Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Siti Camila N
Siti Nurdiniah
Bahrul Ulum
Tahun 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
1. Kesimpulan..................................................................................................................................10
2 Saran.............................................................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti dan
makna pada setiap perkataan yang akan diucapkan. Sebagai suatu unsur yang
dinamik, bahasa senantiasa dikembangkan,dianalisis dan dikaji dengan
menggunakan perbagai pendekatan serta metode untuk mengkajinya. Antara
lain pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan
makna.Semantik merupakan salah satu bidang linguistik yang mempelajari
tentang makna. Sejalan dengan berkembangnya zaman perkembangan bahasa
pun juga ikut berkembang dan mengalami pergeseran-pergeseran makna.
Pergeseran makna bahasa memang tidak dapat dihindari, hal ini dipengaruhi
oleh banyak faktor yang nantinya akan di bahas secara mendalam di dalam
pembahasan. Atas dasar itu, tidak mengherankan dalam beberapa tahun terakhir
ini di Indonesia muncul berbagai kata yang memiliki banyak makna baru. Meski
demikian makna yang melekat terlebih dahulu tidak serta merta hilang begitu
saja. Perubahan makna suatu kata yang terjadi, terkadang hampir tidak disadari
oleh pengguna bahasa itu sendiri. Untuk itu perlu bagi kita mengetahui dan
memahami ilmu kebahasaan.Jadi, pengetahuan akan adanya hubungan antara
lambang atau satuan bahasa, dengan maknanya sangat diperlukan dalam
berkomunikasi dengan bahasa itu.Sering timbul pertanyaan dari pemakai
bahasa, manakah bentukan kata yang sesuai dengan kaidah semantik. Dan, yang
menarik adalah munculnya pendapat yang berbeda dari ahli bahasa yang satu
dengan ahli bahasa yang lain. Fenomena itulah yang menarik bagi kami untuk
melakukan pengkajian lebih dalam dan memaparkan masalah tentang semantik
dalam makalah ini.
.
B. Rumusan Masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada kata uang dan duit memiliki makna yang sama, namun dapat menunjukkan identitas
kelompok yang menggunakannya.
Dalam analisis semantic harus disadari bahwa bahasa adalah bersifat unik, dan mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan dengan budaya masyarakat pemakaiannya maka analisis
semantic suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk
menganalsis bahasa lain.
Pengertian Semantik Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian semantik menurut para ahli, terdiri atas:
Telah dijelaskan bahwa semantik adalah disiplin linguistik yang mengkaji sistem makna.
Jadi, objeknya makna. Makna yang dikaji dalam semantik dapat dikaji dari banyak segi,
terutama teori atau aliran yang berbeda dalam linguistik.
Teori yang mendasari dan dalam lingkungan mana semantik dibahas membawa kita
kepengenalan tentang jenis-jenis semantik. Jenis-jenis semantik itu dapat dideskripsikan
berikut ini:
II. JENIS JENIS SEMANTIK
1. Behavioris
Berdasarkan sketsa itu makna berada dalam rentangan antara stimulus dan respon, antara
rangsangan dan jawaban. Makna ditentukan oleh situasi yang berarti ditentukan oleh
lingkungan. Karena itu, makna hanya dapat dipahami jika ada data yang dapat diamati yang
berada dalam lingkungan pengalaman manusia.
2. Semantik Deskriptif
Semantik deskriptif yaitu kajian semantik yang khusus memperlihatkan makna yang sekarang
berlaku. Makna kata ketika kata itu untuk pertama kali muncul. Tidak diperhatikan. Misalnya
dalam bahasa Indonesia ada kata juara yaitu orang yang mendapat peringkat teratas dalam
pertandingan tanpa memprhatikan makna sebelumnya yaitu pengatur atau pelerai dalam
persabungan ayam. Jadi, Semantik deskriptif hanya memperhatikan makna sekarang.
3. Semantik Generatif
Untuk menghubungkannya digambarkan dengan satu kaidah, yaitu transformasi. Teori ini
tiba pada kesimpulan bahwa tata bahasa terdiri dari struktur dalam yang berisi tidak lain dari
struktur semantik dan struktur luar yang merupakan perwujudan ujaran kedua struktur ini
dihubungkan dengan suatu proses yang disebut transformasi.
4. Semantik Gramatikal
Semantik gramatikal adalah studi simentik yang khususnya mengkaji makna yang terdapat
dalam satuan kalimat. Verhaar mengatakan Semantik gramatikal jauh lebih sulit dianalisis.
Untuk menganalisis kalimat masih duduk, kakak sudah tidur tidak hanya ditafsirkan dari
kata-kata yang menyusunnya.
Orang harus menafsirkan keseluruhan isi kalimat itu serta sesuatu yang ada dibalik kalimat
itu. Sebuah kata akan bergesr maknanya apabila diletakkan atau digabungkan dengan kata lai
5. Semantik Leksikal
Semantik leksikal adalah kajian simentik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem
makna ayang terdapat dalam kata. Semantik leksikal tidak terlalu sulit. Sebuah kamus
merupakan contoh yang tepat untuk Semantik leksikal: makna setiap kata diuraikan disitu.
