Disusun Oleh:
Muhammad Syamsi Rizki : 210105010031
Emi Zulfa : 210105010083
Dosen Pengampu:
Nuryani, S.E.I., M.H.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
pembicaraan itu. Hal ini penting dilakukan, karena prinsip berbahasa adalah
komunikati.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pertanyaan mendasar yang
menjadi pokok masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja teknik dalam bahasa tubuh?
2. Apa pengertian komunikasi lintas budaya?
3. Bagaimana praktik negosiasi?
Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui teknik dalam bahasa tubuh.
2. Mampu memahami komunikasi lintas budaya.
3. Mampu memahami praktik negosiasi.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
seluruhnya/tidak secara total merupakan tanda pikiran dan perasaan. Dengan
demikian penampilan wajah sangat tergantung pada orang yang menanggapi
atau menafsirkannya. Ekspresi wajah dari budaya yang lain memandang
berbeda.(Setianti, 2007)
Ekspresi wajah juga dapat kita lihat ketika kita memandang seseorang
yang dianggap sebagai orang yang polos/lugu atau dianggap kejam/dingin.
hal ini didasari oleh ada sebuah ekspresi wajah yang nampak pada orang yang
bersangkutan tidak menunjukkan sebuah perubahan seperti yang dilakukan
oleh orang lain ketika mendengar atau mengetahui suatu peristiwa baik
kesedihan maupun kegembiraan, keanehan atau kelayakan
3. Gesture
Gestures merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerakan tangan,
bahu, jari-jari. Kita sering menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar
maupun tidak sadar untuk menekankan suatu pesan. Ketika anda berkata:
pohon itu tinggi, atau rumahnya dekat; maka anda pasti menggerakkan tangan
untuk menggambarkan deskripsi verbalnya. Pada saat anda mengatakan :
letakkan barang itu! Lihat pada saya! Maka yang bergerak adalah telunjuk
yang menunjukkan arah. Ternyata manusia mempunyai banyak cara dan
bervariasi dalam menggerakkan tubuh dan angota tubuhnya ketika mereka
sedang berbicara. Mereka yang cacat bahkan berkomunikasi hanya dengan
tangan saja.
4
Definisi komunikasi lintas budaya adalah suatu proses peralihan ide dari
dua kebudayaan atau lebih, yang mengakibatkan berkembangnya suatu
kebudayaan, hancurnya suatu kebudayaan atau pelahiran budaya baru
(akulturasi). Tentunya, perbedaan masyarakat berarti perbedaan kebudayaan,
yang bila ditelaah lebih dalam berarti perbedaan cara bertingkah laku,
perbedaan pandangan, perbedaan sistem kepercayaan, dan sebagainya. Hal
inilah yang jadi inti kajian ilmu komunikasi lintas budaya. Singkatnya,
alasan mengapa kita harus mempelajari ilmu komunikasi lintas budaya,
agar tidak terjadi kesalahpahaman di suatu pihak yang akhirnya bisa
mengakibatkan konflik.
Pada umumnya nonlinguisti, termasuk di dalamnya bahasa tubuh
merupakan bagian dari budaya suatu daerah atau bangsa. Di Indonesia jika
kita ingin memberitahukan kepada orang lain agar tidak ribut, biasanya kita
menggunakan jari telunjuk yang diletakkan pada bibir. Bahasa tubuh tersebut
sudah menjadi bagian dari budaya leluhur kita. Simbol-simbol nonverbal
dan hal yang ditimbulkan oleh simbol/lambang tersebut termasuk bagian
dari suatu budaya yang telah diwariskan oleh pendahulu kita. Setiap
simbol yang ada pada nonverbal memiliki makna sesuai dengan
kesepakatan antara pengguna simbol/lambang itu. Budaya memengaruhi
prilaku kita dalam berkomunikasi, baik secara linguistik maupun
nonlinguistik. Budaya menjadi sumber inspirasi dari suatu kelompok orang
dalam kaitan untuk memahami, menginterprestasi,dan memroduksi
simbol/lambang dengan cara tertentu. Dengan demikian, dapat disebutkan
bahwa budaya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan berkembang
di suatu daerah/bangsa. Kebiasaan ini memberikan semacam efesiensi
kepada dunia di mana segala sesuatu dapat merupakan tanda.Perbedaan-
perbedaan dalam kebiasaan semiotic menentukan garis demarkasi antara
suatu kebudayaan dengan kebudayaan-kebudayan lainnya.(Nengah, 2020)
5
C. Pemahaman dan Praktik Negosiasi
Negosiasi adalah proses komunikasi yang digunakan untuk mencapai
kesepakatan antara dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan saling
bertentangan atau berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
negosiasi adalah proses mencapai kesepakatan yang menguntungkan antara
satu pihak (kelompok atau organisasi) dengan pihak yang lainnya melalui
penyelesaian sengketa secara damai antara pihak-pihak yang bersengketa,
kemudian melakukan tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan
bersama.(Madiistriyatno, 2019)
Negosiasi bukan hanya sekedar berdiskusi dengan klien disuatu tempat
namun melainkan untuk mencapai kesepakatan dan mencari cara terbaik
untuk menyelesaikannya. Pada umumnya tujuan negosiasi adalah
menghasilkan win-win solution melalui saling pemahaman dari kedua belah
pihak, dan memperoleh apa yang diinginkan kedua pihak tanpa ada yang
dirugikan. Proses komunikasi dalam negosiasi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:(Maulana, 2016)
• Melibatkan kedua pihak, pihak yang satu dengan yang lainnya.
