Anda di halaman 1dari 22

KOMUNIKASI ORGANISASI NONVERBAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah

Komunikasi Organisasi

(Dosen Pengampu : Dr. Dudun Ubaedullah, M.Ag.)

Disusun oleh :

1. Ismi Wardatuts Tsaniyah 11190510000020


2. M. Adzka Aulia 11180510000305
3. Kho Fifah Nur Aprilia 11180510000236
4. M. Rifki Maulana 11180510000259
5. Kharisma 11180510000238

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan ridhonya kami dapat menyelesaikan tugas yang alhamdulillah
selesai tepat waktu, untuk membuat makalah tentang “Komunikasi Organisasi
Nonverbal”. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Komunikasi
Organisasi yang diberikan oleh Bapak Dr. Dudun Ubaedullah, M.Ag., disamping
hal tersebut kami ingin menambah wawasan kami.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada


semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan
makalah ini. Khususnya Bapak Dr. Dudun Ubaedullah, M.Ag. selaku dosen
pengampu mata kuliah Komunikasi Organisasi sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Semoga hasil dari tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
khususnya bagi kami sendiri sebagai penyusun. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
membangun pengetahuan bagi kita.

Jakarta, 9 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Definisi Komunikasi Non Verbal ........................................................................... 3
B. Prinsip-prinsip Komunikasi Nonverbal .................................................................. 5
C. Karakteristik Komunikasi Non Verbal ................................................................... 5
D. Teori Komunikasi Non Verbal ................................................................................... 6
E. Bentuk Komunikasi Non Verbal ............................................................................. 7
F. Bentuk Komunikasi Non Verbal Dalam Organisasi ............................................... 9
G. Fungsi Komunikasi Non Verbal ........................................................................... 10
H. Fungsi Komunikasi Non Verbal Dalam Organisasi .............................................. 12
I. Perbedaan Komunikasi Verbal dan Non Verbal ................................................... 13
BAB III............................................................................................................................. 18
PENUTUP........................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tanpa melakukan komunikasi, maka seseorang akan sulit untuk
melangsungkan hidupnya. Komunikasi tidak hanya sekadar alat untuk
menyampaikan pesan yang ditujukan pada sasaran, tetapi komunikasi juga
berarti “makna” dan proses. Ketika seseorang mengirimkan pesan,
sebenarnya ada “makna” yang terkandung di dalamnya yang diharapkan
dimengerti oleh sasaran komunikasi tersebut. Karena ada pengiriman
pesan yang berupa “makna” kepada sasaran, komunikasi juga merupakan
sebuah proses yang mengaitkan banyak pihak.
Komunikasi terbagi menjadi dua, ada komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal di sini beperan sebagai
pendukung komunikasi verbal, yang mana menjadi penjelas dari perkataan
yang diucapkan oleh komunikan yaitu dengan gerak tubuh atau gesture.
Bagaimana penjelasan lebih lanjut mengenai komunikasi nonverbal? Maka
dari itu, di dalam makalah ini akan menjelaskan mengenai definisi,
pronsip-prinsip, karakteristik, teori, bentuk, fungsi, dan perbedaan
komunikasi nonverbal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi komunikasi nonverbal?
2. Apa saja prinsip-prinsip komunikasi nonverbal?
3. Apa karakteristik komunikasi nonverbal?
4. Apa teori komunikasi nonverbal?
5. Bagaimana bentuk komunikasi nonverbal?
6. Bagaimana bentuk komunikasi nonverbal dalam organisasi?
7. Apa fungsi komunikasi nonverbal?
8. Apa fungsi komunikasi nonverbal dalam organisasi?

1
9. Apa perbedaan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal?

