Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
KALIMAT EFEKTIF
Oleh :
Muhamad ivan maulana
1RM1

Bahasa indonesia
Dosen pembimbing:
DEDE IRAWAN S.Pd

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL


Jl. Mataram no. 9 pesurungan lor – tegal
Telp. (0283) 352000

2015
KATA PANGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia tentang Kalimat Efektif. Selain itu tujuan dari
penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
Bahasa secara meluas.

Dalam menyelesaikan Makalah ini, Kami telah banyak mendapatkan bantuan


dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
 Bpk. Dede irawan S.pd selakau Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang
telah memberikan tugas mengenai makaliah ini sehingga pengetahuan kami dalam
penulisan Makalah ini semakin bertambah.
 Kedua orang tua kami, yang senantiasa memberikan do’a serta dukungan baik
moril maupun materil.
 Teman-teman kami yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
 Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang turut membantu
penyusunan Makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan
dalam penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.

Brebes , November 2015

Muhamad Ivan Maulana

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA i


DAFTAR ISI

KATA PANGANTAR ...............................................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
C. Manfaat Makalah ................................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 2
A. Pengertian Kalimat Efektif...................................................................................................... 2
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contoh ....................................................................................... 2
C. Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya ........................................ 5
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 11

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA ii


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan


sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebu tdengan
kalima tefektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat
pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu
tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami
apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.
Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan
komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain,
mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele.
Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita
sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah
penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

B. Rumusan Masalah

1. Memahami pengertian Kalimat Efektif


2. Memahami ciri-ciri dan contoh Kalimat Efektif
3. Memahami jenis kesalahan dalam menyusun kalimat efektif dan pembetulannya
4. Memahami hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif
5. Memahami pengertian dan contoh Kalimat Turunan ?

C. Manfaat Makalah

Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut :


1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang Kalimat Efektif
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang fungsi kalimat Efektif
3. Sebagai ajang berfikir ilmiah dan kreatif bagi penulis dan pembaca

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 1


BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca.
Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.

B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contoh

1. Kesepadanan

Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek
(S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
 Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT). (Tidak Menjamakkan Subjek)
Contoh:
 Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu
(menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
 Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan
tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan
hadiah (efektif).

3. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam


mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak
menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih
akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 2


d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
 Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
 Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4. Kelogisan

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
 Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5. Kesatuan atau Kepaduan

Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan


dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat,
yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib
dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
 Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah
meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
 Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6. Keparalelan atau Kesajajaran

Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan


yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua
juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja
berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja
berimbuhan me- juga.
Contoh:
 Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
 Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 3


7. Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide


pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada
beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
 Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
(ketegasan)
 Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
 Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
 Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
 Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun,
dan –kah.
Contoh:
 Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
 Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 4


C. Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya

1. Pleonastis

Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan),


yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan
pleonastis antara lain:
 Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
 Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya : Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-
menolong.

2. Kontaminasi

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat


pada kalimat berikut ini:
 Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Sehingga menjadi :
 Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

3. Salah pemilihan kata

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat
pada kalimat berikut ini:
 Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

4. Salah nalar

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada
kalimat berikut ini:
 Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.

5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)

Bahasa Asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa
asing terlihat pada kalimat berikut:
 Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan
kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother work
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 5


Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa
daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut:
 Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.

Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat
kita lihat pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di
tabloid anak-anak Yunior.
 Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?

6. Kata depan yang tidak perlu

Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak
perlu seperti pada kalimat berikut:
Contoh :
 Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga
kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

D. Hal yang Mengakibatkan Suatu Tuturan Menjadi Kurang Efektif

Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif,
antara lain

1. Kurang padunya kesatuan gagasan.

Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu
memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan
mendukung satu ide pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut:

Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata. Dengan
program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti mengetik
surat atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran Microsoft.
Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan.
Seharusnya setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat
pertama, diungkapkan gagasan lain yang saling bertautan.

2. Kurang ekonomis pemakaian kata.

Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam


tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari sudut
maknanya, misalnya:
 membicarakan tentang transmigrasi

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 6


Seharusnya: membicarakan transmigrasi
 sudah pada tempatnya apabila
Seharusnya: sudah selayaknya apabila
 Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi
juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.
Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan
kelompok elite.
Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum pribumi di semua lapisan.

3. Kurang logis susunan gagasannya.

Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada
contoh berikut:
Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat
untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur,
manusia untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.
Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:
Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging
ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang
berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan
bahwa telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.

4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.

Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.
 Penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas
bimbingannya dalam menyelesaikan buku ini.
 Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia
dapat menjadi bahasa internasional.
Pemakaian kata menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan,
sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan
mengatakan.

