Anda di halaman 1dari 17

PILIHAN KATA DIKSI

DISUSUN OLEH:

IKRAMMUDDIN
2101040008

MK :
DOSEN :

PRODI AKUA KULTUR FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun

isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Bireuen, 26 Oktober 2021

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kosakata........................................................................ 3
2.2 Jenis Kata Dalam Bahasa Indonesia............................................... 4
2.3 Kata Serapan................................................................................... 7
2.4 Kata Pinjaman................................................................................. 8
2.5 Imbuhan.......................................................................................... 9
2.6 Hubungan Antar Makna.................................................................. 10

BAB III PENUTUP........................................................................................... 13


3.1 Kesimpulan........................................................................................ 13
3.2 Saran.................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diksi merupakan pilihan kata. Pilihan kata yang dimaksud mencakup


pengertian kata untuk menyampaikan ide gagasan. Kata yang digunakan
harus dapat diterima dan dipahami oleh orang lain. Semakin banyak kata yang
dikuasai, maka semakin lancar pula seseorang itu menyampaikan ide atau
gagasannya kepada orang lain. Seorang yang menguasai banyak kosa kata,
maka dengan mudah ia lancar mengadakan komunikasi dengan orang lain.
Seorang pengarang tidak asal menggunakan kata ketika akan menuliskan
ide atau gagasannya. Pengarang akan memilih kata mana yang tepat untuk
menuliskan ide atau gagasannya. Hal tersebut menyangkut kapan, di mana,
dan tujuaan penggunaan kata tersebut. Semua itu dimaksudkan untuk
memberikan tulisan yang menarik perhatian pembaca dengan maksud agar
pesan yang ditulis oleh pengarang dapat disampaikan kepada pembaca.
Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan
oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan
kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi
juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Fraseologi
mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang
menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa
sebagai bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual
atau karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi.
Dengan uraian yang singkat ini, dapat diturunkan tiga kesimpulan utama
mengenai diksi. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata
mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang
tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua,
pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansanuansa maknadari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang

1
dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan
sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau
perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaankata
atau kosa katasuatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah
bahasa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan  latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu permasalahan
yakni:
1. Jelaskan pengertian kosakata?
2. Jelaskan jenis kata dalam bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui pengertian kosakata.
2. Untuk mengetahui jenis kata dalam bahasa Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kosa Kata


Kosakata merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus
diperhatikan dan dikuasai guna menunjang kelancaran berkomunikasi.
Kosakata merupakan salah satu aspek bahasa yang sangat penting keberadaannya.
Dalam kamus besar bahasa indonesia. Kosakata diartikan sebagai,
“perbendaharaan kata”. Selain itu, Rahayu (1999: 6) menyatakan bahwa “kosakata
adalah keseluruhan kata atau perbendaharaan kata atau istilah yang mengacu pada
konsep-konsep tertentu yang dimiliki oleh seseorang atau suatu bahasa dalam
suatu lingkungan. Kosakata merupakan keseluruhan kata yang terdapat dalam
suatu bahasa. Kosakata adalah keseluruhan kata yang tersedia baik Kosakata aktif
yang digunakan oleh pembaca dan penulis maupun Kosakata fasif yang digunakan
oleh pembaca dan pendengar.
Hal sendiri dikemukakan Adiwinarta dalam Husen (1994: 7) bahwa
Kosakata yaitu:
 Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa.
 Kata yang dikuasai oleh seseorang atau kata-kata yang dipakai oleh
segolongan orang dalam lingkungan yang sama.
 Daftar sejumlah kata dan frase dari suatu bahasa yang disusun secara
alfabetis disertai batasan dan keterangan”.
Sedangkan menurut Swahnell (1986: 633): Kosakata atau penggunaan kata
dalam bahasa, buku, karangan atau cabang ilmu pengetahuan dan penyusunan
kata dalam bahasa.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa Kosakata adalah kenyataan kata yang dimiliki seseorang yang mengacu
pada konsep tertentu, memiliki aturan serta kaidah-kaidah tertentu. Dan digunakan
untuk memberi dan menerima informasi.

