Oleh
Syahrul Rivaldy Irawan
10220073
Pembimbing
DR. SUPRIYADI, SE., M.SI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana pada Program Studi Akuntansi STIE STEMBI Bandung.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan makalah ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
Bandung, 08 Juni
2021 Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB 1.............................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................4
BAB 2.............................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.......................................................................................6
BAB 3...........................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang di seluruh dunia mampu menguasai dan
menggunakan bahasa, yang berarti bahwa setiap manusia memiliki
bahasa, dan bahasa ini pula yang membedakan manusia dengan mahluk
Tuhan yang lainnya. Bahasa adalah alat yang paling dasar dalam
berkomunikasi. Seseorang dalam mengemukakan ide ataupun pendapat
kepada orang lain mendapatkan kenyataan yang baru dalam menjawab
pertanyaan, menerima pesanan dan sebagainya. Bahasa itu sendiri sebagai
pusat dari segala keinginan manusia dari setiap interaksi. Komunikasi
dengan menggunakan bahasa berasal dari dua dasar kegiatan manusia
yaitu berbicara dan mendengar. Dalam berbicara manusia mengeluarkan
ide-ide melalui kata-kata, menceritakan persepsi, perasaan dan harapan
yang mereka inginkan. Berbicara dan mendengar adalah membuka dasar
pemikiran dan bagaimana menghubungkannya dengan persepsi perasaan
dan harapan. Namun berbicara dan mendengarkan adalah alat-alat yang
digunakan manusia dalam beraktifitas.
Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada
umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara,
pendengar dan sebuah system. Sistem penanda harus dimiliki oleh
pembicara dan pendengar untuk digunakan berkomunikasi yang dimulai
dari si pembicara kemudian si pendengar meneria tanda/signal. Untuk
lebih efektif, komunikasi verbal dan non verbal si pembicara harus
memperhatikan pendengar mereka. Kita mengkomunikasikan begitu
banyak informasi secara non verbal dalam percakapan-percakapan
sehingga sering kali aspek verbal percakapan terabaikan, terutama ini
berlaku bagi fungsi-fungsi bahasa interaktif dimana kontak sosial sangat
penting dimana bukan apa yang kita katakan yang diperhitungkan tetapi
bagaimana kita mengatakannya, apa yang kita sampaikan dengan bahasa
tubuh, gerak tubuh, kontak mata, jarak fisik dan pesan-pesan non verbal
lainnya. Bagaimanapun komunikasi non verbal sedemikian subtil dan
spontan dalam diri penutur asli sehingga bahasa verbal jika
diperbandingkan tampak sangat mekanis dan sistematis. Bahasa menjadi
amat manusiawi berkat dimensi non verbalnya.
Komunikasi non verbal berhubungan dengan bahasa isyarat
termasuk semua alat-alat komunikasi manusia antara lain visual, gerak,
taktik dan bahkan rasa. Dalam hal ini bahasa isyarat paling bernilai dan
cara yang baik dimana orang-orang menyampaikan makna tanpa
menggunakan kata-kata, dengan komunikasi non verbal dapat
menyampaikan tiga fungsi yang berbeda-beda dalam berinteraksi secara
4
langsung. Pertama bahasa isyarat dapat mengkomunikasikan makna
khusus melalui penggunaan bahasa isyarat. Kedua, bahasa isyarat sebagai
jaringan komunikasi yang kompleks dalam penyampaian pesan-pesan
sehingga orang-orang dapat mengemukakan perasaan serta emosinya.
Ketiga bahasa isyarat memegang peranan penting dalam ujaran sehingga
dapat menolong terjadinya komunikasi yang efektif.
Bahasa tubuh adalah komunikasi pesan nonverbal (tanpa kata-
kata). Bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan
dimana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah,
pandangan mata, sentuhan artifak (lambing yang digunakan), diam, waktu,
suara, serta postur dan Gerakan tubuh.
Organisasi dalam rangka mencapai tujuannya membutuhkan public
baik internal maupun eksternal. Diantara organisais dan public nya terjadi
hubungan saling terkait dan saling membutuhkan dengan lingkungannya.
Satu-satunya alat organisasi untuk dapat berhubungan dengan public
dilingkungannya adalah dengan kegiatan komunikasi baik secara verbal
maupun non verbal.
Komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian suatu pesan atau
ide dari seorang komunikator atau penyampaian pesan dalam bentuk
lambing-lambang tertentu kepada seorang komunikan atau penerima pesan
dengan menggunakan suatu media sehingga dapat mudah diterima oleh
komunikan dan akhirnya akan ada suatu respon atau feedback dari
komunikan tersebut. Lambang-lambang yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi dapat berbentuk bahasa (komunikasi verbal) dan dalam
bentuk gerakan gerakan tubuh, bahasa tubuh (Body Language) atau sering
disebut dengan bahasa non verbal.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Bahasa Tubuh
Menurut David Cohen dalam buku “Bahasa Tubuh Dalam
Pergaulan” yang menjelaskan tubug sebagai bentuk topeng-topeng
mengungkapkan bahwa bahasa tubuh juga mengingkap topeng-topeng
kita. Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan banyak diantara
kita dapat melakukannya dengan baik. Banyak isayarat-isyarat nonverbal
tantang perasaan bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas.
Membacanya seperti mencoba menguraikan pola dari selendang yang
dipakai seseorang yang sedang lewat. Anda dapat melakukannya, tapi
membutuhkan keahlian dan latihan.
Apa yang disebut dapat menerobos topeng yang kita pakai adalah
apad yang disebut oleh para ahli psikologi sebagai “isyarat yang bocor”,
isyarat yang sebenarnya tidak ingin kita berikan namun tidak dapat
terkontrol. Mengatur ekpresi wajah sangat mudah dilakukan, jika anda
tidak ingin tampak sedih, anda dapat berpura-pura. Lebih sulit mengatur
nada suara kita atau gerakan tubuh mereka sering “bocor”. Pelajari mereka
dan anda akan segera tahu banyak tentang apa yang dipikirkan orang lain.
Beberapa penelitian yang baik tentang kepribadian, menunjukkan
kontras antara ekstravert, yang ceria, ramah, cepat, tidak teliti, suka
humor, tidak sabar dan memiliki metabolisme yang tinggi dengan introvert
yang teliti banyak cemas, lamban, dan kurang kemampuan dalam
sosialisasi. Kepribadian yang satu tidak lebih baik dari kepribadian
lainnya. Mereka adalah gaya, tapi gaya yang terungkap melalui bahasa
tubuh
Peter Clayton dalam buku “Bahasa Tubuh Dalam Pergaulan
Sehari-Hari” mengungkapkan bahwa Apa yang disebut dengan bahasa
tubuh? saya telah mengajukan pertanyaan ini kepada orang yang tak
terhitung banyaknya. Jawaban yang mereka berikan tanpa kecuali sesuatu
yang sejalan dengan komunikasi nonverbalyang menurut hemat saya tidak
salah sejauh ini. Akan tetapi, jawaban itu tidak benar-benar menjelaskan
kebenaran alami dari bahasa tubuh. Selama bertahun-tahun saya berusaha
untuk menyingkat pengertian ini menjadi beberapa kalimat sederhana.
Alo Liliweri dalam buku “Komunikasi Verbal Dan Nonverbal”
menjelaskan bahwa bahasa tubuh adalah gerakan tubuh yang merupakan
Sebagian perilaku Nonverbal dapat disampaikan melalaui simbol
komunikasi kepada orang lain. Perilaku itu sangat bergantung erat
tidaknya hubungan dengan orang lain. Dalam bagian ini akan diuraikan
6
komunikasi nonverbal “gerakan tubuh” atau disebut kinesik.
7
adalah asset yang sangat besar bagi organisasi. Konsumen dapat diartikan
masyarakat pada umumnya yang potensial membutuhkan produk dan jasa
sehingga berpotensi untuk melakukan pembelian. Sebagai organisasi
bisnis, untuk menjaga dan mempertahankan konsumennya agar tetap setia
salahsatunya adalah dengan memberikan pelayanan kepada konsumen.
Salah satu contoh penggunaan komunikasi Nonverbal dalam
melayani konsumen adalah pada waktu konsumen datang pertama kali
keorganisasi atau perusahaan yaitu dengan cara menyapa konsumen
tersebut. Banyak komunikasi yang terjadi selama beberapa detik pertama
yang dilakukan dengan konsumen. Sedangkan perasaan dan presepsi yang
terbentuk sering berlangsung untuk selamanya.
Komunikasi Non verbal, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah
seseorang dengan cepat menciptakan kesan bahwa sadar pada konsumen
bahwa konsumen dapat mengatakan pada dirinya sendiri secara tidak sadar
bahwa konsumen senang dengan pelayanan orang tersebut. Mengingat
komunikasi Non verbal sangat penting bagi organisasi karena organisasi
sebaiknya memiliki kepentingan untuk memberikan semacam pedoman
komunikasi non verbal yang harus dilakukan karyawannya ketika
melayani konsumen dan memformalkannya baik melaui sikap, perilaku,
penataan lingkungan kantor, dan kecepatan pelayanan sehingga dengan
demikian karyawan dan organisasi memiliki kompetensi, kemampuan
dalam menerapkan komunikasi non verbal ketika memberikan pelayanan
kepada konsumen.
