Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

MK. KETERAMPILAN BERBAHASA RESEPTIF

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA

SKOR NILAI:

CRITICAL BOOK REPORT

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURUL HIJRAH


NIM : 2223111025
KELAS : REGULER C PBSI
DOSEN PENGAMPU : IKA FEBRIANA,M.Pd.
MATA KULIAH : KETERAMPILAN BERBAHASA RESEPTIF

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan karunia-NYA, sehingga
saya dapat menyelesaikan Critical Book Report (CBR) mata kuliah keterampilan berbahasa
reseptif dengan tepat waktu.

Dalam kesempatan ini saya sebagai penyusun CBR mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Ika Febriana,M.Pd. yang telah membimbing saya dalam mengerjakan CBR ini. Saya juga
mengungkapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Book Report (CBR) ini tidak terlepas
dari kesalahan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya ingin meminta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran dalam tugas ini agar
dilain waktu saya dapat membuat tugas yang lebih baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Medan, September 2022

NURUL HIJRAH

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR...............................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan CBR...........................................................................................1
1.3 Manfaat CBR..........................................................................................................1
1.4 Identitas Buku.........................................................................................................2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU...................................................................................3


2.1 Buku Utama.................................................................................................................3
2.2 Buku Pembanding 1.....................................................................................................6
2.3 Buku Pembanding 2. 9

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................12


3.1 Kelebihan Buku.........................................................................................................12
3.2 Kelemahan Buku......................................................................................................12

BAB IV PENUTUP........................................................................................................13
4.1 Simpulan....................................................................................................................13
4.2 Saran..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan
menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain,
mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang
kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya
dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok Keterampilan
Berbahasa Reseptif.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


Mengkritisi sebuah buku serta membandingkan dua buku yang berbeda dengan topik
yang sama. Yang dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya,
keterkaitan antar babnya, kelemahan dan kelebihan pada buku yang dianalisis. Dan melatih
mahasiswa untuk mencari serta mengetahui informasi yang disajikan dalam buku lebih baik.

1.3 Manfaat Penulisan CBR


Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang materi pembelajaran.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang di lengkapi dengan
ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
3. Melatih Mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku yang
dianalisis tersebut.

1
1.4 Identitas Buku
Buku Utama
Judul buku : Buku Keterampilan Berbahasa Reseptif
Pengarang : Dra. Rosmaini, M.Pd. dan Ika Febriana, M.Pd.
Kota terbit : Medan
Tahun terbit : 2022
Penerbit : Universitas Negeri Medan
Tebal buku : v + 64 halaman, 25 cm
ISBN :-

Buku Penbanding 1
Judul buku : Membaca (suatu keterampilan berbahasa reseptif)

Pengarang : Muhsyanur, S.Pd., M.Pd.

Kota terbit : Yogyakarta

Tahun terbit : 2014

Penerbit : Buginest ART

Tebal buku : x + 186 halaman, 14,5 cm × 21 cm

ISBN : 978-602-71092-0-9

Buku Penbanding 2

Judul buku : Pembelajaran Keterampilan menyimak

Pengarang : Dra.Kembang Daeng ,M.Hum. ,Dr.Johar Amir,M.Hum. dan Dr.Akmal


Hamsa,M.Pd.

Kota terbit : Makassar

Tahun terbit : 2010

Penerbit : UNM

Tebal buku : xi + 162 halaman, 21 cm

ISBN : 978-602-8111-74-4

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Buku Utama

Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan manusia secara
teratur,yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya(Depdiknas,2005:3). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2016),bahasa memiliki arti sistem lambang bunyi yang
Arbitrer,yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk berkerja sama, berinteraksi
dan mengidentifikasi diri. Keterampilan merupakan kepandaian melakukan suatu
pekerjaan dengan benar.

Keterampilan berbahasa adalah kepandaian yang dimiliki seseorang dalam


menyampaikan ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada
orang lain. Keterampilan berbahasa merupakan patokan utama dalam mempelajari bahasa.
Menurut Tarigan (2013:1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu 1)
keterampilan menyimak (listening skills); 2) Keterampilan berbicara (speaking skkills), 3)
keterampilan membaca (reading skills); 4) Keterampilan menulis (writing skills).