C. Tujuan Penulisan
Dengan disusunnya makalah ini, kami berharap dapat mencapai tujuan
kami, yaitu dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan dari rumusan masalah
tersebut. Serta membantu kita untuk mendapatkan pemahaman tentang definisi,
pronsip-prinsip, karakteristik, teori, bentuk, fungsi, dan perbedaan komunikasi
nonverbal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi Non Verbal


Manusia berkomunikasi menggunakan kode verbal dan nonverbal. Kode
nonverbal disebut isyarat atau bahasa diam (silent language). Melalui komunikasi
nonverbal kita bisa mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang
bahagia, marah, bingung, atau sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang sering
didasarkan pada perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal
lebih jauh.

Komunikasi dalam organisasi menjadi unsur penting karena membutuhkan


sosialisasi dan interaksi antara pemimpin dengan bawahan yang ada di organisasi
tersebut. Setiap pemimpin maupun bawahan yang ada di dalam organisasi
memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga komunikasi menjadi kebutuhan
yang penting dalam kinerja suatu organisasi. Selain komunikasi secara verbal,
sebuah perusahaan juga membutuhkan komunikasi dalam bentuk non verbal.
Tujuan utama dari komunikasi non verbal dalam organisasi adalah untuk dapat
meyakinkan seseorang karena komunikasi non verbal terjadi secara spontan, tidak
berstruktur, atau tidak direncanakan.

Menurut Daft (2015) Nonverbal communication merupakan pesan yang


dikirimkan melalui tindakan dan perilaku. Sebagai seorang pemimpin dapat
menyimbolkan pesan-pesan penting melalui penampilan, bahasa tubuh, ekspresi
wajah, dan tindakan sehari-hari. Komunikasi nonverbal memainkan peran utama
dalam perkembangan suatu hubungan.

Karena komunikasi non verbal juga merupakan saluran utama yang biasa
digunakan untuk mengkombinasikan perasaan dan sikap. Tetapi kebanyakan
komunikasi non verbal adalah tingkah laku yang tidak disadari, karena
mempunyai keterbatasan dalam memahaminya. komunikasi non verbal sering
dilakukan secara reflek atau tanpa disadari ketika seseorang berbicara. Seperti
ketika pimpinan memarahi salah satu karyawan, maka wajah pimpinan akan

3
memerah, tatapan matanya terlihat tajam, tangannya bergetar, suaranya meninggi,
dan sebagainya. Kemarahannya tidak hanya tercermin dalam kata-katanya tetapi
juga tercermin dalam segenap bahasa tubuhnya itu semakin memastikan seberapa
besarnya tingkat kemarahannya.

Sedangkan menurut istilah Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat


yang bukan kata-kata. Pesan- pesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap
komunikasi. Pesan atau simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan
dari pada simbol verbal. Bahasa verbal sealur dengan bahasa nonverbal, contoh
ketika kita mengatakan “ya” pasti kepala kita mengangguk. Komunikasi
nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena
spontan.1

Menurut Frank EX Dance dan Carl E. Larson komunikasi nonverbal


adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik untuk
memaknainya (a stimulus not dependent on symbolic content meaning).
Sedangkan menurut Edward Sapir komunikasi nonverbal adalah sebuah kode
yang luas yang ditulis tidak di mana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun
dan dimengerti oleh semua (an elaborate code that is written nowhere, known to
none, and understood by all).

Komunikasi nonverbal meliputi semua aspek komunikasi selain kata-kata


sendiri seperti bagaimana kita mengucapkan kata-kata (volume), fitur, lingkungan
yang mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan benda- benda yang
mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian, perhiasan, mebel).2

Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971) yang


menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7%
berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia
juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan
seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang
bersifat nonverbal.
1
Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
2
Faisal Wibowo . Komunikasi Verbal dan Nonverbal. 2010

4
B. Prinsip-prinsip Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Menurut
Dale G. Leathers, prinsip-prinsip komunikasi nonverbal adalah sebagai berikut
(Rakhmat, 2001 : 287 – 289) :

1. Komunikasi nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi


interpersonal atau komunikasi antar pribadi.
2. Komunikasi nonverbal lebih efektif dalam menyampaikan perasaan dan
emosi dibandingkan dengan komunikasi verbal.
3. Komunikasi nonverbal lebih efektif dalam menyampaikan makna dan
maksud yang relative bebas dari penipuan, distorsi dan kerancuan.
4. Komunikasi nonverbal lebih efisien dibandingkan dengan komunikasi
verbal.
5. Komunikasi nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.
6. Komunikasi nonverbal bersifat metakomunikatif yang sangat diperlukan
dalam rangka mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.