3
2.2 Jenis Kata Dalam Bahasa Indonesia
Istilah “kata” dalam bahasa sanskerta “katha” yang mempunyai arti
konversasi, bahasa, cerita, atau dongeng. Kata yaitu unit bahasa yang berisikan
arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata bisa diartikan sebagai elemen
terkecil dalam bahasa yang bisa diucapkan atau dituliskan dan merupakan suatu
realisasi dari kesatuan perasaan atau pikiran yang dipakai dalam berbahasa.
Kumpulan atau penggabungan kata akan menjadi frasa, klausa dan kalimat. Kata
mempunyai fungsi menjadi penyusun kalimat. Masing-masing kata mempunyai
arti yang berbeda, arti kata dapat berubah sesuai dengan pemakaiannya pada
kalimat.

1. Kata Kerja (Verba)


Kata kerja atau verba merupakan jenis kata yang memiliki fungsi
menerangkan sebuah tindakan, pengalaman, keberadaan atau seluh bentuk
aktivitas dinamis lainnya. Pada kalimat, kata kerja mempunyai posisi sebagai
predikat. Misalnya suatu contoh jenis kata kerja yaitu makan, minum, lari dan lain
sebagainya. Ciri-Ciri kata kerja antara lain:
o Mempunyai arti perbuatan, kegiatan atau tindakan
o Mempunyai arti proses
o Biasanya diikuti kata benda
o Biasanya diikuti kata sifat atau keterangan
o Biasanya dibentuk dengan imbuhan me-, di-, ber-, ter-, di-ka, ber-an,
memper-an, dan memper-i
o Kata dapat diawali kata yang menyatakan waktu, seperti telah, akan, sedang,
hampir, segera.
o Bisa diperluas dengan cara menambahkan “dengan + kata sifat sesudahnya”
misalnya seperti Rizal berjalan dengan cepat, dan lain-lain.

2. Kata Benda
Kata benda atau nomina merupakan jenis kata yang mengarah pada segala
hal yang dapat dibendakan. Kata benda biasa dipakai untuk menyebutkan
makhluk hidup, benda mati ataupun tempat. Contoh kata benda antara lain
manusia, ilmu, makanan, dan lain-lain. Ciri-ciri kata benda antara lain:

4
o Bisa diperluas dengan menambahkan “yang + kata sifat”, contohnya adalah
motor yang bagus.
o Dibatalkan dengan kata bukan, misalnya seperti bukan kaca.
o Pada kalimat dapat berkedudukan sebagai Subjek (S) dan Objek (O).
Contohnya seperti Rizal membeli mobil baru, dalam kalimat itu kata Rizal
dan Mobil adalah kata benda.

3. Kata Sifat
Kata sifat atau adjektiva merupakan jenis kata yang dipakai untuk
menerangkan sifat atau kondisi suatu hal, seperti makhluk hidup, benda mata,
tempat, waktu ataupun yang lainnya. Dalam pemakaiannya di kalimat, kata sifat
biasa digunakan untuk menerangkan keadaan subjek (S) atau Objek (O) kalimat
tersebut. Ciri-ciri kata sifat adalah:
o Bisa dibatalkan atau yang bersifat dengan kata “tidak” atau “bukan”.
Contohnya tidak baik, tidak pandai dan lain sebagainya.
o Bisa diberikan keterangan penguat, kata penguat yang biasa dipakai antara
lain seperti amat, sangat, paling, sekali, benar. Contohnya sangat luas, amat
banyak dan lain-lain.
o Bisa diberikan penjelasan pembanding. Kata pembanding yang biasa
dipakai antara lain: lebih, kurang, paling. Contohnya adalah: Mobil ini lebih
mahal dari yang itu, Apabila dibandingkan dengan yang ini, rasanya sepeda
motor itu kurang nyaman.

4. Kata Keterangan
Kata keterangan atau Adverbia merupakan jenis kata yang menunjukkan
keterangan (penjelasan) mengenai kata lain (kata bilangan, kata kerja, dan kata
sifat) dalam suatu kalimat. Tetapi kata keterangan tidak dapat menerangkan kata
benda atau kata ganti benda. Pada struktur kalimat, kata keterangan seringkali
dilambangkan dengan K yang artinya keterangan. Ciri-ciri kata keterangan antara
lain:
o Memberikan penjelasan mengenai kata lain
o Tidak dapat dipakai untuk sebagai penjelas kata benda atau kata ganti benda

5
o Seringkali letaknya di awal atau akhir kalimat
o Dapat dipakai untuk seluruh jenis kalimat.

5. Promina (Kata Ganti)


Pronomina terdiri dari 3 jenis kata, yaitu:
o Pronomina penunjuk seperti ini, itu, sanam situ, begitu, begini
o Pronomina persona kata ganti orang, misalkan saya, aku, dia, kamu, engkau,
mereka.
o Pronomina penanya seperti apa, dimana, mengapa, bagaimana, apa, dan
kapan.

6. Numeralia (Kata Bilangan)


Kata bilangan atau numeralia adalah jenis kata yang dipakai untuk
menghitung banyaknya orang, binatang, benda, dan sebuah urutan proses atau
peristiwa. Contoh: sejuta, pertama-tama, kedua, dan sepertiga.

7. Konjungsi (Kata Sambung)


Kata hubung atau konjungsi adalah jenis kata yang berfungsi
menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Macam-macam konjungsi:
o Konjungsi perluasan, misalnya: yang.
o Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa.
o Konjungsi penegasan, misalnya: malahan dan bahkan.
o Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi pula.
o Konjungsi urutan, misalnya: lalu, setelah itu.
o Konjungsi pilihan, misalnya: atau.
o Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: saat, ketika, sejak.
o Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya.
o Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau.
o Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya,
seumpamanya.
o Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.

6
o Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.
o Konjungsi perlawanan, misalnya: tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya,
padahal.

8. Partikel (Kata Sandang)


Kata sandang adalah jenis kata yang bertugas memulai, mempertahankan,
atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsur ini digunakan dalam
kalimat tanya, perintah dan pernyataan.

2.3 Kata Terapan


Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata-kata serapan.
Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata-kata serapan adalah suatu hal yang
dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern
dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya
menimbulkan dampak positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif
yang tidak disadari oleh masyarakat.
Ironisnya, masyarakat kita kurang menyadari itu. Mereka justru
menunjukkan pemahaman yang rendah terhadap pemakaian bahasa. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kesalahan yang berterima. Artinya, pemakaian bahasa
tersebut salah tetapi karena banyak pemakai di masyarakat akhirnya diterima.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad
ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya
sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses
pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa"
apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini menyebabkan berbedanya
Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau
maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan

7
bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui
penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi
sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya
atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas
di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat
resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa
Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

2.4 Kata Pinjaman


Bahasa Indonesia berbagi sebagian besar kosa katanya dengan bahasa lain
dari seluruh dunia dan juga dari wilayah-wilayahnya. Penutur Bahasa Portugis
atau Belanda akan menyadari kata-kata yang hampir identik dalam bahasa
tersebut, sementara penutur Bahasa Melayu di wilayah Asia Selatan dan Tenggara
sangat menyadari kesamaannya. Seiring dengan penyerapan kata-kata Bahasa
Inggris modern, Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang sangat dinamis yang
terdiri dari pengaruh kuno, kolonial dan modern, yang masih terus berkembang
dan berubah saat ini.
Bahasa Indonesia yang kita kenal saat ini berakar pada Bahasa Melayu,
yang juga dipakai di Malaysia, Sri Lanka dan Selatan Thailand. "Bahasa
Indonesia itu nama baru yang diberikan untuk bahasa yang sama dengan bahasa
Melayu, dan nama baru itu mulai dipakai tahun 1928 untuk keperluan
pembentukan bangsa yang baru," ujarnya. Uniknya, Djenar mengatakan bahwa
tidak ada inti, atau Bahasa Melayu yang 'asli', karena bahasa itu secara historis
digunakan dalam berbagai dialek di seluruh kawasan tersebut. "Bahasa Melayu
yang asli betul-betul murni itu sebenarnya tidak ada, dalam artian bahwa yang
asli, yang tidak bercampur apapun itu adalah sebuah rekonstruksi abstrak yang
diciptakan oleh ilmuwan-ilmuwan untuk mencoba mengerti apa sih sebetulnya
yang paling asli dari berbagai dialek, berbagai ragam bahasa Melayu ini." Selain
berakar pada Bahasa Melayu, Bahasa Indonesia juga memiliki kecenderungan

8
kuat untuk 'meminjam' kata-kata dari bahasa lain, dan kemudian menyerap kata-
kata itu menjadi kosa katanya. "Pertama-tama kata itu kita pinjam, kemudian kita
adaptasi," ujarnya. "Entah pengucapannya, entah pemakaiannya itu disesuaikan
dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Dari situ kemudian berkembang menjadi
yang namanya kata serapan."
Oleh karenanya, Bahasa Indonesia juga berbagi banyak kata dengan
Bahasa Portugis, seperti dalam video di atas, dan beberapa lainnya seperti:
 Palsu (Bahasa Indonesia)/Falso (Bahasa Portugis), (Bahasa Inggris: False)
 Perangko/Pranco (Stamps)
 Pigura/Figura (Frame)
 Pesta/Festa (Party)
 Terigu/Trigo (Flour)
 Cerutu/Charuto (Cigar)

2.5 Imbuhan
Afiksasi atau imbuhan adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah
dasar atau bentuk dasar, afiksasi adalah proses penambahan afiks pada sebuah
kata dasar berupa morfem terikat dan dapat ditambahkan pada awal kata.”
Afiksasi ialah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk
tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata. Berdasarkan beberapa
pengertian yang afiksasi yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan
afiksasi yaitu sebuah proses penambahan afiks di dalam kata dasar dan
penambahan afiks tersebut bisa saja menyebabkan pembubuhan pada kata dasar.
Kata imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar,
baik di awal, di akhir, di tengah atau gabungan di antara ketiganya untuk
membentuk kata baru, sehingga berhubungan dengan kata pertama. Imbuhan
berasal dari kata dasar imbuh, yang Artinya tambahan tidak banyak. Imbuhan
mendapat surfiks atau akhiran-an di akhir. Dalam Bahasa Indonesia, imbuhan juga
disebut sebagai afiks yang menjadi unsur penting dalam mengubah bentuk kata,
jenis kata dan maknanya. Selain itu, dapat juga diartikan sebagai bentuk linguistik
di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata maupun pokok
kata. Imbuhan mengubah leksem menjadi kata yang mempunyai arti lengkap,

9
seperti memiliki subjek, predikat dan objek. Proses pemberian imbuhan itulah
yang disebut afiksasi.
Misalnya kata dasar minum, yang akan berubah makna bila diberi
imbuhan-an di akhir kata menjadi “minuman”. Karena, minum merupakan bentuk
kata kerja dan minuman merupakan bentuk kata benda yang Artinya pasti
berbeda. Sehingga kata imbuhan atau afiks memiliki peranan penting dalam
pembentukan kata dasar menjadi kata jadian yang sudah diberi imbuhan. Para ahli
pun memiliki pandangannya masing-masing mengenai kata imbuhan.
o Menurut Kridalaksana mengatakan imbuhan adalah proses yang mengubah
leksem menjadi kata kompleks. Ia mendeskripsikan imbuhan sebagai proses
atau hasil penambahan afiks atau imbuhan pada dasar.
o Menurut Putrayasa: afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan
kata dengan membubuhkan afiks atau imbuhan pada bentuk dasar, baik
bentuk dasar tanggal maupun kompleks
o Menurut Ramlan juga mengatakan proses afiksasi sebagai proses
pembubuhan afiks atau imbuhan. Menurutnya, satu satuan yang dibubuhkan
afiks atau imbuhan disebut bentuk dasar.
Kesimpulannya, pengimbuhan atau afiksasi adalah proses pembentukan
kata dengan membubuhkan kata imbuhan pada kata dasar sehingga memiliki
bentuk dan makna yang berbeda.

2.6 Hubungan Antar Makna

Hubungan antar makna ternyata terdapat kata yang bertentangan


maknanya, hal ini di bahas dalam bagian anonimi. Selain itu terdapat pula bentuk
yang sama tetapi makna berbeda, sementara ada kata yang dalam bentuknya
berbeda namun maknanya lebih dari satu, makna dianggap merupakan bagian dari
makna suatu ungkapan lain, hal-hal tersebut dibicarakan dalam bagian homonimi,
sinonimi, polisemi, dan hoponimi.
Hubungan antar makna akan tampak pula jika kata yang akan dirangkai
satu dengan yang lainnya sehingga akan terlihat makna dalam pemakaian bahasa.
Makalah ini terdapat rumusan masalah yaitu apa perbedaan anonimi, sinonimi,
homonimi, polisemi, hoponimi dan apa prinsip-prinsip dalam hubungan antar

10
makna. Tujuan makalah ini adalah mengetahui perbedaan antara antonimi (lawan
kata), sinonimi (persamaan kata), homonimi, polisemi, hoponimi dan prinsip-
prinsip hubungan antar makna.
o Pengertian sinonim (persamaan kata): Sinonim adalah suatu kata yang
memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama
atau mirip. Sinomin dapat juga disebut sebagai persamaan kata atau padanan
kata. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sinonim bahasa Indonesia:
 Tidak semua kata dalam bahasa Indonesia memiliki sinonim. Misalnya kata
salju, batu, kuning, beras, tidak mempunyai sinonim.
 Kata-kata bersinonim pada bentuk dasar tetapi tidak pada bentuk jadian.
Mislanya kata benar dan betul, tetapi kata kebenaran dan kebetulan tidak
bersinonim.
 Kata-kata yang tidak mempunyai sinonim pada bentuk dasar tetapi memiliki
sinonim pada bentuk jadian. Misalnya kata jemur tidak mempunyai sinonim
tetapi kata menjemur ada sinonimnya, yaitu mengeringkan, dan berjemur
besinonim dengan berpanas.
 Ada kata-kata yang yang dalam arti sebenarnya tidak mempunyai sinonim,
tetapi dalam arti kiasan justru mempunyai sinonim, misalnya kata hitam
dalam arti sebenarnya tidak mempunyai sinonim, tetapi dalam arti kiasan
hitam bersnonim dengan gelap, buruk, jahat.
o Pengertian antonim (lawan kata): Antonim adalah ungkapan (bisa berupa kata,
tetapi dapat juga berbentuk frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap
kebalikan dari makna ungkapan lain. Antonimi sering disebut dengan lawan
kata, maksudnya maknanya kebalikan dari makna ungkapan lain. Antonim
adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut
juga dengan lawan kata.
o Pengertian homonim: Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani kuno onoma
yang artinya nama dan homo yang artinya sama. Secara harfiah homonimi
dapat diartikan sebagai nama sama untuk benda atau hal lain. secara semantik,
Verhaar (1978) memberi definisi homonimi sebagai ungkapan (berupa kata,
frase atau kalimat ) tetapi maknanya tidak sama. Umpamanya antara kata pacar

11
yang berarti inai dengan pacar yang berarti kekasih. Dan antara kata bisa yang
berarti racun ular dengan kata bisa yang berarti sanggup, dapat.
o Pengertian homofon: Homofon berasal dari kata homo berarti sama dan foni
(phone) berarti bunyi/suara. Homofon Adalah suatu kata dimana lafal/bunyinya
sama, namun memiliki tulisan dan arti yang berbeda.
o Pengertian homograf: Homograf berasal dari kata homo berarti sama dan graph
berarti tulisan. Homograf adalah suatu kata dimana tulisannya sama, namun
lafal/bunyi serta artinya berbeda.
o Pengertian polisemi: Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti
lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan
suatu kata.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pengertian kosakata: Kosakata merupakan salah satu aspek kebahasaan


yang harus diperhatikan dan dikuasai guna menunjang kelancaran
berkomunikasi. Kosakata merupakan salah satu aspek bahasa yang sangat
penting keberadaannya. Dalam kamus besar bahasa indonesia.

2. Jenis kata dalam bahasa Indonesia:


o Kata Kerja (Verba)
o Kata Benda
o Kata Sifat
o Kata Keterangan
o Promina (Kata Ganti)
o Numeralia (Kata Bilangan)
o Konjungsi (Kata Sambung)
o Partikel (Kata Sandang)

3.2 Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan
makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan
kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat
kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan  mahasiswa dan mahasiswi
memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang
disampaikan mudah dipahami dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Bandung : Rineka


Cipta.
Moeliono, Anton, 1991. Santun Bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugono, Dendy, 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta.
Amran, Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika
Pressindo.
Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta.
Rahaedi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi. Erlangga. Jakarta
Pateda, Mansoer. 2010. Semantik. Leksikal. Bandung : Rineka Cipta.

14

Anda mungkin juga menyukai