Oleh :
Nim : 2172111006
MEDAN, 2019
KATA PENGANTAR
Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah tersebut. Semoga
dengan terselesaikannnya tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini, khususnya kepada :
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, maka
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A...............................................................................................................Ras
ionalisasi Pentingnya CBR.......................................................................1
B...............................................................................................................Tuj
uan Penulisan ..........................................................................................1
C...............................................................................................................Ma
nfaat Penulisan........................................................................................1
D...............................................................................................................Ide
ntitas Buku...............................................................................................2
A...............................................................................................................Bu
ku Utama .................................................................................................3
B...............................................................................................................Bu
ku Pembanding.........................................................................................9
A...............................................................................................................Pe
mbahasan Isi Buku...................................................................................12
B...............................................................................................................Kel
ebihan Isi Buku........................................................................................13
C...............................................................................................................Ke
kurangan Isi Buku....................................................................................13
BAB IV PENUTUP...........................................................................................14
2
A...............................................................................................................Si
mpulan......................................................................................................14
B...............................................................................................................Sar
an..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan penulisan
a.Untuk Mengetahui Ringkasan Pada Masing-Masing Isi Buku
b. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku
c.Untuk Mengetahui Simpulan Yang Dihasilkan Penganalisisan Kedua Buku
C. Manfaat penulisan
a.Dapat menyelesaikan Tugas dari Mata Kuliah Warana Bahasa indonesia
b. Dapat menganalisi kedua buku dan ringkasan isi buku
c.Dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan isi buku
d. Dapat mengambil simpulan terkait judul yang dimaksud,
sebagaimana yang tertera pada tujuan dari makalah ini
1
D. Identitas Buku
Buku Utama
Buku Pembanding
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Buku Utama
BAB III
KONTEKS
3
Teori praanggapan pragmatic biasanya menggunakan dua konsep
dasar,yaitu kewajaran (appropresteness atau felicity) dan pengetahuan bersama
(mutual knowledge atau cimen ground joint assumption)
Praanggapan adalah sesuatu yang dijadikan oleh si pembicara sebagai
dasar pembicaraan. Kalau kita mendengar sebuah pernyataan seorang seperti:
Kami tidak jadi berangkat
Mobil kami rusak
Secara otomatis dari kata-kata (lesikon) yang dipakai si pembicara dapat
kita tarik praanggapan sebagai berikut:
Kata tidak jadi membawa pengertian bahwa kami seharusnya berangkat.
Kata mobil pada kalimat keua tentu membawa praanggapan bahwa jelas kami
yang punya mobil. Jadi praanggapan kedua kalimat di atas adalah:
1. Kami seharusnya berangkat
2. Kami mempunyai mobil
3.2.ASORSI
Kalau praanggapan adalah dasar pembicaraan si pembicara tentang
praanggapan itu. Kalimat ,”Bahwa Ali mabuk mengejutkan ibunya”,mempunyai
praanggapan Ali mabuk dan Ibu Ali masih hidup. Sesuatu yang hendak
diterangkan oleh sipembicara itu ialah tentang ‘mabuknya Ali’ itu,yaitu
mengejutkan ibu-nya-lah pada kalimat itu yang jadi asorsi.
3.3. INFERSI (IMPLIKASI)
Inferens pembicara (percakapan) menurut term saya, adalah proses
interpretasi yang ditentukan oleh situasi dan konteks. Dengan ini si pembicara
dalam percakapan menduga kemauan si pembicara, dan dengan itu pula si
pendengar memberikan responnya.
Jadi konsep impilaktur itu dipakai untuk menerangkan perbedaan yang
serius terdapat antara’apa yang diucapkan’,dengan apa yang implikasi
(diimplikatur) (Nababan/1989:23)
Menurut Levinson (183) ada empat ,acam manfaat konsep imlikatur itu
yaitu:
a. Dapat memberikan penjelasan makna atau fakta-fakta
kebahasaan yang tidak terjangkau oleh teori lingistik.
4
b. Dapat memberikan penjelasan yang tegas tentang
perbedaan lahiriah dari yang dimaksud si pemakai bahasa.
c. Dapat memberikan pemerian simantik yang sederhana
tentang hubungan klausa yang dihubungkan dengan kata
penghubung yang sama.
d. Dapat memberikan berbagai fakta yang secara lahiriah
kelihatan tidak berkaitan malah berlawanan (seperti metapora)
3.3.1. Missing Link Sebagai Inference
Di samping itu ada sebuah inference lain ynag kita namakan missing link
inference yang terdapat di antara dua buah kalimat dan tidak diucapkan.
1a. Kami membeli rumah
1b. Pintunya dari kayu jati
Yang hilang disini:
1c. Rumah itu mempunyai pintu.
