Anda di halaman 1dari 57

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. KDP SD

PRODI S1 PGSD - FIP

PEMBELAJARAN TERPADU
Skor Nilai:

NAMA MAHASISWA : IRMA NURMALITA NABABAN

NIM : 1212411009

DOSEN PENGAMPU :FAHRUR ROZI,S.Pd.M.Pd

MATA KULIAH : KONSEP DASAR PENDIDIKAN SD

PROGRAM STUDI SI PENDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2021

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
penulisan Critical Book Review Mata Kuliah Konsep Dasar Pendidikan SD. Terwujudnya
makalah ini tidak dapat terlepas dari bimbingan dan dorongan serta arahan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis juga menyampaikan Terima
Kasih kepada Bapak FAHRUR ROZI,S.Pd.M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Konsep Dasar
Pendidikan SD yang telah memberikan tugas ini dan membantu memberikan dorongan
dalam penyelesaian makalah ini.

Penulisan Makalah Critical Book Review ini bertujuan agar pembaca dapat lebih
memahami materi yang penulis sajikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Semoga Makalah Critical Book Review ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sebagai
penulis sendiri maupun orang yang membacanya.

Akhir kata Penulis mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Medan, September 2021

Irma Nurmalita Nababan

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A.Rasionalisasi pentingnya CBR ...................................................................................... 1
Tujuan Penulisan CBR ...................................................................................................... 1
Manfaat CBR.................................................................................................................... 1
IDENTITAS BUKU YANG DIREVIEW ...................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ................................................................................................ 3
RINGKASAN BUKU UTAMA.............................................................................................. 3
BAB I KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU ........................................................... 3
BAB II LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU ................................................................. 6
BAB III MODEL PEMBELAJARAN TERPADU ...................................................................... 9
BAB IV PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU ............................................................ 11
BAB V PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU .................................................. 13
BAB VI PEMBELAJARAN TERPADU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ................................. 16
BAB VII PEMBELAJARAN TERPADU ILMU PENGETAHUAN ALAM ................................ 19
BAB VIII PEMBELAJARAN TERPADU DI SEKOLAH DASAR .............................................. 22
RINGKASAN BUKU PEMBANDING ................................................................................. 25
BAB I HAKIKAT PEMBELAJARAN TERPADU .................................................................... 25
BAB II KURIKULUM STRATEGIS ...................................................................................... 28
BAB III PEMBELAJARAN TERPADU DI PAUD .................................................................. 30
BAB IV PERENCANAAN PEMBELAJARAN TERPADU TEMATIK ....................................... 31
BAB V PEMBELAJARAN SENTRA .................................................................................... 33
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 37
A.Pembahasan Isi Buku ................................................................................................. 37
B.Kelebihan dan Kekurangan Buku ............................................................................... 38
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 41
A.Kesimpulan................................................................................................................. 41
B.Rekomendasi .............................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 42
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 43
1.Cover .......................................................................................................................... 43

iii
2.Halaman judul ............................................................................................................ 44
3.Halaman penerbit ...................................................................................................... 45
4.Kata pengantar ........................................................................................................... 46
5.Daftar isi ..................................................................................................................... 48
6.Biografi penulis........................................................................................................... 51

iv
BAB I PENDAHULUAN
A.Rasionalisasi pentingnya CBR
Critical Book Review(CBR) sangat penting untuk kalangan pendidikan terutama untuk
mahasiswa karena dengan mngkritik suatu buku maka mahasiswa ataupun si pengkritik
dapat membandingkan 2 buku dengan tema yang sama,dapat melihat mana buku yang
perlu diperbaiki dan mana buku yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari
penelitian yang telah dilakukan oleh penulis buku tersebut,setelah dapat mengkritik buku
maka diharapkan mahasiswa dapat membuat suatu buku karena sudah mengetahui
bagaimana kriteria buku yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah mengerti
bagaimana cara menulis atau langkah langkah apa saja yang diperlukan dalam penulisan
buku tersebut.

Tujuan Penulisan CBR


Tujuan pengkritikan buku ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan,menambah wawasan/pengetahuan, meningkatkan analisis kita terhadap suatu
buku,dan untuk menguatkan kemampuan melakukan CBR terhadap suatu buku.

Tujuan lain dibuatnya CBR adalah untuk menganalisis buku apakah buku tersebut
mempunyai tujuan bagi sipembaca dalam kehidupannya dan apakah buku tersebut sesuai
dengan kehidupan nyata.Dimana teori teori yang ada dalam CBR ini juga diharapkan
dapat diaplikasikan/dipakai dalam dunia pemerintah demi Bangsa Indonesia.

Manfaat CBR
Dengan dilakukannya pengkritikan buku ini maka akan dihasilkan buku yang lengkap
dan tepat untuk mahasiswa.Kritikan buku ini bermanfaat untuk membangun jiwa yang kritis
bagi penulis dan pembaca.Serta untuk menjadikan buku ini semakin mudah dipahami dan
dipelajari mahasiswa.

1
IDENTITAS BUKU YANG DIREVIEW

1. Edisi : PERTAMA
2. Pengarang : Dr. Rusydi ananda, M.Pd dan Dr. Abdillah, M.Pd
3. Penerbit :Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
4. Kota Terbit : Medan
5. Judul :Pembelajaran Terpadu
6. Tahun Terbit : Februari 2018
7. ISBN : 978-602-51316-1-5

2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB I KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU


A. Pengertian Pembelajaran.

Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sementara itu Banathy
(1968:26) menjelaskan pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dan
lingkungannya di mana peserta didik membuat kemajuan dalam pencapaian pengetahuan
yang spesifik.

Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang
lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain (Miarso
2004:545).

B. Pengertian Pembelajaran Terpadu

Konsep pembelajaran terpadu digagas oleh John Dewey, menurut Dewey


pembelajaran terpadu sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik dan kemampuan pengetahuannya. Menurut Trianto (2011:57)
pembelajaran terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang
studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.Dalam makna
pengertian pembelajaran terpadu tersebut dapat dilihat sebagai:

1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang


mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan dan
perkembangan peserta didik.

