Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REPORT

KETERAMPILAN BAHASA RESEPTIF

Disusun Oleh :

Nama : Shely Dwira Simorangkir


Nim : 2223311021
Mata Kuliah : Keterampilan Bahasa Reseptif
Dosen Pengampuh : Ika Febriana,M.P.d

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FALKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang mana
atas berkat dan pertolongan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report
ini dengan lancar. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampuh,yaitu Ibu
Ika Febriana,M.P.d , atas bimbingannya sehingga saya dapat memenuhu tugas mata kuliah
KETERAMPILAN BAHASA RESEPTIF. Semoga tugas ini memenuhui syarat yang
diharapkan.

Tiada gading yang tak retak dari peribahasa itu, saya menyadaritugas ini bukanlah
karya yang sempurna karena memiliki banyakkekurangan, baik dalam hal isi maupun
sistematika dan teknik penulisan.Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yangmembangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga inidapat memberikan
manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................1
1.3 Manfaat.......................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
ISI BUKU.................................................................................................................................................2
2.1 Identitas Buku..........................................................................................................................2
2.2 Isi Ringkasan Buku....................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................................................20
PENELITIAN BUKU................................................................................................................................20
3.1 Keunggulan Buku.................................................................................................................20
3.2 Kelemahan Buku..................................................................................................................20
BAB IV..................................................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................21
4.2 Saran....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Critical Book Report ini , mahasiswa dituntut untuk lebih
banyakmembaca agar menambah pengetahuan di dalam mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik.Dan dapat mampu mengkritisi buku serta mengambil kesimpulan isi
buku dan kelemahanserta keunggulan isi buku. Membaca merupakan salah satu dari
keterampilan berbahasa yangsangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap
individu. Dari membaca seseorangdapat berinteraksi dengan pikiran dan perasaan,
memperoleh informasi, meningkatkan ilmu pengetahuannya, dan juga sebagai sarana
untuk bersantai. Dengan membaca pula seorangsiswa dapat berhasil di dalam
pendidikannya. Pembelajaran membaca sering kali dihadapkan pada banyak kendala
seperti kemampuan guru dalam mengajar, kemampuan siswa dan minatsiswa yang
rendah terhadap membaca.
Kendala berikutnya yang dihadapi adalah pembelajaran membaca di kelas
yang masih menggunakan metode ceramah. Proses pembelajaran yang dilakukan
selama ini hanya berkisar penyampaian materi dengan ceramahdan mencatat. Hal
tersebut mengakibatkan siswa cepat jenuh dan bosan dengan pembelajaranmembaca,
khususnya membaca pemahaman. Kendala selanjutnya yang dapat
mempengaruhikeberhasilan membaca adalah strategi yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaranmembaca. Guru kurang bisa mengembangkan proses
pembelajaran dengan strategi - strategiyang menarik dan sesuai dengan pembelajaran
membaca. Padahal penggunaan strategi pembelajaran yang menarik dan sesuai dalam
pembelajaran membacaakan dapat membantusiswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Akibatnya,siswa menjadi cepat bosan dan jenuhketika mengikuti
pembelajaran.

1.2 Tujuan
 Untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dalam mencari informasi yang
disajikan oleh buku.
 Untuk menhajarkan mahasiswa mengulas atau menelah buku.
 Untuk melatih mahasiswa agar mampu membandingkan buku yang lainnya
termasuk didalamnya kelebihan dan kelemahan isi buku.

1.3 Manfaat
 Agar mahasiswa mengetahui dan memahami isi buku.
 Untuk menambah wawasan tentang Membaca Cepat dan Efektif.
 Menumbuhkan kreatifan berpikir dan menelaah sebuah buku.

1
BAB II

ISI BUKU

2.1 Identitas Buku


A. Buku Utama

Judul : Keterampilan Bahasa Reseptif


Penulis : Dra. Rosmaini, M.Pd
Ika Febriana, M.Pd
Tata Letak & Desain Sampul : @rezhaban
Cetakan I : September 2022

B. Buku Pembanding 1

Judul Buku : Speed Reading sistem Membaca Cepat dan


Efektif
Pengarang : Dr. Soedarso

2
Penerbit : CV Sagung Seto
Tahun Terbit : 2008
Jumlah Halaman : 135 halaman

Buku Pembanding 2

Judul : Membaca Cepat dan Efektif


Pengarang : Drs. Nurhadi
Penerbit : C.V Sinar Bangun
Tahun Terbit : 1987 (Cetakan 1)
Tebal Buku : 189 halaman
Kota Terbit : Bandung

2.2 Isi Ringkasan Buku


A. Buku Utama : Keterampilan Bahasa Reseptif
BAB I
HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA

A. Definisi Keterampilan Berbahasa


Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan manusia
secara teratu,yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya (Depdiknas,2005 : 3).
Sementara itu menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009:126) Bahasa
merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya,sebagai tanda yang
menyimpulkan suatu tujuan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2016),Bahasa
memiliki arti sistem lambang bunyi yang arbiter,yang digunakan oleh anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama,berinteraksi,dan mengidentifikasikan diri.
Keterampilan merupakan kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan benar.

