Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REVIEW

BUKU PRAKTIS BAHASA INDONESIA JILID2

DISUSUN OLEH

LIZA HANDAYANI BATU BARA


NIM 0314213033

DOSEN PENGAMPU: RINA DEVIANTY, S.S, M.Pd.

PRODI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

TA 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb. Syukur Alhamdulillah atas limpahan karunia Allah Swt
dengan izin-Nya lah reviewer dapat menyelesaikan critical book review ini tepat waktu. Tak
lupa pula penulis kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw,
beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga
akhir zaman.

Critikal book review merupakan tugas yang mengharuskan mahasiswa dalam


melihat, menganalisa, dan menilai sebuah buku dalam segi penampilan, penulisan, isi, dan
aspek tata bahasa buku. Critical Book Review ini dibuat untuk memenuhi tugas individu dari
Ibu Rina Devianty, S.S, M.Pd. pada mata kuliah Penyuntingan Bahasa.

Reviewer mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Critical book review ini masih jauh dari kata sempurna, karena
itu reviewer mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan selanjutnya. Semoga critical book
review ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.

Medan, 07 Juni 2023

Reviewer,

Liza Handayani Batu Bara

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
C. Manfaat ...................................................................................................................................... 2
D. Identitas Buku yang Direviu .................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
RINGKASAN BUKU............................................................................................................................ 3
Bab I PILIHAN KATA ..................................................................................................................... 3
Bab II KALIMAT ............................................................................................................................. 4
Bab III ISTILAH .............................................................................................................................. 5
Bab IV SASTRA ............................................................................................................................... 6
Bab V LAIN-LAIN............................................................................................................................ 7
BAB III................................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 9
A. Keterkaitan Antarbab............................................................................................................... 9
B. Kelebihan dan Kelemahan Isi Buku...................................................................................... 10
BAB IV ................................................................................................................................................. 12
PENUTUP............................................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 14
Lampiran Buku ................................................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Critical Book Review memiliki kepentingan yang signifikan dalam dunia literatur dan
pengembangan pengetahuan. Critical Book Review membantu dalam evaluasi kualitas suatu
karya, memberikan umpan balik kepada penulis, membantu pembaca dalam membuat
keputusan, mendorong dialog intelektual, dan memfasilitasi kebebasan berekspresi. Critical
Book Review membantu membentuk evaluasi kualitas suatu karya dengan melihat berbagai
aspek seperti penulisan, struktur naratif, karakterisasi, dan pesan yang disampaikan oleh
penulis. Melalui Critical Book Review, kualitas buku dapat dinilai secara obyektif,
memberikan panduan kepada pembaca potensial apakah buku tersebut sepadan untuk dibaca.

Critical Book Review juga memberikan umpan balik yang berharga kepada penulis.
Meskipun kritik bisa menjadi sulit untuk ditanggung, tinjauan yang konstruktif dapat
membantu penulis dalam mengembangkan keterampilan dan memahami bagaimana karya
mereka diterima oleh pembaca. Kritik dapat memberikan wawasan baru, perspektif, atau saran
perbaikan yang dapat membantu penulis dalam pekerjaan mereka selanjutnya. Selain itu,
Critical Book Review membantu pembaca dalam membuat keputusan tentang buku mana yang
akan mereka baca. Ketika berbagai tinjauan kritis tersedia, pembaca dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang buku tersebut dan apakah sesuai dengan minat dan
preferensi mereka. Critical Book Review juga dapat memberikan wawasan tentang tema, gaya
penulisan, atau elemen lain dalam buku yang mungkin menarik bagi pembaca.

Critical Book Review mencerminkan kebebasan berekspresi dan keanekaragaman


pendapat. Dalam masyarakat yang demokratis, orang memiliki hak untuk mengemukakan
pendapat mereka tentang karya sastra tanpa takut akan represi atau sensor. Critical Book
Review menyediakan platform untuk berbagi sudut pandang yang berbeda dan memperluas
cakupan pengetahuan. Secara keseluruhan, Critical Book Review memiliki peran penting
dalam evaluasi kualitas karya, memberikan umpan balik kepada penulis, membantu pembaca
dalam membuat keputusan, mendorong dialog intelektual, dan memfasilitasi kebebasan
berekspresi.

