Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REVIEW

DISUSUN OLEH:

NAMA: NAILA SYNTA RAMADANI


NIM: ( 2233311035 )
KELAS: PBSI F 2023
MATA KULIAH: PROFESI KEPENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU: ALBERT PAULI SIRAIT,S.Pd,M.Hum

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dengan menyebut nama Allah SWT


yang maha Pengasih lagi maha penyayang,kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
critical book review mata kuliah Profesi Kependidikan ini. Critical book review ini telah penulis
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan critical book review ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan critical book review ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki critical book review ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak kekurangan
dalam critical book review ini. Semoga Critical Book Review sederhana ini dapat di pahami bagi
siapa pun pembacanya. Sekiranya Critical Book Review ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun bagi orang yang membacanya.

Medan,Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review..................................................1


B. Tujuan Critical Book Review ................................................................................1
C. Manfaat Critical Book Review .............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2

A. Analisis Buku..........................................................................................................2
B. Ringkasan Buku .....................................................................................................3

BAB III PENILAIAN BUKU..........................................................................................26

A. Kelebihan ..............................................................................................................26
B. Kekurangan ..........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.PENTINGNYA CRITICAL BOOK REVIEW

Salah satu cara meningkatkan ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok
bahasanya adalah dengan mengeritik buku. Mengeritik buku (critical book review) adalah suatu
tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku,baik berupa buku fiksi ataupun nonfiksi,
juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap suatu isi buku.
Critical book review dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu
buku,melainkan untuk menjelaskan apa adanya suatu buku,yaitu kelebihan atau kekurangan
buku,apa yang menarik dari buku tersebut bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara
berfikir kita dan menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu Dengan kata
lain,melalui critical book review dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku
yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku Maksud dari penulisan makalah
berupa critical book review ini adalah untuk mengembangkan budaya membaca berfikir sistematis
& kritis,dan mengekspresikan pendapat.

B. TUJUAN CRITICAL BOOK REVIEW

1. Mengulas isi buku ‘Profesi Kependidikan’.

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami isi buku.

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku.

4. Memenuhi tugas mata kuliah ‘Profesi Kependidikan’.

C. MANFAAT CRITICAL BOOK REVIEW

1. Membantu pembaca dalam memahami isi buku.

2. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritikalisasi sebuah buku.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.ANALISIS BUKU

➢ Judul: Profesi Kependidikan


➢ Penulis: Prof. Dr. Wildansyah Lubis, M.Pd, Dr. Aman Simaremare, M.S. Mirza Irawan,
S.Pd., M.Pd., Kons.Nindya Ayu Pristanti, S.Pd., M.Pd.
➢ Penerbit: UNIMED PUBLISHER
➢ Kota Terbit: Medan
➢ Tahun Terbit: 2024
➢ Halaman: 190
➢ ISBN: -

2
B. RINGKASAN BUKU

BAB 1

KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Pengertian Profesi

Istilah profesi mungkin sering Anda dengar dalam kehidupan sehan hart. Terkadang
masyarakat di lapangan sering menyebut pekerjaan sebagai profeu. Ada banyak pengertian dari
kata profesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), profesi diartikan sebagai bidang
pekerjaan yang dilandası pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
Hal ini memperlihatkan bahwa meskipun profesi itu merupakan sebuah pekerjaan, namun ndak
semua pekerjaan merupakan perofesi

Sama halnya dengan KBBI. Djam Satori (2003 1-2) menyatakan bahwa profesi adalah
suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dan para anggotanya Dua definısı
ını memiliki kata kunci yang sarna yaitu adanya keahlian. Maka darı definisi tersebut muncul
pertanyaan apa yang dimaksud dengan pendidikan keahlian? Apa saja contoh pendidikan
keahlian? Benarkah tidak semua pekerjaan butuh pendidikan keahlian?.

Merujuk kembali kepada KBBI, keahlian memiliki pengertian kemahiran dalam suatu ilmu
(kepandaian, pekerjaan). Sedangkan Pendidikan menurut UU sisdinas 2013 diartikan sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian dırı, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bngsa dan negara. Maka jika kita satukan pendidikan keahlian
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik menjadi mahir dalam suatu ilmu tertentu. Maka yang menjadi kunci perbedaan dari
pekerjaan di luar profesi adalah bahwa dalam sebuah profesi perlu ada pendidikan keahlian yang
dilakukan secara sadar serta direncanakan, baik oleh pemerintah maupun swasta.

