Anda di halaman 1dari 31

CBR

ANEKA TEKNIK KETERAMPILAN BERBICARA

RAGAM DIALOGIS

Dr. ASNA NTELU, M.Hum.

MENYIMAK DAN BERBICARA TEORI DAN PRAKTIK

RANI NURCITA WIDYA, M.PD.

RASI YUGATIATI, M.PD.

PROF. DR. H. RAHMAN, M.PD.

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Dosen :Yanida Buulolo, M.Pd

Oleh : OTINIELI LAIA

NIM : 222105033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NIAS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
pertolongan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan bacaan ini dengan judul buku
pertama “Aneka Teknik Keterampilan Berbicara Ragam Dialogis” dan buku pembanding
dengan judul “Menyimak dan Berbicara Teori dan Praktik”. Laporan ini saya buat guna
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Saya berterimakasih kepada Ibu Yanida
Buulolo, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah, yang telah membimbing dan
mengarahkan dalam menulis laporan ini.

Dalam menyusun “Critical Book Report” ini, saya telah berusaha semaksimal
mungkin untuk memberi hasil yang terbaik. Namun demikian saya juga mempunyai
keterbatasan dan kemampuan dalam menulisnya. Harapan saya semoga tugas saya ini
bermanfaat dan berguna untuk membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca dan sebagai salah satu dalam menyelesaikan mata kuliah Bahasa Indonesia.

Gunungsitoli, 13 Oktober 2022

Penulis,

OTINIELI LAIA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... I

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG......................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................... 1
C. TUJUAN.............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. IDENTITAS BUKU............................................................................................................ 2
B. RINGKASAN BUKU.......................................................................................................... 3
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU.................................................................... 24

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.................................................................................................................... 25
B. SARAN................................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki keunikan
masing-masing. Namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki kekurangan, hingga
buku tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari, sehingga dibutuhkan buku lain untuk
melengkapi kekurangan buku tersebut. Tapi seharusnya kita harus sangat berterimakasih
kepada para penulis buku, karena mereka telah memberikan ilmu mereka untuk kita sehingga
kita dapat belajar dari buku-buku mereka.Oleh karena itu, saya membuat Critical Book Report
ini, untuk melihat perbedaan dan persamaan dari kedua buku yang berbeda penulisannya
tentang suatu materi pembelajaran dan juga untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa
Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah isi atau pembahasan dari kedua isi buku?


2. Apa kekurangan dan kelebihan dari kedua buku tersebut?

C. TUJUAN

1. Mengulas isi dari kedua isi buka


2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis san mencari informasi yang diberikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. IDENTITAS BUKU

1. Identitas Buku Utama

Judul : Aneka Teknik Keterampilan Bebicara Ragam Dialogis


Penerbit : Ideas Publishing
Tahun Terbit : 2017
Jumlah Halaman : 104
Cetakan : Pertama
ISBN : 978-602-6635-39-6

2. Identitas Buku Pembanding

Judul : Menyimak dan Berbicara Teori dan Praktik


Penerbit : ALQAPRINT JATINANGOR
Tahun Terbit : 2019
Jumlah Halaman : 134
Cetakan : Pertama

ISBN : 978-602-6408-63-1

2
B. RINGKASAN BUKU
 Ringkasan Buku Utama

BAB I
PENDAHULUAN

1. Hakikat Berbicara

Seseorang yang mempunyai kemahiran berbahasa yang memadai akan lebih


mudah menyerap dan mengungkapkan informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Salah satu fungsi
bahasa dalam masyarakat adalah sebagai alat komunikasi dalam rangka memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia yang lain serta
dengan lingkungannya. Melalui bahasa manusia dapat mempelajari apapun yang ada di
sekitarnya. Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi
pikiran, gagasan, perasaan, kehendak, kebutuhan, dan keinginan untuk disampaikan kepada
orang lain secara lisan melalui bunyi-bunyi bahasa secara teratur.

Berdasarkan keterlibatan pelaku, berbicara dapat dikelompokkan menjadi dua


jenis yaitu :
1. Berbicara monologis yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan searah,
2. Berbicaradialogis yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan secara dua arah.

Tujuan berbicaranya antara lain untuk memberikan informasi, memperoleh suatu


kesepakatan, dan bertukar pikiran dengan pendengar tentang suatu topik.

2. Komponen-Komponen Berbicara

Setiap orang mungkin pernah terlibat dalam suatu proses pembicaraan, akan
tetapi sebagai pendengar kadang-kadang tidak memahami atau mempunyai penafsiran
yang berbeda dengan maksud pembicara. Faktor penyebab terjadinya miss
komunikasi antara pembicara dengan pendengar ini, kemungkinan besar terletak pada
kemampuan pembicara. Kemampuan pembicara dimaksud antara lain: kejelasan dan
kesistematisan ide yang disampaikan, ketepatan kaidah bahasa Indonesia yang
digunakan, dan cara penyampaiannya yankurang memperhatikan factor

3
nonkebahasaan secara tepat Komponen-komponen yang terlibat dan mempengaruh
pembicaraan adalah sebagai berikut ini.
1. Pembicara
Pembicara atau komunikator adalah orang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan kepada orang lain dengan tujuan tertentu.

2. Topik pembicaraan (pesan)


Topik pembicaraan adalah pokok atau inti sebuah komunikasi yang menjadi landasan
pembicaraan untuk disampaikan kepada orang lain.

