Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah, karena atas rahmat dan


hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah sederhana ini dengan lancar.
Shalawat dan salam mudah-mudahan akan selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Selanjutnya ucapan terimakasih saya sampaikan kepada kedua orang


tua kami. Yang kedua, kami ucapkan terimakasih kepada bapak Abdul
Wahid, M. Phil yang telah membimbing kami dalam segala hal yang
berkenaan dengan matakuliah ini. Dan yang terakhir, tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada rekan-rekan kami yang turut membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini, baik berupa pengumpulan refrensi, pendapat dan
sebagainya.

Makalah ini kami tujukan bagi siapa saja yang ingin memperluas
wawasan dan mempelajari lebih dalam lagi mengenai kata dalam ilmu logika.
Saran dan kritikan yang sifatnya membangun tentunya sangat kami harapkan,
agar dalam pembuatan makalah kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Pamekasan, 06 Oktober 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C. Tujuan Pembahasan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian Kata .......................................................................................... 3

B. Kata Sebagai Predikat ................................................................................ 5

C. Konotasi, Denotasi dan Batas-batasannya................................................ 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 8

A. Kesimpulan .................................................................................................. 8

B. Saran ............................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua orang tidak lepas dari berkomunikasi dengan
sesamanya. Berbagai cara dilakukan untuk menjalin komunikasi satu
sama lain. Bagi orang yang normal komunikasi dilakukan dengan
perkataan, sedangkan bagi orang yang tidak bisa berbicara,
komunikasi dilakukan dengan cara memakai isyarat. Isyarat
meruapakan perkataan yang dipadatkan.1 Melalui perkataan
seseorang dapat mengungkapkan apa yang ia pikirkan dan apa yang
ia kehendaki, sehingga orang lain dapat memahami apa yang ia
maksud dan apa yang ia inginkan. Meskipun demikian, tidak semua
apa yang ada dalam pikiran dapat diungkapkan dengan sempurna
melalui kata-kata, karena tidak semua kata-kata dapat mewakili secara
sempurna apa yang ada dalam pikiran seseorang.
Seseorang ketika berbicara harus memikirkan isi dan luas
cakupan kata-kata yang diungkapkan, sehingga orang lain dapat
mengerti apa yang ia maksud dan apa yang ia kehendaki sesuai
dengan apa yang ia pikirkan. Hal ini perlu dipahami agar tidak terjadi
kesalah pahaman antara orang yang berbicara dan orang yang
mendengarkan.
Lalu seperti apa pengertian kata itu sendiri, dan bagaimana
batas-batasannya? Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan lebih
terperinci lagi bagaimana pengertian kata itu sendiri dalam ilmu
logika, dan juga disertakan dengan beberapa contoh sehingga
pembaca akan lebih mudah memahami materi yang ada di makalah
ini.

1
Mundiri, Logika (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2014), hlm. 9.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagiamana pengertian kata dan term?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan kata sebagai predikat?
3. Bagaimana batasan-batasan konotoasi dan denotasi?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian kata dan term dalam Ilmu Logika
2. Untuk memahami kata sebagai predikat
3. Untuk memahami batasan konotasi dan denotasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata
Kata merupakan satuan terkecil dalam proposisi. Dalam Ilmu
logika penyelidikan kata bertujuan untuk mencari pengertian kata dan
bagaimana penggunaan yang tepat dari kata tersebut. Penyelidikan
kata ini penting karena ia merupakan unsur yang membentuk
pemikiran.2

Mundiri mendefinisikan kata menjadi beberapa pengertian, yaitu:

1. Positif, Negatif dan Privatif


Suatu kata dikatakan memiliki pengertian yang positif apabila
mengandung penegasan adanya sesuatu,3 seperti: pintar (adanya
ilmu), terang (adanya cahaya), baik (adanya iman) dan sebagainya.
Suatu kata memiliki pengertian negatif apabila diawali dengan
salah satu dari: tidak, tak, non atau bukan, seperti kata: tidak gemuk,
tak kurus, bukan kaya dan sebagainya.
Suatu kata memiliki pengertian privatif apabila mengandung
makna tidak adanya sesuatu, seperti kurus (tidak ada daging), miskin
(tidak adanya harta), gelap (tidak adanya cahaya).
Pada umumnya, kata seperti kata tidak cantik disamakan
artinya dengan kata jelek, tidak kaya sama dengan miskin, dan
sebagainya. Asumsi tersebut tidaklah benar,4 karena pada dasarnya
tidak cantik maksudnya dikecualikan dari sifat cantik tetapi belum
sampai pada tingkatan jelek, begitupun juga dengan kata tidak gemuk
atau tidak kaya. Namun, ada juga kata dalam pengertian negatif yang
sama maknanya dengan kata-kata privatif, seperti tidak lulus menjadi