3
Keterampilan memiliki arti kecakapan atau pandai dalam melakukan suatu
pekerjaan dengan baik dan benar. Sama halnya seperti pendapat Muzni Ramanto
dkk. (1991:2) bahwa “keterampilan dapat disamakan dengan kata kecekatan.
Orang yang dapat dikatakan sebagai orang terampilan adalah orang yang dalam
mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan benar.
Namun,apabila orang tersebut mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya
dengan cepat tetapi hasilnya tidak sesuai atau salah maka orang tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai orang terampil. Apabila orang tersebut melakukan
pekerjaan dengan benar dan sesuai apa yang diperintahka,tetapi lambat dalam
menyelesaikanny,maka orang tersebut dapat disimpulkan sebagai orang yang
terampil”. Dengan demikian,dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan
berbahasa adalah kepandaian yang dimiliki oleh seseorang dalam menyampaikan
ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang
lain.
Keterampilan berbahasa merupakan patokan utama siswa dalam
mempelajari pembelajaran Bahasa. Menurut Tarigan (2013:1) keterampilan
berbahasa mempunyai empat komponen,yaitu 1.) Keterampilan menyimak
(Listening skilis); 2.) Keterampilan berbicara (speaking skills); 3.) Keterampilan
membaca (Reading skills); dan 4.)Keterampilan menulis (witing skills).

B. Aspek-Aspek Keterampilan Berbahasa


1. Mendengarkan/menyimak
Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat
reseptif. Yang dimaksud dengan keterampilan mendengarkan di sini bukan berarti
hanya sekadar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melalui alat pendengarannya,
melainkan sekaligus memahami maksudnya. Oleh karena itu, istilah
mendengarkan sering diidentikkan dengan menyimak. Istilah
mendengarkan/menyimak berbeda dari istilah mendengar. Meskipun sama-sama
menggunakan alat pendengaran, mendengarkan berbeda dengan mendengar. Pada
kegiatan mendengar tidak tercakup unsur kesengajaan, konsentrasi, atau bahkan
pemahaman. Sementara pada kegiatan mendengarkan terdapat unsur-unsur
kesengajaan, dilakukan dengan penuh perhatian dan konsentrasi untuk
memperoleh pemahaman yang memadai. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita
memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari
yang disebut dengan proses aquisition (pemerolehan), bukan melalui proses
learning (pembelajaran). Oleh karena itu, kita pun tidak menyadari begitu
kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengarkan tersebut. Berikut
ini secara singkat disajikan deskripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam
upaya belajar memahami apa yang kita dengarkan dalam bahasa kedua.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat
ketikakita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar
harus:

4
a. menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan
dayainga
jangaka pendek (short-term memory).
b. berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam Bahasa
target.
c. menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan
intonasi; menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata;
d. membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar;
e. mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns);
f. mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan;
g. menebak makna dari konteks;
h. mengenal kelas-kelas kata (grammatical word classes);
E menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis;
j. mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices);
k. mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi,
dan
unsur-unsur lainnya (http://www.sil.org/lingualinks).

2. Berbicara
Dalam keterampilan berbicara dikenal tiga jenis situasi berbicara, yaitu
interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif,
misalnya terjadi pada percakapan secara tatap muka dan berbicara melalui
telepon. Kegiatan berbicara dalam situasi interaktif ini memungkinkan adanya
pergantian peran/aktivitas antara berbicara dan mendengarkan. Di samping itu,
situasi interaktif ini memungkinkan para pelaku komunikasi untuk meminta
klarifikasi, pengulangan kata/kalimat, atau meminta lawan bicara untuk
memperlambat tempo bicara, dan lain lain. Kegiatan berbicara dalam situasi
interaktif ini dilakukan secara tatap muka langsung, bersifat dua arah, atau bahkan
multiarah.
Kemudian, ada pula situasi berbicara yang tergolong semiinteraktif,
misalnya dalam berpidato di hadapan umum, kampanye, khutbah/ceramah, dan
lain-lain, baik yang dilakukan melalui tatap muka secara langsung namun
berlangsung secara satu arah. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat
melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat
reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.