C. Karakteristik Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non verbal memiliki karakteristik yang bersifat universal,
diantaranya :
1. Komunikatif, yaitu perilaku yang disengaja/tidak disengaja untuk
mengkomuniasikan sesuatu sehingga pesan yang ada bisa diterima secara
sadar. Contoh mahasiswa memandang keluar jendela saat kuliah yang
menunjukkan perasaan bosan.
2. Kesamaan perilaku, yaitu kesamaan perilaku nonverbal antara 1 orang
dengan orang lain. Secara umum bisa dilihat pada gerak tangan, cara
duduk, berdiri, suara , pola bicara, kekerasan suara, cara diam.
3. Artifaktual, yaitu komunikasi nonverbal bisa juga dalam bentuk artefak
seperti cara berpakaian, tata rias wajah, alat tulis, mobil, rumah, perabot
rumah & cara menatanya, barang yang dipakai seperti jam tangan.

5
4. Dapat dipercaya, Pada umumnya kita cepat percaya perilaku non verbal.
Verbal & non verbal haruslah konsisten. Ketidakkonsistenan akan tampak
pada bahasa nonverbal yang akan mudah diketahui orang lain. Misalnya
seorang pembohong akan banyak melakukan gerakan- gerakan tidak
disadari saat ia berbicara.
5. Dikendalikan oleh aturan, sejak kecil kita belajar kaidah-kaidah
kepatutan melalui pengamatan perilaku orang dewasa. Misalnya:
Mempelajari penyampaian simpati (kapan, dimana, alasan) atau
menyentuh (kapan, situasi apa yang boleh atau tidak boleh)

Dari komunikasi yang kita lakukan, komunikasi verbal hanya


memiliki porsi 35% , sisanya 65% adalah komunikasi nonverbal. Bahasa yang
umum digunakan dalam komunikasi verbal itu memiliki lebih banyak
keterbatasan dibandingkan dengan komunikasi nonverbal. Keterbatasan tersebut
dipengaruhi oleh faktor integritas, faktor, budaya, faktor pengetahuan, faktor
kepribadian, faktor biologis dan faktor pengalaman. Komunikasi verbal dan
nonverbal itu saling melengkapi satu sama lain. Meskipun beda cara maupun
bentuk tetap saja tujuan utama dari komunikasi verbal dan nonverbal itu sama
yaitu bertujuan untuk menyampaikan pesan untuk mendapatkan respon, timbal
balik maupun efek.

D. Teori Komunikasi Non Verbal


Teori Komunikasi nonverbal dalam Rimah (2007) sebagai berikut :
1. Teori proksemik dari Hall
Teori Proksemik adalah tanda-tanda non verbal yang mewakili
pesan tentang bagaimana komunikator dan komunikan menempatkan jarak
fisik yang disebabkan karena perbedaan jenis kelamin, kebudayaan,
kebiasaan, berhubungan maupun factor-faktor lain.
2. Teori kinestik dari Birdwhistell

6
Suatu abstraksi dari gerakan-gerakan tubuh atau anggota badan
yang telah dikelompokkan sebagai idioms dari pola komunikasi dan
interaksi suatu kelompok sosial tertentu.
3. Teori paralinguistik dari Trager
Paralinguistik disebut juga dengan perilaku pesan verbal dan
nonverbal. Jadi bagaimana mengorganisasikan penerapan vokal
(pembesaran dan pengecilan volume, nada dan irama dalam Liliweri
(1997:72-79).

