Anda di halaman 1dari 18

Makalah

KATA DAN TERM

Oleh

ARYA OPALIO RAHIM

RUMINA SIMANULLANG

2B ILMU ADMINSTRASI NIAGA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LANCANG KUNING DUMAI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Kata

dan Term” ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar

Logika.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing

Bapak Dr. Dede Mirza, SH. MH., yang telah memberikan masukan serta materi

pendukung. Rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun

secara tidak langsung.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, demi

terwujudnya makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap agar

makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca.

Dumai, 7 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1. 1 Pengantar .............................................................................................. 1
1. 2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1. 3 Manfaat Penulisan................................................................................. 2
1. 4 Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Kata dan Term ........................................................................ 3
2.2 Pembagian Jenis-Jenis Kata ....................................................................... 5
2.3 Pembagian Jenis-Jenis Term .................................................................... 10
2.4 Suposisi Term ..................................................................................... 12
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 14
3.2 Saran ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Pengantar

Setiap hari manusia berdialog dengan dirinya sendiri, berdialog dengan orang

lain, berbicara, menulis, membaca suatu uraian, mengkaji suatu tulisan,

mendengarkan penjelasan-penjelasan, dan mencoba menarik apa yang telah dilihat

dan dengarkan. Terus menerus, sering kali hampir tanpa disadari selalu

menggunakan ungkapan seperti: ini begini itu atau itu. „kalau begini, maka

begitu‟, oleh karena itu, agar dengan demikian, berhubung begini, maka dari itu,

dan sebagainya.

Bagi orang yang normal komunikasi dilakukan dengan perkataan, sedangkan

bagi orang yang tidak bisa berbicara, komunikasi dilakukan dengan memakai

isyarat. Baik perkataan maupun isyarat merupakan bentuk lahir dari apa yang ada

dalam pikiran seseorang. Melalui perkataan seseorang dapat mengungkapkan apa

yang ia pikirkan dan apa yang ia kehendaki, sehingga orang lain dapat memahami

apa yang ia maksud dan apa yang ia inginkan. Meskipun demikian, tidak semua

apa yang ada dalam pikiran dapat diungkapkan dengan sempurna melalui kata-

kata, karena tidak semua kata-kata dapat mewakili secara sempurna apa yang ada

dalam pikiran seseorang.

Dalam berbicara seseorang harus memikirkan isi dan luas cakupan kata-

kata yang diungkapkan, sehingga orang lain dapat mengerti apa yang ia maksud

dan apa yang ia kehendaki sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Hal ini perlu

1
dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman antara orang yang berbicara dan

orang yang mendengarnya. Selain itu, kata-kata yang bersifat ambigu juga harus

dihindari, dan sebisa mungkin menggunakan kata-kata yang sesuai dengan

situasinya.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Kata dan Term?

2. Apa saja jenis-jenis kata?

3. Apa saja jenis-jenis term

4. Apa itu suposisi term dan jenisnya?

1. 3 Manfaat Penulisan

1. Mengetahui Konsep dan pengertian kata dan term

2. Mengetahui pembagian jenis-jenis kata

3. Mengetahui pembagian jenis-jenis term

4. Mengetahui pengertian suposisi term dan jenis-jenisnya.

1. 4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi

tugas kelompok mata kuliah Dasar-Dasar Logika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kata dan Term

Untuk menyelidiki asas-asas pemikiran yang lurus, harus memahami

pengertian-pengertian dan pernyataannya dalam kata-kata. Orang tidak dapat

berbicara dengan baik kalau tidak mempunyai kata-kata, demikian pula orang

tidak dapat berpikir dengan tepat tanpa pengertian-pengertian. Maka pekerjaan

budi yang pertama ialah mencoba mendapatkan pengertian itu. Hal ini bisa

dilakukan dengan mengerti suatu barang, yaitu indera-indera menyerap barang-

barang tertentu dan pikiran menangkap hakikat atau esensi mereka. Indera-indera

dan pikiran saling membantu dalam pembentukan konsep-konsep atau pengertian.

Dengan mengerti sesuatu, akal budi membentuk suatu gambaran tentang

barang yang dimengertinya. Tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal

budi tentang kenyataan yang dimengertinya itu disebut pengertian atau konsep.

Setelah akal membentuk pengertian, misalnya pengertian kucing, maka dengan

pengertian itu seseorang dapat berpikir dan/atau berbicara tentang kucing, tanpa

menunjukkan seekor kucing yang nyata, karena kucing itu seakan-akan telah

berada di dalam budi, yaitu dengan perantaraan pengertian tentang kucing itu.