3. Pendengar
Pendengar (komunikan) adalah orang-orang yang menjadi sasaran pembicara baik
secara perseorangan maupun kelompok pada saat pembicara menyampaikan pesannya.

3. Fungsi Berbicara

Dalam berkomunikasi manusia memanfaatkan bahasa sebagai media untuk


menyampaikan informasi. Sebagai pemakai bahasa, manusia mempunyai pengaruh
besar terhadap bahasa yang dipakai karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan
yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa yang paling utama adalah
sebagai alat berkomunikasi. Setiapanggota masyarakat terlibat dalam komunikasi,

Menurut Mulyana, pengelompokan tujuan berbicara ada empat tujuan yaitu:


 Tujuan sosial
 Tujuan ekspresif
 Tujuan ritual
 Tujuan instrumental.

Menurut Ochs and Winker (dalam Tarigan, 2008:17) bahwa aktivitas


berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:
 memberitahukan, melaporkan, (to inform)
 menjamu, menghibur (to entertain)
 membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade).

4
Gabungan atau campuran dari maksud-maksud itupun mungkin saja terjadi.
Suatu pembicaraan misalnya mungkin saja merupakan gabungan dari melaporkan dan
menjamu
begitu pula mungkin sekaligus menghibur dan meyakinkan.
BAB II
TEKNIK BERBICARA DALAM DISKUSI KELOMPOK

A. Hakikat Diskusi Kelompok

Diskusi merupakan suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh sekelompok


orang dengan cara bertukar pikirandengan mengemukakan dasar-dasar alasannya
untuk membahas suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan suatu masalah. Akan
tetapi, tidak semua bentuk bertukar pikiran dapat dikategorikan berdiskusi. Diskusi
dapat dimaknai suatu proses/cara untuk memecahkan masalah melalui proses berpikir
kelompok.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, kegiatan bertukar pikiran dapat


dikatakan berdiskusi apabila terdapat unsur-unsur seperti berikut ini.

1. Topic/masalah yang didiskusikan


2. Pemimpin diskusi
3. Peserta diskusi
4. Tujuan diskusi
5. Prosedur/norma-norma dalam diskusi
6. Dilakukan secara teratur, terarah, dan sistematis untuk mecapai tujuan bersama.
7. Waktu
8. Simpulan atau keputusan adalah hasil persetujuan bersama.

Kemampuan berdiskusi secara efektif sangat penting dikuasai terutama oleh


siswa/mahasiswa karena peranannya yang sangat vital dalam bertukar pikiran antar sesama
peserta.

B. Manfaat Diskusi Kelompok

Hal terpenting dalam diskusi kelompok adalah menumbuhkan perubahan dalam diri
peserta diskusi, menyadarkan pendapat sendiri, mempertajam pendapat sendiri serta

5
peninjauan kembali baik pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai maupun manfaat yang
dimiliki oleh masing- masing peserta diskusi. Adapun manfaat pelaksanaan diskusi kelompok
adalah berikut ini.
1. Memberikan dan menerima informasi/gagasan dalam upaya memecahkan
permasalahan yang sedang dibahas.
2. Mengembangkan kemampuan beragumen
3. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir secara logis dan sistematis.
4. Mengembangkan kemampuan menilai, membandingkan, dan menyatukan gagasan dan
persepsi sendiri dengan peserta lain dalam rangka pengambilan keputusan/kesepakatan
bersama.
5. Mendorong aktivitas dan kreativitas peserta untuk belajar menggali informasi dari
berbagai sumber referensi.
6. Mengembangkan kemahiran berkomunikasi efektif dengan orang lain dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
7. Menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri dalam mengungkapkan gagasannya
secara lisan di depan kelas.
8. Menumbuhkan sikap toleransi, menghargai pendapat orang lain, dan kerja sama antar
peserta diskusi.

C. Peran Moderator

Suksesnya sebuah diskusi sangat bergantung kepada kepemimpinan moderator atau


pimpinan diskusi. Pemimpin diskusi bukanlah seperti pemimpin biasa lazimnya, tetapi ia
bertindak sebagai seorang penuntun atau pengendali kelompoknya. Tugas seorang pemimpin
diskusi atau moderator ialah :
1. Menjelaskan tujuan dan maksud diskusi. Hal ini penting sekali dalam memberikan
pengarahan kepada anggota.
2. Menjamin kelangsungan diskusi secara teratur dan tertib.
3. Memberikan stimula anjuran, ajakan, agar setiap peserta betul-betul mengambil
bagian dalam diskusi tersebut.
4. Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan dan kemudian membuat
kesimpulan atas persetujuan dan kesepakatan bersama.
5. Menyiapkan laporan.

D. Peran Peserta
6
Peran peserta dalam diskusi adalah berikut ini.
1. Menguasai masalah yang didiskusikan. Hal ini dapat dicapai dengan mempersiapkan
diri, misalnya giat melengkapi bahan dan mempelajari bermacam sumber.
2. Mendengarkan setiap pembicara dengan penuh perhatian
3. Menunjukkan solidaritas dan partisipasi yang tinggi. Sikap emosional dan
berprasangka tidak baik harus dihindari.
4. Dapat menangkap dan mencatat gagasan utama dan gagasan penunjang dari si
pembicara.
5. Dapat membuat beberapa usul dan sugesti, dan meminta pendapat dan informasi
sebanyak mungkin.
6. Mengajukan keberatan terhadap pendapat orang lain dengan mengemukakan
argumentasi yang lebih meyakinkan. Hal ini tidak berarti menentang pendapat orang
lain.
7. Ikut membantu menyimpulkan hasil diskusi.