5. Konstruksi yang bermakna ganda.

Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah,
namun kadang-kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga tergolong
kalimat yang kurang efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda dapat kita lihat
pada kalimat-kalimat:
 Istri kopral yang nakal itu membeli sepatu.
Unsur yang nakal itu menerangkan istri atau kopral ? Jika yang dimaksud nakal
adalah istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi:
Istri yang nakal kopral itu membeli sepatu.
 Penyuluh menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.
Kata baru pada kalimat itu menerangkan kata ayam atau cara beternak? Jika
kata baru menerangkan cara beternak, kalimat itu menjadi lebih baik seperti kalimat
berikut:
Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 7


6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat.

Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar yang


terkandung di dalam kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang efektif.
 Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola sejumlah manusia
memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut:
Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia,
memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah pengelolaan sejumlah manusia.
Hal ini memerlukan keprihatinan dan dedikasi yang tangguh.

7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.

Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan
lebih efektif jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat
perincian satu diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat,
perincian lainnya juga diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun
kalimat juga (sejajar).
Contoh kalimat yang perinciannya tidak sejajar:
 Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan
menganalisis data.
Seharusnya:
Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan
penganalisisan data.
 Dengan penghayatan yang sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat
dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Seharusnya:
Dengan menghayati secara sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup
bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Atau:
Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup
bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 8


A. Kalimat Turunan
Kalimat Turunan adalah Kalimat non inti merupakan hasil proses dari
mentransformasikan Kalimat Inti. Sebuah kalimat inti dapat ditransformasikan
menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan mengubah ciri-cirinya, tetapi
dengan tetap mempertahankan kata pada S dan P sebagai intinya.
Ciri-ciri dari kalimat turunan:
 Bersusun / majemuk.
 Tidak sempurna, elips.
 Berbentuk pertanyaan atau perintah.
 Bersifat medial, pasif dan negatif.

1. Kalimat Inti: Kakak membaca majalah.

Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan hasil transformasi dari kalimat


tersebut.
a. Kakak membaca majalah?
b. Kakak membaca majalah tadi.
c. Kakak saya yang paling tua membaca majalah tadi.
d. Kakak tidak membaca majalah.
e. Membaca majalah, kakak.
f. Kakak membaca majalah saat hujan turun dengan deras.
Kalimat a sampai dengan f merupakan kalimat hasil transformasi dari kalimat A
kakak membaca majalah. Jika diperhatikan kalimat a sampai dengan f, memiliki
inti S dan P yang sama dengan kalimat A, S masih tetap diisi kata kakak dan P diisi
oleh kata membaca.

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 9


BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang di susun menurut pola struktur yang benar
sesuai dengan situasi yang menyertainya. Perhatikan contoh kalimat berikut :
a. Mereka menyelesaikan dengan meyakinkan dan baik serta dengan sangat
memuaskan semua soal-soal ujian dalam waktu Sembilan puluh menit.
 Kalimat di atas berubah menjadi : Mereka menyelesaikan dengan baik
semua soal-soal ujian dengan waktu Sembilan puluh menit.
2. Sebuah kalimat efektif haruslah di susun secara sadar untuk mencapai daya
informasi yang di inginkan oleh penulis terhadap pembacanya.
3. Persyaratan-persyaratan yang perlu di perhatikan dalam membuat kalimat
efektif yaitu :
a. Kesepadanan dan kesatu
b. Kesejajaran bentuk-bentuk bahasa yang di pakai.
c. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok.
d. Kehematan dalam menggunakan kata.
e. Kevariasian dalam struktur kalimat.

B. Saran

Setelah kami mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kalimat efektif,


ternyata tidak mudah untuk memilih pilihan kata yang tepat, sehingga membuat
kalimat yang kita gunakan bisa menjadi lebih efektif. Dengan memperhatikan syarat
syarat untuk membuat kalimat efektif seperti gramatikal, pilihan kata, penalaran,
dan keserasian, yang syarat-syarat tersebut harus diterapkan untuk menyusun
kalimat yang efektif. Sehingga kita dapat mengetahui kalimat mana yang lebih
efektif untuk digunakan dalam situasi tertentu.
Saran kami, agar tugas Dasar-Dasar Menulis yang membahas tentang kalimat
efektif ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pembaca. Sehingga
pembaca dapat mengerti apa saja syarat-syarat yang diperlukan untuk membentuk
suatu kalimat efektif.

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 10


DAFTAR PUSTAKA

http://widiapriyadi.blogspot.com/2012/11/kalimat-efektif-pengertian-ciri-dan.html
http://just-drop-by.blogspot.com/2007/03/membuat-kalimat-efektif.html
http://irfanjunianto.blogspot.com/2011/07/kalimat-inti-dan-kalimat-turunan.html
http://chacaatmika.blogspot.com/2011/10/diksi-kalimat-efektif-dan-kalimat.html

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL | BAHASA INDONESIA 11

Anda mungkin juga menyukai