Kata adalah tanda lahir yang menunjukkan baik barang-barang

(kenyataan) maupun pengertian-pengertian kita tentang barang-barang (kenyataan

itu). Kata tidak sama dengan pengertian, tetapi kata adalah ekspresi dan tanda

pengertian, tetapi tanda yang tidak sempurna. Untuk mengerti arti dari kata

3
tertentu, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah tempat dan fungsi kata itu

dalam suatu kalimat. Pemikiran kita tidak terdiri dari kata-kata atau pengertian-

pengertian yang terlepas satu dari yang lain, kata-kata tersebut dihubung-

hubungkan menjadi kalimat-kalimat sehingga membentuk sebuah arti. Term

adalah bagian dari suatu kalimat yang berfungsi sebagai subyek atau predikat,

sehingga dalam suatu kalimat terdapat dua term. Misalnya Yoga itu nakal, maka

TYoga (=subyek) dan nakal (=predikat) adalah term-termnya, yang dihubungkan

dengan kata “itu” sebagai kata penghubung

Tidak semua kata dapat dianggap sebagai term,meskipun setiap term itu

terdiri dari satu kata. Kata-kata yang tanpa bantuan kata-kata lain dapat

digunakan sebagai term disebut kata kata kategorimatis,misalnya:

orang,putih,makan,dll. Kata yang tidak dapat digunakan sebagai term kalau

dibantu oleh kata-kata lain disebut kata-kata sinkategorimatis,misalnya:

proposisi”bumi adalah planet yang berputar mengelilingi matahari”. “bumi

dipergunakan sebagai kata kategorimatik,sedangkan kata-kata lainnya dalam

proposisi ini yang berdiri sebagai predikat digunakan sebagai kata-kata

sinkategorimatis.

Hal yang perlu diperhatikan adalah tentang penggunaan dan

penyebutan. Tanpa pembedaan tersebut kata apapun dapat dianggap sebagai term,

padahal tidak demikian. Misalnya kata “ke mana pun” bukanlah suatu term.

Tetapi kata tersebut dapat berfungsi sebagai subyek dalam tanda kutip dari suatu

pernyataan, seperti ke mana pun adalah suatu kata yang terdiri dari Sembilan

huruf. Dalam pernyataan ini, bukan kata ke mana pun itu sendiri yang menjadi

4
subyek, tetapi lebih sebagai kata yang dikutip. Kata ke mana pun itu disebut,

bukan digunakan. Di lain pihak, kata ke mana pun digunakan dalam pernyataan;

saya akan mengikuti engkau ke mana pun engkau pergi.

Kata-kata yang dalam tata bahasa dikenal sebagai: kata depan(kata

bantu,kata penghubung,dll) merupakan kata-kata sinkategorimatis karena hanya

mungkin menjadi term apabila ia digabungkan dengan kata-kata yang berfungsi

sebagai substantif,ajektif atau partisium. Tetapi apabila kata-kata itu sendiri yang

merupakan hal yang dibicarakan atau dipergunakan sebagai substantif maka ia

menjadi kata-kata kategorimatis.

2.2 Pembagian Jenis-Jenis Kata

Berdasarkan dari pengertiannya, kata dibagi dalam beberapa beberapa

jenis yaitu:

a. Positif, Negatif, dan Privatif

Sesuatu kata yang mempunyai pengertian positif apabila mengandung

penegasan adanya sesuatu, seperti gemuk (adanya daging), kaya (adanya harta

benda), panda (adanya ilmu), terang (adanya sinar), dan sebagainya. Suatu

kata mempunyai pengertian negatif apabila diawali dengan salah satu dari:

tidak, tak non atau bukan seperti; tidak gemuk, tak kurus, bukan kaya, dan

sebagainya. Suatu kata mempunyai pengertian provatif apabila mengandung

makna tidak adanya sesuaatu , seperti kurus (tidak ada daging), bodoh (tidak

adanya ilmu), miskin (tidak adanya harta).