2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara
serempak.

3. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang
berbeda, dengan harapan peserta didik akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.

3
C. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Menurut Sukayati (2004:3) menjelaskan karakteristik pembelajaran terpadu sebagai


berikut:

1. Pembelajaran berpusat pada peserta

2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan

3. Belajar melalui pengalaman langsung

4. Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata.

5. Sarat dengan muatan keterkaitan

Sementara itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1996:3)


menjelaskan karakteristik pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:

1. Holistik

2. Bermakna

3. Otentik.

4.aktif

D. Tujuan Pembelajaran Terpadu

1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.

2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.

3. Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai nilai.

4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi.

5. Meningkatkan gairah dalam belajar.

6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya (Sukayati, 2004:4).

4
E. Manfaat Pembelajaran Terpadu.

Beberapa manfaat dari penerapan pelaksanaan pembelajaran terpadu dijelaskan


Hernawan dan Resmini (2005:1.15) antara lain:

1.Penghematan karena tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

2. Peserta didik dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna.

3. Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik.

4. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi.

5. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia nyata.

6. Dengan pemaduan pembelajaran diharapkan penguasaan materi pembelajaran


meningkat.

7. Pengalaman belajar sangat positif untuk membentuk pendekatan pengembangan


pengetahuan.

8. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

9. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal


peserta didik

10. Melalui pembelajaran terpadu terjadi kerja sama yang lebih meningkat.

F. Prinsip Pembelajaran Terpadu

Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu (1) prinsip pengalian tema.(2) prinsip
pengelolaan pembelajaran.

5
BAB II LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU
A. Landasan Filosofis

Secara filosofis, kemunculan pembelajaran terpadu sangat dipengaruhioleh tiga


aliran filsafat berikut: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.

1. Progresivisme

Aliran filsafat progresivisme beranggapan bahwa proses pembelajaran ada


umumnya perlu sekali ditekankan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian
sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan
pengalaman peserta didik.

2. Konstruktivisme

Aliran filsafat konstruktivistime memahami belajar sebagai proses pembentukan


(konstruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri.

3. Humanisme

Aliran filsafat humanisme melihat peserta didik dari segi keunikan/kekhasannya,


potensinya, dan motivasi yang dimilikinya Peserta didik selain memiliki kesamaan juga
memiliki kekhasan

PSikologis terutama berkaitan dengan psikologiperkembangan peserta didik dan


psikologi/teori belajar.

1. Teori Piaget.

Jean Piaget (1896-1980) melihat perkembangan peserta didik dari dimensi


perkembangan kognitif, dalam hal ini terdapat dua proses yang mendasari perkembangan
individu dalam memahami objek yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Piaget
menggelompokkan perkembangan anak dari perspektif perkembangan kognitif atas empat
tahap, yaitu (1) tahap sensorimotor, (2) tahap pra operasional, (3) tahap operasional
konkret, dan (4) tahap operasional formal (Woolfolk:2009: 53).

2. Teori Montessori

6
Maria Montessori (1870 – 1952) menggelompokkan 9 (sembilan) tahap
perkembangan anak yaitu:

a. Usia 1,5 tahun

b. Usia 1,5–3 tahun

c. Usia 1,5–4 tahun

e. Usia 2,5–6 tahun

f. Usia 3–6 tahun, peka terhadap pengaruh orang dewasa.

g. Usia 3,5 – 4 tahun mulai mencoret-coret.

h. Usia 4 – 4,5 tahun, indra peraba mulai berkembang.

i. Usia 4,5 – 5,5 tahun, mulai tumbuh minat membaca (Yus, 2011:14).

3. Teori Freud

Sigmund Freud (1856–1939) adalah pencetus teori psikoanalisis. Freud membagi


tahapan perkembangan anak pada lima tahap yaitu: (1) fase oral, (2) fase anal, (3) fase
phalic, (4) fase latency dan (5) fase genital (Santrock, 1997:38).Fase oral (usia 0 – 1
tahun) adalah fase di mana kepuasan fisik dan emosional berfokus pada daerah sekitar
mulut. Fase anal (usia 1 – 3 tahun) adalah fase di mana sensasi dari kesenangan berpusat
pada daerah sekitar anus dan segala aktivitas yang berhubungan dengan anus. Fase
phalic (usia 3 – 6 tahun) adalah fase di mana alat kelamin merupakan bagian
palingpenting, anak sangat senang memainkan alat kelaminnya yang terkadang-kadang
dilakukannya untuk membuat orang tuanya tidak senang.

Fase latency (usia 7 – 10 tahun) adalah fase di mana kebutuhan seksual anak
sudah terlihat lagi, anak lebih tertarik akan kegiatankegiatan yang melibatkn fisik dan
kemampuan intelektualnya yang disalurkan di sekolah dan olah raga.fase genital (usia 11
– dewasa) adalah fase di mana mulai ada ketertarikan pada lawan jenis, mulai menjalin
hubungan dengan teman yang memiliki jenis kelamin berbeda, belajar menyayangi,
mencintai, butuh akan kasih sayang dan dicintai teman lawan jenis.

7
B. Landasan Praktis

Landasan praktis berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya


terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam
pelaksanaan pembelajaran terpadu. pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh landasan
praktis yaitu sebagai berikut:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang
harus dimuat dalam kurikulum.

2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal
seharusnya saling terkait.

3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat
lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukanusaha kolaboratif antara berbagai
mata pelajaran untuk

memecahkannya.

4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan
pembelajaran yang dirancang secara terpadu sehingga peserta didik akan mampu berpikir
teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.

8
BAB III MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
A. Pengertian Model Pembelajaran

Trianto (2011:52) menjelaskan model pembelajaran adalah suatu perencanaan


atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka
di dalam kelas .Berdasarkan paparan ahli di atas maka dapatlah dipahami bahwa model
pembelajaran ialah suatu kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.

