Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM

PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

TUGAS :
MINI RISET

NAMA MAHASISWA :
1. MARIANA (1193311096)
2. KIKI NATASYA (1193311076)
3. SITI NURHALIZAH (1193311105)
3. GHITA PERMATA SARI (1193311156)
KELOMPOK : 10
DOSEN PENGAMPU : SEPTIAN PRAWIJAYA, S.Pd., M.Pd.
MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPA SD KELAS RENDAH

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyusun laporan mini riset ini dapat tersusun dengan baik guna
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan ipa kelas rendah.Dimana dalam pelaksanaan
observasi, penyusun mendapat tambahan pengetahuan, pemahaman, mengenai pengaruh
pendekatan saintifik terhadap hasil belajar dalam pembelajaran ipa di sekolah dasar.
Dalam penyusunan laporan mini riset ini penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Maka
dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan banyak terimah kasih :
1. Bapak Septian Prawijaya, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan
ipa sd kelas rendah yang memberikan kepercayaan kepada kelompok kami untuk
menyelesaikan tugas mini riset ini.
2. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
laporan ini hingga terselesaikannya laporan mini riset ini dengan tepat waktu.
Kami sangat berharap laporan mini riset ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca mengenai pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar
dalam pembelajaran ipa di sekolah dasar .
Kami sangat menyadari bahwa laporan mini riset ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Medan, 4 Mei 2020

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah............................................................................................. 2
1.4. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.6. Manfaat .......................................................................................................... 3
BAB II. KAJIAN TEORI...................................................................................... 4
2.1. Pendekatan Saintifik....................................................................................... 4
2.2. Hasil Belajar IPA ........................................................................................... 5
BAB III.METODE SURVEY ............................................................................... 7
3.1. Tempat dan Waktu Survey ............................................................................. 7
3.2. Subjek Survey ................................................................................................ 7
3.3. Teknik Pengambilan Data .............................................................................. 7
3.4. Instrumen Penelitian....................................................................................... 7
3.5. Teknik analisis data ........................................................................................ 7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 9
4.1 Hasil dan Pembahasan Quasi Experimental Design ...................................... 9
BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 12
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 12
5.2 Saran ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan suatu pendidikan sekolah salah satu kuncinya adalah keberhasilan guru
dalam menyajikan materi pelajaran yang dapat memfasilitasi siswanya untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Pada setiap kurikulum yang berlaku guru diharapkan
mengembangkan pendekatan pembelajaran sesuai dengan kondisi lapangan seperti halnya
dalam pembelajaran IPA. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu pengetahuan proses
penemuan. IPA merupakan bangun pengetahuan yang menggambarkan usaha, temuan,
wawasan, dan kearifan yang bersifat kolektif dari umat manusia. Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Sukarno (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014:23), adalah ilmu yang
mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini. Kemudian
menurut Wahyana, 1986 (dalam Trianto, 2014:136), IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya
metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasarkan definisi IPA di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalaui metode ilmiah seperti observasi dan
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
Dapat dipahami bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-
prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep
pembelajaran IPA. Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan
penyelidikan sederhana dan bukan hafalan kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan
tersebut pembelajaran IPA akan mendapat pembelajaran langsung melalui pengamatan,
diskusi, dan penyelidikan sederhana sehingga dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang
diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan sehingga mampu berfikir
kritis melalui pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA di SD pada umumnya masih berpusat pada
guru atau masih menggunakan metode ceramah. Pembelajaran yang hanya mengandalkan
ceramah dan hafalan cenderung kurang menarik dan membosankan bagi siswa. Dengan
demikian tujuan pembelajaran itu sendiri akan sulit tercapai.

1
Kurangnya semangat siswa dalam pembelajaran IPA ini, menyebabkan rendahnya hasil
belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan
pendekatan yang sesuai dan bervariasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif
dan kreatif dalam pembelajaran, serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu
diperlukan pendekatan pembelajaran saintifik melibatkan siswa secara langsung dan
pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu pada kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat akan
membuat siswa lebih memahami materi pembelajaran dan akan meningkatkan hasil
pembelajaran siswa.
Pendekatan yang dapat digunakan untuk memperbaiki hasil siswa dalam belajar
terutama pada mata pelajaran IPA adalah pendekatan Saintifik. Dimana pembelajaran dengan
pendekatan saintifik ini dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi,
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang “ditemukan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan yaitu :
1. Pada pembelajaran IPA, guru masih mengandalkan metode ceramah dan pembelajaran
masih berpusat pada guru (Teacher Centered).
2. Siswa belum terbiasa untuk bertanya dalam proses pembelajaran.
3. Siswa belum dibiasakan berdiskusi dalam kelompok dan bekerjasama dengan siswa lain.
4. Siswa belum terbiasa mengeluarkan pendapat dalam pembelajaran serta hasil belajar siswa
masih rendah.
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terfokus pada masalah,maka perlu diberikan arahan yang jelas
terhadap masalah yang hendak dibahas, penelitian ini membahas tentang pengaruh pendekatan
saintifik terhadap hasil belajar dalam pembelajaran ipa di sekolah dasar.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah; Apakah terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan saintifik
dengan yang tidak menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA di kelas SD
Negeri 10 Lambung Bukit Kecamatan Pauh
2
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pendekatan saintifik terhadap hasil pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 10 Lambung
Bukit Kecamatan Pauh.