Dengan demikian pintu pada (c) itu adlah inference pintu yang tidak
diucapkan itu, kaliamat © tidak perlu diucapkan karena tidak perlu,karena semua
orang tahu bahwa tiap-tiap rumah mempunyai pintu.
Contoh yang lain:
2a. Pajak itu ramai benar.
2b. Orang membeli segala keperluan rumah
Missing linknya:
2c.Banyak orang berbelanja
3a.Saya naik bus kemarin
3b.Supirnya sedang mabuk
Missing linknya:
3c.Bus itu mempunyai supir
5
3.5 CIRI-CIRI KONTEKS
Pada bukunya yang lain Hymes (1964) mencatat tentang ciri-ciri
konteks yang relevan itu adalah:
1.advesser (pembicara)
2.advessee(pendengar)
3.topik pembicaraan
4.setting(waktu,tempat)
5.chanel(penghubungnya):bahasa tulis:lisan dan sebagainya.
6.code(dialeknya:stailnya)
7.message from(debat,diskusi,seremoni agama)
8.event(kejadian)
(Gilian Brown,1983:89)
3.5.1. Pembicara
Mengetahui si pembicara pada suatu situasi akan memudahkan untuk
menginterpretasikan pembicaraan. Umpamanya saja seseorang mengatakan
:Operasi harus dilaksanakan.
3.5.2. Pendengar
Kepentingan mengetahui siapa si pembicarara sama dengan kepentingan
mengetahui si pendengar; terhadap siapa ujaran itu ditub=njukkan akan
memperjelas makna ujaran itu. Berbeda-beda penerima ujaran itu akan berbeda
pulalah tafsiran apa yng didengarkan.
3.5.4. Setting
6
malam artau pagi-pagi benar akan mempermudah seseorang memahami makna
pembicaraan.
3.5.5 Channel
Untuk memberikan informasi pembicara dapat menggunakan berbagai cara,
bias dengan lisan,tulisan,telegram, telepon dan lain-lain. Inilah yang
kitabnamakan channel.Pemilihan channel itu tergantung kepada beberapa
factor,kepada siapa dia berbicara,dalam situasi yang bagaimana (dekat atau jauh).
Kalau dekat tentu dapat secara lisan , tetapi kalu jauh haruslah dengan tulisan
atau telepon.
3.5.6 Code
Kalau channel itu lisan, maka code dapat dipilih antara salah satu dialek
bahasa itu. Atau juga bias dengan memakai salah satu register yang paling tepat
untuk hal itu.
3.5.7 Message Form
Pesan yang hendak kita sampaikan haruslah tepat.karena bentuk pesan itu
bersifat fundamental dan penting. Banyak pesan yang tidak sampai kepada si
pendengar ,dengan situasinya.
Haruslah bentuk itu umum kalau pendengarnya itu banyak dan dapat bentuk
pesan itu khusus kalau pendengarya tertentu. Isi dan bentuknya haruslah
sesuai,Karen abila antara keduanya tidak sesuai, jelaslah pesan atau informasi itu
payah dicerna oleh sipendengar.
3.5.8 Event
Peristiwa tutur ditentukan oleh tujuan pembicaraan itu. Setiap peristiwa akan
berbeda cara penuturnya,karena setiap peristiwa menghendaki tutur yang
tertentu.Peristiwa tutur seperti wawancara akan berbeda dengan peristiwa tutur
ceramah,atau akan berbeda lagi dengan peristiwa tutur di pengadilan antar hakim
denagn terdakwa atau sanksi.Jadi,dengan demikian kita ketahui bahwa peristiwa
itu adalah sebanyak kontak bahasa yang kita adakan dengan orang lain. Dengan
kata lain peristiwa tutur itu tidak terkira banyaknya.
7
3.6 KONTEKS (CONTEXT)
Teks-teks pendamping teks yang ada jelas teks sebelumnya kita namakan
koteks. Teks pertama tentu tidak mempunyai koteks karena seperti kita
katakana,koteks ini adalah teks sebelumnya.perhatikanlah contoh di bawah ini:
Pak Ridwan sedang duduk-duduk di ruang tamunya bersama istri dan
anaknya. dia mengambil surat kabar yang terletak di atas meja. Istrinya berdiri
dan membuka jendela. Anaknya yang berumur 10 tahun itu sedang menekuni
bacaannya.
Jelaslah ‘Dia’ pada kalimat kedua harus kita interpretasikan sebagai ‘Pak
Ridwan’. Meja yang juga terdapat di kalimat kedua jelas terdapat dalam ruangan
itu. Istrinya pada kalimat ketiga jelas mesti istri Pak Ridwan yang telah
disebutkan pada kalimat pertama,dan jendela itu juga mestilah yang ada pada
ruangan itu.’Anaknya’ pada kalimat keempat mestilah kata interprestasikan
sebagai ‘anaknya’pada kalimat pertama.
