DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 3
Rumusan Makalah 3
Tujuan Makalah 3
BAB II PEMBAHASAN
Hakekat Komunikasi 4
Pengertian Komunikasi 4
Komunikasi Verbal dan Non Verbal 4
Pengertian Komunikasi Lisan 5
Komunikasi Lisan 5
Prinsip Komunikasi Lisan 8
Pengertian Berbicara 8
Macam-macam Prinsip Berbicara 8
Persiapan Penyajian Komunikasi Lisan 9
Teknik Berbicara yang Efektif 9
Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, bahasa dan komunikasi yang baik sangat diperlukan
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Setiap manusia pasti melakukan
komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi merupakan kebutuhan dasar
manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam
tindakan-tindakan komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya, orang tua
dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain
sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktivitas, agar
timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing – masing.
Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan berita ke
suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik. Dalam komunikasi, ada juga
komunikasi lisan dan tulisan, komunikasi lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan
kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya, sedangkan komunikasi tulisan
adalah komunikasi yang dilakukan melalui tulisan sepertia yang dilakukan dalam surat
menyurat melalui pos, telegram, telegaf, fax, e-mail dan sebagainya. Namun dalam makalah
kali ini tim penulis akan membahas tentang “Komunikasi Lisan”.
B. Rumusan Makalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
2. Apa yang dimaksud komunikasi lisan ?
3. Apa prinsip komunikasi lisan ?
4. Bagaimana persiapan penyajian komunikasi lisan ?
5. Bagaimana tekhnik berbcara yang efektif ?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari komunikasi
2. Mengetahui pengertian dari komunikasi lisan
3. Mengetahui prinsip komunikasi lisan
4. Mengetahui persiapan penyajian komunikasi lisan
5. Mengetahui tekhnik berbicara yang efektif
BAB II
PEMBAHASAN
Hakekat Komunikasi
Setiap hari ternyata Anda banyak melakukan komunikasi dengan sejumlah orang dan
dalam berbagai cara. Bertutur sapa, bertelepon, berwawancara, berdiskusi dan surat
menyurat. Itu semuanya termasuk ke dalam kegiatan komunikasi. Persoalannya karena
komunikasi adalah aktivitas yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi
sangat penting artinya dalam kehidupan manusia sejak manusia lahir sampai selama masa
hidupnya. Tanpa komunikasi seseorang akan menjadi tertutup dari berbagai informasi.
Hal yang paling sederhana, bila seseorang tidak pernah melakukan komunikasi maka
orang tersebut tidak akan dapat berbicara dan pada tahap selanjutnya sudah tentu pula orang
tersebut tidak akan dapat belajar sehingga tidak akan dapat membaca dan menulis alias buta
huruf. Lebih lanjut, tanpa komunikasi orang tidak akan mendapatkan informasi.
Padahal informasi sangat penting dalam kehidupan ini, sampai ada suatu pendapat
yang menyatakan “Bila Ingin Menguasai Dunia, Kuasailah Informasi”. Hal ini menandakan
betapa informasi sangat penting artinya. Di samping itu, informasi bisa didapatkan dengan
jalan komunikasi.
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berakar dari
kata communis, artinya sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu peristiwa
komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki
kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai sebuah
istilah, komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi diantara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa)dan
nonverbal. Dengan demikian, mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat, membaca
berita, dan melihat tayangan televisi, semuanya itu dapat disebut komunikasi. Pendeknya,
segala proses kegiatan antar dua orang (dua pihak) atau lebih untuk berbagi informasi, ide,
dan perasaan, disebut komunikasi (Hybels dan Weaver, 1992:6).
Bertolak dari pengertian di atas maka tindak komunikasi merupakan aktivitas yang tak
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Disadari atau tidak, sepanjang waktu kita
mengirim dan menerima pesan kepada dan dari pihak lain. Sebagai homosocius, makhluk
sosial, komunikasi merupakan bagian hidup yang sangat penting dalam bergaul dan
berinteraksi dengan orang lain. Setiap sisi kehidupan kita, sejak lahir sampai mati sangat
tergantung pada dan dipengaruhi oleh daya komunikasi itu sendiri.
Komunikasi Lisan
Sebagaimana telah diuraikan di atas, menyimak dan berbicara merupakan ragam
komunikasi lisan. Dalam praktik komunikasi, keduanya muncul secara bersamaan. Disitu ada
orang yang berperan sebagai pembicara (penyampai pesan secara lisan), dan ada pula yang
bertindak sebagai penyimak (penerima pesan lisan). Dalam komunikasi bersemuka
(berhadapan) dan dialogis, masing-masing dapat berperan ganda sekaligus, yakni sebagai
pembicara dan penyimak.
Menurut Koch (1992:78) dalam proses berbicara ada lima unsur yang terlibat.
5.Penyimak menanggapi pesan itu; mengerti atau tidak, setuju atau tidak, dan suka atau tidak.
Oleh karena itu, dapatlah kita katakan bahwa menyimak merupakan suatu proses
mental berupa pencerapan atau pemerolehan makna atau pesan yang disampaikan secara
lisan.
1. Penyimak menerima rangsangan lisan yang disampaikan oleh pembicara. Pada tahap
ini dengan menggunakan daya dengarnya penyimak menerima bunyi-bunyi bahasa yang
disampaikan oleh pihak lain.
2. Penyimak memusatkan perhatiannya untuk memilih hal-hal yang dianggapnya
penting, dan mengabaikan hal-hal yang tidak penting. Mengapa hal ini harus dilakukan?
Begitu banyak ucapan yang disampaikan. Sementara itu, penyimak tidak mungkin hafal atau
ingat seluruhnya. Tidak ada pilihan lain bagi penyimak, kecuali memfokuskan perhatiannya
hanya kepada hal-hal penting saja. Kegiatan ini tidak mudah. Oleh karena itu, cobalah siswa
Anda dilatih secara bertahap dan terus-menerus agar dapat melakukannya dengan baik. Salah
satu hal yang dapat Anda lakukan adalah menuliskan ide-ide kunci di papan tulis ketika Anda
menjelaskan sesuatu kepada siswa.
3. Penyimak menentukan dan memahami makna atau pesan yang
disampaikan pembicara berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya
(Wolvin dan Coakley, 1985, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995:83).
Apakah penyimak selalu berhasil memahami apa yang dia simak? Kadangkadang berhasil,
kadang-kadang tidak. Penyebab kekurangberhasilan itu sebenarnya dapat dilacak melalui satu
atau lebih unsur yang terlibat dalam kegiatan komunikasi lisan: pembicara, pesan, saluran,
sasaran atau penyimak atau tanggapan. Meskipun demikian, penyebab utama kegagalan
komunikasi ini sebenarnya terletak pada penyimak dan pembicara sendiri. Pembicara
mungkin kurang berhasil memperkirakan kemampuan dan kebutuhan sasaran dengan tepat. Ia
juga kurang memperhatikan dan kurang dapat memahami dengan baik tanggapan sasaran.
Akibatnya, pembicara tidak dapat memperbaiki pembicaraannya sesegera mungkin.
Dari segi penyimak, mungkin ia tidak berkonsentrasi, tidak mampu memilih isi
simakan yang penting, malas berpikir, reaksi emosional atau praduga buruk terhadap
pembicara, dan kelelahan.
Nada adalah tinggi rendahnya suara. Nada dasar adalah nada yang digunakan sebagai
dasar / basis bagi seseorang yang akan diproyeksikan suaranya.
1. serak (parau)
2. bindeng (sulit membuat bunyi nasal)
3. gagap (berbicara tersendat-sendat)
4. cadel (sulit membunyikan huruf konsonan)
petunjuk bagi orang yang memiliki cacat vokal :
1. suara melengking (terlalu tinggi) dapat di perbaiki dengan latihan bicara pada nada
rendah
2. suara berat (bas) dianjurkan berbicara nada agak lebih tinggi.
Komunikasi di Sekolah
b. Fungsi Regulatif
1) Atasan , dalam hal ini Kepala Sekolah yang berwenang mengendalikan semua informasi
yang disampaikan, dan memberikan instruksi atau perintah.
2) Message atau pesan Regulatif berorientasi pada kerja, artinya guru maupun pegawai
membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh
untuk dilaksanakan.
c. Fungsi integratif
Komunikasi sebagai fungsi integratif merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk menyediakan saluran yang memungkinkan kepala sekolah, guru, siswa dan
pegawai melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Saluran komunikasi ini dapat dibuat
seperti buletin, televisi, OHP, infocus maupun hal lain yang dapat membantu efektifitas
kinerja sekolah.
d. Fungsi persuasif
Kekuasaan dan kewenangan tidak selalu membawa hasil yang maksimal sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan demikian maka kepala sekolah dapat melakukan cara
persuasi kepada bawahannya. Hal ini akan menimbulkan kepedulian yang lebih tinggi
terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga guru maupun karyawan lainnya
akan bekerja secara sukarela. Sukarela dalam hal ini bukan berarti tidak digaji tetapi
merupakan loyalitas kerja.
e. Fungsi emosi
Komunikasi sebagai fungsi emosi artinya dengan komunikasi yang baik selruh
komponen yang ada pada sekolah tersebut dapat mengontrol emosi, ataupun mengendalikan
stress.
f. Fungsi motivasi
Komunikasi sebagai fungsi motivasi artinya bahwa kepala sekolah harus mampu
memanfaatkan komunikasi dalam memberi motivasi kepada bawahannya.
g. Fungsi kontrol
Jika fungsi komunikasi di atas dapat berjalan dengan baik maka kinerja sekolah akan
lebih optimal sehingga tujuan sekolah akan lebih cepat tercapai. Untuk mengefektifkan
semua fungsi komunikasi ini maka sebaiknya seorang kepala sekolah membuka komunikasi
yang bersifat terbuka. Komunikasi yang bersifat terbuka akan memperlancar proses
penyampaian pesan baik dari atasan maupun dari bawahan.1[3]
b. Fungsi Regulatif
1
Komunikasi sebagai fungsi regulatif di sekolah mencakup peraturan –peraturan yang
berlaku di sekolah. Fungsi Regulatif ini dipengaruhi dua hal,yaitu :
1) Atasan , dalam hal ini Kepala Sekolah yang berwenang mengendalikan semua informasi
yang disampaikan, dan memberikan instruksi atau perintah.
2) Message atau pesan Regulatif berorientasi pada kerja, artinya guru maupun pegawai
membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh
untuk dilaksanakan.
c. Fungsi integratif
Komunikasi sebagai fungsi integratif merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk menyediakan saluran yang memungkinkan kepala sekolah, guru, siswa dan
pegawai melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Saluran komunikasi ini dapat dibuat
seperti buletin, televisi, OHP, infocus maupun hal lain yang dapat membantu efektifitas
kinerja sekolah.
d. Fungsi persuasif
Kekuasaan dan kewenangan tidak selalu membawa hasil yang maksimal sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan demikian maka kepala sekolah dapat melakukan cara
persuasi kepada bawahannya. Hal ini akan menimbulkan kepedulian yang lebih tinggi
terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga guru maupun karyawan lainnya
akan bekerja secara sukarela. Sukarela dalam hal ini bukan berarti tidak digaji tetapi
merupakan loyalitas kerja.
e. Fungsi emosi
Komunikasi sebagai fungsi emosi artinya dengan komunikasi yang baik selruh
komponen yang ada pada sekolah tersebut dapat mengontrol emosi, ataupun mengendalikan
stress.
f. Fungsi motivasi
Komunikasi sebagai fungsi motivasi artinya bahwa kepala sekolah harus mampu
memanfaatkan komunikasi dalam memberi motivasi kepada bawahannya.
g. Fungsi kontrol
Pengertian Berbicara
Prinsip berbicara adalah suatu asas yang perlu dipahami agar dapat berbicara dengan
menarik dan jelas sehingga mencapai tujuan.
2. Prinsip Perhatian
Perhatian adalah pusat pikiran pada suatu masalah
3. Prinsip Keindraan
Dalam prinsip ini akan mudah di tangkap karena penyajian masalah dilengkapi dengan media
komunikasi/peraga, misalnya :
* slide
*film
*Overhead Projector (OHP)
4. Prinsip Pengertian
Cara yang terbaik dalam penyampaian prinsip pengertian adalah :
* uraikan sistematika yang akan dibahas, kemudian baru dibahas perpokok bahasan setelah
selesai diutarakan ringkasannya, terakhir, simpulkan keseluruhan secara singkat.
*uraian pembicaraan sistematis dan logis
*memberikan ungkapan-ungkapan yang konkrit
bahan yang disampaikan hendaknya disusun secara sistematis agar tidak menyimpang dari
pokok pembicaraan
2. Penyajian
pendahuluan
b. isi pembicaraan
c. penutup pembicaraan
Teknik memulai suatu pembicaraan hendaknya berdasarkan data yang konkrit (nyata) atau
jelas sumber datanya
Teknik anekdot
Teknik ini adalah membuka pembicaraan dengan menggunakan kata-kata yang lucu sehingga
dapat membangkitkan gairah hadirin untuk mendengarkannya
c. Teknik mengajukan pertanyaan
Memulai suatu pembicaraan dapat juga dilakukan dengan teknik mengajukan pertanyaan agar
dapat membangkitkan minat pendengar
d. Teknik mengemukakan kejadian yang aneh
Teknik ini hampir sama dengan teknik anekdot
e. Teknik memulai dengan menyatakan keistimewaan tempat atau keistimewaan suatu
kejadian
Kesimpulan
http://audiafitrid.weebly.com/prinsip-prinsip-teknik-komunikasi-lisan.html
http://shinta-shintapengertiankomunikasi.blogspot.com/2011/10/pengertian-komunikasi-lisan-
dan.html
http://ujiansma.com/prinsip-prinsip-berbicara-yang-efektif
http://santikadewii.blogspot.co.id/2014/11/komunikasi-lisan-verbal-softskill.html