1
2

B. Tujuan
Alasan dibuatnya Critical Book Review ini adalah sebagai salah satu persyaratan
penyelesaian tugas,khususnya mata kuliah Penyuntingan Bahasa, serta untuk menilai kualitas
buku secara objektif. Hal ini meliputi penilaian terhadap gaya penulisan, kejelasan argumen,
struktur narasi, penelitian yang mendukung, dan keabsahan informasi yang disajikan oleh
penulis dan memberikan pembaca mengenai ringkasan yang jelas tentang isi buku tersebut.

C. Manfaat
1. Memberikan umpan balik kepada penulis yang dapat membantu penulis dalam
memperbaiki dan meningkatkan karya mereka di masa mendatang.
2. Membantu pembaca dalam pemilihan buku yang sesuai dengan minat dan kebutuhan
mereka.
3. Memperkaya pemahaman pembaca yang dibahas dalam buku dan memahami berbagai
sudut pandang yang ada.
4. Merangsang pemikiran kritis dan analisis dalam membaca
5. Meningkatkan kualitas diskusi tentang buku dan topik yang dibahas di dalamnya untuk
berkontribusi pada perkembangan pemikiran dan wacana di kalangan pembaca.

D. Identitas Buku yang Direviu


Judul : Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid2
Penulis : Dendy Sugono
Penerbit : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2011
Tebal Buku : 154 him
ISBN : 979-685-304-3
BAB II

RINGKASAN BUKU
Bab I PILIHAN KATA
Pemilihan kata merujuk pada proses memilih kata-kata yang tepat untuk digunakan
dalam komunikasi tertulis atau lisan melibatkan mempertimbangkan konteks, tujuan
komunikasi, audiens, dan nuansa yang diinginkan. Terdapat beberapa pemilihan kata, yaitu
pada kata “Nominator dan Nomine”, Dalam setiap perlombaan atau festival hampir selalu ada
beberapa orang yang diunggulkan untuk dicalonkan sebag~i pemenang. Orang atau sesuatu
yang dicalonkan sebagai pemenang itu sering disebut nominator. Kadang-kadang ada juga yang
menyebutnya nomine. Manakah di antara kedua kata itu yang tepat penggunaannya? Kata
nominator berasal dari kata kerja nominate (lnggris), berarti 'mengusulkan atau mengangkat
(seseorang) sebagai calon pemenang atau penerima hadiah', dan nominator berarti 'orang yang
mengusulkan cal on petnenang'. Oleh karena itu, penggunaan kata nominator untuk
menyatakan makna 'calon yang diunggulkan sebagai pemenang' tidak tepat. Untuk menyatakan
'orang yang dicalo~an atau yang diunggulkan sebagai pemenang', lebih tepat digunakan kata
nomine (lnggris: nominee), bukan nominator. Selain itu, kata unggulan juga dapat digunakan
untuk mengungkapkan makna itu.

Terdapat pemilihan kata pada Pemimpin dan Pimpinan, kata pemimpin dan pimpinan
sama-sama merupakan kata baku di dalam bahasa Indonesia. Kedua kata itu dapat digunakan
dalam pemakaian bahasa Indonesia dengan makna yang berbeda. Kata pemimpin mengandung
dua makna, yaitu 'orang yang memimpin' dan 'petunjuk' atau 'pedoman'. Dari maknanya yang
kedua dapat diketahui bahwa buku, misalnya, yang digunakan sebagai petunjuk atau pedoman,
selain dapat disebut buku petunjuk atau buku pedoman, juga disebut buku pemimpin. Kata
pimpinan ada hubungannya dengan memimpin. Dalam hal ini, pimpinan merupakan basil dari
proses memimpin, seperti halnya binaan merupakan basil dari proses membina atau bangunan
merupakan basil dari proses membangun. Kata pimpinan juga mempunyai arti lain, yaitu
'kumpulan para pemimpin'. Dalam pengertian itu, kata pimpinan lazim digunakan dalam
ungkapan seperti rapat pimpinan, unsur pimpinan, atau pimpinan unit. Sejalan dengan itu,
akhiran -an pada kata pimpinan bermakna 'kumpulan', yakni 'kumpulanparapemimpin', seperti
lautan yang bermakna 'kumpulan laut' dan daratan 'kumpulan darat'

