SKOR NILAI:
DISUSUN OLEH :
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan karunia-NYA, sehingga
saya dapat menyelesaikan Critical Book Report (CBR) mata kuliah keterampilan berbahasa
reseptif dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini saya sebagai penyusun CBR mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Ika Febriana,M.Pd. yang telah membimbing saya dalam mengerjakan CBR ini. Saya juga
mengungkapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Book Report (CBR) ini tidak terlepas
dari kesalahan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya ingin meminta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran dalam tugas ini agar
dilain waktu saya dapat membuat tugas yang lebih baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
NURUL HIJRAH
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR...............................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan CBR...........................................................................................1
1.3 Manfaat CBR..........................................................................................................1
1.4 Identitas Buku.........................................................................................................2
BAB IV PENUTUP........................................................................................................13
4.1 Simpulan....................................................................................................................13
4.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Identitas Buku
Buku Utama
Judul buku : Buku Keterampilan Berbahasa Reseptif
Pengarang : Dra. Rosmaini, M.Pd. dan Ika Febriana, M.Pd.
Kota terbit : Medan
Tahun terbit : 2022
Penerbit : Universitas Negeri Medan
Tebal buku : v + 64 halaman, 25 cm
ISBN :-
Buku Penbanding 1
Judul buku : Membaca (suatu keterampilan berbahasa reseptif)
ISBN : 978-602-71092-0-9
Buku Penbanding 2
Penerbit : UNM
ISBN : 978-602-8111-74-4
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan manusia secara
teratur,yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya(Depdiknas,2005:3). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2016),bahasa memiliki arti sistem lambang bunyi yang
Arbitrer,yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk berkerja sama, berinteraksi
dan mengidentifikasi diri. Keterampilan merupakan kepandaian melakukan suatu
pekerjaan dengan benar.
Definisi menyimak yang lebih rinci dikemukan oleh Tarigan(1990:98), yakni suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta
memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran bahasa
3
lisan. Dari pengertian dapat disimpulkan bahwa menyimak tidak hanya melibatkan
kegiatan mendengar, tetapi juga memahami apa yang disampaikan / diucapkan pembicara
secara lisan.
a) Tahap mendengar; Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.
b) Tahap memahami; Tahap ini terjadi setelah kita mendengar maka akan ada keinginan
bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan
oleh pembicara.
c) Tahap menginterpretasi; Penyimak yang baik, cermat, dan teliti belum puas jika hanya
mendengar dan memahami dengan baik isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan
atau menginterpretaskan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran
itu.
d) Tahap mengevaluasi; Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan
isi pembicaraan,penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan
pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan
pembicara.
Menurut Hunt (dalam Henry Guntur Tarigan,2008:59) ada empat fungsi utama
menyimak, yaitu memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi, membuat
hubungan antarpribadi lebih efektif, mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan
yang akal agar dapat memberikan responsi yang tepat. Sedangkan jenis-jenis menyimak
terdapat dua yaitu menyimak bedasarkan tujuan dan menyimak bedasarkan intensitas.
Menyimak bedasarkan tujuan memiliki banyak jenis bergantung pada apa uang ingin
kita capai dari kegiatan menyimak tersebut. Secara garis besar, menyimak bedasarkan
tujuan dibedakan menjadi lima bagian yakni, a)menyimak untuk belajar, b)menyimak
untuk hiburan, c)menyimak untuk menilai, d) menyimak untuk mengapresiasi dan
e)menyimak untuk memecahkan masalah. Sementara menyimak bedasarkan intensitas
dikelompokkan menjadi dua kelompok sebagai berikut. a) menyimak ekstensif :
menyimak sekunder,menyimak pasif dan menyimak estetis. Dan b) menyimak intensif :
menyimak kritis, menyimak konsentratif dan menyimak kreatif.
4
yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah a) teknik ulang-
ucap(menirukan), b) teknik informasi beranting, c) teknik satu mulut satu kelas, d) teknik
satu rekaman satu kelas, e) teknik group close, f) teknik parafrase, g) teknik simak libat
cakap dan h) teknik simak bebas libat cakap.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata- kata/bahasa
tulis.suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlibat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak dapat dipahami dan proses mebaca tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960:43-
44). Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat
dalam yang tersurat dengan melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang
tertulis.
a) Keterampilan membaca yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap
berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: Pengenalan
bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik, pengenalan hubungan/korespondensi
pola ejaan dan bunyi dan kecepatan membaca bertaraf lambat.
