Anda di halaman 1dari 27

MEMAHAMI HAKIKAT DAN DAMPAK SYAHADATAIN DAN YANG

MEMBATALKAN SYAHADATAIN SERTA ASMA’ WAS SIFAT

KELOMPOK III

1. SUCI PERMATA SARY 70200118062


2. MUTMAINNAH 70200118034
3. NOVITA SARI 70200118067
4. NUR HIDAYANTI MAHMUD 70200118068

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nyalah sehingga kita diberikan kekuatan dan kesempata menyelesaikan tugas

makalah dengan judul “Memahami Hakikat dan Dampak Syahadatan dan yang

Membatalkan Syahadatain serta Asma’ Was Shifat”. Salawat dan salam senantiasa

tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang di utus ke muka bumi ini

menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban seperti

sekarang ini.

Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari

tantangan dan hambatan. Namun berkat kerja keras dan motivasi dari pihak-pihak baik

langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya penyusunan makalah

ini kami ucapkan banyak terima kasih.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya kepada

ALLAH SW.T kita semua mendapat curahan rahmat dan ridho dari-Nya, AMIN.

Samata ,17 oktober 2019

KELOMPOK III

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
a. Latar belakang ................................................................................................1
b. Rumusan masalah...........................................................................................2
c. Tujuan ...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
a. Syahadat .........................................................................................................3
b. Asma’ was – shiffat ........................................................................................8
c. Ilmu Allah ......................................................................................................10
d. Ma’iyatullah ...................................................................................................12
e. Syirik ..............................................................................................................15
BAB III PENUTUP ..................................................................................................19
a. Kesimpulan ....................................................................................................19
b. Saran ..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akidah adalah perkara-perkara wajib yang diyakini kebenarannya, yang
mana hal tersebut dapat diterima oleh manusia dan dapat menentramkan jiwa
manusia tanpa adanya keraguan.
Akhlak secara etimologos, berasal dari Bahasa arab yang didefinisikan
dengan kata al-a’dah yang berarti kebiasaan, dalam kamus besar Indonesia, kata
akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Sedangkan secara terminologi,
akhlak adalah suatu perbuatan yang telah dibiasakan sehingga perbuatan
tersebut muncul tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.
Akidah akhlak adalah upaya untuk mengenal, memahami, menghayati,
dan mengimani Allah Swt dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia
dalam kehidupan sehari-hari bedasarkan Al-Qur’an dan hadits melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman.
Seseorang yang memiliki akhlak yang baik merupakan cerminan hamba
Allah yang senantiasa melakukan segala amalan ibadah yang diperintahkan
Allah, baik melalui Al-Qur’an dan hadist serta senantiasa mengucapkan
kalimat-kalimat suci Allah seperti dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat
untuk menentramkan hati, fikiran dan juga lebih mendekatkan diri kepada Allah
Swt agar mampu menjalani kehidupan yang lebih baik didunia maupun
diakhirat.
Serta mengimani setiap ilmu Allah merupakan salah satu cara untuk
menjalankan perintah Allah dan mensyukuri apa yang telah Allah Swt berikan
kepada kita sebagai hamba-Nya.

1
2

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas, diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Syahadat ?
2. Apa yang dimaksud dengan Asma’ Was-Shiffat ?
3. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Allah ?
4. Apa yang dimaksud dengan Ma’iyatullah ?
5. Apa yang dimaksud dengan Syirik ?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini,diantaranya :
1. Untuk mengetahui tentang Syahadat.
2. Untuk mengetahui tentang Asma’ was-Shiffat..
3. Untuk mengetahui tentang Ilmu Allah
4. Untuk mengetahui tentang Ma’iyatullah.
5. Untuk mengetahui tentang syirik
BAB II
PEMBAHASAN

1. Syahadat
a. Pengertian Syahadat
Syahadat berasal dari Bahasa Arab yaitu syahida yang berarti
telah bersaksi. Kemudian secara harfiah ialah memberikan kesaksian,
memberikan ikrar setia dan pengakuan. Syahadat adalah sebuah
pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi
Muhammad sebagai Rasul-Nya.
Syahadat terdiri dari dua kalimat persaksian yang disebut dengan
Syahadatain, yaitu :
1. Ayshadu An-la ilaha illallah yang artinya saya bersaksi tiada Tuhan
selain Allah.
2. Wa Ayshadu Anna Muhammada Rasulullah yang artinya dan saya
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah1
b. Syarat Syahadat
Menurut para Ulama, syarat kesempurnaan syahadat ada empat,
yaitu :
1. Ilmu, yaitu mengetahui makna dan maksud dari kalimat syahadat
yang baik dalam hal itsbat (menetapkan) maupun nafi (menafikkan).
Maka tiada yang berhak disembah selain Allah.
2. Diikrarkan dengan lidah, yakni dibaca dari permulaan hingga
akhirnya.

