KELOMPOK III
Segala puji atas kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan rahmat dan
makalah dengan judul “Memahami Hakikat dan Dampak Syahadatan dan yang
Membatalkan Syahadatain serta Asma’ Was Shifat”. Salawat dan salam senantiasa
tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang di utus ke muka bumi ini
sekarang ini.
Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
tantangan dan hambatan. Namun berkat kerja keras dan motivasi dari pihak-pihak baik
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya kepada
ALLAH SW.T kita semua mendapat curahan rahmat dan ridho dari-Nya, AMIN.
KELOMPOK III
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akidah adalah perkara-perkara wajib yang diyakini kebenarannya, yang
mana hal tersebut dapat diterima oleh manusia dan dapat menentramkan jiwa
manusia tanpa adanya keraguan.
Akhlak secara etimologos, berasal dari Bahasa arab yang didefinisikan
dengan kata al-a’dah yang berarti kebiasaan, dalam kamus besar Indonesia, kata
akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Sedangkan secara terminologi,
akhlak adalah suatu perbuatan yang telah dibiasakan sehingga perbuatan
tersebut muncul tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.
Akidah akhlak adalah upaya untuk mengenal, memahami, menghayati,
dan mengimani Allah Swt dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia
dalam kehidupan sehari-hari bedasarkan Al-Qur’an dan hadits melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman.
Seseorang yang memiliki akhlak yang baik merupakan cerminan hamba
Allah yang senantiasa melakukan segala amalan ibadah yang diperintahkan
Allah, baik melalui Al-Qur’an dan hadist serta senantiasa mengucapkan
kalimat-kalimat suci Allah seperti dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat
untuk menentramkan hati, fikiran dan juga lebih mendekatkan diri kepada Allah
Swt agar mampu menjalani kehidupan yang lebih baik didunia maupun
diakhirat.
Serta mengimani setiap ilmu Allah merupakan salah satu cara untuk
menjalankan perintah Allah dan mensyukuri apa yang telah Allah Swt berikan
kepada kita sebagai hamba-Nya.
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas, diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Syahadat ?
2. Apa yang dimaksud dengan Asma’ Was-Shiffat ?
3. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Allah ?
4. Apa yang dimaksud dengan Ma’iyatullah ?
5. Apa yang dimaksud dengan Syirik ?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini,diantaranya :
1. Untuk mengetahui tentang Syahadat.
2. Untuk mengetahui tentang Asma’ was-Shiffat..
3. Untuk mengetahui tentang Ilmu Allah
4. Untuk mengetahui tentang Ma’iyatullah.
5. Untuk mengetahui tentang syirik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Syahadat
a. Pengertian Syahadat
Syahadat berasal dari Bahasa Arab yaitu syahida yang berarti
telah bersaksi. Kemudian secara harfiah ialah memberikan kesaksian,
memberikan ikrar setia dan pengakuan. Syahadat adalah sebuah
pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi
Muhammad sebagai Rasul-Nya.
Syahadat terdiri dari dua kalimat persaksian yang disebut dengan
Syahadatain, yaitu :
1. Ayshadu An-la ilaha illallah yang artinya saya bersaksi tiada Tuhan
selain Allah.
2. Wa Ayshadu Anna Muhammada Rasulullah yang artinya dan saya
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah1
b. Syarat Syahadat
Menurut para Ulama, syarat kesempurnaan syahadat ada empat,
yaitu :
1. Ilmu, yaitu mengetahui makna dan maksud dari kalimat syahadat
yang baik dalam hal itsbat (menetapkan) maupun nafi (menafikkan).
Maka tiada yang berhak disembah selain Allah.
2. Diikrarkan dengan lidah, yakni dibaca dari permulaan hingga
akhirnya.
1
Abdurrohim, Usman dan Noer Aenul Latifah,buku siswa aqidah akhlak(Jakarta: direktorat pendidikan
islam dan kementrian agama republic Indonesia,2014,hal.21.
3
4
2
Imam Muhammad,Tauhid(Yogyakarta:Mitra Pustaka,2014),hal.46.
5
3
Pengulu Abdul Karim, “Mema’nai Syahadatain dan Keutamaannya Dalam Kehidupan”,Jurnal
pendidikan islam dan teknologi pendidikan,Vol.7 No.2,2017,hal.112.
4
Dewi Prasari Suryawati, “Implementasi pembelajaran akidah akhlak terhadap pembentukan karakter
siswa di Mts semanu gunung kidul”,Jurnal pendidikan madrasah,Vol.9 No.3,2016,hal.309.
6
5
Fitri Erming Kurniawati, “Pengembangan bahan ajar akidah akhlak di madrasah ibtidayah”,Jurnal
penelitian,Vol.9 No.2,2015,hal.367.
7
6
Khairul Azhar dan Izzah sa’idah, “Studi analisis upaya guru akidah akhlak dalam mengembangkan
potensi nilai moral peserta didik di MI kabupaten Demak”Jurnal al-ta’dib,Vol.10 No.2,2016,hal.64.
8
Artinya :
1. Katakanlah : “Dia-lah Allah yang MAha Esa
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
3. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
7
Iyas Al-Jakarti,Pengenalan Hakikat Kehidupan : Cara Mudah Memahami Diri Sendiri,Tuhan dan
Kehidupan(Jakarta:Padri Baru,2014),hal.8.
10
3. Ilmu Allah
a. Pengertian Ilmu Allah
Ilmu berasal dari bahasa Arab (‘alima, ya’lamu, ‘ilman, wazan
fa’ila, yaf’alu) yang berarti mengerti, memahami benar-benar.
Sedangkan dalam kamus bahsa Indonesi, ilmu adalah pengetahuan
tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu di bidang pengetahuan.
Ilmu Allah adalah ilmu yang meliputi segala kebesaran Allah
Swt. dan mencakup wujud alam baik di bumi maupun di langit. Ilmu
Allah Maha luas, sehingga hanya Allah yang memilikinya dan
berwenang atas ilmu-Nya. Oleh karena itu, manusia tidak berhak
mengklaim sebagai pemilik ilmu atau sebagai sumber ilmu.
Sebagaimana yang tertera dalam QS (Al-Mulk : 26 ) yang artinya “
Sesungguhya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah”8
8
Eva Iryani, “Al Qur’an Dan Ilmu Pengetahuan,Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi”,Vol.17
No.3,2017,hal.66.
11
Pancaran ilmu Allah yang didasarkan pada keluasan ilmu yang Allah
miliki dipancarkan melalui dua bentuk (wujud) yang meliputi alam
(khalqiyyah) dan alama (khuluqiyyah).
1. Alam (Khalqiyyah), terbagi menjadi tiga yaitu :
a. Makhluk Gaya, seperti malaikat, jin, dan ruh.
b. Makhluk Organis, seperti benda-benda angkasa yang meliputi
sistem tata surya yang diistilahkan dengan samawat yang terdiri
dari Matahari sebagai pusat gerak sattelit-satelitnya (Qamar)
yang beredar mengelilinginya
c. Makhluk Biologis, yaitu tumbuh-tumbuhan, hewan dan
manusia. Dimna keseluruhannya telah dikhususkan untuk
menempati Qamar (satelit) yang bernama Ardlu (bumi) ini.
Fungsi dari Alam baik organis maupun biologis, termasuk
manusia didalamnya sebagai bagian dari alam yang melalui ilmu
Allah dipersipkan sebagai Khalifatullah Fil Ardli sehingga
kedudukan manusia memiliki kedudukan yang tinggi yaitu
sebagai pemanggul amanah dalam mewujudkan konsep
Rahmatan Lilalamin di muka bumi ini.
2. Allama (Khuluqqiyah)
Dalam wujud ajaran ilmu Allah , Allama diperuntukkan sebagai
pembentuk sosil-budaya manusia melalui para Rasul yang khusus
dipilih oleh Allah dalam bentuk wahyu yang berfungsi sebagai
landasan pembentukan kehidupan social-budaya manusia di dunia.
Adapun ajaran ilmu social-budaya (Allama) antara lain:
a. Al-Asma (Ajaran yang diberikan kepada Nabi Adam as.
b. Shuhuf (Ajaran yang diberikan kepada Nabi Ibrahim as.
c. Zabur (Ajaran yang diberikan kepada Nabi Daud as.
d. Taurat (Ajaran yang diberikan kepada Nabi Musa as.
e. Injil (Ajaran yag diberikan kepada Nabi Isa as.
12
4. Ma’Iyatullah
a. Pengertian Ma’iyatullah
Ma’iyatullah adalah kesertaan Allah terhadap makhluknya secara
mutlak tanpa ada pembatasan dari segi waktu, tempat, dan dari hal apa
Allah bersama makhluknya. Jika ditinjau dari arahnya, Ma’iyatullah
merupakan hubungan timbal balik antara Tuhan dan makhluk-Nya.
Artinya, boleh saja seseorang menghadirkan Tuhan untuk memberikan
pertolongn kepada hamba-Nya meskipun hamba-Nya tidak sadar akan
pertolongan yang diberikan.
b. Keutamaan Ma’iyatullah
Manusia sebagai hamba yang diciptakan untuk mengabdi kepada
Tuhan, tentunya akan melakukan segala perbuatan yang bisa
mendekatkan bahkan menjadikannya bersama Tuhan. Bahkan tidak
jarang ada sebahagian orang rela mengorbankan kesenangan
duniawinya untuk dapat bersama Tuhan. 9
Oleh karena itu, keutamaan dari Ma’iyatullah, yaitu :
1. Memperoleh balasan (pahala) dari Allah Swt.
Semua ulama sepakat bahwa seluruh bentuk perbuatan baik
merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, terlepas
perbuatan itu merupakan ibadah yang berkaitan langsung kepada
Allah maupun ibadah yang berorientasi social.
2. Memperoleh pertolongan dan kemenangan.
Seseorang yang meminta pertolongan melalui sabra dan sholat
dengan keadaan hati yang penuh rasa takut dan khusyuk serta
menjauhkan dirinya dari sifat-sifat buruk, maka Allah senantiasa
9
Dr.Al-imusri Semjan Putra,Ma’iyatullah(Bandung:Qultum media,2015),hal.28.
14
10
Ust.M.Arifin Ilham dan Ust.Yudi Effendy,4 Zikir Super Dahsyat(Bandung:Qulltum
Media,2014),hal.191.
16
5. Syirik
a. Pengertian Syirik
Kata syirik berasal dari kata Arab yang berarti sekutu atau
persekutuan. Dalam istilah ilmu tauhid, syirik digunakan dalam arti
mempersekutukan Tuhan lain dengan Allah, baik persekutuan itu
mengenai zat-Nya, sifat-Nya atau af’al-Nya, maupun mengenai
ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya kepada-Nya saja. Hal
tersebut dilihat dalam QS Az-Zumar :38, Al-Ankabut :63, dan Al-
Zukhruf:87.
Syirik adalah menyekutukan Allah Swt. dalam rabubiyah-Nya,
Ululhiyah-Nya, Asma’ (nama-nama), maupun sifat-Nya. Jika seorang
hamba meyakini bahwa ada Tuhan selain Allah Swt. yang berhak untuk
disembah, meyakini ada sang pencipta atau penolong selain Allah Swt,
maka seseorang tersebut telah berbuat musyrik.11
b. Tanda-Tanda Syirik
Tanda-tanda kesyirikan yang paling mencolok dan sesuai
dengan perkataan Al-Qur’an ialah berjalan bukan dijalan Allah Swt.
keagungan dan kehinaan diri digantungkkan kepada selain Allah swt,
menyokong kegiatan yang tidak diridhoi Allah swt, gentar terhadap
selain-Nya, serta berusaha demi selain Allah Swt. sebagaimna
disebutkan dalam QS Al-Munafiqun 63
11
Bisri Tunjang, “Pengaruh Pemikiran Ibnu Taimiyah Terhadap Pemikiran Abdul Wahab Tentang
Syirik”,Jurnal Sejarah Islam,Vol.3 No.2,2016,hal.77.
17
12
Syarifuddin Ondeng,Aqidah Akhlak(Sulawesi Selatan:Syahadah,2016),hal.90.
13
Muhammad Amri,Aqidah Akhlak(Sulawesi Selatan: Syahadah,2016),hal.58.
18
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Syahadat adalah sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan
(Allah) dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya.
2. Asma’ was shifat merupakan bentuk penerapan pengesahan dari makhluk
terhadap Allah mengenai nama-nama dan sifat-sifat yang telah Dia tetapkan
bagi-Nyadalam kitab-Nya ataupun dalam Sunnah-Nya, serta mengimani
makna dan hukum-hukumnya tanpa tahrif, ta’thil, takyif, dan
tamtsil/tasybih.
3. Ilmu Allah adalah ilmu yang meliputi segala kebesaran Allah Swt. dan
mencakup wujud alam baik di bumi maupun di langit.
4. Ma’iyatullah adalah kesertaan Allah terhadap makhluknya secara mutlak
tanpa ada pembatasan dari segi waktu, tempat, dan dari hal apa Allah
bersama makhluknya.
5. Syirik adalah menyekutukan Allah Swt. dalam rabubiyah-Nya, Ululhiyah-
Nya, Asma’ (nama-nama), maupun sifat-Nya. Jika seorang hamba meyakini
bahwa ada Tuhan selain Allah Swt. maka ia telah berbuat musyrik
20
21
B. SARAN
Khairul Azhar dan Izzah sa’idah.2016.studi analisis upaya guru aqidah akhlak dalam
mengembangkan potensi nilai moral peserta didik di MI kabupaten
demak.jurnal al-ta’dib.10(2):64-82.
23
24