Keterampilan berbahasa dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni aspek


reseptif dan aspek produktif. Aspek reseptif bersifat penerimaan atau penyerapan, yaitu
kegiatan menyimak dan mebaca. Sementara aspek produktif bersifat pengeluaran atau
pemroduksian bahasa, baik lisan maupun tertulis, yaitu kegiatan berbicara dan menulis.
Keterampilan berbahasa reseptif memiliki dua kegiatan yaitu menyimak dan membaca.

Menurut Brooks dalam Tarigan(1994:3), berbicara dan Menyimak merupakan


kegiatan komunikasi dua arah yang bersifat langsung.memyimak/mendengarkan dan
berbicara berkaitan dengan bahasa ragam lisan sedangkan membaca dan menulis
merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis.

Menyimak Keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif. Dalam


pengajaran bahasa lisan sering dijumpai kata mendengar, mendengarkan dan menyimak.
Ketiga kata tersebut memang berkaitan dalam makna namun berbeda dalam arti.
Mendengar yaitu menangkap bunyi(suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti
mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedangkan menyimak berarti
mendengarkan (memperhatikan) baik-baik yang diucapkan orang (Djago Tarigan, 2003:
2,5).

Definisi menyimak yang lebih rinci dikemukan oleh Tarigan(1990:98), yakni suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta
memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran bahasa

3
lisan. Dari pengertian dapat disimpulkan bahwa menyimak tidak hanya melibatkan
kegiatan mendengar, tetapi juga memahami apa yang disampaikan / diucapkan pembicara
secara lisan.

Logan dan Loban (dalam Henry Guntur Tarigan,2008:63) menyatakan bahwa


menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses menyimak
terdapat tahap - tahap, antara lain :

a) Tahap mendengar; Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.

b) Tahap memahami; Tahap ini terjadi setelah kita mendengar maka akan ada keinginan
bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan
oleh pembicara.
c) Tahap menginterpretasi; Penyimak yang baik, cermat, dan teliti belum puas jika hanya
mendengar dan memahami dengan baik isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan
atau menginterpretaskan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran
itu.
d) Tahap mengevaluasi; Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan
isi pembicaraan,penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan
pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan
pembicara.

e) Tahap Menanggapi; Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima


gagasan ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.

Menurut Hunt (dalam Henry Guntur Tarigan,2008:59) ada empat fungsi utama
menyimak, yaitu memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi, membuat
hubungan antarpribadi lebih efektif, mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan
yang akal agar dapat memberikan responsi yang tepat. Sedangkan jenis-jenis menyimak
terdapat dua yaitu menyimak bedasarkan tujuan dan menyimak bedasarkan intensitas.

Menyimak bedasarkan tujuan memiliki banyak jenis bergantung pada apa uang ingin
kita capai dari kegiatan menyimak tersebut. Secara garis besar, menyimak bedasarkan
tujuan dibedakan menjadi lima bagian yakni, a)menyimak untuk belajar, b)menyimak
untuk hiburan, c)menyimak untuk menilai, d) menyimak untuk mengapresiasi dan
e)menyimak untuk memecahkan masalah. Sementara menyimak bedasarkan intensitas
dikelompokkan menjadi dua kelompok sebagai berikut. a) menyimak ekstensif :
menyimak sekunder,menyimak pasif dan menyimak estetis. Dan b) menyimak intensif :
menyimak kritis, menyimak konsentratif dan menyimak kreatif.

Teknik pembelajaran menyimak dapat dilakukan secara variatif. Melalui penggunaan


teknik menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran lebih menarik. Adapun teknik

4
yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah a) teknik ulang-
ucap(menirukan), b) teknik informasi beranting, c) teknik satu mulut satu kelas, d) teknik
satu rekaman satu kelas, e) teknik group close, f) teknik parafrase, g) teknik simak libat
cakap dan h) teknik simak bebas libat cakap.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata- kata/bahasa
tulis.suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlibat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak dapat dipahami dan proses mebaca tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960:43-
44). Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat
dalam yang tersurat dengan melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang
tertulis.