Pemilihan kata Kebijakan dan Kebijaksanaan, kata bijak memiliki arti 'akal budi,
pandai, arif, tajam pikiran, dan mahir'. Pada Ia seorang raja yang bijak, berarti 'Ia seorang raja

3
4

yang pandai menggunakan akal budinya'. Kata kebijakan berasal dari bentuk dasar bijak yang
mendapat imbuhan gabung ke-... -an. Kata ini mengandung makna garis haluan (policy dalam
bahasa Inggris). Perhatikan contoh kalimat berikut. Garis haluan _kebahasaan harus
menyiratkan butir-butir permasalahan dan cara pemecahannya sesuai dengan situasi dan
kondisi bahasa dan masyarakat pemakainya. Garis haluan, sebagai istilah, mengandung makna
( 1) 'rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpin, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi)'; (2)
'pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen
dalam usaha mencari sasaran'. Selain kata lcebijalran, terdapat pula kata lcebijaksanaan dalam
bahasa lnggris wisdom). Kata icebijaksanaan mengandung makna ( 1) 'kepandaian
menggunakan.akal budi (pengalaman dan pengetahuan)' dan (2) 'kecakapan (seseorang)
bertindak apabila atau ketika menghadapi kesulitan.' Kata itu berasal dari kata bijaksana
mendapat imbuhan gabung ke-... -an. Pada bijaksana terkandung makna kata bijalc, yak:ni 'akal
budi, arif, atau tajam pikiran' sehingga kata bijaksana dapat berarti 'pandai dan cermat serta
teliti ketika atau dalam menghadapi kesulitan dan sebagainya'. Makna kata lcebijaksanaan lebih
luas daripada makna kata bijaksana. Perbatikan contoh pemakaian tersebut pada kalimat
berikut. (1) Ia sangat bijllkstma dalam menjawab setiap pertanyaan yang menyangkut
kebijak1111 organisasi. (2) Berkat kebijlllcsllnaan beliau, lcerukunan antarumat beragama di
daerah ini selalu terpelihara. (3) Pemecahan masa/ah yang pe/ik ini sepenuhnya bergantung
lcepada kebijakan pemuka adat dan tokoh masyarakat.,

Terdapat berbagai lainnya pemilihan kata yaitu Masing-Masing dan Tiap-Tiap, Pemirsa
atau Pirsawan, Menyolok atau Mencolok, Kata Suatu dan Sesuatu, Kata Jam dan Pukul,
Relawam atau Sukarelawan, Anarlcis atau Anarkistis, Makna Kata Juara dan Pemenang ,
Afiliasi dan Asosiasi, Setengah dan Separo, Esok dan Besok, Menemui dan Menemukan,
Termohon dan Pemohon, S2 atau S-2, Pertandingan dan Perlombaan, Penjualan dan
Pemasaran, Sekali dan Sekali-kali, Di dan Pada, Hanya dan Saja, Rakyar dan Masyarakal,
Debet dan Debit, Sudah dan Telah, Menanyakan dan Mempertanyakan, Kepada dan Terhadap,
Kabinet dan Dekret, Izin atau ljin, Suka dan Sering, dsb