B. Model Pembelajaran Terpadu

Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya,
menurut seorang ahli yang bernama Fogarty sebagaimana dikutip Hernawan dan Resmini
(2005:1.21) mengemukakan bahwa terdapat sepuluh model dalam merencanakan
pembelajaran terpadu yaitu Secara singkat kesepuluh cara atau model tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:

1. Model Penggalan (Fragmented)

Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu
mata pelajaran saja.

2. Model Keterhubungan (Connected)

Pembelajaran terpadu model keterhubungan merupakan model integrasi


interbidang studi.

3. Model Sarang (Nested)

Pembelajaran terpadu tipe nested merupakan suatu pembelajaran yang


memfokuskan pada pengintegrasian beberapa ketrampilan belajar yang ingin
dikembangkan oleh seorang guru kepada peserta didiknya dalam suatu proses
pembelajaran untuk tercapainya materi pelajaran.

4. Model Urutan/ Rangkaian (Sequenced)

9
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antarmata pelajaran
yang berbeda secara paralel.

5. Model Bagian (Shared)

Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya


overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.

6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)

Pembelajaran terpadu model jaring laba-laba bertolak dari pendekatan tematik


sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran.

7. Model Galur (Threaded)

Model threaded merupakan model pemaduan bentuk keterampilan.

8.Model keterpaduan

model keterpaduan adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan


antar matapelajaran.

9. Model Celupan (Immersed)

Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan


memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan denganmedan
pemakaiannya.

10. Model Jaringan (Networked)

Terakhir, model networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang


mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk.

10
BAB IV PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU
A. Tahap Penyusunan

Dalam merancang pembelajaran terpadu setidaknya terdapat 7 (tujuh)


sebagaimana dijelaskan oleh Saud dkk (2006:73) yaitu

1. Penetapan matapelajaran.

2. Penetapan kompetensi dasar.

3. Penetapan hasil belajar.

4. Penetapan tema.

5. Penetapan keterhubungan kompetensi dasar dengan tema.

6. Penyusunan silabus pembelajaran terpadu.

7. Penyusunan satuan pembelajaran terpadu.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana yang


menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus
(Trianto, 2011:108).

1. Komponen RPP

a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.

b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema.

c. Kelas/semester.

d. Materi pokok.

e. Alokasi waktu

f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD.

g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

11
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip.

i. Metode pembelajaran

j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan


materi pelajaran.

k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar

l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan


penutup.

m. Penilaian hasil pembelajaran.

2. Prinsip Penyusunan RPP

a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi.

b. Partisipasi aktif peserta didik.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif.

d. Pengembangan budaya membaca dan menulis.

e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik.

f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran.

g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,


lintas aspek.

h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan


efektif.

12
BAB V PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
A. Pengertian Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi
belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya (Imron, 2016:119).Saud dkk
(2006:117) menjelaskan penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai atau harga
suatu objke berdasarkan ukuran tertentu.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik
adalah proses pengumpulan informasi/ bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik
dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetesi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis selama dan
setelah proses pembelajaran.

B. Tujuan dan Fungsi Penilaian

Tujuan dilakukannya penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap peserta didik adalah:

a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan


keterampilan.

b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik.

c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan


kompetensi.

d. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.

Saud dkk (2006:117) menjelaskan fungsi utama dari penilaian yaitu:

(1) sebagai alat untuk mengetahui apakah peserta didik telah menguasai sejumlah
kompetensi.

(2) sebagai umpan balik bagi perbaikan atau penyempurnaan proses pembelajaran.

Selanjutnya fungsinya penilaian hasil belajar oleh pendidik khususnya dalam kurikulum
2013 meliputi:

13
a. Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses
pembelajaran dalam satu semester.

b. Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester,
satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan.

C. Acuan dan Prinsip Penilaian

a. Penilaian menggunakan acuan kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta


didik.

b. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran
remedial.

c. Acuan kriteria menggunakan modus untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan
capaian optimum.

D.Prinsip penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus.
Prinsip umum dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah sebagai berikut:

a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik belakang
agama, suku.

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik.

e. Holistik dan berkesinambungan.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan


mengikuti langkah.

h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,


prosedur.

14
i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik
dalam belajar.

Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik berisikan prinsip-prinsip
penilaian autentik yaitu;

a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.

b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.

c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.

d. Berbasis kinerja peserta didik.

e. Memotivasi belajar peserta didik.

f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.

g. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.

h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

i. Mengembanses pgkan kemampuan berpikir divergen.

j. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.

k. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.

l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.

m. Terkait dengan dunia kerja.

n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.

15
BAB VI PEMBELAJARAN TERPADU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan A Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-
ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabangcabang ilmu-ilmu sosial
(sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).

B. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah,


ekonomi, hukum .

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi,
sejarah.

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah
social.

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa.

5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi .

C. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa masyarakat.

D. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Model Integrasi Berdasarkan Topik

Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait,
misalnya „Kegiatan ekonomi penduduk‟.

16
2. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama

Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada potensi utama
yang ada di wilayah setempat; sebagai contoh, “Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan
Wisata”.

3. Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan

Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah berdasarkan permasalahan
yang ada, contohnya adalah “Pemukiman Kumuh”.

E. Perencanaan Pembelajaran Terpadu

Untuk menyusun perencanaan pembelajaran terpadu perlu dilakukan langkah-langkah


berikut ini:

(1) pemetaan kompetensi dasar

(2) penentuan topic

(3)penjabaran (kompetensi dasar ke dalam indikator sesuai topic)

(4) pengembangan silabus

(5) penyusunan desain/rencana pelaksanaan pembelajaran.

F. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

1. Kegiatan Pendahuluan (Awal)

Kegiatan pendahuluan (introduction) pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus
ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran terpadu.

