Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KOMUNIKASI NON VERBAL

Dosen Pengampu : Kartini, M.Sos

KELOMPOK : 8
-RISKA AULIA FIRDIANTI [ 0101222074 ]
-SINDI WULANDARI [ 0101222068 ]

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Komunikasi Nonverbal” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah ilmu komunikasi ibu kartini.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan materi-materi yang di peroleh dari buku
panduan yang berkaitan dengan komunikasi, serta infomasi dari jurnal yang berhubungan
dengan Komunikasi Nonverbal, dan penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata
kuliah Komunikasi atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan
yang telah ikut dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Komunikasi Nonverbal,
khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang baik.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................


Daftar Isi ........................................................................................................................
BAB I ..............................................................................................................................
PENDAHULUAN .........................................................................................................
A.Latar Belakang ............................................................................................................
B.Rumusan Masalah .......................................................................................................
C.Tujuan..........................................................................................................................
BAB II ...........................................................................................................................
PEMBAHASAN ...........................................................................................................
A.Komunikasi Non Verbal .............................................................................................
B.Jenis – jenis Pesan Non Verbal ..................................................................................
C.Ciri-ciri Komunikasi Non Verbal ................................................................................
D.Fungsi Komunikasi Non Verbal .................................................................................
E.Penerapan Komunikasi Non Verbal ............................................................................
BAB III...........................................................................................................................
PENUTUP......................................................................................................................
Kesimpulan .....................................................................................................................
Saran ..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Komunikasi Nonverbal memiliki manfaat yang sama pentingnya dengan komunikasi
verbal. Hal ini disebabkan karena diantara komunikasi nonverbal dengan komunikasi verbal
saling bekerja sama dalam proses komunikasi. Dengan adanya komunikasi nonverbal, maka
seseorang dapat memberikan suatu penekanan, pengulangan, melengkapi, dan menggantikan
komunikasi verbal, swehingga lebih mudah untuk ditafsirkan. Oleh sebab itu, tidaklah lengkap
jika kita membicarakan komunikasi verbal tidak disertai dengan komunikasi non-verbal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya kita berkomunikasi secara verbal
(kata-kata), tetapi arti dari pesan itu bukanlah terletak pada kata tersebut. Sekitar 93% dari arti
pesan diterima dari komunikasi nonverbal yang melatar belakangi komunikasi verbal dan
hanya 7% dari pesan verbal. Secara terinci adalah 7% dari pesan verbal, 38% dari nada suara
atau infleksi, 55% dari ekspresi wajah, gerakan tubuh dan kepala atau sikap. Dari hasil
penelitian ini jelas bahwa komunikasi non-verbal sangat membantu dalam menginterpretasikan
arti pesan verbal. Tetapi, jika pesan nonverbal saja tersendiri yang dikirimkan akan sulit untuk
menginterpretasikannya secara tepat.

B.Rumusan Masalah
1. Apa itu komunikasi non verbal ?
2. Apa saja jenis-jenis dari komunikasi non verbal ?
3. Apa saja ciri-ciri dari komunikasi non verbal ?
4. Apa fungsi dari komunikasi non verbal ?
5. Bagaimana penerapan komunikasi non verbal ?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi non verbal.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis komunikasi non verbal.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri komunikasi non verbal.
4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi non verbal.
5. Untuk mengetahui penerapan komunikasi non verbal.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal adalah proses yang dijalani oleh seseorang individu atau lebih
pada saat menyampaikan isyarat-isyarat nonverbal yang memiliki potensi untuk merangsang
makna dalam pikiran individu atau individu-individu lain.1
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di
luar kata-kata terucap dan tertulis walau tidak terdapat kesepakatan tentang proses nonverbal
ini, kebanyakan ahli setuju bahwa hal-hal berikut mesti dimasukkan seperti isyarat, ekspresi
wajah, pandangan mata, postur, gerakan tubuh, sentuhan, pakaian, artefak, diam, ruang, waktu
dan suara.2
Komunikasi nonverbal juga dapat diartikan sebagai penciptaan dan pertukaran pesan
dengan tidak menggunakan kata-kata, komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, sikap
tubuh, intonasi nada (tinggi-rendahnya nada), kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak,
dan sentuhan-sentuhan. Dapat juga dikatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah semua
kejadian di sekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang
diucapkan atau dituliskan dan meliputi semua stimulus nonverbal yang dalam setting
komunikatif digeneralisasikan oleh individu dan lingkungan individu yang memakainya. 3
Tanda-tanda komunikasi nonverbal belum dapat diidentifikasi seluruhnya, tetapi hasil
penelitian menunjukkan bahwa cara duduk, berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan
informasi pada orang lain. Tiap-tiap gerakan yang dibuat dapat menyatakan asal seseorang,
sikap, kesehatan, bahkan keadaan psikologis. Misalnya, gerakan-gerakan seperti mengerutkan
alis, menggigit bibir, menunjuk dengan jari, tangan di pinggang, dan melipat tangan bersilang
di dada.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang
didapat dari lingkungan sekitar yang keluar berupa isyarat dan itu mengartikan sesuatu. Dan
biasanya komunikasi nonverbal diikuti komunikasi verbal (berupa kata-kata) guna mendukung
atau penguat dalam komunikasi.
B. Jenis-jenis komunikasi non verbal