3
B. Ciri-Ciri Profesi

Profesi dan pekerjaan merupakan dua istilah kata dengan makna berbeda. Sebuah fakta
yang mengejutkan karena sebagian besar orang sering salah kaprah dalam mengucap atau
memakai kedua istilah tersebut. Apa sih yang menjadi perbedaan profesi dan pekerjaan bila dilihat
dari segi-segs tertentu. Selama ini banyak orang mengira bahwa profesi adalah pekerjaan,
anggapan itu tak sepenuhnya salah ataupun benar Pada kenyataan, profesi tak hanya menyangkut
pada aktifitas sehan-harı saja tetapi aspeknya lebih luas Istilah ini sangat erat kaitannya dengan
keahlian dan pendidikan yang sudah ditempuli sebagai syarat bekerja Akan tetapi keahlian yang
diperoleh danı jenjang pendidikan kejuruan belum menjadi patokan pasti sebagai syarat
memperoleh sebutan profesı yang layak Penguasaan teon secara sistematis sangat diperlukan
sebagai dasar pelaksanaan Pada intinya, hubungan antara teori harus terjalin dalam bentuk kegiatan
praktek Bisa ditarık kesimpulan bahwa profest merupakan kelompok kerja yang melaksanakan
aktifitas berdasarkan keahlian tinggi dan keterampilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Semua
yang ada harus dimanfaatkan secara tepat dengan penguasaan pengetahuan dan dısıplın etika yang
erat berkaitan dengan kelompok anggota se-profesi.

Menurut pengertian di atas maka perbedaan profesi dan pekerjaan terletak pada segi
penguasaan dan dısıplın etika dalam menerapkan keahlian, keterampilan serta pendidikan yang
sudah ditempuh. Profesi jauh lebih kompleks dan luas dari segi pengertian, adapun contohnya
seperti dokter insinyur, programmer, hakım, pengacara ataupun penasihat keuangan.

Setiap kegiatan kerja yang tidak atau menghasilkan imbalan merupakan pengertian dasar
dari pekerjaan. Tak seperti profest, ruang lingkup pekerjaan lebih sempit bahkan tak terlalu
mementingkan syarat-syarat tertentu seperti penguasaan pengetahuan dan dısıplın etika dalam
menerapkan keahlian serta keterampilan Mencari perbedaan profesi dan pekerjaan tidak begitu
sulit Berdasarkan pengamatan lebih mendalam diketahui bahwa memperoleh sebuah pekerjaan
tidak perlu latar belakang pendidikan yang lebih kompleks (teori dan praktek) dan tidak perlu
pengalaman serta pengetahuan mermadar Contoh pekerjaan adalah kuli panggul, staf operator
komputer, staf operator mesin fotokopi, buruh, tukang kebun, buruh cuci dan sebagamya.

4
Itulah perbedaan profesi dan pekerjaan menurut pengertian serta ruang lingkup masing-
masing. Seseorang yang menggeluti profesi secara serius dengan penguasaan pengetahuan dan
disiplin etika yang tinggi pantas disebut profesional Meski pekerjaan tak terlalu memandang latar
belakang pendidikan, pengalaman serta pengetahuan, namun orang yang membekalı dırı dengan
ketiga elemen tersebut punya nilai lebih.

C. Profesi Kependidikan

Kata kependidikan dalam KBBI bergabung dengan kata tenaga, menjadi tenaga
kependidikan. Tenaga kependidikan diartikan sebagai anggota masyarakat yang mampu
mengabdikan diri dalam menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan keahliannya, yang bertugas
sebagai pembimbing, pengajar, peneliti, pengelola, atau administrator pendidikan.

Dalam ketentuan umum UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 Tenaga kependidikan adalah


anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak profesi yang terlibat dalam pendidikan. Salah
satu profesi itu adalah pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dari pengertian profesi dan tenaga kependidikan maka dapat disimpulkan bahwa profesi
kependidikan adalah pekerjan bidang pekerjaan yang dilandası pendidikan keahlian dalam
penyelenggaraan pendidikan adapun yang termasuk ke dalam profesi kependidikan yaitu guru,
dosen, Kepala Sekolah, Stap TU, Pustakawan, dan istilah lain yang berperan dalam proses
penyelenggaraan pendidikan

D. Profesi Keguruan

Berkaitan dengan profesi kependidikan serta anda sebagai calon guru SD, maka
pembahasan mengerucut pada salah satu profesı yang ada dalam profesi kependidikan yaitu profesi
keguruan. Apa yang dimaksud dengan profesi keguruan?.

5
Istilah profesi telah dibahas sebelumnya yaitu bidang pekerjaan yang dilandası pendidikan
keahlian (keterampılan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Sedangkan keguruan dalam KBBI
diartikan sebagai perihal (yang menyangkut) pengajaran, pendidikan, dan metod pengajaran
Sehingga menurut KBBI profesi keguruan yaitu bidang pekerjaan yang dilandası Pendidikan
keahlian tentang pengajaran, pendidikan dan metode pengajaran.

Profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan penguasaan
pengetahuan khusus yang mendalam Robert W Rickey dalam Djaman Satori dkk(2003 119)
mengemukakan ciri-ciri profesi keguruan adalah:

1.Bahwa para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada
usaha untuk kepentingan pribadi.

2. Bahwa para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk
mendapatkan lisenst mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organısası guru.

3. Bahwa para guru dituntut untuk memılıkıpemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal
bahan ajar, metode, anak didık dan landasan kependidikan.

4. Bahwa para guru dalam organisasi profesional, memiliki peblikası profesional yang dapat
melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan slalu mengikuti perkembangan yang
terjadi.