BAB II

5
HAKIKAY KETERAMPILAN MENYIMAK
A. Definisi,Proses,dan Tujuan Menyimak
1. Definisi Menyimak
Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa lisan sering kita
jumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Ketiga istilah itu
memang berkaitan dalam makna antara menulis namun berbeda dalam arti. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia pengertian istilah itu dijelaskan seperti berikut.
Mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga.
Mendengarkan berarti mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedang
menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan
atau dibicarakan orang (Djago Tarigan, 2003: 2.5).
2. Proses Menyimak
Logan dan Loban (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 63) menyatakan
bah menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses
menyimak p terdapat tahap-tahap, antara lain:
a. Tahap Mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu
yang dikemukak oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.
b. Tahap Memahami; setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi
kita untuk mengerti atas memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh pembicara.
c. Tahap Menginterpretasi; penyimak yang baik, yang cermat dan teliti,
belum puas kalas hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang
pembicara, dia ingin menafsirkan ata menginterpretasikan isi, butir
butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu.
d. Tahap Mengevaluasi; setelah memahami atau dapat menafsir atau
menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai
atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai
keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara.
e. Tahap Menanggapi; tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta
menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam
ujaran atau pembicaraannya.

3. Tujuan Menyimak
Menurut Hunt (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 59) ada empat fungsi
utama menyimak, yaitu memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi,
membuat hubungan antarpribadi lebih efektif, mengumpulkan data agar dapat
membuat keputusan yg masuk akal, agar dapat memberikan responsi yang tepat.
Sedangkan menurut Logan dan Shrope (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 60-
61), tujuan menyimak seperti berikut:

6
A. Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetah dari bahan ujaran pembicara, dengan perkataan
lain, dia menyimak untuk belajar.
B. Ada orang yang menyimak dengan penekanan dan penikmatan
terhadap sesuatu dari mate yang diujarkan atau yang diperdengarkan
atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bida seni); pendeknya, dia
menyimak untuk menikmati keindahan audial.
C. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai
sesuatu yang dia sima (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak
logis, dan lain-lain); singkatnya, d menyimak untuk mengevaluasi.
D. Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai
sesuatu yang disimaknya itu (misalnya, pembicaraan cerita, pembacaan
puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan), pendek
kata, orang itu menyimak untuk mengapresiasi mater simakan.

BAB III
TEKNIK MENYIMAK
A. Teknik Pembelajaran Menyimak
1. Teknik Ulang-Ucap (Menirukan)
Teknik ini biasa digunakan guru pada siswa yang belajar bahasa
permulaan, baik belajar bahasa ibu maupun bahasa asing. Teknik ini digunakan
untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengandengan pengucapan atau lafal yang
tepat dan jelas oleh guru.
Dengan teknik ini, pertama-tamaguru mengucapkan kata-kata yang
sederhana, seperti "mata", misalnya, kemudian guru memperjelas kata tersebut
dengan cara mendemonstrasikannya; gurumenggunakan jari tangannya untuk
menunjuk salah satu bagian wajahnya, yaitu mata. Langkah kedua, guru
mengucapkan kata "mata" dengan jelasdan keras, siswa diminta menyimaknya
dengan baik, kemudian menirukan apa yang diucapkan guru. Langkah ketiga,
guru memberikan latihan ekstensif dengan mengulang kata-kata yang sudah
dikenalkan, kemudian menambah kosa kata serta mengenalkan struktur kalimat
kepada siswa sampai siswa dapat mengucapkan kata-kata dengan tepat,
danakhirnya menggunakan kata itu dalam struktur yang sederhana.

2. Teknik Informasi Beranting


Guru memberi informasi kepada salah seorang siswa kemudian informasi
tersebut disampaikan kepada siswa di dekatnya; begitu seterusnya, informasi
disampaikan secara beranting. Siswa yang menerim informasi terakhir,
mengucapkan keras-keras informasi tersebut di hadapan teman-temannya. Dengan
demikian, kita tahu apakah informasi itu tetap sama dengan sumber pertama atau
tidak. Jika tetap sama, berarti daya simak siswa sudah cukup baik, akan tetapi, bila

7
informasi pertama berubah setelah beranting, ini berarti daya simak siswa masih
kurang.

