Anda di halaman 1dari 28

1

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TATA BAHASA INDONESIA DALAM PENYUSUNAN KARYA

Disusun Oleh :
Sri Nur Winda
PO7120121102
TK 1.B
Dosen Pembimbing : Dr. Sakdiah Wati, M.Pd

D III KEPERAWATAN PALEMBANG


POLTEKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat penguasa seluruh alam yang tiada
lain dan tak ada yang lain kecuali Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat, taufik,
hidayah, serta inayah-Nya, kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Bahasa
Indonesia dengan judul Tata Bahasa Indonesia dalam penyusunan karya.
Kami selaku penyusun makalah bagaimanapun juga tak bisa memendam ucapan
terima kasih kepada Dr. Sakdiah Wati, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini,
Materi yang kami paparkan dalam makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Palembang, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….…......…… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………......…...… ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………….....................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan…………………………………………………...……..........….1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tata Bahasa…………………………………………….....……...…….2
2.2 Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Tullis Ilmiah……...….…. 4
2.3 Pemakaian Kata dan Kallimat………………………………....…...…..9
2.4 Pemakaian Paragraf dalam Bahasa Indonesia………………….......… 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………............................. 21
3.2 Saran…………………………………………...………...........…….… 21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...…………..... 22

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tata bahasa merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan dalam stuktur bahasa.
Stuktur bahasa itu meliputi bidang-bidang tata bunyi, tata bentuk, tata kata, dan tata kalimat
serta tata makna. Dengan kata lain bahasa meliputi bidang-bidang fonologi, morfologi, dan
sintaksis (Keraf, 1994:27). Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk
menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat
(Chaer, 2000:140).
Dari pengertian tersebut, maka kata penghubung sangatlah diperlukan untuk
memperjelas kalimat, karena kata penghubung merupakan rambu-rambu bahasa tulis yang
berpengaruh dalam pembuatan kalimat atau karangan. Suatu karangan deskripsi akan sulit
dimengerti jika dalam karangan deskripsi tidak dibubuhi kata penghubung.
Penyebabnya menurut tata bahasa baku adalah tidak mengenalnya strategi pembuatan
kalimat. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan
sebagaialat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secaratulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi
ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di
segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan
tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat,
dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat
menggunakanmedia tersebut secara baik dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Tata Bahasa ?
2. Bagaimana pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah ?
3. Bagaimana Pemakaian Kata dan Kalimat ?
4. Bagaimana cara pemakaian Paragraf dalam Bahasa Indonesia ?
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan Apa itu Tata Bahasa
2. Mendeskripsikan Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah
3. Mendeskripsikan Pemakaian Kata dan Kalimat
4. Mendeskripsikan cara pemakaian Paragraf dalam Bahasa Indonesia

1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tata Bahasa
Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur.
Penggunaan bahasa ilmuan ini merupakan bagian dari bidang ilmu Yang mempelajari bahasa
yaitu linguistik.

2.1.1 Diksi
Diksi dan kalimat menuju sasaran seperti contoh berikut : Frase Pengganti seni
penulisan ilmiah tidak menggunakan pesan pesan tersirat, tetapi tersurat. Oleh karenanya,
bahasa yang Anda gunakan harus konkrit, tersusun/ eksplisit, dan jelas dalam
mendeskripsikan isi. Tulisan ilmiah dikatakan bagus jika mampu mendefinisikan rincian
observasi atau penelitian yang telah dilakukan. Karya tulis ilmiah mempunyai format yang
universal sehingga tidak terdapat penyimpangan isi tentang topik yang dibahas. harus
terumus dengan baik dan mudah dimengerti. Ketika anda menyusun tulisan ilmiah sebaiknya
buatlah agar pesan yang disampaikan akurat dan pembaca tidak terjebak pada bahasa yang
digunakan . Agar dapat menyampaikan pesan dengan akurat maka anda harus melatih diri
untuk tidak memasukkan kata kata yang emosi atau pendapat pribadi dan bias dalam tulisan.
Anda harus melakukan penyederhanaan ekspresi Berbahasa, misalnya mengganti frase-frase
yang panjang menjadi pendek dan langsung
A. Sejumlah Besar
1. Teramat sangat penting
2. Hampir tiada bandingnya
3. Besarnya lebih dari
4. Mengingat fakta bahwa
B. Banyak
1. Sangat penting
2. Jarang
3. Kali lipat
C. Meskipun
Karena selain penggunaan kata , kalimat yang Anda pakai pun harus efektif
dan mampu menyampaikan pesan secara langsung. Contohnya adalah sebagai
berikut :
1. “Maka Oleh karenanya tidak diharapkan bahwa...” seharusnya,, Hasil
3
penelitian ini menyarankan bahwa …”

