan suatu permasalahan. Sedangkan pada buku pembanding, isinya
menjelaskan pengertian, sejarah , serta tujuan dan manfaat dari pendidikan
kewarganegaraan. Untuk materi yang berkaitan dengan kurikulum 2013 hanya
membahas tentang langkah-langkah penataan ulang pendidikan kewarganegaraan saja.

17
BAB IV

PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
Buku utama dan buku pembanding sama-sama baik dalam menyajikan materi
mengenai paradigma pendidikan kewarganegaraan dalam kurikulum 2013. Semua
dibahas secara berkesinambungan dan lengkap dengan pendapat para ahli yang
berhubungan demi kesempurnaan pembahasan yang ada di dalam buku. Kedua buku
layak untuk menjadi bahan bacaan dan bahan referensi bagi setiap kalangan terutama
kalangan calon pendidik maupun para pendidik. Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan mengenai kelebihan dan kelemahan dari kedua buku ini, maka dapat
dikatakan bahwa buku utama lebih baik daripada buku pembanding. Buku utama
memiliki nilai lebih dalam penyajian materi paradigma pendidikan kewarganegaraan
dalam kurikulum 2013. Walaupun buku utama dikatakan lebih baik daripada buku
pembanding, bukan berarti buku pembanding tidak baik. Buku pembanding juga baik
dalam menyajikan materi mengenai paradigma pendidikan kewarganegaraan dalam
kurikulum 2013, hanya saja penjabaran materinya tidak meluas seperti penjabaran
pada buku utama.

4.2.SARAN
Berdasarkan kekurangan yang ada pada kedua buku, adapun saran yang diberikan
sebagai bahan perbaikan dan pertimbangan dalam pencetakan selanjutnya adalah :
1. Bagi buku utama, walaupun tampilan cover sudah baik dengan warna yang cerah
disertai gambar siswa SD, alangkah baiknya buku tersebut menggunakan gambar
siswa di dalam kelas kelas yag sedang mengikuti pelajaran dan lebih merujuk ke
PKn itu sendiri
2. Bagi buku pembanding, walaupun pembahasan mengenai paradigma pendidikan
kewarganegaraan dalam kurikulum 2013 hanya membahas tentang penataan ulang
PKn saja tetapi langkah-langkah yang dibahas sudah terperinci dan jelas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Gandamana, Apiek.dkk. 2020. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah


dasar (Konteks, Teori, dan Pendidikan Karakter). Medan : CV. Obelia Publisher

Tirtoni, Feri. 2016. Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar Inovasi Melalui strategi Habituasi
Dan Program Kegiatan Sekolah Berkarakter. Yogyakarta : CV. Buku Baik.

19
LAMPIRAN

LAMPIRAN BUKU UTAMA

20
LAMPIRAN BUKU PEMBANDING

21

Anda mungkin juga menyukai