BAB IV
HAKIKAT MEMBACA
A. Definisi Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata
yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan
agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak
terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau
dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960:
43-44).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa "reading" adalah "bringing meaning
to and getting meaning from printed or written material", memetik serta
memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro
and Bonomo 1973:119). Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa membaca
adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa Oleh karena itu maka
para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi respons terhadap
lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori yang sama
yang telah mereka tanggapi sebelum itu. Menyimak dan berbicara haruslah selalu
mendahulu kegiatan membaca. Ketika membaca kita membuat bunyi dalam
kerongkongan kita. Kit membaca lebih cepat kalau kita tahu bagaimana cara
mengatakan serta mengelompokkan bunyi bunyi tersebut dan kalau kita tidak
tertegun-tegun melakukannya. Oleh karena itu maka penting sekali diingat agar
setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, urutan bunyi, intonasi, atau jeda
haruslah dijelaskan sebelum para pelajar disuruh membaca dalam hati ataupun
membaca lisan. (Finocchiaro and Bonomo 1973:120). Kesimpulan yang dapat
ditarik dari pembicaraan.

BAB V
MEMBACA CEPAT
A. Definisi Membaca Cepat
Membaca cepat dan efektif yaitu membaca yang mengutamakan kecepatan
dan harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Mengapa
kita dituntut untuk menjadi pembaca yang cepat dan efektif? Pertama, yang perlu
diingat ialah bahwa membaca itu sebuah proses yang kompleks dan rumit.
Kompleks artinya dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan
faktor eksternal pembaca. Faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ). minat,

8
sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Faktor eksternal bisa
dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana - berat, mudah - sulit),
faktor lingkungan, atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan
tradisi membaca.

B. Metode dan Mengukur Kecepatan Membaca


Beberapa contoh metode dalam mengembangkan kecepatan membaca adalah
1. Metode Kosakata
2. Metode Motivasi
3. Metode Gerak Mata
Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi
bacaan Kecepatan membaca dapat diukur dengan cara : jumlah kata dibagi waktu
yang diperlukan (dalam detik) dikali 60, hasilnya kata per menit /kpm. Cara
mengukur kemampuan membaca ialah: jumlah kata per menit (kecepatan
membaca) dikalikan dengan presentase pemahaman isi bacaan. Misalnya, jika
kecepatan membaca 200 kpm, dan jawaban yang benar diatas pertanyaan
pertanyaan isi bacaan itu adalah 60%, maka kemapuan baca Anda adalah 200 X
60% = 120 kpm. Jika lulusan SMU diharapkan memiliki kecepatan membaca
minimal 250 kpm dengan pemahaman 70%, maka kemampuan membaca minimal
lulusan SMU adalah 250 X 70% = 175 kpm.

BAB VI
TEKNIK MEMBACA
A. Teknik Membaca Sekilas (Skimming)
Dalam pembahasan membaca ekstensif, membaca sekilas (skimming)
telah dibicarakan. Bila anda mencari sebuah buku di perpustakaan, mengenali isi
buku secara cepat dengan cara membuka daftar isi, membaca kata pengantar, atau
halaman sampul belakang, anda hendaknya melakukan skimming.
Dalam menghadapi sebuah bacaan, anda harus memperlakukannya sesuai
dengan maksud anda. Jika fakta dan detail tidak anda perlukan, lompati bagian
tersebut. Cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok ini disebut
skimming.
B. Teknik Membaca
Sebaliknya, jika Anda hanya membutuhkan suatu fakta tertentu saja, atau
informasi tertentu saja, atau data statistik tertentu saja, misalnya Anda perlu
melompati lainnya dan langsung mencari ke hal tertentu saja. Teknik melompati
(skipping) untuk langsung ke sasaran yang kita cari itu disebut skanning.
Langkah-langkah yang bisa ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Lihat daftar isi dan kata pengantar secara sekilas.

9
2) Telaah secara singkat latar belakang penulisan buku.
3) Baca bagian pendahuluan secara singkat.
4) Cari dalam daftar isi bab-bab yang penting. Cari dalam halaman-halaman
Buku bab yang penting tersebut,kemudian baca beberapa kalimat yang
Penting.
5) Baca bagian kesimpulan (jika ada).
6) Lihat secara sekilas adakah daftar pustaka, daftar indeks, atau apendiks.

BAB 7
PROSEDUR KLOSE
A. Metode Klose
Metode yang dipandang paling berhasil dalam pembelajaran membaca
adalah prosed klose. Selain dapat dipergunakan sebagai alat untuk pengajaran
membaca juga unt meningkatkan keterampilan membaca siswa. Metode ini
diperkenalkan oleh Wilson Tayler (1953) yang berasal dari istilah "Clozure" suatu
istilah dari ilmu jiwa Gestalt. Konsepnya menjelaskan tentang kecenderungan
orang untuk menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap, secara mental
menjadi suatu kesatuan yang utuh, melihat bagian-bagian sebagai suatu
keseluruhan.