• Adanya kesamaan topik permasalahan yang dinegosiasikan.
• Kedua belah pihak sedang menjalin kerja sama.
• Adanya tujuan yang sama dari kedua belah pihak.
• Untuk mencari jalan keluar dari masalah yang masih abstrak.
Menurut Thompson, Ebner, & Giddings (2017) kekuatan negosiasi
bergantung pada percakapan secara verbal dan non verbal. Negosiasi
dianggap sebagai komunikasi yang luas dalam kehidupan di mana setiap hal
yang dilakukan dan tidak dilakukan mengirimkan sinyal ke negosiator lain.
Negosiator adalah orang yang bertugas sebagai juru runding dalam proses
negosiasi. Seorang negosiator harus memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan intuisi dalam melakukan proses negosiasi. Di dalam
negosiasi perlu memperhatikan bahasa tubuh serta bentuk komunikasi visual
lainnya seperti postur, tampilan, pakaian, gaya berbicara, simbol lingkungan
fisik dan penggunaan alat bantu visual lainnya. Dalam negosiasi, masing-
6
masing pihak menggunakan strategi mereka sendiri untuk mencapai hasil
terbaik. Negosiasi ini masih memiliki risiko karena tidak ada jaminan hasil
yang bagus dan kesesuaian dengan harapan para pihak negosiasi.(Ardianto et
al., 2020)
Ada 3 tahapan dalam proses negosiasi yaitu perencanaan, memulai
proses negosiasi, dan evaluasi negosiasi.
a. Perencanaan
Kunci sukses dari sebuah negosiasi ialah dengan perencanaan yang
matang. Dalam melakukan negosiasi negosiator harus memperhatikan
beberapa tahapan sebagai berikut:
1) Menyadari bahwa perbedaan situasi negosiasi akan memerlukan
strategi dasar yang berbeda pula seperti halnya dengan mengubah
level perhatian terhadap aspek pihak lawan.
2) Mengklarifikasi dengan jelas tujuan dan target yang ingin dicapai.
3) Memahami serta menentukan isu-isu utama ataupun kepentingan
yang menjadi fokus dalam negosiasi, dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian pada hal-hal yang paling penting untuk
dicapai.
4) Melakukan diskusi mempertajam dan memperbaiki agenda
pembahasan isu, kepentingan dan tujuan dengan pihak lawan.
5) Negosiator perlu memiliki kemampuan untuk meramalkan
kemungkinan yang akan terjadi selama proses negosiasi, sehingga
dapat mengantisipasi dan membuat rencana cadangan.
6) Menyadari bahwa penting untuk memahami pihak lawan/ pihak lain.
7) Mengembangkan argumen-argumen untuk proses negosiasi dan
meningkatkan kemampuan sebagai seorang negosiator.
b. Memulai Proses Negosiasi
Setelah perencanaan selesai, langkah selanjutnya adalah memulai proses
negosiasi. Proses ini meliputi penyampaian kepada pihak lain mengenai apa
yang diinginkan dan diharapkan dalam proses negosiasi tersebut. Ketika
negosiator menyampaikan tujuannya, penting untuk melakukannya dengan
7
hati-hati dan tidak langsung menuju pokok pembicaraan serta menunggu
waktu yang tepat saat kedua pihak siap. Saat menyampaikan tujuan pun,
penting untuk menjelaskannya dengan jelas dan singkat, menekankan bahwa
tujuan negosiator adalah mencapai kesepakatan bersama, dan memberikan
ruang untuk melakukan tawar-menawar selama proses ini berlangsung.
c. Evaluasi Negosiasi
Setelah melalui tahap perencanaan dan memulai negosiasi, maka langkah
terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap seluruh proses negosiasi, apakah
berupa keberhasilan, hambatan, ataupun ketidakberhasilan. Hasil dari
evaluasi tersebut bisa menjadi masukakn untuk proses negosiasi selanjutnya.