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

Kegiatan inti merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan pembelajaran terpadu yang
menekankan pada proses pembentukanpengalaman belajar peserta didik (learning
experiences).

3. Kegiatan Akhir (Penutup) dan Tindak Lanjut

17
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk
menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan
kegiatan tindak lanjut.

G. Penilaian

Teknik penilaian merupakan cara yang digunakan dalam melaksanakan penilaian tersebut.
Teknik-teknik yang dapat diterapkan untuk jenis tagihan tes meliputi:

(1) Kuis

(2) Tes

H. Implikasi Pembelajaran Terpadu

1. Guru

2. Peserta didik

3. Bahan Ajar

4. Sarana dan Prasarana

18
BAB VII PEMBELAJARAN TERPADU ILMU PENGETAHUAN ALAM
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.

Hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena ,serta hubungan sebab akibat yang
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA
bersifat open ended;

2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;

3. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;

4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

B. Karakteristik Bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam

Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu:

1. Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati.

2.Kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati,dan kemampuan menguji


tindak lanjut hasil.

3. Dikembangkannya sikap ilmiah.

4. Memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatanpembuatan alat


sederhana.

C. Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

2. Meningkatkan minat dan motivasi.

3. Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus.

19
D. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu IPA

Kekuatan/manfaat yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara


lain berikut:

1. penghematan waktu, karena ketiga bidang kajian tersebut (Energi dan perubahannya)

2. Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antar makhluk hidup.

3. Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik.

4. Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata.

E. Pemaduan Konsep Dalam Pembelajaran IPA

Pembelajaran terpadu diawali dengan penentuan tema, karena penentuan tema akan
membantu peserta didik dalam beberapa aspek yaitu:

1. Peserta didik yang bekerja sama dengan kelompoknya akan lebih bertanggung jawab,
berdisiplin, dan mandiri.

2. Peserta didik menjadi lebih percaya diri dan termotivas dalam belajar bila mereka
berhasil menerapkan apa yang telah dipelajarinya.

3. Peserta didik lebih memahami dan lebih mudah mengingat karena mereka
„mendengar‟, „berbicara‟, „membaca‟, „menulis‟ dan „melakukan‟ kegiatan menyelidiki
masalah yang sedang dipelajarinya.

4. Memperkuat kemampuan berbahasa peserta didik. Belajar akan lebih baik bila peserta
didik terlibat secara aktif melalui tugas proyek, kolaborasi, dan berinteraksi dengan teman,
guru, dan dunia nyata.

F. Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu

1. Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan.

2. Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar

3. Penentuan tema pemersatu antar-Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

4. Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu.

20
5. Setelah membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu.

6. Menyusun silabus.

7. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

G. Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu

Pelaksanaanl pembelajaran IPA terpadu dalam hal ini adalah menjabarkan silabus menjadi
rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu, dikemas dalam kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup/tindak lanjut.

H. Penilaian Pembelajaran IPA Terpadu

Teknik-teknik yang dapat diterapkan untuk jenis tagihan tes meliputi:

(1) Kuis dan (2) Tes Harian.

I. Implikasi Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu

1. Guru.2. Peserta didi k3. Bahan Ajar 4. Sarana dan Prasarana

21
BAB VIII PEMBELAJARAN TERPADU DI SEKOLAH DASAR
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu

Kementerian Pendidikan Nasional (2006:6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik


adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.

B. Prinsip Pembelajaran Tematik

Kementerian Pendidikan Nasional (2013) menjelaskan prinsip pelaksanaan pembelajaran


Tematik terpadu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a. Berpusat pada peserta didik

b. Bersifat fleksibel

c. Pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

d. Menggunakan prinsip belajar yang menyenangkan.

e. Pembelajaran peserta didik aktif

C. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Karakteristik pembelajaran tematik menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2006:12)


adalah:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan peserta didik.

2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari


minat dan kebutuhan peserta didik.

3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil
belajar dapat bertahan lebih lama.

4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik.

5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.

22
6. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

D. Mata Pelajaran di Sekolah Dasar

1. PPKN 2. Bahasa Indonesia 3. Matematika 4. IPA5 IPS..6. Seni Budaya dan


Prakarya 7.Penjas

E. Model Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dapat dilakspeserta didikan dengan menggunakan model


pembelajaran. Forgaty (1991, 61) menyebut sepuluh model, yaitu fragmented, connected,
nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked.

F.Tahapan pengembangan RPP pembelajaran tematik

a. Memilah dan memilih Kompetensi Dasar Mata pelajaran pada Silabus yang dapat
dipadukan dalam tema tertentu untuk satu hari.

b. Memilah dan memilih kegiatan-kegiatan di dalam silabus yang sesuai dengan KD.

c. Kegiatan dalam silabus yang disiapkan untuk 3 atau 4 minggu (tergantung dengan
tema/subtema).

d. Dalam memilah dan memilih kegiatan dari silabus, guru perlu memperhatikan
keterkaitan antara berbagai kegiatan dari beberapa mata pelajaran.

e. Menentukan Indikator pencapaian kompetensi berdasarkan kegiatan di silabus yang


sudah dipilih.

f. Di dalam menyusun RPP, selain menggunakan silabus, guru bisa menggunakan buku
teks pelajaran dan buku guru serta hasil analisis KD dengan tema yang telah dilakukan.

g. Di dalam menyusun RPP, guru harus memperhatikan alokasi waktu untuk setiap
kegiatan dan kedalaman kompetensi yang diharapkan.

h. Apabila kompetensi yang akan diberikan dalam suatu tema memerlukan kemampuan
prasyarat yang belum pernah diajarkan, guru perlu mengajarkan kompetensi prasyarat
terlebih dahulu.

23
G. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran terpadu setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan yaitu
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

H. Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik

Tujuan penilaian: (1) memberikan umpan balik mengenai kemajuan belajar peserta didik
dalam kaitannya dengan kompetensinya selama proses belajar dan (2) memberikan
informasi kepada guru dan orang tua mengenai capaian kompetensi peserta didik.