5. Bahwa para guru, selalu diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus., workshop, seminar,
konvensı serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan

6. Bahwa para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).

E. Syarat Dan Kompetensi Guru Profesional

Berbicara tentang syarat-syarat guru profesional maka kita harus lebih banyak membaca
peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara kita, Indonesia. UU Guru dan Dosen BAB
IV tentang guru, Bagian Kesatu, Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Pasal 8 mengatakan
bahwa "Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

6
Selanjutnya pada pasal 9 disebutkan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

F. Penyikapan dan Refleksi Terhadap Kode Etik Profesi Guru

Kode Etuk Guru Indonesia menyadarı bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru
Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut bertanggungjawab atas
terwujudnya cita-cita Proklaması Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab
itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomanı dasar-dasar
sebagai berikut (AD/ART PGRI, 1994).

1.Guru berbaktı membimbing peserta didik untuk membentuk manusta Indonesia seutuhnya yang
berjuwa Pancasila

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-
mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya.

7. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan social.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

7
BAB II

MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan dapat dipahami sebagai keseluruhan Suatu kegiatan kolaboratif


pada pendidikan melalui penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan. Sumber
daya dalam konteks manajemen pendidikan adalah person (pendidik, tenaga kependidikan, siswa),
keuangan (pengeluaran dan pemasukan), materi pelajaran (materi ajar atau media pembelajaran),
metode (strategi atau metode), mesin (mesin, pabrik). pasar (pasar) (Hidayat & Machali, 2012).

Usman (2004.8), manajemen pendidikan merupakan suatu proses pengolahan sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan lingkungan belajar kreatif inovatif dan aktif dalam ranka
pengembangan potensi spiritualitas agama, disiplin diri, individualitas, kecerdasan, dan kekuatan
spiritual, karakter luhur dan ketrampılan untuk pribadi, lingkungan sekitar, bangsa, dan negara
Haroid dan Cyrilo Donnel (dalam Mulyasa, 2017) menyarankan Seorang manajer sebagai seorang
manajer merencanakan, mengorganisır, mengatur, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan
orang lain. Manajemen merupakan usaha untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan melalui
berbagai kegiatan secara koordinatif yakni perencanaan, pengorganisasian, penempatan atau
kepegawaian, pengarahan dan pengendalian banyak orang.

Luther Gulick (dalarn Nanang Fattah, 1996), manajemen pendidikan dapat disebut sebagai
ilmu la menjelaskan bahwa manajemen pendidikan disebut ilmu jika memenuhi syarat sebagai
ilmu Masih bersifat umum dan subjektif Selain itu, teon-teori manajemen pendidikan yang ada
diuji dengan pengalaman praktis, terutama di sekolah Manajemen pendidikan menjadı ilmu ketika
teori dapat membimbing administrator (kepala sekolah) dengan mengklarıfikası apa yang harus
dilakukan dalam situasi tertentu dan membern mereka kekuatan untuk memprediksı konsekuensi
darı tındakan mereka.

8
B. Fungsi Manajemen Pendidikan

Keberhasilan setiap kegiatan sekolah tergantung pada manajemen pendidikannya.


Kegiatan sekolah dapat terlaksana secara efektif jika dalam mengimplementasikan manajemen
benar, sistematis dan teratur Usman (2013:19), memaparkan fungsi manajemen pendidikan adalah:
Planing (merencanakan kegiatan), Organizing (mengorganisasikan tugas dan kewajiban anggota
lembaga), pengarahan (memberikan kepercayaan, membangun kinerja yang baik,
mengkoordinasikan kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan dari tujuan awal), Evaluası
(memonitor hasıl implemenyası kegiatan yang telah disepakatı bersama).

Fungsi manajemen pendidikan yang akrab dengan sekolah dan kalangan pendidikan
meliputi fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi bimbingan dan manajemen, dan fungsi
evaluasi. Ada juga fungsi organisasi dan fungsi personalia (staff chart) Pengelola lembaga, dalam
hal ini kepala sekolah, diupayakan dapat menguasai seluruh fungsi administrasi yang ada guna
mencapai hasil yang optimal, efektif dan efisien dalam mengelola pendidikan. Fungsi Manajemen
Pendidikan akan dirıncı dibawah ini, yakni:

1. Planning

Perencanaan adalah proses yang membantu orang membuat keputusa tentang apa yang harus
dilakukan di masa depan. Proses sini membutuhka pennan tentang apa yang perlu dilakukan,
bagaimana dan di mana suatu kegiatan perlu dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab ata
pelaksanaannya. Perencanaan adalah proses pengambilan keputusa tentang apa yang harus
dilakukan di masa depan, dan menentukas bagaimana mencapai tujuan organisasi.

2. Fungsi Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian adalah proses menciptakan hubungan antan fungsi, personel, dan faktor
fisik sehingga kegiatan yang harus dilakukan bersatu dan diarahkan pada tujuan bersama. Dalam
fungsi pengorganisasian memunculkan makna bagaimana menciptakan struktu organisasi yang
efektif, yang meliputi proses tentang bagaimana strateg dan taktık yang telah dirumuskan dalam
perencanaan dirancang dalam sistem organisasi yang cepat, kuat, dan kondusif. Selain itu, penting
untuk memastikan bahwa semua pihak dalam organisası dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Profesor ingin siswa untuk mencapai tujuan organisasi.

