RAGAM DIALOGIS
NIM : 222105033
Dalam menyusun “Critical Book Report” ini, saya telah berusaha semaksimal
mungkin untuk memberi hasil yang terbaik. Namun demikian saya juga mempunyai
keterbatasan dan kemampuan dalam menulisnya. Harapan saya semoga tugas saya ini
bermanfaat dan berguna untuk membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca dan sebagai salah satu dalam menyelesaikan mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis,
OTINIELI LAIA
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................... 1
C. TUJUAN.............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. IDENTITAS BUKU............................................................................................................ 2
B. RINGKASAN BUKU.......................................................................................................... 3
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU.................................................................... 24
A. KESIMPULAN.................................................................................................................... 25
B. SARAN................................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki keunikan
masing-masing. Namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki kekurangan, hingga
buku tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari, sehingga dibutuhkan buku lain untuk
melengkapi kekurangan buku tersebut. Tapi seharusnya kita harus sangat berterimakasih
kepada para penulis buku, karena mereka telah memberikan ilmu mereka untuk kita sehingga
kita dapat belajar dari buku-buku mereka.Oleh karena itu, saya membuat Critical Book Report
ini, untuk melihat perbedaan dan persamaan dari kedua buku yang berbeda penulisannya
tentang suatu materi pembelajaran dan juga untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa
Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS BUKU
ISBN : 978-602-6408-63-1
2
B. RINGKASAN BUKU
Ringkasan Buku Utama
BAB I
PENDAHULUAN
1. Hakikat Berbicara
2. Komponen-Komponen Berbicara
Setiap orang mungkin pernah terlibat dalam suatu proses pembicaraan, akan
tetapi sebagai pendengar kadang-kadang tidak memahami atau mempunyai penafsiran
yang berbeda dengan maksud pembicara. Faktor penyebab terjadinya miss
komunikasi antara pembicara dengan pendengar ini, kemungkinan besar terletak pada
kemampuan pembicara. Kemampuan pembicara dimaksud antara lain: kejelasan dan
kesistematisan ide yang disampaikan, ketepatan kaidah bahasa Indonesia yang
digunakan, dan cara penyampaiannya yankurang memperhatikan factor
3
nonkebahasaan secara tepat Komponen-komponen yang terlibat dan mempengaruh
pembicaraan adalah sebagai berikut ini.
1. Pembicara
Pembicara atau komunikator adalah orang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan kepada orang lain dengan tujuan tertentu.
3. Pendengar
Pendengar (komunikan) adalah orang-orang yang menjadi sasaran pembicara baik
secara perseorangan maupun kelompok pada saat pembicara menyampaikan pesannya.
3. Fungsi Berbicara
4
Gabungan atau campuran dari maksud-maksud itupun mungkin saja terjadi.
Suatu pembicaraan misalnya mungkin saja merupakan gabungan dari melaporkan dan
menjamu
begitu pula mungkin sekaligus menghibur dan meyakinkan.
BAB II
TEKNIK BERBICARA DALAM DISKUSI KELOMPOK
Hal terpenting dalam diskusi kelompok adalah menumbuhkan perubahan dalam diri
peserta diskusi, menyadarkan pendapat sendiri, mempertajam pendapat sendiri serta
5
peninjauan kembali baik pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai maupun manfaat yang
dimiliki oleh masing- masing peserta diskusi. Adapun manfaat pelaksanaan diskusi kelompok
adalah berikut ini.
1. Memberikan dan menerima informasi/gagasan dalam upaya memecahkan
permasalahan yang sedang dibahas.
2. Mengembangkan kemampuan beragumen
3. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir secara logis dan sistematis.
4. Mengembangkan kemampuan menilai, membandingkan, dan menyatukan gagasan dan
persepsi sendiri dengan peserta lain dalam rangka pengambilan keputusan/kesepakatan
bersama.
5. Mendorong aktivitas dan kreativitas peserta untuk belajar menggali informasi dari
berbagai sumber referensi.
6. Mengembangkan kemahiran berkomunikasi efektif dengan orang lain dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
7. Menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri dalam mengungkapkan gagasannya
secara lisan di depan kelas.
8. Menumbuhkan sikap toleransi, menghargai pendapat orang lain, dan kerja sama antar
peserta diskusi.
C. Peran Moderator
D. Peran Peserta
6
Peran peserta dalam diskusi adalah berikut ini.
1. Menguasai masalah yang didiskusikan. Hal ini dapat dicapai dengan mempersiapkan
diri, misalnya giat melengkapi bahan dan mempelajari bermacam sumber.
2. Mendengarkan setiap pembicara dengan penuh perhatian
3. Menunjukkan solidaritas dan partisipasi yang tinggi. Sikap emosional dan
berprasangka tidak baik harus dihindari.
4. Dapat menangkap dan mencatat gagasan utama dan gagasan penunjang dari si
pembicara.
5. Dapat membuat beberapa usul dan sugesti, dan meminta pendapat dan informasi
sebanyak mungkin.
6. Mengajukan keberatan terhadap pendapat orang lain dengan mengemukakan
argumentasi yang lebih meyakinkan. Hal ini tidak berarti menentang pendapat orang
lain.
7. Ikut membantu menyimpulkan hasil diskusi.
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan yang dimaksud dalam diskusi kelompok adalah suatu proses yang
dilakukan sebelum pelaksanaan diskusi kelompok. Tahap ini merupakan tahap yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan proses diskusi kelompok.
2. Tahap pelaksanaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap pelaksanaan diskusi seperti berikut
ini.
a. Moderator memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi
kelancaran diskusi
b. Moderator membuka diskusi kelompok, mengucapkan salam pembuka dan
mengemukakan masalah yang akan didiskusikan.
c. Moderator menyampaikan aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang
akan dilaksanakan
d. Penyaji mempresentasikan topik/materi/makalah yang akan didiskusikan
e. Moderator memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk menyampaikan gagasan.
7
f. Moderator memimpin jalannya pelaksanaan diskusi sesuai dengan aturan main
yang telah ditetapkan.
g. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
3. Penutup
Hal yang dilakukan dalam tahap penutup ini adalah penyampaian simpulan atas
topik/materi/makalah yang telah didiskusikan. Simpulan hendaknya singkat, padat,
dan jelas. Selain itu, pada saat menutup diskusi kelompok dapatdikemukakan harapan-
harapan, ucapan terima kasih, dan diakhiri dengan salam penutup.
BAB III
TEKNIK BERBICARA DALAM DISKUSI PANEL
Panel merupakan sekelompok pembicara yang dipilih untuk berbicara dan menjawab
pertanyaan pemandu di depan su atu khalayak. Tujuan diskusi panel biasanya adalah untuk
menyampaikan informasi dan pendapat-pendapat. Panelis (peserta diskusi panel) merupakan
orang-orang yang berbeda kepandaiannya atau keahliannya (catatan: panelis boleh juga orang
yang tidak ahli lewat jalur pendidikan formal tetapi ahli atau pandai karena luasnya
pengalaman dan mampu berbicara meyakinkan).
Berikut ini adalah salah satu contoh pengaturan tempat yang dapat digunakan untuk
diskusi panel.
Pn P Pn Pn
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Keterangan:
P = Pemandu
8
Pn = Panelis
X = Khalayak
Adapun langkah-langkah pembicaraan atau tata cara dalam suatu diskusi panel adalah
sebagai berikut.
1. Pemandu membacakan tata tertib dan mengenalkan panelis.
2. Panelis pertama diberi kesempatan berbicara dalam waktu yang telah ditentukan
dalam tata tertib.
3. Panelis kedua mengutarakan pendapat dan pandangannya terhadap masalah yang
didiskusikan sesuai dengan keahliannya.
4. Panelis ketiga diberi kesempatan untuk berbicara sesuai dengan keahliannya.
5. Setelah semua panelis mengutarakan pandangan mereka,
6. Pemandu menutup diskusi panel dengan menyimpulkan hasil pembicaraan para
panelis.
9
BAB IV
TEKNIK BERBICARA DALAM DEBAT
A. Hakikat Debat
Seseorang yang terlibat dalam pelaksanaan debat menurut Santosa (2002: 45) teknik
debat adalah cara, pengetahuan, atau kepandaian melakukan segala sesuatu yang berkenaan
dengan debat sehingga bermanfaat bagi terapan debat.
Berbagai teknik dan taktik yang dikemukakan di atas sangat tepat dan strategis untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan menumbuhkan kebebasan berekspresi sesorang.
Kemampuan berdebat merupakan modal utama bagi seseorang untuk menghadapi dan
mengatasi persoalan di lingkungan masyarakatnya. Seseorang yang berkeinginan untuk
memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih dalam berdebat, maka ia harus menguasai
teknik dan taktik berdebat yang baik.
10
Adapun tata cara pelaksanaan debat adalah sebagai berikut ini.
Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan ± delapan menit untuk mengajukan
pendapat dan alasan-alasan mengapa kelompoknya menyetujui masalah yang
diperdebatkan.
Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan ± delapan menit untuk mengutarakan
pendirian kelompok mereka yang menolak masalah yang diperdebatkan.
Pembicara 2 dari kelompok A diberi kesempatan ± delapan menit untuk menambah
penjelasan mengenai pendirian kelompoknya.
Pembicara 2 dari kelompok B diberi kesempatan untuk memperjelas dan menambah
alasan-alasan yang menolak.
Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan untuk menanggapi pendapat
kelompok A.
Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan untuk menangkis alasan-alasan yang
diutarakan kelompok B dengan alasan-alasan dan bukti-bukti yang kuat.
Kesempatan ± empat menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok B digunakan
untuk membuat simpulan dansekaligus menolak serta menandaskan alasan-alasan
kelompoknya.
BAB V
TEKNIK BERBICARA DALAM WAWANCARA
A. Hakikat Wawancara
1. Persiapan Wawancara
2. Pelaksanaan Wawancara
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan wawancara adalah sebagai berikut:
12
BAB VI
TEKNIK BERBICARA DALAM RAPAT
A. Hakikat Rapat
Rapat pada umumnya merupakan pertemuan ataukumpulan beberapa orang atau para
anggota di lingkunganorganisasi untuk membicarakan suatu masalah, memberikanpenjelasan,
memecahkan persoalan, mengadakan perundingandengan tujuan menyelesaikan suatu
permasalahan untukkepentingan bersama.
Ada empat tahapan proses pengambilan keputusan
dalam rapat seperti berikut ini.
1. Tahap orientasi
2. Tahap konflik
3. Tahap pengambilan keputusan bersama
4. Tahap pembangunan kembali persamaan rasa dan perangkum solusi.
Rapat merupakan komunikasi para peserta. Rapat hanya dapat dilakukan dengan
alasan-alasan sebagai berikut ini.
1. Untuk menyampaikan informasi penting kepada peserta.
2. Untuk menjaring atau memperoleh permasalahan-permasalahan dari para peserta
rapat.
3. Untuk mempersiapkan pelaksanaan suatu acara tertentu.
4. Untuk melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap anggota (bawahan).
5. Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah.
6. Untuk melatih peserta rapat dalam berdemokrasi, mengeluarkan pendapat, berpikir
secara logis, teratur, kritis tepat dan objektif.
13
a. Pemimpin Rapat
Berhasil tidaknya suatu rapat antara lain ditentukan oleh kemampuan dan
keterampilan pemimpin rapat. Pemimpin rapat adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
kelancaran dan keberhasilan rapat. Kriteria pemimpin rapat yang baik antara lain berikut ini.
b. Peserta Rapat
Peserta merupakan salah satu komponen penting dalam penentu keberhasilan suatu
rapat.
f. Notulen Rapat
Notulen adalah catatan, ikhtisar seluruh hasil [pembicaraan, pemabahasa rapat yang
memuat pokok-pokok pembicaraan, keputusan- keputusan rapat yang telah diambil dalam
bentuk sajian yang jelas, singkat, dan tepat.
14
Ringkasan Buku Pembanding Kedua
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa dapat menghubungkan makna atau ide yang diajukan, bahasa dapat
diwujudkan dalam bentuk lisan atau tulisan. Bahasa adalah alat komunikasi untuk
mengirimkan informasi, siswa belajar untuk berkomunikasi dengan yang lain melalui
berbagai cara, salah satunya adalah berbicara. Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang
wajib dimulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi dengan tujuan agar siswa
memiliki keterampilan berbahasa, mengembangkan kepribadiannya, serta menerapkan bahasa
Indonesia dalam komunikasi menjadi lebih baik.
BAB II
HAKIKAT DAN JENIS MENYIMAK
A. Hakikat Menyimak
15
permulaan dari suatu proses interaktif ketika otak bereaksi terhadap impuls untuk
mengirimkan sejumlah mekaninsme kognitif dan afektif yang berbeda.
B. Jenis-Jenis Menyimak
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT MENYIMAK
1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan.
3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat menilai
apa-apa yang disimak.
4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat
menikmati serta menghargai apa-apa yang disimak.
5. Menyimak untuk mengomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan
maksud agar dapat mengomunikasikan ideide, gagasan-gagasan,maupun perasaan-
perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan
tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang
membedakan arti dan mana bunyi yang tidak membeddakan arti.
7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan analisis.
8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan.
17
3. membedakan pertanyaan yang didukung dengan bukti yang tepat dari opini dan
penilaian serta mengevaluasinya;
4. memeriksa, membandingkan, dan mengontraskan gagasan dan menyimpulkan
pembicaraan, misalnya mengenai ketetapan dan kesesuaian suatu deskripsi;
5. mengevaluasi kesalahan seperti analogi yang salah dan gagal dalam penyajian contoh;
6. mengenal dan menentukan pengaruh berbagai alat yang dipakai oleh pembicara untuk
memengaruhi pendengar, misalnya musik atau intonasi suara.
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETERAMPILAN MENYIMAK
A. Pembicara
Pembicara ialah orang yang menyampaikan pembicaraan, ide, pesan, informasi kepada
penyimak melalui bahasa lisan. Keefektifan menyimak akan dipengaruhi oleh faktor kualitas,
keahlian, kharisma dan kepopuleran pembicara yang sangat berpengaruh terhadap para
pembaca.
B. Pembicaraan
Pembicaraan adalah materi, isi, pesan atau informasi yang disampaikan oleh
pembicara kepada penyimak. Pembicaraan yang menarik akan memenuhi hal-hal sebagai
berikut.
C. Penyimak
Penyimak ialah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang
disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak berlangsung. Penyimak
merupakan faktor yang paling penting menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak.
18
BAB V
PRAKTIK DAN PENILAIAN MENYIMAK
A. Paktik Menyimak
Bingol, Celik, Yildiz, & Mart (2014) menjelaskan bahwa rendahnya keterampilan
menyimak pada siswa sekolah dasar secara umum disebabkan oleh:
1. siswa tidak menguasai kosakata bahasa ke dua;
2. guru tidak memberi contoh relevan dengan lingkungan siswa;
3. kegiatan menyimak yang terlalu lama;
4. ecepatan dan kekuatan menyimak siswa yang rendah;
5. guru menggunakan dialek yang berbeda dengan siswa;
6. lingkungan yang tidak kondusif;
7. kondisi fisik siswa yang terganggu.
B. Penilaian Menyimak
Penilaian adalah proses pedagogic yang menyangkut suatu aksi mengevaluasi dalam
bagian guru. Penilaian keterampilan menyimak dilakukan dari proses dan hasil pembelajaran
penilaian proses pada kemampuan menyimak dilakukoleh guru ketika pembelajaran
menyimak sedang berlangsung. Tujuan dari penilaian pembelajaran menyimak adalah untuk
19
mengetahui pengetahuan yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran menyimak telah
sesuai dengan kompetensi dasar khususnya dan indikator yang ingin dicapai.
BAB VI
RANCANGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK
BAB VII
HAKIKAT DAN TUJUAN BERBICARA
A. Hakikat Berbicara
B. Tujuan Berbicara
Faktor yang pertama adalah penampilan, penampilan di sini bukan bermakna cara
pembicara berpenampilan secara fisik akan tetapi pembicara perlu mempersiapkan
topik pembicaraan yang tepat, penyesuaian waktu dan tipe audiens.
Faktor kedua yaitu faktor afektif. Faktor ini berkaitan dengan mental yang perlu
dipersiapkan dan dilatih oleh pembicara. Faktor afektif yang sangat memengaruhi
keterampilan berbicara yaitu motivasi, percaya diri, dan antusias.
Faktor ketiga yaitu menyimak, sebagai faktor yang memengaruhi perkembangan
berbicara. Setiap pembicara perlu memahami berbagai hal sebagai sumber topik
pembicaraan. Pembicara dengan keterampilan menyimak yang baik juga dapat
menjadi pendengar ideal untuk para pendengarnya.
Faktor yang terakhir yaitu umpan balik selama pembicaraan berlangsung. Setiap
pendengar membutuhkan umpan balik dari pembicara sehingga mereka merasa diajak
berbicara. Dalam praktik pembelajaran berbicara di sekolah, umpan balik berfungsi
untuk merespons performa yang ditunjukkan siswa.
Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara informal. Berbicara informal
meliputi bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita, bertelepon, dan memberi
petunjuk. Sementara itu, berbicara formal antara lain diskusi, ceramah, pidato, wawancara,
dan bercerita (dalam situasi formal).
21
BAB IX
PRAKTIK PEMBELAJARAN BERBICARA
Beberapa kendala keterampilan berbicara yang kerap muncul pada diri siswa yaitu:
1. siswa kurang antusias mengikuti pelajaran;
2. siswlebih senang menggunakan metode hafalan;
3. siswa merasa takut, malu dan kurang percaya diri;
4. siswa kehabisan ide atau kata-kata saat tampil di depan kelas;
5. siswa kurang mendapat perhatian dari teman;
6. banyaknya jumlah siswa sehingga terdapat keterbatasan waktu untuk tampil;
7. penggunaan bahasa ibu pada siswa yang masih mendominasi.
BAB X
METODE PEMBELAJARAN BERBICARA
22
2. Deskripsi, berarti menggambarkan/melukiskan atau memerikan sesuatu secara verbal.
Metode ini digunakan untuk melatih siswa berbicara atau mengekspresikan hasil
pengamatannya terhadap sesuatu.
3. Menjawab pertanyaan, metode ini digunakan untuk melatih siswa yang malu-malu.
Melalui pengajuan sejumlah pertanyaan dan kesempatan untuk menjawab guru dapat
memancing ekspresi lisan siswa.
4. Bertanya menggali, pertanyaan menggali bertujuan supaya siswa dapat
mengembangkan berpikir kritis.
5. Melanjutkan, artinya siswa menceritakan suatu cerita kemudian siswa yang lain
diminta untuk melanjutkannya.
6. Bercakap-cakap, percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai
sesuatu antardua orang atau lebih.
7. Memberi Petunjuk, merupakan keterampilan berbicara taraf tinggi, sebab memberi
petunjuk berarti berbicara secara jelas dan terarah.
8. Bercerita adalah suatu keterampilan yang semua orang pandai bercerita.
9. Melaporkan, artinya menyampaikan gambaran, lukisan atau peristiwa terjadinya
sesuatu secara lisan. Kegiatan melaporkan dapat dilakukan dalam hal, perjalanan, atau
pembacaan hasil pengamatan.
10. Bermain peran, teknik bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran
melalui pengembangan penghayatan dan imajinasi siswa.
11. Wawancara adalah salah satu kegiatan dalam bentuk tanya jawab yang terarah.
12. Diskusi adalah proses pelibatan dua orang atau lebih yang berinteraksi secara verbal
dan tatap muka mengenai tujuan yang tertentu, melalui cara tukar menukar informasi
untuk memecahkan masalah.
13. Bertelepon, melalui metode ini, guru dapat meminta siswa untuk mendemonstrasikan
berbicara melalui telepon.
14. Dramatisasi atau bermain drama, lebih kompleks daripada bermain peran karena guru
dan siswa harus mempersiapkan skenario, pelaku, dan perlengkapan.
23
BAB XI
PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBICARA
BAB XII
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBICARA
24
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU
1. BUKU UTAMA
Pada setiap Bab tidak memuat rangkuman atau ringkasan isi sehingga pembaca
sulit untuk memahami inti dari setiap bab.
Sebagian pembahasan disajikan terdapat kalimat yang kurang dipahami oleh
pembaca.
2. BUKU PEMBANDING
Segi isinya yang sangat bagus. Bukan hanya materinya yang disampaikan
tetapi dijelaskan dengan rinci dan sistematis
Isi Bab dibahas lebih sederhana, dan sangat mudah dipahami
Buku ini sangat menarik minat pembaca karena mengandung materi-materi
yang penting dan mudah dimengerti
Tidak memuat rangkuman atau ringkasan isi disetiap akhir bab sehingga tidak
mempermudah pembaca untuk memahami inti dari setiap bab.
Tidak ada gambar daalam buku ini, sehingga kurang menarik untuk dibaca.
Materi yang disajikan masih kurang luas yang dibuktikan dengan buku yang
hanya memuat sampai bab enam saja.
Isi buku terlalu banyak dan tidak memiliki gambar di dalam isi, sehingga
pembaca mudah bosan.
25
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang digunakan orang secara lisan maupun
tulisan. Bahasa digunakan untuk mendiskusikan suatu topik, untuk mengungkapkan perasaan
dan lain sebagainya. Begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan seseorang maka lahirlah
bermacam-macam teori dalam mempelajari bahasa. Berbicara merupakan keterampilan yang
dibutuhkan setiap individu karena melalui berbicara setiap individu dapat mengomunikasikan
apa yang dikehendaki. Keterampilan berbicara merupakan satu dari empat kemampuan
berbahasa yang perlu ditanamkan agar kemampuan komunikasi siswa dapat dikembangkan
secara maksimal. Menyimak adalah suatu proses komunikasi yang melibatkan keaktifan
pendengarnya. Keterampilan menyimak adalah proses psikomotorik untuk menerima
gelombang suara melalui telinga dan mengirimkan impuls ke otak. Dalam pembahasan ini
menanamkan pengertian akan pentingnya menulis dalam kehidupan dan dapat pula untuk
meningkatkan daya menulis.Dapat diketahui bahwa menulis adalah salah satu bagian dari
keterampilan berbahasa. Dengan memahami apa saja ragam tulisan, penulis bisa
membedakan antara menulis tulisan pribadi, artikel ilmiah dalam bentuk jurnal, buku dan
menulis ilmiah populer di media massa. Gaya penulisan dan berbagai teknik yang ada di
dalamnya yang membedakan. Walau tentu dasarketerampilan sama, yaitu menulis.
Keterampilan menulis kalimat efektif dan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
menjadi dasarnya dalam proses belajar.
B. SARAN
Pada dasarnya berbicara adalah hal yang semua orang tahu, namun keterampilan
berbahasa perlu kita kuasai agar tidak terjadi mis komunikasi. Kemampuan berbicara atau
berbahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mari
kita belajar meningkatkan keterampilan berbicara dan menyimak, agar interaksi kita selalu
memnyenangkan. Semoga bermanfaat apa yang telah penulis laporkan, dan berguna bagi
pembaca untuk menentukan mana buku yang terbaik bagi pembaca yang akan dijadikan buku
pegangan dalam setiap pembelajaran.
26
27
DAFTAR PUSTAKA
- Dr. ASNA NTELU, M.Hum, 2017, Aneka Teknik Keterampilan Bebicara Ragam Dialogis,
- PROF. DR. H. RAHMAN, M.PD, 2019, Menyimak dan Berbicara Teori dan Praktik