Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

SAMBUNG PUCUK BUNGA KERTAS


(Grafting Bougenville)

Disusun Oleh:

DEA WAHDINI
1801010016

Dosen Pembimbing Lapangan:


BAIHAQI, S.TP., M.Si
NIDN. 131568901

KULIAH KERJA MAHASISWA TEMATIK (KKMT)


FAKULTAS PERTANIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ALMUSLIM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun

isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan laporan ini.

Bireuen, 29 Desember 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3


2.1 Morfologi Bunga Kertas (Bougenvillea Spectabili)......................... 3
2.2 Cara Stek/Sambung Pucuk Bunga Kertas........................................ 5

BAB III METODE........................................................................................... 7


3.1 Lokasi Percobaan............................................................................. 7
3.2 Alat dan Bahan yang digunakan....................................................... 7
3.3 Langkah Kerja.................................................................................. 7

BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 8
4.1 Kesimpulan........................................................................................ 8
4.2 Saran.................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Tanaman yang disetek, dipotong disalah satu bagiannya. Stek batang
merupakan perbanyakan tanaman yang menggunakan potongan batang, cabang,
atau ranting tanaman induknya. Untuk dapat meningkatkan keberhasilan dalam
memperbanyak tanaman secara vegetatif seperti cangkok dan stek, dikembangkan
hormone yang dapat mempercepat pertumbuhan akar tanaman (Frasiskus, 2006).
Tanaman merupakan mahluk hidup yang dapat menghasilkan buah yang
dapat kita manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari baik dalam menyediakan gizi,
vitamin serta segi keindahan (estetika) yang terkandung terdapat pada morfologi
tanaman tersebut. Tanaman dapat kita kembangbiakan dari biji yang terdapat pada
buah. Tetapi tanaman yang bersal dari buah ini akan banyak menimbulkan sifat
variasi yang akan tidak sama dengan induknya. Pebanyaan tanaman secara
vegetatif alamiah adalah perbanyakan tanaman tanpa perkawinan atau tidak
menggunakan biji tanaman induknya yang terjadi ata campur tanan manusia.
Perbanyakan secara alami akan menimbulkan variasi yang berbeda-beda untk di
jadikan tanaman yan menghasilkan (Nugroho, 1992).
Untuk itu salah satu aternatif yang dapat menghasilkan tanaman yang sifat
ginetik sama dengan induknya yaitu menggunakan perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Perbanyakan vegetatif buatan merupakan perkembangbiakan tanaman
tanpa melalui perkawinan. Proses perbanyakan secara vegetative buatan
melibatkan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan
cara vegetative buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Perbanyakan
tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara
menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa
pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup
mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan menggunakan pisau
yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus.. Ketika
membuat potongan meruncing.

1
Hendaknya kita usahakan potongan itu sedikit menyentuh again mata
tunas, dengan demikian nantinya stek yang diharapkan akan berhasil.
Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan
menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga
menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman
buah-buahan. Dengan kata lain setek  atau potongan adalah menumbuhkan
bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru (Yustina, 1994).
1) Keuntungan bibit dari setek adalah:
 Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama
dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan
rasanya. Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang
permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal setek tidak
mempunyai akar tunggang.
 Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan
yang praktis dan mudah dilakukan.
 Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak
memerlukan teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
2) Kerugian bibit dari setek adalah:
 Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin
kencang tanaman menjadi mudah roboh.
 Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan
kekeringan.

1.2.  Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu:
Jelaskan bagaimana cara stek/sambung pucuk bunga kertas?

1.3.  Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan
pembahasannya yaitu untuk mengetahui cara stek/sambung pucuk bunga kertas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Bunga Kertas (Bougenvillea Spectabili)


Penyetekan adalah suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari
tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ
tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna
dalam waktu yang relative cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya.
Pembiakan dengan cara stek ini pada umumnya dipergunakan mengekalkan klon
tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan
tanaman (Wudiyanto, 1988).
Hal semacam ini biasanya banyak dilakukan oleh orang perkebunan buah-
buahan dan tanaman hias. Alasannya, karena bahan untuk membuat setek ini
hanya sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit tanaman dalam jumlah banyak.
Tanaman yang dihasilkan dari setek biasanya mempunyai dalam ukur, ukuran
tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan sifat-sifat lainnya. Selain itu juga
diperoleh tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang telah mampunyai akar,
batang, dan daun dalam waktu yang relatif singkat. Setek sangat sederhana, tidak
memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja.
Berikut ini adalah klasifikasi dan morfologi bunga kertas (Bougenvillea
spectabili):
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Mangoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougenvillea spectabilis

3
1. Morfologi akar bunga kertas
Akar tanaman bunga kertas adalah akar tunggang yang tumbuh secra vertikal,
lalu ada akar cabang yang tumbuhnya melebar hingga kedalaman 80 cm

2. Morfologi batang bunga kertas


Tanaman bunga kertas adalah tanaman perdu tegak yang tumbuh tegak urus
mencapai 2 sampai 4 meter tingginya. Batang tanaman bunga kertas bersifat
kayu, bentuknya bulat dan terdapat duri-duri berukuran kecil. Percabangan
bunga kertas adalah monopodial. Warna batang bunga kertas adalah cokelat.