9
3. Pengarahan

Pengarahan membantu manajer menjaga tindakan mereka sejalan dengan tujuan yang mereka
tetapkan untuk perusahaan. Perintah dan motivas untuk tindakan ini akan diberikan oleh
merekayang memiliki otoritas.

C. Tujuan Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan sebagai proses atau sistem organisasi pendidikan sebagai upaya
untuk meningkatkan kemanusiaan dalam hubungannya dengan sistem pendidikan. Sistem
pendidikan merupakan integrasi dari berbagai unsur berkaitan dan saling bergantung untuk
melaksanakan tugas guna mencapai tujuan dari sistem tersebut. Faktor eksternal adalah siswa
memasuki sistem persekolahan dan mengalami proses pembelajaran di sekolah dan siswa lulus
dengan prestasi akademik. Diharapkan hasil dari pelatihan ini akan menghasilkan lulusan dengan
prestası yang luar biasa.

Kegiatan manajemen dalam sistem pendidikan ditujukan untuk melaksanakan proses


belajar mengajar yang berkualitas dan menghasilkan inovasi dan kreativitas. Kegiatan administrasi
ini meliputi kurikulum, manajemen kurikulum, metode penyampaian, sistem penilaian, sistem
konseling, program sumber daya manusia, program perolehan dan pemeliharaan fasilitas sekolah
dan peralatan pendidikan, program pendanaan pendidikan, program hubungan masyarakat,
program siswa, dan program organisasi., pengelolaan kelas yang optimal.

Secara umum Tujuan manajemen pendidikan dalam proses pembelajaran adalah untuk
mengembangkan sistem manajemen, meliputi administrasi dan organisasi, manajemen sumber
daya manusia, manajemen sarana dan prasarana sekolah, manajemen keuangan, manajemen media
dan perangkat pendidikan, manajemen hubungan masyarakat, dan manajemen masyarakat yang
pegelolaan pelaksanaan berupa proses pembelajaran yang relevan, efektif dan efektif. Efisien dan
membantu mencapai tujuan pendidikan.

Sedangkan Peminatan dalam melaksanakan manajemen pendidikan adalah cara yang


relevan, efektif dan efektif yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan dalam pola
struktur organisasi yang membagi tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan program,

10
pelatih, fasilitator, staf perpustakaan, dll. Menciptakan manajemen yang efisien sistem, Staf teknis,
staf komersial dan staf konstruksi yang saling berkoordinasi secara efisien dan efektif. Tujuan
pelaksanaan dalam manajemen pendidikan yakni:

1. Manajemen pendidikan memungkinkan sekolah untuk secara efektif dan efisien menerapkan
dan mengevaluasi strategi pembelajaran.

2. Administrasi pendidikan memungkinkan sekolah untuk menilai kinerja memeriksa dan


meninjau situası, dan melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terjadi penyimpangan
dalam penerapan strateg pembelajaran.

3. Manajemen pendidikan memungkinkan sekolah untuk terus memperbaru strategi yang mereka
kembangkan seiring dengan perkembangan lingkungan eksternal.

4. Manajemen pendidikan memungkinkan sekolah untuk melihat kelemahan kekuatan, peluang,


ancaman yang muncul dalam pelaksanaan yang telah direncanakan sebelumnya.

5. Manajemen pendidikan memungkinkan sekolah untuk senantiasa berinovası dalam segala


kegiatan sekolah yang positif dan menciptakan terobosan-terobosan baru, sehingga kehidupan kita
lebih tertata dan potensi serta kreativitas tenaga pengajar dan siswa dapat meningkat.

D. Standar Nasional Pendidikan

Sejatinya PP Nomor 4 Tahun 2022 merupakan perubahan atas PP Nomor 57 Tahun 2021.
Dalam PP ini pemerintah telah menetapkan 8 standar pendidikan nasional, antara lain:

1. Standar Isi

Standar ini menetapkan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam berbagai
mata pelajaran. Standar isi mencakup pemahaman konsep, keterampilan, dan sikap yang harus
dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikan yang mereka tempuh.

2.Strategi proses

Standar ini berkaitan dengan metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh
tenaga pengajar. Standar proses mencakup penyusunan rencana pembelajaran, penggunaan media
dan teknologi, serta keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran.
11
3. Standar Penilaian

Standar ini menetapkan prosedur dan kriteria penilaian yang adil dan objektif. Standar penilaian
mencakup berbagai bentuk penilaian, seperti tes, tugas, dan observasi, serta pemanfaatan hasil
penilaian untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik.

4. Standar Kompetensi Lulusan

Standar ini menetapkan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan
tingkat pendidikan tertentu. Standar kompetensi lulusan mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang didik kuasai.

E. Bidang Garapan Manajemen Pendidikan

1) .Manajemen Kurikulum

Ornstein & Hunkins (2013:8) menguraikan berbagai kurikulum. Pertama, silabus sebagai
rencana pembelajaran. yang berarti bahwa kurikulum dirancang untuk memenuhi tujuan
penguasaan Anda. Ini terdiri dari pengalaman penguasaan yang direncanakan dan diprogram dan
konsekuensi belajar yang dapat dibentuk dari rekonstruksi keahlian yang telah ditemukan siswa.