1.6 Manfaat Penelitian


Penelitian yang dilaksanakan memiliki beberapa manfaat antara lain :
1. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan proses belajar
mengajar dalam pembelajaran ipa dengan pendekatan yang tepat.
2. Bagi Sekolah dan Pemerintah Indonesia.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan terhadap proses
pendidikan yang telah dilaksanakan disekolah. Hasil penelitian ini dapat memberikan
gambaran mengenai apa saja yang menjadi indikator yang harus dipersiapkan agar
membuat siswa memiliki minat belajar yang tinggi dalam pembelajaran dan kendala
apa saja yang di hadapi siswa dalam kegiatan belajarnya sehingga nantinya dapat
dilakukan tindakan untuk mengembangkan pendekatan, metode serta fasilitas dalam
proses belajar mengajar melalui berbagai macam indikator tersebut serta melalui
indikator dapat memperbaiki hasil siswa dalam belajar terutama pada mata pelajaran
IPA adalah pendekatan Saintifik.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran bagaimana metode serta
pendekatan yang tepat diterapkan terhadap siswa dalam kegiatan belajar serta proses
mengajar yang dapat memotivasi minat siswa terhadap proses pembelajaran.

3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang supaya peserta
didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan (M. Hosnan,
2014 :34). Pendekatan saintifik dimaksukan untuk memberikan pemahaman kepada peserta
didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Pendekatan saintifik memiliki karakteristik berpusat pada peserta didik, melibatkan
keterampilan proses sains dalam mengkonstruk konsep; hukum; atau prinsip, melibatkan proses
kognitif yang potensial merangsang perkembangan intelek (keterampilan berpikir), serta dapat
mengembangkan karakter peserta didik.

Tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain untuk meningkatkan


kemampuan berpikir peserta didik, membentuk kemampuan dalam menyelesaikan masalah
secara sistematik, menciptakan kondisi pembelajaran supaya peserta didik merasa bahwa
belajar merupakan suatu kebutuhan, melatih peserta didik dalam mengemukakan ide-ide,
meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan mengembangkan karakter peserta didik.
Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran memiliki prinsip antara lain berpusat
pada peserta didik, membentuk students self concept, terhindar dari verbalisme (mengurangi
banyaknya guru dalam berbicara), memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep; prinsip; atau hukum, mendorong peningkatan
kemampuan berpikir peserta didik, meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi
guru untuk mengajar, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih kemampuan
berkomunikasi, serta adanya proses validasi konsep; hukum; dan prinsip yang telah dikonstruk
oleh peserta didik dalam struktur kognitifnya (M. Hosnan, 2014: 34-37).

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka pendekatan saintifik yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dirancang
supaya peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui
pendekatan ilmiah.

4
2.2 Hasil Belajar IPA
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari kegiatan belajar yang
mencakup ranah afeksi, kognisi dan psikomotor.1 Menurut Slameto “Belajar adalah suatu
proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sementara itu, Laster D. Crow dan Alice Crow mendefinisikan belajar adalah sebagai
berikut: The term learning can be interpreted as: 1) the process by which changes are made, or;
2) the changes themselves that result from engaging in the learning process. 5 Artinya:
pengertian belajar dapat diinterpretasikan sebagai: 1) suatu proses yang terjadi secara sengaja,
atau; 2) suatu perubahan yang terjadi dengan sendirinya, sebagai akibat dari bentuk proses
belajar.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau
aktivitas untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Pengertian Hasil Belajar IPA

Perubahan tingkah laku yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah
dilakukan individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Karena
belajar adalah suatu proses, maka dari proses tersebut akan menghasilkan suatu hasil, dan hasil
dari proses belajar adalah berupa hasil belajar.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah hasil belajar adalah “perubahan yang terjadi sebagai
akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu”.Perubahan tingkah laku yang
dialami oleh siswa tergantung dari apa yang ia pelajari selama kurun beberapa waktu. Out put
(hasil) yang diperoleh siswa biasanya perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor yang disimbolkan dengan angka atau nilai.
Hasil belajar sama dengan prestasi belajar, yang berarti penilaian hasil belajar yang
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah
dicapai siswa dalam periode tertentu. WS. Winkel mengemukakan prestasi belajar merupakan
hasil belajar yang ditampakkan oleh siswa berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya
sesuai dengan tujuan instruksional.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pelajaran berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

5
berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
IPA adalah perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat seorang individu mengalami
proses belajar IPA.