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh


informasi,mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat
hubungannya dengan maksud tujuan atau intensif dalam membaca. Terdapat dua aspek
penting dalam membaca, yaitu:

a) Keterampilan membaca yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap
berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: Pengenalan
bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik, pengenalan hubungan/korespondensi
pola ejaan dan bunyi dan kecepatan membaca bertaraf lambat.

b) Keterampilan membaca yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang


dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup:
memahami pengertian sederhana, memahami signifikansi atau makna, evaluasi atau
penilaian dan kecepatan membaca yang fleksibel.

Terlepas dari aspek-aspek membaca yang terdiri dari Keterampilan yang bersifat
mekanis dan Keterampilan yang bersifat pemahaman, Tarigan (1985:11-13) membagankan
jenis-jenis membaca sebagai berikut:

1. Membaca nyaring;

2. Membaca dalam hati;

a.Membaca ekstensif yang meliputi membaca survei,membaca sekilas dan membaca


dangkal.

b.Membaca intensif yang meliputi yaitu 1)membaca telaah isi yang mencakup membaca
teliti,membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide-ide. 2)membaca telaah
bahasa yang mencakup membaca bahasa dan membaca sastra.

5
Membaca cepat dan efektif yaitu membaca yang mengutamakan kecepatan dan harus
diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Terdapat beberapa contoh
metode dalam mengembangkan kecepatan membaca yakni metode kosakata,metode
motivasi dan metode gerak mata. Ada beberapa Teknik membaca yaitu teknik membaca
sekilas (slimming), teknik membaca skannig dan teknik SQ3R.

Metode yang dipandang paling berhasil dalam pembelajaran membaca adalah


prosedur Klose. Metode ini diperkenalkan oleh Wilson Taylor (1953) yang berasal dari
istilah "clozure" suatu istilah dari ilmu jiwa gestalt. Dalam prosedur Klose pembaca
diminta untuk dapat memahami wacana yang tidak lengkap. Bagian-bagian tertentu
dihilangkan dengan pemahaman yang sempurna.

2.2 Buku Pembanding 1

Dalam kurikulum pembelajaran bahasa ada empat jenis Keterampilan berbahasa


(language artis,language skills) yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam berbahasa
yaitu Keterampilan menyimak,membaca, berbicara dan menulis. Dari Keterampilan
berbahasa tersebut terbagi dua jenis dan sifat yaitu Keterampilan berbahasa bersifat
reseptif dan produktif. Reseptif ialah pola dasar atau acuan sebuah proses sehingga
menghasilkan produk, Sedangkan produktif adalah hasil dari proses yang berdasar dari
pola atau acuan tersebut. Membaca dan menyimak merupakan keterampilan berbahasa
bersifat reseptif, sementara berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa
bersifat produktif.

Keempat Keterampilan berbahasa memiliki keterkaitan dan saling mendukung untuk


mewujudkan berbahasa yang ideal. Menyimak erat kaitannya dengan bahasa ragam lisan,
sedangkan membaca ialah aktivitas bahasa ragam tulis. Membaca dapat meningkatkan
kemampuan menyimak. Berbicara dengan menyimak keduanya merupakan bahasa ragam
lisan dan dengan menyimak dapat meningkatkan kemampuan berbicara. Membaca dengan
menulis keduanya merupakan aktivitas bahasa ragam tulis dan kemampuan membaca
seseorang penting untuk menulis.

Membaca merupakan sumber pengetahuan dan bagian yang sangat dibutuhkan oleh
setiap manusia. Membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata
dalam kalimat yang terstruktur sehingga hasil akhir dari proses membaca seseorang
mampu membuat intisari dari bacaan(Juel dalam sadjaja,2005:45). Membaca pada
hakikatnya adalah suatu proses pengenalan bentuk-bentuk huruf dan tata bahasa serta
kemampuan memperoleh dan memahamu isi ide/gagasan baik tersurat, tersirat bahkan
tersorot dalam suatu bacaan.

6
Dalam kegiatan membaca meliputi tiga Keterampilan dasar yaitu recording, decoding
dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat,kemudian
mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi yang sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan. Proses decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam
kata-kata. Sedangkan meaning merupakan proses memahami makna yang berlangsung dari
tingkat pemahaman,baik pemahaman yang bersifat interpretative, kreatif dan evaluatif
(Farida Rahim,2008:2).

