Skor Nilai :
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmatNya
sehingga mampu menyusun Critical Book Report (CBR) ini dengan baik sebagai salah satu
pemenuhan tugas KKNI. Tidak lupa juga Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak dan
terutama, Bapak Waliyul Maulana, S.Pd., M.Pd.selaku dosen mata kuliah Pe,mbelajaran PKN
SD UNIMED yang telah membantu dalam memberikan pengarahan dalam menyelesaikan
tugas CBR ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya dalam Critical Book Report ini karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala masukan, saran, dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Critical Book Report ini ataupun yang akan datang.
Akhir kata, kami berharap semoga Critical Book Report yang kami buat ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan
1. Untuk pemenuhan salah satu tugas KKNI mata kuliah Pembelajaran PKN SD.
2. Melatih individu agar berpikir kritis dalam menemukan informasi pada buku.
3. Melakukan analisis serta untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
meringkas dan memberikan penilaian secara objektif terhadap buku.
4. Dapat membandingkan isi maupun kelebihan dan kelemahan dari kedua buku.
1.3. Manfaat
2
1.4.2 Identitas Buku Pembanding
1. Judul : Konsep Dasar Pendidikan
Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
(Konsep, Teori dan Pendidikan
Karakter)
2. Penulis : Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd.
Feriyansyah, S.Pd., M.Pd.
Dra. Masta Ginting, M.Pd.
Waliyul M Siregar, S.Pd., M.Pd.
3. Penerbit : CV. Obelia Publisher
4. Tahun Terbit : 2020
5. Jumlah halaman : 167 halaman
6. ISBN : 978-602-5951-71-8
3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
4
lingkungannya. Oleh karena itu mata pelajaran PKN sangat penting dan harus di terapkan
pada setiap Sekolah dasar agar nantinya dapat membentuk generasi yang bermutu.
Tujuan dan fungsi kurikulum sangat berkaitan dengan siswa, guru, kepala sekolah
dan masyarakat. Sehingga saling keterkaitan tersebut harus di jaga agar dapat
menghasilkan peserta didik yang bermutu.
Menurut Oemar Hamalik dalam Toto Ruhimat, kurikulum memiliki tiga peran,
yaitu peran konservatif, kreatif, serta kritis dan inovatif. (Toto Ruhimat. 9-10)
1. Peran konservatif : kurikulum sebagai sarana mentransmisikan nilai-nilai warisan
budaya masa lalu yang di anggap masih relevan dengan masa kini kepada siswa.
Dengan demikian, tugas pendidik di sini adalah memengaruhi dan membina
perilaku siswa sesui dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
2. Peran kreatif : kurikulum melaksanakan kegiatan yang bersifat kreatif, yaitu
menciptakan dan mengembangkan suatu yang baru sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada masa sekarang dan yang akan datang.
3. Peran kritis dan evaluatif : kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam mengontrol
dan memfilter nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan
masa kini, kemudian di hilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan agar
sesuai dengan masa sekarang
Jadi tujuan kurikulum dalam pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran
mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha pencapaiannya dapat berwujud sebagai
siswa yang menguasai disiplin mataa pelajaran atau bidang studi tertentu yang di pelajari.
Contohnya terselenggaranya kegiatan belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
C. Teori-Teori Kurikulum
Dalam pendekatan pengembangan kurikulum 2013, pemerintah lebih menekankan
pembelajaran yang bersifat kontekstual terhadap siswa. Kontekstual adalah pembelajaran
yang mengedepankan dan mengutamakan pengalaman personal melalui observasi dengan
cara siswa lebih banyak menyimak, melihat, membaca, mendengar, asosiasi, bertanya,
menyimpulkan dan mengomunikasikan. Dengan cara begitu siswa lebih kreatif, berfikir
kritis dan aktif selama proses belajar dikelas.
Teori kurikulum merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna
terhadap kurikulum sekolah, dimana makna tersebut dapat terjadi karena adanya
penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, petunjuk perkembangan, pola
penggunaan dan evaluasi atau penilaian. (Nana Syaodih Sukmadinata:27).
Dengan adanya teori kurikulum guru dan siswa bisa lebih mengarahkan dan
mengutamakan teori pembelajaran dengan menggunakan petunjuk, unsur, serta pola dan
evaluasi kurikulum yang ada. Maka dalam hal ini pembelajaran sesungguhnya akan lebih
baik jika dalam proses pembelajaran tidak hanya mendengarkan teori dari guru saja. Akan
tetapi siswa seharusnya lebih kreatif dalam proses pembelajaran.