Implementasi kurikulum harus menghasilkan interaksi antara siswa dan isi kurikulum.
Interaksi ini menghasilkan pemahaman, yang diinterpretasikan menjadi pengalaman dan
kompetensi. Seorang sarjana yang dilengkapi berarti memiliki kemampuan terbaik untuk
menerjemahkan materi konten menjadi keahlian, pengalaman dan kemampuan. Biasa dengan ini,
Saylor dan Alexander (dalam Ansyar, 2015: 27) berpendapat bahwa kurikulum sebagai rencana
pembelajaran terdiri dari kegiatan sarjana untuk memahami dan menemukan jalinan secara
mandiri, tanpa atau dengan pusat pendidikan. kurikulum, kurikulum yaz terjangkau oleh
masyaraka aset pembelajaran yang pembangunan di sekitarnya.

Kurikulum sebagai RPP perlu memasukkan unsur-unsur serupa persekolahan untuk


memudahkan mengenal teknik, yang terdiri dari ruang lingkup pelajaran, rangkaian isi
pembelajaran, pembelajaran olahraga, teknik, metode dan teknik mengenal, bukan seni lukis.
Sebagai alternatif, sebagai RPP, kurikulum mengutamakan olahraga administratif (olahraga
akademik) di atas metode pengajaran murid. Teknik akademik harus diterapkan dalam manajemen

12
kurikulum sehingga perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum yang kuat, efisien, dan
optimal untuk meningkatkan aset pembelajaran yang beragam, studi studi, dan aditif kurikulum.

13
BAB III

SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Konsep Supervisi Pendidikan

Supervisi adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka
membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Menurut bentuk perkataannya, supervisi terdiri
dari dua buah kata super vision Super atas, lebih, Vision lihat, tilık, awasi. Makna yang terkandung
dari pengertian tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari
orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-orang yang
disupervisi

Supervisı yang dilakukan oleh kepala sekolah ditujukan untuk memberikan pelayanan
kepada guru dan tenaga kependidikan dalam melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif
dan efisien serta mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan. Supervisi ditujukan pada dua
aspek, yakni manajerial dan akademik Supervisi manajerial (tenaga kependidikan)
menitikberatkan pada pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan pada aspek-aspek pengelolaan
dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya
pembelajaran. Sementara supervisi akademik memtikberatkan pada pemantauan, pembinaan, dan
pembimbingan pengawas sekolah terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran baik di dalam
maupun di luar kelas.

Pengertian yang lebih luas tentang supervisi adalah pemberian bantuan professional
kesejawatan yang dilakukan melalui dialog kajian terhadap masalah pendidikan untuk menemukan
solusi dalam meningkatkan kemampuan professional kepala sekolah, guru dan staf sekolah lainnya
guna mempertinggi kinerja sekolah menuju tercapainya mutu pendidikan yang lebih baik
(Sudjana, 2011) Pengertian tersebut tidak hanya ditujukan kepada perbaikan mutu pembelajaran
yang dilakukan guru, melainkan juga kepada kepala sekolah sebagai administrator sekolah, dan
tenaga administrasi sekolah sebagai pendukung keberhasilan sekolah Bantuan itu bisa datang dari
atas yang lebih tinggi dari pihak sekolah seperti dari kantor dinas pendidikan buk tingkat

14
kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi bahkan dari kementerian pendidikan dan kebudayaan yang
berkompeten untuk menjalankan tugas supervısı pendidikan.

Tujuan umum kegiatan supervisi pendidikan di sekolah adalah (1) membantu kepala
sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujum pendidikan yang sebenarnya dan peranan
sekolah mencapai tujuan itu, (2) memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang efektif. (3) membantu
kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan
kesulitan mengajar belajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan, (4)
meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata
kerja yang demokratis dan kooperatif serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong. (5)
memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu layanannya secara maksimal dalam
bidang profesinya (keahlian) meningkatkan motivasi berprestasi, (6) membantu pimpinan sekolah
untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat dalam mengembangkan program- program
pendidikan, (7) membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluası aktivitasnya
dalam konteks tujuan-tujuan aktivitas perkembangan peserta didik, dan (8) mengembangkan
"semangat korps" guru- guru yaitu adanya rasa kesatuan dan persatuan (kolegialitas) antar guru-
guru (Ametembun, 1981).

Darı uraian di atas dapat diketahui bahwa supervisi pendidikan di sekolah sasarannya
terdiri dari dua aspek besar yakni supervisi pembelajaran (akademik) terhadap guru dan supervisi
manajerial terhadap tenaga kependidikan. Uraian berikut ini pembahasan tentang supervisı
akademik dan supervisi tenaga kependidikan atau supervisi manajerial di sekolah

B. Supervisi Akademik (Supervisi Guru)

1). Konsep Supervisi Akademik

Inti dari penyelenggaraan pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran.


Pembelajaran yang berkualitas hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang berkualitas pula. Salah
satu kegiatan penting dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas guru adalah supervisi
kepada guru. Supervisi kepada guru biasa disebut dengan supervisi akademik atau supervisi
pembelajaran. Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru

15
mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kompetensi paedagogik dan profesional, yang muaranya kepada peningkatan mutu
lulusan peserta didik (Glickman:2007). Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajaran (Daresh, 2001). Kegiatan supervisi
akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ditujukan kepada guru dengan tujuan
memberikan bantuan profesional, selain itu supervisi akademik juga bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi profesional maupun kompetensi paedagogik yang akan berdampak
pada peningkatan kinerja guru- guru di sekolah.

