Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN KATA

Oleh: KELOMPOK 4
MAHARANI (14220200013)
IRDA FERBRIANTI(14220200015)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 15 Februari 2021


Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................................4
C. TUJUAN ...............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
PEMILIHAN KATA .................................................................................................................................5
PEMILIHAN KATA DAN KAIDAH MAKNA ........................................................................................5
PENGEMBANGAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA ....................................................................8
BAB III......................................................................................................................................................11
11A. KESIMPULAN..............................................................................................................................11
B. SARAN.............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembuatan karya ilmiah harus memperhatikan dasar-dasar dalam penyusunannya yaitu dengan
memperhatikan pemilihan kata yang di dalam nya terdapat kaida makna dan pengembangan kosakata
Bahasa Indonesia. Pemilihan kata sering disebut dengan istilah diksi. Istilah ini bukan saja dipergunakan
untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi
juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita berjumpa dengan orang-orang yang sulit sekali mengungkapkan
maksudnya dan sangat miskin variasi bahasanya. Tetapi kita juga berjumpa dengan orang-orang yang
sangat boros dan mewah mengobralkan perbendaharaan katanya, namun tidak ada isi yang tersirat
dibalik kata-kata itu. Tiap anggota masyarakat khususnya para pelajar harus mengetahui bagaimana
pentingnya peranan kata dalam komunikasi sehari-hari.

Pemilihan kata sangat diperlukan dan diperhatikan sebagai dasar-dasar dalam penulisan ilmiah. Pilihan
kata disini tidak hanya mempersoalkan ketepatan pemakaian kata, tetapi juga mempersoalkan apakah
kata yang dipilih itu sesuai dengan kaidah makna dan kalimatnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan tentang dasar-dasar penulisan ilmiah yang berupa pemilihan kata dan definisi,
yang terdiri dari kaidah makna dan pengembangan kosakata Bahasa Indonesia .

C. Tujuan
1. Dapat memahami, menjelaskan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tentang pemilihan
kata baik pemilihan kata dalam atau dalam kaida makna dan pengembangan kosakata dalam Bahasa
Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Pemilihan Kata


Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu
gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-
ungkapan yang tepat. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata yang
tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan
kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahas adalah
keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

1. Pemilihan Kata dalam Kaidah Makna


Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek
bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna.

Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat diserap dengan panca indera, yaitu dengan mendengar
atau dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran
pendengar atau pembaca karena rangsangan aspek bentuk tadi. Pada waktu orang berteriak “Maling”
timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang telah berusaha untuk mencuri barang atau milik
orang lain”. Jadi bentuk atau ekspresinya adalah kata maling yang diucapkan orang tadi, sedangkan
makna adalah “reaksi yang timbul pada orang yang mendengar.

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam ujaran kita yaitu : pengertian, perasaan nada, dan tujuan.
Pengertian merupakan landasan dasar untuk menyampaikan hal-hal tertentu kepada pendengar atau
pembaca dengan mengharapkan reaksi tertentu. Nada mencakup sikap pembicara atau penulis kapada
pendengar atau pembacanya.

Menurut Minto Rahayu (2007: 68-69) pemilihan kata dalam kaidah makna yaitu :

1. Sinonim, Homofoni, Dan Homograf

Dalam melambangkan konsep dengan kata, idealnya satu konsep untuk satu kata, hal ini akan
mengurangi kesulitan berkomunikasi. Tetapi kenyataannya tidak demikian sehingga hubungan kata dan
makna sering menjadi rumit.

a. Sinonim ialah kata-kata yang mempunyi makna yang sama atau mirip. Misalnya, muka, paras wajah,
tampang.
b. Homofoni ialah kelompok kata yang mempunyai kesamaan huruf sekaligus kesamaan bunyi.
Misalnya, buku (Kitab) dan buku (Bagian dari luas), tampang (muka) dan tampang (Bibit).

c. Homograf ialah kelompok kata yang mempunyai kesamaan huruf tetapi pengucapnnya berbeda.
Misalnya, Teras (inti –e keras) dan teras (beranda rumah- e lemah), sedan (tangis) dan sedan (mobil).

2. Makna Denotatif

Denotatif ialah makna dalam alam wajar, yaitu makna makna objektif, konseptual, sebenarnya. Secara
eksplisit, denotatif merupakan hasil observasi, dapat di ukur, dapat dibatasi. Bahasa ilmiah
menggunakan makna denotatif dalam mengungkapkan pikiran.

Makna denotatif dapat dibedakan atas dua macam relasi, yaitu pertama, relasi antara sebuah kata
dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi antara sebuah kata dengan barang dan ciri-
ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya. Pengertian kursi adalah ciri-ciri yang
membuat sesuatu disebut sebagai kursi, bukan sebuah kursi individual.

Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti: makna denotasional, makna kognitif,
makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposisional. Disebut makna
denotasional, referensial, konseptual, atau ideasional, karna makna itu menunjuk (denote) kepada suatu
referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut makna kognitif karena makna itu bertalian
dengan informasi-informasi atau pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Makna ini, yang diacu
dengan bermacam-macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata.

Dalam bentuk yang murni, makna denotatif dihubungkan dengan bahasa ilmiah. Seorang penulis yang
hanya ingin menyampaikan informasi kepada kita, dalam hal ini khususnya bidang ilmiah, akan
berkecenderungan untuk mempergunakan kata-kata yang denotatif. Sebab pengarahan yang jelas
terhadap fakta yang khusus adalah tujuan utamanya. Misalnya:

a. Rumah itu luasnya 250 meter persegi (denotatif)

b. Rumah itu luas sekali (konotatif)

c. Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu (denotatif)

d. Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu (konotatif)

e. Meluap hadirin yang mengikuti pertemuan itu(konotatif)


3. Makna Asosiatif

Makna Asosiatif ialah makna yang bukan sebenarnya, misalnya :

a. Makna Konotatif ialah makna tambahan, sikap sosial, pribadi. Misalnya, kata wanita dan perempuan
secara konseptual bermakna manusia berjenis kelamin betina, tetapi ada yang memaknai wanita
sebagai modern berprofesi, aktif.

Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif.
Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai
emosional. Makna konotatif sebagain terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju-
tidak setuju, senang-tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar; dipihak lain, kata yang dipilih
itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama.

b. Makna Stilistik adalah makna yang berhubungan dengan lingkungan pemakai. Misalnya , kediaman,
istana (resmi), rumah (umum), pondok (puitis).

c. Makna Afektif berhubungan dengan perasaan lawan bicara. Misalnya, Tutup mulutmu.

d. Makna Reflektif, yaitu makna yang lebih terbatas dan pribadi. Misalnya, kemaluan (bukan berarti
mendapatkan malu).

e. Makna kolokatif, makna yang timbul oleh relasi dalam frase. Misalnya, gadis cantik bukan pria cantik
(seharusnya: pria tampan).

f. Makna Interpretatif, adanya perbedaan penafsiran, misalnya, kata si pada orang batak dan orang
sunda.
2. PENGEMBANGAN KOSA KATA BAHASA INDONESIA
Kosakata bahasa daerah merupakan sumber dan benih pengembangan kosakata bahasa Indonesia.
Widjono Hs. (2005: 102) mengategorikan kosakata ke dalam sebuah wadah disebut istilah. Istilah
merupakan gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna, konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.

Kosakata Umum Bahasa Indonesia (KUBI)

Dapat dijadikan sumber istilah jika:

1. Kata dengan tepat mengungkapkan keadaan, makna konsep, proses, atau sifat.
2. Kata yang lebih daripada yang lain dan beracuan sama. Misal gulma dan tanaman
pengganggu.
3. Kata tidak berkonotasi buruk dan eufonik (sedap didengar), seperti tunawisma lebih baik
daripada gelandangan.
4. Kata umum yang diberi makna baru khusus dengan meluaskan atau menyempitkan makna
asal.

Widjono Hs. (2005: 104), morfem peristilahan kata atau imbuhan yang digunakan dalam
pembentukan peristilahan:

1. Bentuk dasar peristilahan, morfem yang langsung dapat dipakai sebagai dasar
pembentukan istilah yang luas.
2. Imbuhan pada bentuk dasar.
3. Kata ialah yang dapat berdiri sendiri, sebagai unsur kalimat, dan terdiri dari bentuk dasar
dan imbuhan yang diapit oleh spasi.
4. Kata berimbuhan
5. Gabungan kata, bentuk istilah yang terdiri atas beberapa kata, contohnya angkatan
bersenjata.
6. Bentuk prototipe, dijadikan acuan atau dasar dalam pembentukan istilah. Berasal dari
bahasa klasik (Latin, Yunani, Sansekerta, dll.), semisal: Radi (ator) – Latin | Radi (ator) –
Indonesia, Jerman, Inggris | Radi (ateur) – Perancis
7. Perangkat kata atau paradigma, kumpulan kata dijabarkan dari bentuk yang sama, baik
dengan proses penambahan atau pengurangan.

Kosakata bahasa serumpun

Istilah dasar diambil dari bahasa serumpun apabila dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah
yang tepat sebagai pengungkapan makna. konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
dimaksud,istilah dasar dapat diambil dari bahasa serumpun. Baik lazim maupun yang tidak
lazim, yang memenuhi syarat pada bahasan 1 kosakata bahasa indonesia.

Contoh :

Bahasa Asing Bahasa


Serumpun
peat (inggris) gambut (banjar)
pain (inggris) nyeri
(sunda,jawa)
peat (inggris) timbel (jawa)

Kosakata dari bahasa asing

Istilah baru dapat ditemukan dengan menerjemahkan istilah asing. Perlu memperhatikan kesamaan
dan kesepadanan makna konsepnya.

Bahasa Asing Bahasa Indonesia


samenwerking kerja sama
balanced budget anggaran berimbang
brother-in-law ipar laki-laki
medication Pengobatan
network Jaringan
Pengembangan ditujukan pada upaya peningkatan mutu daya ungkap bahasa Indonesia.
Peningkatan mutu daya ungkap itu meliputi perluasan kosakata bahasa Indonesia dan
pemantapan kaidah-kaidahnya sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi
serta kebudayaan yang amat pesat.Upaya pengembangan kosakata bahasa Indonesia
dilakukan dengan berbagai strategi, antara lain :
(1) mengangkat kembali kata-kata lama yang sudah usang (terpendam) dengan pemaknaan
baru.
(2) meminjam kata-kata dari bahasa daerah atau dari bahasa asing untuk mengisi
kekosongan konsep atau menambah kesinoniman dengan kosakata yang sudah ada
sebelumnya.
(3) membentuk kata-kata baru, baik melalui akar kata maupun melalui proses morfologis.
Selain Pengembangan kosakata dalam bahasa indonesia, upaya lain yang dapat digunakan untuk
mengembangkan bahasa Indonesia antara lain:

1. Perluasan Pemakai Bahasa.


Perluasan pemakaian bahasa adalah salah satu cara efektif pada pengembangan suatu
bahasa. Semakin banyak penutur suatu bahasa akan mengalami pengembangan dan peningkatan
yang baik. Bahasa Indonesia akan tetap pada kedudukan dan fungsinya yang sebenarnya yaitu
sebagai bahasa negara dan sebagai bahasa resmi kenegaraan, karena fungsi dan pemakaiannya
digunakan pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

2. Pembinaan Kepada Masyaakat.


Pentingnya pembinaan dan pengembangan bahasa kepada masyarakat akan menjaga fungsi dan
peranan suatu bahasa. Sikap bahasa yang positif terhadap bahasa akan menjaga kelestarian suatu
bahasa tersebut. Bahasa mendapatkan kedudukan dan perhatian yang seharusnya, sehingga
meningkatnya mutu pada pengunaan bahasa Indonesia.

3.Penelitian Bahasa.
Penelitian bahasa adalah salah satu bentuk pengembangan bahasa. Melalui penelitian yang
seksama dan program penggunaan bahasa akan membantu proses pengembangan bahasa yang
diharapkan. Penelitian bahasa adalah salah satu bentuk dari perencaan pada pengembangan
bahasa.

4. Pengembangan Bahasa Melalui Media Massa


Media massa (cetak ataupun elektronik) setiap hari mengunjungi masyarakat dengan
menggunakan sarana bahasa Indonesia. Oleh karena itu, media massa memiliki fungsi yang amat
strategis dalam upaya pengembangan ataupun pembinaan bahasa Indonesia. Bahkan, sering
terjadi media massa dijadikan acuan dalam penggunaan bahasa Indonesia. Sugono (2008)
mengemukan dalam hubungan dengan pengembangan bahasa Indonesia media massa dapat
mengambil peran dalam penggalian dan penyebarluasan kosakata dari khazanah budaya daerah.
Penggalian budaya daerah ke dalam bahasa Indonesia itu akan memperkaya kosakata bahasa
Indonesia yang sekaligus mengimbangi laju pertumbuhan kosakata bahasa Indonesia dari
penyerapan kosakata bahasa asing. Selama pengungkapan budaya daerah tersebut belum terdapat
dalam kosakata bahasa Indonesia, pengambilan kosakata bahasa daerah dalam pengungkapan
budaya daerah tersebut akan memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Misalnya, kata kaharingan,
ganihut, dan mandau adalah contoh pengangkatan kosakata bahasa daerah yang memperkaya
bahasa Indonesia. Kata ngaben, pura, galungan, dan subak adalah kata-kata bahasa Bali yang
masuk ke dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, media massa memiliki peran yang amat
penting dalam pengayaan kosakata bahasa Indonesia sekaligus penyebarluasannya ke masyarakat
Indonesia di luar wilayah bahasa daerah yang bersangkutan, bahkan ke penutur di luar Indonesia.
.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan uraian yang telah dijelaskan ,dapat diturunkan kesimpulan tentang pemilihan kata dan
pengembangan kosakata Bahasa Indonesia Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah
bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna. Pengembangan
kosa kata/istilah 'bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain (l) dengan
pembentukan atau penciptaan kata atau istilah, (2) dengan penerjemahan, dan (3) dengan
pemungutan. Untuk penerjemahan dan pemungutan, keselarasan, dengan kaidah bahasa
Indonesia harus diperhatikan.

B. Saran
Makalah yang dibuat oleh penulis ini kurang banyak referensi dari buku kebanyakan diperoleh dari
internet jadi apabila ingin mempelajari tentang Pemilihan kata dan pengembangan kosakata Bahasa
Indonesia bacalah referensi yang lain juga jangan perpatokan hanya dimakalah ini saja. Dan kami
berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. Diksidan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama, 2010.

Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia Di PerguruanTinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.

http://www.pengertianahli.com/.

https://id.wikipedia.org/wiki/Definisi.

https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/7450#:~:text=Pengembangan%20kosa%20kata
%2Fistilah%20'bahasa,kaidah%20bahasa%20Indonesia%20h.
1.Bagaimana dampak pilihan kata terdapat penyampaian sebuah informasi berita?-Aini rosiani

Jawaban: Dampak diksi terhadap penyampaian informasi adalah terkait keakuratan makna dan suasana
yang disampaikan kepada pemirsa. Diksi yang tepat mampu menyajikan tidak hanya makna leksikal,
tetapi juga konteks tempat makna tersebut harus dipahami. Oleh karena itu, penting bagi penulis
menggunakan diksi yang tepat.

2.Efektif lebih terasa secara lisan daripada tulisan ?-Afika

Jawaban : Yang menyebabkan makna afektif lebih terasa secara lisan karena makna afektif berkaitan
dengan perasaan penutur secara langsung kepada mitra tutur. Perasaan penutur akan tersampaikan
secara langsung ketika penutur melisankan kata-kata yang mewakili perasaanya secara lisan tidak
melalui tulisan.

3.Jelaskan Apa saja yang menajdi pokok persoalan dalam pilihan kata?-Ayu

Jawaban :masalah makna dan relasi makna

1.makna

Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan yang tidak sesuai berdiri sendiri

2.Relasi

Adalah hubungan makna .ini menyangkut hal kesamaan makna(sinonim),kebalikan(antonim),kegandaan


makna(polisemi dan ambiguitias),ketercakupan makna (hiponimi),kegamdaam
makna(harmonimi),kelebihan makna(resudansi) da sebgaianya.

4.Apa fungsi dari pemilihan kata?-Diyan

Jawaban:

• Memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami dan mengerti apa yang ingin
disampaikan penulis atau pembicara

• Kata yang disampaikan menjadi lebih jelas sehingga terasa tepat dan sesuai dalam konteks
penggunaannya

• Mengantisipasi terjadinya interpretasi atau tafsiran yang berbeda antara penyampai kalimat
dengan penerimanya
• Diksi yang bagus dan sesuai dapat digunakan untuk memperindah kalimat sehingga cerita yang
dibuat bisa lebih runtut dengan mendeskripsikan karakter tokoh, latar dan waktu, serta alur cerita

• Untuk menggambarkan ekspresi terhadap ide dan gagasan yang akan disampaikan

• Membuat komunikasi yang terjalin menjadi lebih efektif dan efisien

5.Mengapa pemilihan kata dalam berbahasa baik secara lisan maupun tulisan itu di perlukan?-Ade

Jawaban: a. Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih paham
mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengaran

.b.Membuat komunikasi lebih efektif

.c.Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis mau pun terucap).

d.Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau
pun pembacanya

6.Bagaimana cara memahami kontanasi dalam Bahasa indonesia?-Asilah

Makna konotasi adalah makna tambahan yang bersifat konsesus dan berkaitan dengan nilai rasa. Makna
ini timbul akibat dari adanya nilai dan norma yang dipegang oleh masyarakat tertentu.

Ciri- Ciri Makna Konotasi

• Makna konotasi terjadi apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif atau negatif.

• Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang satu dengan
kelompok masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma yang ada pada masyarakat
tersebut.

• Makna konotasi juga dapat berubah dari waktu ke waktu.

1. Bacalah Ilustrasi Berikut!

Rasa cemburu sesorang karena dihkianati sang kekasih, membuatnya tidak bisa mengontrol emosinya.
Kata sifat yang tepat dijadikan larik puisi untuk mengungkapkan ilustrasi dalam prosa tersebut
adalah . . .. . .

1. Cemburu, emosi, dan berlibihan.

2. Sakit, emosi, dan dendam

3. Emosi, cemburu, sakit


4. Marah, berlebihan, dan cemburu

5. Marah, benci, dan cemburu

Anda mungkin juga menyukai