Menurut Ruben & Stewart (2005) komunikasi nonverbal memiliki beberapa saluran,
yaitu paralanguage, wajah dan gerakan tubuh (kinesics), sentuhan (haptics), penampilan fisik
serta proximity (jarak) dan chronemics (waktu).

1. Paralanguage (Vokalik). Salah satu bagian dari paralanguage adalah vocalics- pesan-
pesan auditori yang diciptakan dalam proses bicara (cara berbicara). Bagaimana nada
bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara & intonasi. Sebelum
anak-anak mengembangkan kemampuan berbahasa mereka, pola nada dalam bahasa
merupakan hal familiar yang mereka tangkap. Dalam terapi wicara, anak-anak autis
diajarkan mengenali kata-kata dengan menggunakan nada suara, intonasi dan

1 Andriana, Pemahaman, h.1. 118.


2 Deddy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya (Bandung:Remaja Rosda Karya, 2003), h.12.
3 Alo Lili Weri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya (Yogyakarta: Lkis, 2007), h. 177.

2
penekanan yang jelas, sehingga mereka dapat menangkap makna dari pentingnya kata-
kata yang digunakan.

2. Kinesics. Mencakup gerakan tubuh, lengan & kaki, ekspresi wajah (facial expression),
dan perilaku mata (eye behavior). Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain,
ekspresi wajah kita akan selalu berubah tanpa melihat apakah kitasedang berbicara atau
mendengarkan. Orang-orang yang terlibat dalam tindak komunikasi sering
menggerakkan kepala dan tangannya selama interaksi berlangsung. Mata juga
merupakan saluran komunikasi nonverbal yang penting, tidak hanya selama interaksi
tetapi juga sebelum dan sesudah interaksi berakhir. Dengan memelihara kontak mata
dan tersenyum, orang-orang yang terlibat mengindikasikan bahwa mereka tertarik
dengan persoalan yang sedang diperbincangkan.

3. Haptics (sentuhan). Haptics atau sentuhan atau kontak tubuh dikatakan oleh Emmert
dan Donaghy sebagai cara terbaik untuk mengomunikasikan sikap pribadi, baik yang
positif mapupun yang negatif. Frekuensi dan durasi sentuhan dapat menjadi indikator
tentang persahabatan dan rasa suka di antara orang yang melakukannya. Contohnya,
berjabat tangan, berpelukan, menyentuh lengan atas (persahabatan), menampar,
memukul, mengelus kepala, mencium tangan, dan sebagainya.

4. Proxemics (jarak) yaitu suatu cara bagaimana orang-orang yang terlibat dalam suatu
tindak komunikasi berusaha untuk merasakan dan menggunakan ruang (space). 4
Sedangkan menurut sumber buku lain :

1. Pesan Kinestik, merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti.
Pesan ini terdiri dari tiga komponen :
a. Pesan Fasial : pesan yang menggunakan air muka (mimi wajah) untuk
menyampaikan makna tertentu. Dalam beberapa penelitian ada sekitar sepuluh
kelompok makna yaitu kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan,
kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.
b. Pesan Gestural : menunjukan gerakan bagian anggota badan seperti mata dan
tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna.
Pesan ini berfungsi untuk :
1) Mendorong atau membatasi
2) Menyesuaikan atau mempertentangkan
3) Responsif atau tak responsif
4) Perasaan positif atau negatif
5) Memperhatikan atau tidak memperhatikan
6)Melancarkan atau tidak reseptif