B. Buku Pembanding 1 : Menulis yang Efektif

BAB I
TULISAN YANG EFEKTIF

Pada sisi lain, efektif bagi pembaca, yaitu memberikan manfaat, baik dalam
menambah pengetahuan, wawasan pengalaman, memberikan aspirasi, maupun
hiburan. Nilai efektifitas itu dimaksudka nuntuk karya ilmiah. Sementara dalam
karya fiksi atau rekaan dapat di terapkan pada pendekatan yang berbeda, antara
lain dalam judul, tema, sudut pandang, penokohan/pelaku, alur cerita, bahasa dan
latar. Namun, tulisan itu memberikan sesuatu yang positif bagi pembacanya.

BAB 1I
ACUAN TEORITIK DAN TEKNIK NOTASIILMIAH

A. Acuan Teoritik

10
Acuan teoritik adalah sumber – sumber referensi atau rujukan yang
relevan dan di manfaatkan oleh penulis sebagai pijakan dan titik tolak dalam
menciptakan dan mengembangkan sebuah karya. Acuan teoritik yang di
gunakan dalam melakukan sebuah penelitian juga menjadi acuan pula dalam
memecahkan masalah (problem solving) di kaitkan dengan data dan fakta
yang di temukan.Teori - teori yang di jadikan acuan adalah di siplini atau
bahan pustaka yang relevan atau berdekatan serta berhubungan dengan topic
tulisan yang sedangditulis.

BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENULISAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian kini terus mengalami perkembangan, yaitu seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut ini dikemukakan beberapa
pendekatan penelitian.
1. Penelitian Kuantitatif.
2. Penelitian Kualitatif.
3. Penelitian KajiTindak (Action Research).

B. Tahapan Penelitian
Penelitian dilakukan melalui langkah - langkah yang telah direncanakan, yaitu
meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
 Tujuan penelitian
 Topic/focus penelitian
 Perumusan masalah
 Variable penelitian
 Hipotesis penelitian
 Responden atau populasi yang ditetapkan untuk diteliti
 Sampel yang dipilih
 Data dan informasi yang dibutuhkan

11
 Waktu penelitian
 Instrument pengumpulan data penelitian
 Akses data dan informasi
 Pertanyaan penelitian (research questions)
 Teknik analisis data
 Pengecekan keabsahan data
 Peneliti yang telah selesai melakukan penelitian menurut pendekatan tertentu
dan menyusun laporannya berada dalam posisi untuk memberikan analisis
dalam memecahkan masalah.

C. Metode Penelitian
Seseorang yang menulis diawali dengan menentukan tujuan , target atau
sasaran yang akan dicapai. Tujuan tersebut harus jelas, transparan, realistis, dan dapat
dicapai dikaitkan dengan bentuk tulisan yang akan atau sedang disusun.

BAB IV
ETIKA PENELITIAN DAN PENULISAN

1. EtikaPenelitian
Seorang peneliti dalam rangka melakukan penelitian sebaiknya mematuhi criteria
sebagai berikut:
o Peneliti tidak dibenarkan melakukan pelanggaran ilmiah
o Seorang peneliti seharusnya memiliki kesadaran yang sangat tinggi
o Memberikan patokan apa yang sah dikerjakan dan apa yang tidaksah
2. Etika penulisan
Etika penulisan suatu karya ilmiah mengatur model dan format penulisan yang di
tetapkan dan berlaku pada suatu lembaga penelitian dan lembaga pendidikan.

BAB V
KERANGKA DAN SISTEMATIKA PENULISAN

A. Kerangka Penulisan

12
Untuk membuat kerangka tulisan terdapat aturan dan pedoman yang di anggap standar
atau baku dan dijadikan acuan.
1. Kerangka penulisan karya ilmiah
2. Kerangka penulisan karya fiksi
B. Sistematika penulisan
Kerangka penulisan atau format penulisan laporan hasil penelitian disusun
menurut sistematika sebagai berikut:
1. Judul
2. Lembar pengesahan / persetujuan
3. Kata-kata mutiara atau kata-kata persembahan
4. Kata pengantar
5. Daftarisi
6. Ringkasan
7. Isi
8. Daftar pustaka
9. Riwayat hidup
10. Lampiran
BAB VI
RAGAM KARYA TULIS

A. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan


Klasifikasi itu digunakan dalam perpustakaan, dokumentasi dan pusat informasi, yaitu suatu
lembaga yang bertugas mengelola berbagai koleksi /bahan pustaka dalam segala bentuknya.
B. Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karya yang berisi tentang ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu. Karya
ilmiah itu ditulis berdasarkan kaidah dan teori - teori yang sudah diakui, diterima, dan
diberlakukan oleh kalangan ilmuwan, pakar atau intelektual dalam bidangnya masing-
masing.
C. Karya Sastra
Sastra adalah karya tulis yang jika di bandingkan dengan karya tulis lain, memiliki berbagai
cirri keunggulan seperti ke orisinalan, ke artistikan, dan ke indahan dalam isi danungkapan.
D. Karya Fiksi
Karya fiksi atau rekaan adalah karya yang di susun atas dasar inspirasi, aspirasi, dan imajinasi
serta rekayasa khayalan belaka.