1
Abdurrohim, Usman dan Noer Aenul Latifah,buku siswa aqidah akhlak(Jakarta: direktorat pendidikan
islam dan kementrian agama republic Indonesia,2014,hal.21.

3
4

3. Yakin, yaitu meyakini dalam hati, tidak ragu-ragu atau tetap


komitmen dengan isi dari syahadat.2
4. Diamalkan dengan anggota badan, yaitu hati dan perbuatan wajib
menolak segala sesuatu yang menyalahi arti atau atau maksud dari
dua kalimat syahadat tersebut.
c. Hakikat Syahadat
Iqrar La Ilaha Illallah tidak akan dapat diwujudkan secara benar
tanpa mengikuti petunjuk yang disampaikan Rasulullah Saw. Karena itu
Iqrar La Ilaha Illallah tidak dapat dipisahkan dari igrar Muhammad
Rasulullah. Dua iqrar inilah yang dikenal dengan dua kalimat syahadat.
Kata syahadu secara etimologi berakar dari kata syahada yang
mempunyai tiga pengertian,diantaranya :
1. Musyahadah (menyaksikan)
Terdapat dalam QS (Al-Muthafifin : 21 ) yang artinya “Yang
disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)
2. Syahadah (kesaksian)
Terdapat dalam QS (Al-Thalaq : 2) yang artinya “..dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil diantara kamu “
3. Half (sumpah)
Terdapat dalam QS (Al-Munaffiqun : 1) yang artinya “Apabila
orang-orang munafik dating keadamu,mereka berkata “Kami
bersumpah bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya dan
Allah bersaksi bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-
benar pendusta”

2
Imam Muhammad,Tauhid(Yogyakarta:Mitra Pustaka,2014),hal.46.
5

Dari ketiga pengertian diatas terdapat relevansi yang kuat yaitu


“Seseorang akan bersumpah, bila dia memberi kesaksian, dan dia
akan memberikan kesaksian bila dia menyaksikan”.3
Inti dari Syahadatain yaitu untu beribadah hanya kepada Allah
Swt. dan menjadikan Rasulullah Saw. sebagai titik uswatun
hasanah. Serta mendapat cinta dari Allah dan Rasul sebagaimana
yang tertera dalam QS ( At- Taubah : 24) yang artinya “ Katakanlah:
Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri,
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal
yang kamu sukai, adalah lebih kamu cinta dari pada Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai
Allah mendatangkan keputusannya”.4
d. Keutamaan Syahadat
Syahadat atau kalimat tauhid sangat utama dibandingkan dengan
ibadah-ibah yang lainnya. Di antara keutamaan-keutamaan itu adalah :
1. Allah akan menghapus dosa-dosanya.
2. Allah Ta’ala akan menghilangkan kesulitan dan kesedihannya di
dunia dan di akhirat.
3. Allah akan menjadikan dan menghiasi dalam hatinya rasa cinta
kepada iman serta menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada
kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.
4. Syahadat/kalimat tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di
Neraka.

3
Pengulu Abdul Karim, “Mema’nai Syahadatain dan Keutamaannya Dalam Kehidupan”,Jurnal
pendidikan islam dan teknologi pendidikan,Vol.7 No.2,2017,hal.112.
4
Dewi Prasari Suryawati, “Implementasi pembelajaran akidah akhlak terhadap pembentukan karakter
siswa di Mts semanu gunung kidul”,Jurnal pendidikan madrasah,Vol.9 No.3,2016,hal.309.
6

