Anda di halaman 1dari 6

KOPERASI PEGAWAI BANK INDONESIA

DATA KOPERASI : Nama Alamat Daerah Kerja : Koperasi Pegawai Bank Indonesia (KOPEBI) cabang Bandung. : Jl Braga No 108 Bandung. : Kantor Bank Indonesia Cabang Bandung.

SEJARAH KOPERASI Koperasi Pegawai Bank Indonesia Cabang Bandung didirikan sejak tanggal 2 Januari 1985. Pada awalnya, unit usaha dari koperasi ini adalah hanya pada kegiatan simpan pinjam. Selama bertahun-tahun kegiatan koperasi ini hanya berkonsentrasi pada usaha simpan pinjam bagi karyawan Bank Indonesia Bandung. Perubahan pada koperasi ini mulai dirasakan setelah tahun 2000, hal ini dikarenakan masuknya beberapa anggota baru yang pada saat itu menyumbangkan beberapa ide untuk kemajuan koperasi. Sejak tahun 2001, kegiatan usaha di KOPEBI bertambah dengan adanya pendirian mini market di Bank Indonesia Bandung sebagai unit usaha baru. Pendirian mini market ini selain bertujuan untuk mempermudah karyawan Bank Indonesia Bandung dalam mendapatkan kebutuhan hariannya juga sekaligus sebagai sarana untuk lebih meningkatkan pendapatan koperasi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Pada awal berdirinya, keanggotaan KOPEBI dibatasi hanya pada karyawan Bank Indonesia Bandung saja. Kemudian pada tahun 2000, bersamaan dengan masuknya gagasan pengembangan kegiatan usaha koperasi, diusulkan juga untuk menambah cakupan keanggotaan tidak hanya pada karyawan Bank Indonesia Bandung saja, akan tetapi juga pada karyawan outsourcing di Bank Indonesia Bandung. Pada awalnya pihak Bank Indonesia tidak menyetujui usulan tersebut, kemudian setelah diadakan perundingan yang juga melibatkan Dinas Koperasi Kota Bandung, maka usulan tersebut akhirnya disetujui oleh pihak Bank Indonesia Bandung dengan ketentuan bahwa para pegawai outsourcing

diperbolehkan menjadi anggota luar biasa, dengan kata lain, keanggotaan mereka dalam KOPEBI hanya terbatas sebagai anggota saja dan tidak terlibat sebagai pengurus koperasi. Saat ini keanggotaan KOPEBI telah diikuti oleh karyawan outsourcing di Bank Indonesia Bandung, beberapa diantaranya adalah: Bikasoga (kelistrikan) Bina Karya Swadaya (kebersihan dan perawatan) Rejaya Rekayasa (IT Supplier dan Building Supervisor) Hingga saat ini, kegiatan KOPEBI telah mengalami banyak perkembangan termasuk dari variasi kegiatan usaha yang dilakukan, dimana untuk lebih lanjutnya akan dibahas pada bagian selanjutnya mengenai kegiatan pemasaran KOPEBI. KEGIATAN PEMASARAN KOPEBI PRODUK Secara umum, unit usaha KOPEBI adalah simpan pinjam dan mini market (toserba). Simpan Pinjam Simpan pinjam adalah unit usaha terlama dan yang paling menguntungkan dari KOPEBI, karena banyaknya peminat. Pada awalnya, pinjaman yang diberikan oleh KOPEBI hanya berjumlah maksimal Rp 5.000.000,- Akan tetapi seiring berjalannya waktu, permohonan peminjaman dari para anggota semakin meningkat dengan jumlah nominal yang semakin beragam, begitu pula dengan jumlah peminjaman maksimal sebesar Rp 5.000.000,- mulai dirasa kurang oleh beberapa pihak. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada saat ini pihak KOPEBI melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, dimana dalam hal ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dalam hal penyediaan dana untuk kepentingan simpan pinjam anggotanya. Jadi untuk jumlah peminjaman sebesar maksimal Rp 5.000.000,-, maka dana tersebut akan dikeluarkan oleh koperasi. Sementara apabila jumlah nominal

peminjaman diatas Rp 5.000.000,- maka dana akan disediakan oleh BPR dan fungsi koperasi adalah hanya sebagai perantara. Untuk alternatif kedua ini, koperasi mendapatkan keuntungan dari selisih bunga pinjaman. Adapun BPR yang menjalin kerjasama dengan KOPEBI pada saat ini adalah: BPR Kota Bandung BPR Daya Lumbung Asia BPR Dana Putra Mandiri BPR Karyajatnika Sadaya Adapun untuk system pembayarannya, pihak KOPEBI berkoordinasi dengan Departemen Sumber Daya Manusia untuk melakukan pemotongan gaji bagi karyawan yang memiliki pinjaman. Mekanismenya adalah pada tanggal 10 setiap bulannya, pihak koperasi mengirimkan jumlah rincian tagihan karyawan pada bagian Sumber Daya Manusia untuk kemudian dilakukan pemotongan pada gaji yang diterima karyawan yang bersangkutan. Tagihan tersebut dapat berasal dari pinjaman, biaya angsuran pembelian barang maupun pembelian di mini market koperasi. Untuk lebih memudahkan pelaksanaannya dan sekaligus juga menghindari kemungkinan yang buruk untuk terjadi, maka pihak KOPEBI memberikan batasan maksimal potongan yang jumlahnya disesuaikan dengan jabatan pegawai. Sebagai ilustrasinya adalah sebagai berikut: Golongan I maksimal jumlah potongannya sebesar Rp 1.500.000,Golongan II maksimal jumlah potongannya sebesar Rp 2.500.000,Golongan III maksimal jumlah potongannya sebesar Rp 3.500.000,Golongan IV maksimal jumlah potongannya sebesar Rp 4.500.000,Selain itu terdapat juga perbedaan kebijakan dalam hal kredit cicilan barang. Pada unit usaha supermarket, KOPEBI juga menawarkan sejumlah barang elektronik. Untuk harga barang yang berada pada kisaran diatas Rp 2.000.000,maka cicilan barang tersebut akan dimasukkan pada unit usaha simpan pinjam.

Sementara untuk jumlah dibawah Rp 2.000.000,- maka akan dimasukkan pada unit usaha mini market. Mini Market (Toserba) Toserba ini adalah unit usaha yang baru muncul pada tahun 2001. Awal gagasan pendirian toserba ini adalah untuk mencari kegiatan usaha baru yang dapat menunjang peningkatan kesejahteraan anggota koperasi. Toserba ini menyediakan keperluan sehari-hari bagi pegawai Bank Indonesia dan semua pegawai outsourcing nya. Adapun barang-barang yang disediakan lebih kepada barang-barang konsumsi harian seperti makanan, minuman, rokok, sabun, perlengkapan bayi dan barang-barang lain sejenis. Selain itu juga ditawarkan beberapa barang lain seperti alat-alat rumah tangga seperti magic jar, dispenser, meja kursi ,lemari bahkan sampai pada kebutuhan kendaraan bermotor seperti minyak pelumas, ban dan alarm. Untuk pembelian barang-barang tersebut dapat dilakukan secara tunai maupun kredit tergantung dari harga produk itu sendiri. Seperti sudah dijelaskan diatas, bahwa untuk kredit barang dibawah Rp 2.000.000,- (misalnya magic jar, kompor gas, oven) maka akan dimasukkan pada toserba. Selain dua unit usaha utama diatas, KOPEBI masih memiliki beberapa kegiatan usaha pendukung lainnya, diantaranya adalah: Laundry & Dry Clean Jasa Photo Copy Pengadaan barang termasuk jasa pesan dan antar barang untuk rumah istirahat Bank Indonesia di Jl Tubagus Ismail dan Jl Dr. Setiabudhi. Kerjasama-kerjasama lain Dengan Seksi Logistik : Pengadaan seragam (satpam, kasir), pengadaan kebutuhan perlengkapan keuangan (plastik, kantong uang, ban uang, peti uang). Dengan Seksi Sekopam : Pengadaan tiket kereta api.

PRICE Harga yang ditawarkan (dalam unit usaha Toserba) sebenarnya menjadi sedikit kendala, karena secara umum harga yang ditawarkan oleh KOPEBI relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga yang berlaku di pasar. Sebenarnya pihak KOPEBI juga mendapatkan barang langsung dari distributor dan karyawan yang menitipkan barang dagangannya, hanya saja karena jumlah pemesanan barang yang tidak terlalu banyak menyebabkan pemberian potongan pembelian dari distributor jumlahnya tidak banyak. Hal inilah yang mengakibatkan harga menjadi kurang bersaing. PLACE Bertempat dijalan braga no 108 terletak di sebelah kanan dari gedung utama. Kantor koperasi berada berdekatan dengan klinik pengobatan karyawan, disebelah kanan kantor koperasi terdapat perpustakaan karyawan. PROMOTION Dikarenakan anggota dan konsumennya mayoritas adalah pegawai Bank Indonesia Bandung dan karyawan outsourcingnya, maka kegiatan promosi hanya dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu melalui: Penyebaran brosur Penyebaran dilakukan di lingkungan Bank Indonesia Bandung, hal ini dilakukan pada saat ada penawaran baru di KOPEBI. Pada umumnya adalah penawaran terhadap kredit kepemilikan suatu barang. Penyebaran angket. Angket sebenarnya dilakukan untuk mengetahui respon konsumen dan mengetahui produk apa yang diharapkan dapat disediakan oleh KOPEBI. Selain itu penggunaan angket juga sebagai sarana promosi untuk meningkatkan awareness anggota/konsumen akan produkproduk yang ditawarkan oleh KOPEBI.

KENDALA-KENDALA Yang menjadi kendala bagi KOPEBI dalam melakukan kegiatan usahanya sebenarnya hanya terletak pada faktor sumber daya manusia saja. Kurangnya waktu untuk mengadakan pelatihan bagi anggota dan pengurus koperasi menyebabkan kurangnya masukan atau ide-ide baru untuk meningkatkan kinerja koperasi itu sendiri. Selain itu juga dikarenakan sebagian besar dari pengurus koperasi juga menjabat sebagai pengawas bank, sehingga menyulitkan koperasi dalam pelaksanaan rapat anggota tahunan karena jadwal para pengawas bank untuk akhir tahun sangat padat, sehingga seringkali pelaksanaan rapat anggota tahunan ditunda hingga jadwal padat pekerjaan sebagai pengawas bank berakhir.

Anda mungkin juga menyukai