E. Prosedur Pelaksanaan Diskusi Kelompok

1. Tahap persiapan
Tahap persiapan yang dimaksud dalam diskusi kelompok adalah suatu proses yang
dilakukan sebelum pelaksanaan diskusi kelompok. Tahap ini merupakan tahap yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan proses diskusi kelompok.

2. Tahap pelaksanaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap pelaksanaan diskusi seperti berikut
ini.
a. Moderator memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi
kelancaran diskusi
b. Moderator membuka diskusi kelompok, mengucapkan salam pembuka dan
mengemukakan masalah yang akan didiskusikan.
c. Moderator menyampaikan aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang
akan dilaksanakan
d. Penyaji mempresentasikan topik/materi/makalah yang akan didiskusikan
e. Moderator memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk menyampaikan gagasan.
7
f. Moderator memimpin jalannya pelaksanaan diskusi sesuai dengan aturan main
yang telah ditetapkan.
g. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.

3. Penutup
Hal yang dilakukan dalam tahap penutup ini adalah penyampaian simpulan atas
topik/materi/makalah yang telah didiskusikan. Simpulan hendaknya singkat, padat,
dan jelas. Selain itu, pada saat menutup diskusi kelompok dapatdikemukakan harapan-
harapan, ucapan terima kasih, dan diakhiri dengan salam penutup.

BAB III
TEKNIK BERBICARA DALAM DISKUSI PANEL

A. Hakikat Diskusi Panel

Panel merupakan sekelompok pembicara yang dipilih untuk berbicara dan menjawab
pertanyaan pemandu di depan su atu khalayak. Tujuan diskusi panel biasanya adalah untuk
menyampaikan informasi dan pendapat-pendapat. Panelis (peserta diskusi panel) merupakan
orang-orang yang berbeda kepandaiannya atau keahliannya (catatan: panelis boleh juga orang
yang tidak ahli lewat jalur pendidikan formal tetapi ahli atau pandai karena luasnya
pengalaman dan mampu berbicara meyakinkan).

Berikut ini adalah salah satu contoh pengaturan tempat yang dapat digunakan untuk
diskusi panel.

Pn P Pn Pn

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Keterangan:

P = Pemandu
8
Pn = Panelis
X = Khalayak

B. Langkah-langkah/Tata Cara Pelaksanaan Diskusi Panel

Adapun langkah-langkah pembicaraan atau tata cara dalam suatu diskusi panel adalah
sebagai berikut.
1. Pemandu membacakan tata tertib dan mengenalkan panelis.
2. Panelis pertama diberi kesempatan berbicara dalam waktu yang telah ditentukan
dalam tata tertib.
3. Panelis kedua mengutarakan pendapat dan pandangannya terhadap masalah yang
didiskusikan sesuai dengan keahliannya.
4. Panelis ketiga diberi kesempatan untuk berbicara sesuai dengan keahliannya.
5. Setelah semua panelis mengutarakan pandangan mereka,
6. Pemandu menutup diskusi panel dengan menyimpulkan hasil pembicaraan para
panelis.

Memperhatikan prosedur pelaksanaan diskusi panel tersebut di atas, dapat


dikemukakan manfaat diskusi panel sebagai berikut ini.

1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pendengar tentang materi yang


didiskusikan.
2. Memberikan kesempatan dan memperkaya pengetahuan pendengar tentang suatu
masalah atau topik dari beberapa titik pandang yang berbeda.
3. Forum diskusi panel merupakan wadah yang tepat untuk memecahkan suatu
permasalahan.
4. Forum diskusi panel merupakan wadah untuk mengembangkan pribadi yang saling
menghargai, hormat kepada sesame, berani mengatakan pendapat dan mendalami
pengertian tentang suatu persoalan.

9
BAB IV
TEKNIK BERBICARA DALAM DEBAT

A. Hakikat Debat

Debat merupakan proses komunikasi lisan untuk mempertahankan pendapat. Setiap


pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi memberikan alasan dengan cara tertentu
agar pihak lawan atau pihak peserta menjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap
pendapat-pendapatnya (Dipodjojo, 1982:47-50). Dalam debat, pemimpin berhak menentukan
apakah anggota kelompok (khalayak) dapat bertanya kepada peserta debat (pembicara) atau
tidak. Selain itu, pemimpin debat (pemandu) juga berhak menentukan apakah pengunjung
boleh mengutarakan pendapat. Pemandu bertanggungjawab terhadap pengaturan waktu dan
tertib jalannya perdebatan. Sebelum pelaksanaan debat panitia harus menentukan sebuah
masalah yang mengundang perdebatan.

B. Teknik dan Taktik Debat

Seseorang yang terlibat dalam pelaksanaan debat menurut Santosa (2002: 45) teknik
debat adalah cara, pengetahuan, atau kepandaian melakukan segala sesuatu yang berkenaan
dengan debat sehingga bermanfaat bagi terapan debat.

Berbagai teknik dan taktik yang dikemukakan di atas sangat tepat dan strategis untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan menumbuhkan kebebasan berekspresi sesorang.
Kemampuan berdebat merupakan modal utama bagi seseorang untuk menghadapi dan
mengatasi persoalan di lingkungan masyarakatnya. Seseorang yang berkeinginan untuk
memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih dalam berdebat, maka ia harus menguasai
teknik dan taktik berdebat yang baik.

C. Tata Cara Debat

10
Adapun tata cara pelaksanaan debat adalah sebagai berikut ini.
 Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan ± delapan menit untuk mengajukan
pendapat dan alasan-alasan mengapa kelompoknya menyetujui masalah yang
diperdebatkan.
 Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan ± delapan menit untuk mengutarakan
pendirian kelompok mereka yang menolak masalah yang diperdebatkan.
 Pembicara 2 dari kelompok A diberi kesempatan ± delapan menit untuk menambah
penjelasan mengenai pendirian kelompoknya.
 Pembicara 2 dari kelompok B diberi kesempatan untuk memperjelas dan menambah
alasan-alasan yang menolak.
 Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan untuk menanggapi pendapat
kelompok A.
 Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan untuk menangkis alasan-alasan yang
diutarakan kelompok B dengan alasan-alasan dan bukti-bukti yang kuat.
 Kesempatan ± empat menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok B digunakan
untuk membuat simpulan dansekaligus menolak serta menandaskan alasan-alasan
kelompoknya.

BAB V
TEKNIK BERBICARA DALAM WAWANCARA

A. Hakikat Wawancara

Wawancara, interview pada dasarnya berupa menggaliketerangan/informasi dari orang


lain mengenai: pendapat,kesan, pengalaman, pikiran. Wawancara dapat dilakukan untuk
mendapatkan bahan, tidak harus dilakukan dengan seseorang yang mempunyai otoritas
kepada siapapun.

B. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Wawancara

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan wawancara adalah


sebagai berikut ini.

1. Datang tepat pada waktunya


2. Perhatikan penampilan
11
3. Datang dengan persiapan pengetahuan masalah
4. Menjaga pokok persoalan
5. Kritis agar mendapat info yang rinci
6. Bersikap sopan santun, tidak congkak
7. Jangan mengangkat masalah pribadi terlalu dini
8. Menjaga suasana
9. Tangkas dalam menarik simpulan.

C. Prosedur Pelaksanaan Wawancara

1. Persiapan Wawancara

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan wawancara adalah sebagai


berikut:
a) Menetukan topik/masalah yang akan ditanyakan
b) Merumuskan pertanyaan (pedoman pertanyaan)
c) Menjalin hubungan dengan orang yang diwawancarai/menghubungi dengan
telepon
d) Siapkanlah peralatan yang diperlukan.

2. Pelaksanaan Wawancara

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan wawancara adalah sebagai


berikut:
a) Mengemukakan alasan/maksud/tujuan kedatangan pewawancara
b) Mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya

D. Teknik Mengakhiri Wawancara

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan wawancara adalah sebagai berikut:

1. Periksa kembali daftar pertanyaan Anda


2. Klarifikasi jawaban yang masih meragukan
3. Berterima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan
4. Akhiri wawancara Anda dengan jabatan tangan.

12
BAB VI
TEKNIK BERBICARA DALAM RAPAT

A. Hakikat Rapat

Rapat pada umumnya merupakan pertemuan ataukumpulan beberapa orang atau para
anggota di lingkunganorganisasi untuk membicarakan suatu masalah, memberikanpenjelasan,
memecahkan persoalan, mengadakan perundingandengan tujuan menyelesaikan suatu
permasalahan untukkepentingan bersama.
Ada empat tahapan proses pengambilan keputusan
dalam rapat seperti berikut ini.
1. Tahap orientasi
2. Tahap konflik
3. Tahap pengambilan keputusan bersama
4. Tahap pembangunan kembali persamaan rasa dan perangkum solusi.

B. Tujuan Pelaksanaan Rapat

Rapat merupakan komunikasi para peserta. Rapat hanya dapat dilakukan dengan
alasan-alasan sebagai berikut ini.
1. Untuk menyampaikan informasi penting kepada peserta.
2. Untuk menjaring atau memperoleh permasalahan-permasalahan dari para peserta
rapat.
3. Untuk mempersiapkan pelaksanaan suatu acara tertentu.
4. Untuk melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap anggota (bawahan).
5. Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah.
6. Untuk melatih peserta rapat dalam berdemokrasi, mengeluarkan pendapat, berpikir
secara logis, teratur, kritis tepat dan objektif.

C. Komponen-Komponen Penentu dalam Pelaksanaan Rapat

13
a. Pemimpin Rapat
Berhasil tidaknya suatu rapat antara lain ditentukan oleh kemampuan dan
keterampilan pemimpin rapat. Pemimpin rapat adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
kelancaran dan keberhasilan rapat. Kriteria pemimpin rapat yang baik antara lain berikut ini.
b. Peserta Rapat
Peserta merupakan salah satu komponen penting dalam penentu keberhasilan suatu
rapat.

c. Keterlibatan Peserta Rapat


Tidak seorang pun akan merasa terlibat dalam diskusi tentang hal yang tidak
bersangkut paut dengan dirinya. Sekurang-kurangnya peserta harus merasa mempunyai
kepentingan dalam suatu masalah agar dia berniat dan berminat ikut membicarakannya.

d. Teknik Pengajuan Pandangan dalam Rapat


Rapat atau pembicaraan jenis manapun terdiri atas pertukaran pandangan beberapa
anggota hanya dua atau tiga orang tidaklah sukar mengajukan dan membicarakan pandangan-
pandangan, akan tetapi kalau pesertanya banyak, diperlukan tata cara yang teratur agar aneka
ragam pandangan dapat diajukan secara lancar demi kebaikan semuanya.

e. Usul-Usul Peserta dalam Rapat


Setiap rapat diharapkan berjalan lancar dan teratur. Akan tetapi dapat terjadi, bahwa
rapat tersendat-sendat, entah karena ada peserta yang dengan sengaja mengganggu, entah
karena soalnya amat sulit atau karena ada peserta yang kurang memahami aturan, entah
karena hal-hal yang lebih teknis.

f. Notulen Rapat
Notulen adalah catatan, ikhtisar seluruh hasil [pembicaraan, pemabahasa rapat yang
memuat pokok-pokok pembicaraan, keputusan- keputusan rapat yang telah diambil dalam
bentuk sajian yang jelas, singkat, dan tepat.

14
 Ringkasan Buku Pembanding Kedua

BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa dapat menghubungkan makna atau ide yang diajukan, bahasa dapat
diwujudkan dalam bentuk lisan atau tulisan. Bahasa adalah alat komunikasi untuk
mengirimkan informasi, siswa belajar untuk berkomunikasi dengan yang lain melalui
berbagai cara, salah satunya adalah berbicara. Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang
wajib dimulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi dengan tujuan agar siswa
memiliki keterampilan berbahasa, mengembangkan kepribadiannya, serta menerapkan bahasa
Indonesia dalam komunikasi menjadi lebih baik.

Orang dewasa sangat berperan penting dalam pengembangan keterampilan berbicara


siswa. Orang tua dan guru merupakan orang dewasa yang cukup berpengaruh dalam
perkembangan keterampilan berbicara siswa. Orang tua dan guru permenciptakan atmosfer
yang positif bagi siswa sehingga mereknyaman untuk berbicara dengan orang di sekitarnya.

BAB II
HAKIKAT DAN JENIS MENYIMAK

A. Hakikat Menyimak

Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan. Mendengar


adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh pancaindra pendengaran yang terjadi
pada waktu manusia dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut. Mendengarkan
adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja serta penuh perhatian terhadap
apa yang didengar. Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa
yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu
bahasa. Keterampilan menyimak adalah proses psikomotorik untuk menerima gelombang
suara melalui telinga dan mengirimkan impuls ke otak. Proses tersebut merupakan suatu

15
permulaan dari suatu proses interaktif ketika otak bereaksi terhadap impuls untuk
mengirimkan sejumlah mekaninsme kognitif dan afektif yang berbeda.

B. Jenis-Jenis Menyimak

Jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Sutari yang


disitir oleh Hijriah (2016) sebagai berikut.

1. Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang


berhubungan dengan hal-hal lebih umumdan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak
perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru.
2. Menyimak intensif (intensive listening) adalah menyimak yang diarahkan pada suatu
yang jauh lebih diawasi dan dikontrol.
3. Menyimak sosial biasanya berlangsung dalam situasi sosial seperti tempat masyarakat
sering bercakap-cakap mengenai hal yang menarik perhatian sehingga semua orang
mendengarkan satu sama lain..
4. Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara
ekstensif (casual listening dan extensive listening) misalnya, menyimak pada musik
yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup.
5. Menyimak estetik disebut juga menyimak apresiatif (apreciational listening) atau
disebut sebagai fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk
ke dalam menyimak ekstensif.
6. Menyimak kritis digunakan oleh siswa untuk menangkap semua informasi yang
diberikan oleh guru di semua mata pelajaran. Dalam menyimak kritis, ada beberapa
hal yang dilakukan, pertama menyimak dengan berpikir.
7. Menyimak konsentrasi sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang
merupakan jenis telaah. Kegiatan yang
8. Menyimak kreatif adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan
atau rekonstruksi seorang anak secara imajinatif kesenangan akan bunyi, visual atau
penglihatan, gerakan, serta perasaan kinestetik yang disarankan oleh suara atau ujaran
yang didengarnya.
9. Menyimak interogatif merupakan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena penyimak harus
mengajukan pertanyaan.
16
10. Menyimak pasif adalah jenis kegiatan menyimak dalam penyerapan suatu bahasa
tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar
tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih, serta menguasai suatu bahasa.
11. Menyimak selektif berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya
menyimak pasif tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan.

BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT MENYIMAK

Menurut Iskandarwassid & Sunendar (2016) menyimak memiliki tujuan yang


beraneka ragam di antaranya sebagai berikut.

1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan.
3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat menilai
apa-apa yang disimak.
4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat
menikmati serta menghargai apa-apa yang disimak.
5. Menyimak untuk mengomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan
maksud agar dapat mengomunikasikan ideide, gagasan-gagasan,maupun perasaan-
perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan
tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang
membedakan arti dan mana bunyi yang tidak membeddakan arti.
7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan analisis.
8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan.

Sementara itu, tujuan menyimak secara khusus yaitu:


1. membedakan fakta dari khayalan menurut kriteria tertentu;
2. menentukan validitas dan ketepatan gagasan utama, argumen, dan hipotesis;

17
3. membedakan pertanyaan yang didukung dengan bukti yang tepat dari opini dan
penilaian serta mengevaluasinya;
4. memeriksa, membandingkan, dan mengontraskan gagasan dan menyimpulkan
pembicaraan, misalnya mengenai ketetapan dan kesesuaian suatu deskripsi;
5. mengevaluasi kesalahan seperti analogi yang salah dan gagal dalam penyajian contoh;
6. mengenal dan menentukan pengaruh berbagai alat yang dipakai oleh pembicara untuk
memengaruhi pendengar, misalnya musik atau intonasi suara.

BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETERAMPILAN MENYIMAK

Berbagai faktor yang dapat memengaruhi kegiatan menyimak di antaranya fisik,


psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, dan lingkungan. Kesehatan serta kesejahteraan fisik
merupakan suatu modal penting yang turut menentukan keberhasilan kegiatan menyimak.

A. Pembicara

Pembicara ialah orang yang menyampaikan pembicaraan, ide, pesan, informasi kepada
penyimak melalui bahasa lisan. Keefektifan menyimak akan dipengaruhi oleh faktor kualitas,
keahlian, kharisma dan kepopuleran pembicara yang sangat berpengaruh terhadap para
pembaca.

B. Pembicaraan

Pembicaraan adalah materi, isi, pesan atau informasi yang disampaikan oleh
pembicara kepada penyimak. Pembicaraan yang menarik akan memenuhi hal-hal sebagai
berikut.

C. Penyimak

Penyimak ialah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang
disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak berlangsung. Penyimak
merupakan faktor yang paling penting menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak.

18
BAB V
PRAKTIK DAN PENILAIAN MENYIMAK

A. Paktik Menyimak

Bingol, Celik, Yildiz, & Mart (2014) menjelaskan bahwa rendahnya keterampilan
menyimak pada siswa sekolah dasar secara umum disebabkan oleh:
1. siswa tidak menguasai kosakata bahasa ke dua;
2. guru tidak memberi contoh relevan dengan lingkungan siswa;
3. kegiatan menyimak yang terlalu lama;
4. ecepatan dan kekuatan menyimak siswa yang rendah;
5. guru menggunakan dialek yang berbeda dengan siswa;
6. lingkungan yang tidak kondusif;
7. kondisi fisik siswa yang terganggu.

Beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan minat siswa


dalam pembelajaran menyimak yaitu:
1. siswa akan mampu menyimak dengan baik bila suatu cerita dibacakan dengan nyaring;
2. siswa akan senang dan mampu menyimak dengan baik bila seseorang pembicara
menceritakan suatu pengalaman;
3. siswa dapat menyimak serta menuruti petunjuk-petunjuk lisan yang disampaikan
dengan jelas;
4. siswa mampu menyimak dan menangkap ide-ide yang terdapat dalam ujaran atau
pembicara.

B. Penilaian Menyimak

Penilaian adalah proses pedagogic yang menyangkut suatu aksi mengevaluasi dalam
bagian guru. Penilaian keterampilan menyimak dilakukan dari proses dan hasil pembelajaran
penilaian proses pada kemampuan menyimak dilakukoleh guru ketika pembelajaran
menyimak sedang berlangsung. Tujuan dari penilaian pembelajaran menyimak adalah untuk
19
mengetahui pengetahuan yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran menyimak telah
sesuai dengan kompetensi dasar khususnya dan indikator yang ingin dicapai.

BAB VI
RANCANGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK

Pembelajaran menyimak pada Kurikulum 2013 (Kurtilas) terancang secara integratif


sehingga berkaitan dengan mata pelajaran yang lain. Meskipun terintegrasi, akan tetapi
penilaian menyimak siswa tersaji secara terpisah dalam suatu rubrik penilaian. Dalam konteks
Kurikulum 2013, meskipun langkah pembelajaran sudah tercantum dalam buku guru dan
siswa, guru tetap dapat mengintegrasikan model pembelajaran dalam langkah pembelajaran.

BAB VII
HAKIKAT DAN TUJUAN BERBICARA

A. Hakikat Berbicara

Berbicara merupakan keterampilan yang dibutuhkan setiap individu karena melalui


berbicara setiap individu dapat mengomunikasikan apa yang dikehendaki. Keterampilan
berbicara merupakan satu dari empat kemampuan berbahasa yang perlu ditanamkan agar
kemampuan komunikasi siswa dapat dikembangkan secara maksimal. Berbicara merupakan
suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh keterampilan
menyimak. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau tatap mula
yang dilakukan secara langsung.

B. Tujuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan


pikiran secara efektif. Lebih lanjut, Abidin (2015: 131) memaparkan terdapat empat tujuan
pembelajaran berbicara yang seharusnya dicapai siswa di sekolah, yaitu membentuk kepekaan
siswerhadap sumber ide, membangun kemampuan siswa menghasilkan ide,melatih
keterampilan berbicara untuk berbagai tujuan, dan membina kreativitas berbicara siswa.
Sementara itu, tujuan berbicara menurut Tarigan (2015a) yaitu untuk menyampaikan pikiran
secara efektif, dan pembicardapat memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan.
20
BAB VIII
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETERAMPILAN BERBICARA

Beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan keterampilan berbicara di


antaranya yaitu penampilan, afektif, keterampilan menyimak, dan umpan balik selama
berbicara (Tuan & Mai, 2015).

 Faktor yang pertama adalah penampilan, penampilan di sini bukan bermakna cara
pembicara berpenampilan secara fisik akan tetapi pembicara perlu mempersiapkan
topik pembicaraan yang tepat, penyesuaian waktu dan tipe audiens.
 Faktor kedua yaitu faktor afektif. Faktor ini berkaitan dengan mental yang perlu
dipersiapkan dan dilatih oleh pembicara. Faktor afektif yang sangat memengaruhi
keterampilan berbicara yaitu motivasi, percaya diri, dan antusias.
 Faktor ketiga yaitu menyimak, sebagai faktor yang memengaruhi perkembangan
berbicara. Setiap pembicara perlu memahami berbagai hal sebagai sumber topik
pembicaraan. Pembicara dengan keterampilan menyimak yang baik juga dapat
menjadi pendengar ideal untuk para pendengarnya.
 Faktor yang terakhir yaitu umpan balik selama pembicaraan berlangsung. Setiap
pendengar membutuhkan umpan balik dari pembicara sehingga mereka merasa diajak
berbicara. Dalam praktik pembelajaran berbicara di sekolah, umpan balik berfungsi
untuk merespons performa yang ditunjukkan siswa.

Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara informal. Berbicara informal
meliputi bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita, bertelepon, dan memberi
petunjuk. Sementara itu, berbicara formal antara lain diskusi, ceramah, pidato, wawancara,
dan bercerita (dalam situasi formal).

21
BAB IX
PRAKTIK PEMBELAJARAN BERBICARA

Sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicara banyak persoalan yang kerap


menjadi penghambat yang perlu diketahui oleh guru. Salah satu masalah yang berkaitan
dengan keterampilan berbicara pada siswa yaitu siswa kurang mendapat perhatian dari guru
karena guru lebih menkankan pembelajaran membaca dan menulis.

Beberapa kendala keterampilan berbicara yang kerap muncul pada diri siswa yaitu:
1. siswa kurang antusias mengikuti pelajaran;
2. siswlebih senang menggunakan metode hafalan;
3. siswa merasa takut, malu dan kurang percaya diri;
4. siswa kehabisan ide atau kata-kata saat tampil di depan kelas;
5. siswa kurang mendapat perhatian dari teman;
6. banyaknya jumlah siswa sehingga terdapat keterbatasan waktu untuk tampil;
7. penggunaan bahasa ibu pada siswa yang masih mendominasi.

Meningkatkan keterampilan berbicara siswa tidak hanya sebatas memberi pertanyaan


dan menilainya berdasarkan jawaban yang diberikan. Terlebih dari itu, berbicara adalah
proses bagi siswa untuk menyampaikan informasi secara efektif dan mudah dipahami oleh
pendengar. Hal ini disebabkan tidak jarang ditemukan individu yang gemar berbicara dengan
bahasa yang sukar dimengerti dengan tujuan agar terlihat lebih intelek.

BAB X
METODE PEMBELAJARAN BERBICARA

Metode pembelajaraan berbicara beserta contohnya dijabarkan sebagai berikut.

1. Lihat-Ucap, metode ini digunakan untuk merangsang siswa mengekspresikan hasil


pengamatannya, berupa gambar, benda nyata, yang dekat dengan kehidupan siswa.

22
2. Deskripsi, berarti menggambarkan/melukiskan atau memerikan sesuatu secara verbal.
Metode ini digunakan untuk melatih siswa berbicara atau mengekspresikan hasil
pengamatannya terhadap sesuatu.
3. Menjawab pertanyaan, metode ini digunakan untuk melatih siswa yang malu-malu.
Melalui pengajuan sejumlah pertanyaan dan kesempatan untuk menjawab guru dapat
memancing ekspresi lisan siswa.
4. Bertanya menggali, pertanyaan menggali bertujuan supaya siswa dapat
mengembangkan berpikir kritis.
5. Melanjutkan, artinya siswa menceritakan suatu cerita kemudian siswa yang lain
diminta untuk melanjutkannya.
6. Bercakap-cakap, percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai
sesuatu antardua orang atau lebih.
7. Memberi Petunjuk, merupakan keterampilan berbicara taraf tinggi, sebab memberi
petunjuk berarti berbicara secara jelas dan terarah.
8. Bercerita adalah suatu keterampilan yang semua orang pandai bercerita.
9. Melaporkan, artinya menyampaikan gambaran, lukisan atau peristiwa terjadinya
sesuatu secara lisan. Kegiatan melaporkan dapat dilakukan dalam hal, perjalanan, atau
pembacaan hasil pengamatan.
10. Bermain peran, teknik bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran
melalui pengembangan penghayatan dan imajinasi siswa.
11. Wawancara adalah salah satu kegiatan dalam bentuk tanya jawab yang terarah.
12. Diskusi adalah proses pelibatan dua orang atau lebih yang berinteraksi secara verbal
dan tatap muka mengenai tujuan yang tertentu, melalui cara tukar menukar informasi
untuk memecahkan masalah.
13. Bertelepon, melalui metode ini, guru dapat meminta siswa untuk mendemonstrasikan
berbicara melalui telepon.
14. Dramatisasi atau bermain drama, lebih kompleks daripada bermain peran karena guru
dan siswa harus mempersiapkan skenario, pelaku, dan perlengkapan.

23
BAB XI
PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBICARA

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan


menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan
untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.
Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk
memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa.

Penilaian keterampilan berbicara dapat menggunakan rubrik penilaian yang di


dalamnya terdapat aspek penilaian serta kriteria penilaian. Setiap aspek dan kriteria penilaian
disesuaikan dengan karakteristik siswa serta jenis keterampilan berbicara.

BAB XII
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBICARA

Pembelajaran berbicara di Kurikulum 2013 terancang secara integratif sehingga


berkaitan dengan mata pelajaran yang lain. Meskipun terintegrasi tetapi penilaian berbicara
siswa tersaji secara terpisah dalam suatu rubrik penilaian. Dalam konteks Kurikulum 2013
meskipun langkah pembelajaaran sudah tercantum dalam buku guru dan siswa, guru tetap
dapat mengintegrasikan model pembelajaran dalam langkah pembelajaran.

24
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU

1. BUKU UTAMA

 Kelebihan Buku Utama

 Materi dijelaskan sangat mendetail hingga sampai penerapannya dalam


kehidupan sehari-hari, sehingga mudah isi buku dapat dipahami dengan mudah.
 Isi di setiap Bab ditulis dengan sangat baik, disertai dengan pendapat para ahli
sehinga pembaca memperoleh informasi.
 Mempunyai isi yang sangat baik, dilengkapi dengan peta kompetensi dan
indikator yang ingin dicapai dalam buku ini sangat menarik untuk dibaca dan
dipelajari.

 Kekurangan Buku Utama

 Pada setiap Bab tidak memuat rangkuman atau ringkasan isi sehingga pembaca
sulit untuk memahami inti dari setiap bab.
 Sebagian pembahasan disajikan terdapat kalimat yang kurang dipahami oleh
pembaca.

2. BUKU PEMBANDING

 Kelebihan Buku Pembanding

 Segi isinya yang sangat bagus. Bukan hanya materinya yang disampaikan
tetapi dijelaskan dengan rinci dan sistematis
 Isi Bab dibahas lebih sederhana, dan sangat mudah dipahami
 Buku ini sangat menarik minat pembaca karena mengandung materi-materi
yang penting dan mudah dimengerti

 Kekurangan Buku Pembanding

 Tidak memuat rangkuman atau ringkasan isi disetiap akhir bab sehingga tidak
mempermudah pembaca untuk memahami inti dari setiap bab.
 Tidak ada gambar daalam buku ini, sehingga kurang menarik untuk dibaca.
Materi yang disajikan masih kurang luas yang dibuktikan dengan buku yang
hanya memuat sampai bab enam saja.
 Isi buku terlalu banyak dan tidak memiliki gambar di dalam isi, sehingga
pembaca mudah bosan.
25
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang digunakan orang secara lisan maupun
tulisan. Bahasa digunakan untuk mendiskusikan suatu topik, untuk mengungkapkan perasaan
dan lain sebagainya. Begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan seseorang maka lahirlah
bermacam-macam teori dalam mempelajari bahasa. Berbicara merupakan keterampilan yang
dibutuhkan setiap individu karena melalui berbicara setiap individu dapat mengomunikasikan
apa yang dikehendaki. Keterampilan berbicara merupakan satu dari empat kemampuan
berbahasa yang perlu ditanamkan agar kemampuan komunikasi siswa dapat dikembangkan
secara maksimal. Menyimak adalah suatu proses komunikasi yang melibatkan keaktifan
pendengarnya. Keterampilan menyimak adalah proses psikomotorik untuk menerima
gelombang suara melalui telinga dan mengirimkan impuls ke otak. Dalam pembahasan ini
menanamkan pengertian akan pentingnya menulis dalam kehidupan dan dapat pula untuk
meningkatkan daya menulis.Dapat diketahui bahwa menulis adalah salah satu bagian dari
keterampilan berbahasa. Dengan memahami apa saja ragam tulisan, penulis bisa
membedakan antara menulis tulisan pribadi, artikel ilmiah dalam bentuk jurnal, buku dan
menulis ilmiah populer di media massa. Gaya penulisan dan berbagai teknik yang ada di
dalamnya yang membedakan. Walau tentu dasarketerampilan sama, yaitu menulis.
Keterampilan menulis kalimat efektif dan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
menjadi dasarnya dalam proses belajar.

B. SARAN

Pada dasarnya berbicara adalah hal yang semua orang tahu, namun keterampilan
berbahasa perlu kita kuasai agar tidak terjadi mis komunikasi. Kemampuan berbicara atau
berbahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mari
kita belajar meningkatkan keterampilan berbicara dan menyimak, agar interaksi kita selalu
memnyenangkan. Semoga bermanfaat apa yang telah penulis laporkan, dan berguna bagi
pembaca untuk menentukan mana buku yang terbaik bagi pembaca yang akan dijadikan buku
pegangan dalam setiap pembelajaran.

26
27
DAFTAR PUSTAKA

- Dr. ASNA NTELU, M.Hum, 2017, Aneka Teknik Keterampilan Bebicara Ragam Dialogis,

- PROF. DR. H. RAHMAN, M.PD, 2019, Menyimak dan Berbicara Teori dan Praktik

Anda mungkin juga menyukai