B. Buku Pembanding
8
W (aktu, tempat, dan suasana)
I ( nstrumen yang digunakan)
C (ara dan etika tutur)
A ( lur ujaran dan pelibat tutur)
R (asa, nada, dan ragam bahasa)
A (manat dan tujuan tutur)
9
kuliah atau ceramah yang cenderung satu arah, ada norma diskusi dan norma
ceramah.
14.5 Alur Ujaran dan pelibat Tutur
14.5.1 Alur Ujaran (Tutur)
Alur Ujaran merupakan ujud bahasa yang digunakan sewaktu berkomunikasi
berkaitan dengan struktur bahasa, seperti: bunyi, urutan, dan kontruksi.
a. Struktur lahir, yang berupa representasi fonetis, berbentuk satuan
bahasa, berada dalam wilayah mulut sebagai perilaku ujaran, bersifat
heterogen dan variatif sehingga relative mudah berubah.
b. Struktur Batin yang berupa kaidah fonologis, gramatikal, dan
semantic, berada dalam wilayah otak dan pikiran, berupa kemampuan,
bersifat homongen, relative tetap.
10
pembicaraan bias bersifat informative, interogatif, imperaktif, dan vokatif. Tujuan
informative mengharapkan agar pesapa merespon dengan perhatian saja, tujuan
interogatof mengharapkan agar pesapa merespon dengan jawaban, tujuan vokatif
mengharapkan agar pesapa merespon dengan perhatian, tujuan imperative
mengharapkan agar pesapa merespon dengan tindakan.
Amanat ujaran berkaitan erat dengan isi yang dikandung oleh ujaran itu. Amanat
ujaran dapat diterima langsung oleh pesapa, dapat pula sebaliknya. Amanat ujaran
mungkin langsung dipahami oleh pesapa mungkin tidak langsung. Dalam hal ini
sering terjadi kesalahpahaman anatara penyapa dengan pesapa yang disebut
miscommunication atau mis understanding.
BAB III
PEMBAHASAN
11
prasupposisi, asorsi, inferensi, informasi lama dan baru, dan cirri cirri konteks;
pembicara, pendengar, topic pembicaraan, setting, channel, code, message
form, event. Jadi buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh mahasiswa atau
dosen yang berkecimbung didalam dunia bahasa, dan juga orang-orang yang
ingin mengetahui mengenai lebih dalam lagi wacana. Penulisan kalimat-
kalimatnya juga bagus, sehingga menarik untuk dibacan.
12
Buku Pembanding
- Pembahasan yang mendetail
- Pembahasan yang terstruktur
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Konteks pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat macam
yaitu; (1) kontak fisik yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa
dalam komunikasi. Objek yang disajikan dalam peristiwa komunikas itu dan
tindakan atau perilaku dari para peran dalam peristiwa komunikasi itu; (2)
konteks epistematis atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama
diketahui oleh pembicara maupun pendengar;(3) konteks linguistic (linguistics
conteks) yang terdiri dari kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang
13
mendahului satu kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi; (4)
konteks social (social context) yaitu relasi social dan latar setting yang
melengkapi hubungan antara pembicara (penutur) yang mendengar (Imam
Syafi’I,1990:126)
Konteks wacana merupakan ciri-ciri alam di luar bahasa (konteks
nonlinguistic yang menumbuhkan makna ujaran atau wacana. Unsure luar
bahasa merujuk pada konteks,, yang meliputi kontek ujaran, konteks budaya,
dan konteks referensi (Fowler, 1986:86).
Konteks wacana yang mendukung pemaknaan ujaran, tuturan, atau
wacana asalah situasi kewacanaan. Situasi kewacanaan berkaitan erat dengan
tindak tutur. Sejalan dengan pandangan Dell hymes (1972) yang menyebutkan
komponen tutur dengan singkatan SPEAKING, dalam bahasa Indonesia pun
komponen tuturan yang merupakan konteks kewacanaan dapat disingkat
dengan WICARA
B. Saran
Kedua buku ini sangat saya rekomendasikan bagi para pembaca yag ingin
mencari pembahasan mengenai wacana dalam pendidikan karena keduanya
sangat relevan pembahasannya sebagai referensi. Buku ini baik dignakan
kepada Dosen maupun Mahasiswa terkhususnya pendidikan bahasa.
Demekianlah hasil dari pengasan penulis semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Keritik dan perbaikan sangat membantu demi kesempurnaan
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
14