Pada hakekatnya, teori kurikulum 2013 menggunakan beberapa pendekatan dalam
pembelajaran. Dengan memadukan beberapa teori dari berbagai mata pelajaran, siswa
diharapkan bisa berfikir lebih kritis dan aktif untuk mencari tahu bagaimana cara
6
memcahkan suatu permasalahan yang ada didalam kelas maupun diluar kelas. Contohnya,
mengatur konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung.
D. Landasan Pengembangan Kurikulum
Perlu adanya landasan yang kuat untuk menerapkan suatu kurikulum. Karena dari
kurikulum tersebut akan di terapkan pada pendidikan di masyarakat. Landasan
pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat signifikan, di ibaratkan dengan
pondasi yang kuat maka akan menghasilkan bangunan yang kuat pula. Demikian pula
dengan halnya kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka
kurikulum tersebut akan mudah terombang ambing. Dan yang menjadi taruhannya adalah
manusia sebagai peserta didik yang di hasilkan oleh pendidik itu sendiri.
Landasan pengembangan kurikulum merupakan suatu gagasan, asumsi, atau prinsip
yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.(Toto
Ruhimat:16)
Maka dari itu dalam suatu kurikulum dapat menjadi tolak ukur maju atau tidaknya
pendidikan di Indonesia. Sehingga apabila dalam dunia pendidikan terjadi kekurangan
dapat diselesaikan dengan melihat isi dari kurikulum yang diterapkan. Sehingga dapat
mempermudah untuk menyelesaikan suatu masalah pendidikan yang terjadi di masyarakat.
Dari masyarakat pula dapat ditemukan suatu gagasan yanag dapat membantu proses
belajar siswa.
8
2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING
BAB 1 : HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
9
Ada dua istilah yang perlu dibedakan, yakni kewargaan negara dan kewarganegaraan. Seperti
dibahas oleh Somantri (1967) istilah kewargaan negara merupakan terjemahan dari civics
yang merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan membina dan mengembangkan anak
didik agar menjadi warga negara yang baik. Istilah kewarganegaraan digunakan dalam
perundangan mengenai status formal warga negara dalam suatu negara.
Pada kurikulum tahun 1975 istilah pendidikan kewargaan negara diubah menjadi
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi Pancasila sebagaimana diuraikan
dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4. Kurikulum 1994 sebagai
salah satu upaya dalam melaksanakan UU No 2 Tahun 1989 memilih mengintegrasikan
antara pengajaran pendidikan pancasila dengan pendidikan kewarganegaraan
mengakomodasikan misi baru pendidikan tersebut dengan memperkenalkan mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn.
a. Nilai, moral dan norma serta nilai-nilai spiritual bangsa Indonesia dan perilaku yang
diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
b. Kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya pertahanan dan keamanan serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam wadah negara kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasilan dan UUD 1945
Tahun 2013 pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
memberlakukan kurikulum 2013 meskipun belum diterapkan di semua sekolah. Kurikulum
2013 adalah pengembangan dari KTSP atau kurikulum 2006. Kurikulum 2013 dirancang
dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup
10
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia
memiliki komptenesi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi
dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.
Salah satu langkah dalam penyusunan kurikulum 2013 adalah penataan ulang Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
dengan rincian sebagai berikut :
11
2) Secara khusus, tujuan pendidikan kewarganegaraan yaitu membina moral yang
diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat
yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan
yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga
perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah
mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
berhubungan dengan konsep-konsep pendidikan yang menjelaskan secara
sistematis perspektif terhadap kurikulum. (H. M. Ahmad.1998:23).
Pada buku ini menjelaskan beberapa kekurangan dari kurikulum 2013, kemudian
disertai dengan solusi untuk menghadapi kelemahan atau kekurangan tersebut.
Hal ini tentunya dapat menjadi rujukan dan membantu guru dalam menerapkan
kurikulum 2013 , seperti kekurangan dalam pelaksanaan K-13 yaitu Terjadi
ketidakseimbangan pembahasan materi pada tiap mata pelajaran di dalam satu
tema buku. Di dalam kurikulum 2013 pembelajaran lebih mengacu pada praktek.
Sehingga terkadang teori yang terdapat pada tema buku terjadi
ketidakseimbangan dikarenakan adanya perubahan dari proses belajar yang
awalnya cenderung mendengarkan teori dari guru tetapi sekarang di tuntut untuk
dapat praktek. Maka hal yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang di kehendaki dalam kurikulum 2013 adalah pembelajaran
yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi ( menyimak,
melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan
mengomunikasikan, serta berpusat pada siswa (student centered active learning)
dengan pembelajaran yang kontekstual. Mengenai itu semua, sudah sewajarnya
jika guru lebih bijaksana, menghargai, dan memfasilitasi perkembangan siswa
karena pada hakikatnya semua anak itu cerdas.
14
asing tersebut diberi penulisan secara miring. Tentunya memudahkan pembaca untuk
membedakan bahasa asing yang terdapat dalam materi.
