Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan Mini Riset ini dengan harapan
dapat bermanfaat di mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SD Kelas Rendah.
Dalam penulisan Mini Riset ini tidak terlepas dari petunjuk dan bimbingan serta
masukan dari semua pihak. Untuk itu kami berterimakasih kepada Bapak Dr. Edizal Hatmi
,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SD Kelas Rendah yang
telah membantu dan memberi pengarahan kepada kami sehingga Mini Riset ini dapat selesai
tepat waktu.
Mini riset ini berusaha kami susun dengan selengkap lengkapnya, kami menyadari bahwa
Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna. Kami berharap setelah selesainya Mini Riset ini,
kami akan mampu untuk membuat Mini Riset yang lebih baik lagi ke depannya. Setiap masukan
dari pihak mana pun akan sangat kami hargai untuk perbaikan dalam membuat Mini Riset
selanjutnya.
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca merupakan hal yang sangat penting di kalangan siswa dan mahasiswa.
Di karenakan dalam membaca secara tidak langsung terjadi proses berfikir, memahami
makna serta arti yang terkandung dalam bahan bacaan tersebut Ahuja (2010 :22).
Keterampilan membaca merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa, selain
keterampilan menulis, berbicara, dan mendengar yang perlu dikuasai oleh pemakai
bahasa. Dengan menguasai keterampilan membaca, seseorang dapat menggali sebanyak-
banyaknya informasi yang diinginkan dari bacaan tersebut. Oleh sebab itu, kemampuan
seseorang dalam memahami isi bacaan sangat berkaitan erat dengan cara atau teknik
seseorang dalam membaca Ahuja (2010 :31).
Oleh sebab itu, pada Taman Kanak-kanak (TK) sudah diperkenalkan membaca
huruf-huruf abjad ketika mereka masuk Sekolah Dasar (SD) kesulitan mereka dalam
membaca permulaan, akan lebih teratasi. Membaca permulaan diajarkan dikelas satu,dua,
dan tiga. Membaca permulaan di SD sangat penting sebab hasilnya akan menjadi
landasan untuk membaca lanjut dan memahami ilmu-ilmu yang amat luas, lebih khusus
lagi untuk pengajaran Bahasa Indonesia (Djarjowidjojo, 1995: 19). Membaca lanjut
merupakan kemampuan memahami isi bacaan. Dalam hal memahami isi bacaan, mereka
harus memiliki strategi atau teknik membaca yang tepat. Banyak usaha dan penelitian
yang telah dilakukan untuk mengembangkan teknik pembelajaran yang baik dan efektif.
Beberapa teknik pembelajaran membaca yang telah popular diterapkan adalah teknik: (1)
membaca cepat, (2)membaca bergantian,(3)presenter, (4) membaca teks pidato, (5)
membaca berita, (6) membaca intensif, (7) membaca ekstensif, (8)membaca kritis, (9)
membaca memindai, (10)memberi bacaan catatan,(11)mengubah bacaan dalam gambar
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa
Sekolah Dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai
teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu, guru
perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, dapat di uraikan rumus masalah sebagai berikut :
1. Sejauh mana perkembangan anak dalam membaca di SDN 105287?
2. Apa saja factor yang menghambat anak sulit membaca?
3. Bagaimana cara guru menangani anak yang susah dalam membaca?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anak dlam membaca di SDN 105287.
2. Untuk mengetahui apa saja factor penghambat anak sulit membaca.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara guru menangani anak yang susah dalam membaca.
D. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Praktis
Secara khusus manfaat dari penelitian ini adalah bermanfaat bagi siswa, guru, dan
peneliti lainnya.
a) Bagi Siswa
1. Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam hal pengembangan
potensi minat dan bakat melalui pembelajaran yang menyenangkan.
2. Sebagai wahana dan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan membaca
siswa.
3. Memberikan motivasi untuk gemar belajar bahasa Indonesia, sehingga proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
b) Bagi Guru
1. Untuk memperoleh gambaran dan menjadikan suatu alternatif teknik
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
2. Menjadikan dorongan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan dengan
melaksanakan pembelajaran yang bermakna.