3. Morfologi daun bunga kertas


Daun bunga kertas berbentuk melebar dan bulat higga memanjang. Tepi daun
bunga kertas merata. Pertulangan daunnya menyirip atau bertulang tiga
hingga limma. Daun pelindung duduk, berbentuk bulat oval dan memiliki
panjang kira-kira antara 1,5 sampai 4 cm.

4. Morfologi bunga kertas


Bunga kertas termasuk golongan bunga tidak lengkap, karena hanya terdiri
dari tenda bunga, bunga, tangkai, kepala putik, tangkai putik, benang sari, dan
tangkai sari. Bunga ini tumbuh pada ketiak daun. Bunga kertas adalah bunga
majemuk yang berbentuk seperti payung yang bersusun. Bunga kertas
tersusun dalam anak payung yang bertangkai dan berjumlah 1 sampai 7 anak
payung, masing-masing anak payung tadi terdari 3 bunga, kemudian anak
payung terkumpul menjadi malai. Tanda bunga berbentuk seperti tabung segi
lima, berambut, berwarna hijau dan panjangnya berkisar 1,5 sampai 2,5 cm.
Bagian bawah tenda bunga agak melembung dan bagian atas rontok.

2.2 Cara Stek/Sambung Pucuk Bunga Kertas


Bunga kertas memiliki beragam warna, antara lain merah terang, merah
pucat, oranye, putih, ungu, dan masih banyak lagi. Perbedaan warna tersebut
umumnya dihasilkan dari pohon yang berbeda. Akan tetapi seiring dengan
berkembangnya teknologi pertanian, kini sering kita jumpai beragam warna bunga

4
kertas yang terdapat dalam satu pohon. Untuk membuatnya ternyata cukup mudah
yaitu dengan melakukan sambung pucuk/grafting pada tanaman bunga kertas,
dengan memilih entres dari tanaman yang memiliki warna bunga yang diinginkan.
Pada prinsipnya, sambung pucuk/grafting adalah menggabungkan dua bagian
tanaman yang masih hidup sedemikian rupa sehingga keduanya dapat bergabung
menjadi satu tanaman yang utuh yang memiliki sifat kombinasi antara dua organ
atau jaringan yang digabungkan tersebut.
Dua bagian tanaman yang disatukan pada umumnya adalah batang bawah
dan batang atas. Bagian batang bawah yang memiliki perakaran dan menerima
sambungan disebut dengan rootstock, understock, ataupun stock, sedangkan
bagian atas yang digunakan untuk menyambung disebut dengan entres. Dua
bagian tersebut harus siap dalam waktu bersamaan, bagian yang pertama adalah
batang bawah yang bertugas untuk bertanggung jawab dalam sistem perakaran
dan yang kedua adalah batang atas yang didapatkan dari pohon induk untuk
kemudian disambungkan ke batang bawah. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai sambung pucuk bunga kertas selengkapnya, mari simak penjelasannya
berikut ini:
1) Persiapan Entres: Pohon induk bunga kertas yang akan diambil entresnya
harus berasal dari tanaman yang sehat serta terbebas dari serangan hama dan
penyakit dan tentunya dengan warna bunga yang berbeda dari tanaman yang
ada. Ambil entres dari pohon induk berupa cabang yang tidak terlalu tua dan
tidak pula terlalu muda, ujungnya tidak sedang tumbuh (tidak terdapat daun
muda/cabang dorman), potong entres dari pohon induk sepanjang 20-25 cm.
Pangkas semua daun dan bunganya jika ada untuk mencegah terjadinya
penguapan yang tinggi, sisakan beberapa daun di ujungnya. Pada saat
pemangkasan daun lakukanlah dengan hati-hati agar tidak mengenai mata
tunas, karena mata tunas berada pada ketiak daun.

2) Tahap Penyambungan: Tentukan dahan dari tanaman bunga kertas (batang


bawah) yang akan disambung, pilih dahan yang telah tua, kemudian potong
dahan tersebut. Dahan yang telah dipotong kemudian dibelah sekitar 2-2,5 cm
dengan menggunakan pisau atau cutter tepat di tengah sehingga kedua sisinya
sama.