Secara garis besar, Tarigan (1984:3-4), mengemukan bahwa kegiatan membaca


mempunyai dua maksud utama yaitu:

a) Tujuan behavior atau disebut juga tujuan tertutup ataupun tujuan intruksional. tujuan ini
biasanya diarahkan pada kegiatan membaca, antara lain memahami makna kata(word
attack), keterampilan-keterampilan studi (study skills) dan pemahaman (comprehension).

b) Tujuan ekspresif (tujuan terbuka). Tujuan ekspresif ini terkandung dalam kegiatan-
kegiatan seperti;membaca pengarahan diri sendiri (self directed reading),membaca
penafsiran,membaca interpretative dan membaca kreatif.

Dengan detail dan jelas dalam buku karangan Sadhono dan Slamet(2012:65)
menyatakan bahwa membaca merupakan jantungnya pendidikan dan memiliki banyak
fungsi, antara lain :

a) Fungsi intelektual; banyak membaca dapat meningkatkan kadar intelektualitas dan


membina daya nalar.

b) Fungsi pemacu kreativitas; dari membaca dapat mendorong serta menggerakkan diri
untuk berkarya yang didukung oleh keleluasaan wawasan dan pemilikan kosakata.

c) Fungsi praktis; kegiatan membaca dilaksanakan untuk untuk memperoleh pengetahuan


praktis untuk kehidupan.

d) Fungsi rekreatif; membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati dan mengadakan
tamasya yang mengasyikkan.

e) Fungsi informatif; dengan banyak membaca informatif seperti surat kabar,majalah dan
lain sebagainya.dapat memperoleh berbagai informasi yang sangat diperlukan dalam
kehidupan.

f) Fungsi religius; membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan


keimanan,memperluas Budi pekerti serta meningkatkan kecintaan terhadap Tuhan.

g) Fungsi sosial; kegiatan membaca memiliki fungsi sosial yang tinggi manakala
dilaksanakan secara lisan atau nyaring.dengan demikian kegiatan membaca tersebut

7
langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang mengarahkan sikap berucap, berbuat
dan berpikir.

h) Fungsi pembunuh sepi; kegiatan membaca juga dapat dilakukan hanya sekedar
merintang-rintang waktu atau mengisi waktu luang.

Jenis-jenis membaca yang perlu diperhatikan dan dikembangkan diberbagai kalangan


atau tingkatan sosial yaitu a) membaca intensif; membaca secara saksama,telaah dan teliti.
b) membaca kritis; membaca dengan berusaha memahami usia bacaan serta berusaha
menemukan kesalahan atau kekeliruan yang terdapat dalam bacaan. c) membaca cepat;
membaca yang pada dasarnya lebih mengutamakan kecepatan dalam memperoleh
informasi. d) membaca apresiatif dan estetis; membaca dengan berusaha menghidupkan
dan mengkomunikasikan suatu bahan bacaan. e) membaca teknik; suatu sistem untuk
mencapai hasil membaca yang efektif dan efisien.

Nurhadi (1989:1),memberikan perbandingan antara pembaca yang baik dan yang


buruk, yaitu sebagimana pada tabel berikut
Pembaca yang baik Pembaca yang buruk

Membaca dengan tujuan yang Membaca dengan tanpa tujuan


jelas yang jelas

Hanya membaca pada satuan- Membaca kata demi kata


satuan pikiran

Kecepatan membaca variasi Kecepatan membaca tetap

Bersikap kritis Percaya begitu saja terhadap apa


yang dikatakan pengarang

Bacaan yang dibaca setiap hari Selalu membaca buku itu-itu saja
bervariasi

Kaya akan kosakata Miskin akan kosakata

Efisien dalam membaca Boros waktu


2.3 Buku Pembanding 2
Membaca pada kecepatan tinggi Membaca pada kecepatan rendah
Istilah
Ketika membaca, secara fisik Memvokalkan dengan keras apa
diam yang dibaca
pengetahuan bahasa
dan keterampilan
berbahasa dikenal dalam pembelajaran bahasa keterampilan berbahasa terdiri atas empat
aspek,yaitu menyimak, berbicara,membaca dan menulis. Dalam bahasa Inggris
keterampilan itu berturut-turut disebut : listening skill, speaking skill, reading skill and
writing skill. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan antara satu