3. Memberikan pengalaman berupa mengatasi permasalahan pembelajaran
melalui pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
c) Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memotivasi peneliti lain untuk melakukan
penelitian sejenis sehingga dapat menghasilkan beragam teknik pembelajaran
baru dalam membaca khususnya dan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada
umumnya.
2. Tujuan Membaca
Tujuan membaca dianggap juga sebagai modal dalam membaca. Bahkan menurut
hasil penelitian, hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca
sangat signifikan. Inilah yang mendorong para ahli menyepakati bahwa tujuan
10 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
kecepatan dan pemahaman semula. Itu bagi seseorang yang benar-benar mau
meningkatkannya. Ada beberapa masalah dan hambatan yang umum terjadi pada
setiap orang, masalah tersebut antara lain.
a) Rendahnya tingkat kecepatan membaca
Masalah kecepatan membaca ini menjadi hambatan karena pada umumnya orang
tidak ambil pusing dengan kebiasaan membacanya. Termasuk cara membaca yang
buruk. Kemampuan membaca yang buruk (dalam arti rendahnya kecepatan membaca)
jelas sangat mengganggu orang-orang yang sehari-harinya memang bergelut dengan
buku. Misalnya pelajar dan mahasiswa. Sampai-sampai sering kita jumpai ada pelajar
dan mahasiswa yang kekurangan waktu untuk membaca literatur-literatur yang
diwajibkan padanya. Bukan karena waktu yang dimiliki kurang, melainkan karena
banyaknya waktu yang tersita untuk membaca hanya satu judul buku saja.
b) Minimnya pemahaman yang diperoleh
Tingkat pemahaman terhadap bacaan juga salah satu indikator keefektifan
membaca seseorang. Minimnya tingkat pemahaman ini menjadi masalah karena ada
kecenderungan anggapan bahwa semakin lambat cara membaca seseorang, semakin
tinggi pula pemahamannya. Padahal, pada kasus latihan membaca cepat, anggapan
justru terbalik, yaitu peningkatan kecepatan membaca akan diikuti dengan
peningkatan pemahaman bacaan.
c) Kurangnya minat baca
11 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
Pengetahuan tentang cara membaca yang efektif tampaknya juga merupakan
faktor yang tak kalah pentingnya sebagai masalah dalam membaca. Secara teoritis,
seorang pembaca yang lambat pada hakikatnya bukanlah pembaca yang bodoh, tetapi
mungkin ia hanyalah seorang pembaca yang tidak efisien.
12 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
Ini juga salah satu kelemahan dari beberapa orang pembaca. Terkadang tampak
secara jelas, secara fisik seseorang sedang membaca. Tetapi kenyataannya hanya pada
awal-awal baris saja ia membacanya., setelah itu ia berkhayal diluar konteks apa yang
dibacanya. Dan ini biasanya telah membudaya dikalangan kita. Baru setelah sadar
kembali, diteruskannya kegiatan membacanya. Hal inilah yang dimaksud dengan tipe
pembaca yang tidak berkonsentrasi.
B. Hipotesis
H1 : Terdapat pengaruh positif dari mengetahui masalah umum dalam membaca terhadap
keterampilan membaca seseorang.
H2 : Ada perbedaan nyata dari tipe tipe pembaca yang tidak efisien,antara membaca
dengan memvokalkan apa yang dibacanya dan membaca sambil bergerak.
H3: Tingkat kesabaran guru dalam mendidik anak yang belum pandai dalam membaca
sangat lah tinggi.
H4: Kurang minat membaca merupakan dampak buruk terhadap anak saat membaca.
13 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah bagian terpenting dari suatu penelitian, karena dengan data peneliti
dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Pada penelitian ini, data diperoleh dari
berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-
macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Sesuai dengan
karakteristik data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah :
1. Observasi :
Observasi merupakan teknik yang mendasar dalam penelitian non tes. Observasi
dilakukan dengan pengamatan yang jelas, rinci, lengkap, dan sadar tentang perilaku
individu sebenarnya di dalam keadaana tertentu. Pentingnya onbservasi adalah
kemampuan dalam menentukan faktor-faktor awal mula perilaku dan kemampuan untuk
melukiskan akurat reaksi individu yang diamati dalam kondisi tertentu. Observasi dalam
penelitian kualitataif dilakukan terhadap situasi sebenarnya yang wajar, tanpa
dipersiapkan, dirubah atau bukan diadakan khusus untuk keperluan penelitian. Observasi
dilakukan pada obyek penelitian sebagai sumber data dalam keadaan asli atau
sebagaimana keadaan sehari-hari.
Marshall dalam Sugiono (2010: 310) menyatakan bahwa “through observation,
the researcher learn about behavior and he meaning attached to those behavior”. Jadi
melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Berkaitan dengan observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif maka observasi
yang digunakan yaitu observasi langsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil menatap muka antara penanya atau pewawancara dengan
penjawab atau responden dengan menggunakan panduan wawancara. Dalam penelitian
ini, peneliti mencatat semua jawaban dari responden sebagaimana adanya. Pewawancara
14 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
sesekali menyelingi jawaban responden, baik untuk meminta penjelasan maupun untuk
meluruskan bilamana ada jawaban yang menyimpang dari pertanyaan. Jenis wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Maksudnya, dalam
melakukan wawancara peneliti sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis. Di sini, peneliti melakukan wawancara terhadap guru
kelas dan beberapa siswa SD Negeri 105287 yang dianggap dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan.
3. Angket
Menurut Hadjar dalam Syahrum dan Salim mengemukakan bahwa: ”Angket
adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan
kepada subjek, baik secara indivisual ayau kelompok untuk mendapatkan informasi
tertentu seperti prefensi, keyakinan, minat dan perilaku. Kuesioner atau angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertayaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Jadi, secara singkat angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu rangkaian yang berisi pernyataan atau pertanyaan dalam bentuk tertulis,
untuk mendapatkan informasi mengenai hal yang diteliti yang bersumber dari data atau
responden.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu . Dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental. Dalam hal ini peneliti
menggunakan semacam gambar berupa foto-foto pada waktu pelaksanaan penelitian
mulai dari wawancara, observasi maupun pemberian angket.
Adapun tehnik analis data ini dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu tehnik analisis data kualitatif. Reduksi data
adalah bentuk analisis yang menajamkan,menggolongkan,mengarahkan, membuang yang
15 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir
dapat diambil.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu tehnik analisis data kualitatif. Penyajian data
adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan
akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif
(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik,jaringan dan bagan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu tehnik analisis data kualitatif.
Penarikan kesimpulan adalah hasil yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu metode
untuk menyelidiki objek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran
lain yang bersifat eksask. Penelitian ini juga diartikan sebagai riset yang bersifat
deskriptif yang cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
Tujuannya untuk memahami secara luas dan mendalam terhadap suatu permasalahan
yang sedang dikaji atau akan dikaji.
4. Langkah Penelitian
Penelitian ini menggunakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni
Perencanaan penelitian, Pelaksanaan penelitian, observasi, menganalisis data yang
diperoleh pada tahap observasi, dan penyajian hasil penelitian.
6. Subjek Penelitian
16 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 21 siswa kelas II SD Negeri
105287 dan wali kelas II SD Negeri 105287.
B. Analisis Data
1. Hasil Angket
Setelah melakukan obervasi di kelas IV-A SDN 105287 Medan Tembung, dengan
total jumlah 21 siswa kami menemukan data angket seperti berikut :
No Pertanyaan SS S RR TS STS
1 Saya suka membaca buku 17 4 - - -
2 Saya suka meminjam buku dari perpustakaan untuk dibaca 10 10 - 1 -
3 Saya membaca/meminjam buku dari perpustakaan hanya ketika ada 1 6 - 11 3
perintah dari guru
4 Bagi saya, membaca buku hanya akan mengurangi waktu luang saya 1 3 1 10 6
5 Saya banyak membaca buku untuk memperluas wawasan saya 10 7 - 4 -
6 Saya jarang sekali membaca buku - 4 - 12 5
7 Bagi saya, membaca tulisan, Koran, atau artikel di madding itu tidak 1 4 2 10 4
terlalu penting.
8 Saya membaca buku hanya pada saat mau ujian 2 3 1 11 4
9 Saya merasa telah membaca buku lebih banyak dari pada teman saya 5 9 3 3 1
yang lainnya
10 Setiap hari saya selalu menyempatkan waktu luang untuk membaca 12 6 1 1 1
buku
17
Butir 1 = Siswa yang menjawab SS ada 17 siswa, maka 𝑥100 = 81% dan siswa yang
21
4
menjawab S ada 4 siswa, maka 21 𝑥100 = 19%.