E. Bentuk Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non verbal memiliki beberapa bentuk, yaitu :

1. Sentuhan (Haptic)
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal
nonvisual dan nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang
mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang disampaikan
orang melalui sentuhan. Alma I Smith, seorang peneliti dari Cutaneous
Communication Laboratory mengemukakan bahwa berbagai perasaan
yang dapat disampaikan melalui sentuhan, salah satunya adalah kasih
sayang (mothering) dan sentuhan itu memiliki khasiat kesehatan.
2. Komunikasi Objek
Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah
penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang
digunakannya, walaupun ini termasuk bentuk penilaian terhadap seseorang
hanya berdasarkan persepsi. Contohnya dapat dilihat pada penggunaan
seragam oleh pegawai sebuah perusahaan, yang menyatakan identitas
perusahaan tersebut.

7
3. Kroenemik
Chronomics refers to how we perceive and use time to define
identities and interactions.(Wood.2007). Kronemik merupakan bagaimana
komunikasi nonverbal yang dilakukan ketika menggunakan waktu, yang
berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks tertentu. Contohnya
Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita mampu menilai
bagaimana mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan
mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif.3
4. Gerakan Tubuh (Kinesketik)
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata
atau frasa. Beberapa bentuk dari kinestetik yaitu:
a) Emblem, yaitu gerakan tubuh yang secara langsung dapat
diterjemahkan kedalam pesan verbal tertentu. Biasanya berfungsi
untuk menggantikan sesuatu. Misalnya menggangguk sebagai
tanda setuju; telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik.
b) Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang menyertai pesan verbal untuk
menggambarkan pesan sekaligus melengkapi serta memperkuat
pesan. Biasanya dilakukan secara sengaja. Misalnya, memberi
tanda dengan tangan ketika mengatakan seseorang gemuk/kurus.
c) Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya wajah yang
memperlihatkan perasaan dan emosi. Seperti misalnya sedih dan
gembira, lemah dan kuat, semangat dan kelelahan, marah dan
takut. Terkadang diungkapkan dengan sadar atau tanpa sadar.
Dapat mendukung atau berlawanan dengan pesan verbal.
d) Regulator, yaitu gerakan nonverbal yang digunakan untuk
mengatur , memantau, memelihara atau mengendalikan
pembicaraan orang lain. Regulator terikat dengan kultur dan tidak
bersifat universal. Misalnya, ketika kita mendengar orang

3
Ani Atih. Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Hubungan Interpersonal. Universitas Negeri
Jakarta , 2015

8
berbicara,kita menganggukkan kepala, mengkerutkan bibir, dan
fokus mata.
e) Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan fisik dan mengendalikan emosi. Dilakukan bila
seseorang sedang sendirian dan tanpa disengaja.

5. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah
ucapan, yaitu cara berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara,
keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi,
dan lain-lain.

F. Bentuk Komunikasi Non Verbal Dalam Organisasi


Beberapa bentuk komunikasi non verbal yang dilakukan oleh pemimpin
maupun bawahan dalam organisasi :
1. Mengetuk pintu
Salah satu bentuk komunikasi non verbal yang biasa dilakukan
dalam organisasi. Mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki
ruangan atasan maupun seseorang yang memiliki jabatan tertinggi berarti
menunjukkan kesopanan dan menghormati orang tersebut.
2. Berjabat tangan
Komunikasi non verbal seperti berjabat tangan ini biasanya
dilakukan seseorang saat pertama kali bertemu. Hal ini menunjukkan
bahwa orang tersebut menghargai dan menerima hubungan baik. Selain
itu, berjabat tangan juga dapat dikatakan sebagai kesepakatan saat
melakukan perjanjian atau kerja sama secara deal antar organisasi.
3. Mengerutkan dahi
Ketika seorang atasan diam dan mengerutkan dahi berarti ada
perbuatan atau ucapan yang tidak dimengerti bahkan ada kesalahan yang
tidak disadari oleh bawahannya. Komunikasi non verbal ini lebih mudah
dimengerti karena terjadi secara spontan ketika ada ucapan atau perbuatan