6
BAB III

METODE SURVEY

3.1.Tempat dan Waktu Survey

Tempat Survey

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Lambung Bukit Kecamatan Pauh.

Waktu Survey
Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2020.
3.2.Subjek Survey
Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas IV SD Negeri 10 Lambung Bukit
Kecamatan Pauh.
3.3.Teknik Pengambilan Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari jurnal, buku, dokumentasi, dan Internet dan pustaka.
3.3.1 Studi Literatur
Studi literatur merupakan cara yang diapakai penulis untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang iangkat dalam suatu penelitian. Studi
literatur bisa didapat dari jurnal, buku, dokumentasi, dan Internet dan pustaka.
3.4.Instrumen Penelitian
Instrumen utama adalah peneliti sendiri karena pendekatan yang digunakan adalah
kualitatif. Sehingga kedudukan peneliti sekaligus perencana, pelaksana, pengumpul data,
penafsir data dan pelapor hasil penelitian. Di samping itu dapat juga digunakan instrumen lain
seperti alat tulis, pedoman angket, pedoman observasi dan dokumentasi.
3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah seperti yang dijelaskan oleh Miles
dan Huberman (1992) yaitu :

a. Reduksi Data

Proses ini dilakukan dengan mengklasifikasikan data-data dari catatan tertulis.

b. Penyajian Data

7
Data yang telah direduksi disajikan dalam laporan yang sistematis, mudah dibaca dan
dipahami baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian.

c. Pengambilan Kesimpulan

Data yang telah diproses kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode
induktif yakni proses penyimpulan dari hal-hal yang sifatnya khusus ke hal-hal yang sifatnya
umum agar diperoleh kesimpulan yang obyektif.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Quasi Experimental Design

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only


Design. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah menggunakan pendekatan
pembelajaran Saintifik sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan pendekatan
pembelajaran Saintifik.

1. Pelaksanaan Pembelajaran

Kelas eksperimen diberi treatment dengan menggunakan pendekatan pembelajaran


saintifik, sedangkan pada kelas control tidak diberikan treatment apapun artinya tetap
menggunakan pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam mengajar yaitu metode
ceramah, tanya jawab dan evaluasi. Treatment yang berbeda .

diantara kedua kelompok tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh yang di


timbulkan terhadap hasil belajar siswa.

2.Data tes hasil belajar

Seletah dilakukan pembelajaran, diadakan tes akhir pada setiap kelas sampel. Diperoleh
data nilai siswa kelas sampel sebagai berikut :

Kelas 𝐗 N S X X
m m

ax In
Ekspe 82, 2 14, 10 50
ri 3 4 7 0
men 2

9
Kontr 73, 2 12, 90 45
ol 2 5 0
2
Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa rata- rata hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen
(𝑥 = 82,3) lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas kontrol (𝑥 = 73,2).
Simpangan baku kelas eksperimen (S=14,72) lebih kecil dari simpangan baku kelas kontrol
(S=12,02), hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen memiliki keragaman yang kecil,
sehingga menyebabkan nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas.
Selanjutnya perolehan skor tertinggi dan terendah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki skor yang berbeda, skor tertinggi siswa pada kelas eksperimen (𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠=100) lebih
tinggi daripada kelas kontrol (𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠=90), demikian pula jika dilihat dari skor terendah yang
diperoleh siswa pada kelas eksperimen (𝑥𝑚𝑖𝑛=50) lebih tinggi dibandingkan skor pada kelas
kontrol (𝑥𝑚𝑖𝑛=45).

Berdasarkan persentase ketuntasan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari persentase
ketuntasan siswa kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, jumlah siswa yang tuntas ada 18 siswa
atau 75% dan yang tidak tuntas ada 6 siswa atau 25% dari jumlah keseluruhan siswa kelas
eksperimen yaitu 24 siswa. Sedangkan pada kelas control 15 siswa atau 60% yang tuntas dan
10 siswa atau 40% tidak tuntas dari 25 siswa.

Berdasarkan pada analisis data yang telah didapatkan, maka terlihat bahwa terdapat
pengaruh hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan
pembelajaran saintifik dengan kelas kontrol yang tanpa menggunakan pendekatan
pembelajaran saintifik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih
tinggi dari nilai rata- rata siswa kelas kontrol. Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen adalah
82,3 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas control adalah 73,2.

