Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF

DISUSUN OLEH :

SELPIANI PUTRI (221186206081)

DOSEN PENGAMPU :

REFRIL DANI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmad Allah SWT, berkah rahmad serta karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kalimat Efektif ”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Bapak Refril Dani,
M.Pd pada program studi PGSD. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang Kalimat Efektif.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Refril Dani, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Berkat tugas yang
diberikan ini dapat menambah wawasan saya terkait dengan topik yang diberikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih terdapat


banyak kesalahan. Oleh karena itu, saya memohon maaf atas kesalahan dan
kekurangan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Saya juga mengharapkan
adanya kritik dan saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam
makalah ini.

Muara Bungo, 12 Desember 2022

Selpiani Putri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

A. Pengertian Kalimat Efektif......................................................................3


B. Unsur-Unsur Kalimat Efektif...................................................................3
C. Syarat-Syarat Kalimat Efektif..................................................................9

BAB III PENUTUP............................................................................................16

A. Kesimpulan..............................................................................................16
B. Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
dengan manusia yang lainnya dengan tujuan menyampaikan maksud dari
si pembicara. Bahasa tentu memiliki unsur atau aturan yang digunakan
agar dapat lebih mudah di pahami oleh lawan bicara. Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa
yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-
kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara
atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang
dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan
eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak
perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat
diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan
kaidah.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang
tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh
mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau
bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti
maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat
efektif dengan segala permasalahannya.

1
2

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa


lisan dan bahasa tulisan,kedua bahasa ini sering menimbulkan kesalah
pahaman. Penggunaan kalimat yang baik dan benar (yang disebut kalimat
efektif) akan memudahkan pemahanam orang lain sehingga
kesalahpahaman yang sering terjadi dapat terhindarkan. Untuk menjadikan
kalimat yang diucapkan atau ditulis mudah dimengerti oleh orang lain, ada
dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kalimat tersebut secara tepat
dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Kedua,
kalimat tersebut sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara
atau penulis, faktor yang menjadikan gagasan diterima dengan baik adalah
penggunaan kalimat yang baik dan benar serta penggunaan huruf dan
tanda baca yang sesuai dengan kaidah tata bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kalimat efektif?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat efektif?
3. Apa saja syarat-syarat kalimat efektif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah pengertian kalimat efektif
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur kalimat efektif
3. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat kalimat efektif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif merupakan kalimat yang disusun menurut kaidah-
kaidah yang berlaku, misalnya unsur-unsur krusial yang wajib
dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat), memperhatikan ejaan
yang disempurnakan dan menentukan istilah yang tepat pada
kalimat tertentu. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut akan
lebih mudah dipahami pembaca atau pendengar.
Dengan kata lain, kalimat efektif merupakan kalimat yang bisa
mewakili pikiran penulisatau pembicara secara tepat sehingga
pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya.
B. Unsur-Unsur Kalimat Efektif
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata
bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran
kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket).
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas
dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap,
dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir,
atau wajib tidak hadir.
1. Subjek (S)
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku,
tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi
pangkal pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis

3
4

kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih


jelasnya perhatikan contoh berikut ini:
a. Ayahku sedang melukis
b. Meja direktur besar
c. Yang berbaju batik dosen saya
d. Berjalan kaki menyehatkan badan.

Kata-kata yang dicetak miring pada kalimat di atas adalah


subjek (S). Contoh subjek yang diisi oleh kata dan frasa benda
terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh subjek yang diisi oleh
klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh subjek yang diisi oleh
frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).

2. Predikat (P)
Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek
(pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), predikat dapat
pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subjek
termasuk juga sebagai predikat dalam kalimat adalah pernyataan
tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh subjek. Predikat dapat
juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
Perhatikan contoh berikut:
a. Kuda meringkik
b. Ibu sedang tidur siang
c. Putrinya cantik jelita
d. Kota Jakarta dalam keadaan aman
e. Kucingku belang tiga
f. Robby mahasiswa baru
g. Rumah Pak Hartawan lima
5

Kata-kata yang dicetak miring dalam kalimat di atas adalah


predikat. Kata meringkik pada kalimat (a) memberitahukan
perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat
(b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada kalimat
(e) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman
pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga
pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru
pada kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada
kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.

Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki predikat karena


tidak ada kata-kata menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri,
atau status pelaku atau bendanya yaitu:

a. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.


b. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c. Bandung yang terkenal kota kembang.

Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya


kalimat normal, yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun
yang berfungsi sebagai predikat. Tidak ada jawaban atas
pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku)
pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada
apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal
sebagai kota kembang itu pada contoh (b) dan (e). Karena tidak ada
informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh
predikat, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung predikat.
Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh
(a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat melainkan baru
merupakan kelompok kata atau frasa.