9
yang tidak dimengerti atau tidak sesuai. Komunikasi non verbal ini juga
menunjukkan kepekaan seseorang terhadap suatu yang tidak pasti.
4. Menggelengkan kepala
Ketika seseorang sedang melakukan diskusi biasanya ada
pembahasan atau materi yang disetujui dan tidak disetujui. Seseorang
biasanya lebih memilih untuk menunjukkan komunikasi melalui
komunikasi non verbal seperti menggelengkan kepala saat tidak
menyetujui tanggapan seseorang terhadap materi yang sedang dibahas.
Menggelengkan kepala juga bermakna keheranan atau tidak percaya.
5. Menganggukkan kepala
Seorang yang setuju akan suatu hal akan berbicara dengan verbal
atau non verbal melalui anggukan kepala. Menganggukkan kepala berarti
seseorang tersebut setuju terhadap suatu keputusan. Selain itu,
menganggukkan kepala juga dapat diartikan sebagai rasa menghormati.

Komunikasi non verbal menempati bagian yang penting. Banyak


komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak
menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu
bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu
kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan
orang, baik rasa senang, benci, kangen dan berbagai macam perasaan
lainnya. Kaitannya dengan organisasi, komunikasi non verbal bisa
membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan
sekaligus memahami reaksi pemimpin maupun bawahan saat menerima
pesan dari orang lain.

G. Fungsi Komunikasi Non Verbal


1. Repeating (Repetisi) yaitu mengulang kembali pesan yang disampaikan
secara verbal. Contohnya mengangguk kepala ketikamengatakan ‘Iya’ dan
menggelengkan kepala ketika mengatakan ‘Tidak’.

10
2. Substituting (Substitusi) , yaitu mengantikan lambang-lambang verbal.
Contohnya menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan
menghadap depan sebagai penganti kata ‘Tidak’ saat pedagang
menghampiri anda. kita tidak perlu secara verbal menyatakan kata
"menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari kita membentuk
huruf `V' (victory) yang bermakna kemenangan. Menyatakan rasa haru
tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata yang berlinang-linang.
3. Contradicting (Kontradiksi) , yaitu menolak pesan verbal atau
memberikan makna lain terhadap pesan verbal. Contohnya seorang suami
mengatakan ‘Bagus’ ketika dimintai komentar istrinya mengenai baju
yang baru dibelinya sambil matanya terus terpaku pada koran yang sedang
dibacanya.
4. Complementing (Komplemen) , yaitu melengkapi dan memperkaya
pesan maupun makna nonverbal. Contohnya melambaikan tangan saat
mengatakan selamat jalan.
5. Accenting (Aksentuasi) , yaitu menegaskan pesan verbal atau mengaris
bawahinya. Contohnya Mahasiswa membereskan buku-bukunya atau
melihat jam tangan ketika jam kuliah berakhir atau akan berakhir,
sehingga dosen sadar diri dan akhirnya menutup kuliahnya.

Dalam perkembangannya, fungsi komunikasi nonverbal dipandang sebagai


pesan-pesan yang holistik, lebih dari pada sebagai sebuah fungsi pemrosesan
informasi yang sederhana. Fungsi-fungsi holistik mencakup identifikasi,
pembentukan dan manajemen kesan, muslihat, emosi dan struktur percakapan.
komunikasi nonverbal terutama berfungsi mengendalikan (controlling), dalam
arti kita berusaha supaya orang lain dapat melakukan apa yang kita
perintahkan.

Hickson dan Stacks menegaskan bahwa fungsi-fungsi holistik


tersebut dapat diturunkan dalam 8 fungsi, yaitu pengendalian terhadap
percakapan, kontrol terhadap perilaku orang lain, ketertarikan atau
kesenangan, penolakan atau ketidaksenangan, peragaan informasi kognitif,

11
peragaan informasi afektif, penipuan diri (self-deception) dan muslihat
terhadap orang lain.