Sejalan dengan konsep supervisi akademik di atas, Neagley (1980) mengartikan supervisi
sebagai bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada guru dalam bidang instruksional, belajar
dan kurikulum dalam usahanya mencapai tujuan sekolah. Hal senada dikemukakan Kimbal Wiles
(1956) menyatakan bahwa supervisi adalah bantuan yang diberikan dalam pengembangan situasi
belajar mengajar yang lebih baik. Supervisi akademik adalah kegiatan membantu guru untuk
menghasilkan perbaikan proses belajar mengajar (Wilem Mantja, 2007; Ross L, 1980; Glickman,
1981), aktivitasnya fokus terhadap terlaksananya kegiatan belajar mengajar di kelas (Arikunto,
2012). Supervisi akademik adalah pembinaan kepada guru dengan maksud untuk memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan mereka mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik
dalam rangka mencapai tujuan sekolah secara efektif (Purwanto, 1987; Ametembun, 1981, Oteng
Sutisna, 1982; Sergiovani, 1971; Satori, 2004), dengan cara menstimulasi, koordinasi, dan
bimbingan yang berlangsung terus menerus (Sagala, 2010), dengan prinsip saling menghormati/
saling menghargai antara supervisor dengan guru (Click dan Karkos, 2008).

C. Supervii Manajerial (Tenaga Kependidikan)

1) .Konsep Supervisi Manajerial

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa supervisi adalah kegiatan pengawasan yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya
guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di
sekolah Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah ditujukan untuk memberikan pelayanan
kepada guru dan tenaga kependidikan dalam melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif

16
dan efisien serta mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan Supervisi ditujukan pada dua
aspek, yakni manajerial dan akademik. Supervisi akademik telah dijelaskan di atas, maka uraian
berikut akan disajikan terkait dengan supervisi manajerial (tenaga kependidikan) yang titik
beratnya ditekankan pada pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan pada aspek-aspek
pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting)
terlaksananya pembelajaran.

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU No. 20 tahun 2003 psl 1, BAB | Ketentuan
Umum). Tenaga Kependidikan merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
administrası, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan (UU No.20 ΤΗΝ 2003, PSL 39 (1), Tenaga Administrasi
Sekolah/TAS (kepala TAS, pelaksana urusan, tenaga layanan khusus), Tenaga perpustakaan
(Kepala Perpustakaan, tenaga perpustakaan), dan Tenaga laboratorium (Kepala laboratorium,
teknisi laboratorium, laboran).

Supervisi Tenaga Kependidikan adalah supervisi yang di laksanakan oleh kepala sekolah
kepada tenaga kependidikan yang terkait dengan pengelolaan dan administrasi pendidikan
sehingga akan menunjang proses pendidikan di sekolah.

2) .Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial (Tenaga Kependidikan)

Supervisor (kepala sekolah) harus mampu menunjukkan perilaku seorang profesional.


Pelaksanaan supervisi tenaga kependidikan harus berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Karena itu, diperlukan kelebihan dapat melihat dengan tajam
permasalahan peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahami setiap
permasalahan dan mampu memberikan alternatif untuk menyelesaikannya. Pelaksanaan supervisi
tenaga kependidikan oleh kepala sekolah dapat berjalan secara efektif apabila didukung oleh
pemahaman dan penguasaan mengenai prinsip-prinsip supervisi tenaga kependidikan.

17
BAB IV

IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI GURU MATA PELAJARAN

A. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling
untuk memfasilitasi perkembangan peserta Konseli untuk mencapai kemandirian, dalam wujud
kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan
secara bertanggung jawab sehinga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.

Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung (tatap maka) antara guru
bimbingan dan konseling atau konselor dengan konseli dan dak langsung (menggunakan media
tertentu), dan diberikan secara individual (umlah peserta didik/konseli yang dilayani satu orang),
kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah
peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas
(jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal).

Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana


Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru
Bimbingan dan Konseling/ Konselor sedangkan Guru Bimbingan dan Konseling adalah pendidik
yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan
Konseling dan memiliki kompetensi di bidang Bimbingan dan Konseling.

Konseli adalah penerima layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikandalam
rangka realisasi tugas-tugas perkembangan secara utuh dan optimalserta mencapaikemandirian
dalam kehidupannya. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan bertugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut layanan bimbingan dan
konseling

18
B. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Fungsi layanan bimbingan dan konseling terdiri dari

a. Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap
dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma agama).

b. Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serası, selaras dan seimbang seluruh aspek pribadinya.

c. Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan
dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

d. Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan karir masa depan
termasuk juga memilih program peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat,
keahlian dan ciri ciri kepribadiannya.

