Pemahaman terhadap suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari pemahaman kata-kata dan
kaidah yang terdapat dalam bahasa tersebut. Menggunakan bahasa pada hakikatnya adalah
memakai kata-kata dan kaidah yamg berlaku dalam bahasa itu. Dengan demikian agar dapat
berbahasa dengan baik, benar, dan cermat, kita harus memperhatikan pemakaian kata dan kaidah
yang terdapat di dalamnya. Hal ini berlaku bagi semua bahasa, termasuk di dalamnya bahasa
Indonesia.
Dalam pembicaraan di depan umum, sebaiknya kita menggunakan kata-kata popular agar
apa yang kita kemukakan dapat dipahami dengan baik dan mudah. Apa arti argumen, solusi,
filial, kontradiksi, komitmen?
Kata percakapan biasanya digunakan di dalam bahasa lisan. Kata-kata ini umumnya
memiliki kaidah sendiri yang berbeda dengan kata-kata yang digunakan di dalam tulisan. Kata-
kata percakapan, di antaranya,memiliki ciri kedaerahan (dialek), tidak menggunakan kaidah
bentukan kata dan sering menyingkat kata. Beberapa contoh dapat dikemukakan di sini,
misalnya, nggak, ngerti, dapat, sikon, gini, gitu. Kata-kata percakapan sebaiknya dihidarkan di
dalam tulisan atau pembicaraan resmi karena dapat mengganggu keresmian atau keilmiahan.
Karena itu, berhati-hatilah menggunakan kata percakapan ini.
Ungkapan yang masih dipahami oleh umum dapat digunakan untuk menghidupkan suasana
pembicaraan atau tulisan. Tetapi ungkapan yng sudah usang/tidak lagi mempunyai kekuatan
harus dihindarkan karena dapat membosankan dan melemahkan pembicaraan atau tulisan kita.