4Prisca Octavia Della, PENERAPAN METODE KOMUNIKASI NON VERBAL YANG DILAKUKAN GURU PADA ANAK-
ANAK AUTIS DI YAYASAN PELITA BUNDA THERAPY CENTER SAMARINDA, (FakultasIlmuSosialdan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman, 2014), hal.116-117

3
7)Menyetujui atau menolak.

c. Pesan Postural : berkaitan dengan keseluruhan anggota badan. Tiga makna yang
dapat disampaikan oleh pesan postur adalah:
1.Immediacy : ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap
individu yang lain. Postur yang condong kearah lawan bicara
1menunjukan kesukaan atau kekuatan positif.
2.Power : mengungkapkan yang tinggi pada komunikator.
3.Responsiveness : individu mengkomunikasikan bila ia bereaksi secara
emosional pada lingkungan, baik positif maupun negatif.
2. Pesan Arifaktual, pesan ini diungkapkan melalui penampilan yang individu pakai
baik berupa pakaian, kosmetik, dll. misal warna hitam
menunjukan duka cita, sandal merupakan informal, batik merupakan formal.5

C. Ciri-ciri komunikasi non verbal


Josep A. Devito (2011) pernah mengungkapkan ada enam ciri dari komunikasi
nonverbal sebagai berikut : (1) pesan nonverbal bersifat komunikatif, (2) pesan nonverbal itu
kontekstual, (3) pesan nonverbal itu sebuah paket, (4) pesan nonverbal dapat dipercaya, (5)
pesan nonverbal dikendalikan oleh aturan, dan (6) pesan nonverbal bersifat metakomunikasi
1. Pesan Nonverbal Bersifat Komunikatif
Di Indonesia, saat seseorang membaca sebuah buku di gerbong Kereta Api
(KA) bisa jadi akan dianggap aneh. Ini karena di tempat kita budaya membaca belum
mentradisi. Tetapi coba Anda perhatikan berapa banyak orang yang sibuk dengan
gadget-nya? Orang yang sedang membaca buku di gerbong yang kebetulan Anda lihat
itu jelas mengomunikasikan sesuatu pada orang-orang di sekitarnya. Bisa jadi ia
mengomunikasikan, “Jangan ganggu saya, saya sedang membaca”, “Saya sedang bosan
di gerbong”, “Saya intelek lho, karenanya membaca buku”, dan lain-lain makna
komunikasi tergantung orang yang melihatnya.
Jadi, pesan-pesan dalam komunikasi nonverbal itu komunikatif atau
mengomunikasikan sesuatu. Bahwa kita tidak mungkin tidak berkomunikasi adalah
sebuah kenyataan, meskipun kita tidak bersuara. Apa yangs seseorang lakukan dan
tidak lakukan, apakah tindakan kita disengaja atau tidak disengaja, perilaku nonverbal
memberikan pesan atau bersifat komunikatif. Jadi, sekecil apa pun perilaku nonverbal
mengisyaratkan adanya pesan komunikasi.

2. Pesan Nonverbal Itu Kontekstual


Mengedipkan mata pada wanita cantik di bis yang tidak dikenal bisa dimaknai
genit atau mata keeranjang. Sementara itu, mengedipkan mata dengan teman di meja
samping warung bisa berarti ia tidak serius atas apa yang dikatakan. Mengedipkan mata
dengan istri berarti rayuan. Ini berarti bahwa kedipan mata mempunyai makna yang

5 Ayu Sekardjati, Dia Jujur Gak Sih?, (Yogyakarta:Pinang Merah Publisher, 2014), Hal.47-50

4
berbeda dan sangat tergantung pada konteks (situasi dan lingkungan). Jadi, perilaku
nonverbal yang sama mengomunikasikan makna yang berbeda dalam konteks yang
berbeda pula.

3. Pesan Nonverbal Itu Sebuah Paket


Coba Anda perhatikan ketika seorang motivator berbicara di depan publik,
seluruh tubuhnya (mata, tangan, kaki, posisi tubuh) semua bergerak bersama-sama
seolah kompak. Bahkan gerakan tubuh di atas juga bersesuaian dengan apa yang
dikatakannya. Saat pembicara itu mengatakan, “Apakah Anda siap berubah?”, tatapan
mata, gerak tangan dan kecondongan tubuhnya seolah serasi dan seirama.
Contoh di atas mengungkapkan bahwa pesan nonverbal itu berada dalam satu paket.
Semua anggota tubuh bersama-sama mengomunikasikan makna tertentu. Sebenarnya,
komunikasi nonverbal juga bisa satu paket dengan komunikasi verbal. Tetapi, bisa jadi
bermakna berbeda (yang diucapkan bertentangan dengan ekspresi anggota badan).