5. Syahadat/tauhid merupakan penentu diterima atau ditolaknya amal


manusia.
6. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridho
Allah, dan orang yang paling bahagia dengan syafaat Nabi,
maksudnya adalah orang yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah
dengan penuh keikhlasan dari dalam hatinya.
7. Allah Ta’ala menjamin akan memasukkannya ke Surga.
8. Allah akan memberikan kemenangan, pertolongan, kejayaan, dan
kamuliaan.
9. Allah akan memberikan kehidupan yang baik di Dunia dan di
Akhirat.5

5
Fitri Erming Kurniawati, “Pengembangan bahan ajar akidah akhlak di madrasah ibtidayah”,Jurnal
penelitian,Vol.9 No.2,2015,hal.367.
7

e. Hal-hal yang Dapat Membatalkan Syahadat


Terkadang kita sebagai orang islam tidak menyadari tingkah
laku atau perbuatan yang dapat mengeluarkan kita dari agama islam
atau dengan kata lain merusak syahadat yang telaj diucapkan dengan
lisan dan diyakini dalam hati. Menurut Sa’id Hawwa dalam bukunya
Al-Islam, banyak orang yang mengira bahwa seseorang yang telah
mengucapkan dua kalimat syahadah atau sudah memiliki nama yang
islami, maka tidak ada satupun sikap atau perbuatan yang bisa
membatalkan keislaman atau membatalkan dua kalimat syahadahnya. 6
Adapun sikap atau perbuatan seorang muslim yang bisa
membatalakan dua kalimat syahadahnya, yaitu :
1. Bertawakkal bukan kepada Allah SWT.
Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk berusaha dan
berikhtiar. Tapi melarang kita bertawakal kepada usaha atau selain
Allah.
2. Tidak mengakui bahwa semua nikmat lahir maupun batin adalah
karunia Allah SWT.
Setiap muslim wajib mengakui bahwa semua nikmat yang dia
peroleh di dunia ini dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah
yang menjelaskan bahwa “tidakkah kamu perhatikan bahwa
sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu
apa yang dilangit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnahkan
untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.
3. Beramal dengan tujuan selain Allah.

6
Khairul Azhar dan Izzah sa’idah, “Studi analisis upaya guru akidah akhlak dalam mengembangkan
potensi nilai moral peserta didik di MI kabupaten Demak”Jurnal al-ta’dib,Vol.10 No.2,2016,hal.64.
8

Seorang muslim harus beramal karena Allah. Sebagaimana firman


Allah : “katakanlah sesungguhnya sholatku, ibadahku,hidupku, dan
matiku hanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-
Nya” (Al-An’am 6 :162-163).
4. Taat secara mutlak kepada selain Allah dan Rasul-Nya.
Seorang muslim hanya dibenarkan taat secara mutlak kepada Allah
dan Rasul-Nya (karena taat kepada Rasul-Nya berarti taat kepada-
Nya).
5. Membenci islam seluruh ataupun sebagiannya.
Membenci salah satu kategori hukum islam, baik yang menyangkut
ekonomi, poltik, social, maupun aspek lainnya.
6. Melakukan syirik kecil.
Syirik kecil adalah syirik yang tidak membatalkan dua kalimat
syahadah secara menyeluruh, tetapi membatalkan dua kalimat
syahadah dalam amalan saja misalnya : mengerjakan sholat karena
ingin dipuji orang lain.
2. Asma’ Was - Shiffat
a. Pengertian Asma’ Was – Shifat
Asma’ was shifat merupakan bentuk penerapan pengesahan dari
makhluk terhadap Allah mengenai nama-nama dan sifat-sifat yang telah
Dia tetapkan bagi-Nyadalam kitab-Nya ataupun dalam Sunnah-Nya,
serta mengimani makna dan hukum-hukumnya tanpa tahrif, ta’thil,
takyif, dan tamtsil/tasybih
1. Tahrif (menyimpangkan makna)
Yaitu mengubah atau mengganti makna yang ada pada nama dan
sifat Allah Swt. tanpa dalil.
2. Ta’thil (menolak)
Yaitu menolak penetapan nama dan sifat Allah yang disebutkan
dalam dalil , baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian.
9

3. Takyif (membahas bagimana bentuk dan hakikat nama dan sifat


Allah Swt)
Yaitu menggambarkan bagaimana hakikat sifat dan nama yang
dimiliki oleh Allah Swt.
4. Tamtsil/tasybih (menyamakan Allah dengan makhluk-Nya)
Misalnya berkeyakinan bahwa tangan Allah sama dengan tangan
budi.7

b. Makna Asma’ Was Shifat


Makna dari Asma’ Was Shifat ialah beriman kepada Allah Swt
dan sifat-sifatnya sebagaimna yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan
Sunnah Rasul menurut apa yang pantas bagi Allah Swt.
Seperti yang tertera pada QS Al-Ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi :

Artinya :
1. Katakanlah : “Dia-lah Allah yang MAha Esa
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
3. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Dalam surah diatas, Allah menyebutkan sifat untuk diri-Nya, yaitu


Maha Esa, Rab yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu. Kedua

7
Iyas Al-Jakarti,Pengenalan Hakikat Kehidupan : Cara Mudah Memahami Diri Sendiri,Tuhan dan
Kehidupan(Jakarta:Padri Baru,2014),hal.8.
10

sifat ini menujukkan bahwa Allah menyandang sifat puncak


kesempurnaan secara mutlak. Makna ini menujukkan istbat (penegsan)
dan tanzih (memahasucikan Allah dari segala kekurangan). Istbat
maksudnya menegaskan sifat-Nya, Dia-lah tempat bergantung segala
sesuatu yang menciptakan, mengatur segala urusan, dan memberi
balasan. Dan hanya kepada-Nya pula tempat kita kembali.

3. Ilmu Allah
a. Pengertian Ilmu Allah
Ilmu berasal dari bahasa Arab (‘alima, ya’lamu, ‘ilman, wazan
fa’ila, yaf’alu) yang berarti mengerti, memahami benar-benar.
Sedangkan dalam kamus bahsa Indonesi, ilmu adalah pengetahuan
tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu di bidang pengetahuan.
Ilmu Allah adalah ilmu yang meliputi segala kebesaran Allah
Swt. dan mencakup wujud alam baik di bumi maupun di langit. Ilmu
Allah Maha luas, sehingga hanya Allah yang memilikinya dan
berwenang atas ilmu-Nya. Oleh karena itu, manusia tidak berhak
mengklaim sebagai pemilik ilmu atau sebagai sumber ilmu.
Sebagaimana yang tertera dalam QS (Al-Mulk : 26 ) yang artinya “
Sesungguhya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah”8

b. Bentuk (Wujud) Pancaran Ajaran Ilmu Allah

8
Eva Iryani, “Al Qur’an Dan Ilmu Pengetahuan,Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi”,Vol.17
No.3,2017,hal.66.
11

Pancaran ilmu Allah yang didasarkan pada keluasan ilmu yang Allah
miliki dipancarkan melalui dua bentuk (wujud) yang meliputi alam
(khalqiyyah) dan alama (khuluqiyyah).
1. Alam (Khalqiyyah), terbagi menjadi tiga yaitu :
a. Makhluk Gaya, seperti malaikat, jin, dan ruh.
b. Makhluk Organis, seperti benda-benda angkasa yang meliputi
sistem tata surya yang diistilahkan dengan samawat yang terdiri
dari Matahari sebagai pusat gerak sattelit-satelitnya (Qamar)
yang beredar mengelilinginya
c. Makhluk Biologis, yaitu tumbuh-tumbuhan, hewan dan
manusia. Dimna keseluruhannya telah dikhususkan untuk
menempati Qamar (satelit) yang bernama Ardlu (bumi) ini.
Fungsi dari Alam baik organis maupun biologis, termasuk
manusia didalamnya sebagai bagian dari alam yang melalui ilmu
Allah dipersipkan sebagai Khalifatullah Fil Ardli sehingga
kedudukan manusia memiliki kedudukan yang tinggi yaitu
sebagai pemanggul amanah dalam mewujudkan konsep
Rahmatan Lilalamin di muka bumi ini.
2. Allama (Khuluqqiyah)
Dalam wujud ajaran ilmu Allah , Allama diperuntukkan sebagai
pembentuk sosil-budaya manusia melalui para Rasul yang khusus
dipilih oleh Allah dalam bentuk wahyu yang berfungsi sebagai
landasan pembentukan kehidupan social-budaya manusia di dunia.
Adapun ajaran ilmu social-budaya (Allama) antara lain:
a. Al-Asma (Ajaran yang diberikan kepada Nabi Adam as.
b. Shuhuf (Ajaran yang diberikan kepada Nabi Ibrahim as.
c. Zabur (Ajaran yang diberikan kepada Nabi Daud as.
d. Taurat (Ajaran yang diberikan kepada Nabi Musa as.
e. Injil (Ajaran yag diberikan kepada Nabi Isa as.
12

