MASYARAKAT VATERINER
“KOMUNIKASI NON-VERBAL”
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Dasar Dasar
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Veteriner yang berjudul
“Komunikasi Non-Verbal” dengan sebagaimana mestinya. Penulisan tugasdasar
dasar komunikasi dan pengembangan masyarakat veteriner yang berjudul
“Komunikasi Non-Verbal” bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar
dasar komunikasi dan pengembangan masyarakat veteriner yang diberikan. Selain
itu, penulisan tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pembacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi non-verbal
2. Untuk mengetahui apa saja sifat komunikasi non-verbal
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi komunikasi non-verbal
4. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi komunikasi non-verbal
5. Untuk mengetahui bagaimana hubungan komunikasi non-verbal antara
dokter hewan dengan kliennya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memberikan isyarat-isyarat untuk dilakukan penafsiran dari seluruh makna
pesan yang disampaikan.
2.2 Sifat-sifat dari Komunikasi Non-Verbal
1. Tidak Universal dan Terikat Budaya
Komunikasi non-verbal yang disepakati oleh kelompok dengan
budaya tertentu di satu Negara, akan berbeda dengan yang ada di tempat
lain. Kita orang Indonesia sepakat ketika mengatakan setuju diikuti
gerakan menganggukkan kepala. Sementara di India, ketika setuju,
mereka malah menggelengkan kepala. Tentu hal ini dipengaruhi oleh
budaya yang berbeda, yang mengikat masyarakat pada masing-masing
tempat.
2. Spontan
Saat kita ada pengemis menghampiri lalu anda mengangkat telapak
tangan, seketika pengemis tersebut memahami bahwa anda tidak akan
memberinya receh.
3. Ambigu
Pesan yang disampaikan komunikator secara non-verbal belum tentu
bisa dipersepsikan sama-makna oleh para komunikan. Misalnya saat ada
wanita cantik mengedipkan matanya ke arah dua pemuda di depannya.
4. Berlangsung Cepat
Waktu yang diperlukan komunikator menyampaikan pesan non-verbal
sangat cepat.Saat terjadi pertengkaran yang hebat, kita memukul meja
karena jengkel. Kejadian itu akan terasa aneh kalau anda memukul meja
berkali-kali. Persepsiakan menjadi lain apabila berlangsung lama.
Menurut Edward T. Hall, bahasa non-verbal disebut juga bahasa diam
(silent language) dan dimensi tersembunyi (hidden dimension).
Komunikan tidak bisa memahami secara utuh atas pesan atau prilaku
non-verbal yang disampaikan komunikator.
2.3 Fungsi dari Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah komunikasi penting.
Periset nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp,
1978) sebagai berikut:
4
1. Untuk menekankan
Komunikasi nonverbal digunakan untuk menonjolkan atau
menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, anda
mungkin tersenyum untuk menekankan suatu hal tertentu.
2. Untuk melengkapi (complement)
Komunikasi nonverbal digunakan untuk memperkuat warna atau sikap
umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal.
3. Untuk menunjukkan kontradiksi.
Pesan verbal dapat bertentangan dengan gerakan nonverbal. Sebagai
contoh, anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan mata untuk
menunjukkan bahwa yang anda katakan adalah tidak benar.
4. Untuk mengatur
Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan
keinginan untuk mengatur arus verbal. Contohnya, mengerutkan bibir,
mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk
menunjukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu.
5. Untuk mengulangi
Misalnya, menyertai pernyataan verbal “apa benar?” dengan
mengangkat alis mata.
6. Untuk menggantikan
Misalnya, mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa
yang dapat digantikan dengan menganggukkan kepala untuk mengatakan
“ya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”.
5
2. Substitusi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menggantikan
lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun seseorang
berkata, ia dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-
anggukkan kepala.
3. Kontradiksi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menolak pesan
verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya seseorang memuji prestasi rekannya dengan mencibirkan
bibirnya sambil berkata: “Hebat, kau memang hebat”.
4. Komplemen
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk melengkapi dan
memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya air muka seseorang
menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menegaskan
pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya seseorang
mengungkapkan kejengkelannya sambil memukul mimbar.
2.4 Klasifikasi Komunikasi Non-verbal
1. Komunikasi Visual
Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafik-
grafik, lambang-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan
gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta
bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar.
Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan
komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi
kepada para pendengar.
6
Gambar 1: Komunikasi Visual
2. Komunikasi Sentuhan
Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non
verbal sering disebut Haptik. Sebagai contoh: bersalaman, pukulan,
mengelus-ngelus, sentuhan di punggung dan lain sebagainya merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan
tertentu dari orang yang menyentuhnya.