4. Pesan Nonverbal Dapat Dipercaya


Sebagai sebuah paket(verbal dan nonverbal) tentu akan bergerak bersama,
serasi dan seirama. Seandainya seseorang itu sedang sedih, maka seluruh anggota
badannya yang bisa mengekspresikan kesedihan ikut mendukung bahasa verbalnya itu.
Bahasa nonverbal sering tidak bisa bohong dalam mengungkapkan sebuah makna.
Namun demikian, baik perilaku verbal dan nonverbal sering membohongi kita. Dengan
kata lain, perilaku perilaku verbal dan nonverbal kadang tidak satu makna.

5. Pesan Nonverbal Dikendalikan Oleh Aturan


Mengapa seseorang tidak boleh bertepuk tangan riuh dalam waktu lama pada
malam hari yang sunyi? Mengapa kumpulan beberapa orang diperbolehkan tepuk
tangan (bahkan secara otomatis) saat anggota timnya diumumkan meraih prestrasi
terbaik? Jika sebaliknya yang dilakukan maka Anda akan dianggap aneh oleh orang-
orang di sekitar (malam harus tepuk tangan, sementara dalam kelompok itu justru
tangan Anda diam).
McLaughlin (1984) pernah mengatakan bahwa itu semua terjadi karena komunikasi
nonverbal dikendalikan oleh aturan tertentu. Aturan-aturan itu bisa dikarenakan adanya
budaya masyarakat setempat. Karena budaya, bisa jadi antarbudaya berbeda dalam
aturannya.
6. Pesan Nonverbal Bersifat Metakomunikasi
Meta berasal dari bahasa Yunani) berarti “luar” atau “samping”. Jika
digabungkan dengan komunikasi berarti “di samping komunikasi’, juga bisa berarti
tentang komunikasi. Kita juga pernah mendengar metabahasa yang berarti bahasa
tentang bahasa, jika dikaitkan dengan pesan (metapesan) berarti pesan tentang pesan.
Seseorang bisa jadi mengatakan ia tetap tegar dan ikhlas saat orang tuanya meninggal,
namun ia terus-terusan meneteskan air mata dan raut mukanya menunjukkan kesedihan.
Raut muka dan tetesan air mata itu disebut dengan metakomunikasi. Artinya ada pesan
di luar apa yang dikatakan sebagaimana terungkap dalam pesan nonverbalnya (tetesan
air mata dan raut muka sedih). Jadi, pesan verbalnya itu komunikasi, pesan

5
nonverbalnya metakomunikasi. Metakomunikasi ini akan terungkap jelas jika antara
pesan verbal dengan nonverbalnya berbeda makna. 6

D.Fungsi- fungsi komunikasi non verbal


Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah komunikasi penting. Periset
nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama komunikasi nonverbal sebagai berikut:

a.Untuk mengulangi perilaku verbal, misalnya menganggukkan kepala ketika mengatakan


“ya”.
b. Untuk menekankan atau melengkapi, komunikasi nonverbal digunakan untuk
menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja
tersenyum untuk menekankan suatu hal tertentu.
c.Untuk menggantikan, misalnya mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa yang
dapat digantikan dengan menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya” atau
menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak.”
d.Untuk meregulasi perilaku verbal, contohnya mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke
depan, atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan bahwa anda ingin
mengatakan sesuatu.
e. Untuk menunjukkan kontradiksi, pesan verbal dapat bertentangan dengan gerakan
nonverbal. Sebagai contoh, anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan mata
untuk menunjukkan bahwa yang anda katakan adalah tidak benar. 7