I. Implikasi Pembelajaran Tematik

Implikasi pembelajaran tematik meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) pendekatan


pembelajaran, (2) pengelolaan kelas.

24
RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB I HAKIKAT PEMBELAJARAN TERPADU


A. BELAJAR, PENDIDIKAN, PEMBELAJARAN DAN SEKOLAH

Belajar : Sebagai aktivitas (proses) yang dilakukan seseorang yang menghasilkan


perubahan pada perilaku (pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilainilai) sehingga manusia
menjadi berubah (baru).

Pembelajaran :Adalah teori yang berkaitan dengan kegiatan pendidik (agent, orangtua
atau yang lainnya) membantu anak atau peserta didik merubah dirinya (pengetahuan,
keterampilan, nilai-nilai,sikap) melalui pengalaman-pengalaman belajar.

Teori belajar = learning theory

Teori pembelajaran = instruction theory atau teaching theory Konsep “Pembelajaran”

Pembelajaran menekankan pada aktivitas guru sebagai individu yang membantu peserta
didik maka:

Guru adalah fasilitator yang memiliki peran membantu anak dengan cara

menyediakan pengalaman belajar, alat, media, dan

sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sekolah : Sekolah adalah tempat belajar yang sistematis, sebagai salah satu
tempat/agent.

B. PEMBELAJARAN TERPADU

1. Pengertian Pembelajaran Terpadu

Terdapat dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang saling terkait
dan ketergantungan satu dan lainnya, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan
integrated learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang
menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap
(Wolfinger, 1994:133). Integrated berasal dari kata menyatu padukan atau
menggabungkan, atau mengintegrasikan.

25
2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

a. Pembelajaran Terpadu adalah pembelajaran yang bersumber pada suatu tema dan
menekankan keterlibatan anak dalam proses tersebut.

b. Pembelajaran terpadu menekankan pada penerapan learning by doing (anak dapat


melakukan sesuatu dengan melakukannya).

3. Prinsip Pembelajaran Terpadu

a. Hidden curriculum (kurikulum tersembunyi)

b. Subjects in the curriculum (mata pelajaran dalam kurikulum)

c. Learning environment (lingkungan belajar)

d. View of the social world (pandangan dunia social)

e. Value and attitude (nilai dan sikap)

4. Landasan Pembelajaran Terpadu

a. Landasan Filosofis

1) John Dewey: Pembelajaran Terpadu adalah proses untuk mengintegrasikan


perkembangan dan pertumbuhan anak serta kemampuan pengetahuan

2) Piaget: Proses pembelajaran yang membantu anak untuk belajar menghubungkan apa
yang telah mereka pelajari.

3) Bean: Pendekatan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam pembentukan


pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupan.

4) Jacobs: Pendekatan kurikulum yang interdisipliner.

b. Landasan Psikologis

1) Anak berkembang secara holistik

2) Perkembangan anak mengikuti tahapan yang berurutan

3) Anak tumbuh dengan kecepatan yang beragam.

26
4) Perkembangan anak yang baru berdasarkan perkembangan

sebelumnya.

5) Perkembangan bersifat kumulatif dan memiliki pengaruh yang tertunda

6) Anak memiliki masa perkembangan optimal

c. Landasan Yuridis 1) Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang


Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif2)

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang SNPAUD
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 PAUD.

27
BAB II KURIKULUM STRATEGIS
A. MATERI KURIKULUM TERINTEGRASI

1. PENGERTIAN KURIKULUM

Kurikulum dapat diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan,


yang berarti akan memiliki pengertian yang berbeda dalam setiap orang. Ada dua
pendapat mengenai konsep integrasi, menurut Fogarty (1991: xii), integrasi dapat
digambarkan sebagai penggabungan dari kemampuan (skills), tema (theme) konsep
(concept), dan topic yang dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu.

2. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

1) FRAGMENTED

Model ini berasal dari makna Fragmented yaitu terbagi. Konsep terbagi dalam model ini
bukan membagi disiplin ilmu.

2) CONNECTED

Connected memiliki arti saling terhubung seperti diumpamakan sebuah koneksi yang
masih dalam satu konsep.

3) NESTED

Setiap subyek yang dibahas, pendidik memiliki tujuan mengembangkan berbagai macam
kemampuan peserta didik seperti kemampuan sosial, kemampuan berfikir, dan
kemampuan spesifik lainnya.

4)SEQUENCED

Model ini membahas materi secara terpisah berdasarkan disipin ilmu yang dibahas namun
masih memiliki topic yang sama dalam disiplin ilmu berbeda.

5) SHARED

Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan sumber belajar
yang sama namun dibahas dari disiplin ilmu yang berbeda.

6) WEBBED

28
Model ini adalah model pembelajaran terpadu yang sangat familiar bagi guru PAUD
terutama di Indonesia.

7) THREADED

Dalam model ini terlabih dahulu guru yang akan mengampu membagi bahasan menjadi
disiplin ilmu secara luas misal IPA dan IPS.

8) INTEGRATED

Model ini menggabungkan berbagai disiplin ilmu (biasanya 4 disiplin ilmu) menjadi satuan
yang tidak terpisahkan satu dengan yang lain.

9) IMMERSED

Model pembelajaran terpadu ini memiliki tujuan mengembangkan kemampuan peserta


didik untuk aktif menemukan konsep dan memperdalam konsep tersebut.

10) NETWORKING

Model pembelajaran yang dikembangkan dilakukan dengan melibatkan ahli atau orang lain
selain guru sebagi sumber belajar.