13
Buku Pembanding 2 : Membaca Cepat dan Efektif

BAB I
PENDAHULUAN
1, Mengenali Hakikat Proses Membaca
Membaca adalah sebuah proses yang kompleks dan rumit. Kompleks artinya
dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal ( IQ, minat, sikap , bakat,
motivasi , tujuan membaca,dsb) dan faktor eksternal (bias dalam bentuk sarana membaca,
teks bacaan, faktor lingkungan, latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, tradisi
membaca,dsb) pembaca. Menurut Edward L.Thorndike, Reading as Thinking abd
reading as reasoning, artinya nahwa proses mebaca itu sebenarnya tak ubahnya dengan
proses ketika seseorang berpikir dan bernalar. Kesimpulannya, pada hakikatnya membaca
adalah proses yang kompleks dan rumit, mengidentifikasikan bahwa kemampuan
membaca itu adalah kemampuan yang spesifik. Latar belakang faktor internal dan faktor
eksternal menyebabkan setiap orang memiliki kemampuan membaca yang berbeda-beda.

14
2, Tuntutan realitas sehari-hari

Berjuta-juta informasi dan berita yang ada setiap harinya menunjukkan betapa peran
pembaca demikian besar merasuk ke segala segi kehidupan modern dewasa ini. Meskipun
muncul media-media informasi yang lain. seperti teevisi dan radio, peran membaca tak
dapat digantikan sepenuhnya.

BAB II

MENINGKATKAN KECEPATAN DAN KEEFEKTIFAN MEMBACA

A. Kecepatan dan Keefektifan Membaca


Dengan mengetahui metode dan teknik mengembangkan kecepatan membaca,
kemudian diikuti oleh latihan intensif, dan membiasakan diri dengan membaca cepat.
B. Hakikat membaca cepat dan kefektifan membaca

Membaca cepat artinya membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak


mengabaikan pemahamannya.Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan
membaca, keperluan, dan bahan bacaan.

C. Mengukur Kecepatan Membaca

Cara yang agak rumit tetapi akurat dalam mengukur kecepatan membaca
adalah sebagai berikut:

1) Tandailah dimana anda mulai membaca


2) Bacalah teks tersebut dengan kecepatan yang menurut anda memadai
3) Tandai akhir anda membaca. Usahakan mencari bacaan yang berisi sekitar
1000-1500 kata sja.
4) Catat waktu anda mulai membaca (jam….,menit….,detik….)
5) Catat waktu berakhirnya membaca (jam….,menit….,detik….)
6) Hitung berapa waktu yang anda perlukan (dalam detik)
7) Hitung jumlah kata dalam teks yang dibaca
8) Kalikan jumlah kata dengan bilangan 60( 1 menit = 60 detik). Hasil perkalian
ini disebut jumlah total kata.

15
9) Bagi hasil perkalian tersebut dengan jumlah waktu yang diperlukan tadi. Maka
hasilnya adalah “Jumlah kata permenit”

D. Kemampuan membaca yang dikembangkan dalam membaca


1. Meningkatkan kemampuan membaca sampai dua, tiga kali lipat (dapat
mendemonstrasikan membaca cepat sebagai sarana meningkatkan kecepatan
membaca
2. Meningkatkan pemahaman terhadap bacaan
3. Meluasnya jangkauan gerak mata sebagai sarana meningkatkan kecepatan
membaca
4. Berkurangnya kesalahan-kesalahan dalam gerak mata yang menghambat kecepatan
membaca
5. Menghilangnya kebiasaan-kebiasaan jelek yang menghambat kecepatan membaca

BAB III

METODE MENGEMBANGKAN KECEPATAN MEMBACA

A. Beberapa metode yang pernah dikembangkan


1. Metode kosakata
Metode kosakata adaah metode mengembangkan kecepatan membaca melalui
pengembangan kosa kata.
2. Metode motivasi (minat)
Cara kerjanya ialah memotivasi para pemula (pembaca yang mengalami
hambatan-hambatan dalam kecepatan membaca) dengan berbagai macam rangsangan
bacaan yang menarik sehingga tumbuh minat membacanya.
3. Metode bantuan alat
Gerak mata dibantu oleh gerak ujung alat yang digunakannya.Metode ini
memperoleh hasil yang cukup memuaskan.
4. Metode gerak mata
Metode gerak mata adalah metode yang paling banyak dipakai dan
dikembangkan orang saat ini, baik untuk pengajaran membaca permulaan maupun
bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kecepatan membacanya.