b. Universal, Particular, Singular, dan Kolektif

5
Sesuatu kata mempunyai pengertian universal apabila ia mengikat

keseluruhan bawahannya tanpa kecuali; rumah kita, kursi hewan, tumbuhan,

manusia dan sebagainya. Dimaksud adalah keseluruhan rumah tanpa kecuali;

rumah kita, rumah tetangga kita, rumah teman kita; rumah kayu, rumah batu,

rumah yang dekat, rumah yang jauh, pokoknya semua yang wujud disebut

dengan rumah. Suatu kata yang mempunyai pengertian pertikular apabila ia

mengikat bawahan yang banyak tetapi tidak mencaku keseluruhan anggota

yang diikatnya. Kata manusia adalah universal. Tetapi apabila sudah di batasi,

betapapun banyaknya anggota yang diikat, maka mempunyai pengertian

partikular seperti sebagaian manusia, sebagian besar manusia. Jika pada kata

universal anggota yang diikatnya adalah banyak tidak terbatas, maka pada kata

singular adalah sebaliknya. Anggota yang menjadi bawahan kata singular

adalah satu. Kata yang mempunyai pengertian singular dapat dibedakan

menjadi:

1. Nama unik yaitu nama yang memberi identitas berikut keterangan

atau penjelasan suatu objek.

2. Nama diri yaitu nama yang diberikan kepada orang atau barang untuk

tujuan identifikasi.

Suatu kata mempunyai pengertian kolektif apabila ia mengikat

sejumlah barang yang mempunyai persamaan fungsi yang membentuk

suatu kesatuan. Seperti: regu, tim, kesebelasan, panitia, dewan.

c. Kongkret dan Abstrak

6
Suatu kata mempunyai pengertian kongkret apabila ia menunjuk suatu

benda, orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi tertentu seperti: buku,

kursi, rumah, kuda, Hasan. Suatu kata mempunyai pengertian abstrak apabila

ia menunjuk kepada sifat, keadaan, kegiatan yang dilepas dari obyek tertentu,

seperti: kesehatan, kebodohan, kekayaan, kepandaian.

d. Mutlak dan Relatif

Suatu kata mempunyai pengertian mutlak apabila ia dapat di pahami

dengan sendirinya tanpa membutuhkan hubungan dengan benda lain, seperti:

buku rumah, kuda. Ia mempunyai relatif apabila tidak dapat dipahami demgan

sendirinya, tetapi harus selalu ada hubungannya dengan benda lain, seperti:

ayah, pemimpin, suami, kakek, kakak.

e. Bermakna dan tidak bermakna

Jika kita selidiki setiap kata universal selalu mempunyai dua macam

pengertian. Kita ambil kata „manusia‟ maka ia mempunyai:

1. pengertian „manusia‟ adalah kata yang tidak berikan kepada

sembarang benda, tetapi kepada sesuatu yang mempunyai sifat-sifat

tertentu

2. Barang yang dicakup oleh kata „manusia‟ yakni: Hasan, budi, jhon,

badu; manusia kulit kuning, maanusia kulit hitam, dan sebagainya

Selain berdasarkan pengertiannya, kata juga dapat dibedakan berdasarkan

bentuknya, yaitu:

7
a. Univokal

Univokal merupakan kata yang memiliki bentuk dan arti yang sama

atau suatu kata yang yang digunakan untuk banyak hal dalam arti yang persis.

Misalnya; Budi itu manusia, Rudi itu manusia. Di sini manusia dipakai dalam

arti yang sama.

b. Ekuivokal

Ekuivokal adalah kata yang sama bentuknya namun lain artinya atau

artinya sama sekali berlainan. Contohnya: buah (buah, penjumlahan, buah,

tumbuhan), tahu (tahu, makanan, informasi), tangan kanan (tangan kanan,

asisten, orang kepercayaan).

c. Analogis

Analogis adalah kata yang memiliki bentuk yang sama sedangkan

artinya ada kesamaan dan ada perbedaannya atau mempunyai arti yang tidak

sama persis, namun juga tidak sama sekali berlainan. Misalnya pahit ( pahit,

rasa makanan dilidah, sakit hati), manis (manis, rasa makanan di lidah, kata-

kata manis), mata (bagian tubuh, mata hati, mata bathin).

Selanjutnya, kata juga dibagi ke dalam apa yang disebut dengan „ nilai

rasa‟, dan „kata-kata emosional‟. Yang dimaksud dengan nilai rasa adalah kata

dengan nilai-nilai tertentu dengan maksud menyatakan sikap dan atau perasaan

terhadap kenyataan objektif. Dengan demikian sikap dan perasaaan tertentu sangat

menentukan nilai rasa kata tertentu pula. Sikap dan perasaan senang terhadap

8
kenyataan objektif akan menentukan pilihan kata yang selaras dengan sikap dan

perasaan itu. Demikian pula sebaliknya,

Panggilan dengan kata „anda‟ berbeda dengan „tuan‟, berbeda pula dengan

„lu‟. Dalam hubungan inilah perlu diperhatikan supaya pemakaian kata-kata itu

tepat. Yakni, untuk setiap situasi diperlukan pilihan kata dengan nilai rasa yang

cocok , sesuai, dengan nilai rasa kata yang hendak dinyatakan. Untuk kepentingan

ilmiah, misalnya pilihan kata harus menyatakan nilai rasa kata yang ilmiah pula

yang tidak termuat di dalamnya nilai rasa kata suka dan tidak suka.

Kata-kata emosional adalah kata-kata yang dimaksudkan untuk

menimbulkan perasaan tertentu terhadap kenyataan objektif tertentu. Kata-kata itu

misalnya kata untuk mrngungkapkan kebencian, pengutukan, kecintaan, atau

pemujaan, dan dukungan. Pilihan kata yang selaras dengan pengungkapan

perasaan itu menimbulkan perasaan tertentu bagi yang mendengarnya. Pilihan

kata demikian tidak lahir dari akal pikiran sehingga tidak mengajak berpikir.

Bahkan kata itu pada gilirannya mampu menghambat pemikiran, mengacaukan

jalan pikiran, dan memustahilkan berfikir secara jernih, objektif, karena menutup

mata terhadap realitas. Dalam konteks inilah, misalnya, seorang politisi mencerca

lawan politiknya, dalam konteks ini pula para pengiklan mengklaim produknya

bermutu dibanding produk lain yang sejenis. Kata-kata emosional lazim

digunakan dalam dunia perpolitikan dan dunia periklanan.

9
2.3 Pembagian Jenis-Jenis Term

Menurut luasnya, term dibedakan menjadi:

a. Term Singular, yaitu term yang dengan tegas menunjukkan suatu individu,

barang atau golongan, yang tertentu. Misalnya, Slamet, orang itu,

keseblasan itu, yang terpandai, dan sebagainya.

b. Term Partikular, yaitu term yang menunjukkan hanya sebagian saja dari

seluruh luasnya. Artinya, menunjukkkan lebih dari satu, tetapi tidak semua

bawahannya. Misalnya, beberapa mahasiswa, kebanyakan orang, empat

orang muda, dan sebagainya.

c. Term Universal, term ii menunjukkan seluruh lingkungan dan bahawannya

masing-masing tanpa ada yang dikecualikan. Misalnya , semua orang,

setiap dosen, kera adalah binatang, dan sebagainya.

d. Term Kolektif, yaitu term yang menggambarkan sekelompok objek atau

koleksi objek sebagaii sebuah unit. Contoh: keluarga, angkatan bersenjata,

himpunan mahasiswa jurusan. Term kolektif dapat bersifat singular

(misalnya TNI), particular misalnya ( beberapa anggota TNI), serta

universal (misalnya tentara).

Menurut asas perlawanan gagasan dasarnya, term memiliki jenis sebagai

berikut:

a. Term Kontradiktoris, yaitu term dimana term yang satu mempertegas

makna term yang lain melalui pengingkarannya. Disini term yang satu

mengingkari term yang lainnya. Contoh: hidup mati, benar salah.

10
b. Term Kontraris, yaitu pasangan term yang menunjukkan sudut-sudut

ekstrim di antara objek-objek yang tersusun dalam satu kelas tertentu.

Contoh: panas dingin (suhu), hitam putih (warna).

c. Term relative, yaitu pasangan term dimana yang satu tidak mungkin

dimengerti tanpa ada yang lain sebagai lawannya. Konotasi term yang satu

mengandaikan konotasi term yang lain sebagai lawannya. Contoh: Ibu-

anak, suami-istri, guru-murid.

Menurut ketepatan maknanya, term memiliki jenis sebagai berikut:

a. Term univok, yaitu term yang hanya menerangkan satu objek tertentu atau

dalam arti yang persis sama. Contoh: rokok, pohon, rumah.

b. Term ekuivok, yaitu term yang memungkinkan terbentuknya makna

ganda, atau term-term yang mempunyai bbunyi yang persis sama, tetapi

arti yang terkandung di dalam masing-masing term berbeda satu sama lain.