29
BAB III PEMBELAJARAN TERPADU DI PAUD
A.PEMBELAJARAN TERPADU DI PAUD

Dengan karakteristik anak yang masih berfikir secara holistik, pembelajaran


terpadu merupakan model pembelajaran dapat diterapkan di PAUD. Pembelajaran terpadu
sendiri merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan anak, baik secara
individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta
prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Dalam pembelajaran terpadu,
memungkinkan pendidik mampu mengembangkan kemampuan peserta didik sebagai
berikut:

a. Integrating Curricullum Through Pretend and Construction Play

Bermain peran merupakan permainan yang tersusun atas beberapa kemampuan


atau elemen yang biasa dimainkan seorang diri (dengan kemampuan pemain yang
seadanya) atau kombinasi (dengan pemain yang memiliki kemampuan lebih).

b. Integrating Curricullum Through Theme Teaching

Kurikulum yang terintegrasi melalui pembelajaran tematik, menggunakan tema


untuk mengatur pengalaman anak usia dini yang belum memiliki ide yang baru.
Pembelajaran dengan tema melibatkan kreativitas dalam menyusun satuan pendidikan
seperti perencanaan aktivitas disekitar pokok bahasan. Secara tidak langsung, tema
membantu anak dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.

c. Integrating Curricullum Through Authentic Assesment

Konsep evaluasi dengan penilaian autentik, menegaskan seperti sebuah proses


pengamatan, perekaman, dan segala hal yang berkaitan dengan pendokumentasian akan
kegiatan yang dilakukan oleh anak, dan bagaimana anak melakukan kegiatan tersebut
sebagai dasar untuk menentukan hasil dari pendidikan yang memberikan pengaruh
terhadap anak.

30
BAB IV PERENCANAAN PEMBELAJARAN TERPADU TEMATIK
A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN TERPADU TEMATIK

Apa yang dilakukan dalm perencanaan pembelajaran terpadu dengan


tema?Terlebih dahulu tentukan tema, kenapa? Karena tema dijadikan sebagai pemersatu
kegaiatan.Bagaimana tema ditentukan? Penentuan Tema harus memperhatikan hal-hal
berikut ini:

1. Relevansi tema dengan kehidupan anak

2. Tema mampu membuat anak terlibat dalam kegiatan pembelajaran

3. Tema memberikan keberagaman dan keseimbangan dalam kurikulum

4. Sesuaikan dengan media pembelajaran yang ada

5. Tema mampu menginspirasi anak akan suatu project Setelah tema ditentukan.

Bila tema sudah ditentukan apa yang harus dilakukan? Tahapan pembelajaran terpadu
melalui tema model Webbing Creating information Base:

1. Pilihlah Tema

2. Gunakan Referensi buku untuk menggali tema

3. Buatlah daftar sub topik yang menarik untuk dibahas

4. Berdasarkan pemahaman pendidik akan ketertarikan dan kemampuan anak tentukan


gambaran secara umum.

Developing Activity Ideas:

1. Brainstrom aktivitas

2. Tandai setiap aktivitas dengan memilih salah satu dari ke enam domain di kurikulum
yang telah dijelaskan..

3. Pastikan setiap aktivitas merepresentasikan kegiatan eksplorasi, penjelajahan, dan


pemecahan masalah.

Making Plan

31
1. Laksanakan ide yang telah ditentukan dan gabungkan beberapa tema yang saling
berhubungan dengan rencana yang telah disusun

2. Periksa rencana kegiatan untuk memastikan tema menghubungkan 3 aktivitas di setiap


hari

3. Jika ada kegiatan khusus pastikan kegiatan tersebut sesuai dengan tema yang dibahas

4. Pertimbangkan persoalan didalam kelas yang dapat digunakan untuk memperkuat


tema, libatkan orang dewasa (orang tua) dan buatlah kegiatan spesial

5. Rencanakan bagian dari setiap kelompok untuk fokus dalam tema setiap hari

6. Buatlah keputussan akhir akan rencana yang telah dibuat

7. Setelah rencana lengkap, siapkan berbagai macam barang yang diperlukan.

8. Buatlah suasana tema didalam kelas dengan menyiapkan gambar, CD, video, buku,
lagu atau hal yg lainnya.

1. Perluas rencana yang telah disusun dengan kegiatan yang bersifat spontan agar anak
memahami konsep yang ingin dibahas dengan cara mengeksplorasi

2. Analisis pemahaman anak akan ketertarikan terhadap tema melalui observasi, tanya
jawab, atau diskusi kelompok.

3. Bantu anak merefleksikan pemahaman akan tema baik dalam konten maupun proses.

4. Perluas tema jika ketertarikan anak semakin tinggi

5. Tanyakan kepada anak apa yang ingin diketahui lebih banyak tentang tema yang
dibahas.

6. Bangunlah komunikasi dengan orang tua atau keluarga akan tema yang sedang
dibahas

7. Evaluasi tema yang telah dilaksanakan.

32
BAB V PEMBELAJARAN SENTRA
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN SENTRA

Model yang dikembangkan Creative Curiculum mengelola kegiatan pembelajaran


yang seimbang antara bimbingan guru dengan inisiatif anak. Model ini dikenalkan di
Indonesia oleh Dr. Pamela Phelp dari CCCRT Florida. Dukungan guru memfasilitasi anak
mengembangkan kecakapan berpikir aktif dan anak diberi keleluasaan untuk melakukan
berbagai kegiatan untuk mendapatkan pengalaman tentang dunia sekelilingnya. Sentra
yang dikembangkannya tidak berbeda dengan sistem area. Perbedaan tampak dalam
pengelolaan kelas. Dalam model sentra anak bebas memilih bermain yang disiapkan
dalam satu sentra.

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN SENTRA

1. Pijakan main

a. Dalam teori belajar Koginitif yaitu Vygotsky, proses belajar dan proses pertumbuhan
anak perlu diberikan scaffolding(pijakan) atau mediated learning untuk belajar memahami
suatu konsep melalui pemecahan masalah.

b. Konsep scaffolding atau pijakan dalam pembelajaran anak usia dini dilakukan oleh guru
pada aktivitas bermain anak.

c. Pijakan main dalam sebuah proses pembelajaran anak usia dini terdiri dari: pijakan
lingkungan, pijakan awal main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main.