Bab II KALIMAT
Kelengkapan Unsur Sebuah Kalimat, suatu kalimat yang baik memang harus
mengandung unsur-unsur yang lengkap. Dalam hal ini, kelengkapan unsur kalimat itu
sekurang-kurangnya harus memenuhi dua hal, yaitu subjek danpredikat. Jika predikat kalimat
5

itu berupa kata kerja transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur lain,
yakni keterangan, kehadirannya bersifat sekunder atau tidak terlalu dipentingkan. Terdapat
juga Kata rancu dalam bahasa Indonesia berarti 'kacau'. Sejalan dengan itu, kalimat yang rancu
berarti kalimat yang kacau atau kalimat yang susunannya tidak teratur sehingga informasinya
sulit dipahami. Jika dilihat dari segi penataan gagasan, kerancuan sebuah kalimat dapat teijadi
karena dua gagasan digabungkan ke dalam satu pengungkapan. Sementara itu, jika dilihat dari
segi strukturnya, kerancuan itu timbul karena penggabungan dua struktur kalimat ke dalam satu
struktur.

Salah satu hal yang penting di dalam surat adalah kalimat pembuka surat. Kalimat itu
berfungsi sebagai pengantar isi surat yang mengajak pembaca untuk memperhatikan pokok
surat. Untuk menyampaikan hal itu, kita dituntut menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Agar dapat dipahami oleh pembacanya, di dalam penulisan surat (resmi), penulis
perlu rnempertimbangkan faktor kesederhanaan, kesantunan bahasa, kelugasan kalimat,
kecermatan dan ketepatan dalam pernilihan kata dan struktur kalimat, serta keserasian atak.
Walaupun dernikian, faktor kelazimanjuga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, bagian isi surat
selalu terdiri atas bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian penutup surat dapat
berupa harapan pengirim surat atau neapan terima kasih kepada penerima surat.

Ungkapan kata penghubung intrakalimat adalah ungkapan kata dalam sebuah kalimat
yang berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat. Ungkapanlkata penghubung intrakalimat
itu tidak pemah digunakan pada awal sebuah kalimat, kecuali jika kata itu digunakan pada anak
kalimat yang mendahului induk kalimat, seperti karena. Oleh karena itu, katakata yang
tergolong ke dalam ungkapanlkata penghubung itu tidak pernah tidak boleh ditulis dengan
huruf kapital.

Bab III ISTILAH


Sumber lstilah dan Kata Nama, Kosakata asing dapat dijadikan sumber peristilahan
Indonesia jika tidak ditemukan padanan dalam bahasa Indonesia atau bahasa serumpun. Istilah
baru dapat dibentuk dengan jalan menerjemahkan, menyerap, atau menyerap dan sekaligus
menerjemahkan istilah asing salah satunya Lotion = Calir, dan juga terdapat beberapa Istilah
yang Perlu Anda Ketahui, Info Istilah, Padanan lstilah Asing yang Perlu diketahui, Padanan
lstilah yang Tepat, Senarai lstilah,
6

Serta terdapat beberapa istilah sesuai dengan bidangnya yaitu Istilah Properti, Istilah
Tataboga, lstilah Pertanian, lstilah, padanan lstilah yang Tepat,c. Istilah Bisnis dan Keuangan,
lstilah Sepak Bola, Istilah Pariwisata, Istilah Perhubungan,.

Bab IV SASTRA
Peristiwa masa silam tidak mungkin berulang lagi. Benarkah pandangan itu? Secara
sekilas, pandangan itu dapat kita terima. Namun, pola kejadiannya mungkin ·saja tampil pada
masa kini atau pada masa yang akan datang. Agaknya itulah yang menyebabkan timbulnya
ungkapan "kita perlu belajar pada sejarah" karena peristiwa pada masa lampau dapat
memberikan hikmah pada kehidupan masa kini atau pada hari esok. Karya sastra yang
bermuatail kisah masa silam bukanlah rekaw...an fakta sejarah yang sesungguhnya, melainkan
hasil rekaan. Sekalipun demikian, karya itu juga bukan sepenuhnya buah imajinansi
pengarangnya. Nilai kepahlawanan atau semangat perjuangan,

