Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“KALIMAT EFEKTIF”

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pegampu:

Maguna Eliastuti, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Rizky Ramadani (2221002)


2. Ahmad Rifa'I (2221014)
3. Jihan Nurhaliza (2221030)

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-
baik bentuk sehingga dapat berkarya tanpa batas sebagai warisan untuk
generasi- generasi selanjutnya. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan
kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan
dengan sempurna kepada manusia tentang bagaimana seharusnya menjalani
kehidupan yang bermartabat. Salam dan doa juga terlimpah kepada keluarga,
sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Tidak lupa penulis sampaikan beribu ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan memfasilitasi penulisan makalah ini sehingga dapat
selesai pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Tidak ada yang
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan ketulusan semua pihak untuk
menilai dan memberikan kritik saran kepada kami sebagai bahan evaluasi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan yang terbaik untuk kami dan
para pembaca.

Hormat saya,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pengertian Kalimat Efektif .................................................................................. 3


B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif ...................................................................................... 3
C. Unsur-Unsur Kalimat Efektif .............................................................................. 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran....................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia berkomunikasi satu sama lain melalui bahasa. Tindakan menggunakan


bahasa yang tepat untuk menyampaikan inti atau gagasan seseorang dikenal
sebagai komunikasi. Ketika digunakan sesuai dengan aturan yang ada, bahasa
Indonesia dapat digunakan secara efektif untuk komunikasi. gagasan dapat
diterima sesuai dengan yang diinginkan atau diinginkan, maka komunikasi
dianggap berhasil. Kita sering menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari. Di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahasa
merupakan bahasa yang penting. Bahasa Indonesia memiliki dua arti
berdasarkan kedudukannya dalam khazanah kehidupan berbangsa dan
bernegara: sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.

Sumpah Pemuda yang ditandatangani pada tanggal 28 Oktober 1928


merupakan landasan bagi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
khususnya butir ketiga yang berbunyi: Bahasa Indonesia dijunjung tinggi oleh
kami putra dan putri Indonesia. , UUD 1945 Bab XV, Pasal 36 menyatakan
bahwa "Bahasa negara adalah bahasa Indonesia." Pernyataan ini menjadi
landasan bagi status bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Bahasa Indonesia memiliki beberapa kegunaan sebagai bahasa resmi bangsa.


Pertama, sebagai tanda kebanggaan terhadap tanah air. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai-nilai sosial budaya yang menopang rasa kebangsaan Indonesia
tercermin dalam bahasa. Selain sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berfungsi sebagai lambang identitas atau jati diri bangsa. Hal ini menunjukkan
bahwa bahasa Indonesia merupakan representasi dari kepribadian bangsa
Indonesia. Selain berfungsi sebagai lambang jati diri atau jati diri bangsa, status
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai sarana
mempersatukan berbagai komunitas sosial, budaya, dan bahasa. Akibatnya,
bahasa Indonesia banyak digunakan sebagai alat komunikasi di seluruh tanah
1
air. Sebagai fungsi akhir bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia memfasilitasi komunikasi antar budaya dan daerah. Hal ini
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mendahulukan kepentingan nasionalnya
di atas kepentingan daerah, suku, atau golongannya karena mereka berbicara
dan menggunakan bahasa Indonesia.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahasa Indonesia juga merupakan


bahasa resmi. Bahasa Indonesia memiliki beberapa tujuan sebagai bahasa
nasional, pertama sebagai bahasa utama bangsa. Bahasa Indonesia adalah
bahasa resmi negara, dan digunakan baik untuk fungsi kenegaraan lisan
maupun tulisan seperti pidato, dokumen resmi, dan sidang kenegaraan. Bahasa
pengantarnya adalah bahasa Indonesia untuk semua ini. Selain sebagai bahasa
pengantar resmi di lembaga pendidikan, bahasa Indonesia juga merupakan
bahasa negara.

Bahasa Indonesia digunakan untuk mendidik siswa di sekolah negeri dan


swasta, dari taman kanak-kanak hingga universitas, menggunakan fungsi ini.
Selain sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, bahasa Indonesia juga
berfungsi sebagai bahasa komunikasi di tingkat nasional, baik untuk
kepentingan pemerintah maupun untuk keperluan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia tidak hanya
digunakan sebagai alat komunikasi antara pemerintah dan masyarakat umum,
tetapi juga oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di setiap daerah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3. Apa Unsur-unsur Kalimat Efektif?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui yang dimaksud dengan kalimat efektif
2. Mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
3. Mengetahui Unsur-unsur Kalimat Efektif

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat Efektif

Unit terkecil dari bahasa lisan atau tulisan yang mengandung setidaknya subjek
dan predikat adalah kalimat. Kalimat adalah sekelompok kata yang
menyampaikan makna atau pemikiran kepada pendengar atau pembaca.
Sebaliknya, kalimat adalah unit pemikiran atau makna yang diungkapkan dalam
kata-kata untuk pembicara atau penulis. Efektif berarti bahwa sesuatu akan
berguna jika digunakan pada audiens yang tepat. Pemilihan struktur kalimat dan
jenis bahasa tertentu untuk digunakan dalam konteks linguistik tertentu
merupakan komponen penting pemahaman kalimat efektif. Kalimat efektif
adalah kalimat yang secara akurat menyampaikan gagasan pembicara atau
penulis sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Kalimat efektif dapat menyampaikan maksud individu dengan cara yang mudah
dipahami orang lain. Syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:

1. secara akurat menyampaikan pikiran pembicara atau penulis.


2. menciptakan gambaran yang sama antara pembicara dan pendengar atau
penulis dan pembaca.
B. Ciri-ciri Kalimat efektif
1. Kesatuan Tanaman
Memiliki subjek, predikat, dan unsur lain (O/K) yang saling mendukung
dan membentuk satu kesatuan. Dalam keputusan itu adalah sesuatu yang
dapat membantu keselamatan publik.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung oleh subjek.
Tidak ditentukan dalam keputusan, subjek tetapi informasi. Ciri yang
bukan penanda ditunjukkan dengan adanya preposisi di dalam (ini harus
dihilangkan).
2. Penjajaran
Memiliki bentuk/imbuhan yang sama. Jika sebagian kalimat
menggunakan kata kerja dengan imbuhan di-, maka bagian kalimat yang
lain juga harus menggunakan di-. Saudara Membantu anak itu dengan
menggendongnya ke pinggir jalan. Kalimat tersebut tidak memiliki
3
kesejajaran antara predikat. Yang satu menggunakan predikat aktif yaitu
imbuhan me-, sedangkan yang lain menggunakan predikat pasif yaitu
menggunakan imbuhan dalam kalimat yang harus diubah.
a. Kakak membantu anak dengan menopangnya di pinggir jalan
b. Anak itu ditolong oleh kakaknya dengan menggendongnya ke
pinggir jalan.
3. Penghematan
Kalimat yang efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak
perlu. Kata-kata yang berlebihan. Penggunaan kata yang berlebihan
hanya akan ditujukan pada kalimat. Dia sangat menyukai mawar,
anyelir, dan melati. Penggunaan kata bunga pada kalimat di atas tidak
perlu. Dalam kata mawar, anyelir, dan melati makna dari bunga yang
terkandung. Kalimat yang benar adalah: Bunga mawar, anyelir, dan
melati sangat disukai.
4. Penekanan
Kalimat-kalimat yang penting harus ditekankan.
a. Mengubah posisi dalam kalimat, yaitu dengan meletakkan
bagian penting di depan kalimat.

Contoh :

1) Harapan kami adalah kami dapat menemukan masalah ini


lagi di lain kesempatan
2) Di lain kesempatan, kami berharap dapat membicarakan hal
ini lagi
b. menggunakan partikel; Penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.

Contoh:

1) Anda adalah orang yang harus bertanggung jawab untuk itu.


2) Kami juga berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
3) Bisakah dia menyelesaikannya?
c. Menggunakan repetisi yaitu dengan mengulang kata-kata yang
dianggap penting.

4
Contoh:

Dalam hubungan antara suami istri, antara guru dan murid,


antara orang tua dan anak, antara pemerintah dengan
masyarakat, diperlukan komunikasi dan saling pengertian antara
satu dengan yang lain.

d. Menggunakan, yaitu menggunakan kata-kata yang bertentangan


atau memiliki arti/maksud yang berlawanan dalam kalimat yang
ingin Anda tekankan.

Contoh:

1) Anak tidak malas, tetapi rajin.