16
B. Mengembangkan kecepatan membaca melalui metode gerak mata
Pokok pemikiran yang melandasi metode ini ialah semakin panjang dan semakin luas
jangkauan mata (eye span) dalam melihat unit-unit bahasa, semakin cepat pula
kemampuan membacanya.
Kebiasaan yang menghambat gerak mata:

1. Pengulangan (regresi)

Terjadinya pengulangan-pengulangan gerak mata pada unit-unit bahasa yang


telah dibaca.Maksudnya melihat-lihat kembali kata-kata atau frase-frase yang telah
dilihat berhubung dengan kurang dapat memahaminya makna dalam konteks.

Ada dua macam tipe kebiasaan mengulang ini, yaitu:

A. Regresi yang sifatnya sudah terpola atau kebiasaan melihat ulang yang
sudah menjadi kebiasaan.

B. Regresi yang sifatnya hanya incidental saja.

2. Keterpakuan (berhenti sejenak)

Yaitu berhenti sejenak (terpusat) pada satu kata atau barangkali juga frase tertentu
yang sulit dimengerti.

3. Berhenti lama pada awal baris atau kalimat

4. Salah meletakkan pandangan mata

5. Fiksasi dan durasi

C. Macam-macam gerak mata pada membaca cepat

1. Horizontal

2. Vertical

3. Spiral

D. Tipe-tipe pembaca yang tidak efisien

1. Tipe pembaca yang memvokalkan apa yang dibacanya

2. Tipe pembaca bergerak (grak-gerak anggota badan)

3. Membaca sambil tiduran (berbaring)

4. Tipe pembaca yang tidak berkonsentrasi

17
BAB IV

TEKNIK MEMBACA CEPAT : SKIMMING DAN SKANNING

Arti sebenarnya dari skimming ialah “terbang pada halaman demi halaman buku.”mungkin
berarti menyapu halamn-halaman buku dengan cepat untuk menemukan sesuatu yang dicari.

Teknik membaca skimming

1. Bertanya dulu apa yang akan dicari, atau diperlukan dalam buku ini.

2. Dengan bantuan daftar isi dan kata pengantar.

3. Dengan penuh perhatian, coba telusuri dengan kecepatan tinggi setiap baris yang ada.

4. Berhentilah untuk memahami isi bacaan.

5. Bacalah dengan kecapatn normal, dan pahami dengan baik apa yang dicari.

Teknik membaca skanning

1. Lihat daftar isi dan kata pengantar secara sekilas

2. telaah secara singkat latar belakang penulisan buku

3. Baca bagian pendahuluan secara singkat

4. Cari dalam daftar isi bab-bab yang penting,kemudian baca beberapa kalimat penting

5. Baca bagian kesimpulan (jika ada)

6. lihat secara sekilas adalah daftar pustaka, daftar indeks, atau apendiks

BAB V

MODAL MEMBACA

Membaca adalah aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya
dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Untuk mempelancar proses membaca, seorang
pembaca harus memilki modal :

1. Pengetahuan dan pengalaman

2. Kemampuan berbahasa (kemampuan berkomunikasi lisan)

18
3. Pengetahuan tentang teknik membaca

Secara garis besar, pengetahuan tentang teknik itu meliputi:

1) Pengetahuan tentang aspek-aspek keterampilan membaca

a. Keterampilan mengenali kata


b. Keterampilan mengenali tanda baca
c. Keterampilan memahami makna tersurat

2) Pengetahuan tentang teknik membaca cepat.

3) Pengetahuan tentang membaca telaah ilmiah.

Tujuan membaca

1. Mendapat alat tertentu (instrumental effect)

2. Mendapat hasil yang berupa prestise (prestige effect)

3. Memperkuat nilai-nilai pribadi atau keyakinan

Hal-hal praktis yang perlu diperhatikan sehubungan dengan membaca cepat

1. Pengetahuan tentang buku

2. Pengetahuan tentang perpustakaan

3. Pengetahuan tentang cara-cara mengutip bagian wacana

BAB VI

MENINGKATKAN SIKAP KRITIS DALAM MEMBACA

Jenis membaca pada jenjang kedua : pada tingkatan ini pembaca tidak hanya puas pada
tingkatan tahu atau ingat apa yang dikatakan dalam buku. Setiap orang berbeda dari segi
kemampuan intelektual, sikap, bakat, minat, motivasi, tujuan membaca, dsb.