f. Al-Quran (Ajaran yang diberikan kepada Nabi Muhammad


Saw.
13

4. Ma’Iyatullah
a. Pengertian Ma’iyatullah
Ma’iyatullah adalah kesertaan Allah terhadap makhluknya secara
mutlak tanpa ada pembatasan dari segi waktu, tempat, dan dari hal apa
Allah bersama makhluknya. Jika ditinjau dari arahnya, Ma’iyatullah
merupakan hubungan timbal balik antara Tuhan dan makhluk-Nya.
Artinya, boleh saja seseorang menghadirkan Tuhan untuk memberikan
pertolongn kepada hamba-Nya meskipun hamba-Nya tidak sadar akan
pertolongan yang diberikan.
b. Keutamaan Ma’iyatullah
Manusia sebagai hamba yang diciptakan untuk mengabdi kepada
Tuhan, tentunya akan melakukan segala perbuatan yang bisa
mendekatkan bahkan menjadikannya bersama Tuhan. Bahkan tidak
jarang ada sebahagian orang rela mengorbankan kesenangan
duniawinya untuk dapat bersama Tuhan. 9
Oleh karena itu, keutamaan dari Ma’iyatullah, yaitu :
1. Memperoleh balasan (pahala) dari Allah Swt.
Semua ulama sepakat bahwa seluruh bentuk perbuatan baik
merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, terlepas
perbuatan itu merupakan ibadah yang berkaitan langsung kepada
Allah maupun ibadah yang berorientasi social.
2. Memperoleh pertolongan dan kemenangan.
Seseorang yang meminta pertolongan melalui sabra dan sholat
dengan keadaan hati yang penuh rasa takut dan khusyuk serta
menjauhkan dirinya dari sifat-sifat buruk, maka Allah senantiasa

9
Dr.Al-imusri Semjan Putra,Ma’iyatullah(Bandung:Qultum media,2015),hal.28.
14

akan memberikan rahmat dan memudahkan urusan dunia dan


akhiratnya.
3. Mendapat petunjuk menuju jalan yang benar
Allah akan memberikan hidayah sebagai petunjuk ke jalan yang
lurus beserta pertolongan dari Allah bagi umat-Nya yang beramal
saleh.
4. Memperoleh cinta Allah
Ketika hati dipenuhi dengan pengagungan kepada Allah, maka akan
lenyap pula bisikan jiwa dan hawa nafsu yang akan mengganggu
hati dan fikirannya selain dengan mengingat Allah.

c. Faktor-Faktor yang Menghalangi Ma’iyatullah


Terdapat beberapa faktor yang dapat menghalangi Ma’iyatullah,
diantaranya :
1. Sifat kafir dan kemusyrikan
Orang yang mempunyai sifat kemusyrikan berkeyakinan bahwa ada
sesuatu yang menyamai Allah. Selain itu, sifat tersebut sangat
bertantangan dengan kemahakuasaan Allah Swt.
2. Dangkalnya keimanan
Iman adalah sifat utama yang harus dimiliki seseorang untuk
mendapatkan Ma’iyatullah. Sehingga apabila sesorang mrmiliki
ilmu pengetahuan mengenai keimanan yang kurang dapat menjadi
pemicu seseorang jauh dari Allah Swt.
3. Sifat munafik
Munafik adalah orang yang menerima islam secara lisan tetapi
secara diam-diam dan terselubung keluar dari islam atau
15

menampakkan iman secara lisan dan menyembunyikan kekufuran


dalam hati10

10
Ust.M.Arifin Ilham dan Ust.Yudi Effendy,4 Zikir Super Dahsyat(Bandung:Qulltum
Media,2014),hal.191.
16

5. Syirik
a. Pengertian Syirik
Kata syirik berasal dari kata Arab yang berarti sekutu atau
persekutuan. Dalam istilah ilmu tauhid, syirik digunakan dalam arti
mempersekutukan Tuhan lain dengan Allah, baik persekutuan itu
mengenai zat-Nya, sifat-Nya atau af’al-Nya, maupun mengenai
ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya kepada-Nya saja. Hal
tersebut dilihat dalam QS Az-Zumar :38, Al-Ankabut :63, dan Al-
Zukhruf:87.
Syirik adalah menyekutukan Allah Swt. dalam rabubiyah-Nya,
Ululhiyah-Nya, Asma’ (nama-nama), maupun sifat-Nya. Jika seorang
hamba meyakini bahwa ada Tuhan selain Allah Swt. yang berhak untuk
disembah, meyakini ada sang pencipta atau penolong selain Allah Swt,
maka seseorang tersebut telah berbuat musyrik.11

b. Tanda-Tanda Syirik
Tanda-tanda kesyirikan yang paling mencolok dan sesuai
dengan perkataan Al-Qur’an ialah berjalan bukan dijalan Allah Swt.
keagungan dan kehinaan diri digantungkkan kepada selain Allah swt,
menyokong kegiatan yang tidak diridhoi Allah swt, gentar terhadap
selain-Nya, serta berusaha demi selain Allah Swt. sebagaimna
disebutkan dalam QS Al-Munafiqun 63

c. Dampak Perbuatan Syirik


Perbuatan syirik akan merontakkan dan menyapu bersih seluruh
amal kebajikan. Dalam ungkapan Al-Qur’an, segenap perbuatan baik

11
Bisri Tunjang, “Pengaruh Pemikiran Ibnu Taimiyah Terhadap Pemikiran Abdul Wahab Tentang
Syirik”,Jurnal Sejarah Islam,Vol.3 No.2,2016,hal.77.
17

manusia akan menjadi sia-sia belaka. Tidak jarang terjadi kekeliruan


kecil yang dilakukan dalam kehidupan sanggup meruntuhkan dan
menghancurkan berbagai usaha yang dibangun manusia dengan susah
payah.12
Adapun dampak-dampak dari perbuatan syirik adalah sebagai
berikut :
1. Dampak terhadap jiwa
Salah satu penyebab terguncangnya jiwa seseorang adalah perasaan
tidak mampu untuk menjadikan seluruh masyarakat rela dan suka
terhadap dirinya.
2. Depresi
Seseorang yang hidup dalam lingkaran ketauhidan dan segenap
usaha serta aktivitasnya semata-mata ditunjukkan kepada Allah
Swt. Sikap putus asa (frustasi) terhadap suatu usaha merupakan
penyebab utama terjadinya depresi. Sikap putus asa ini jelas-jelas
berada diluar lingkaran ketauhidan
3. Akibat ukhrawi
Buah kesyirikan yang akan dipetik diakhirat kelak adalah kehinaan
dan siksa neraka.13 Sebagaimana firman Allah Swt.

Artinya : “Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu


kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di
samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam

12
Syarifuddin Ondeng,Aqidah Akhlak(Sulawesi Selatan:Syahadah,2016),hal.90.
13
Muhammad Amri,Aqidah Akhlak(Sulawesi Selatan: Syahadah,2016),hal.58.
18

neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).”


(QS Al-Isra 17:39)
d. Upaya untuk Menghindari Perbuatan Syirik
Upaya yang dapat dilakukan untuk menghidari terjadinya
perbuatan syirik, diantaranya :
1. Mengikuti segala perintah Allah
Jika perintah Allah Swt. dilaksanakan maka kita akan mudah untuk
mendapatkan kenikmatan juga pencerahan diri yang membuat kita
semakin menikmati dalam menjalankan perintah Allah Swt.
2. Mengikuti jalan hidup para Rasul
Jaln hidup para Rasul adalah jalan yang mengarahkan kepada Allah
Swt. yang akan membawa kita kepada keselamatan dunia dan
akhirat serta terhindar dari kesyirikan.
3. Melaksanakan shalat
Shalat adalah satu aktivitas untuk menjauhkan diri dari perbuatan
keji dan munkar. Selain itu, shalat juga membuat kita senantiasa
menyebut nama Allah Swt.
4. Berdzikir
Berdzikir artinya mengingat Allah. Jika kita selalu mengingat Allah
Swt tentunya kita akan memahami bahwa tidak ad Tuhan yang layak
disembah dan diduakan selain kepada Allah Swt.
5. Menghayati hukum dan sunnatullah
Hukum dan sunnatullah yang Allah ciptakan adalah hukum-hukum
keadilan dan keseimbangan agar manusia tidak tersesat dalam
hidupnya.
6. Manyadari kelemahan zat atau makhluk Allah
Untuk menghindari syirik maka kita harus pahami bahwa tidak ada
satupun makhluk Allah yang sempurna untuk itu, tidak ada gunanya
19

bergantung hidup dan menjadikan makhluk yang diciptakan Allah


sebagai tempat memohon keselamatan.
7. Berfikir rasional
8. Berfikir rasional artinya kita berfikir secara benar dan tidak asal-
asalan. Orang yang menggunakan akalnya secar benar akan
memahami bahwa tidak ada lagi Tuhan yang layak untuk disembah
dan memohon pertolongan selain kepada Allah Swt.
9. Manjauhi ilmu atau hukum hitam
Salah satu hal yang bisa mendekatkan kita pada kesyirikan adalah
percaya pada sesuatu yang bertentangan dengan sunnatullah dan
berbau supranatural.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Syahadat adalah sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan
(Allah) dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya.
2. Asma’ was shifat merupakan bentuk penerapan pengesahan dari makhluk
terhadap Allah mengenai nama-nama dan sifat-sifat yang telah Dia tetapkan
bagi-Nyadalam kitab-Nya ataupun dalam Sunnah-Nya, serta mengimani
makna dan hukum-hukumnya tanpa tahrif, ta’thil, takyif, dan
tamtsil/tasybih.
3. Ilmu Allah adalah ilmu yang meliputi segala kebesaran Allah Swt. dan
mencakup wujud alam baik di bumi maupun di langit.
4. Ma’iyatullah adalah kesertaan Allah terhadap makhluknya secara mutlak
tanpa ada pembatasan dari segi waktu, tempat, dan dari hal apa Allah
bersama makhluknya.
5. Syirik adalah menyekutukan Allah Swt. dalam rabubiyah-Nya, Ululhiyah-
Nya, Asma’ (nama-nama), maupun sifat-Nya. Jika seorang hamba meyakini
bahwa ada Tuhan selain Allah Swt. maka ia telah berbuat musyrik

20
21

B. SARAN

Berakhlak yang mulia serta senantiasa beribadah kepada Allah Swt.


dengan melakukan sekala perintahnya sesuai dengan apa yang tertera pada Al-
Qur’an dan hadist adalah perbuatan yang sangat mulia dan memperoleh amalan
yang sangat besar. Oleh karena itu, sebagai hamba Allah sudah sepatutnya kita
beribadah kepada Allah Swt.
Marilah kita sebagai kaum muslim berintelektual membangun
peradaban islam yang baldatun, toyibatun, dan warabbun ghofur. Semoga apa
yang telah kami sajikan tadi dapat diambil manfaatnya yang kemudia
diamalkan sebagai pedoman kehidupan di masa yang akan datang.
22
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrohim, Usman dan Noer Aenul Latifah.2014.buku siswa aqidah akhlak.Jakarta:


direktorat pendidikan islam dan kementrian agama republic Indonesia.

Bisri Tunjang.2016.Pengaruh pemikiran ibnu taimiyah terhadapa pemikiran abdul


wahhab tentang syirik.jurnal sejarah islam.3(2):77-110.

Dewi Prasari Suryawati.2016.Implementasi pembelajaran aqidah akhlak terhadap


pembentukan karakter siswa di MTS semanu gungkidul.jurnal pendidikan
madrasah:309-322.

Fitri Erming kurniawati.2015.pengembangan bahan ajar aqidah akhlak di madrasah


ibtidayah.jurnal penelitian.9(2):367-388.

Pangulu Abdul Karim.2017.mema’nai syahadatain dan keutamaannya dalam


kehidupan.jurnal pendidikan islam dan teknologi pendidikan.7(2):112-125

Khairul Azhar dan Izzah sa’idah.2016.studi analisis upaya guru aqidah akhlak dalam
mengembangkan potensi nilai moral peserta didik di MI kabupaten
demak.jurnal al-ta’dib.10(2):64-82.

Dr. Al-imusri Semjan Putra,M.A.2015.ma’iyatullah:1-28

Eva Iryani.2017.Al-qur’an dan Ilmu pengetahuan.jurnal ilmiah universitas Batanghari


jambi.17(3):66-83

23
24

Anda mungkin juga menyukai