8
dengan yang lainnya. Misalnya, keterampilan menyimak erat kaitannya dengan
keterampilan berbicara sebab keterampilan menyimak merupakan dasar atau modal utama
untuk berbicara. seseorang yang memiliki keterampilan menyimak yang baik dapat
dipastikan keterampilan berbicaranya baik pula.sebaliknya, jika seseorang yang memiliki
keterampilan berbicara yang dimiliki kurang baik maka berpengaruh pula pada
keterampilan berbicara yang dimiliki. Demikian juga, keterampilan berbahasa yang lain,
seperti membaca dan menulis, keduanya saling menunjang dan saling mempengaruhi.
Oleh karena itu, keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan antara satu
dengan yang lainnya,maka keempat aspek tersebut harus diajarkan secara serasi dan
seimbang.

Kata mendengar, mendengarkan dan menyimak sering dianggap mempunyai arti


yang sama.padahal,ketiga kata tersebut mempunyai makna yang berbeda.secara sekilas,
mendengar adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja
atau secara kebetulan. Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang
dilakukan dengan sengaja,tapi belum ada unsur pemahaman. sedangkan menyimak adalah
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta
memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran bahasa
lisan. Dari pengertian dapat disimpulkan bahwa menyimak tidak hanya melibatkan
kegiatan mendengar, tetapi juga memahami apa yang disampaikan / diucapkan pembicara
secara lisan(Tarigan:1993). Dapat disimpulkan bahwa kata menyimak jauh lebih
mendalam maknanya dibanding dengan kata mendengar dan mendengarkan. Menyimak
dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting karena menyimak seseorang dapat
memperoleh informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Keterampilan menyimak melibatkan aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan.


Aspek kebahasaan meliputi:fonem,Morgen,kata,frasa,klausa,kalimat, paragraf dan wacana.
Adapun aspek-aspek nonkebahasaan yang harus diperhatikan dalam menyimak yaitu
tekanan(keras lembutnya suara), jangka(panjang pendeknya suara),nada(tinggi rendahnya
suara), intonasi (naik turunnya suara) dan ritme(pemberian tekanan nada dalam kalimat).

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang disengaja dan direncanakan untuk


mencapai suatu tujuan.seseorang tidak akan menyimak kalau ia tidak mempunyai maksud
tertentu untuk menyimak.sebaliknya,seorang pembicara pun melakukan kegiatan karena
mempunyai tujuan yang diharapkan oleh penyimak.untuk mencapai tujuan tertentu,ada
dua aspek yang perlu diperhatikan.

a) ada pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara;

b) pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan tersebut sesuai dengan kehendak
pembicara.

9
Bedasarkan dua tujuan diatas kalau dirinci lebih jauh,maka tujuan menyimak dapat
diuraikan sebagai berikut yaitu mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi
fakta, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan dan memperbaiki kemampuan
berbicara.

Kegiatan menyimak tampak dalam kehidupan sehari-hari dengan bentuk yang


beranekaragam. Keanekaragaman tersebut disebabkan oleh berbagai titik pandang yang
kemudian dijadikan landasan pengklasifikasian menyimak. Titik pandang yang dimaksud
adalah sebagai berikut.

a) bedasarkan sumber suara yang disimak; menyimak intrapribadi dan menyimak


antarpribadi.

b) bedasarkan taraf aktivitas menyimak;

c) bedasarkan taraf hasil simakan; Menyimak terpusat, menyimak untuk membandingkan,


menyimak organisasi materi, Menyimak kritis serta Menyimak kreatif dan apresiatif.

d) bedasarkan cara penyimakan; menyimak intensif dan menyimak ekstensif.

e) bedasarkan tujuan menyimak; menyimak sederhana,menyimak deskriminatif,


menyimak santai,menyimak informatif,menyimak literatur dan menyimak kritis.

f) bedasarkan tujuan khusu; menyimak untuk belajar,menyimak untuk hiburan, menyimak


untuk menilai, menyimak untuk apresiatif,menyimak untuk mengkomunikasikan ide dan
diskriminatif.