5
Entres yang sudah siap untuk disambungkan kemudian disayat kanan
kirinya agar membentuk lancip seperti baji. Sisipkan entres pada belahan batang
bawah, upayakan ukuran batang atas dan bawah kurang lebih sama, usahakan
sambungan serapat mungkin dan tidak terdapat rongga. Kemudian ikat
sambungan, jika menggunakan plastik es untuk mengikat maka ditarik terlebih
dahulu agar memanjang kemudian dibelah menggunakan cutter/pisau. Ikat
sambungan menggunakan plastik PE atau plastik es tersebut, dengan cara
melilitnya yang dimulai dari bagian bawah ke atas dengan sistem pemasangan
genting. Sungkup sambungan menggunakan plastik transparan untuk menghindari
masuknya air yang berlebihan pada sambungan dan agar terhindar dari hama yang
dapat merusak sambungan, ikat sungkup agar tidak mudah lepas.
Plastik sungkup dapat dibuka jika sambungan telah tampak berhasil yang
ditandai dengan entres yang teap hijau dan tidak layu, biasanya 1-2 minggu sejak
penyambungan, adapaun untuk pengikat sambungan dapat dibuka jika sambungan
sudah benar-benar menyatu.

6
BAB III
METODE

3.1 Lokasi Percobaan


Percobaan ini dilaksanakan di Desa Cot Jrat, Kecamatan Kota Juang,
Kabupaten Bireuen. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2021.

3.2 Alat dan Bahan

Alat :
o Pisau Cutter
o Tali
o Plastik okulasi PE 02

Bahan :
o Batang bunga kertas (atas bawah)
o Induk bunga kertas

3.3 Langkah Kerja


Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan grafting
sebagai berikut : sediakan batang bawah dan batang atas yang akan disambung
pucuknya, kemudian pisahkan batang bawah dengan pucuknya, setelah itu belah
bagian tanaman bunga kertas yang akan digrafting sekitar 1-2 cm, kemudian
runcingkan batang atas dengan silet atau cutter sampai berbentuk huruf V kira-
kira sekitar 1-2 cm, setelah batang bawah dan batang atas sudah siap, sambung
kedua batang tersebut sesuai dengan posisinya, yaitu kambium dari masing-
masing batang harus saling bertempelan atau saling menyatu, setelah disambung,
ikat batang yang disambung dengan menggunakan tali plastik, setelah ikat,
bungkus atau tutup bagian atas yang disambung tadi dengan menggunakan
kantong plastik es sebagai sunggkup agar udaranya lembab dan agar tidak
kemasukan air, dan setelah disungkup disimpan di tempat yang lembab dan
terhindar dari sinar matahari.

7
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Cara Stek/Sambung Pucuk Bunga Kertas:


o Bunga kertas memiliki beragam warna, antara lain merah terang, merah
pucat, oranye, putih, ungu, dan masih banyak lagi. Perbedaan warna
tersebut umumnya dihasilkan dari pohon yang berbeda. Akan tetapi seiring
dengan berkembangnya teknologi pertanian, kini sering kita jumpai
beragam warna bunga kertas yang terdapat dalam satu pohon. Untuk
membuatnya ternyata cukup mudah yaitu dengan melakukan sambung
pucuk/grafting pada tanaman bunga kertas, dengan memilih entres dari
tanaman yang memiliki warna bunga yang diinginkan. Pada prinsipnya,
sambung pucuk/grafting adalah menggabungkan dua bagian tanaman yang
masih hidup sedemikian rupa sehingga keduanya dapat bergabung menjadi
satu tanaman yang utuh yang memiliki sifat kombinasi antara dua organ
atau jaringan yang digabungkan tersebut.
o Dua bagian tanaman yang disatukan pada umumnya adalah batang bawah
dan batang atas. Bagian batang bawah yang memiliki perakaran dan
menerima sambungan disebut dengan rootstock, understock, ataupun
stock, sedangkan bagian atas yang digunakan untuk menyambung disebut
dengan entres. Dua bagian tersebut harus siap dalam waktu bersamaan,
bagian yang pertama adalah batang bawah yang bertugas untuk
bertanggung jawab dalam sistem perakaran dan yang kedua adalah batang
atas yang didapatkan dari pohon induk untuk kemudian disambungkan ke
batang bawah.

8
4.2 Saran
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
pelaporan. Dan dalam penulisan dan penyusanan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu pelaporan mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun agar dalam pembuatan laporan yang berikutnya dapat
menjadi lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1991. Budidaya Tanaman Bunga Kertas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Frasiskus, Harum. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif


Tanaman Buah. Bogor : World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock
International.

Nugroho H. 1992. Perbanyakan, dan Perawatan Tanaman. Bogor : PT Gramedia.

Tani, M. 2015. Klasifikasi dan Ciri-Ciri Morfologi Bunga Kertas. Sumber :


www.materipertanian.com. Diakses pada tahun 2015.

Wudiyanto, Nanda. 1988. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta :


Penebar Swadayana.

Yustina, E. W.1994. Jenis dan Budidaya. Depok : Penebar Swadayana.

10
LAMPIRAN

11
12
13
14
15
Link Video:
https://www.instagram.com/reel/CYLoYqxpkhE/?utm_medium=copy_link

16

Anda mungkin juga menyukai