Terlepas dari aspek-aspek membaca yang terdiri dari Keterampilan yang bersifat
mekanis dan Keterampilan yang bersifat pemahaman, Tarigan (1985:11-13) membagankan
jenis-jenis membaca sebagai berikut:
1. Membaca nyaring;
b.Membaca intensif yang meliputi yaitu 1)membaca telaah isi yang mencakup membaca
teliti,membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide-ide. 2)membaca telaah
bahasa yang mencakup membaca bahasa dan membaca sastra.
5
Membaca cepat dan efektif yaitu membaca yang mengutamakan kecepatan dan harus
diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Terdapat beberapa contoh
metode dalam mengembangkan kecepatan membaca yakni metode kosakata,metode
motivasi dan metode gerak mata. Ada beberapa Teknik membaca yaitu teknik membaca
sekilas (slimming), teknik membaca skannig dan teknik SQ3R.
Membaca merupakan sumber pengetahuan dan bagian yang sangat dibutuhkan oleh
setiap manusia. Membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata
dalam kalimat yang terstruktur sehingga hasil akhir dari proses membaca seseorang
mampu membuat intisari dari bacaan(Juel dalam sadjaja,2005:45). Membaca pada
hakikatnya adalah suatu proses pengenalan bentuk-bentuk huruf dan tata bahasa serta
kemampuan memperoleh dan memahamu isi ide/gagasan baik tersurat, tersirat bahkan
tersorot dalam suatu bacaan.
6
Dalam kegiatan membaca meliputi tiga Keterampilan dasar yaitu recording, decoding
dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat,kemudian
mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi yang sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan. Proses decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam
kata-kata. Sedangkan meaning merupakan proses memahami makna yang berlangsung dari
tingkat pemahaman,baik pemahaman yang bersifat interpretative, kreatif dan evaluatif
(Farida Rahim,2008:2).
a) Tujuan behavior atau disebut juga tujuan tertutup ataupun tujuan intruksional. tujuan ini
biasanya diarahkan pada kegiatan membaca, antara lain memahami makna kata(word
attack), keterampilan-keterampilan studi (study skills) dan pemahaman (comprehension).
b) Tujuan ekspresif (tujuan terbuka). Tujuan ekspresif ini terkandung dalam kegiatan-
kegiatan seperti;membaca pengarahan diri sendiri (self directed reading),membaca
penafsiran,membaca interpretative dan membaca kreatif.
Dengan detail dan jelas dalam buku karangan Sadhono dan Slamet(2012:65)
menyatakan bahwa membaca merupakan jantungnya pendidikan dan memiliki banyak
fungsi, antara lain :
b) Fungsi pemacu kreativitas; dari membaca dapat mendorong serta menggerakkan diri
untuk berkarya yang didukung oleh keleluasaan wawasan dan pemilikan kosakata.
d) Fungsi rekreatif; membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati dan mengadakan
tamasya yang mengasyikkan.
e) Fungsi informatif; dengan banyak membaca informatif seperti surat kabar,majalah dan
lain sebagainya.dapat memperoleh berbagai informasi yang sangat diperlukan dalam
kehidupan.
g) Fungsi sosial; kegiatan membaca memiliki fungsi sosial yang tinggi manakala
dilaksanakan secara lisan atau nyaring.dengan demikian kegiatan membaca tersebut
7
langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang mengarahkan sikap berucap, berbuat
dan berpikir.
h) Fungsi pembunuh sepi; kegiatan membaca juga dapat dilakukan hanya sekedar
merintang-rintang waktu atau mengisi waktu luang.
Bacaan yang dibaca setiap hari Selalu membaca buku itu-itu saja
bervariasi
8
dengan yang lainnya. Misalnya, keterampilan menyimak erat kaitannya dengan
keterampilan berbicara sebab keterampilan menyimak merupakan dasar atau modal utama
untuk berbicara. seseorang yang memiliki keterampilan menyimak yang baik dapat
dipastikan keterampilan berbicaranya baik pula.sebaliknya, jika seseorang yang memiliki
keterampilan berbicara yang dimiliki kurang baik maka berpengaruh pula pada
keterampilan berbicara yang dimiliki. Demikian juga, keterampilan berbahasa yang lain,
seperti membaca dan menulis, keduanya saling menunjang dan saling mempengaruhi.