3. Dari aspek isi :
Materi pada buku ini menjelaskan pengertian dari pendidikan
kewarganegaraan, sejarah pendidikan kewarganegaraan mulai dari kurikulum
1962 sampai dengan kurikulum 2013. Selanjutnya dijelaskan tentang tujuan
dan manfaat dari pendidikan kewarganegaraan.
Di dalam buku ini juga menjelaskan istilah asing seperti civic, civics, civic
education, citizenship education dan sebagainya berikut dengan penjelasan arti
dari kata tersebut.
Banyak beberapa kalimat dan penjelasan yang mengutip pendapat para ahli, baik
dari dalam maupun luar negeri. Seperti yang diutarakan John J. Cogan, civic
education didefenisikan “....the foundational course work in school designed to
prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives:.
15
KEKURANGAN BUKU PEMBANDING
1. Tidak terdapat rangkuman di setiap bab
2. Untuk penjabaran materi pendidikan kewarganegraan dalam kurikulum 2013 hanya
membahas tentang langkah-langkah dalam penataan ulang pendidikan
kewarganegaraan berdasarkan kurikulum 2013
3. Pada isi buku juga hanya terdapat penjelasan materi berupa tulisan saja, dan tidak ada
gambar ataupun skema untuk memperjelas materi.
16
2006 namanya berubah kembali menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, dimana secara
substansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya kewenangan pengembangan
kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan, maka kurikulum
tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dan pada
Kurikulum 2013 nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diubah
kembali menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Pada buku utama dibahas mengenai fungsi dan tujuan pkn di sd kurikulum 2013,
konsep, beserta teorinya dan landasan dalam pengembangan suatu kurikulum. Di dalam
buku ini dijelaskan tentang perubahan kurikulum tersebut tidak lain untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang di kehendaki dalam kurikulum 2013 serta pembahasan
mengenai teori kurikulum 2013 dimana dalam pembelajaran PKn menggunakan
beberapa pendekatan dalam pembelajaran. Dengan memadukan beberapa teori dari
berbagai mata pelajaran, yang efektif bagi siswa, mencari tahu bagaimana cara
memecahkan suatu permasalahan. Sedangkan pada buku pembanding, isinya
menjelaskan pengertian, sejarah , serta tujuan dan manfaat dari pendidikan
kewarganegaraan. Untuk materi yang berkaitan dengan kurikulum 2013 hanya
membahas tentang langkah-langkah penataan ulang pendidikan kewarganegaraan saja.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
Buku utama dan buku pembanding sama-sama baik dalam menyajikan materi
mengenai paradigma pendidikan kewarganegaraan dalam kurikulum 2013. Semua
dibahas secara berkesinambungan dan lengkap dengan pendapat para ahli yang
berhubungan demi kesempurnaan pembahasan yang ada di dalam buku. Kedua buku
layak untuk menjadi bahan bacaan dan bahan referensi bagi setiap kalangan terutama
kalangan calon pendidik maupun para pendidik. Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan mengenai kelebihan dan kelemahan dari kedua buku ini, maka dapat
dikatakan bahwa buku utama lebih baik daripada buku pembanding. Buku utama
memiliki nilai lebih dalam penyajian materi paradigma pendidikan kewarganegaraan
dalam kurikulum 2013. Walaupun buku utama dikatakan lebih baik daripada buku
pembanding, bukan berarti buku pembanding tidak baik. Buku pembanding juga baik
dalam menyajikan materi mengenai paradigma pendidikan kewarganegaraan dalam
kurikulum 2013, hanya saja penjabaran materinya tidak meluas seperti penjabaran
pada buku utama.
4.2.SARAN
Berdasarkan kekurangan yang ada pada kedua buku, adapun saran yang diberikan
sebagai bahan perbaikan dan pertimbangan dalam pencetakan selanjutnya adalah :
1. Bagi buku utama, walaupun tampilan cover sudah baik dengan warna yang cerah
disertai gambar siswa SD, alangkah baiknya buku tersebut menggunakan gambar
siswa di dalam kelas kelas yag sedang mengikuti pelajaran dan lebih merujuk ke
PKn itu sendiri
2. Bagi buku pembanding, walaupun pembahasan mengenai paradigma pendidikan
kewarganegaraan dalam kurikulum 2013 hanya membahas tentang penataan ulang
PKn saja tetapi langkah-langkah yang dibahas sudah terperinci dan jelas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Tirtoni, Feri. 2016. Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar Inovasi Melalui strategi Habituasi
Dan Program Kegiatan Sekolah Berkarakter. Yogyakarta : CV. Buku Baik.
19
LAMPIRAN
20
LAMPIRAN BUKU PEMBANDING
21