7
Gambar 3: Menganggukan Kepala
4. Ekspresi Wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena
ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
8
6. Postur Tubuh dan Gaya Berjalan
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan
ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi,
konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
7. Gerak Isyarat
Gerak isyarat dapat mempertegas pembicaraan, seperti mengetuk-
ngetukkan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan
seseorang dalam keadaan stres, bingung, atau sebagai upaya untuk
menghilangkan stres. Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat
nonverbal menjadi tiga bagian, yaitu:
a Bahasa tanda (sign language)
b Bahasa tindakan (action language)
c Bahasa objek (object language)
8. Komunikasi Lingkungan
Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat
atau merasakannya. Contoh: jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika
seseorang menyebutkan bahwa ”jaraknya sangat jauh”, ”ruangan ini
kotor”, ”lingkungannya panas” dan lain-lain, berarti seseorang tersebut
menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada
lingkungan tersebut.
9. Komunikasi Penciuman
Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi
dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui aroma yang dapat
dihirup oleh indera penciuman. Misalnya aroma parfum bulgari,
seseorang tidak akan memahami bahwa parfum tersebut termasuk parfum
bulgari apabila ia hanya menciumnya sekali.
10. Komunikasi Penampilan
Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan
penampilan yang menarik, sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal
ini merupakan bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan kepada
orang yang melihatnya. Tetapi orang akan menerima pesan berupa
9
tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk (pakaian tidak
rapih, kotor dan lain-lain)
11. Komunikasi Citarasa
Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana
penyampaian suatu pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan
atau minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu
makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-lain, apabila
seseorang tersebut telah memakan/meminumnya. Sehingga dapat
dikatakan bahwa citrasa dari makanan/minuman tadi menyampaiakan
suatu maksud atau makna.
2.5 Hubungan Komunikasi Non-Verbal antara Dokter Hewan dengan
Kliennya
Dalam berhubungan dengan kliennya dokter hewan juga menggunakan
komunikasi non-verbal antara lain yaitu:
1. Mendengarkan
Merupakan dasar utama dalam berkomunikasi. Dengan mendengar
petugas mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada
klien untuk bicara. Dokter hewan harus menjadi pendengar yang aktif.
2. Refleksi
Berupa refleksi isi, mencermikan apa yang didengarkan. Refleksi
perasaan, memberi respon pada klien kita terhadap isi pembicaraan, agar
klien mengetahui dan menerima perasaannya.
3. Diam
Cara yang sukar, biasanya setelah mengajukan pertanyaan, dokter
hewan diam dan hanya menggangguk, tujuannya yaitu untuk memberi
kesempatan berpikir dan memotivasi klien untuk bicara.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi dimana pesan disampaikan
tidak dengan kata-kata, melainkan melalui gerak isyarat, bahasa tubuh, dan
lain sebagainya. Dalam hal ini komunikasi non-verbal bersifat tidak universal
dan terikat budaya, spontan, ambigu, dan berlangsung cepat. Disamping itu
komunikasi non-verbal mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang telah disampaikan
secara verbal.
2. Aksentuasi dan Komplemen, yaitu menegaskan pesan verbal atau
menggaris bawahinya, melengkapi dan memperkaya makna pesan non-
verbal.
3. Substitusi, yaitu menggambarkan lambang-lambang verbal.
4. Regulasi, yaitu perilaku non-verbal dapat meregulasi perilaku verbal.
5. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau member makna lain terhadap
pesan verbal.
Adapun klasifikasi komunikasi non-verbal meliputi: Komunikasi visual,
komunikasi sentuhan, komunikasi gerakan tubuh, ekspresi wajah, kontak
mata, postur tubuh dan gaya berjalan, isyarat, komunikasi lingkungan,
komunikasi penciuman, komunikasi penampilan, komunikasi citarasa. Dalam
berhubungan dengan kliennya dokter hewan juga menggunakan komunikasi
non-verbal antara lain yaitu dengan mendengarkan keluhan dari klien,
merefleksikan perasaan klien dan diam saat setelah mengajukan pertanyaan.
3.2 Saran
Disarankan kepada masyarakat, khususnya mahasiswa kedokteran hewan
untuk dapat mengaplikasikan proses komunikasi yang efektif baik itu
komunikasi verbal maupun non-verbal sehingga meningkatkan keterampilan
berkomunikasi dalam melakukan konsultasi kepada klien/pemilik hewan.
Sehingga terjadi interaksi yang menimbulkan pemahaman informasi yang
tepat dalam penanganan medis.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rakhamat, Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Devito, Joseph A. 1997. KomunikasiAntarManusia. Jakarta: Professional Books
Argyle M (1988) Bodily communication, 2nd edn.Routledge, London.
Arnold E, Underman-Boggs K (2007) Interpersonal Relationships: Professional
Communication Skills for Nurses, 5th edn. Saunders, St Louis, MO
Effendi, Onong. 1994. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
12