2. “Guru seharusnya mempunyai peran sebagai …” seharusnya “ Guru


seharusnya berperan sebagai… ”
3. Gunakan angka
Angka mempunyai properti yang cocok untuk penulisan ilmiah
karena
tepat Objektif, tidak ambigu, dan tanpa emosi. Angka dapat digunakan untuk
mendeskripsikan banyak hal di dunia nyata, misalnya luas,jarak, dan ukuran.
Oleh karena Kata sifat dalam bentuk angka merupakan alat deskripsi yang
ideal dalam bidang IPTEK, maka anada dapat menjelaskan kata sifat yang
dipakai dengan menggunakan angka sebagai contoh “tinggi” dapat
dideskripsikan dengan ,,lebih dari 2 meter” atau mungkin ,,berat”
dideskripsikan dengan ,, kurang dari 100 kg” , dan sebagainya. Bahkan untuk
kata yang sifatnya sangat subjektif, misalnya ,,pandai” dapat diterangkan
Dengan skala nilai 0 sampai 10.
4. Gunakan kata kata objektif
Tentu saja angka tidak dapat ditulis secara tersendiri. Ketika kata kata
yang dapat mendeskripsikan bahwa suatu hal dapat dihitung, maka anda
harus mencari pilihan kata yang paling objektif menggambarkan hal tersebut.
Kebiasaan menulis dapat membantu Anda untuk menghilangkan istilah-
istilah yang sifatnya relatif atau subjektif kebiasaan tersebut misalnya dengan
cara tidak menggunakan :
1. Ekspresi yang batasannya tidak jelas, seperti beberapa, jangka panjang,
sungguh, jangka pendek, sesuatu,semacam, sangat , dan sebagainya.
2. Kata kata yang mengekspresikan pendapat pribadi, sperti tentunya,
elok, pastilah, mengecewakan, semoga, sayangnya, dan sebagainya.
3. Kata-kata yang pada hakikatnya hanya merupakan ,,Fuller” atau
sisipan, seperti baiklah, pada dasarnya, ternyata, dan sebagainya.

2.1.2 Paragraf sebagai unit eksposisi (paparan)


Setiap paragraf membuat satu topik dalam karya tulis ilmiah, tiap tiap paragraf harus
4
mengandung gagasan utama dan setiap jeda antar paragraf dapat diumpamakan sebagai
waktu bagi pikiran untuk menghela nafas.Sebagian besar pembaca menyerap gagasan teks
dalam porsi yang kecil dan paragraf ilmiah harus tercakup dalam porsi yang kecil tersebut.
Anda dapat memperkirakan daya serap suatu paragraf dengan melihat jumlah Kalimatnya.
Jumlah ideal kalimat dalam sebuah paragraf adalah 4 sampai 5 Kalimat. Oleh karena itu,
Anda harus menyederhanakan paragraf agar pembaca dapat bernafas dan mengistirahatkan
pikiran sejenak. Struktur Paragraf :
1. Kalimat utama
Paragraf dalam tulisan ilmiah dimulai dengan menyatakan gagasan utama.
Maka, Kalimat utama memberitahukan pembaca tentang fokus sebuah paragraf.
Kalimat utama dapat berada di awal paragraf (deduktif) dan di akhir paragraf
(induktif)
2. Kalimat Penjelas
Kalimat lainnya adalah Kalimat penjelas, yakni Kalimat yang menjelaskan gagasan
utama. Anda dapat menyusun kalimat-kalimat tersebut untuk :
1) Memberikan contoh-contoh poin penting
2) Menjelaskan contoh-contoh tersebut
3) Mengingatkan Pembaca bahwa poin penting tersebut merupakan
bagian dari pokok bahasan yang lebih luas
4) Menyoroti implikasi poin-poin utama
3. Koherensi
Ilmuan harus bisa membaca paragraf anada tanpa jeda, maka tulisan dalam paragraf
tersebut harus mempunyai alur. Agar tulisan Anda tetap mengalir, setiap kalimat harus
terangkai dengan Kalimat selanjutnya, Hal ini dapat anda ciptakan misalnya dengan
menempatkan subjek atau objek Kalimat sebelumnya menjadi subjek atau objek pada
Kalimat selanjutnya. Kepaduan dan kesatuan antar Kalimat dalam paragraf ini dikenal
dengan istilah koherensi. Isi Kalimat penjelas harus Senantiasa menjelaskan Kalimat utama.
Dengan konsep yang sama pada kohesi antar Kalimat, Anda dapat menciptakan kesatuan dan
keutuhan antar paragraf atau lebih dikenal dengan kohesi antar paragraf .Hal ini ditujukan
agar alur antarparagraf tetap padu, Kohesi antar Paragraf ini biasa diciptakan dengan
menggunakan kata penghubung yang seakan -akan menjadi jembatan penghubung

2.2 Pemakaian Bahasa Indonesia Dalam Karya Tulis Ilmiah


Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu Masalah tertentu
5
dengan menggunakan kaidah kaidah keilmuan yaitu menggunakan metode ilmiah di dalam
membahas Permasalahan mnyajikan kajiannya dengan menggunakan bahasa baku dan tata
tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang meliputi :
1) Bersifat objektif.
2) Logis.
3) Empiris.
4) Sistemik.
5) Lugas.
6) Jelas dan konsisten.
Sesuai dengan ciri-ciri tersebut tulisan yang termahal dalam jenis karya ilmiah di antaranya
ialah :
1) Makalah (paper).
2) Artikel ilmiah.
3) Laporan akhir dan laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, dan di sertai).
Dari pengertian tersebut jelas sekali bahwa sebuah tulisan ilmiah harus memenuhi kriteria
keilmiahan tertentu serta kriteria kebahasaan yang tertentu pula. Sifat objektif, logis,
sitematik, lugas, dan jelas dalam sebuah karya tulis ilmiah dapat dicapai hanya dengan bahasa
yang tepat. Isi atau gagasan yang sangat bagus jika disampaikan dengan bahasa yang kurang
tepat atau kurang bagus akan berakibat pada kurangnya pemahaman pembaca terhadap ide
atau gagasan yang disampaikan oleh penulis.
Oleh karena itu, faktor bahasa dalam karya ilmiah menjadi salah satu faktor yang sangat
untuk dipersiapkan . untuk mencapai kualitas tulisan ilmiah yang baik khususnya di liat dari
segi bahasanya, perlu kiranya dipahami bahwa bahasa Indonesia dalam karya ilmiah
mempunyai beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan bahasa Indonesia
dalam penulisan karya ilmiah.
Bahasa tulis ragam ilmu pengetahuan memiliki ciri-ciri yaitu : pilihan kata dan peristilaha
nnya tepat, Kalimat efektif dan penataan nya dalam paragraf baik, penalaran dan
sistematikanya bagus, pemaparan dan gaya bahasanya menarik
(Markhamah, Prayitno, dkk,2009)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk karya tulis
ilmiah adalah sebagai berikut.
1. Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam tulis ragam ini
mengharuskan penggunaan yang utuh, terutama kata yang mengandung afiksasi atau
pengimbuhan.
6
Sesuai Tidak sesuai
Berkerja Kerja
Menjual Jual
Tidak Nggak atau tak
Bukan kan
Memang Emang

Dalam rangka tulisan peran tanda baca atau pungtuasi menjadi sangat penting.Perhatikan
Kalimat (1) dan (2) berikut!
1) Peninggalan Kerajaan Majapahit, yang ada di Probolinggo, sekarang sudah rusak
parah .
2) Peninggalan Kerajaan Majapahit yang ada di Probolinggo sekarang sudah rusak
parah.
Dalam kalimat (1), anak Kalimat yang ada di Probolinggo, yang ditulis di antara dua
tanda koma, hanyalah merupakan keterangan tambahan dan tidak membatasi frasa
Peninggalan Kerajaan Majapahit. Sebaiknya, pada Kalimat (2) anak Kalimat yang sama
membatasi pengertian peninggalan Kerajaan Majapahit. Implikasinya dari perbedaan ini ialah
bahwa dalam kalimat (1) Kerajaan Majapahit hanya mempunyai satu satunya peninggalan
sejarah dan peninggalan itu ada di Probolinggo, sedangkan pada Kalimat (2) Kerajaan
Majapahit mempunyai lebih dari satu peninggalan sejarah dan salah satu diantara
Peninggalan itu ada di Probolinggo. Perbedaan yang dalam bahasa lisan dinyatakan dengan
menurunkan intonasi pada (1) diatas dalam bahasa tulis harus diungkapkan dengan jelas
sehingga tidak akan timbul salah mengerti.
2. Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang formal. Formal artinya
resmi. Bentuk formal Berlawanan dengan bentuk yang kolokial atau bahasa sehari hari.
Bentuk Formal digunakan dalam situasi berbahasa yang formal, misalnya dalam
penulisan karya ilmiah. Berikut contoh kata-kata formal dan tidak formal
Formal Tidak formal
Dari pada Ketimbang
Hanya Cuma
Berkata Bilang
Membuat Bikin
Bagi Buat/pro/teruntuk
Memberi Kasih

Berikut contoh bentukan Kata yang formal dan tidak formal


Formal Tidak formal

7
Mencuci Nyuci
Di temukan Di temukan
Legalisasi Legalisir
Lokalisasi Lokalisir
Realisasi Realisir
Terbentur Kebentur
Tertabrak Ketabrak
Pengelaran Pengelaran
Metode Metode
Mengubah Meroda/mengobah

3. Bahasa ilmiah bertolak dari gagasan. Itu berarti, penonjolan diarahkan pada gagasan atau
hal-hal yang diungkapkan. Pilihan kalimatnya lebih cocok kalimat pasif
Orientasi gagasan Orientasi penulis
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa
menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat
penting. penting.
Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan dalam
keluarga sangat penting dalam penanaman moral Pancasila. keluarga sangat Penting penanaman moral
Pancasila Pancasila

4. Bahasa ilmiah bersifat objektif. Syarat ini terkait dengan ciri ketiga. Dengan
menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, sifat objektif akan terwujud
Objektif Subjektif
Contoh-contoh di atas telah. Contoh- contoh di atas bukti betapa besarnya peranan
Memberikan bukti besar peranan. orang tua dalam pembentukan kepribadian anak

5. Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa yang lugas. Lugas artinya ,, apa
adanya”. Bahasa Lugas membentuk ketinggalan arti. Dengan bahasa yang bermakna apa
adanya, salah tafsir dan salah paham terhadap paparan ilmiah dapat dihindarkan. Dalam
kalimat (5) ditemukan keambiguan (kemaknagandaan) karena keterangan “yang muda”
dapat menerangkan hanya “wanita” atau “ pria dan wanita”. (5) Pria dan wanita yang
muda harus ikut serta .kalau pria nya tidak harusmuda maka Kalimat (6) berikut akan
lebih jelas. (6) Wanita yang muda dan pria harus ikut serta.

6. Kalimat yang digunakan dalam karya ilmiah adalah Kalimat hemat. Kalimat hemat
menghindari penggunaan kata yang berlebihan.

8
Hemat Tidak hemat
Nilai tersebut etis negara Indonesia. Nilai etis tersebut di bagi setiap warganegara Indonesia.
Di sekolah dasar tidak akan terlaksana dengan baik Pendidikan agama di sekolah dasar tidak akan terlaksana
dari pendidikan agama tanpa dukungan orang tua. dengan baik tanpa adanya dukungan dari orang tua
dalam keluarga
Obahorok dengan iklhas menerima dan menghisap Obahorok dengan ikhlas menerima dan menghisa
cerutu pemberian kepala suku yang lebih besar prokok cerutu pemberian kepala suku yang lebih besar

7. Kalimat yang digunakan adalah Kalimat lengkap.


Kalimat lengkap adalah Kalimat yang unsur unsur wajibnya hadir dalam kalimat itu,
khususnya subjek dan predikat. Berikut ditampilkan contoh kalimat lengkap dan tidak
lengkap.
Lengkap Tidak lengkap
Pendidikan memerlukan bahwa sebagai alat Didalam pendidikan memerlukan bahasa sebagai alat
komunikasi antara subjek didik dengan pendidik. komunikasi antara subjek didik dengan pendidik.
Kenakalan anak anak yang kadan kadang merupakan Dengan Kenakalan anak anak yang kadan kadang
peruatan kriminal memerlukan perhatikan yang cukup merupakan peruatan kriminal memerlukan perhatikan
serius dari alat alat negara. yang cukup serius dari alat alat negara.
Bahasa indonesia tidak mengenal.perubahan kata Bahasa indonesia tidak mengenal.perubahan kata kerja
kerja karena perubahan kala dan persona. karena perubahan kala dan persona.

8. Bahasa dalam karya tulis bersifat konsisten.


Konsisten artinya ,,taat asaa” Atau ajeg. Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, dan
tanda-tanda lain, Serta istilah digunakan sesuai dengan kaidah, itu semua digunakan
secara konsisten . sebagai contoh, apabila pada bagian awal uraian terdapat. Singkatan SMP
( Sekolah Menengah Pertama) pada uraian selanjutnya digunakan singkatan SMP, bukan
SLTP. Kalimat (7) adalah tidak konsisten, sedangkan Kalimat (8) adalah konsisten. (7)
Perlucutan senjata di wilayah Libanon selatan itu tidak pentingbagi pejuang Hisbullah. Untuk
mereka, yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan. (8) Perlucutan senjata di
wilayah Libanon Selatan itu tidak penting bagi pejuang Hisbullah. Bagi mereka yang penting
adalah pencabutan embargo persenjataan.
2.3 Pemakaian Kata Dan Kalimat
Kata yang dipakai dalam bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku.
Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur
atau sesuai dengan arti sesungguhnya dan sesuai dengan situasi pembicara (seperti : sesuai
dengan lawan bicara, topik pembicaraan, ragam pembicaraan , dsb). Kata yang baku
merupakan kata yang sesuai dengan ejaan (yakni : EYD). Kalimat yang dipakai dalam

9
Bahasa Indonesia adalah kalimat yang efektif. Kalimat efektif harus:
1. Mudah dipahami oleh orang lain
2. Memenuhi unsur penting kalimat (minimal ada subjek dan predikat, terutama untuk
ragam tulis)
3. Menggunakan kata yang tepat dan serasi
4. Gramatikal (seperti : menggunakan pungtuasi dan kata yang baku, menggunakan
struktur yang benar, Frasa selalu D-M, menggunakan kata yang morfologis,
menggunakan kata yang sesuai dengan fungsinya/kedudukannya).
5. Rasional (yakni, menggunakan gagasan yang dapat dicerna oleh akal sehat)
6. Efisien (Menggunakan unsur sesuai kebutuhan, tidak bole berlebihan )
7. Tidak ambigu (Tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan)

2.3.1 Unsur-unsur Kalimat


1. Subjek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, subjek atau subyek merupakan suatu bagian
klausa yang menandai apa yang hendak dibicarakan oleh pembicara atau pengarang. Secara
sederhana, subjek disebut dengan pokok kalimat. Subjek sendiri dapat berbentuk jenis-jenis
kata benda, atau bisa juga berbentuk contoh frasa nomina.
Contoh:
1. Ibu sedang berbelanja ke pasar. (Ibu= subjek yang berbentuk kata kerja).
2. Ayah Andi bekerja di perusahaan multinasional. (Ayah Andi= subjek yang berbentuk
frasa nomina).

2. Predikat
Masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, predikat merupakan bagian kalimat yang
menandai apa yang hendak diucapkan oleh pembicara atau penulis tentang subjek. Predikat
biasanya diletakkan setelah subjek. Biasanya, predikat dapat berupa jenis-jenis kata kerja atau
contoh frasa verba dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
1. bermain bola. (bermain= predikat yang berbentuk kata kerja).
2. Adik sedang bermain bola. (sedang bermain= predikat yang berbentuk frasa verba).
3. Objek
Objek merupakan unsur kalimat yang diletakkan setelah subjek. Objek biasanya

10
digambarkan sebagai korban yang dikenai perbuatan oleh subjek. Dalam kalimat pasif, objek
biasanya dileakkan di awal kalimat menggantikan posisi subjek. Sementara itu, dalam
kalimat intransitif dan kalimat semitransitif, unsur kalimat ini tidak digunakan sama sekali,
dan fungsinya digantikan oleh unsur pelengkap dan keterangan. Sama seperti subjek, objek
sendiri juga dapat berupa kata benda ataupun frasa nomina.
Contoh :
1. Agus sedang membacakan puisi. (puisi= objek yang berbentuk kata kerja).
2. Maya sedang mengerjakan PR Matematika. (PR Matematika= objek yang berbentuk
frasa nomina).

3. Pelengkap

Menurut laman Wikipedia, pelengkap atau komplimen merupakan unsur kalimat yang
letaknya berada di sebelah objek atau bisa juga diletakkan di sebelah kalimat jika kalimat itu
merupakan kalimat intransitif dan semitransitif yang tidak membutuhkan keberadaan objek
di dalamnya. Pelengkap seringkali disamakan dengan objek, bahkan dengan keterangan.
Padahal, pelengkap mempunyai perbedaan dengan objek maupun keterangan.

Salah satu cara membedakan pelengkap dan objek adalah dengan melihat kata atau frasa
yang ada setelah predikat. Jika kata yang ada di sebelah predikat itu adalah kata benda atau
frasa nomina, maka dipastikan bahwa itu adalah objek. Dengan demikian, kata atau frasa
selain itu adalah pelengkap. Sementara itu, salah satu cara membedakan pelengkap dan
keterangan adalah dari segi posisi kedua unsur tersebut. Posisi unsur pelengkap terletak di
sebelah predikat atau objek dan tidak bisa dipindah ke posisi lainnya, sedangkan keterangan
posisinya bisa di sebelah objek, predikat, pelengkap, bahkan di awal kalimat sekali pun.
Pelengkap sendiri dapat berupa klausa dalam bahasa Indonesia, frasa verba, contoh frasa
adjektiva dalam kalimat, kata benda atau pun contoh frasa preposisional dalam bahasa
Indonesia.

Contoh:

1. Andi mengatakan bahwa baju itu adalah kepunyaannya. (baju itu adalah


kepunyaannya= pelengkap yang berbentuk klusa).
2. Wajah Andi terlihat begitu murung. (begitu murung= pelengkap yang berbentuk frasa
adjektiva).

11
4. Keterangan
Seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya, bahwa keterangan merupakan
unsur kalimat yang dapat diletakkan setelah pelengkap, objek, predikat, dan bahkan di
awal kalimat sekalipun. Adapun definisi keterangan sendiri–yang dikutip dari KBBI–
adalah jenis-jenis kata atau kelompok kata yang menerangkan kata atau bagian kalimat
lainnya. Keterangan atau jenis-jenis kata keterangan dapat berupa keterangan tempat,
waktu, cara, dan sebagainya.
Contoh :
1. Ibu membeli sayur-sayuran di pasar. (di pasar= keterangan tempat).
2. Amalia mengerjakan tugas sekolah di malam hari. (di malam hari= keterangan
waktu).

2.3.2 Jenis jenis Kalimat

Jenis-jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa

Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan atas tiga jenis yaitu kalimat tunggal,
kalimat bersusun, dan kalimat majemuk.

1. Kalimat tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas. Kalimat tunggal
sering disebut kalimat sederhana, kalimat simpleks dan kalimat ekaklausa.

Contoh:

1. Dia datang dari Jakarta.

(S) (P) (Ket)

2. Dunia meratapi musibah ini.

(S) (P) (O)

3. Dia sedang menulis surat di kamar.

(S) (P) (O) (Ket)

4. Kakekku masih gagah.

12
(S) (P)

5. bergembira sepanjang hari.

(S) (P) (Ket)

2. Kalimat Bersusun

Kalimat bersusun adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa bebas dan sekurang-
kurangnya satu klausa terikat. Kalimat bersusun sering juga dinamakan kalimat majemuk
bertingkat atau kalimat majemuk subordinat. Disebut kalimat bersusun karena dapat
dianggap adanya lapisan atau tersusun, yaitu bagian utama dan bagian bawah.

Disebut bertingkat karena bagian-bagiannya memperlihatkan tingkatan yang tidak


sama, ada bagian induk dan bagian anak. Dipandang sebagai subordinasi karena bagian
yang satu bergantung dari bagian yang lain. Klausa-klausa yang membentuk kalimat
bersusun (bertingkat) ini tidak setara, ada klausa utama (Klut) dan klausa subordinat
(Klsub). Untuk menggabungkan klausa-klausa yang tidak setara itu, digunakan konjungsi
subordinatif seperti; kalau, ketika, meskipun, atau karena.

Contoh:

1. (Klut) (Klsub)
Dia tidak mencuci motor karena hari hujan.
2. (Klut) (Klsub)
Kalau Husna pergi, Andik pun akan pergi.
2. (Klut) (Klsub)
Shoffi membaca komik, ketika ayah tidur.
3. (Klut) (Klsub)
Meskipun dilarang oleh Shoffi, Nana akan pergi juga.
b. (Klut) (Klsub)
Karena banyak yang tidak datang, rapat dibatalkan.

3. Kalimat Majemuk

13
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk dari beberapa klausa bebas. Kalimat
majemuk sering pula disebut kalimat setara. Karena klausa-klausa yang membentuknya
memiliki status yang sama, setara atau sederajat. Klausa-klausa yang setara dalam kalimat
majemuk dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, seperti; dan, atau, tetapi, lalu.
Contonya :

1. ( Kl bebas) ( Kl bebas) ( Kl bebas)


Rini melirik, Rahmat tersenyum dan Tini tertawa.
2. ( Kl bebas) ( Kl bebas)
Dia membuka pintu, lalu mempersilakan kami masuk.
3. ( Kl bebas) ( Kl bebas)
Dia datang dan duduk di sebelah saya.

2.4 Penggunaan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia


Paragraf adalah seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari satu kalimat
pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah suatu kalimat
yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri. Dan Kalimat Penjelas
merupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah yang terdapat di kalimat pokok.
Atau definisi paragraf adalah bagian yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi / kalimat dengan pikiran
utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

2.4.1 Ciri-Ciri Paragraf,


1. Kalimat awalnya terletak agak kedalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang
biasa.
2. Paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
3. Setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga selebihnya merupakan
kalimat pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan, menguraikan ataupun
menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik.
4. Paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.kalimat
tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik. Paragraf bukanlah kumpulan
kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan juga beberapa kalimat
penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta
tidak mengulang pikiran penjelas lainnya

14
2.4.2 Fungsi Paragraf
1. Mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan
juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu
kesatuan.
2. Untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf,
ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
3. Untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan memudahkan
pemahaman bagi yang membacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih
kecil.
5. Untuk memudahkan pengendalian variabel, terutama pada karangan yang terdiri dari
beberapa variabel.

2.4.3 Kegunaan Paragraf


Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
2. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar,transisi,
dan penutup.

2.4.4 Unsur Unsur Paragraf


Ada beberapa unsur yang pembangun paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun
secara logis dan sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu
1. Transisi
2. Kalimat topik,
3. Kalimat pengem-bang, dan
4. Kalimat penegas
Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu
paragraf atau topik paragraf mengandung dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat

15
pengembang), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.

2.4.5 Struktur Paragraf


Struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
2. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang dan
kalimat penegas.
3. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
4. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
6. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
7. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.

Syarat syarat Paragraf


1). Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama
menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa
paragraf itu memuat satu hal saja.

2). Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat
yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan
timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami.
Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti
pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan
kesejajaran(paralelisme).

3). Kelengkapan
Kelengkapan ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf
yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan
pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.

16
4). Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa
jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran. Memperhitungkan 4
hal, antara lain:
1) Penyusunan kalimat topik,
2) Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
3) Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
4) Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraph.

2.4.6 Jenis Jenis paragraf


A Berdasarkan jenis-jenisnyasnya, paragraf dibedakan menjadi lima jenis, yaitu:
1. Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah suatu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau suatu
peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri dari narasi kejadian dan narasi
runtut cerita. Paragraf narasi kejadian yaitu paragraf yang menceritakan suatu kejadian
ataupun suatu peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita yaitu paragraf yang pola
pengembangannya dimulai dari urutan tindakan ataupun perbuatan yang menciptakan
ataupun menghasilkan sesuatu.
Contohnya :
Jam istirahat Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari
rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, tersenyum dan
kembali menulis. Asyik sekali, seakan diruang perpustakaan hanya ada dia. Ekonomi
keluarga semakin terlihat di mana-mana.

2. Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang isinya merupakan penggambaran dari suatu
keadaan atau peristiwa menggunakan kata-kata sehingga pembacanya seolah-olah ikut
merasakan, melihat, dan juga mengalami langsung kejadian atau keadaan tersebut.

17
Contohnya :
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang
mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik.
Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan
begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang
bersih, dagu lancip yang menawan, serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah suatu paragraf yang bertujuan untuk memaparkan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, menjelaskan dan juga menerangkan suatu topik
kepada yang membacanya dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas
pengetahuan si pembaca.
Contohnya :
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan
mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli
sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.

4. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah suatu jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan,
ataupun pendapat penulis dengan disertai bukti dan juga fakta ( yang benar terjadi ).
Tujuannya yaitu supaya si pembaca yakin bahwa ide, gagasan, dan pendapat tersebut adalah
benar adanya dan terbukti.
Contohnya :
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992)
bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari
nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen
atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya
diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak
negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai
penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
18
5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah suatu bentuk atau jenis karangan yang mempunyai tujuan
membujuk pembaca supaya ingin berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya.
Supaya tujuannya bisa tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan
menggunakan data dan juga fakta

Contohnya :
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia
sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah
mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya,
mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota
masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai.
Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling
mencintai.

B. Macam Paragraf Berdasarkan Tujuannya


1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas, menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemilu baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa
bersyukur karena pemilu berjalan lancar seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian
yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka
mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.

2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca.
Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf
penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang
bersifat deskriptif, naratif, eksposisi, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka
beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
19
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho
dari Tuhan Yang Maha Esa serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

C. Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama


1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan
dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.

2. Paragraf iniduktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan
diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan
umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa
bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-
sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.

3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir
paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan
kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
20
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

D. Macam Paragraf Berdasarkan Isi


1. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan
tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan
sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan
mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut
basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-
liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan
penuantiklimak

2. Paragraf Proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya
tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses,
meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.

3. Paragraf Efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya
terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat
21
sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur Penggunaan
bahasa ilmuan ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu
linguistik.Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia (TBBBI). Kualitas penerapan tata bahasa yang benar dan tepat masih sangat
rendah, hal ini terbukti seperti yang dipraktikkan oleh bangsa Indonesia di media massa
maupun saat berkomunikasi di kehidupan nyata dan kehidupan maya.
Pemakaian bahasa Indonesia dalam karya tulis ilmiah harus memperhatikan hal-hal yang
penting seperti : bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam tulis,
formal, bertolak dari gagasan, objektif, lugas, hemat, lengkap, dan konsisten.
kata yang dipakai dalam bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata
yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau
sesuai dengan arti sesungguhnya yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah paragraf yang
baik. Paragraf ini harus menggunakan kalimat yang efektif

3.2 Saran
Demikian dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf kepada semua
pihak, kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini selanjutnya.
22
DAFTAR PUSTAKA

Wati, Sakdiah dan Ida Rohana. 2021. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Palembang: Noefikri Palembang
Budi Utama, An Nur. 2017. Penerbit Buku dan Pendidikan Deepublish. Yogyakarta :
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI)
Sumarni, Ratna. 2017. Unsur-Unsur Kalimat Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Dosen
Bahasa

23

Anda mungkin juga menyukai