Pengertian Diksi
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia
adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).Gorys Keraf (2002) mengemukakan
beberapa point penting tentang diksi. Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian katakata
mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan,bagaimana membentuk pengelompokan
katakata yang tepat atau menggunakan ungkapanungkapan, dangan yang paling baik
digunakan dalam suatu situasi.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansanuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
(cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata
yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau
perbendaharaan kata bahasa itu.Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata
suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Fungsi dari diksi antara lain :
Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap
apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca
Melambangkangagasanyang diekspresikansecaraverbal.
Membentukgayaekspresigagasanyang tepat(sangatresmi, resmi, tidakresmi)
sehinggamenyenangkanpendengarataupembaca.
Menciptakankomunikasiyang baikdanbenar.
Menciptakansuasanayang tepat.
Mencegahperbedaanpenafsiran.
Mencegahsalahpemahaman.
Mengefektifkanpencapaiantarget komunikasi.
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita.
Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan
atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan
sebagainya. Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kalimat,
paragraf, atau wacana menjadi efektif jika dieksprikan dengan gaya bahasa yang tepat.
Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat
keresmian, atau realita. Gaya resmi misalnya dapat membawa pembaca/ pendengar ke dalam
suasana serius dan penuh perhatian. Suasana tudak resmi mengarahkan pembaca/ pendengar ke
dalamsituasi rileks tapi efektif. Gaya percakapan membawa suasana ke dalam situasi realistis.
Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda baca yang tepat dapat
menimbulkan nada kebahasaan, yaitu sugesti yang terekspresi melalui rangkaian kata yang
disertai penekanan mampu menghasilkan daya persuasi yang tinggi.
Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras
dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti
yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan
mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang.
Bahkan makna kata bisa saja diubah saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini
mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam
kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan
dalam kalimat yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema
penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.
B. SYARAT-SYARAT KETEPATAN DIKSI
Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada
imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau
pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih katakatanya untuk mencapai maksud tersebut. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut pesyaratan yang harus di
penuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan
komunikasi.
Adapun syarat-syarat ketepatan pilihan kata adalah :
1) Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
Denotasi ialah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi
ialah kata yang dapat menimbulkan bermacam-macam makna. Contoh :
a. Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi)
b. Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi)
2) Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?
Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini
memberatkan pengusaha.
1. GAYA BAHASA
Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara penutur
mengungkapkan maksudnya. Banyak cara yang dapat dipakai untuk mengungkapkan maksud.
Ada cara yang memakai perlambang (majas metafora, personifikasi) ada cara yang menekankan
kehalusan (majas eufemisme, litotes) dam masih banyak lagi majas yang lainnya. Semua itu pada
prinsipnya merupakan corak seni berbahasa untuk menimbulkan kesan tertentu bagi mitra
komunikasi kita (pembaca/pendengar).
Sebelum menampilkan gaya tertentu ada enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa
seorang komunikator dalam berkomunikasi dengan mitranya, yaitu :
a) Cara dan media komunikasi : lisan atau tulisan, langsung atau tidak langsung, media cetak
atau media elektronik.
b) Bidang ilmu : filsafat, sastra, hukum, teknik, kedokteran, dll.
c) Situasi : resmi, tidak resmi, setangah resmi.
d) Ruang atau konteks : seminar, kuliah, ceramah, pidato.
e) Khalayak : dibedakan berdasarkan umur (anak-anak, remaja, dewasa, orang tua); jenis
kelamin (laki-laki, perempuan); tingkat pendidikan dan status sosial (rendah, menengah,
tinggi).
f) Tujuan : membangkitkan emosi, diplomasi, humor, informasi.
Berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai
untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari
lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Dengan kata lain, gaya bahasa ini mempersoalkan
ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi situasi-situasi tertentu. Dalam bahasa standar
(bahasa baku) dapatlah dibedakan menjadi :
a. Gaya Bahasa Resmi
Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang
dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang
diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. Gaya bahasa resmi biasa kita
jumpai dalam penyampaian amanat kepresidenan, berita negara, khotbah-khotbah mimbar, tajuk
rencana, pidato-pidato yang penting, artikel-artikel yang serius atau esai yang memuat subyejsubyek yang penting, semuanya dibawakan dengan gaya bahasa resmi.
Contoh dalam pembukaan UUD 1945, Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ini ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan bangsa
Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagai dengan seelamat sentausa mengantarkan
rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
b. Gaya Bahasa Tak Resmi
Gaya bahasa tak resmi juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa
standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Gaya
bahasa ini biasanya dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel
mingguan atau bulanan yang baik, dalam perkuliahan, dan sebagainya. Singkatnya gaya bahasa
tak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan normal bagi kaum terpelajar.