Sebagian terbesar sastra daerah di Indonesia identik dengan sastra lisan. Fungsinya,
selain sebagai saluran untuk memelihara dan menurunkan buah pildran suku atau puak yang
mempunyai sastra itu, juga cerminan alam pikiran, pandangan hidup, serta ekspresi rasa
keindahan masyarakat pemiliknya. Itulah yang biasa dinamakan dengan nilai budaya daerah.
Sis tern nilai itu berupa konsepsi yang hidup dalam alam pikiran warga masyarakat sebagai
sesuatu yang amat bernilai dalam kehidupan. Wujudnya dapat berupa adat-istiadat, tata hukum,
atau norma-norma yang mengatur langkah dan tindak budaya yang adab. Dengan sikap rasa
ikut memiliki, dalam diri seseorang akan timbul rasa menghargai dan memiliki sesuatu yang
sebenarnya memang milik bersama, seperti adanya rasa memiliki terhadap ungkapan tut wuri
handayani (Jawa) dan pepatah bulal air karena buluh. bulat kata karena mufakat. Dalam
kehidupan keluarga sering kita dengar petuah.

Bila karya sastra bukan semata-mata tiruan alam, berarti sastra itu tidak bisa dipandang
sebagai sesuatu yang memperjuangkan kebenaran. Akan tetapi, dalam kenyataannya, ukuran
kebenaran sering diterapkan orang dalam rnenilai suatu karya sastra. Penikmat sastra acapkali
menghubungkan peristiwa yang tertuang dalam karya sastra dengan kebenaran dalam
kehidupan sehari-hari. Tanggung jawab moral terhadap kebenaran i~ memang harus ada dalam
diri sastrawan melalui karyanya. Jika tidak, penikmat sastra akan menolaknya. Umuk itu, yang
perlu dipersoalkan adalah pengertian kebeilaran dalam karya sastra itu. Kebenaran dalam karya
sastra bukan kebenaran yang sama persis dengan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari,
7

kebenaran pelambangan, kebenaran ideal, atau kebenaran yang sepatutnya terjadi. Patokan
semacam itu akan dapat membantu pemahaman para penikmat sastra.

Bab V LAIN-LAIN
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul daiam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah
darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3)
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama
Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda m.erupakan pemyataan tekad bahwa
bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah
bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai baha~a nasional.

Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18


Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Undang-
Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36). Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954
di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa
Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah
dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan
Nusantara melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara·. Bahasa Melayu mulai dipakai di
kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti-bukti yang menyatakan itu ialah dengan
ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka talmn 683 M (Palembang), Talang Tuwo
berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat),
Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari
berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya
saja karena· di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di
Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu
Kuna.

Kongres Bahasa Indonesia I 25-28 Juni 1938 di Surakarta (Solo), Kongres Bahasa
Indonesia II 28 Oktober-2 November 1954 di Medan, Kongres Bahasa Indonesia III 28
Oktober-3 November 1978 di Jakarta, Kongres Bahasa Indonesia IV 21-26 November 1983 di
Jakarta, Kongres Bahasa Indonesia V 27 Oktober-3 November 1988 di Jakarta, Kongres
Bahasa Indonesia VI 28 Oktober-2 November 1993 di Jakarta, Kongres Bahasa· Indonesia VII
8

26 Oktober-30 Oktober 1998 di Jakarta, Kong res Bahasa Indonesia Vlli 14 Oktober-17
Oktober 2003 di Jakarta.
BAB III

PEMBAHASAN
A. Keterkaitan Antarbab
Keterkaitan jelas antara bab-bab dalam buku sangat penting untuk membantu pembaca
memahami alur cerita atau argumen yang disampaikan. Jika penggunaan definisi dan unsur
pembentuk tidak jelas, hal ini dapat mengakibatkan kebingungan bagi pembaca. Definisi yang
tidak tepat atau unsur pembentuk yang tidak terjelaskan dengan baik dapat membuat pesan atau
konsep yang disampaikan menjadi samar atau ambigu (Zulmiyetri et al., 2019).

"Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2" memiliki keterkaitan yang jelas antara bab-bab
dalam buku ini, yang mencakup pilihan kata, kalimat, istilah, dan topik lainnya. Menciptakan
keterkaitan yang jelas antara bab-bab yang berbeda, dengan subbab yang membahas pilihan
kata, kalimat, istilah, dan topik lainnya. Setiap subbab mendukung dan melengkapi satu sama
lain, memberikan kesinambungan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Misalnya, dalam bab yang membahas pilihan kata, pembaca mempelajari bagaimana
memilih kata yang tepat dalam konteks yang berbeda. Keterkaitan yang jelas terlihat ketika
pembaca melanjutkan ke subbab berikutnya yang membahas kalimat. Di sini, mereka dapat
menerapkan pemahaman tentang pilihan kata yang telah mereka pelajari sebelumnya ke dalam
struktur kalimat yang benar dan efektif. Dengan memahami bagaimana kata-kata berinteraksi
dalam kalimat, pembaca dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memilih kata yang
tepat untuk menyampaikan maksud dengan jelas dan tepat (Sugono, 2011).

Selanjutnya, bab tentang istilah menyediakan wawasan tentang penggunaan istilah-


istilah khusus dalam bahasa Indonesia, seperti terminologi dalam bidang ilmiah atau teknis.
Keterkaitan dengan subbab pilihan kata dan kalimat terlihat di sini ketika pembaca dapat
memahami bagaimana pilihan kata dan kalimat juga berperan dalam penggunaan yang tepat
dan konsisten dari istilah-istilah tersebut. Ini membantu pembaca membangun kekayaan
kosakata dan keterampilan berbahasa yang lebih lengkap.

Tetapi untuk Bab Sastra dan juga Bab V lain-lain terlalu memaksakan untuk memasuki
bab sebelumnya, dikarenakan pada bab sebelumnya membahas istilah dan bab ini langsung
membahas tentang sastra yang tidak ada relevansinya dengan bab sebelumnya serta untuk bab
V lain-lain juga terlalu memaksakan dan menyesuaikan padahal di bab sebelumnya membahas

9
10

sastra tetapi pada bab ini langsung membahas mengenai sejarah bahasa Indonesia dan WIB
atau BBWI sehingga kedua bab tersebut tidak relevan dengan bab sebelumnya

B. Kelebihan dan Kelemahan Isi Buku


1. Kelebihan Isi Buku

Terdapat beberapa kelebihan yang bisa dilihat dalam buku ini adalah sebagai berikut.

a. Buku ini memaparkan contoh-contoh yang relevan dan juga penjelasan yang detail dari
setiap contohnya sehingga cocok untuk dijadikan sumber, sehingga cocok untuk
dijadikan buku pengajaran bahasa Indonesia.
b. Memiliki pendekatan yang praktis sehingga perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan
untuk menggunakannya sebagai referensi dalam mempelajari bahasa Indonesia.
c. Dalam penyajian, penulis menggunakan bahasa formal dengan pemilihan ukuran huruf,
margin, dan tanda baca sesuai dengan jenjang usia dan sasaran pembaca yaitu orang
awam yang baru ingin mempelajari lebih dalam tentang bahasa (Rosmiati, 2017).
d. Penulis buku membuat penempatan tanda baca yang baik dan benar sehingga
mempermudah pembaca
e. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Setiap topik pada Bab dapat dikenali dengan
baik, sehingga ini merupakan kelebihan yang dapat diambil dari buku ini

2. Kelemahan Isi Buku

Setelah dirangkumkan isi buku terdapat beberapa kekurangan dari buku ini, diantara
kekurangannya adalah sebagao berikut.