3. Objek (0)
6

Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.


Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau
klausa. Letak objek selalu di belakang predikat yang berupa verba
transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek, seperti
pada contoh di bawah ini:

a. Nurul menimang...
b. Arsitek merancang...
c. Juru masak menggoreng...

Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada


contoh tersebut adalah predikat yang menuntut untuk dilengkapi.
Unsur yang akan melengkapi predikat pada ketiga kalimat itulah
yang dinamakan objek. Jika predikat diisi oleh verba intransitif,
objek tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat objek dalam kalimat
dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak,
pulang yang menjadi predikat dalam contoh berikut tidak menuntut
untuk dilengkapi yaitu:

a. Nenek mandi
b. Komputerku rusak
c. Tamunya pulang

Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi subjek jika


kalimatnya dipasifican. Perhatikan contoh kalimat berikut yang
letak objek nya di belakang dan rubah posisinya bila kalimatnya
dipasifkan.

a. Martina Hingis mengalahkan Yavuk Basuki (O)


b. Yayak Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis
c. Orang itu menipu adik saya (0)
d. Adik saya (S) ditipu oleh orang itu
4. Pelengkap (pel)
7

Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat


yang melengkapi predikat. Letak pelengkap umumnya di belakang
predikat yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh
objek, dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan objek juga sama,
yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun,
antara pelengkap dan objek terdapat perbedaan. Perhatikan contoh
di bawah ini:
a. Ketua MPR membacakan Pancasila
S P O
b. Banyak orpospol berlandasan Pancasila
S P Pel

Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang pelengkap dan objek
nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan
ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila
sebagai objek. Perubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah
sebagai berikut: Pancasila dibacakan oleh ketua MPR

S P O

Posisi Pancasila sebagai pelengkap pada kalimat (b) tidak


bisa dipindah ke depan menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal. Pancasila
dilandasi oleh banyak orsospol. Hal lain yang membedakan
pelengkap dan objek adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh
nomina dan frasa nominal, pelengkap dapat juga diisi oleh frasa
adjectival dan frasa preposisional. Di samping itu, letak pelengkap
tidak selalu persis di belakang predikat. Apabila dalam kalimatnya
terdapat objek. Letak pelengkap adalah di belakang objek sehingga
urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah
beberapa contoh pelengkap dalam kalimat yaitu:

a. Sutardji membacakan pengagummya puisi kontemporer.


8

b. Mayang mendongengkan Rayhan cerita si kancil


c. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum
d. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru
e. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil
5. Keterangan (ket)
Keterangan (ket) adalah unsur kalimat yang memberikan
informasi lebih lanjut tentang makna subjek atau predikat.
Keterangan dibagi menjai empat, yaitu:
a. Keterangan tempat
Keterangan tempat merupakan kata yang
menerangkan tempat terjadinya peristiwa atau kegiatan
tertentu. Contoh :
a) Ibu memasak di dapur
b) Ayah membaca koran di ruang tamu
c) Adik bermain sepak bola di lapangan
b. Keterangan waktu
Keterangan waktu merupakan kata yang
menerangkan waktu terjadinya peristiwa atau kegiatan yang
dilakukan subjek. Contoh :
a) Dita berangkat ke kebun binatang tadi pagi
b) Dua minggu yang lalu, Siti berkunjung ke rumah
nenek
c) Sebelum makan, kita harus mencuci tangan
c. Keterangan suasana
Keterangan suasana merupakan kata yang
menerangkan suasana atau situasi dari suatu
perbuatan. Contoh :
a) Suasana malam itu sangat sepi
b) Kami melihat pemandangan pantai yang sangat
indah
c) Dinda merasa senang atas kelahiran adiknya.
9

d. Keterangan cara
Keterangan cara merupakan kata keterangan yang
menjelaskan cara pada suatu aktivitas atau kegiatan. Kata
keterangan cara biasanya diikuti kata “dengan” atau
“secara”. Contoh :
a) Pelari itu berlari dengan kencang
b) Perselisihan antara Bayu dan Bima diselesaikan
secara damai
c) Ana menyebrang jalan dengan hati-hati
C. Syarat-Syarat Kalimat Efektif
Untuk dapat mencapai keefektifan suatu kalimat harus memenuhi
setidaknya enam syarat, yaitu:
1. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan
antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompak. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti
tercantum di bawah ini:
a. Sebuah kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan
jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat
tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan
subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi,
untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan
sebagainya di depan subjek. Contoh:
1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus
membayar uang kuliah. (Salah)
2) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus
membayar uang kuliah (Benar)
b. Tidak terdapat subjek yang ganda
10

Contoh:
1) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para
dosen (salah)
2) Saat itu saya kurang jelas (salah)

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut:

1) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para


dosen
2) Saat itu bagi saya kurang jelas
c. Kalimat penghubung antar kalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal.
Contoh:
1) Kami datang agak terlambat, sehingga kami tidak
dapat mengikuti acara pertama
2) Kakaknya membeli sepeda motor Honda.
Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan


dua cara. Pertama, rubahlah kalimat itu menjadi kalimat
majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung
intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antar kalimat,
sebagai berikut:

1) kami datang agak terlambat, sehingga kami tidak


dapat mengikuti acara pertama atau kami datang
terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama
2) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan
dia membeli sepeda motor Suzuki. Atau Kakaknya
membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia
membeli sepeda motor Suzuki
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
11

Contoh:
1) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu
2) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop
Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
1) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu
2) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting
2. Kepuralelan
Yang dimaksud dengan kepuralelan adalah kesamaan
bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba. Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian
sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk


kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu
dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara
menyejajarkan kedua bentuk itu. Harga minyak dibekukan atau
dinaikkan secara luwex. Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran
karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu
kata pengecatan, memasang.pengujian, dan pengaturan.

Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang


nomial, sebagai berikut: Tahap terakhir penyelesaian gedung itu
adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan,
pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

3. Ketegasan
12

Ketegasan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok


kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan.
Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan
itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat
yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di
awal kalimat)
Contoh: Presiden mengharapkan agar rakyat membangun
bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada
dirinya. Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
b. Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh: bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-
juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak
terlantar. Seharusnya: bukan seratus, seribu, atau sejuta,
tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh: saya suka kecantikan mereka, saya suka akan
kelembutan mereka. Melakukan pertentangan terhadap ide
yang ditonjolkan
4. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif
adalah hemat mempergunakan kata. frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata
yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kuidah tata
bahasa. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.
13

Perhatikan contoh: karena ia tidak diundang, dia tidak


datang ke tempat itu. Hadirin serentak berdiri setelah
mereka mengetahui bahwa presiden datang. Perbaikan
kalimat itu adalah sebagai berikut: karena tidak diundang,
dia tidak datang ke tempat itu. Hadirin serentak bendiri
setelah mengetahui bahwa presiden datang
b. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan
pemakaian superordinat pada hiponimi kata
Perhatikan contoh: la memakai baju warna merah. Kalimat
itu dapat diubah menjadi la memakai baju merah
c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan
kesinoniman dalam satu kalimat
d. Perhatikan kalimat di bawah ini
Dia hanya membawa badannya saja. Kalimat ini dapat
diperbaiki menjadi : dia hanya membawa badannya
e. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak
menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Misalnya: Bentuk tidak baku: para tamu-tamu, beberapa
orang-orang bentuk baku: para tamu, beberapa orang.
5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu
tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima
hadiah
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal,


mahasiswa atau perguran tinggi. Kalimat (b) memiliki makna
ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua
puluh lima ribu rupiah.
14

6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh
karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-
tele. Misalnya: Kita harus dapat mengembalikan kepada
kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur
meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak
sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia
dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen +
verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat
pasif persona.
Contoh: Surat itu saya sudah baca. Saran yang
dikemukakannya kami akan pertimbangkan. Kalimat di atas
tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara
agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk surat itu
sudah saya baca. Saran yang dikemukakannya akan kami
pertimbangkan.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata
seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan
objek penderita
Perhatikan kalimat ini:
1) Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
2) Makalah ini akan membahas tentang desain interior
pada rumah-rumah adat.

Seharusnya:

1) Mereka membicarakan kehendak rakyat


15

2) Makalah ini akan membahas desain interior pada


rumah-rumah adat.
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat
itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat berfungsi
mengungkapkan informasi secara tepat, cepat, dan mudah dipahami dan
mempunyai hubungan kalimat, penekanan dan pengucapannya. Di dalam
penyusunan kalimat efektif sangat perlu diperhatikan struktur kalimat,
kelugasan penyusunan kata serta faktor-faktor lainnya agar kalimat yang
disusun menjadi kalimat utuh yang efektif. Unsur-unsur dalam kalimat
efektif, ialah: subjek (S), predikat (P), objek (0), pelengkap (Pel) dan
keterangan (Ket) dan mengenai syarat-syarat kalimat efektif meliputi:
koherensi, kesatuan, kehematan, paralelisme atau kesejajaran, penekanan,
kevariasian dan logis/nalar.
B. Saran
Kalimat efektif harus memenuhi syarat yang ada agar kalimat
tersebut secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya, serta
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis nya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. (1991). Petunjuk Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Alwi, Hasan dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Badudu, J. S. (1983). Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.

Finoza, Lamuddin. (2002). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Razak, Abdul. (1985). Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

17

Anda mungkin juga menyukai