Dengan demikian, meskipun negosiasi saat ini telah selesai, bukan berarti
semuanya telah selesai secara keseluruhan, karena mungkin akan melibatkan
negosiasi-negosiasi lainnya. Oleh karena itu, seorang negosiator perlu
membuat catatan mengenai apa yang telah disepakati dan memberikannya
kepada pihak lain, sehingga kesepakatan yang telah dicapai dapat
diimplementasikan dengan baik.(Lunarindiah, 2020)
Pemahaman dan praktik negosiasi yang baik dapat membantu individu
dan organisasi mencapai kesepakatan yang menguntungkan, mengatasi
konflik, dan membangun hubungan yang kuat. Keberhasilan dalam negosiasi
sering kali bergantung pada keterampilan komunikasi, persiapan yang baik,
dan pemahaman mendalam tentang kepentingan semua pihak yang
terlibat.(Maulana, 2016)
8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang berjudul “Komunikasi Efektif dan Negosiasi”
ini dapat diambil kesimpulan:
1. Bentuk dan tipe umum dari bahasa tubuh adalah kontak mata, ekspresi
wajah, dan gestur.
2. Definisi komunikasi lintas budaya adalah suatu proses peralihan ide dari
dua kebudayaan atau lebih, yang mengakibatkan berkembangnya suatu
kebudayaan, hancurnya suatu kebudayaan atau pelahiran budaya baru
(akulturasi). Tentunya, perbedaan masyarakat berarti perbedaan
kebudayaan, yang bila ditelaah lebih dalam berarti perbedaan cara
bertingkah laku, perbedaan pandangan, perbedaan sistem kepercayaan,
dan sebagainya. Hal inilah yang jadi inti kajian ilmu komunikasi lintas
budaya. Singkatnya, alasan mengapa kita harus mempelajari ilmu
komunikasi lintas budaya, agar tidak terjadi kesalahpahaman di suatu
pihak yang akhirnya bisa mengakibatkan konflik.
3. Negosiasi adalah proses komunikasi yang digunakan untuk mencapai
kesepakatan antara dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan
saling bertentangan atau berbeda. Ada tiga tahapan negosiasi yaitu:
perencanaan, proses negosiasi, dan evaluasi negosiasi.
B. Saran
Penelitian selanjutnya dapat untuk menggali lebih banyak sumber yang
beragam dan mencakup contoh-contoh kasus yang lebih kaya dari berbagai
budaya. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor
kontekstual dan dinamika sosial yang memengaruhi komunikasi dan
negosiasi dalam berbagai situasi budaya. Dengan demikian, penelitian ini
dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dan aplikatif dalam
mengatasi tantangan komunikasi lintas budaya dan meningkatkan
kemampuan negosiasi yang efektif dalam lingkungan global yang semakin
terhubung.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, A., Prisanto, G. F., Irwansyah, I., Ernungtyas, N. F., & Hidayanto, S.
(2020). Praktik Lobi dan Negosiasi oleh Legislator Sebagai Bentuk
Komunikasi Politik. Komuniti: Jurnal Komunikasi Dan Teknologi Informasi,
12(1), 25–39.
Lunarindiah, G. (2020). Buku Ajar Komunikasi Bisnis Negosiasi.
Madiistriyatno, H. (2019). Catatan Praktis Lobi & Nego untuk Bisnis.
Maulana, R. R. (2016). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan
Kemampuan Negosiasi Pada Entrepreneur Muda Di Kawasan Kampus Uin
Suska Riau. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Nengah, M. I. (2020). Makna Bahasa Tubuh: Suatu Kajian Lintas Budaya.
KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya, 4(2), 37–43.
Prabowo, T. T. (2019). Komunikasi Efektif pada Bahasa Tubuh Pustakawan.
Jurnal Ilmu Pendidikan, Informasi dan Kearsipan, 7(1).
Setianti, Y. (2007). Bahasa Tubuh Sebagai Komunikasi Non Verbal. Makalah
Ilmiah.
Surya, M. E. (2020). Bahasa Tubuh Dalam Al Qur’an Juz Ke 30 (Analisis
Semantis). Islamadina: Jurnal Pemikiran Islam, 129–149.
10