H. Fungsi Komunikasi Non Verbal Dalam Organisasi


1. Memudahkan Komunikasi dapat Berjalan
Tujuan komunikasi nonverbal yang pertama adalah untuk
mempermudah komunikasi antara 2 orang yang berbeda bahasa, atau
sedang dalam jarak yang jauh dan sedang ditengah kondisi yang bising
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan komunikasi verbal.
Tujuan ini dapat kita lihat pada beberapa komunikasi yang terjadi
misalnya dalam pertandingan olahraga internasional, dimana seorang wasit
tidak lagi berbicara dan mengeluarkan suara tapi hanya dengan
menggerakkan tangan, kepala, kaki atau tubuh untuk memperingatkan
seseorang baik pada saat pelanggaran terjadi ataupun pada saat
pertandingan berlangsung.
2. Memberi Perhatian Kepada Audience
Komunikasi Non Verbal berfungsi untuk membuat audiens tetap
fokus pada publik speaker pada saat menyampaikan sesuatu. Dengan
mendapatkan perhatian audiens, maka gagasan dan ide akan lebih mudah
untuk disampaikan. Komunikasi non verbal melalui bahasa tubuh dapat
digunakan dalam menarik perhatian audience sehingga media komunikasi
modern. Tentu saja hal ini dapat menjadi daya tarik sendiri dalam
komunikasi public speaking.
3. Mengulangi Perilaku Verbal
Fungsi bahasa non verbal yang selanjutnya adalah dapat
mengulangi perilaku verbal. Sebab terkadang banyak audience yang tidak
mengerti secara langsun jika hanya melalui kata-kata. Oleh sebab itu,
dalam hal ini bahasa verbal dapat sangat membantu untuk mengulangi
perilaku verbal. Sehingga anda tidak perlu memberikan penjelasan secara
verbal dengan berulang-ulang.

12
4. Menggantikan Komunikasi Verbal
Menggantikan komunikasi yang dilakukan secara verbal ataupun
lisan, baik kepada orang-orang yang memang kesulitan untuk berbicara
verbal maupun kepada orang-orang yang tidak bisa berbicara verbal akibat
suatu hambatan. Biasanya tujuan yang satu ini akan kita temui pada
beberapa kejadian komunikasi yang memiliki Hambatan-hambatan
Komunikasi seperti, tempat komunikasi memiliki jarak yang cukup jauh,
terdapat keriuhan atau kebisingan, hingga Hambatan Komunikasi Antar
Pribadi lainnya.
5. Menghilangkan Hambatan
Komunikasi non verbal juga memiliki tujuan untuk menghilangkan
hambatan-hambatan yang terjadi ketika sedang berkomunikasi. Misalnya
ketika terdapat Gangguan Bahasa dalam Komunikasi, atau saling tidak
mengerti dengan bahasa atau ucapan yang diungkapkan, maka komunikasi
non verbal seperti gerak tangan, atau gestur tubuh akan mampu untuk
menghilangkan hambatan komunikasi tersebut. Ketika hambatan
komunikasi tersebut sudah berhasil dihilangkan, tentunya komunikasi akan
berjalan dengan baik dan efektif.

I. Perbedaan Komunikasi Verbal dan Non Verbal


Komunikasi verbal dan nonverbal memiliki perbedaan yang mendasar.
Perbedaan pertama dapat kita lihat dari pernyataan Anderson (19990 yang
menyatakan bahwa “nonverbal communication is perceived as more honest.
If verbal and nonverbal behaviors are inconsistent, most people trust the
nonverbal behavior. There is little evidence that nonverbal behavior actually is
more trustworthy than verbal communication; after all, we often control it quite
consciously. Nonetheless, it is perceived as more trustworthy”.
Pernyataan diatas menyatakan bahwa ada perbedaan antara kedua sistem
komunikasi. Pertama, komunikasi nonverbal yang dianggap lebih jujur. Jika
muncul perilaku verbal dan nonverbal yang tidak konsisten, kebanyakan orang

13
percaya perilaku nonverbal. Ada beberapa bukti menyatakan bahwa perilaku
nonverbal sebenarnya lebih dapat dipercaya daripada komunikasi verbal,
walaupun kita sering mengontrolnya cukup sadar. Namun, komunikasi nonverbal
dianggap lebih dapat dipercaya.4
Perbedaan kedua, komunikasi nonverbal memiliki saluran yang banyak.
komunikasi verbal biasanya terjadi dalam satu saluran, komunikasi verbal lisan
yang diterima melalui pendengaran, dan komunikasi verbal tertulis dapat dilihat,
dirasakan, didengar, berbau, dan mencicipi. Kami sering menerima komunikasi
nonverbal secara bersamaan melalui dua atau lebih saluran, seperti ketika kita
merasa dan melihat pelukan sambil mendengar berbisik "I love you".
Perbedaan ketiga, komunikasi verbal adalah diskrit, sedangkan
komunikasi nonverbal berlangsung terus menerus. Simbol verbal mulai dan
berhenti secara bergantian. Saat seseorang mulai berbicara pada satu saat dan
berhenti berbicara saat yang lain. Komunikasi nonverbal cenderung mengalir
terus. Sebelum kita berbicara, ekspresi wajah dan postur mengungkapkan
perasaan kita, saat kita bicara, gerakan tubuh kita dan mengkomunikasikan
penampilan, dan setelah kita berbicara postur tubuh berubah, mungkin santai).
Sedangkan menurut Don Stacks, ada 5 perbedaan utama diantara
komunikasi non verbal dan komunikasi verbal, yaitu :
1. Kesengajaan (Intentionality)
Perbedaan utama komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi
mengenai niat (intent). Niat menjadi lebih penting ketika kita
membicarakan lambang atau kode verbal. Michael Burgoon dan Michael
Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalau
pesan tersebut dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan diterima oleh
penerima secara sengaja pula.
Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. Komunikasi
nonverbal cenderung dilakukan dengan tidak sengaja. Komunikasi
nonverbal juga mengarah pada norma-norma yang berlaku. Sebagai
contoh, norma- norma untuk penampilan fisik. Kita semua berpakaian,

4
Faisal Wibowo . Komunikasi Verbal dan Nonverbal. 2010

14
namun berapa sering kita dengan sengaja berpakaian untuk sebuah situasi
tertentu? Berapa kali seorang teman memberi komentar terhadap
penampilan kita? Persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk
memenuhi persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.
2. Perbedaan Simbolik (Symbolic Diffrences)
Niat dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik dari
komunikasi. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model
tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan' oleh orang lain
(misalnya berpakaian dengan warna merah akan diberi makna sebagai
orang yang berani). Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk
komunikasi yang diantarai. Pada komunikasi verbal kita mencoba
mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu
pilihan kata. Kata-kata yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah
disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan
harus 'dibagi' di antara orang-orang yang terlibat didalammnya.
Sebaliknya, komunikasi nonverbal lebih alami, sebagai perilaku yang
didasarkan pada norma.
Mehrabian menjelaskan bahwa komunikasi verbal dipandang lebih
eksplisit dibanding bahasa nonverbal yang bersifat implisit. Isyarat- isyarat
verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat
aturan-aturan, namun komunikasi nonverbal hanya memiliki penjelasan
yang samar-samar dan informal. Berdasarkan hal tersebut dapat kita lihat
bahwa ada ketidaksamaan antara tanda (sign) dengan lambang (simbol).
Tanda merupakan representasi alami dari suatu kejadian atau tindakan.
Tanda adalah apa yang kita lihat atau rasakan. Lambang merupakan
sesuatu yang ditempatkan pada sesuatu yang lain.
Lambang merepresentasikan tanda melalui abstraksi. Apa yang
secara fisik menarik bagi kita adalah tanda (sign) dan bagaimana
menciptakan perbedaan yang berubah- ubah untuk menunjukkan derajat
ketertarikan tersebut adalah lambang (simbol). Komunikasi verbal lebih
spesifik dari bahasa nonverbal, karena dapat dipakai untuk membedakan

15
hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah-ubah. Bahasa
nonverbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau
emosi.
3. Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)
Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak,
kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi
mengendalikanperilaku-perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis
(perilaku yang dipelajari dan perilaku sosial). Satu perbedaan utama dalam
pemrosesan adalah dalam tipe informasi pada setiap belahan otak. Belahan
otak kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak berkesinambungan dan
berubah-ubah, sedangkan belahan otak kanan, tipe informasinya Iebih
berkesinambungan dan alami. Pesan-pesan verbal dan nonverbal juga
berbeda dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang
terstruktur.
Aturan-aturan ketika kita berkomunikasi secara nonverbal akan
lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan
aturan-aturan tata bahasa dan kalomat. Komunikasi nonverbal
diekspresikan pada saat komunikasi berlangsung. Bahasa nonverbal tidak
bisa mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa
mendatang. Selain itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah
pemahaman mengenai konteks di mana interaksi tersebut terjadi,
sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.5
4. Struktur Vs Non struktur
Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai aturan-
aturan tata bahasa. Komunikasi nonverbal tidak ada struktur formal yang
mengarahkan komunikasi karena terjadi secara tidak disadari, tanpa urut-
urutan kejadian yang dapat diramalkan sebelumnya. Perilaku nonverbal
yang sama dapat memberi arti yang berbeda pada saat yang berlainan atau
pada tempat yang berbeda.
5. Linguistik Vs Non linguistic

5
Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal

16
Linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa verbal, yaitu
suatu sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur pemberian
maknanya. Pada komunikasi nonverbal, sulit untuk memberi makna pada
lambang karena tidak memiliki struktur.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Frank EX Dance dan Carl E. Larson komunikasi nonverbal
adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik untuk
memaknainya (a stimulus not dependent on symbolic content meaning). Menurut
Dale G. Leathers, prinsip-prinsip komunikasi nonverbal adalah Komunikasi
nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal atau
komunikasi antar pribadi, Komunikasi nonverbal lebih efektif dalam
menyampaikan perasaan dan emosi dibandingkan dengan komunikasi verbal,
Komunikasi nonverbal lebih efektif dalam menyampaikan makna dan maksud
yang relative bebas dari penipuan, distorsi dan kerancuan, Komunikasi nonverbal
lebih efisien dibandingkan dengan komunikasi verbal, Komunikasi nonverbal
merupakan sarana sugesti yang paling tepat, Komunikasi nonverbal bersifat
metakomunikatif yang sangat diperlukan dalam rangka mencapai komunikasi
yang berkualitas tinggi.

Komunikasi non verbal memiliki karakteristik yang bersifat universal,


diantaranya : komunikatif, kesamaan perilaku, artifaktual, dapat dipercaya,
dikendalikan oleh aturan. Teori tentang komunikasi non-verbal menurut Rimah
terdapat tiga yaitu : teori proksemik dari hall, teori kinestik dari Birtwhistell, dan
teori paralinguistic dari Trager. Komunikasi non verbal memiliki beberapa bentuk,
yaitu : sentuhan, komunikasi objek, kroenemik, gerakan tubuh dan vokalik.
Fungsi komunikasi non verbal dalam organisasi adalah supaya komunikasi
berjalan dengan lancar, memberi perhatian kepada audiens, mengulangi perilaku
verbal, menggantikan komunikasi verbal, dan menghilangkan hambatan. Menurut
Anderson terdapat tiga perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi non
verbal yaitu : komunikasi nonverbal yang dianggap lebih jujur, komunikasi non
verbal memiliki saluran yang banyak, dan komunikasi verbal merupakan
komunikasi diskrit.

18
DAFTAR PUSTAKA

Atih, Ani. 2015. Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Hubungan


Interpersonal. Universitas Negeri Jakarta.
Wibowo . Faisal. 2010. Komunikasi Verbal dan Nonverbal.
Nugroho, Widyo. Modul Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal.

19

Anda mungkin juga menyukai