2. Pijakan lingkungan main

a. Pijakan ini dilakukan agar bahan-bahan dalam lingkungan main anak tercukupi.

b. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan lingkungan main adalah
setiap anak memiliki kesempatan untuk bermain dalam tiga tempat, disusun rencana
intensitas anak dalam bermain di setiap tempat, pengalaman yang akan diperoleh anak
selama bermain.

c. Dalam setiap tempat main tersedia permainan yang mendukung tiga jenis main (semi
motor, pembangunan, dan main peran).

33
3. Pijakan awal main

Pada pijakan awal main sebaiknya berisi aktivitas ringan yang mengaitkan
pengalaman dengan sumber belajar seperti membaca buku atau mendatangkan
narasumber, kegiatan yang memberikan kesempatan bagi anak untuk meningkatkan
kemampuan bahasa seperti menggabungkan kosakata baru, penjelasan tentang
penggunaan bahan permainan, aturan main dan makna permainan, penjelasan keterkaitan
rangkaian permainan, aktivitas agar anak berhasil dalam menjalin hubungan sosial dalam
kegiatan bermain, dan penjelasan tentang urutan transisi main.

4. Pijakan awal main

Pada pijakan awal main sebaiknya berisi: Aktivitas ringan yang mengaitkan
pengalaman dengan sumber belajar seperti membaca buku atau mendatangkan
narasumber, kegiatan yang memberikan kesempatan bagi anak untuk meningkatkan
kemampuan bahasa seperti menggabungkan kosakata baru, penjelasan tentang
penggunaan bahan permainan, aturan main dan makna permainan, penjelasan keterkaitan
rangkaian permainan, aktivitas agar anak berhasil dalam menjalin hubungan sosial dalam
kegiatan bermain, dan penjelasan tentang urutan transisi main.

5. Pijakan saat main

Pada pijakan saat main sebaiknya berisi:iPijakan saat main adalah aktivitas yang
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengelola dan menambah pengalaman
mainnya. Pada aktivitas ini guru dapat: memberi contoh cara berkomunikasi yang sesuai,
menambah dan memperkuat bahasa anak, meningkatkan kemampuan sosialisasi anak,
serta mengobservasi dan mendokumentasikan kemajuan perkembangan anak.

6. Pijakan setalah main

Pada pijakan setelah main sebaiknya berisi: Pijakan setelah main atau disebut
dengan recalling adalah kegiatan yang dilakukan di akhir permainan atau penutup dengan
aktivitas yang dilakukan guru dengan memberikan: dukungan kepada anak dengan
menceritakan kembali kegiatan main dan mengembalikan kembali bahan permainan.
Aktivitas mengembalikan bahan permainan dapat mengembangkan kemampuan anak
dalam mengelompokkan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat.

34
Karakteristik Sentra;

1. Sentra IMTAQ

Pada sentra ini, tersedia pembelajaran yang menekankan pada pengenalan


konsep Ke Tuhanan, kegiatan ibadah, serta nilai dan aturan agama. Anak dapat mengenal
melalui kegiatan main yang disediakan dalam sentra. Peralatan yang disediakan dalam
sentra ini meliputi: peralatan ibadah; puzzle dengan tema agama; alat menggambar dan
menulis; playdough; kartu huruf tema keagamaan; serta miniatur keagamaan.

2. Sentra Persiapan

Sentra persiapan adalah sentra yang disetting agar anak mampu membangu
konsep untuk berpikir sistematis atau berurutan, mengklasifikasi, menghubungkan, konsep
dasar keaksaraan, mandiri, dan kerjasama. Dalam sentra ini peralatan main yang
disediakan, yaitu: bahan untuk anak belajar tentang klasifikasi, urutan, ukuran, dan
hubungan seperti mozaik, halma, manik-manik, puzle, dan geometri

.3. Sentra Balok

Pada sentra balok, anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan


kemampuan dalam berpikir sistematis dengan bahan main pembangunan terstruktur.
Secara khusus, anak dapat meningkatkan kemampuan dalam konstruksi dan membangun
konsep bermain sendiri dan berkelmpok. Anak juga mampu membangun keterampilan
dalam merencanakan dan membangun suatu benda melalui simbol-simbol balok.

4. Sentra Balok

Meskipun permainan di dalam sentra balok lebih banyak diidentikkan dengan


permainan yang mengembangkan kemampuan kognitif, anak juga dapat belajar untuk
pengembangan kemampuan keterampilan sosial yaitu kerjasama dalam kelompok besar
atau kecil.

5. Sentra Main Peran Besar

Sentra main peran besar dapat disebut dengan main drama, role play, simbolik,
make believe, fantasi, imajinasi, atau pura-pura. Pada sentra ini anak mampu
mengembangkan kemampuan keterampilan sosial dan berbahasa.

35
6. Sentra Main Peran Kecil

Sentra main peran kecil hampir sama dengan sentra main besar, namun yang
membedakan antara keduanya adalah peralatan yang digunakan lebih kepada alat main
dengan ukuran kecil seperti boneka orang atau binatang, rumah boneka, dan asesoris
permaian (mobil, pohon, dan alat transportasi).

7. Sentra Bahan Alam

Sesuai dengan namanya, sentra bahan alam merupakan tempat yang


memebrikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kemampuan sensori motor.

8. Sentra Seni

Kemampuan yang dapat dikembangkan dalam sentra seni adalah perkembangan


keterampilan motorik halus, kreativitas, mengenalkan nilai estetik, menghargai karya seni,
dan bekerja secara sistematis.

36
BAB III PEMBAHASAN
A.Pembahasan Isi Buku
a. Pembahasan BAB I tentang definisi Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu menurut buku utama adalah pendekatan dalam pembelajaran


dengan mengintegrasikan beberapa materi ajar atau beberapa mata pelajaran yang terkait
secara harmonis untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik.

Beane (1995:615) menjelaskan pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang


memadukan beberapa pokok bahasan. Keterpaduan dalam pembelajaran tersebut dapat
dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek materi belajar, dan aspek kegiatan
pembelajaran.

Sedangkan menurut buku pembanding Pembelajaran Terpadu adalah pembelajaran yang


bersumber pada suatu tema dan menekankan keterlibatan anak dalam proses tersebut.

Berdasarkan ketiga definisi maka pengertian pembelajaran terpadu adalah pembelajaran


yang memadukan beberapa materi yang dapat dilihat dari aspek waktu ,materi belajar
,aspek kegiatan secara harrmonis untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna
kepada peserta didik.

b. Pembahasan BAB II dibuku utama tentang Landasan Pembelajaran Terpadu yaitu


filosofis,psikologis dan praktis.Landasan filosofis menjadi landasan utama yang melandasi
aspek lainnya.Sedangkan buku pembanding membahas tentang kurikulum terintegrasi.

c.Pembahasan BAB III dibuku utama tentang Model Pembelajaran Terpadu yang terdiri
dari 10 bentuk yaitu penggalan (fragmented) ,keterhubungan (connected) ,sarang
(nested),rangkaian (sequenced) ,bagian (shared) ,jaringan laba laba (webbed) ,galur
(threaded) ,keterpaduan (integrated) ,celupan (immerse) ,dan jaringan
(networked).Sedangkan buku pembanding membahas tentang Pembelajaran Terpadu Di
Paud yang meliputi integrating curriculum through pretend and construction play
,integrating curriculum through theme teaching ,dan integrating curriculum through
authentic assessment.

d.Pembahasan BAB IV dibuku utama tentang Perangkat Pembelajaran Terpadu yang


terdiri dari tahap penyusunan (mata pelajaran ,kompetensi dasar ,hasil belajar

37
,tema),Silabus,dan RPP.Sedangkan buku pembanding membahas tentang Perencanaan
Pembelajaran Terpadu Tematik yaitu menggunakan tema yang sesuai dengan katakteristik
peserta didik.

e.Pembasan BAB V dibuku utama tentang Penilaian Dalam Pembelajaran Terpadu untuk
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap,dan untuk memperbaiki proses
pembelajaran pada semester berikutnya.Sedangkan buku pembanding membahas tentang
Pembelajaran Sentra untuk mendapatkan pengetahuan dari sekitarnya.

B.Kelebihan dan Kekurangan Buku


KELEBIHAN
BUKU
No. Dilihat dari Aspek BUKU UTAMA
PEMBANDING
1 Tampilan buku ( face value) *Mencantumkan *Mencantumkan
judul, nama judul, nama
pengarang, tahun pengarang, tahun
dan penerbit di dan penerbit.
sampul yang *Sangat menarik
mudah dibaca. karena bnyak
*Tampilan cover menyantumkan
bagus daftar gambar.

2 Layout dan tata letak, serta *Sederhana, *Bagus dan rapi.


tata tulis, termasuk Bagus dan rapi. Menggunakan
penggunaan font * Mudah dilihat banyak jenis font
dan tidak susah sehingga lebih
mencari halaman menarik untuk
buku. dibaca.
*Font yang *Mudah dilihat
digunakan juga dan tidak susah
mudah dibaca. mencari
halamannya.

38
3 Isi buku *Menjelaskan *Mencatumkan
secara detail Riwayat penulis.
tentang *Memaparkan
Pembelajaran kompetensi
Terpadu. pembelajaran dan
*Menjelaskam indikator
dengan jelas penilaian setiap
setiap sub sub bab bahasan.
bahasan pada
setiap bab.
4 Tata bahasa *Bahasa yang *Bahasa yang
digunakan mudah digunakan mudah
untuk di pahami. untuk di pahami.

KEKURANGAN
BUKU
No. Dilihat dari Aspek BUKU UTAMA
PEMBANDING
1 Tampilan buku ( face value) *Tidak memuat *Tidak
daftar gambar. mencantumkan
biografi penulis.
2 Layout dan tata letak, serta *Hanya *Hanya
tata tulis, termasuk menggunakan 1 menggunakan 1
penggunaan font jenis font. jenis font.
3 Isi buku *Tidak *Tidak
mencantumkan mencantumkan
kompetensi terjemahan jika
pembelajaran dan ada penggunaan
indicator bahasa asing.
penilaian setiap
sub bab bahasan.

39
4 Tata bahasa *Ada beberapa *Ada beberapa
penggunaan penggunaan
bahasa asing yang bahasa asing
mungkin tidak yang mungkin
dimengerti orang orang lain tidak
lain. mengerti.

40
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Terpadu adalah pembelajaran yang
memadukan beberapa materi yang dapat dilihat dari aspek waktu ,materi belajar ,aspek
kegiatan secara harrmonis untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna kepada
peserta didik.

B.Rekomendasi
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang telah ditelaah, maka terdapat
rekomendasi yang yang disampaikan untuk penulis.Buku ini seharusnya buku ini
diterbitkan lagi namun dengan perbaikan-perbaikan seperti menggunakan kata-kata dan
istilah-istilah yang mudah dimengerti oleh pembaca, memaparkan sejarah dengan alur
yang jelas dan tidak mengacak, desain cover dibuat dengan menarik agar pembaca
merasa terangsang untuk membacanya, serta memberikan identitas buku yang lengkap.
Selain itu, dengan menerbitkan kembali buku yang lebih berwarna, maka akan lebih
merangsang pembaca untuk membaca dan menyimaknya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Ananda,, Rusydi dan Abdillah (2018), Pembelajaran Terpadu. Medan : Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan

Pramudyani, Avanti Vera Risti (2017). Buku Ajar Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta:
Surya Cahaya

42
LAMPIRAN
1.Cover

43
2.Halaman judul

44
3.Halaman penerbit

45
4.Kata pengantar

46
47
5.Daftar isi

48
49
50
6.Biografi penulis

51
52
53

Anda mungkin juga menyukai