Contoh: halaman (dapat berarti tanah kosong disekitar rumah atau lembar-

lembar dalam isi buku).

c. Term analog, yaitu term yang datanya menerangkan dua hal atau lebih

dalam arti yang berbeda satu sama lain, namun kadang-kadang ada

kesamanaannya juga. Contoh: kaki ( dapat berarti bagian tubuh ataujuga

dapat berarti lembar-lembar dalam isi buku).

Menurut kodrat referent, term memiliki jenis:

a. Term Konkrit, yaitu term yang yang memiliki objek yang mudah diamati.

Contoh: kacamata, ballpoint.

11
b. Term abstrak, yaitu term yang memiliki objek yang dapat dimengerti

setelah melalui proses abstraksi. Contoh: keadilan, kebenaran.

c. Term Nihil, yaitu objek yang tidak memiliki objek referent sama sekali,

sebab objek-objek term ini bersifat imajinatif, fiktif, dan sebagainya.

Contoh: malaikat, sorga, neraka, peri, dan sebagainya.

2.4 Suposisi Term

selain dari jenis term, perbincangan mengenai term juga dikaitkan dengan

suposisi term. Suposisi term adalah ketepatan makna yang dimiliki oleh sebuah

term dalam sebuah proposisi atau pernyataan. “ketepatan makna” berarti bahwa

sebuah term memberikan makna yang tepat pada suatu objek saja dari objej-objek

yang dapat diwakilinya.

Suposisi term terdiri dari:

a. Suposisi material, yaitu penggunaan term itu diucapkan atau ditulis.

Suposisi ini semata-mata hanya menerangkan sebuah term sebagai term

apa adanya, terlepas dari makna yang terkandung di dalamnya. Contoh:

cinta adalah kata yang tersusun dari lima huruf c-i-n-t-a.

b. Suposisi formal, yaitu penggunaan term sesuai dengan apa yang

dimaksudkan atau ditandainya. Jadi, term menunjukkan pada bentuk atau

forma yang dimaksud. Contoh: (manusia adalah animal rational), ballpoint

adalah alat tulis yang ujung runcingnya terbuat dari bola besi.

c. Suposisi logis, yaitu suposisi yang penggunaan termnya dalam sebuah

konsep dengan maksud untuk menuntun akal budi atau pikiran kepada

12
konsep-konsep yang bersifat abstrak dan melulu rasional. Contoh:

(kemanusiaan adalah konsep universal), (hukum adalah sarana penataan

hidup sosial).

d. Suposisi Ril, yaitu penggunaan term untuk menyebutkan hal-hal yang di

dalamnrealitasnya benar-benar ada.

e. Suposisi semestinya/selayaknya, yaitu suposisi yang dimaksudkan untuk

menyebut hal-hal yang sesuai dengan tempat yang benar/selayaknya.

Contoh: (manusia mempunyai mulut), (anjing mempunyai moncong).

f. Suposisi metaforis, yaitu penggunaan term dalam konotasi analogis.

Contoh: (ombak di pantai bergulung dan berkejaran), (warna bajunya

mencolok mata).

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata adalah bunyi atau kesatuan bunyi yang mengandung arti tertentu.

Untuk mengerti arti dari kata tertentu, salah satu hal yang perlu diperhatikan

adalah tempat dan fungsi kata itu dalam suatu kalimat. Pemikiran kita tidak terdiri

dari kata-kata atau pengertian-pengertian yang terlepas satu dari yang lain, kata-

kata tersebut dihubung-hubungkan menjadi kalimat-kalimat sehingga membentuk

sebuah arti. Sedangkan term adalah “kata” atau “kesatuan kata-kata” yang dapat

digunakan sebagai subjek atau predikat dalam sebuah proposisi logika.

3.2 Saran

Kata merupakan alat komunikasi yang dapat menyampaikan isi pikiran

dari ssatu individu ke indivdu lainnya. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati

dalam memilih dan memilah kata-kata agar tidak terjadi kesalahpenafsiran makna

yang ditimbulkan dari kata-kata itu. Kita harus benar-benar menyadari bahwa

setiap kata memiliki nilai rasa masing-masing. Karena bermula dari

kesalahpahaman dapat mengakibatkan adanya perbedaan bahkan pertentangan.

Pemilihan kata yang tidak ambigu dan sesuai dengan situasi merupakan jalan

terbaik untuk menjalin keharmonisan dalam berkomunikasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sumber referensi:

Rakhmat, Muhammad. 2013. Logika Dasar. Bandung: LoGoz Publishing

15

Anda mungkin juga menyukai