2
Ibid., hlm. 21.
3
Ibid., hlm.22.
4
Ibid.

3
sinonim dari gagal, tidak hidup menjadi sinonim mati, dan
sebagainya.
2. Universal, Partikular dan Singular
Kata mengandung makna Universal apabila menunjukkan
makana seluruh lingkungannya dan mengikat seluruh bawahannya
tanpa terkecuali.5 Seperti rumah, kursi, hewan, tumbuhan, manusia
dan sebagainya.
Kata bermakna Partikular apabila menunjukkan hanya
sebagian dari seluruh luasnya, misal; beberapa, kebanyakan, ada yang
dan orang-orang. Beberapa manusia, kebanyakan kucing, dsb.
Kata bermakna singular apabila dengan tegas menunjukkan
satu individu atau barang tertentu, misal; nama diri, nama unik, kata
yang diberi petunjuk ini dan itu. Kursi adalah universal tetapi
apabila dengan ini, menjadi kursi ini maka bermakna singular.
3. Konkret dan Abstrak
Suatu kata mempunyai mempunyai arti konkret apabila ia
menunjuk kepada suatu benda, orang atau apa saja yang memiliki
eksistensi tertentu.6 Seperti: buku, rumah, kucing, dan sebagainya.
Kata mempunyai pengertian abstrak apabila hanya menunjuk
pada sifat, keadaan, kegiatan yang dilepas dari obyek tertentu. Seperti
kesehatan, kebodohan, kekayaan.
Namun pada kehidupan sehari-hari kadang ada kata yang bisa
bermakna konkret dan juga bisa bermakna abstrak jika dipandang dari
sisi yang lain. Hal ini terjadi tergantung dari penggunaanya. Kata
Kebaikan adalah abstrak, tapi bermakna konkret dalam kalimat
Kebaikan anda tidak mungkin saya lupakan.

5
Poespoprojo, Logika Ilmu Menalar, (Bandung : Pustaka Grafika, 1999), hlm. 49.
6
Mundiri, Logika (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2014), hlm. 24.

4
4. Univok, Equivok dan Analog
Univok adalah kata yang memiliki satu makna yang jelas dan
tidak membingungkan7; seperti: pensil, buku, kursi.
Equivok adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu.
Seperti: pukul, bulan. Bunga. Dalam kalimat saya memukul toni
bandingkan dengan kalimat Sekarang pukul tujuh lewat sepuluh.
Keduanya menggunakan kata pukul tapi memiliki makna yang
berbeda.
Analog biasa dikenal dengan istilah perumpamaan. Suatu kata
memiliki pengertian analog apabila memiliki makna yang berbeda
dengan aslinya tetapi masih ada persamaan. Seperti, bunga desa itu
sangat cantik.
B. Kata Sebagai Predikat
Kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau
predikat disebut Term. Sebagai predikat, term dapat kalsifikasikan
menjadi lima bagian:
1. Genus (jenis, jins)
2. Differentia (sifat pembeda, fasl)
3. Specia (kelas, nau)
4. Propria (sifat khusus, al-khassah)
5. Accidentia (sifat umum, al-arad)
Kelima term tersebut dalam bahasa Arab disebut al-Kulliyah
al-Khamsah, merupakan pembahasan kata yang sangat berguna bagi
pembuatan definisi.
Jenis adalah term yang menyatakan hakikat suatu barang
tetapi sebagian saja, belum melukiskan hakikatnya yang sempurna.
Kucing, sapi, ayam dan manusia adalah beda. Tetapi kesemuanya
memiliki sifat kesamaan, yaitu sifat kebinatangan. Jadi kata
binatang adalah jenis.

7
Ibid., hlm.26.

5
Spesia adalah term yang menunjukkan hakikat yang berlainan
tetapi sama-sama terikat dalam satu jenis. Manusia, kuda, lembu dan
kerbau, adalah spesia. Jenisnya adalah binatang. Differentia adalah
term yang membedakan satu hakikat dengan hakikat lain yang sama-
sama terikat dalam satu jenis. Propria adalah term yang menyatakan
sifat hakikat dari suatu spesia sebagai akibat dari sifat pembeda yang
dimilikinya. Accidentia adalah term yang menunjukkan sifat yang
tidak harus dimiliki oleh satu spesia.