Sikap kritis yang bagaimana?

Memahami bahan bacaan (buku) secara mendalam tidak hanya cukup tahu tentang apa
dikatakan pengarangnya. Jenis membaca kritis, yaitu memahami makna tersirat (unsur-unsur
makna implisit).

Sikap kritis meliputi kemampuan-kemampuan pembaca untuk:

1. Menginterpretasi secara kritis.

19
2. Menganalisis secara kritis.

3. Mengorganisasi secara kritis.

4. menilai secara kritis.

5. menerapkan konsep secara kritis.

BAB III

PENELITIAN BUKU

3.1 Keunggulan Buku


Kelebihan dari buku ini yaitu memiliki sampul yang cukup menarik. Selain
itu, isi dari buku ini juga banyak berupa penjelasan-penjelasan dan tip yang dibahas
dengan sangat detail. Kekurangan dari buku ini adalah penjelasan-penjelasan pada
isinya kadang sulit untuk dipahami dan juga tidak adanya gambar pada cukup
menarik.

3.2 Kelemahan Buku


Buku ini mengupas bahwa bahasa memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia.
Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan
penerimaan pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu. Komunikasi dapat berbentuk
lisan dan tulisan. Kedua bentuk komunikasi tersebut sangat erat berhubungan karena
sifat penggunaannya yang saling berkaitan dalam bahasa.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hal yang terpenting pada saat membaca adalah konsentarasi.. Usahakan untuk
menciptakan suasana membaca yang menyenangkan. Suasana membaca yang
menenangkan adalah suasana yang tenang. Selain itu, hal yang tak kalah penting
untuk diperhatikan saat membaca adalah pemahaman terhadap isi. Jika saat membaca
menemukan istilah “asing”, sebaiknya kamu jangan berhenti membaca. Teruskan
membaca, tafsirkan makna kata “asing” berdasarkan konteks kalimat. Hindari pula
kebiasaan menunjuk kata yang kamu baca atau membaca kata per kata dengan diikuti
gerakan kepala (dari kiri kekanan). Sesungguhnya, yang digerakkan saat membaca
adalah bola mata, bukan kepala. Oleh karena itu, teruslah melatih gerakan bola mata
dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah secara berulang-ulang.

4.2 Saran
saran saya untuk buku Keterampilan Bahasa Reseptif dalam materinya sudah
bagus dan sudah jelas serta mudah dipahami, namun ada baiknya  penulis
menambahkan gambar guna untuk membuat pembaca tertarik untuk membaca buku
tersebut.
Bagi pengajar disarankan untuk terus menggali potensi mengajarnya, hingga dapat
mengajarkan materi fonologi dan bunyi bahasa secara menarik dan kreatif, sehingga
siswa merasa senang, tidak jenuh, serta mudah memahaminya.

21
DAFTAR PUSTAKA

DePorter Bobbu dan Mike Hemacki. 2009. Quantum Learning Bandung: Kaifa PT
Mizan Pustaka

Harjasujana, A. Slamet.dkk. 1988. Membaca. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka


K.Y. Ice Sutari, Dkk. 1998. Menyimak Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III

Harjasujana, A. Slamet, dan Teti Mulyati 1997 Membaca 2. Jakarta: Departemen P dan
K Dirjen Dikti

Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Jakarta: PT Gramedia WidiasaranaIndonesia.


Iswara, Prana dwija dan A. Slamet, H. 1997 Kebahasaan dan Membaca dalam Bahasa
Indonesia. Jakarta: Departemen Pdan K Dirjen Dikti. Mulyati, Yeti. 2007.
Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Noor, Yusmaniar dan Rosmaini, 1993. "Membaca II" Diktat.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif Bandung: CV Sinar Baru.

Nurhadi. 2009. Dasar-dasar Teori Membaca Surabaya: PT. Jepe Press Media Utama

Nurhadi 2009. Teknik Membaca. Malang: Asih Asah Asuh.

Semi, M.Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita, Features, dan Artikel. Bandung:
Mugantara. Soedarso 2001. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif.
Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.

22
Tampubolon, D.P 1990. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien.
Bandung

Angkasa. Tarigan, H.G. 1994. Membaca Sebagal Suatu Kerterampilan Berbahasa


Bandung: Angkasa

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai