Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ORGANISASI GAGASAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

IBU TUTOR YUNI HAJAR, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NURUL ANNISA SINAGA 050522894

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Berkat rahmat-

Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas pada mata kuliah

Bahasa Indonesia.

Adapun judul dari makalah ini adalah “Organisasi Gagasan”. Makalah ini disusun agar

pembaca dapat menerapkan kemampuan dalam membaca, yang penulis sajikan dari berbagai

sumber informasi dan diskusi.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Yuni Hajar, S.Pd,

M.Pd sebagai dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada

kelompok ini untuk menyelesaikannya. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan

dalam penerapan kemapuan membaca dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang

membutuhkan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulis yang akan

datang.

Medan, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................2

D. Manfaat Penelitian.......................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI

A.Konsep dasar organisasi dan berbicara ........................................................................3

B. Menyampaikan gagasan dalam kegiatan berbicara .....................................................5

C. Mengorganisasikan gagasan dalam keterampilan berbicara........................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................16

B. Saran............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani, yakni organon atau “alat”. Dalam lingkup

ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari sebagai objek penelitian oleh antara lain ilmu sosiologi,

ekonomi, politik, psikologi, antropologi, sejarah, dan manajemen. Secara konseptual terdapat

dua pengertian yang berbeda untuk istilah organisasi (organization) sebagai kata benda, yakni

wadah sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dan pengorganisasian (organizing)

sebagai kata kerja, yakni suatu proses dan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sistematis

sebagai bagian dari upaya membangun dan mengembangkan organisasi atau sebagai salah satu

fondasi manajemen.

Gagasan dalam berbicara memiliki peran yang sangat penting karena objek utama dalam

berbicara adalah menyampaikan gagasan. Gagasan adalah produk pemikiran yang dimiliki

manusia yang dapat disampaikan baik melalui lisan maupun tulisan. Agar pembicara mencapai

sasaran dan tujuan yang diharapkan, gagasan yang akan disampaikan harus betul betul

dipertimbangkan dan dimatangkan.

Dalam buku Erni Rernawan (2011: 15), dikutip pengertian organisasi dari Mathis and

Jackson sebagai berikut: “Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia

yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki

fungsi dan tugasnya masing-masing, sebagai suatu kesatuan yang memiliki tujuan tertentu dan

mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan”.


2

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian organisasi gagasan?

2. Bagaimana mengorganisasikan gagasan untuk kegiatan berbicara?

3. Bagaimana menyampaikan gagasan dalam kegiatan berbicara?

4. Bagaimana menanggapi gagasan sebuah pembicaraan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian organisasi gagasan.

2. Mengetahui cara mengorganisasikan gagasan untuk kegiatan berbicara.

3. Untuk mengetahui penyampaian gagasan dalam kegiatan berbicara.

4. Untuk mengetahui cara menanggapi gagasan dalam sebuah pembicaraan.

D. Manfaat penelitian

* Masyarakat dapat mengerti apa itu organisasi gagasan dalam kegiatan berbicara

* Bagi mahasiswa dan masyarakat mengetahui cara penyampaian dalam kegiatan berbicara

* Dapat mengetahui cara menanggapi gagasan dalam sebuah pembicaraan.


3

BAB 2

KAJIAN TEORI

A. Konsep dasar organisasi dan berbicara

Definisi organisasi seringkali dirumuskan sesuai kepentingan dan tujuan penelitian serta

tergantung pada konteks dan perspektif keilmuan dari seseorang yang merumuskannya. Terdapat

puluhan atau bahkan mungkin lebih mengenai definisi organisasi. berikut beberapa definisi

organisasi yang dikutip dari beberapa tulisan. Dalam buku Erni Rernawan (2011: 15), dikutip

pengertian organisasi dari Mathis and Jackson sebagai berikut: “Organisasi merupakan suatu

kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu

sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, sebagai suatu

kesatuan yang memiliki tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa

dipisahkan”. Organisasi merupakan satu kesatuan yang utuh yang secara sadar dikoordinasikan

secara sistematis dengan pembatasan ruang lingkup tertentu yang telah menjadi kesepakatam

bersama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Beberapa orang yang terlibat dalam suatu

orgnaisasi akan selalu mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain, secara terus

menerus. Sekelompok orang ini akan terus melakukan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan

tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam organisasi.

Berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran/perasaan menjadi wujud ujaran.

Berbicara secara umum bisa diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan berkomunikasi

secara lisan atau langsung yang dimiliki seseorang. Berbicara juga bisa disebut sebagai kegiatan

berkomunikasi yang biasanya dilakukan secara dua arah. Jika dipahami secara lebih luas,

berbicara itu dapat dikatakan sebagai suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar juga dapat
4

dilihat yang memanfaatkan sistem motorik tubuh serta beberapa jumlah otot dan jaringan otot

tubuh manusia demi terlaksananya maksud dan tujuan dari gagasan atau ide yang ada di dalam

otak yang dikombinasikan sehingga bisa terucap. Lebih jauh lagi, berbicara dapat diartikan

menjadi suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,

neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif. Jadi secara luas berbicara dapat

dianggap sebagai alat yang paling penting bagi kontrol bersosialisasi antarmanusia.

Berbicara secara logika itu memiliki arti lebih dari sekadar pengucapan suatu bunyi-

bunyi atau kata-kata belaka. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu

gagasan yang dirangkai serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar atau

penyimak. Ujaran yang B 1.4 Berbicara dimaksud adalah bunyi-bunyi bahasa yang bermakna.

Kebermaknaan menjadi satu keharusan jika bunyi bahasa tersebut ingin dikategorikan sebagai

kegiatan berbicara. Adakalanya alat ucap manusia menghasilkan bunyi-bunyi yang tidak

mendukung sebuah makna, misalnya batuk. Batuk tidak dapat dikategorikan sebagai bunyi

bahasa, karena tidak mendukung sebuah makna, walaupun secara pragmatis, batuk dapat saja

diberi makna.

Ada beberapa hal yang perlu diungkapkan berkaitan dengan batasan berbicara. Yaitu :

1. Berbicara Merupakan Ekspresi Diri

Setiap hari tentu Anda selalu berpikir tentang apapun. Tidak pernah ada orang yang tidak

berpikir. Gagasan yang Anda pikirkan tidak akan sampai pada orang lain apabila gagasan

tersebut tidak Anda sampaikan kepada orang lain. Di situlah peran berbicara sebagai salah satu

bentuk ekspresi diri. Dengan berbicara seseorang dapat mengekspresikan dirinya kepada orang

lain.
5

2. Berbicara Merupakan Kemampuan Mental Motorik

Anda tentu pernah melihat orang gila yang berbicara sendiri. Walaupun dia berbicara

pada hakikatnya dia tidak berbicara karena tidak ada keinginan dari dirinya untuk berkomunikasi

dengan pihak lain. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa berbicara pada hakikatnya melibatkan

proses mental pada diri seseorang. Berbicara tidak hanya melibatkan kerja sama alat-alat ucap

secara harmonis untuk menghasilkan bunyi bahasa, tetapi berbicara juga melibatkan aspek

mental. Bagaimana bunyi bahasa dikaitkan dengan gagasan yang dimaksud pembicara

merupakan suatu keterampilan tersendiri. Kemampuan mengaitkan gagasan dengan bunyi

bahasa (dalam hal ini kata) yang tepat merupakan hal yang cukup mendukung keberhasilan

berbicara. Diperlukan keseimbangan antara tumpukan-tumpukan gagasan yang ada dalam

pikiran dengan kemampuan menentukan kata yang tepat. Ibarat sebuah saluran, gagasan-gagasan

yang ada dalam pikiran pembicara memerlukan saluran yang baik agar gagasan tersebut dapat

keluar dengan sempurna.

B. Menyampaikan gagasan dalam kegiatan berbicara

Objek utama dalam kegiatan berbicara adalah menyampaikan gagasan. Gagasan yang

disampaikan merupakan hasil dari pengetahuan, pengalaman, atau pengamatan, pembicara.

Gagasan yang dikemukakan tentunya harus didukung oleh data atau fakta yang perlu

ditanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini, suyono(2004) mengatakan bahwa gagasan

yang disampaikan perlu dilengkapi dengan fakta, data, informasi, dan pendukung lainnya agar

dapat memperjelas gagasan dan sekaligus meyakinkan pendengar.

Suyono (dalam riadi,2004:53) telah mengemukakan tujuh hal yang harus diperhatikan pembicara

dalam mengemukakan tujuh hal yang harus diperhatikan pembicara dalam mengemukakan

gagasan, yaitu :
6

1. Disampaikan secara terbuka dan didasari pemikiran yang sehat, logis, dan

objektif

2. Disampaikan dengan bahasa yang jelas dan lancar

3. harus mengenai permasalahan dan tidak keluar dari permasalahan yang dibahas.

4. menghilangkan rasa emosional dan tidak memaksakan pendapatnya harus

diterima

5. tidak boleh menjelekkan orang lain

6. dapat berupa contoh pelaksanaan dari gagasan yang muncul dari orang lain, dan

7. Menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas untuk mengungkapkan

gagasan tersebut.

Adapun 5 cara efektif dalam menyampaikan ide keatasan, sebagai berikut :

1. Buat ide secara ringkas

Seringkali ide datang di saat yang tidak terduga. Supaya nggak lupa, sebaiknya kamu catat dan

rincikan ide kamu sebelum disampaikan ke atasan. Buat ringkasan idemu agar lebih mudah

diterima. Atau kamu bisa membuatnya dalam bentuk poin-poin. Hal ini juga bisa mengasah

kemampuan menulismu lho.

2. Sampaikan dengan gaya bahasamu

Setelah meringkas ide, sampaikan dengan gaya bahasa kamu sendiri. Kesalahan kita terkadang

memakai kalimat yang baku dan formal, yang malah bikin kita kebingungan. Kalau kamu pakai

gaya bahasa sendiri dijamin kamu lebih santai, dan maksudmu bisa tersampaikan. Ingat, etika

harus diutamakan ya.


7

3. Fokus pada tujuan dan alasan

Setiap gagasan pasti punya alasan kan? Nah, sampaikan alasan kamu terlebih dulu. Berikan

alasan yang logis, agar ide kamu bisa dipertimbangkan. Tekankan value propotition atau nilai

keuntungan dari ide kamu, apa hasil yang didapat bagi perusahaan.

4. Jelaskan rencana dan strategi kamu

Ide yang baik juga harus disertai dengan jalan keluar. Setelah menyampaikan gagasan, jangan

lupa jelaskan juga strategi yang kamu punya. Tawarkan diri kamu untuk menjalankannya.

5. Terbuka pada masukan, dan tetap rendah hati

Setelah kamu berhasil menyampaikan ide, jangan beranggapan kalau idemu adalah yang

terbaik. Karena sebaik-baiknya ide adalah yang disepakati banyak orang. Tidak merugikan dan

menguntungkan beberapa pihak saja. Kamu juga harus membuka diri menerima masukan dan

saran dari rekan kerjamu yang lain.

C. Mengorganisasikan gagasan dalam keterampilan berbicara

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucap bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata

untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan

(Tarigan, 1985). Keterangan tersebut memberikan pengertian bahwa berbicara itu tidak hanya

berucap tanpa makna, tetapi menyampaikan pikiran dan gagasan kepada orang lain melalui

ujaran atau bahasa lisan. Sumadi (2010) menyatakan bahwa pada hakikatnya berbicara adalah

kemahiran berkomunikasi lisan yang bersifat aktif produktif dan spontan. Menurut Retno dkk.

(2012), keterampilan berbicara adalah keterampilan berbahasa produktif yang digunakan untuk

mengungkapkan secara lisan pikiran dan perasaan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif
8

yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan secara lisan kepada lawan

bicara.

Keterampilan berbicara seseorang itu dapat diukur dari bagaimana ide atau informasi yang

diungkapkan sampai pada lawan tuturnya, dan juga menjadi tolok ukur untuk mendukung

penutur dalam meningkatkan keterampilan berbicara yang merupakan salah satu bagian dari

keterampilan berbahasa.

Organisasi gagasan dalam kegiatan berbicara berkaitan dengan upaya seorang pembicara

dalam mengelola gagasan yang disampaikan. Proses ini penting dilakukan agar gagasan yang

dikemukakan runtut dan lengkap sehingga mudah dipahami oleh pendengar.

1. Dalam kegiatan berbicara, organisasi karangan memiliki fungsi sebagai berikut :

2. Menjamin penyampaikan gagasan bersifat konseptual, menyeluruh,dan terarah

3. Memastikan apakah susunan dan hubungan timbal balik antara gagasan gagasan itu

sudah tepat, disajikan dengan baik dan harmonis.

4. memudahkan pembicara menciptakan klimaks yang berbeda beda

5. menghindari pembahasaan gagasan dua kali atau lebih

6. memudahkan pembicara mencari materi pembantu.

Organisasi gagasan menyangkut persoalan kompnen dalam gagasan yang saling terkait. Ada

beberapa tahapan dalam menyusun organisasi gagasan, yaitu :

a. mencatat gagasan

b. mengatur urutan gagasan

c. memeriksa kembali yang terperinci dan lengkap

d. mengembangkan organisasi gagasan.

Pengembangan organisasi gagasan berkaitan dengan dua aspek, yaitu :


9

1. kerangka gagasan

gagasan brosur tentang narkoba berisi penjelasan tentang pengertian, dampak negatif, dan cara

menghindarinya. Kerangka ini perlu dibuat dengan singkat dan jelas agar pesan yang terkandung

di dalamnya dapat tersampaikan kepada pembaca. Seperti yang diketahui, mengonsumsi narkoba

merupakan salah satu tindak criminal yang harus dijauhi. Nahasnya, aktivitas perdagangan

narkoba terkadang melibatkan anak-anak sekolah. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai bahaya

narkoba harus terus digencarkan agar tumbuh kesadaran pada setiap lapisan masyarakat

mengenai dampak dari benda haram tersebut. Sosialisasi mengenai bahaya narkoba dapat

diterapkan di berbagai media, salah satunya adalah brosur.

Kerangka gagasan berkaitan dengan susunan dan hubungan setiap gagasan yang akan

menjadi pembahasan. Akhadiah,dkk,(1994) mengemukakan dua macam kerangka gagasan yang

dapat digunakan untuk mengembangkan gagasan, yaitu :

1. Kerangka topik

Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap.

Sesudah itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-pokok bawahan,

dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak mempergunakan kalimat

yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan mempergunakan kata atau frasa.

Sebab itu kerangaka topik tidak begitu jelas dan cermat seperti kerangka kalimat.

Kerangka topik manfaatnya kurang bila dibandingkan dangan kerangka kalimat, terutama

jika tenggang waktu antara perencanaan antara kerangka karangan itu dengan

penggarapannya cukup lama.


10

2. Kerangka kalimat

Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang lengkap untuk

merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik.

Manfaat kerangka kalimat meliputi:

 Ia memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat topik yang akan diuraikan, serta

perincian-rincian tentang topik itu

 Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap jelas, walaupun telah lewat

bertahun-tahun.Penulis masih sanggup mengikuti rencana aslinya, walaupun baru

digarap bertahun-tahu kemudian.

 Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun, seperti

bagi pengarangnya sendiri.

Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik

Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan kerangka topik.

Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-sub bagian maupun pokok-pokok

utama dan pokok-pokok bawahan.

Berdasarkan bentuknya, bentuk kerangka karangan terdiri atas :

a. Karangan Deskripsi

Bentuk karangan seperti ini banyak di jumpai dalam berbagai betuk karangan, misalnya

novel, cerpen , laporan atau berita. Deskripsi adalah Tulisan yang menggambarkan

bentuk objek pengamatan, rupa, sifat, rasa atau corak yang melukiskan perasaan. Sebuah

deskripsi di buat untuk membantu pembaca membayangkan suasana mengenal ciri orang,

dan untuk memahami suat sensasi atau perasaan melalui ungkapan bahasa. Oleh

karenanya dalam membuat deskripsi harus berdasar pada pengamatan yang cermat dan
11

penyusunan kalimat yang tepat yang harus diawali dengan sebuah gambaran yang umum,

yang berupa kalimat atau frasa. Ada berbagai jenis deskripsi yang berupa deskripsi

penampilan, kesopanan perilaku, sifat, suara, cara bicara, dan sikap dan ada pula

deskripsi melalui pencerapan salah satu pancaindera kita yang harus disusun secara

kronologis dan logis

b. karangan narasi

Secara sederhana di kenal sebagai cerita, peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu

yang ada pula tokoh yang menghadapi suat konflik yang berisi fakta atau fiksi.

c. Karangan ekposisi

Tulisan yang memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau pemahaman kepada

pembaca yang dapat di temui pada tulisan edotorial, esai, petunjuk penggunaan atau

ulasan yang didasarkan pada perincian yang khusus dan cermat, penalaran, dan

penggunaan contoh.

d. Karangan argumentasi

Karangan yang bertjuan untuk meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau pendirian

pribadi atau membujuk pihak lain agar sebuah pendapat pribadi di terima yang dibuat

dengan menyusun alasan atau pembuktian untuk menunjang kalimat topik dengan

memberikan penjelasan dan fakta yang tepat

e. karangan persuasi

Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. untuk

menjelaskan gagasan sentralnya. Setiap sub-bagian dapat diperinci lebih lanjut menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil, sejauh diperlukan untuk menguraikan persoalan itu

sejelas-jelasnya. Dengan perincian yang sekian banyak, sebuah kerangka karangan dapat
12

mencapai lima atau enam tingkat perincian. Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga

tingkat perincian sudah dapat disebut kerangka formal.

2. Pengembangan gagasan

Dalam keterampilan menulis, gagasan gagasan tertuang dalam satuan bahasa yang

disebut dengan paragraph. Untuk melihat organisasi gagasan, dapat dilihat dari

bagaimana paragraph tersebut dikembangkan. Kemudian, untuk melihat apakah gagasan

gagasan dalam sebuah tulisan tersebut sudah dipaparkan dengan lengkap dan jelas, dapat

dilihat dari kaitan antarparagraf.

Kalimat pengembang adalah uraian yang digunakan untuk memperjelas, memperluas,

atau menguatkan gagasan yang disajikan dalam kalimat pokok atau paragraf sebelumnya.

Dengan demikian, kalimat pengembang membantu dalam membangun struktur dan

kohesi dalam penulisan, dan memungkinkan pembaca untuk memahami gagasan atau

argumen secara lebih lengkap dan mendalam.

Penggunaan kalimat pengembang yang tepat, dapat membuat tulisan lebih jelas, koheren,

dan persuasif. Contoh , pengembang dapat berupa ilustrasi, penjelasan lebih rinci, fakta,

statistik, atau contoh kasus yang relevan. Sebagai contoh, jika kalimat pokok adalah

"Olahraga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan", kalimat pengembangnya bisa

berbunyi: "Selain meningkatkan kondisi fisik, olahraga juga dapat mengurangi risiko

penyakit jantung, meningkatkan kebugaran mental, dan meningkatkan kualitas tidur".

Dalam hal ini, kalimat pengembang adalah ungkapan yang bisa memberikan informasi

lebih lanjut, untuk menguatkan gagasan pokok bahwa olahraga memiliki manfaat

kesehatan. Semakin relevan dan sesuai dengan gagasan pokok yang dijelaskan, semakin
13

baik kalimat pengembang dapat memperkaya teks dan membantu dalam menyampaikan

pesan dengan lebih jelas dan efektif.

Pentingnya kalimat pengembang dalam penulisan

a. Memperjelas gagasan pokok

Kalimat pengembang berperan penting dalam memperjelas, menguraikan, dan

menggambarkan lebih lanjut gagasan pokok yang telah diperkenalkan dalam kalimat

pokok atau paragraf sebelumnya. Gagasan pokok hanya dinyatakan dalam kalimat pokok

bisa terasa kurang lengkap, atau terbuka terhadap penafsiran yang berbeda. Dengan

menggunakan kalimat pengembang yang tepat, penulis dapat memberikan penjelasan

yang lebih rinci, menggali lebih dalam, atau memberikan ilustrasi yang konkret untuk

menggambarkan gagasan pokok dengan lebih jelas. Hal ini memungkinkan pembaca

untuk memahami dengan lebih baik apa yang ingin disampaikan oleh penulis dan

menghindari kebingungan atau penafsiran yang salah.

Contoh: Kalimat pokok:

"Pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang cerah." Kalimat pengembang:

"Pendidikan, yang melibatkan proses pembelajaran yang berkelanjutan, peningkatan

keterampilan, dan penguasaan pengetahuan, merupakan fondasi penting yang diperlukan

bagi individu untuk meraih masa depan yang cerah dan sukses."

b. Memberikan dukungan dan bukti K

Kalimat pengembang dapat berisi contoh, ilustrasi, fakta, statistik, atau referensi yang

mendukung atau menguatkan gagasan pokok yang disajikan. Dukungan atau bukti yang

disajikan dalam kalimat pengembang memberikan kekuatan dan otoritas pada argumen

atau pendapat yang diajukan oleh penulis, serta membuat tulisan lebih kredibel dan
14

meyakinkan bagi pembaca. Kalimat pengembang yang menggunakan sumber yang

terpercaya dan relevan dapat memperkuat argumen dan meningkatkan kepercayaan

pembaca terhadap tulisan.

Contoh: Kalimat pokok:

"Perubahan iklim adalah ancaman global yang serius." Kalimat pengembang: "Menurut

laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), suhu bumi

telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir akibat aktivitas

manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. Data dan analisis ini

menjadi bukti kuat bahwa perubahan iklim adalah ancaman global yang serius bagi planet

kita dan perlu ditangani secara serius untuk melindungi masa depan bumi."

c. Meningkatkan keberagaman kalimat

Kalimat pengembang juga dapat digunakan untuk menghindari pengulangan kata atau

frasa yang sama dalam tulisan. Dengan menggunakan kalimat pengembang yang

berbeda-beda, penulis dapat menghindari monotonisnya tulisan dan membuatnya lebih

beragam dan menarik bagi pembaca. Kalimat pengembang yang menggambarkan

gagasan pokok dengan variasi kata, frasa, atau gaya penulisan yang berbeda dapat

membuat tulisan lebih dinamis dan menarik perhatian pembaca.

Contoh Kalimat pokok:

"Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan."

Kalimat pengembang 1: "Selain meningkatkan kesehatan fisik, olahraga juga dapat

membantu mengurangi risiko penyakit jantung, meningkatkan kekuatan tulang, dan

meningkatkan mood dan kualitas tidur.”


15

Kalimat pengembang 2: "Olahraga juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif,

mengurangi stres, dan memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan."

d. Meningkatkan daya tarik tulisan

Penggunaan kalimat pengembang yang menarik dan kreatif, dapat membuat tulisan lebih

menarik dan membuat pembaca tertarik untuk terus membaca. Kalimat pengembang yang

ditulis dengan gaya penulisan yang menarik, menggunakan imaji atau perumpamaan, atau

mengandung elemen emosional dapat memikat perhatian pembaca dan membuat tulisan

lebih menggugah minat mereka. Hal ini dapat membantu dalam mempertahankan minat

pembaca terhadap tulisan, dan membuatnya lebih efektif dalam menyampaikan pesan

yang ingin disampaikan oleh penulis.

Contoh: Kalimat pokok:

"Cinta adalah perasaan yang indah."

Kalimat pengembang 1: "Cinta adalah seperti bunga yang mekar di taman hati kita,

memberikan warna-warni kehidupan dan memberikan harumnya kebahagiaan."

Kalimat pengembang 2: "Cinta adalah oase emosional di tengah gurun kehidupan,

memberikan kehangatan, keamanan, dan pengertian yang tulus.”

d. Meningkatkan kohesi dan koresi

Penggunaan kalimat pengembang yang tepat, akan membantu dalam membangun kohesi

dan koherensi dalam penulisan. Kalimat pengembang yang relevan dan terkait erat

dengan kalimat pokok atau paragraf sebelumnya, membantu dalam menghubungkan

gagasan-gagasan secara logis dan berkelanjutan, sehingga tulisan menjadi lebih

terstruktur dan mudah diikuti.

Dengan adanya kalimat pengembang yang saling berkaitan, pembaca dapat mengikuti
alur pikiran penulis dengan lebih baik dan memahami hubungan antara setiap gagasan.
16

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gagasan dalam berbicara memiliki peran yang sangat penting karena objek utama dalam

berbicara adalah menyampaikan gagasan. Gagasa adalah produk pemikiran yang dimiliki

manusia yang dapat disampaikan baik melalui lisan maupun tulisan. Agar gagasan dapat

dipahami pendengar, pembicara perlu mengorganisasikan gagasan yang akan disampaikannya.

Objek utama dalam kegiatan berbicara adalah menyampaikan gagasan. Gagasan yang

disampaikan merupakan hasil dari pengetahuan, pengalaman, pengamatan pembicara. Gagasan

dapat berupa pengetahuan, pengamatan, keinginan, perasaan, dan sebagainya.

Untuk itu pengembangannya harus sistematis dan terarah. Pengembangan organisasi

gagasan berkaitan dengan dua aspek, yaitu : kerangka gagasan dan pengembangan gagasan. Ada

dua macam kerangka gagasan yang dapat digunakan untuk mengembangkan gagasan, yaitu

kerangka topic dan kerangka kalimat.

Mengorganisasikan gagasan dalam berbicara berupa keterampilan berbicara sebagai

salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif yang berfungsi untuk mengungkapkan

ide, pikiran, dan perasaan secara lisan kepada lawan bicara.

Gagasan yang disampaikan merupakan hasil dari pengetahuan, pengalaman, atau

pengamatan, pembicara. Gagasan yang dikemukakan tentunya harus didukung oleh data atau

fakta yang perlu ditanggungjawabkan kebenarannya.

Saran

Saran dari penulisan makalah ini adalah agar para pembaca dapat memahami setiap

bagian atau kata yang dimuat oleh penulis dan agar dapat bermanfaat bagi banyak pihak serta

dapat berkembang lebih luas.


17

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. dkk: (1994). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Erni Rernawan. 2011. Organization culture, budaya organisasi dalam perspektif ekonomi dan

bisnis, Bandung: Alfabeta.

Santoso, Anang, dkk (2021). Bahasa Indonesia. Banten: Universitas Terbuka.

Tarigan, H.G (1983), Berbicara. Bandung: Angkasa.

https://www.liputan6.com/hot/read/5252633/kalimat-pengembang-adalah-uraian-gagasan-

pokok-ketahui-pentingnya-dalam-penulisan?page=5

https://catatanpringadi.com/bentuk-dan-pola-kerangka-karangan/

Anda mungkin juga menyukai