Contoh : Sumpah pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 adalah peristiwa
nasional, yang mengandung benih nasionalisme. Sumpah Pemuda dicetuskan pada zaman
penjajahan. Nasionalisme pada zaman penjajahan mempunyai watak khusus yakni anti
penjajahan. Peringatan kepad Sumpah Pemuda sewajarnya berupa usaha merealisasikan gagasangagasan Sumpah Pemuda.
c. Gaya Bahasa Percakapan
Dalam gaya bahasa percakapan, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata
percakapan. Kalau dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan tak resmi, maka gaya bahasa
percakapan ini dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian sport. Itu berarti bahasanya
masih lengkap untuk suatu kesempatan, dan masih dibentuk menurut kebiasaan-kebiasaan, tetapi
kebiasaan ini agak longgar bila dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan tak
resmi.
Contoh berikut adalah hasil rekaman dari sebuah diskusi dalam seminar Bahasa Indonesia
tahun 1996 di Jakarta : Pertanyaan yang pertama, di sini memang sengaja saya tidak
membedakan antara istilah jenis kata atau word classes atau parts of speech. Jadi ketiganya saya
artikan sama di sini. Maksud saya ialah kelas-kelas kata, jadi penggolongan kata, dan hal itu
tergantung kepada dari mana kita melihat dan dasar apa yang kita pakai untuk
menggolongkannya.
2. IDIOM
Menurut Moeliono, Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung
dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya. Sedangkan menurut Badudu, idiom adalah bahasa yang
teradatkan. Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada
kesatuan bentuk dan makna.
Walaupun dengan prinsip ekonomi bahasa, salah satu unsurnya tidak boleh dihilangkan.
Setiap idiom sudah tepatri sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa mau tidak mau harus
tunduk pada aturan pemakaiannya. Sebagian besar idiom yang berupa kelompok kata, misalnya
gulung tikar, adu domba, muka tembok tidak boleh dipertukarkan susunannya menjadi *tikar
gulung, *domba adu, *tembok muka karena ketiga kelompok kata yang terakhir itu bukan idiom.
zaman. Contoh lainnya misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan
makna denotative adalah kamar yang kecil.
2. Makna Umum dan Makna Khusus
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya
lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan
adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum,
jika kata khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.
3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak
Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah,
mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit
diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk
mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan
yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan
menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tapi
bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama
persis.
5. Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi
maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis,
desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa
digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut.
Kata Ilmiah:
Kata Popular:
Analogi
Final
Diskriminasi
Prediksi
Kontradiksi
Format
Anarki
Biodata
Bibliografi
kiasan
akhir
perbedaan perlakuan
ramalan
pertentangan
ukuran
kekacauan
biografi singkat
daftar pustaka
E. Pembentukkan Kata
Terdapat dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar dan dari dalam bahasa Indonesia.
Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata baru dengan dasar kata yang sudah ada,
sedangkan dari luar melalui proses serapan. Pada subbab ini akan disebutkan kesalahan dalam
pembentukkan kata, yang sering ditemukkan dalam bahasa lisan maupun tulis.
1. Kesalahan Pembentukkan dan Pemilihan Kata
1. Penanggalan awalan meng2. Penanggalan awalan ber3. Peluluhan bunyi /c/
4. Penyengauan kata dasar
5. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
6. Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran ir
7. Padanan yang tidak serasi
8. Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
9. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
10. Penggunaan kata yang hemat
11. Analogi
12. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
2. Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah
tertentu. Dalam hal membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengulang kata
yang kita definisikan.
Contoh definisi: Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan
dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan
dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari:
1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum
dimengerti. Biasanya digunakan untuk membuka suatu pembicaraan atau diskusi.
2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan hanya
menjelaskan tentang istilah. Defiisi realis terbagi atas :
Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara penjelasan
dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda(definisi analitik) dengan penjelasan
dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan
diferensia(definisi konotatif).
Definisi diskriptif, yaitu pejelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang
menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana suatu hal
terjadi.
3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang dijelaskan dari segi kegunaan atau
tujuan. Definisi praktis terbagi atas tiga macam, yaitu :
Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan dan
tujuannya.
Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang
dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.
3. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sesuai dari EYD. Kata serapan
merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Kosa kata bahasa Indonesia banyak yang
menyerap dari bahasa asing. Bahasa-bahasa asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia antara
lain bahasa Sansekerta, Arab, Belanda, Inggris dan Tionghoa. Penyerapan kata kedalam bahasa
Indonesia meliputi dua unsur, yaitu:
Keteraturan bahasa(analogi): dikatakan analogi jika kata tersebut memiliki bunyi yang
sesuai antara ejaan dan pelafalannya.
4.Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan kaidahkaidah bahasa, baik dalam bentuk fonologi, sistem ejaan, atau struktur bahasa. Beberapa kata
yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian maupun tidak,
misalnya:
Bahasa Indonesia
aksi
Bahasa Aslinya
action(inggris)
bait
boling
dansa
derajat
ekologi
fajar
insane
bait(arab)
bowling(inggris)
dance(inggris)
darrajat(arab)
ecology(inggris)
fajr(arab)
insane(arab)
Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman dari bahasa asing dapat dibagi dua golongan.
Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur
pertama ini digunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih
mengikuti aturan bahasa asing. Unsur yang kedua kata pinjaman yang penulisan dan
pengucapannya telah disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia.
5. Anomali
Perhatikan kata-kata berikut ini :
Bahasa Indonesia
Bahasa Aslinya
bank
bank(inggris)
intern
intern(inggris)
quran
quran(arab)
jumat
jumat(arab)
Beberapa kata diatas merupakan kata yang mengandung unsur anomali. Bila diamati lafal
yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yaitu bank=(nk), jumat=().Sedangkan kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia secara utuh tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk
dibaca bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dan fonologi, seperti contoh berikut :
Bahasa Indonesia
expose
export
exodus
Bahasa Aslinya
expose
export
exodus
Kadang-kadang kata tidak hanya satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem atau
lebih, sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh, misalnya :
Bahasa Indonesia
federalisme
bilingual
dedikasi
edukasi
2. Pengertian Kalimat
Bahasa Aslinya
federalism(inggris)
bilingual(inggris)
dedication(inggris)
education(inggris)
Pengertiaan kalimat atau definisi kalimat memang bermacam-macam. Para ahli bahasa pun
memiliki beragam definisi atau pengertian yang sama. Namun dapat kita pahami definisi atau
pengertiaan kalimat memiliki maksud yang sama.
Ahli tata bahasa dalam buku chear(1994:240) berbicara seputar kalimat bahwa kalimat
adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Tapi lebih terprinci lagi
dapat diartikan sebagai berikut :
1. Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir.
2. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan
pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat
pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah
contoh kalimat secara umum : Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol
yang pertama. Pergi! Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok
minuman keras itu. The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang
sejuk dan indah. Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat.
3. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk unan kalimat yang mengandung
arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : Subjek / Subyek (S) Predikat (P)
Objek / Obyek (O) Keterangan (K) kata-kata yang teratur yang berisi pikiran lengkap.
1. Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan
merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal,
adjektival, nominal, numeral, dan preposisional. Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah
ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik
kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat
sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau
serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
- Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam
penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya,
biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi
menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Macam-macam kalimat
berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
Subjek Predikat
dan
fungsi
1.S-P
2.S-P-O
Pelengkap
Keterang
an
Orang
sedang
itu
tidur
Saya
mahasiswa
Ayahn
baru
mengendar
mobil
ya
ai
baru
Rani
mendapat
piaga
ketua
koperasi
3.S-P-
Beliau
menjadi
m
-
Pel
Panca
merupakan
sila
1
Obje
dasar
4.S-P-
Kami
tinggal
negara kita
-
Ket
Kecela
terjadi
kaan
di Jakarta
tahun
1999
5.S-P-
itu
Hasan
mengirimi
ibuny
uang
O-Pel
Diana
mengambil
buku tulis
kan
adikn
-
di bank
dengan
6.S-P-
Pak
ya
menyimpan uang
O-Ket
Bejo
memperlak
Beliau
ukan
kami
baik
Fungsi
Kata Penghubung
1.Penghubun
menyatakan
dan,serta,baik,maupun
penjumlahan atau
Hubungan
gabungan
kejadian,kegiatan,peri
4
5
2.Pertentanga
tetapi,sedangkan,bukannya,m
dinyatakan dalam
elainkan
klausa pertama
bertentangan dengan
3.Pemilihan
klausa kedua
menyatakan pilihan di
atau
antara dua
4.Perurutan
kemungkinan
menyatakan kejadian
lalu,kemudian
yang berurutan
Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif :
1. Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
2. Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
3. Sinta cantik,tetapi sombong.
4. Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.
(2) Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif
Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat
tunggal yang salah satu
jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.Dalam kalimat majemuk
bertingkat kita mengenal : a. Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat
tetap atau tidak mengalami perubahan), b. Anak kalimat (jabatan kalimat
yang diperluas membentuk kalimat baru.Anak kalimat ditandai pemakaian
kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda
baca koma).
Berikut tabel jenis hubungan antarklausa,konjungtor,dan fungsinya dalam
kalimat majemuk
bertingkat.
Jenis
Kata Penghubung
Hubungan
a.waktu
sejak,sedari,sewaktu,
sementara,seraya,setelah,sambil,sehabis,sebelum,keti
b.syarat
ka,tatkala,hingga,sampai
jika(lau),seandainya,
andaikata,andaikan,asalkan,kalau,apabila,bilaman,manak
c.tujuan
d.konsesif
ala
agar,supaya,untuk,biar
walau(pun),meski(pun),sekalipun,biar(pun),kendati(pun
e.pembandin
),sungguh(pun)
seperti,bagaikan,laksa-na,sebagaimana,dari-pada,alih-
gan
f.penyebaba
alih,ibarat
sebab,karena,oleh karena
n
g.pengakibat
sehingga,sampai-sampai,maka
an
h.cara/alat
i.kemiripan
j.kenyataan
k.penjelasan
l.hasil
dengan,tanpa
seolah-olah,akan
Padahal
Bahwa
Makanya