C. Konotasi, Denotasi dan Batas-batasannya


1. Batas Konotasi
Pembahasan kata dalam ilmu logika bertujuan untuk mencari
pengertian agar didapat penggunaan secara cermat. Ini agar setiap kata
mempunyai pengertian yang tertentu serta merangkum semua sifat
yang menjadi denotasinya, tidak lebih dan tidak kurang, sehingga
dengan jelas membedakan pengertian yang satu dengan yang lainnya.8
Dalam Logika ada sebuah batasan yang sangat terkenal
tentang manusia yakni binatang yang berfikir. Mengapa pengertian
manusia begitu sederhana?
Seperti kita ketahui, sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu
subyek, inilah yang membentuk pengertian subyek itu. Apakah
pengertian suatu subyek harus menyebut semua sifat yang dimiliki,
jenis, differentia, propria, dan accidentianya? Tidak, pengertian suatu
subyek cukup dengan menyebut sekedar sifat yang menunjukkan
pengertiannya. Jadi kita tidak usah menyebut propria serta
accidentianya, tetapi cukup jenis kita telah dapat mengetahui
golongan mana subyek tersebut di masukkan. Dengan sifat pembeda
kita dapat membeda, subyek tersebut dengan subyek yang lain yang
terikat dalam golongan itu. Maka pengertian manusia cukup dengan
binatang yang berfikir karenia inilah sifat yang terpenting. Kita tidak
perlu menyebut sifat lain yang dimilki manusia, seperti; berjual-beli,

8
Ibid., 31.

6
kawin, membuat lembaga, membuat pemerintahan, juga sifat seperti;
kaya, gemuk, kurus, kriting dan sebgainya.
2. Batas Denotasi
Kesulitan kita dalam membicarakan denotasi adalah yang
menjadi kesatuannya: jenis, spesia, keadaan khusus individunya?
Misalnya term buku, apakah denotasinya? Sekedar yang disebut buku,
buku cetak atau buku tentang subyek tertentu, apa pula denotasinya
manusia? Kelompok berdasarkan warna kulit tempat tinggal atau
individunya. Logika menetapkan batas konotasi adalah spesia yakni
jenis yang dihadirkan sifat pembedanya. Karena keduanya
menggunakan spesia sebagai batas, maka antar konotasi dan denotasi
terjadi perbandingan terbalik, yakni semakin bertambah pengertian
yang membentuk konotasi, semakin kuranglah kesatuan yang dicakup
denotasi dan sebaliknya. Semakin kurang pengertian yang
membentuk denotasi semaki luaslah pengertian yang membentuk
konotasi, semakin luaslah kesatuan yang dicakup denotasi.9
Dalam kata kendaran tercakup olehnya semua macam dan
jenis kendaraan, baik laut, darat, maupun udara. Jika konotasi
ditambah menjadi kendaraan darat, maka kendaraan laut dan udara
tidak tercakup lagi. Denotasi kendaraan akan lebih sempit lagi jika
konotasinya menjadi kendaraan darat beroda dua demikian
selanjutnya, semakin bertambah luas pengertiannya, semakin sempit
pula denotasinya.

9
Ibid., hlm.33

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata merupakan satuan terkecil dalam proposisi. Penyelidikan
kata ini penting karena ia merupakan unsur yang membentuk
pemikiran. Kata memiliki beberapa pengertian, yaitu:
1. Positif, Negatif dan Privatif
2. Universal, Partikular dan Singular
3. Konkret dan Abstrak
4. Univok, Equivok dan Analog
Kata yang berfungsi sebagai subjek atau predikat disebut term.
Secara universal term dibagi menjadi lima bagian; Genus, Differentia,
Spesia, Propria dan Accidentia.
B. Saran
Pemilihan kata dalam berbicara merupakan suatu ciri dari
seseorang. Kadang sebagian orang menilai orang lain mengenai baik
atau tidaknya bisa ditinjau dari cara berbicaranya dan pemilihan
katanya. Oleh karena itu, pandai-pandailah memilih kata.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mundiri. Logika. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014.


W, Poespoprodjo. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Pustaka Grafika, 1999.

Anda mungkin juga menyukai