Secara garis besar, Tarigan (1983:22)membagi menyimak menjadi dua jenis, yaitu 1)
menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan di kehidupan sehari-hari, ada
beberapa kegiatan menyimak ekstensif yakni menyimak sekunder,menyimak sosial,
menyimak estetika dan menyimak pasif. 2) menyimak intensif merupakan kegiatan
menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi yang tinggi
untuk menangkap makna yang dikehendaki. Ada beberapa jenis menyimak intensif yaitu
Menyimak kritis,menyimak konsentratif,menyimak eksploratif, menyimak
interogatif,menyimak selektif dan menyimak kreatif.

Hunt(dalam Tarigan,1990:97) mengatakan bahwa ada lima faktor yang


mempengaruhi menyimak,yaitu: sikap, motivasi, pribadi, situasi kehidupan dan peranan
dalam masyarakat.sedangkan, Lorgan(dalam Tarigan,1990:98) mengemukakan bahwa
menyimak dipengaruhi oleh faktor lingkungan,fisik, psikologis dan pengalaman.

Menyimak merupakan kegiatan kompleks karena sangat bergantung pada berbagai


unsur yang mendasarinya. Unsur dasar menyimak ialah berbagai unsur yang secara

10
fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak.unsur yang
dimaksud adalah pembicara,penyimak,bahan pembicaraan dan bahan lisan sebagai media.

Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak


adalah teknik Loci, teknik penggabungan, teknik fonetik, teknik akronim dan
akrostik,teknik pengelompokan kategorial dan teknik pemenggalan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Buku

Ketiga buku ini memiliki banyak referensi dan penjelasan yang luas karena banyak
mencakup definisi maupun teori dari para ahli sehingga dapat diakui keakuratannya.
Pembahasan materi sangat jelas dan pengunaan bahasanya juga dapat dipahami dengan
baik. Kedua buku pendamping memiliki suatu Kelebihan yaitu disetiap bab disertai kata
pengantar sebelum memasuki materi.sehingga dapat dimengerti mengapa penulis
mengambil judul besar tersebut dan kaitannya apa dengan judul sebelumnya. Ketiga buku
ini sangat lengkap dalam menyajikan materi keterampilan berbahasa reseptif dan sangat
relevan untuk dijadikan buku untuk pengajaran dan referensi dalam pembuatan
makalah,jurnal ataupun karya ilmiah lainnya.

3.2 Kelemahan Buku

Kelemahan pada Buku utama ialah tidak disertai kata pengantar disetiap bannya
sehingga kurang dimengerti mengapa tiba tiba mengambil judul besar tersebut dan ada
beberapa penggunaan bahasa yang kurang dipahami sehingga diperlukan analisa lebih
lanjut lagi mengenai bacaan tersebut. Kelemahan pada buku pembanding adalah buku
pembanding terlalu bertele-tele dalam memberikan penjelasan materi misalnya dalam
paragraf 1 menjelaskan makna atau isi pesan yang sama dengan paragraf 3 Sehingga dapat
membingungkan pembaca dalam menafsirkan isi pesan bacaan tersebut.

11
12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ketiga buku tersebut dapat dijadikan referensi atau bahan yang bagus untuk
pengajaran,membantu mahasiswa maupun pembaca untuk mengetahui lebih dalam lagi
tentang keterampilan berbahasa reseptif karena sudah menyajikan materi yang akurat dan
relevan. Sehingga dapat membantu dan memahami lebih lanjut materi-materi keterampilan
berbahasa reseptif yaitu menyimak dan membaca.

4.2 Saran

Sebagai mahasiswa maupun pembaca yang baik,kita harus dapat menemukan dan
menentukan bahan atau referensi bacaan yang bagus dan tepat pula. Sehingga dapat
menambah dan memperluas wawasan yang dimiliki. Keterampilan berbahasa yang baik
harus selalu dilakukan agar kita dapat memiliki sikap berbahasa yang ideal dan positif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rosmaini dan Ika Febriana (2022), keterampilan berbahasa reseptif. Medan: Universitas Negeri
Medan.

Muhsyanur (2014), membaca(suatu keterampilan berbahasa reseptif). Yogyakarta: Buginest


ART.

Daeng, Johar Amir dan Akmal hamsa (2010), pembelajaran keterampilan menyimak. Makassar:
UNM.

14

Anda mungkin juga menyukai