C. Asas dan Prinsip Bimbingan dan Konseling

1. Asas layanan bimbingan dan konseling

a. Kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru bimbingan dan konseling
merahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta didik/konseli, sebagaimana diatur
dalam kode etik bimbingan dan konseling.

b. Kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseli mengikuti layanan yang
diperlukannya

c. Keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang bersifat
terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan dan menerima informasi.

d. Keaktifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta
didik/konseli memerlukan keaktifan dari kedua belah pihak.

e. Kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang merujuk pada
tujuan agar peserta didik/ konseli mampu mengambil keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir
secara mandiri.

19
f. Kekinian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang berorientasi pada
perubahan situasi dan kondisi masyarakat di tingkat lokal, nasional dan global yang berpengaruh
kuat terhadap kehidupan peserta didik/konseli.

g. Kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang berkembang
dan berkelanjutan dalam memandang tentang hakikat manusia, kondisi-kondisi perubahan
perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan konseling sejalan perkembangan ilmu bimbingan
dan konseling.

h. Keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang terpadu
antara tunjuan bimbingan dan konseling dengan tujuan pendidikan dan nilai-nilai luhur yang
dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat.

D. Prinsip Bimbingan dan Konseling

a. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik/konseli dan tidak
diskriminatıf Prinsip ini berarti halwa bikungan diberikan kepada semua peserta didik/konseh, baik
yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, back anak-anak,
remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif

b. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuası. Setiap peserta didik bersifat unik (berbeda
satu sama lainnya) dan dinamis, dan melaku bimbingan peserta didik/konseli dibantu untuk
menjadi dirinya sendiri secara utuh.

c. Bimbingan dan konseling menekankan mlai-nilai positif. Birribengan dan konseling merupakan
upaya memberikan bantuan kepada konseli untuk membangun pandangan positif dan
mengembangkan nilai-nilai pouf yang ada pada dirinya dan lingkungannya

d. Bumbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama Bimbingan dan konseling bukan
hanya tanggung jawab konselor atau guru bimbingan dan konseling, tetapi tanggungjawab guru-
guru dan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan tugas dan kewenangan serta peran masing-
masing.

20
e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling diarahkan untuk membantu peserta didik/konseli agar dapat melakukan
pilihan dan mengambil keputusan serta merealisasikan keputusannya secara bertanggungjawab.

f. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan. Pemberian
pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga
di lingkungan keluarga.perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta,masyarakat
pada umumnya.

E. Komponen Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional yang diselenggarakan pada
satuan pendidikan mencakup komponen program, bidang layanan, struktur dan program layanan,
kegiatan dan alokasi waktu layanan. Komponen program meliputi layanan dasar, layanan
peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan sistem, sedangkan bidang
layanan terdiri atas bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Komponen program dan bidang layanan dituangkan ke dalam program tahunan dan
semesteran dengan mempertimbangkan komposisi, proporsi dan alokasi waktu layanan, baik di
dalam maupun di luar kelas. Program kerja layanan bimbingan dan konseling disusun berdasarkan
hasil analisis kebutuhan peserta didik/konseli dan struktur program dengan menggunakan
sistematika minimal meliputi: rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, komponen program,
bidang layanan, rencana oprasional.

F. Bidang Layanan

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu
bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir Pada
hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan
dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.

a. Bimbingan dan konseling pribadi

21
1). Pengertian

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada
peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan
merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya,
sehingga dapat mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.

b. Bimbingan dan konseling sosial

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga
mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.

c. Bimbingan dan konseling belajar

Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta
didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar,
terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan
belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

d. Bimbingan dan konseling karir

1) .Pengertian

Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta
didik/ konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan
pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar
informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya.

22
G. Struktur Program Layanan

a. Sistematika Program layanan.

Program layanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan disusun sekurang-


kurangnya dengan menggunakan sistematika sebagai berikut.

1). Rasional

Perlu dirumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan
program satuan pendidikan. Rumusan konsep dasar kaitan antara bimbingan dan konseling dengan
pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan iptek dan konteks sosial budaya
hidup masyarakat (termasuk peserta didik), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.

2) .Visi dan Mısı

Sajian vısı dan mısı bimbingan dan konseling harus sesuai dengan vısı dan mısı sekolah/madrasah,
oleh karena itu sajikan visi dan mısı sekolah/madrasah kemudian rumuskan visi dan misi program
layanan bimbingan dan konseling.

3). Deskripsi Kebutuhan

Rumusan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan (need assessment) peserta dıdık/konseli dan
lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-penlaku yang diharapkan dikuasai peserta
didik/konseli.

4) .Tujuan

Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta
didik/ konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.

H. Program Layanan

Program layanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan sebagai berikut:

1). Program Tahunan, yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan
mencakup komponen, strategi dan bidang layanan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing
kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.

23
2) Program Semesteran yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan
selama satu semester merupakan jabaran kegiatan lebih rinci dari program tahunan.

I. Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan

a. Kegiatan Layanan

Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan diselenggarakan oleh tenaga
pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Layanan Bimbingan
dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar kelas. Kegiatan
bimbingan dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas merupakan satu kesatuan dalam layanan
profesional bidang bimbingan dan konseling. Layanan dirancang dan dilaksanakan dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas,
serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler.

Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram berdasarkan


asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala prioritas) dilaksanakan secara
rutin dan berkelanjutan (scaffolding).

J. Plamentasi Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Guru Mata

1. Diagnostik Kesulitan Belajar

Pada umumnya, "kesulitan belajar" merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan
adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan, sehingga memerlukan usaha
yang lebih keras untuk dapat mengatasinya Prayitno, dalam buku Balan Pelatihan Bimbingan dan
Konseling (Darı "Pola Tidak Jelas ke Pola Tujuh Belas") Materı Layanan Pembelajaran.
Depdikbud (1995/1996 1-2) menjelaskan Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisı
dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya hambatan- hambatan tertentu untuk
mencapai hasıl belajar yang optimal Hambatan- hambatan tersebut mungkin dirasakan atau

24
mungkin tidak dirasakan oleh siswa yang bersangkutan. Jenis hambatan ini dapat bersifat
psikologis, sostologis dan fisiologis dalam keseluruhan proses belajar mengajar.

Dapat dikatakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami hambatan
dalam proses mencapai hasil belajarnya, sehingga prestasi yang dicapainya berada dibawah yang
semestinya. Alan O Ross (1974). mengatakan "A learning difficulty represente a discrepancy
between a chill's estimated academic potential and his actual level of academic performance".

Selanjutnya, bila dikembangkan pemahaman konsep kesulitan belajar maka pengertian


kesulitan belajar mempunyai suatu pengertian yang sangat luas dan mendalam, termasuk
pengertian-pengertian "learning disorder", "learning disabilities", "learning disfunction",
"underachiever", dan "slow learners".

Darı kesulitan-kesulitan belajar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut Learning disorder
atau kekacauan belajar adalah keadaan di mana proses belajar seseorang terganggu karena
timbulnya respons yang bertentangan. Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar adalah
mengacu kepada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasıl
belajar yang dicapai berada di bawah potensi intelektualnya. Learning disfunction, mengacu
kepada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya anak tidak
menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan-gangguan
psikologis lainnya.

2. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar (DKB)

Salah satu tugas lembaga pendidikan formal adalah menciptakan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada setiap siswa untuk mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan
kemampuan, bakat, minat dan potensi diri yang dimilikinya, dan sesuai pula dengan lingkungan
yang ada. Kenyataan masih juga dijumpai, bahwa ada sementara siswa yang memperoleh prestasi
hasil belajarnya jauh di bawah ukuran rata-rata (average) atau norma yang telah ditetapkan bila
dibandingkan dengan teman-teman dalam kelompoknya. Banyak pula dijumpai, sejumlah siswa,
secara potensial diharapkan memperoleh hasil yang tinggi, akan tetapi prestasinya biasa- biasa saja
bahka mungkin lebih rendah dari temen lain yang potensinya lebih kurang dari dirinya.

25
BAB III

PENILAIN BUKU

A.KELEBIHAN

Pengetahuan dan wawasan buku profesi pendidikan sering kali mengandung pengetahuan
dan wawasan yang mendalam tentang teori, konsep, dan praktik-praktik terbaik dalam bidang
pendidikan. Mereka dapat membantu guru dan profesional pendidikan untuk memperluas
pemahaman mereka tentang topik-topik yang relevan. Panduan praktis buku profesi pendidikan
sering kali menyediakan panduan praktis tentang bagaimana menghadapi tantangan sehari-hari
dalam mengajar dan mengelola kelas. Mereka dapat memberikan strategi, teknik, dan saran yang
berguna untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Sumber referensi buku profesi pendidikan
dapat berfungsi sebagai sumber referensi yang baik bagi guru dan profesional pendidikan. Mereka
mencakup kutipan, referensi, dan daftar bacaan yang dapat dijadikan acuan untuk memperdalam
pemahaman tentang topik tertentu. Pembaruan informasi buku profesi pendidikan yang terkini
dapat memperkenalkan pembaruan terbaru dalam teori dan praktik pendidikan. Mereka dapat
membantu guru dan profesional pendidikan untuk tetap mendapatkan pengetahuan terkini dan
mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan.

B.KEKURANGAN

Tidak selalu relevan buku profesi pendidikan mungkin tidak selalu relevan dengan konteks
pendidikan yang spesifik. Setiap lingkungan pendidikan memiliki karakteristik unik, dan buku
umum mungkin tidak selalu mencakup semua aspek yang relevan. Tidak interaktif buku profesi
pendidikan adalah sumber informasi yang statis dan tidak interaktif. Mereka tidak dapat
memberikan umpan balik langsung atau berinteraksi dengan pembaca. Beberapa aspek pengajaran,
seperti kemampuan berkomunikasi dengan siswa, mungkin sulit dipahami melalui buku saja.
Terbatas pada satu sudut pandang buku profesi pendidikan sering kali ditulis oleh satu atau
beberapa penulis dengan sudut pandang mereka sendiri.

26
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Aman Simaremare, M.S, Kons.Nindya Ayu Pristanti, S.Pd., M.Pd, Mirza Irawan, S.Pd.,
M.Pd., Prof. Dr. Wildansyah Lubis, M.Pd,2024,Profesi Kependidikan,Medan, UNIMED
PUBLISHER.

27

Anda mungkin juga menyukai