10
Butir 2 = Siswa yang menjawab SS ada 10 siswa, maka 21 𝑥100 = 48%, siswa yang menjawab S
10 1
ada 10 siswa, maka 21 𝑥100 = 48%, dan siswa yang menjawab TS ada 1 siswa, maka 𝑥100 =
21
5%.
17 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
1
Butir 3 = Siswa yang menjawab SS ada 1 siswa, maka 𝑥100 = 5%, siswa yang menjawab S
21
6 11
ada 6 siswa, maka 𝑥100 = 28%, siswa yang menjawab TS ada 11 siswa, maka 𝑥100 =
21 21
3
53%, dan siswa yang menjawab STS ada 3 siswa, maka 21 𝑥100 = 14%.
1
Butir 4 = Siswa yang menjawab SS ada 1 siswa, maka 𝑥100 = 5%, siswa yang menjawab S
21
3 1
ada 3 siswa, maka 21 𝑥100 = 14%, siswa yang menjawab RR ada 1 siswa, maka 21 𝑥100 = 5 %,
10
siswa yang menjawab TS ada 10 siswa, maka 𝑥100 = 48%, dan siswa yang menjawab STS
21
6
ada 6 siswa, maka 21 𝑥100 = 28%.
10
Butir 5 = Siswa yang menjawab SS ada 10 siswa, maka 21 𝑥100 = 48%, siswa yang menjawab S
7 4
ada 7 siswa, maka 𝑥100 = 33%, dan siswa yang menjawab TS ada 4 siswa, maka 𝑥100 =
21 21
19%.
10
Butir 6 = Siswa yang menjawab S ada 4 siswa, maka 21 𝑥100 = 19%, siswa yang menjawab TS
12
ada 12 siswa, maka 𝑥100 = 57%, dan siswa yang menjawab STS ada 5 siswa, maka
21
5
𝑥100 = 24%.
21
1
Butir 7 = Siswa yang menjawab SS ada 1 siswa, maka 𝑥100 = 5%, siswa yang menjawab S
21
4 2
ada 4 siswa, maka 21 𝑥100 = 19%, siswa yang menjawab RR ada 2 siswa, maka 21 𝑥100 = 19%,
10
siswa yang menjawab TS ada 10 siswa, maka 𝑥100 = 48%, dan siswa yang menjawab STS
21
4
ada 4 siswa, maka 21 𝑥100 = 19%.
2
Butir 8 = Siswa yang menjawab SS ada 2 siswa, maka 𝑥100 = 9%, siswa yang menjawab S
21
3 1
ada 3 siswa, maka 21 𝑥100 = 14%, siswa yang menjawab RR ada 1 siswa, maka 21 𝑥100 = 5 %,
11
siswa yang menjawab TS ada 11 siswa, maka 𝑥100 = 53%, dan siswa yang menjawab STS
21
4
ada 4 siswa, maka 21 𝑥100 = 19%.
18 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
5
Butir 9 = Siswa yang menjawab SS ada 5 siswa, maka 21 𝑥100 = 24%, siswa yang menjawab S
9 3
ada 9 siswa, maka 𝑥100 = 43%, siswa yang menjawab RR ada 3 siswa, maka 𝑥100 =
21 21
3
14%, siswa yang menjawab TS ada 3 siswa, maka 𝑥100 = 14%, dan siswa yang menjawab
21
1
STS ada 1 siswa, maka 21 𝑥100 = 5%.
12
Butir 10 = Siswa yang menjawab SS ada 12 siswa, maka 𝑥100 = 57%, siswa yang menjawab
21
6 1
S ada 6 siswa, maka 𝑥100 = 28%, siswa yang menjawab RR ada 1 siswa, maka 𝑥100 =
21 21
1
5%, siswa yang menjawab TS ada 1 siswa, maka 21 𝑥100 = 5%, dan siswa yang menjawab STS
1
ada 1 siswa, maka 21 𝑥100 = 5%.
Pembahasan Angket
• Pada butir 1 siswa sangat suka membaca buku dan ada juga yang hanya sekadar suka saja
dalam membaca
• Pada butir 2 banyak siswa sangat suka membaca buku yang dipinjam dari perpustakaan,
dan ada juga yang hanya sekadar meminjamnya saja, serta ada juga siswa yang tidak suka
meminjam buku dari perpustakaan tetapi suka membaca.
• Pada butir 3 banyak siswa yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut tetapi ada juga
yang sangat setuju. Setelah kami menanyakan nya ternyata siswa tersebut tidak suka
membaca kalau di dalam buku tersebut hanya terdapat tulisan saja tidak disertai gambar.
• Pada butir 4 siswa menjawab dengan beragam. Namun, jawaban mereka rata-rata sangat
tidak setuju dengan pernyatan tersebut.
• Pada butir 5 hampir seluruh siswa suka membaca buku guna menambah wawasan
mereka.
• Pada butir 6 hampir rata-rata seluruh siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut
walaupun ada yang menjawab setuju. Tetapi setelah kami bertanya pada siswa itu
ternyata ia lebih sering bermain game dari pada membaca buku.
• Pada butir 7 pilihan rata-rata siswa hampir seimbang antara setuju dan tidak setuju. Dan
lebih banyak siswa memilih tidak setuju.
19 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
• Pada butir 8 siswa lebih banyak membaca buku sebelum mereka ujian. Tetapi ada juga
siswa membaca buku hanya pada saat ujian saja.
• Pada butir 9 siswa lebih banyak percaya diri bahwa ia telah banyak membaca buku dari
pada temannya. Tetapi ada juga yang ragu-ragu bahkan tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
• Pada butir 10 hampir seluruh siswa menyempatkan waktu luang mereka untuk membaca
buku walaupun hanya sekadar saja.
Jadi kesimpulan dari angket di atas adalah tidak semua siswa gemar atau suka membaca
buku. Minat membaca dari beberapa meraka juga cukup bagus. Dengan meminjam buku dari
perpustakaan mereka dapat menambah wawasan membaca mereka masing-masing. Dengan
begitu mereka juga dapat menambah kosa kata mereka. Mereka juga ada yang hanya suka
membaca buku kalau buku itu disertai gambar-gambar yang menarik.
2. Hasil Wawancara
Data Diri Guru
Nama : Edelina, S.Pd
Wali Kelas : II SD Negeri 105287 Tembung
Pertanyaan :
20 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
Jawab : iya, saya kadang-kadang menerapkan itu, agar anak itu tidak mudah bosan.
Untuk pertanyaan yang pertama itu bisa dikatakan sebagian besar anak di kelas itu
sudah bisa membaca hanya beberapa saja yang belum bisa membaca. Kemudian pada
pertanyaan kedua, factor yang paling berpengaruh terhadap anak itu yaitu orang tuanya si
anak tersebut. Pada pertanyaan ketiga cara yag digunakan ibu ini yaitu membuat kondisi
kelas itu jadi ceria seperti belajar sambil bermain, dan beajar sambil bernyanyi. Pada
pertanyaan ketiga guru dalam menangani kasus untuk anak yang belum bisa membaca
yaitu dengan mengulang-ulang kata tersebut.
21 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
BAB IV
B. Saran
1. Untuk guru harus memiliki sikap yang sabar dan ikhlas dalam mendidik muridnya,
dan guru harus memberi pembelajaran yang menarik sehingga dapat mengembangkan
keterampilan anak dan membuat anak menjadi lebih baik lagi
2. Untuk masyarakat, pembaca dan keluarga agar semakin memperhatikan anak, terlebih
dalam pendidikan anak
22 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
DAFTAR PUSTAKA
Adler, Mortiner J, dan Charles Van Doren. 1986. Cara Membaca Buku Dan Memahaminya.
Jakarta; Pantja Simpati.
Djaja, Azis. 2006. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Pamekasan; STAIN Pamekasan press.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat Dan Efektif. Bandung; C.V Sinar Baru.
Syukur Ghazali. 2013. Pembelajaran keterampilan berbahasa, Bandung: Refikz Adimata.
23 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
LAMPIRAN
24 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A
25 | M i n i R i s e t K E T E R A M P I L A N B E R B A H A S A I N D O N E S I A