Oleh karena itu, keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan antara satu
dengan yang lainnya,maka keempat aspek tersebut harus diajarkan secara serasi dan
seimbang.
b) pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan tersebut sesuai dengan kehendak
pembicara.
9
Bedasarkan dua tujuan diatas kalau dirinci lebih jauh,maka tujuan menyimak dapat
diuraikan sebagai berikut yaitu mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi
fakta, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan dan memperbaiki kemampuan
berbicara.
Secara garis besar, Tarigan (1983:22)membagi menyimak menjadi dua jenis, yaitu 1)
menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan di kehidupan sehari-hari, ada
beberapa kegiatan menyimak ekstensif yakni menyimak sekunder,menyimak sosial,
menyimak estetika dan menyimak pasif. 2) menyimak intensif merupakan kegiatan
menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi yang tinggi
untuk menangkap makna yang dikehendaki. Ada beberapa jenis menyimak intensif yaitu
Menyimak kritis,menyimak konsentratif,menyimak eksploratif, menyimak
interogatif,menyimak selektif dan menyimak kreatif.
10
fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak.unsur yang
dimaksud adalah pembicara,penyimak,bahan pembicaraan dan bahan lisan sebagai media.
BAB III
PEMBAHASAN
Ketiga buku ini memiliki banyak referensi dan penjelasan yang luas karena banyak
mencakup definisi maupun teori dari para ahli sehingga dapat diakui keakuratannya.
Pembahasan materi sangat jelas dan pengunaan bahasanya juga dapat dipahami dengan
baik. Kedua buku pendamping memiliki suatu Kelebihan yaitu disetiap bab disertai kata
pengantar sebelum memasuki materi.sehingga dapat dimengerti mengapa penulis
mengambil judul besar tersebut dan kaitannya apa dengan judul sebelumnya. Ketiga buku
ini sangat lengkap dalam menyajikan materi keterampilan berbahasa reseptif dan sangat
relevan untuk dijadikan buku untuk pengajaran dan referensi dalam pembuatan
makalah,jurnal ataupun karya ilmiah lainnya.
Kelemahan pada Buku utama ialah tidak disertai kata pengantar disetiap bannya
sehingga kurang dimengerti mengapa tiba tiba mengambil judul besar tersebut dan ada
beberapa penggunaan bahasa yang kurang dipahami sehingga diperlukan analisa lebih
lanjut lagi mengenai bacaan tersebut. Kelemahan pada buku pembanding adalah buku
pembanding terlalu bertele-tele dalam memberikan penjelasan materi misalnya dalam
paragraf 1 menjelaskan makna atau isi pesan yang sama dengan paragraf 3 Sehingga dapat
membingungkan pembaca dalam menafsirkan isi pesan bacaan tersebut.
11
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ketiga buku tersebut dapat dijadikan referensi atau bahan yang bagus untuk
pengajaran,membantu mahasiswa maupun pembaca untuk mengetahui lebih dalam lagi
tentang keterampilan berbahasa reseptif karena sudah menyajikan materi yang akurat dan
relevan. Sehingga dapat membantu dan memahami lebih lanjut materi-materi keterampilan
berbahasa reseptif yaitu menyimak dan membaca.
4.2 Saran
Sebagai mahasiswa maupun pembaca yang baik,kita harus dapat menemukan dan
menentukan bahan atau referensi bacaan yang bagus dan tepat pula. Sehingga dapat
menambah dan memperluas wawasan yang dimiliki. Keterampilan berbahasa yang baik
harus selalu dilakukan agar kita dapat memiliki sikap berbahasa yang ideal dan positif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rosmaini dan Ika Febriana (2022), keterampilan berbahasa reseptif. Medan: Universitas Negeri
Medan.
Daeng, Johar Amir dan Akmal hamsa (2010), pembelajaran keterampilan menyimak. Makassar:
UNM.
14