2) Dia tidak menginginkan perbaikan sebagian, tetapi total
dan menyeluruh.
5. Logis
Kalimat yang efektif harus mudah diakses. Dalam hal ini, hubungan
unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/wajar.
Contoh:
Waktu dan tempat saya persilakan. Kalimat ini tidak logis/tidak masuk
akal karena waktu dan tempat merupakan benda mati yang tidak dapat
diterima. Kalimatnya harus diubah, misalnya: Pak Dosen, saya
persilahkan naik ke mimbar.
Contoh kalimat efektif:
1) Saran yang beliau ajukan akan kami pertimbangkan (tidak efektif)
2) Harus: Kami akan mempertimbangkan sarannya. Sejak pagi dia
merenung (tidak efektif) Seharusnya: Sejak pagi dia termenung.
C. Unsur-unsur Kalimat Efektif

Kalimat adalah fungsi sintaksis yang dikenal sebagai peran kata dalam sebuah
kalimat—subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan kata
keterangan—dalam buku-buku tata bahasa Indonesia kuno sebagai posisi
kata.Catatan) .Subjek dan predikat adalah minimal dua unsur kalimat khas
dalam bahasa Indonesia. Unsur lain sebuah kalimat, seperti objek, pelengkap,
dan keterangan, dapat bersifat wajib, tidak wajib, atau tidak wajib ada. Subjek

5
kalimat ( S) mengidentifikasi pelaku, tokoh, tokoh (objek), sesuatu, atau isu
yang menjadi landasan percakapan. Jenis kata/kata benda (nominal), klausa, atau
frasa verbal biasanya berfungsi sebagai subjek. Lihat ilustrasi berikut untuk detil
tambahan:

a. Ayah saya sedang membuat lukisan.


b. Meja besar untuk direktur.
c. Dosen saya yang di batik.
d. Berjalan-jalan baik untuk tubuh Anda.
e. Pembangunan flyover membutuhkan biaya yang sangat besar.

S adalah kata-kata yang disorot dalam kalimat di atas. Kalimat (a) dan (b)
mengandung contoh S yang diisi dengan kata benda dan frasa, (c) berisi contoh
S yang diisi dengan klausa, dan (d) dan (e) berisi contoh S yang diisi dengan
frasa verbal. , dan klausa yang membentuk huruf S dalam bahasa Indonesia
selalu mengacu pada objek konkret atau abstrak. Meskipun jenis kata yang
digunakan dalam kalimat (c), (d), dan (e) bukan kata benda, sifat fisiknya tetap
mengacu pada hal-hal dalam contoh di atas. Ketentuan (c) dan (d) menyebut
pelaku sebagai individu (benda) yang berjalan dan mengenakan pakaian batik.
Senada dengan itu, pembangunan jalan layang, yang disebut S pada kalimat (e),
secara implisit mengacu pada "hasil bangunan," yang hanya terdiri dari benda-
benda. Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa awal kalimat (c) hingga
(e) sebenarnya mengandung kata benda yang salah tempat, seperti "orang" di
awal kalimat (c) dan "kegiatan" di awal kalimat (d) dan (e).

Jika jawabannya tidak dan/atau tidak logis, tidak memiliki S. Ini adalah contoh
"kalimat" yang tidak memiliki S karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau
objeknya. Selain itu, S dapat diidentifikasi dengan mengajukan pertanyaan
menggunakan kata tanya (yang)... atau apa (yang)... ke P. Jika ada jawaban
logistik untuk pertanyaan itu, itu adalah S. Jika jawabannya tidak dan/atau tidak
logistik, tidak memiliki S.

a. Anak sekolah tidak diperbolehkan masuk.


b. Obat generik disajikan di sini.
c. Di pagi hari, cucilah adikku.

6
Karena tidak mengandung S, contoh (a) sampai (c) tidak memenuhi syarat
sebagai kalimat. Jika P menanyakan siapa yang dilarang masuk pada contoh (a),
siapa yang menyajikan resep pada contoh (b), dan siapa yang memandikan adik
pada contoh (c), tidak akan ada jawaban. tanggapannya tampaknya tidak praktis.

