Anda di halaman 1dari 16

Makalah Bahasa Indonesia

“Komunikasi Lisan di Kehidupan Nyata”

Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia


Guru bidang studi : Ibu Nur Wachidah, S.Pd

DISUSUN OLEH (Kelompok 4):


1. Hanifah Febrianti
2. Imam Maulana
3. Liza Mauliya
4. Melati Febriana Putri
5. M. Haidar
KELAS: XI IPA 3

SMA NEGERI 13 DEPOK


Jalan Pedurenan Cisalak Pasar RT04/02, Kecamatan Cimanggis, Depok Jawa Barat
Tlp. 021.22851004 Web: www.sman13depok.weebly.com
E-mail: sman13depok@yahoo.com
KATA PENGANTAR
 
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala
curahan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga tugas makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tugas ini dibuat dan disusun sebagai tugas kelompok 4 dalam mata
pelajaran Bahaasa Indonesia. Makalah yang kami buat membahas tentang “Komunikasi
Lisan”.
Dalam kesempatan ini tim penulis mengucapkan terima kasih kepada :Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, beserta Rasul-Nya, baginda Rasulullah Muhammad,
SAW.Semua anggota kelompok 4 yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.Tim
penulis menyadari bahwa tugas yang kami buat masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
tim penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
pembuatan tugas dimasa yang akan datang. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi tim
penulis khususnya juga bagi semua pihak umumnya.

Depok, April 2018


DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang 3
 Rumusan Makalah 3
 Tujuan Makalah 3

BAB II PEMBAHASAN

 Hakekat Komunikasi 4
 Pengertian Komunikasi 4
 Komunikasi Verbal dan Non Verbal 4
 Pengertian Komunikasi Lisan 5
 Komunikasi Lisan 5
 Prinsip Komunikasi Lisan 8
 Pengertian Berbicara 8
 Macam-macam Prinsip Berbicara 8
 Persiapan Penyajian Komunikasi Lisan 9
 Teknik Berbicara yang Efektif 9

BAB III KESIMPULAN

 Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, bahasa dan komunikasi yang baik sangat diperlukan
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Setiap manusia pasti melakukan
komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi merupakan kebutuhan dasar
manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam
tindakan-tindakan komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya, orang tua
dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain
sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktivitas, agar
timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing – masing.
Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan berita ke
suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik. Dalam komunikasi, ada juga
komunikasi lisan dan tulisan, komunikasi lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan
kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya, sedangkan komunikasi tulisan
adalah komunikasi yang dilakukan melalui tulisan sepertia yang dilakukan dalam surat
menyurat melalui pos, telegram, telegaf, fax, e-mail dan sebagainya. Namun dalam makalah
kali ini tim penulis akan membahas tentang “Komunikasi Lisan”.

B. Rumusan Makalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
2. Apa yang dimaksud komunikasi lisan ?
3. Apa prinsip komunikasi lisan ?
4. Bagaimana persiapan penyajian komunikasi lisan ?
5. Bagaimana tekhnik berbcara yang efektif ?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari komunikasi
2. Mengetahui pengertian dari komunikasi lisan
3. Mengetahui prinsip komunikasi lisan
4. Mengetahui persiapan penyajian komunikasi lisan
5. Mengetahui tekhnik berbicara yang efektif
BAB II
PEMBAHASAN
 

 Hakekat Komunikasi
Setiap hari ternyata Anda banyak melakukan komunikasi dengan sejumlah orang dan
dalam berbagai cara. Bertutur sapa, bertelepon, berwawancara, berdiskusi dan surat
menyurat. Itu semuanya termasuk ke dalam kegiatan komunikasi. Persoalannya karena
komunikasi adalah aktivitas yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi
sangat penting artinya dalam kehidupan manusia sejak manusia lahir sampai selama masa
hidupnya. Tanpa komunikasi seseorang akan menjadi tertutup dari berbagai informasi.

Hal yang paling sederhana, bila seseorang tidak pernah melakukan komunikasi maka
orang tersebut tidak akan dapat berbicara dan pada tahap selanjutnya sudah tentu pula orang
tersebut tidak akan dapat belajar sehingga tidak akan dapat membaca dan menulis alias buta
huruf. Lebih lanjut, tanpa komunikasi orang tidak akan mendapatkan informasi.

Padahal informasi sangat penting dalam kehidupan ini, sampai ada suatu pendapat
yang menyatakan “Bila Ingin Menguasai Dunia, Kuasailah Informasi”. Hal ini menandakan
betapa informasi sangat penting artinya. Di samping itu, informasi bisa didapatkan dengan
jalan komunikasi.

 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berakar dari
kata communis, artinya sama  makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu peristiwa
komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki
kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai sebuah
istilah, komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi diantara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa)dan
nonverbal. Dengan demikian, mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat, membaca
berita, dan melihat tayangan televisi, semuanya itu dapat disebut komunikasi. Pendeknya,
segala proses kegiatan antar dua orang (dua pihak) atau lebih untuk berbagi informasi, ide,
dan perasaan, disebut komunikasi  (Hybels dan Weaver, 1992:6).
Bertolak dari pengertian di atas maka tindak komunikasi merupakan aktivitas yang tak
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Disadari atau tidak, sepanjang waktu kita
mengirim dan menerima pesan kepada dan dari pihak lain. Sebagai homosocius, makhluk
sosial, komunikasi merupakan bagian hidup yang sangat penting dalam bergaul dan
berinteraksi dengan orang lain. Setiap sisi kehidupan kita, sejak lahir sampai mati sangat
tergantung pada dan dipengaruhi oleh daya komunikasi itu sendiri.

 Komunikasi Verbal dan Non Verbal


Bertolak dari simbol atau lambang yang digunakan, komunikasi dapat dikelompokkan
atas berikut ini.

1. Komunikasi verbal, yaitu suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui


penggunaan bahasa, seperti menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
2. Komunikasi nonverbal, yaitu suatu aktivitas komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan lambang selain bahasa, seperti gerak tubuh, pakaian, warna atau tanda-tanda
tertentu.
 Pengertian Komunikasi Lisan
Komunikasi Lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan
langsung kepada lawan bicaranya, komunikasi lisan biasanya dapat dilakukan pada kondisi
para personal ataupun individu berhadapan langsung, seperti pada saat berkomunikasi dengan
tatap muka langsung atau melalui alat berupa komputer yang mempunyai fasilitas konfrensi
jarak jauh (computer teleconference) tatap muka melalui televisi sirkuit tertutup (closed cirkit
televisi/CCTV).

 Komunikasi Lisan
Sebagaimana telah diuraikan di atas, menyimak dan berbicara merupakan ragam
komunikasi lisan. Dalam praktik komunikasi, keduanya muncul secara bersamaan. Disitu ada
orang yang berperan sebagai pembicara (penyampai pesan secara lisan), dan ada pula yang
bertindak sebagai penyimak (penerima pesan lisan). Dalam komunikasi bersemuka
(berhadapan) dan dialogis, masing-masing dapat berperan ganda sekaligus, yakni sebagai
pembicara dan penyimak.

Menyimak adalah keterampilan berkomunikasi yang pertama kali diperoleh dan


dikuasai anak. Keterampilan itu memberikan dasar baginya untuk memahami keterampilan
berkomunikasi lainnya. Bayi menggunakan menyimak untuk memulai proses belajar
memahami apa yang disampaikan orang lain kepadanya, sekaligus sebagai sarana berlatih
baginya menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, atau berbicara. Dia simak bunyi-bunyi dari
lingkungannya, menghadirkan bunyi itu dalam tuturannya, serta secara tidak sadar
membangun pengetahuannya tentang bahasa lisan. Berbicara adalah penyampaian pesan yang
dilakukan secara lisan. Berbeda dengan menyimak, kegiatan komunikasi ini dapat diamati
dan diketahui melalui perilaku serta bunyi-bunyi ujaran yang dihasilkan pembicara. Melalui
pendengaran atau penglihatan dan pendengaran, kita dapat menyimak apa yang dibicarakan
seseorang, apa tujuannya, dan bagaimana membawakannya. Oleh karena itu dapat kita
pahami bahwa pemerolehan kemahiran menyimak seseorang sangat berpengaruh terhadap
kemahiran berbicara. Hal ini dapat terlihat pada anak yang terganggu daya dengarnya akan
terganggu pula daya bicaranya.

Menurut Koch (1992:78) dalam proses berbicara ada lima unsur yang terlibat.

6. Pembicara sebagai penyampai pesan. Gambaran penyimak tentang pembicara


sebagai orang yang berkemampuan bagus, terpelajar, bersikap rendah hati, bertutur runtut dan
bermanfaat, akan mempengaruhi ketersampaian pesan. Kesan penyimak seperti itu akan
membuatnya percaya atas apa yang disampaikan oleh pembicara. Sebagai guru, kita harus
mampu memberikan kesan yang baik terhadap siswa agar mereka yakin bahwa kita memang
mampu menjadi guru dan layak digurukan oleh mereka. Kesan yang baik muncul karena
tampilan mengajar kita baik. Tampilan yang baik hanya akan terjadi kalau kita memang
benar-benar siap. Itulah salah satu alasan kenapa persiapan mengajar itu diperlukan.
7. Pesan atau isi pembicaraan. Agar penyimak dapat menangkap dan memahami
pesannya, pembicara mesti memperhatikan dua hal.
Pertama, materi pembicaraan hendaknya bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan penyimak.
Bagi kita sebagai mahasiswa, hal ini akan terjadi jika kita memahami apa yang sudah
diketahui siswa dan apa pula yang mereka butuhkan. Untuk itulah mengapa pada permulaan
pembelajaran kita suka melakukan penilaian awal terlebih dahulu. Hasil penilaian itu akan
memungkinkan kita untuk memilah mana materi pelajaran yang perlu disampaikan secara
mendalam, sekadarnya saja, atau mana yang tidak perlu. Untuk apa kita menyampaikan
sesuatu yang sudah dipahami siswa. Selain membuang waktu, ahl itu akan membosankan
mereka.
Kedua, pembicara hendaknya menata bahasanya secara menarik dan jelas. Pengaturan
volume suara, penekanan, dan variasi penyampaian yang baik, akan menolong pembicaraan
menjadi menarik. Kata-kata yang spesifik dan mudah dipahami akan membuat pesan yang
disampaikan menjadi jelas.
3. Saluran atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Dalam situasi
berbicara penggunaan saluran dapat dilakukan dengan melibatkan semua indera penyimak.
Maksudnya, pembicara dapat memilih kata-kata yang merangsang pembangkitan kelima
indera penyimak, termasuk didalamnya adalah perilaku nonverbal serta alat bantu. Di dalam
mengajar, selain menggunakan bahasa lisan atau tulisan, kita juga dapat menggunakan alat
bantu lainnya, seperti gambar, ilustrasi, benda atau realita. Ini dimaksudkan agar sajian kita
lebih konkret, menarik dan tidak membosankan, dan siswa dapat berkonsentrasi dengan baik.

4. Sasaran pembicaraan atau penyimak. Pembicaraan mesti berpusat pada penyimak.


Maksudnya, pertama, sesuaikan isi dan cara pengungkapan dengan kemampuan dan
keperluan penyimak. Kedua, hargailah penyimak dengan cara memandang dan
memperhatikan mereka sebagai orang yang patut dihargai. Bukan karena posisinya sebagai
pembicara lalu menganggap dirinya lebih pandai daripada penyimak. Di dalam mengajar,
salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah memberikan siswa kesempatan untuk
bertanya, berkomentar, atau mengambil keputusan. Kemudian, hargailah apa yang mereka
sampaikan dengan cara yang baik.
5. Tanggapan sasaran atau penyimak, baik yang disampaikan secara verbal atau
nonverbal. Respon yang muncul menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pembicara. Jika
maksud berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, atau membujuk/meyakinkan
maka keberhasilan berbicara pun hendaknya diukur oleh apakah sasaran telah merasa diberi
informasi, dihibur atau diyakinkan. Setiap kali seorang pembicara menyampaikan pesan
kepada pihak lain, kelima unsur itu hadir. Dalam situasi berbicara, kelima unsur di atas saling
berinteraksi satu sama lainnya. Secara sederhana, situasi berbicara itu dapat kita ringkas
seperti berikut.
1.Pembicara berkeinginan untuk menyampaikan suatu ide, informasi atau perasaan

2.Pembicara menyandikan isi pembicaraannya atau pesan yang akan disampaikannya melalui


lambang verbal dan nonverbal.

3.Pesan dikirimkan melalui saluran kepada sasaran atau penyimak.

4.Penyimak menerima, menafsirkan, dan memahami pesan.

5.Penyimak menanggapi pesan itu; mengerti atau tidak, setuju atau tidak, dan suka atau tidak.

Mendengar berbeda dengan menyimak. Mendengar adalah kegiatan menangkap suara,


dan hanya sebagai langkah awal dalam menyimak. Menyimak itu sendiri melibatkan
pemaknaan dan pemahaman atas apa yang didengar. Ia adalah suatu proses yang aktif yang
melibatkan konsentrasi pikiran. Menyimak itu sebenarnya bersifat abstrak, tak terlihat. Oleh
karena itu, wajar apabila dikatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses komunikasi
yang serius. Karena kegiatan itu bersifat internal, terjadi dalam diri seseorang. Hanya dia
yang tahu pasti apakah dirinya benar-benar menyimak atau tidak. Guru sering tidak tahu
apakah murid-murid kita benar-benar menyimak apa yang kita sampaikan atau tidak.
Sementara itu, kalaupun mereka merespon dengan benar, hal itu tidak selalu menjadi jaminan
bahwa tanggapannya itu benar-benar dari simakan yang mereka lakukan. Mungkin saja
mereka menjawab pertanyaan kita dengan benar karena mereka telah tahu sebelumnya atau
mungkin bertanya dan diberitahu oleh temannya. Kita baru tahu bahwa siswa menyimak atau
tidak setelah kepada mereka diajukan sejumlah pertanyaan atau tugas yang dikerjakan
berdasarkan apa yang kita sampaikan.

Oleh karena itu, dapatlah kita katakan bahwa menyimak merupakan suatu proses
mental berupa pencerapan atau pemerolehan makna atau pesan yang disampaikan secara
lisan.

Sebagai proses, kegiatan menyimak paling tidak terdiri atas 3 tahap.

1. Penyimak menerima rangsangan lisan yang disampaikan oleh pembicara. Pada tahap
ini dengan menggunakan daya dengarnya penyimak menerima bunyi-bunyi bahasa yang
disampaikan oleh pihak lain.
2. Penyimak memusatkan perhatiannya untuk memilih hal-hal yang dianggapnya
penting, dan mengabaikan hal-hal yang tidak penting. Mengapa hal ini harus dilakukan?
Begitu banyak ucapan yang disampaikan. Sementara itu, penyimak tidak mungkin hafal atau
ingat seluruhnya. Tidak ada pilihan lain bagi penyimak, kecuali memfokuskan perhatiannya
hanya kepada hal-hal penting saja. Kegiatan ini tidak mudah. Oleh karena itu, cobalah siswa
Anda dilatih secara bertahap dan terus-menerus agar dapat melakukannya dengan baik. Salah
satu hal yang dapat Anda lakukan adalah menuliskan ide-ide kunci di papan tulis ketika Anda
menjelaskan sesuatu kepada siswa.
3. Penyimak menentukan dan memahami makna atau pesan yang
disampaikan pembicara berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya
(Wolvin dan Coakley, 1985, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995:83).
Apakah penyimak selalu berhasil memahami apa yang dia simak? Kadangkadang berhasil,
kadang-kadang tidak. Penyebab kekurangberhasilan itu sebenarnya dapat dilacak melalui satu
atau lebih unsur yang terlibat dalam kegiatan komunikasi lisan: pembicara, pesan, saluran,
sasaran atau penyimak atau tanggapan. Meskipun demikian, penyebab utama kegagalan
komunikasi ini sebenarnya terletak pada penyimak dan pembicara sendiri. Pembicara
mungkin kurang berhasil memperkirakan kemampuan dan kebutuhan sasaran dengan tepat. Ia
juga kurang memperhatikan dan kurang dapat memahami dengan baik tanggapan sasaran.
Akibatnya, pembicara tidak dapat memperbaiki pembicaraannya sesegera mungkin.

Dari segi penyimak, mungkin ia tidak berkonsentrasi, tidak mampu memilih isi
simakan yang penting, malas berpikir, reaksi emosional atau praduga buruk terhadap
pembicara, dan kelelahan.

Untuk mengoptimalkan keberhasilan Anda dalam menyimak suatu pembicaraan,


paling tidak ada lima kemampuan yang hendaknya Anda miliki.

1. Kemampuan memusatkan perhatian agar dapat memahami bahan simakan secara


utuh.
2. Kemampuan menangkap bunyi (kemampuan mendengar).
3. Kemampuan menginat hal-hal yang dianggap penting dari bahan simakan.
4. Kemampuan linguistik atau bahasa untuk menafsirkan dan memahami makna yang
terkandung dalam bunyi bahasa.
5. Kemampuan nonlinguistik seperti pengetahuan atau pengalaman mengenai materi
yang disampaikan (Tarigan, 1990:21).
Sekilas mengenai komunikasi verbal yang bersifat lisan berikut ragamnya, yaitu menyimak
dan berbicara. Kemampuan komunikasi dengan ragam lisan ini akan sangat membantu dan
mempengaruhi kemampuan Anda dalam berkomunikasi melalui tulisan.

 Prinsip Komunikasi Lisan


Suara adalah getaran udara ketika melewati pita suara. Bunyi adalah getaran udara
yang timbul akibat sentuhan atau pergeseran dua benda atau lebih.

Nada adalah tinggi rendahnya suara. Nada dasar adalah nada yang digunakan sebagai
dasar / basis bagi seseorang yang akan diproyeksikan suaranya.

1. Suara dari bunyi huruf hidup (vokal/vowel), yaitu a, i, u, e, o


2. Suara dari bunyi huruf mati (konsonan/consonant) yaitu bunyi c=ce, d=de, g=ge, j=je,
b=be, dsb.
Kondisi fisik seseorang akan sangat menentukan daya tahannya dalam mengeluarkan suarat
kekurangan produk suara seseorang, dikenal dengan cacat vokal, dapat berupa :

1. serak (parau)
2. bindeng (sulit membuat bunyi nasal)
3. gagap (berbicara tersendat-sendat)
4. cadel (sulit membunyikan huruf konsonan)
petunjuk bagi orang yang memiliki cacat vokal :

1. suara melengking (terlalu tinggi) dapat di perbaiki dengan latihan bicara pada nada
rendah
2. suara berat (bas) dianjurkan berbicara nada agak lebih tinggi.

 Komunikasi di Sekolah

A.Proses komunikasi di sekolah


Terdapat dua proses komunikasi dalam organisasi sekolah, yaitu proses komunikasi
internal dan eksternal.
1. Komunikasi Internal
Merupakan pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam sekolah,
sehingga pekerjaan berjalan (operasi dan manajemen).
2. Komunikasi Eksternal
Mkomunikasi antara kepala sekolah dengan khalayak audience di luar sekolah. Contoh
dari komunikasi eksternal, yaitu :
a.       Komunikasi dari sekolah kepada khalayak yang bersifat informatif. Contohnya
adalah Majalah, Press release/media release, Artikel surat kabar atau majalah,
Pidato, Brosur, Poster, Konferensi pers, dll.
b.      Komunikasi dari khalayak kepada sekolah
B. Fungsi Komunikasi dalam Sistem Organisasi di Sekolah.
Berikut ini adalah fungsi komunikasi dalam sistem organisasi di sekolah.
a. Fungsi informatif

Komunikasi sebagai fungsi informatif maksudnya bahwa melalui komunikasi yang


baik diharapkan semua pihak di sekolah memperoleh informasi yang baik dan akurat serta
tepat waktu, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Kepala sekolah
sebagai menejer dapat meningkatkan kemampuan menejerialnya untuk memimpin sekolah.
Guru sebagai ujung tombak pencapaian tujuan sekolah dapat menambah wawasannya dalam
bidang pendidikan dan pengajaran. Pegawai sekolah sebagai tatausaha sekolah lebih mudah
melaksanakan tugasnya tanpa harus dihantui keraguan. Demikian juga dengan siswa   akan
lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.

b. Fungsi  Regulatif

Komunikasi sebagai fungsi regulatif di sekolah mencakup peraturan –peraturan yang


berlaku di sekolah. Fungsi Regulatif ini dipengaruhi dua hal,yaitu :

1)      Atasan , dalam hal ini Kepala Sekolah yang berwenang mengendalikan semua informasi
yang disampaikan, dan memberikan instruksi atau perintah.

2)      Message atau pesan Regulatif berorientasi pada kerja, artinya guru maupun pegawai
membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh
untuk dilaksanakan.

c. Fungsi integratif

Komunikasi sebagai fungsi integratif merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk menyediakan saluran yang memungkinkan kepala sekolah, guru, siswa dan
pegawai melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Saluran komunikasi ini dapat dibuat
seperti buletin, televisi, OHP, infocus maupun hal lain yang dapat membantu efektifitas
kinerja sekolah.

d. Fungsi persuasif

Kekuasaan dan kewenangan tidak selalu membawa hasil yang maksimal sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan demikian maka kepala sekolah dapat melakukan cara
persuasi kepada bawahannya. Hal ini akan menimbulkan kepedulian yang lebih tinggi
terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga guru maupun karyawan lainnya
akan bekerja secara sukarela. Sukarela dalam hal ini bukan berarti tidak digaji tetapi
merupakan loyalitas kerja.

e. Fungsi emosi

Komunikasi sebagai fungsi emosi artinya dengan komunikasi yang baik selruh
komponen yang ada pada sekolah tersebut dapat mengontrol emosi, ataupun mengendalikan
stress.

f. Fungsi motivasi

Komunikasi sebagai fungsi motivasi artinya bahwa kepala sekolah harus mampu
memanfaatkan komunikasi dalam memberi motivasi kepada bawahannya.

g. Fungsi kontrol

Komunikasi juga berfungsi sebagai kontrol terhadap kinerja sekolah. Melalui


komunikasi kepala sekolah dapat mengontrol kerja para guru dan pegawai, sehingga
mengetahui sebatas mana hasil kinerja sekolah . Contoh Laporan Kerja

Jika fungsi komunikasi di atas  dapat berjalan dengan baik maka kinerja sekolah akan
lebih optimal sehingga tujuan sekolah akan lebih cepat tercapai. Untuk mengefektifkan
semua fungsi komunikasi ini maka sebaiknya seorang kepala sekolah membuka komunikasi
yang bersifat terbuka. Komunikasi yang bersifat terbuka akan memperlancar proses
penyampaian pesan baik dari atasan maupun dari bawahan.1[3]

Berikut ini adalah fungsi komunikasi dalam sistem organisasi di sekolah.


a. Fungsi informatif

Komunikasi sebagai fungsi informatif maksudnya bahwa melalui komunikasi yang


baik diharapkan semua pihak di sekolah memperoleh informasi yang baik dan akurat serta
tepat waktu, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Kepala sekolah
sebagai menejer dapat meningkatkan kemampuan menejerialnya untuk memimpin sekolah.
Guru sebagai ujung tombak pencapaian tujuan sekolah dapat menambah wawasannya dalam
bidang pendidikan dan pengajaran. Pegawai sekolah sebagai tatausaha sekolah lebih mudah
melaksanakan tugasnya tanpa harus dihantui keraguan. Demikian juga dengan siswa   akan
lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.

b. Fungsi  Regulatif

1
Komunikasi sebagai fungsi regulatif di sekolah mencakup peraturan –peraturan yang
berlaku di sekolah. Fungsi Regulatif ini dipengaruhi dua hal,yaitu :

1)      Atasan , dalam hal ini Kepala Sekolah yang berwenang mengendalikan semua informasi
yang disampaikan, dan memberikan instruksi atau perintah.

2)      Message atau pesan Regulatif berorientasi pada kerja, artinya guru maupun pegawai
membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh
untuk dilaksanakan.

c. Fungsi integratif

Komunikasi sebagai fungsi integratif merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk menyediakan saluran yang memungkinkan kepala sekolah, guru, siswa dan
pegawai melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Saluran komunikasi ini dapat dibuat
seperti buletin, televisi, OHP, infocus maupun hal lain yang dapat membantu efektifitas
kinerja sekolah.

d. Fungsi persuasif

Kekuasaan dan kewenangan tidak selalu membawa hasil yang maksimal sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan demikian maka kepala sekolah dapat melakukan cara
persuasi kepada bawahannya. Hal ini akan menimbulkan kepedulian yang lebih tinggi
terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga guru maupun karyawan lainnya
akan bekerja secara sukarela. Sukarela dalam hal ini bukan berarti tidak digaji tetapi
merupakan loyalitas kerja.

e. Fungsi emosi

Komunikasi sebagai fungsi emosi artinya dengan komunikasi yang baik selruh
komponen yang ada pada sekolah tersebut dapat mengontrol emosi, ataupun mengendalikan
stress.

f. Fungsi motivasi

Komunikasi sebagai fungsi motivasi artinya bahwa kepala sekolah harus mampu
memanfaatkan komunikasi dalam memberi motivasi kepada bawahannya.

g. Fungsi kontrol

Komunikasi juga berfungsi sebagai kontrol terhadap kinerja sekolah. Melalui


komunikasi kepala sekolah dapat mengontrol kerja para guru dan pegawai, sehingga
mengetahui sebatas mana hasil kinerja sekolah . Contoh Laporan Kerja
Jika fungsi komunikasi di atas  dapat berjalan dengan baik maka kinerja sekolah akan
lebih optimal sehingga tujuan sekolah akan lebih cepat tercapai. Untuk mengefektifkan
semua fungsi komunikasi ini maka sebaiknya seorang kepala sekolah membuka komunikasi
yang bersifat terbuka. Komunikasi yang bersifat terbuka akan memperlancar proses
penyampaian pesan baik dari atasan maupun dari bawahan.

 Pengertian Berbicara
Prinsip berbicara adalah suatu asas yang perlu dipahami agar dapat berbicara dengan
menarik dan jelas sehingga mencapai tujuan.

 Macam-macam Prinsip Berbicara


1. Prinsip motivasi
Motivasi adalah dorongan untuk membangkitkan manat terhadap seseorang atau para
pendengar.

Cara berbicara evektif dalam prinsip motivasi :


*memberi motivasi atas kebutuhan pendengar
*memberi semangat kepada pendengar
*memberi dorongan ingin tahu

2. Prinsip Perhatian
Perhatian adalah pusat pikiran pada suatu masalah
3. Prinsip Keindraan
Dalam prinsip ini akan mudah di tangkap karena penyajian masalah dilengkapi dengan media
komunikasi/peraga, misalnya :
* slide
*film
*Overhead Projector (OHP)

4. Prinsip Pengertian
Cara yang terbaik dalam penyampaian prinsip pengertian adalah :
* uraikan sistematika yang akan dibahas, kemudian baru dibahas perpokok bahasan setelah
selesai diutarakan ringkasannya, terakhir, simpulkan keseluruhan secara singkat.
*uraian pembicaraan sistematis dan logis
*memberikan ungkapan-ungkapan yang konkrit

 Persiapan Penyajian Komunikasi Lisan


1. Persiapan
Pengetahuan seorang pembicara, hendaknya mempersiapkan dan memahami benar    materi
yang disampaikan
1. sistematika penyajian

bahan yang disampaikan hendaknya disusun secara sistematis agar tidak menyimpang dari
pokok pembicaraan

2. menyediakan alat bantu (media komunikasi)


alat bantu yang perlu dipersiapkan adalah :
*alat-alat tiruan/yang menyerupai benda aslinya
*bagan/skema/gambar-gambar
d.tempat
Dalam menyampaikan informasi bahan yang disampaikan harus dapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi lingkungan / tempat.

2. Penyajian
pendahuluan
b. isi pembicaraan
c. penutup pembicaraan

 Teknik Berbicara yang Efektif


Teknik Pembukaan Pembicaraan
Teknik menggunakan data

Teknik memulai suatu pembicaraan hendaknya berdasarkan data yang konkrit (nyata) atau
jelas sumber datanya

Teknik anekdot
Teknik ini adalah membuka pembicaraan dengan menggunakan kata-kata yang lucu sehingga
dapat membangkitkan gairah hadirin untuk mendengarkannya
c. Teknik mengajukan pertanyaan
Memulai suatu pembicaraan dapat juga dilakukan dengan teknik mengajukan pertanyaan agar
dapat membangkitkan minat pendengar
d. Teknik mengemukakan kejadian yang aneh
Teknik ini hampir sama dengan teknik anekdot
e. Teknik memulai dengan menyatakan keistimewaan tempat atau keistimewaan suatu
kejadian

1. Teknik pola penyajian


Pola waktu (time order), maksudnya suatu pembicaraan menggunakan urutan waktu.
b. Pola tempat, maksudnya adalah suatu penyajian yang urutannya menggunakan aturan
tempat
c. Pola topik (topic order), maksudnya adalah dalam penyajian suatu topik, kemukakan
dahulu pendahuluannya, selanjutnya baru mengemukakan bagian-bagian isinya
2. Gaya berbicara
gaya berbicara adalah cara penampilan diri dalam berbicara. Hal-hal yang perlu di perhatikan
adalah :
pakaian
b. sikap badan dan cara berdiri
c. pandangan mata pembicara
d. sikap jiwa pembicara
e. air muka dan tangan
f. suara
g. Tulisan
BAB III
KESIMPULAN

 Kesimpulan

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berakar


dari kata communis, artinya sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata
lain, suatu peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang
terlibat di dalamnya memiliki kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu
hal yang dikomunikasikan.
Komunikasi Lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan kata-kata
secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya, komunikasi lisan biasanya
dapat dilakukan pada kondisi para personal ataupun individu berhadapan
langsung, seperti pada saat berkomunikasi dengan tatap muka langsung atau
melalui alat berupa komputer yang mempunyai fasilitas konfrensi jarak jauh
(computer teleconference) tatap muka melalui televisi sirkuit tertutup (closed
cirkit televisi/CCTV).
Pada saat berkomunikasi lisan perhatikan lah pada prinsip-prinsip
komunikasi lisan, penyajian komunikasi lisan, teknik berbicara yang efektif
agar komunikasi berjalan dengan baik dan benar, agar tidak terjadi kesalahan
dalam berkomunikasi
DAFTAR PUSTAKA

http://audiafitrid.weebly.com/prinsip-prinsip-teknik-komunikasi-lisan.html

http://shinta-shintapengertiankomunikasi.blogspot.com/2011/10/pengertian-komunikasi-lisan-
dan.html

http://ujiansma.com/prinsip-prinsip-berbicara-yang-efektif

http://santikadewii.blogspot.co.id/2014/11/komunikasi-lisan-verbal-softskill.html

Anda mungkin juga menyukai