Komunikasi non verbal yang dilakukan secara tepat akan
memberikan pengaruh pada kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen
biasanya diukur dari sejauh mana organisasi dapat memenuhi kebutuhan
konsumennya. Konsumen biasanya mengharapkan pelayanan yang
berkualitas, yang bisa diukur dari kecepatan pelayanan, pelayanan yang
responsive, empati, dan lingkungan pelayanan.
Komunikasi non verbal yang dioperasionalkan melalui dimensi
kumpulan isyarat, gerak tubuh ( kontakmata, ekspresi wajah), sentuhan,
kedekatan, dan lingkungan yang baik akan sangat efektif atau mempunyai
hubungan yang kuat dalam menciptakan kepuasan konsumen. Kepuasan
konsumen yang dioperasionalkan melalui indikator kecepatan, empati,
responsive, dapat meningkat karena pemberi layanan menerapkan
komunikasi non verbal pada saat proses pemberian layanan.
2.4 Memahami Gerakan Tubuh Konsumen
1. Gerakan konsumen yang kurang suka
Konsumen akan melakukan beberapa gerakan yang sering dilakukan
seperti mengerutkan kening, menggaruk pinggir mata, agak
menggelengkan kepala dan melihat kearah yang berbeda secara
tidak teratur, ketika mereka tidak suka dengan pelayanan yang kita
berikan. Hal lain yang sering dilakukan konsumen saat kurang suka
8
akan apa yang kita jelaskan adalah dia melipat kedua tangannya
tanda pertahanan diri agar apa yang diinginkan segera disetujui, dan
dia akan memberiakn beberapa kata ingin mengkahiri pembicaraan
tanda kurang suka dengan pelayanan dan harga yang kita berikan.
9
Lengan di pinggang atau sedikit terselip di dalam saku
dengan posisi ibu jari menunjuk ke depan adalah sikap ingin
tahu dan juga tertarik akan sesuatu.
Lengan dalam posisi beristirahat di atas perut menandakan
bahwa kita dalam posisi santai dan terbuka.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan bahasa tubuh lazimnya digunakan oleh siapapun
dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya konsumen saja. Namun, banyak
yang tidak sadar bahwa dia sedang menggunakan bahasa tubuh untuk
menjelaskan sesuatu yang ada di dalam pikirannya secara refleks.
Penggunaan bahasa tubuh dapat pula mewakili adanya kode-kode bahasa
ucap dan tulis yang tidak diketahui oleh dua orang, kemudian dapatlah
digunakan bahasa tubuh agar informasi dapat tersampaikan dengan baik.
Praktik penggunaan bahasa tubuh dalam kehidupan sehari-hari, tidak
berbeda jauh dengan pembacaan terhadap penandaan pada umumunya.
Untuk memahaminya dibutuhkan pembacaan secara konteks dan
kontekstualisasi. Dalam usaha merujuk konteks dan kontekstualisasi,
tindakan-tidakan yang diwujudkan oleh penerima informasi akan sangat
berkaitan dengan kesadaran psikisnya untuk bertindak. Pada tataran ini,
bahasa tubuh juga memunculkan bentuk-bentuk pragmatis karena menjadi
komunikasi untuk menyampaikan pesan. Adapun yang membedakannya
hanya pada cara bentuk menyampaikan pesan tersebut, yaitu melalui
ekspresi tubuh.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2017/04/bahasa-tubuh-dalam-penjualan.html
https://www.kerjausaha.com/2014/06/inilah-ekspresi-bahasa-tubuh-pelanggan.html
https://ibizcoach.com/begini-melihat-keinginan-konsumen-melalui-body-language-nya/
https://bisnisukm.com/cara-efektif-memahami-gerak-tubuh-konsumen.html
https://journal.uny.ac.id/index.php/efisiensi/article/view/3868/3346
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasinonverbal
https://www.jagoanhosting.com/blog/10-bahasa-tubuh-yang-perlu-diketahui-untuk-
memahami-pelanggan-anda/
Mulyana, D. (2005). Komunikasi efektif suatu pendekatan lintas budaya.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Mulyana, D. (2012). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, D., & Rakhmat, J. (2006). Komunikasi antarbudaya. Bandung: PT.
Remaja Rosdaka