2. Predikat (P)

Bagian kalimat yang memberitahu subjek (aktor, karakter, atau objek dalam
kalimat) apa yang harus dilakukan (bertindak) atau dalam keadaan apa disebut
predikat (P). Pernyataan tentang sesuatu yang dimiliki oleh S juga termasuk P.
dalam kalimat. Berikut ini adalah contoh kalimat yang tidak memiliki P karena
tidak ada kata yang merujuk pada tindakan, sifat, kondisi, sifat, atau status
pelaku atau objek. Selain itu, P dapat menyatakan sifat, situasi, status,
karakteristik, atau identitas subjek (S).

a. Adikku yang besar dan imut.


b. Jln adalah tempat kantor kami berada. Subroto Gatot.
c. Bandung dikenal sebagai kota kembang.

Meskipun contoh (a), (b), dan (c) ditulis dengan cara yang sama seperti kalimat
biasa, dengan huruf kapital di awal dan titik di akhir, tidak ada satu kata pun di
dalamnya yang bisa digunakan sebagai periode. Misalnya, tidak ada jawaban
untuk pertanyaan "Apa kakak (pelaku) yang gendut dan lucu itu?" pada contoh
(a), dan tidak ada jawaban atas pertanyaan "Mengapa atau apa yang salah
dengan kantor di Jalan Gatot Subroto Contoh (a), (b), dan (c) tidak mengandung
P karena tidak mengandung informasi apa pun tentang perbuatan, sifat, atau
keadaan lain yang dihadapi P. Akibatnya, rangkaian kata yang cukup panjang
pada contoh (a), (b), dan (c) belum merupakan kalimat melainkan kumpulan
kata atau frasa.

3. Objek (O)

Objek kalimat (O) adalah bagian yang melengkapi P. Objek biasanya berisi
kata benda, frasa nominal, atau klausa. Dalam bentuk kata kerja transitif,
yaitu kata kerja yang membutuhkan keberadaan O, seperti pada contoh di
bawah ini, letak O selalu di belakang P.

7
a. Nurul terguncang;
b. desain arsitek;
c. juru masak goreng.
Dalam contoh ini, verba transitif untuk menggoyang, mendesain,
dan menggoreng adalah P, yang memerlukan penyelesaian. Dalam
tiga kalimat yang dimulai dengan objek, tidak ada yang akan
melengkapi P.O tidak diperlukan jika P diisi dengan verba
intransitif. Karena itu , karakter O tidak perlu ada dalam kalimat.
Dalam contoh berikut, kata kerja intransitif P, yang berarti "mandi",
"rusak", atau "rumah", tidak memerlukan penyelesaian.
a. Nenek pergi ke kamar mandi.
b. Komputer saya tidak berfungsi.
c. Tamu itu telah kembali.

Jika kalimatnya pasif, maka objek dalam kalimat aktifnya bisa berubah
menjadi S. Perhatikan contoh kalimat pasif berikut ini dimana O berada di
belakang dan berubah posisi.

a. Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O);


b. Martina Hingis meninggalkan Yayuk Basuki (S).

1) Orang itu mengkhianati saudara perempuan saya (O);


2) Orang itu mengkhianati saudara perempuan saya (S).

4. Pelengkap (pel)

Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang


melengkapi P. letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba.
Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan
O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di
bawah ini:

a. Ketua MPR membacakan Pancasila.

S P O

8
b. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.

S P Pel

Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama
diisi oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa
hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan
kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:

Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.

S P O

Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke
depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang
tidak gramatikal.

Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.

Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi
oleh nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa
adjectival dan frasa preposisional. Di samping itu, letak Pelengkap tidak
selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya terdapat O, letak pel
adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-

P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.


a. Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.

b. Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.

c. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.

d. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.

e. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.

5. Keterangan (ket)

Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai


hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal,
9
di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal,
frasa preporsisional, adverbia, atau klausa. Berdasarkan maknanya,
terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.

Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan,


kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.

Kalimat Majemuk Setara Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk


yang terdiri atas beberapa kalimat yang setara/sederajat kedudukannya.
Kalimat Majemuk Setara adalah penggabungan dari 2 kalimat / lebih dengan
menggunakan kata hubung.

Kalimat Majemuk Bertingkat Pengertian adalah kalimat yang terjadi dari


beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menambah
pengetahuan, wawasan serta bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari akan
ketidak sempurnaan makalah ini, untuk itu kritik dan saran dari teman-teman
yang membangun sangat bermanfaat untuk memperbaiki makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk.1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat


Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

12

Anda mungkin juga menyukai