BAHASA INDONESIA
KALIMAT EFEKTIF
Oleh :
Muhamad ivan maulana
1RM1
Bahasa indonesia
Dosen pembimbing:
DEDE IRAWAN S.Pd
2015
KATA PANGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia tentang Kalimat Efektif. Selain itu tujuan dari
penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
Bahasa secara meluas.
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat Makalah
1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek
(S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT). (Tidak Menjamakkan Subjek)
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu
(menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan
tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan
hadiah (efektif).
3. Kehematan
4. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
1. Pleonastis
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat
pada kalimat berikut ini:
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada
kalimat berikut ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
Bahasa Asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa
asing terlihat pada kalimat berikut:
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan
kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother work
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat
kita lihat pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di
tabloid anak-anak Yunior.
Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak
perlu seperti pada kalimat berikut:
Contoh :
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga
kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif,
antara lain
Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu
memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan
mendukung satu ide pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut:
Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata. Dengan
program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti mengetik
surat atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran Microsoft.
Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan.
Seharusnya setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat
pertama, diungkapkan gagasan lain yang saling bertautan.
Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada
contoh berikut:
Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat
untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur,
manusia untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.
Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:
Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging
ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang
berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan
bahwa telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.
Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas
bimbingannya dalam menyelesaikan buku ini.
Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia
dapat menjadi bahasa internasional.
Pemakaian kata menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan,
sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan
mengatakan.
Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah,
namun kadang-kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga tergolong
kalimat yang kurang efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda dapat kita lihat
pada kalimat-kalimat:
Istri kopral yang nakal itu membeli sepatu.
Unsur yang nakal itu menerangkan istri atau kopral ? Jika yang dimaksud nakal
adalah istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi:
Istri yang nakal kopral itu membeli sepatu.
Penyuluh menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.
Kata baru pada kalimat itu menerangkan kata ayam atau cara beternak? Jika
kata baru menerangkan cara beternak, kalimat itu menjadi lebih baik seperti kalimat
berikut:
Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.
Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan
lebih efektif jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat
perincian satu diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat,
perincian lainnya juga diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun
kalimat juga (sejajar).
Contoh kalimat yang perinciannya tidak sejajar:
Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan
menganalisis data.
Seharusnya:
Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan
penganalisisan data.
Dengan penghayatan yang sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat
dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Seharusnya:
Dengan menghayati secara sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup
bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Atau:
Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup
bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
A. Kesimpulan
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang di susun menurut pola struktur yang benar
sesuai dengan situasi yang menyertainya. Perhatikan contoh kalimat berikut :
a. Mereka menyelesaikan dengan meyakinkan dan baik serta dengan sangat
memuaskan semua soal-soal ujian dalam waktu Sembilan puluh menit.
Kalimat di atas berubah menjadi : Mereka menyelesaikan dengan baik
semua soal-soal ujian dengan waktu Sembilan puluh menit.
2. Sebuah kalimat efektif haruslah di susun secara sadar untuk mencapai daya
informasi yang di inginkan oleh penulis terhadap pembacanya.
3. Persyaratan-persyaratan yang perlu di perhatikan dalam membuat kalimat
efektif yaitu :
a. Kesepadanan dan kesatu
b. Kesejajaran bentuk-bentuk bahasa yang di pakai.
c. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok.
d. Kehematan dalam menggunakan kata.
e. Kevariasian dalam struktur kalimat.
B. Saran
http://widiapriyadi.blogspot.com/2012/11/kalimat-efektif-pengertian-ciri-dan.html
http://just-drop-by.blogspot.com/2007/03/membuat-kalimat-efektif.html
http://irfanjunianto.blogspot.com/2011/07/kalimat-inti-dan-kalimat-turunan.html
http://chacaatmika.blogspot.com/2011/10/diksi-kalimat-efektif-dan-kalimat.html