Jadi, Semantik leksikal memperhatikan makna yang terdapat didalam kalimat kata sebagai
satuan mandiri.
6. Semantik Historis
Semantik historis adalah studi semantik yang mengkaji sistem makna dalam rangkaian waktu.
Studi semantik historis ini menekankan studi makna dalam rentangan waktu, bukan
perubahan bentuk kata. Perubahan bentuk kata lebih banyak dikaji dalam linguistic hoistoris.
Asal-usul kata menjadi bagian studi etimilogi. Semantik ini membandingkan kata-kata
berdasarkan periode atau antara kata pada masa tertentu dengan kata pada bahasa yang lain.
Misalnya dalam BI terdapat kata padi dan dalam bahasa jawa terdapat kata pari. Fonem/ d/
dan/ r/ berkorespondensi.
7. Semantik Logika
Sematik logika adalah cabang logika modern yang berkaitan dengan konsep-konsep dan
notasi simbolik dalam analisis bahasa semantik logika mengkaji sistem makna yang dilihat
dari logika seperti yang berlaku dalam matematika yang mangacu kepada kata pengkajian
makna atau penafsiran ajaran, terutama yang dibentuk dalam sistem logika yang oleh Carnap
disebut semantik.
Dalam semantik logika dibahas makna proprsi yang dibedakan dengan kalimat, sebab kalimat
yang berbeda dalam bahasa yang sama dapat aja diujarkan dalam proporsi yang sama.
Sebaliknya, sebuah kalimat dapat diujarkan dalam dua atau lebih proporsi. Proporsi boleh
benar boleh salah, dan lambang disebut sebagai variabel proporsional dalam semantik logika.
8. Semantik Struktural
Semantik struktural bermula dari pandangan linguis struktural yang dipelopori oleh Saussure.
Penganut strukturalisme berpendapat bahwa setiap bahasa adalah sebuah sistem, sebuah
hubungan struktur yang unik yang terdiri dari satuan-satuan yang disebut struktur. Struktur
itu terjelma dalam unsure berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana
yang membaginya menjadikajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.
III. JENIS PERUBAHAN MAKNA DALAM SEMANTIK
Makna non referensial merupakan makna yang tidak memiliki acuan atau referensi.
Kata dan karena, supaya, tidak termasuk dalam kata yang mempunyai makna
referensial karena tidak mempunyai referensi. Contoh : Kata dan, atau, dan karena.
Kata-kata tersebut tidak memiliki acuan dalam dunia nyata.
2. Makna Sempit
Makna sempit (narrowed meeaning) merupakan makna yang lebih sempit dari semua
ujaran. Makna luas dapat menyempit atau suatu kata yang berasalnya mempunyai
makna luas (generik) dapat bermakna sempit (spesifik) karena dibatasi. Contoh : “ahli
bahasa”, maka yang dimaksud bukan semua ahli, melainkan seseorang yang
mengahlikan dirinya dalam bidang bahasa.
3. Makna Luas
Makna luas (widened meaning atau extended meaning) merupakan makna yang
didalam di suatukata yang lebih luas dari diperkirakan.Makna luas merupakan makna
ujaran yang lebih luas dibanding makna pusatnya. Contoh makna luas yaitu makna
sekolah di kalima “ia bersekolah lagi di sekolah” yang lebih luas dari makna “gedung
tempat belajar”
4. Makna Idiomatikal
Makna idiom merupakan satuan ujaran yang mempunyai makna tidak bisa
“diramalkan” dari unsurnya, baik itu dengan leksikal ataupun juga secara gramatikal.
Contoh secara gramatikal bentuk “Menjual Rumah “ bermakan “Yang menjual
menerima uang dan yang membeli menerima rumahnya , tetapi dalam bahasa indonesi
bentuk “Menjual gigi” tidak memiliki makna seperti itu , melainkan bermakna “Tertawa
keras-keras” . Jadi makna tersebutlah yang di sebut makna ideomatik.
5. Makna Kias
Makna kias merupakan oposisi dari arti sebenarnya. Selurh bentuk bahasa baik kata,
frase, maupun kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya baik arti leksikal, arti
konseptual atau artik denotatif yang dinamakan mempunyai arti kiasan. Contoh makna
kias yakni puteri malam yang bearti bulan dan raja siang berarti matahari.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dapat di ambil kesimpulan bahwa kata semantik yang digunakan untuk bidang linguistik
yang mempelajarihubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang di tandainya
atau dengan kata lain bidang studi yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Oleh
karena itu kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau arti. Semantik
bahasa terdiri atas:
2. Fonologi (fonemik)
3. Fonetik
2 Saran
Semoga kedepanya makalah ini dapat dijadikan referensi agar lebih lagi
kedepanya.Dan satu lagi untuk para pembaca hendaklah di zaman yang serba berubah ini
kita lebih tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang
bahasa Indonesia. Kita harus melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Perubahan yang terjadi perlu kita cermati dengan baik agar keaslian bahasa Indonesia tetap
terjaga khususnya semantik ini.