Selanjutnya juga dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Dari
hasil perhitungan diperoleh bahwa tolak H0 karena diperoleh thitung= 2,464, lebih besar dari
ttabel= 1,677. Sehingga dapat disimpulkan tolak H0, dengan kata lain “hasil belajar IPA siswa
yang menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik lebih baik daripada siswa yang tanpa
menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik di kelas IV SD Negeri 10 Lambung Bukit
Kecamatan Pauh Tahun Ajaran 2017”.

10
Berdasarkan hasil post-test, penggunaan pendekatan pembelajaran saintifik cocok
diterapkan untuk menigkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan teori DeVito (dalam
Faisal, 2014:49), menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berfikir ilmiah sekaligus terkembangkannya
sense of inquiry dan kemampuan berfikir kreatif siswa. Melalui pendekatan saintifik
memungkinkan siswa mengumpulkan data dengan objektif untuk memecahkan permasalahan.
Oleh sebab itu pendekatan saintifik sering juga disebut sebagai pendekatan induktif. Hal ini
disebabkan karena pendekatan saintifik dimulai dari hal-hal yang bersifat spesifik ke simpulan
yang bersifat general. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam
pembelajaran IPA di SD.

Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik di kelompok


eksperimen dikonsep dengan melibatkan siswa untuk melakukan pemecahan masalah dalam
kelompok- kelompok, berpendapat dan menyajikan hasil diskusinya. Pembelajaran yang
dimulai dari masalah yang dekat dengan kehidupan siswa dan dilakukan secara berkelompok
akan membuat siswa menjadi lebih komunikatif. Siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi,
saling mengajarkan dan melakukan presentasi. Dalam berkelompok siswa saling mencurahkan
pendapatnya antar anggota kelompok, membuat karya untuk melaporkan hasil diskusi dan
mempresentasikan hasil diskusi masalah di depan kelas.

Dari proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan pembelajaran


saintifik di kelas eksperimen dan pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan pembelajaran
saintifik atau menggunakan metode ceramah di kelas kontrol, dapat dipahami bahwa kedua
pendekatan tersebut memiliki pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan
kognitif dan hasil belajar siswa. Pengaruh yang di timbulkan dari pendekatan pembelajaran
saintifik lebih besar dibanding ceramah dan tanya jawab. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
yang menyatakan pendekatan saintifik memiliki kelebihan pada penerapannya dalam proses
pembelajaran, yaitu lebih menekankan pada keterampilan proses, seperti mengamati,
mengklasifikasikan, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan meyimpulkan. (Hosnan
(2014:34)

11
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data serta hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada BAB sebelumnya terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa di
kelas eksperimen adalah 82,3 sedangkan kelas kontrol mempunyai rata-rata 73,2. Begitu
juga dengan jumlah ketuntasan di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan jumlah
ketuntasan di kelas kontrol, yaitu 75% pada kelas eksperimen dan 60% di kelas kotrol. Jadi,
rata-rata dan jumlah ketuntasan pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dari kelas
kontrol. Hasil perhitungan dengan Uji-t, yaitu diperoleh thitung=2,464 dan ttabel= 1,677
dengan db= 47 (n1+n2-2= 24+25-2=47) dimana thitung>ttabel (2,464> 1,677) sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa “hasil belajar IPA siswa yang menggunakan pendekatan
pembelajaran saintifik lebih baik dari pada hasil belajar IPA siswa yang tanpa
menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik).
5.2 SARAN
Saran dan masukan kepada instansi terkait yaitu sebelum dilaksanakan program
pembelajaran sebaiknya guru sebagai sumber belajar harus mampu menguasai materi
pelajaran, metode kegiatan pembelajaran dengan mempersiapkan dan menggunakan
pendekatan yang tepat sehingga dalam proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan
hasil belajar siswa memuasakan dan dalam kategori baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Marjan, J., Arnyana, I. B. P., Si, M., Setiawan, I. G. A. N., & Si, M. (2014). Pengaruh
Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi Dan Keterampilan Proses
Sains Siswa MA. Mu allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara
Barat. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 4(1).

Wisudawati dan Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara

Machin, A. (2014). Implementasi pendekatan saintifik, penanaman karakter dan konservasi


pada pembelajaran materi pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(1).

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava


Media.

Dahliana, D., Setiawati, N. S., & Taufina, T. (2019). PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK
TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. JRPD
(Jurnal Riset Pendidikan Dasar), 2(2), 130-135.

13

Anda mungkin juga menyukai