a. Bahasanya terlalu kaku sehingga sulit untuk dipahami, ada beberapa kata yang dalam
penyusunannya kurang enak dibaca sehingga menjadikan pembaca harus mengulang
kembali membaca untuk bisa memahaminya (Depdiknas, 2015)
b. Dibutuhkan catatan kaki dalam buku ini, karena banyak istilah-istilah yang masih asing
dan masih butuh penjelasan.
c. Cover buku kurang menarik, terlalu sederhana sehingga kurang bisa menstimulus para
pemilik buku untuk membacanya. Alangkah lebih baiknya jika cover dibuat menarik
11

sehingga menjadikan para pemilik bahkan orang yang baru melihatnya tertarik untuk
membaca.
d. Dalam menjelaskan Pilihan Kata tidak begitu mendetail, mengenai definisi dan ruang
lingkup yang akan dibahas sehingga sulit memahami tujuan dari Bab tersebut.
e. Tidak terdapat latihan soal sebagai bahan evaluasi, padahal di dalam pembahasan telah
menerapkan berbagai contoh yang relevan.
f. Penulis dalam menyajikan buku ini tidak disertai dengan teori terdahulu (Rosmiati,
2017).
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari critical book review pada buku "Praktis Bahasa Indonesia Jilid2"
adalah bahwa buku tersebut memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu
dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakannya sebagai referensi dalam
mempelajari bahasa Indonesia. Salah satu kelebihan buku ini adalah pendekatannya yang
praktis. Buku ini memberikan penjelasan yang jelas dan ringkas tentang tata bahasa, kosakata,
dan ekspresi sehari-hari dalam bahasa Indonesia. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang
baik bagi pembaca yang ingin cepat menguasai dasar-dasar bahasa Indonesia untuk keperluan
sehari-hari.

Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Pertama, buku ini mungkin
kurang cocok bagi pembaca yang memiliki tingkat keahlian bahasa Indonesia yang lebih tinggi,
karena cakupan materinya terbatas pada hal-hal dasar. Jadi, untuk mereka yang ingin
mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia secara lebih mendalam, buku ini mungkin
tidak memberikan konten yang memadai. Beberapa penjelasan dalam buku ini mungkin terlalu
singkat atau tidak memadai. Terkadang, pembaca membutuhkan penjelasan yang lebih rinci
untuk memahami konsep atau aturan tertentu. Oleh karena itu, pembaca mungkin perlu mencari
sumber tambahan atau meminta bantuan dari pengajar bahasa Indonesia untuk melengkapi
pemahaman mereka.

Dalam kesimpulannya, buku "Praktis Bahasa Indonesia" adalah sumber yang baik
untuk mempelajari dasar-dasar bahasa Indonesia dengan pendekatan praktis. Namun, pembaca
harus mempertimbangkan tingkat keahlian mereka serta kebutuhan spesifik mereka dalam
mempelajari bahasa Indonesia sebelum memutuskan untuk menggunakan buku ini sebagai
referensi utama.

B. Saran
Bagi penulis, reviewer menyarankan untuk memperluas cakupan materi yang disajikan
dalam buku. Meskipun buku ini memiliki pendekatan praktis yang baik, akan lebih baik jika
penulis juga menyediakan informasi yang lebih mendalam tentang bahasa Indonesia.
Menambahkan penjelasan yang lebih rinci dapat membantu pembaca memahami konsep dan
aturan bahasa dengan lebih baik dan menyarankan penulis untuk menyertakan daftar bacaan

12
13

yang direkomendasikan atau sumber online yang berguna dapat memperkaya pengalaman
pembaca dan memungkinkan mereka untuk melanjutkan pembelajaran bahasa Indonesia secara
lebih menyeluruh. Dan bagi pembaca, reviewer mungkin saran untuk mempertimbangkan
tingkat keahlian mereka dan kebutuhan spesifik dalam mempelajari bahasa Indonesia. Jika
pembaca adalah pemula atau hanya ingin menguasai dasar-dasar bahasa Indonesia untuk
keperluan sehari-hari, buku ini dapat menjadi sumber yang berguna.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Rosmiati, A. (2017). Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. ISI Press.

Sugono, D. (2011). Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2. Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Zulmiyetri, Nurhastuti, & Safaruddin. (2019). Penulisan Karya Ilmiah. Kencana.

14
Lampiran Buku
Sampul Depan Buku

Daftar Isi

15
16
17
18

Sampul Belakang Buku

Anda mungkin juga menyukai