E.Penerapan komunikasi non verbal


1. Komunikasi non verbal pada Paralanguage.
Penerapannya bahwa apabila terapis marah dia harus mampu mengendalikan diri untuk
menekan intonasi suaranya & menyesuaikan dengan kondisi anak karena setiap anak memiliki
kekurangan yang berbeda-beda. Intonasi suara yang dilakukan guru terhadap anak-anak autism
harus ada penekanan nada bicara yang jelas dan pembicaraan harus dilakukan lebih dari 1 kali.
Terapis akan menyesuaikan intonasi suara pada saat berkomuikasi, yang terpenting adalah
adanya penekanan suara yang jelas. Intonasi suara yang dilakukan terapis tergantung pada
intruksi.
2. Komunikasi non verbal pada Kinesics (ekspresi wajah, gerakan tubuh & kontak mata). Pada
ekspresi wajah berdasarkan pengamatan peneliti mendapatkan 4 ekspresi guru terhadap
muridnya, yaitu Senang, Marah,Sedih dan Terkejut. Ekpresi wajah yang dilakukan terapis
tergantung pada situasi & kondisi hati anak. Terapis melakukan berbagai macam ekspresi
wajah sesuai dengan situasi dan kondisi hati anak yang dimaksudkan agar anak mengerti
bagaimana seharusnya mengekspresikan wajah pada saat komunikasi berlangsung. Gerakan
tubuh yang dilakukan terapis adalah mengacak pinggang, menunjuk, menggelengkan kepala,
menggerakan jari jempol (jika anak pintar memenuhi perintah). Penerapan yang harus
dilakukan terapis ialah menyesuaikan situasi anak dengan perilaku terapis.Sedangkan kontak
mata yang harus terjalin pada saat komunikasi berlangsung dengan cara memegang kepala /

6 Nurudin, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal. 138-144


7 Mulyana, Ilmu Komunikasi, h.314.

6
dagu anak dan mengarahkannya ke mata terapis sampai anak menatap mata terapis selama
komunikasi berlangsung
1. Komunikasi non verbal pada Haptics (Sentuhan). Penerapan pada kontak tubuh ialah
dengan cara berjabat tangan, jabat tangan dilakukan pada saat datang ke tempat terapi,
begitupun pada saat terapi selesai. Sentuhan kasih sayang seperti usapan di kepala / pipi dan
juga diberi pelukan serta ciuman jika anak melakukan perintah dengan benar. Dengan adanya
kontak tubuh anak-anak memahami bagaimana rasanya disayang, di peluk, di cium,di belai,
bagaimana caranya berjabat tangan dan menarik tangan. Sentuhan yang dilakukan terapis pada
anak-anak autism sangat berpengaruh sekali pada saat komunikasi berlangsung
2. Komunikasi non verbal pada Proximity (Jarak). Metode utama yang dilakukan adalah
guru harus mengenal terlebih dahulu bagaimana karakter anak, dengan memahami sifat anak,
anak pun akan merasa nyaman dan kemudian akan terjalinnya kedekatan antara terapis dan
anak-anak autism, dengan cara membiarkan anak melakukan apa yang di inginkan sebelum
belajar untuk mendapatkan mood yang baik. Kedekatan antara terapis dengan anak-anak
autism ataupun sebaliknya sangat penting dalam proses berinteraksi dan pada saat proses
belajar mengajar. 8

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang menggunakan isyarat bukan kata-
kata. Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain dari kata-kata itu sendiri.
kemudian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi nonverbal itu merupakan komunikasi yang
sangat didapat dari lingkungan sekitar yang keluar berupa isyarat dan itu mengartikan hal
sesuatu.

SARAN
Demikianlah tugas penyusun makalah ini kami buat. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca khusus pada penulis. Dengan adanya makalah ini, maka
diharapkan dapat menjadi refrensi dan juga menambah pengetahuan tentang komunikasi non
verbal, menjadi lebih mengerti terutama dalam proses pengumpulan/penyusunannya terkhusus
pada penulis sendiri. di dalam makalah ini juga diharapkan adanya kritikan guna untuk
perbaikan kedepannya. Terimaksih.

DAFTAR PUSTAKA

8 Loc.cit, hal. 124-125

7
Nurudin. Ilmu Komunikasi. 2016. Jakarta: Rajawali Pers.
Wood, T. Julia. Komunikasi: Teori dan Praktik. 2013. Jakarta: Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. 2010. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Samovar, Larry A. dan Richard E. Porter. 1991. Communication Between Culture. Belmont,
California: Wadsworth.
Jurnal PENERAPAN METODE KOMUNIKASI NON VERBAL YANG DILAKUKAN
GURU PADA ANAK-ANAK AUTIS DI YAYASAN PELITA BUNDA THERAPY
CENTER SAMARINDA oleh Prisca Octavia Della. Dipublikasikan tahun 2014. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.
Sekardjati, Ayu. Dia Jujur Gak Sih?. 2014. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.
http://nikmahrochmawati.blogspot.com/2017/12/psi-b-komunikasi-non-verbal.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai