“KOMUNIKASI NONVERBAL”
Dosen pengampu: Suciani Latif S.Pd., M.Pd
Oleh :
Kelompok 11
Andi Putri Amalia (220404502044)
Fadhil Muhammad Rusli (220404502012)
Mawarni (220404501066)
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
3. Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
A. Definisi komunikasi nonverbal ............................................................................... 6
B. Ciri -ciri komunikasi nonverbal ............................................................................. 6
C. Jenis-jenis komunikasi nonverbal .......................................................................... 7
D. fungsi komunikasi nonverbal .................................................................................. 9
E. hambatan dalam komunikasi nonverbal ................................................................. 10
F. Cara meningkatkan komunikasi nonverbal ............................................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 15
B. Saran ...................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi nonverbal memiliki manfaat yang sama pentingnya dengan
komunikasi verbal. Hal ini disebabkan karena diantara komunikasi nonverbal dengan
komunikasi verbal saling bekerja sama dalam proses komunikasi. Dengan adanya
komunikasi nonverbal, maka seseorang dapat memberikan suatu penekanan,
pengulangan, melengkapi, dan menggantikan komunikasi verbal, swehingga lebih
mudah untuk ditafsirkan. Oleh sebab itu, tidaklah lengkap jika kita membicarakan
komunikasi verbal tidak disertai dengan komunikasi non-verbal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya kita berkomunikasi secara
verbal (kata-kata), tetapi arti dari pesan itu bukanlah terletak pada kata tersebut. Sekitar
93% dari arti pesan diterima dari komunikasi nonverbal yang melatarbelakangi
komunikasi verbal dan hanya 7% dari pesan verbal. Secara terinci adalah 7% dari pesan
verbal, 38% dari nada suara atau infleksi, 55% dari ekspresi wajah, gerakan tubuh dan
kepala atau sikap. Dari hasil penelitian ini jelas bahwa komunikasi non-verbal sangat
membantu dalam menginterpretasikan arti pesan verbal. Tetapi, jika pesan nonverbal
saja tersendiri yang dikirimkan akan sulit untuk menginterpretasikannya secara tepat.
Berikut ini akan dijelaskan tentang apa itu komunikasi nonverbal, apa fungsinya,
karakteristiknya, perbedaan pengungkapan makna antar golongan, serta pentingnya
komunikasi nonverbal dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi komunikasi nonverbal?
2. Ciri -ciri komunikasi nonverbal?
3. Jenis-jenis komunikasi nonverbal?
4. fungsi komunikasi nonverbal?
5. hambatan dalam komunikasi nonverbal ?
6. Cara meningkatkan komunikasi nonverbal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui komunikasi nonverbal
2. Untuk mengetahui Ciri -ciri komunikasi nonverbal
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis komunikasi nonverbal
4. Untuk mengetahui fungsi komunikasi nonverbal
4
5. Untuk mengetahui hambatan dalam komunikasi nonverbal
6. Untuk mengetahui Cara meningkatkan komunikasi nonverbal
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2. Ditentukan secara budaya: Komunikasi non-verbal dipelajari di masa kanak-
kanak, diteruskan kepada Anda oleh orang tua Anda dan orang lain yang
bergaul dengan Anda. Melalui proses tumbuh dalam masyarakat tertentu, Anda
mengadopsi noda dan tingkah laku kelompok budaya Anda.
3. Arti yang berbeda: Simbol non-verbal dapat memiliki banyak arti. Aspek lintas
budaya memberikan makna yang berbeda pada ekspresi yang sama dalam
komunikasi non-verbal.
4. Tidak jelas dan tidak tepat: Komunikasi non-verbal cukup kabur dan tidak
tepat. Karena dalam komunikasi ini, tidak ada penggunaan kata-kata atau
bahasa yang mengungkapkan makna yang jelas kepada penerima.
5. Mungkin bertentangan dengan pesan verbal: Komunikasi non-verbal berakar
begitu dalam, sangat tidak disadari, sehingga Anda dapat mengungkapkan
pesan verbal dan kemudian secara langsung menentangnya dengan pesan
nonverbal.
6. Sebagian besar tidak disadari: Komunikasi non-verbal tidak disadari dalam arti
bahwa biasanya tidak direncanakan atau dilatih. Itu datang hampir secara
instan.
7. Menunjukkan perasaan dan sikap: Ekspresi wajah, gerak tubuh, gerakan tubuh,
cara Anda menggunakan mata – semuanya mengomunikasikan perasaan dan
emosi Anda kepada orang lain.
8. Informalitas: Komunikasi nonverbal tidak mengikuti aturan, formalitas, atau
struktur apa pun seperti komunikasi lainnya. Sebagian besar kasus orang secara
tidak sadar dan terbiasa melakukan komunikasi non-verbal dengan
menggerakkan berbagai bagian tubuh.
7
cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain
dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi
nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan,
berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan
atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu
perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif. Kronemik
adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi
nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi
yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap
patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu
(punctuality).
2. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinetik atau gerakan tubuh meliputi
kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya
digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk
untuk mengatakanya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu;
menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau
untuk melepaskan ketegangan
3. Proxemik.
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan Ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi
Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat
tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar
penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain,
selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat
dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
4. Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak
ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
a. Jarak personal
8
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang
berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu
hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat
kaki.
b. Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain,
karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan
menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak
antara empat kaki hingga dua belas kaki.
c. Jarak public
Jarak publik yakni berkisaran antara dua belas kaki sampai tak
terhingga.
5. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan,
yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik.
Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain
6. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan,
dan warna.
10
pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan
demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Distorsi persepsi disebabkan perbedaan cara pandangan yang sempiT
pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit
terhadap orang lain, sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan
wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan komunikasi dapat terjadi karena disebabkan adanya
perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Ada beberapa kata-kata
yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam
bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata
tersebut suatu jenis makanan yaitu sayur.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap
proses berlangsungnya komunikasi. Misalnya : kebisingan, suara hujan atau
petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Gangguan yang disebabkan oleh media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. misalnya sambungan telephone yang terputus-putus,
suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi,
huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap
dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari komunikan, maka yang terjadi adalah
komunikasi satu arah yang sia-sia.
Pada tiap personal terjadi proses komunikasi yang bertujuan untuk
mengenalisatu dengan lainnya, maka dari itu komunikasi yang terjalin harus
terdapat pengertian serta kepercayaan antar personal, selain itu terdapat
beberapa komponen yang harus dijaga untuk menjaga hubungan komunikasi
agar tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat mengakibatkan perusakan atau
pemutusan hubungan.
11
F. Cara meningkatkan komunikasi nonverbal
Komunikasi Nonverbal terkesan dilakukan secara spontan. Banyak gerak tubuh
atau ekspresi wajah yang terbentuk tanpa kita sadari. Meskipun begitu, ada beberapa
hal yang bis akita lakukan untuk melatih kemampuan komunikasi nonverbal. Panduan
yang diberikan oleh Profesor Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Wichita, Raymond
Hull, berikut dapat membantu individu memahami komunikasi nonverbal dengan lebih
baik.
1. The Two-Minute Rule
Menurut Hull, “the two-minute rule” atau peraturan dua menit
merupakan bagian yang sangat penting dalam komunikasi nonverbal. Rumus
ini diaplikasikan untuk pertemuan yang biasanya dilakukan pertama kali.
Ketika kita memasuki sebuah ruangan untuk bertemu lawan bicara,
momen dua menit pertama sangat penting. Audiens yang hadir akan
menentukan penilaian mereka terhadap kita seperti penampilan fisik kita,
bagaimana kita memasuki ruangan, kontak mata kita, cara kita berdiri atau
duduk, dan penggunaan gerak tubuh kita ketika kita berbicara. Kesan pertama
ini sulit untuk dihapus.
Kita disarankan untuk menampilkan gerakan atau bahasa tubuh yang
merepresentasikan kenyamanan. Apabila kita menunjukkan ekspresi cemas,
maka audiens juga akan menyadari hal tersebut dan berbalik merasa cemas.
Kita cenderung merefleksikan apa yang kita rasakan, dan perasaan itu akan
terpantul pada mereka yang berkomunikasi dengan kita. Mengontrol diri kita
adalah cara terpenting menerapkan peraturan dua menit ini.
2. Membatasi Jarak Sosial
Penting untuk diingat bahwa kita harus menjaga jarak yang tepat saat
berkomunikasi dengan orang lain—tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak terlalu
jauh. Jika kesulitan mengingat jarak sosial atau jarak aman saat bercengkrama
Grameds hanya perlu mengingat perkiraan jarak yaitu 30 inci atau sekitar 75
centimeter.
Jarak yang terlalu dekat bisa mengganggu orang yang kita ajak
berkomunikasi. Namun, jika jarak komunikasi terlalu jauh, baik komunikator
dan komunikan akan kehilangan fokus pada komunikasi.
3. Apa yang Postur Tubuh Kita Katakan tentang Kita
12
Postur tubuh kita dapat mengungkapkan kepada orang lain hal-hal yang
tidak ingin kita ungkapkan. Postur tubuh kita juga mengungkapkan apa yang
kita rasakan.
Dengan kata lain, siapa diri kita ketika kita berkomunikasi dengan orang
lain—bagaimana kita mendengarkan, bagaimana kita berpenampilan,
bagaimana kita duduk, bagaimana kita berdiri ketika kita berkomunikasi—
merupakan unsur dalam komunikasi. Jika kita mengabaikan salah satu dari itu,
komunikasi kemungkinan akan terhambat.
4. Memastikan Posisi Tangan dan Kaki Tepat
Lengan, tangan, kaki, dan kaki kita mengungkapkan banyak hal tentang
bagaimana perasaan kita sehubungan dengan apa yang kita dengarkan ketika
orang lain berbicara kepada kita. Misalnya, memainkan jari dan kuku tangan
menandakan komunikan sudah tidak tertarik dengan komunikasi yang
berlangsung. Kaki menyilang dan tidak menyilang, atau tumit atau jari kaki
mengetuk, semuanya merupakan petunjuk negatif—menandakan kegugupan
atau bahkan keinginan untuk menarik diri dari percakapan.
5. Berbicara dengan Mata
Tatapan mata adalah elemen penting untuk menggambarkan apa yang
terjadi dalam pikiran kita. Kontak mata merupakan bagian yang sangat penting
dalam komunikasi nonverbal interpersonal. Apabila lawan bicara kita membuat
sedikit sekali kontak mata maka kemungkinan ia sudah kehilangan minat
terhadap komunikasi yang berlangsung.
Selain itu ada lagi beberapa hal yang perlu kita terapkan untuk
memahami komunikasi nonverbal lawan bicara kita.
• Amati dengan Seksama Apa yang Terjadi
Ketika komunikasi nonverbal melibatkan respons emosional
(misalnya, air mata mengalir di pipi atau gestur meremas tangan)
dengan jelas bahwa bahasa tubuh tersebut menyampaikan pesan
tertentu. Dengan memahami gerak tubuh yang dibuat lawan bicara, kita
bisa memberikan respons yang tepat.
• Pertimbangkan Perbedaan antara Pernyataan Verbal dan Perilaku
Nonverbal
13
Jika ada perbedaan antara apa yang dikatakan seseorang dan apa
yang ditunjukkan oleh bahasa tubuhnya, maka situasinya harus
dipelajari dengan cermat. Diyakini bahwa tindakan lebih akurat
daripada kata-kata.
• Carilah Seluk-Beluk dalam Perilaku Nonverbal
Melalui pengamatan yang cermat, seseorang dapat membedakan
antara tindakan palsu dan tindakan asli. Misalnya, senyum sarkastik
dapat dibedakan dengan senyum tulus. Hal ini bisa dipelajari lewat
materi atau bahasan mengenai bahasa tubuh manusia.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi Non Verbal Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan
dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang
sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain itu juga,
penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti
pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol.
Dalam komunikasi antar personal terdapat beberapa hambatan yang ada.
Hambatan ini dapat merusak sebuah hubungan jika tidak dihindari. hambatan-
hambatan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Status effect
2. Semantic Problems
3. Perceptual distorsion
4. Cultural Differences
5. Physical Distractions
6. Poor choice of communication channels
7. No Feed back
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semonga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena saya
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan saya juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari saya semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Solihin, O. (2015). Makna Komunikasi Non verbal dalam Tradisi Sarungan di Pondok
Pesantren Tradisional di Kota Bandung. JIPSI-Jurnal Ilmu Politik Dan Komunikasi
UNIKOM, 4.
https://www.ubm.ac.id/mengenal-komunikasi-verbal-dan-non-
verbal/#:~:text=Karakteristik%20komunikasi%20non%2Dverbal&text=Tidak%20me
nggunakan%20kata%2Dkata%3A%20Komunikasi,untuk%20berkomunikasi%20deng
an%20orang%20lain
Kurniati, D. P. Y. (2016). Modul Komunikasi verbal dan non verbal. Univ Udayana Fak
Kedokt.
https://accurate.id/lifestyle/komunikasi-nonverbal-adalah/
https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-nonverbal/
16