Kelompok III :
Memberikan efek
berlawanan dg saraf
parasimpatik
Peristaltik usus ↓
Ileus Paralitik
Stasis isi usus
Iskemia
MANIFESTASI KLINIS
1. Distensi yang hebat tanpa rasa nyeri
(kolik).
2. Mual dan mutah.
3. Tak dapat defekasi dan flatus, sedikitnya
24-48 jam.
4. Pada palpasi ringan perut, ada nyeri
ringan, tanpa defans muskuler.
5. Bising usus menghilang.
6. Gambaran radiologis : semua usus
menggembung berisi udara.
KOMPLIKASI
1) Nekrosis usus
2) Perforasi usus dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi terlalu
lama pada organ intra abdomen
3) Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium
sehingga terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada
intra abdomen.
4) Sepsis infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani
dengan baik dan cepat.
5) Syok dehidrasi terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume
plasma.
6) Abses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan
malnutrisi.
7) Pneumonia aspirasi dari proses muntah.
8) Gangguan elektrolit, refluk muntah dapat terjadi akibat distensi
abdomen.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologi
• Foto polos abdomen tiga dimensi
• USG
2. Pemeriksaan laboratorium
Leukositosis mungkin menunjukkan
adanya strangulasi, pada urinalisa mungkin
menunjukkan dehidrasi. Analisa gas darah
dapat mengindikasikan asidosis atau
alkalosis metabolic
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pengobatan dan Terapi Medis
❑ Pemberian anti obat antibiotik, analgetika,anti
inflamasi
❑ Obat-obatan narkose mungkin diperlukan setelah fase
akut
❑ Obat-obat relaksan untuk mengatasi spasme otot
❑ Bedrest
2. Konservatif
Laparatomi Adanya strangulasi ditandai dengan
adanya lokal peritonitis seperti takikardia, pireksia
(demam), lokal tenderness dan guarding, rebound
tenderness. Nyeri lokal, hilangnya suara usus lokal, untuk
mengetahui secara pasti hanya dengan tindakan
laparatomi.
KONSEP
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Adapun lingkup pengkajian yang dilakukan pada
klien ileus paralitik adalah sebagai berikut, :
➢ Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, agama, alamat, status perkawinan, dan suku
bangsa.
➢ Riwayat keperawatan
- Riwayat kesehatan sekarang meliputi apa yang
dirasakan klien saat pengkajian.
- Riwayat kesehatan masa lalu meliputi penyakit yang
pernah diderita, apakah sebelumnya pernah
mengalami peenyakit yang sama.
- Riwayat kesehatan keluarga meliputi apakah dari
keluarga ada yang menderita penyakit yang sama.
➢ Riwayat Psikososial dan spiritual meliputi pola interaksi, pola
pertahanan diri, pola kognitif, pola emosi dan nilai
kepercayaan klien.
➢ Kondisi lingkungan meliputi bagaimana kondisi lingkungan
yang mendukung kesehatan klien.
➢ Pola aktivitas sebelum dan di rumah sakit meliputi pola
nutrisi, pola eliminasi, personal hygiene,pola aktivitas sehari
– hari dan pola aktivitas tidur.
➢ Pengkajian fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi,
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Nyeri akut (D.0077). Setelah dilakukan (I.08238) (L.08063. Kontrol nyeri (SLKI).
Observasi :
intervensi • keluhan nyeri menurun
• identifikasi lokasi,karakteristik,intesitas
keperawatan selama nyeri
• meringis menurun
3x24 jam ,maka • identifikasi skala nyeri
diharapkan nyeri • sikap protektif menurun
• identifikasi respon nyeri non verbal
akan berkurang. • identifikasi faktor memperberat dan • kesulitan ridur menrun
memperingan nyeri.
• dehidrasi menurun
• identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup.
• frekuenai nadi menururun
Tarapberikan
• pola nafas membaik
• teknik nonfamakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
• tekanan darah membaik.
• kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri eutik
Edukasi
• jelaskan penyebab ,periode,dan pemicu
nyeri
• jelaskan startegis meredakan nyeri
• anjurkan menggunkana analgetik secara
tepat.
NO Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi (SIKI) Hasil
(SDKI) (SLKI) (SLKI)
3 Pola napas Ketidak Efekifan Setelah dilakukan (I.010011). • (L.010011). Kriteria hasil:
( D.00A05) intervensi • Monitor frekuensi irama ,kedalaman,dan • Dispnea menurun
keperawatan selama upaya napas • Penggunaan otot bantuan
3x24 jam ,pola nafas • monitor pola nafas seperti napas menurun
membaik . ,bradipnea,takipnea,hiperrvolemia,stokes • kedalam nafas membaik
biok • pemanjangan fase eksprisi
• palpasi kesimetrisan ekspansi paru menurun
• monitor saturasi oksigen • frekuensi nafas membaik
• Monitor nilai AGD • posterior meningkat
Tarapeutik • pernefasan cuping hidung
• atur interval waktu pemantauan menurun
respirasi sesuai kondisi pasien
• Dokumentasikan hasil
• Edukasi
• jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
• informasikan hasil pemantauan jika
perlu.
KESIMPULAN