Anda di halaman 1dari 44

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas desentralisasi dalam

pemerintahan, yaitu dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada

kepala daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Pemberian kewenangan

ini diwujudkan dengan pengaturan pembagian dan pemanfaatan sumber daya

nasional serta perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah

daerah. Suparmoko (2002, h. 16) mengatakan otonomi daerah juga dapat

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah, serta mengurangi

kesenjangan antar daerah. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tersebut bukan hanya keinginan untuk melimpahkan kewenangan pembangunan

dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, tetapi yang lebih penting adalah

pemerintah daerah dapat mengurus rumah tangga sendiri secara profesional,

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh daerah dan mengelola keuangan

secara efektif dan efisien.

Pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban semua hak dan

kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat

dinilai dengan satuan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan

dengan hak dan kewajiban daerah (Yuwono, 2008). Pengelolaan keuangan daerah

1
2

yang dilakukan secara ekonomis, efektif, dan efisien dapat menciptakan

pengelolaan yang akuntabel dan transparan.

Perencanaan anggaran merupakan proses yang paling krusial dalam

pengelolaan keuangan, karena bertujuan dengan tujuan pemerintahan daerah itu

sendiri untuk mensejahterakan masyarakat. Perencanaan merupakan proses yang

terintegrasi, oleh karena itu output dari proses perencanaan adalah penganggaran.

Dari perencanaan tersebut, proses/kegiatan pembangunan daerah dapat sesuai

dengan arah yang telah ditentukan.

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang dibuat oleh masing-masing

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai bahan untuk menyusun APBD

harus berfokus pada program dan kegiatan SKPD serta anggaran yang diperlukan

untuk melaksanakannya, sehingga dapat mecapai target kinerja yang diharapkan.

Proses penyusunan RKA dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun guna

merencanakan program dan kegiatan untuk satu tahun kedepan. Penyusunan RKA

dilakukan sebelum penyusunan APBD dan sebelum Perubahan APBD.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) mempunyai

teknis dalam penyusunan RKA yang disosialisasikan kepada semua SKPD di

Kabupaten Tegal. Setelah SKPD menyusun RKA, kemudian BPKAD selaku PPKD

bersama dengan TAPD melakukan verifikasi atas RKA tersebut. Apabila tidak

dilakukan verifikasi maka akan menyebabkan kesalahan penganggaran dalam

proses penyusunan APBD.


3

Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk memaparkan Standar

Operasional Prosedur (SOP) verifikasi RKA-SKPD sebelum akhirnya dapat

menjadi bahan untuk menyusun APBD.

1.2 Tujuan Penulisan Laporan

1. Menjelaskan proses penyusunan APBD

2. Memaparkan prosedur verifikasi RKA-SKPD sebagai bahan dalam penyusunan

Raperda APBD

1.3 Manfaat Penulisan Laporan

1. Memberikan pengetahuan tentang proses penyusunan APBD

2. Memberikan pengetahuan mengenai prosedur verifikasi RKA-SKPD

3. Mengintegrasikan keilmuan akademik dengan praktik dengan melakukan

sinkronisasi materi yang diperoleh di bangku kuliah dengan praktik yang

diberlakukan di dunia kerja.

4. Sebagai referensi pembaca dalam menyusun karya ilmiah sejenis, khususnya

mengenai penyusunan APBD.

1.4 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) yang beralamat di Jl. Dokter Soetomo No. 1

Slawi dan ditempatkan pada Bidang Anggaran,

Sementara itu, pelaksanaan PKL Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang dimulai pada 1 Oktober 2018 – 30 November 2018.


4

1. Budaya Kerja di Tempat PKL

Ada beberapa peraturan dan budaya di kantor BPKAD, antara lain :

a. Hari kerja karyawan yaitu hari Senin hingga Jumat, dimana pada hari Senin -

Kamis berlangsung pada pukul 07.15 – 16.00 WIB, sedangkan pada hari Jumat

berlangsung pukul 07.15 – 10.45 WIB.

b. Seragam yang digunakan untuk hari Senin dan Selasa yaitu seragam PNS, untuk

hari Rabu yaitu seragam atasan putih dan bawahan hitam, untuk hari Kamis

memakai seragam batik, dan untuk hari Jumat menggunakan pakaian olahraga

(bebas).

c. Setiap hari pukul 07.15 dilakukan apel pagi yang berisi laporan kehadiran dari

masing-masing bidang dilanjutkan dengan doa dan briefing yang dipimpin oleh

Kepala BPKAD dan diikuti oleh seluruh karyawan termasuk mahasiswa PKL.

d. Adanya kegiatan rutin khusus yang dilakukan pada hari Selasa pagi yaitu

kegiatan rohani berupa tausiyah dari ustads serta pada hari Jumat pagi dilakukan

olahraga berupa jalan santai atau senam.

2. Proses Perizinan

Sebelum penulis melaksanakan kegiatan PKL di BPKAD Kabupaten

Tegal, penulis terlebih dahulu meminta izin secara lisan untuk melaksanakan PKL

di tempat tersebut dan bertanya bagaimana prosedurnya. Setelah penulis

mendapatkan izin untuk melaksanakan PKL di BPKAD Kabupaten Tegal,

kemudian penulis memberikan surat perizinan PKL secara resmi kepada BPKAD

Kabupaten Tegal. Setelah penulis mendapat surat balasan konfirmasi penerimaan

izin PKL secara resmi dari perusahaan maka penulis mengambil surat balasan pada
5

bagian SDM serta mencari tahu bagaimana peraturan dan budaya kerja di

perusahaan untuk mempersiapkan diri ketika penerjunan dan PKL berlangsung.

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini yaitu :

a. Metode Observasi

Penulis mengumpulkan data dengan mengamati sistem dan kegiatan secara

langsung selama masa PKL di BPKAD Kab Tegal.

b. Wawancara

Penulis melakukan t anya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang

terkait di bagian Anggaran BPKAD Kab Tegal.

c. Metode Studi Pustaka

Penulis membaca beberapa data yang dijadikan referensi seperti jurnal, lampiran

Perda APBD serta pedoman penyusunan APBD.


BAB II

PROSEDUR VERIFIKASI RKA-SKPD SEBAGAI BAHAN PENYUSUNAN

RAPERDA APBD KABUPATEN TEGAL

1.1 Tinjauan Umum Obyek PKL

1.1.1 Visi dan Misi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Tegal

Visi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tegal :

“Terwujudnya Tata Kelola Keuangan Dan Aset Daerah Yang Akuntabel Dan

Transparan”. Untuk mewujudkan Visi tersebut maka Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Kabupaten Tegal menetapkan Misi sebagai berikut :

1. Mewujudkan aparatur yang bersih dan responsif terhadap pengelolaan keuangan

dan aset daerah;

2. Mengoptimalkan pengelolaan keuangan daerah;

3. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel;

4. Mewujudkan tertib pengelolaan aset daerah;

1.1.2 Dasar Hukum Pembentukan

Inspektorat Kabupaten Tegal dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Tegal Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Tegal. Berdasarkan Peraturan Bupati Tegal Nomor

72 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta

Tata Kerja Badan-badan daerah Kabupaten Tegal, BPKAD Kabupaten Tegal

6
7

berkedudukan sebagai unsur penunjang pemerintah daerah di bidang pengelolaan

keuangan dan aset daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada

di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati Tegal.

1.1.3 Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Tegal

Berdasarkan Peraturan Bupati Tegal Nomor 72 Tahun 2016 tentang

Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan-Badan

Daerah Kabupaten Tegal, struktur organisasi BPKAD Kabupaten Tegal terdiri dari:

1. Kepala Badan (Eselon II B)

2. Sekretaris (Eselon III A)

a. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan (Eselon IV A)

b. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Eselon IV A)

3. Kepala Bidang Perbendaharaan, Akuntansi dan Pelaporan (Eselon III B)

a. Kepala Sub Bidang Perbendaharaan (Eselon IV A)

b. Kepala Sub Bidang Kas Daerah (Eselon IV A)

c. Kepala Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan (Eselon IV A)

4. Kepala Bidang Aset Daerah (Eselon III B)

a. Kepala Sub Bidang Aset Daerah 1 (Eselon IV A)

b. Kepala Sub Bidang Aset Daerah 2 (Eselon IV A)

c. Kepala Sub Bidang Aset Daerah 3 (Eselon IV A)

5. Kepala Bidang Anggaran (Eselon III B)

a. Kepala Sub Bidang Anggaran 1 (Eselon IV A)


8

b. Kepala Sub Bidang Anggaran 2 (Eselon IV A)

c. Kepala Sub Bidang Anggaran 3 (Eselon IV A)

KEPALA BADAN

SEKRETARIS BADAN
JFT. Pranata Komputer

Kasubbag perencanaan Kasubbag umum &


& keuangan kepegawaian

Kabid. Perbendaharaan, Kabid Aset Daerah Kabid Anggaran


akuntansi & pelaporan

Kasubbid perbendaharaan Kasubbid anggaran 1


Kasubbid aset daerah 1

Kasubbid kas daerah Kasubbid aset daerah 2 Kasubbid anggaran 2

Kasubbid akuntansi &


Kasubbid aset daerah 3 Kasubbid anggaran 3
pelaporan

Gambar 2.1
Struktur Organisasi BPKAD Kabupaten Tegal
Sumber : Draf Review Renstra BPKAD Kabupaten Tegal Tahun 2014-2019

1.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Tegal

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah selain sebagai Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) juga sebagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

(SKPKD), dimana Kepala SKPKD adalah selaku Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah (PPKD). Disamping itu juga melaksanakan fungsi Bendahara Umum

Daerah (BUD). Kewenangan BPKAD sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati


9

Tegal Nomor 72 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan

Fungsi serta Tata Kerja Badan-Badan Daerah Kabupaten Tegal adalah sebagai

berikut:

1. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan dan aset daerah, antara lain :

a. Perumusan Peraturan Daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan

daerah;

b. Perumusan kebijakan umum APBD dan penetapan plafon anggaran

sementara;

c. Perumusan Peraturan Daerah tentang APBD dan Perubahan APBD;

d. Perumusan kebijakan pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi

tanggung jawab bersama (urusan concurrent) antara kabupaten dan desa;

e. Perumusan kebijakan, pelaksanaan, dan pengawasan pengelolaan investasi

dan aset daerah;

f. Fasilitasi pengelolaan aset daerah;

g. Perumusan kebijakan, pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan pinjaman

dan obligasi daerah, serta badan layanan umum;

h. Pengelolaan data dasar penghitungan dana alokasi umum (DAU);

i. Pengelolaan dan pelaporan DAU dan dana alokasi khusus (DAK);

j. Pengendalian dan pelaporan pengelolaan dana bagi hasil (DBH);

k. Perumusan kebijakan tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan

daerah dan aset daerah;

l. Perumusan laporan keuangan pemerintah daerah;


10

m. Perumusan Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD;

n. Perumusan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan

pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama

(urusan concurrent);

o. Menyelenggarakan kesekretariatan/ketatausahaan Badan.

2. Menyelenggarakan kegiatan perbendaharan, Pengelolaan Kas Daerah,

Pengelolaan Akuntansi dan pelaporan, Penyusunan APBD dan Pengelolaan

BMD. Berdasarkan kewenangan tersebut, tugas pokok dan fungsi jabatan

struktural pada BPKAD Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut :

1. Kepala Badan

Tugas Pokok :

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas

pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan di bidang perencanaan, pengkoordinasian

dan pengendalian anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan,

serta aset daerah.

Fungsi :

a. penetapan rencana kerja;

b. perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan dan pengendalian

operasional anggaran,perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, serta

aset daerah;
11

c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan bidang

pengelolaan keuangan dan aset daerah;

d. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pengelolaan keuangan dan

aset daerah;

e. pembinaan pengelolaan urusan kesekretariatan Badan;

f. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Badan.

2. Sekretaris

Tugas Pokok :

Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam

melaksanakan pengkoordinasian penyiapan bahan penyusunan

perencanaan, penatausahaan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian

dan umum, dan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas Badan.

Fungsi :

a. penyiapan bahan dan pengkoordinasian penyusunan draf rencana kerja;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;

c. penyiapan bahan dan pengkoordinasian perumusan draf kebijakan

teknis bidang pengelolaan keuangan, dan aset daerah;

d. pengkoordinasian penyelenggaraan tugas Badan;

e. penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis Badan;

f. pengkoordinasian penyiapan bahan penyusunan laporan

penyelengaraan tugas Badan;

g. pengelolaan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian dan umum;

h. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sekretariat.


12

3. Kepala Subbagian Perencanaan dan Keuangan

Tugas Pokok :

Kepala Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas pokok

membantu Sekretaris dalam melakukan identifikasi, analisa, pengolahan

dan penyajian data untuk penyiapan bahan penyusunan rencana kerja, dan

melakukan penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta

pengelolaan keuangan

Fungsi :

a. penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

perencanaan dan pengelolaan keuangan Badan;

c. penyiapan data sebagai bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

rencana kerja dan pengelolaan keuangan Badan;

d. penyiapan data sebagai bahan penyusunan pelaporan pelaksanaan

rencana kerja dan pengelolaan keuangan Badan;

e. pengelolaan sistem informasi manajemen terintegrasi;

f. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Subbagian

Perencanaan dan Keuangan.

4. Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian

Tugas Pokok :

Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok

membantu Sekretaris dalam melakukan urusan ketatausahaan,


13

kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan, humas dan

protocol serta aset

Fungsi :

a. penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

pengelolaan urusan umum dan kepegawaian;

c. pengelolaan urusan ketatausahaan dan kearsipan;

d. pengelolaan administrasi kepegawaian;

e. pelaksanaan urusan rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan, humas

dan protokol;

f. pengelolaan dan penatausahaan aset Badan;

g. Pengelolaan kearsipan Badan;

h. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Subbagian

Umum dan Kepegawaian.

5. Kepala Bidang Anggaran

Tugas Pokok :

Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok membantu Kepala

Dinas dalam melaksanakan penyiapan bahan penyusunan Rancangan

APBD dan Rancangan Perubahan APBD serta pengendalian penyusunan

anggaran

Fungsi :

a. Perumusan prosedur penyusunan Rancangan APBD dan Rancangan

Perubahan APBD;
14

b. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penyusunan anggaran;

c. Pengendalian penyusunan anggaran;

6. Kepala Subbidang Anggaran 1

Tugas Pokok :

Kepala Sub Bidang Anggaran 1 mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Anggaran dalam melakukan penyiapan data/informasi

sebagai bahan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan Rancangan

APBD pada Sekretariat Daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas

Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, Tata Ruang dan Pertanahan,

Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan, Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah RSUD Dr Soesilo,

Kecamatan Margasari, Kecamatan Bumijawa, Kecamatan Bojong,

Kecamatan Balapulang, Kecamatan Pagerbarang dan Kecamatan lebaksiu

Fungsi :

a. penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum

dan teknis operasional penyiapan RAPBD;

c. penyiapan bahan koordinasi penyusunan KUA PPAS dan KUPA

PPAS;

d. penyiapan data/informasi sebagai bahan penyusunan Rancangan APBD

dan Perubahan Rancangan APBD;


15

e. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang

Anggaran 1.

7. Kepala Subbidang Anggaran 2

Tugas Pokok :

Kepala Sub Bidang Anggaran 1 mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Anggaran dalam melakukan penyiapan data/informasi

sebagai bahan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan Rancangan

APBD pada Sekretariat Daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas

Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, Tata Ruang dan Pertanahan,

Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan, Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah RSUD Dr Soesilo,

Kecamatan Margasari, Kecamatan Bumijawa, Kecamatan Bojong,

Kecamatan Balapulang, Kecamatan Pagerbarang dan Kecamatan lebaksiu.

Fungsi :

a. penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum

dan teknis operasional penyiapan RAPBD;

c. penyiapan bahan koordinasi penyusunan KUA PPAS dan KUPA

PPAS;

d. penyiapan data/informasi sebagai bahan penyusunan Rancangan APBD

dan Perubahan Rancangan APBD;


16

e. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang

Anggaran 2.

8. Kepala Subbidang Anggaran 3

Tugas Pokok :

Kepala Sub Bidang Anggaran 3 mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Anggaran dalam melakukan penyiapan data/informasi

sebagai bahan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan Rancangan

APBD pada Inspektorat Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Sosial,

Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, Dinas Pariwisata, Pemuda

dan Olah Raga, Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan, Badan

Pengelolaan Pendapatan Daerah, BPBD, Kantor Kesatuan Bangsa dan

Perlindungan Masyarakat, Kecamatan Dukuhturi, Kecamatan Talang,

Kecamatan Tarub, Kecamatan Kramat, Kecamatan Suradadi dan

Kecamatan Warureja.

Fungsi :

a. penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum

dan teknis operasional penyiapan RAPBD;

c. penyiapan bahan koordinasi penyusunan KUA PPAS dan KUPA

PPAS;

d. penyiapan data/informasi sebagai bahan penyusunan Rancangan APBD

dan Perubahan Rancangan APBD;


17

e. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang

Anggaran 3.

9. Kepala Bidang Perbendaharaan, Akuntansi dan Pelaporan

Tugas Pokok :

Kepala Bidang Perbendaharaan, Akuntansi dan Pelaporan mempunyai

tugas pokok membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan

keuangan daerah di bidang perbendaharaan, dan selaku Kuasa Bendahara

Umum Daerah, serta akuntansi dan pelaporan.

Fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perbendaharaan,

akuntansi dan pelaporan;

c. Penyiapan bahan penyusunan anggaran kas;

d. Penyiapan bahan penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) atau dengan

sebutan lain;

e. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atau dengan sebutan

lain;

f. Pelaksanaan pengendalian Kas daerah;

g. Penyiapan bahan pembinaan Bendaharawan;

h. Penyiapan bahan penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan;

i. Penyiapan bahan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;


18

j. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan akuntansi

SKPD;

k. Pengendaliaan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang

perbendaharaan dan akuntansi.penelaahan data/informasi sebagai

bahan penyusunan rencana kerja;

10. Kepala Subbidang Perbendaharaan

Tugas Pokok :

Kepala Sub Bidang Perbendaharan mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Perbendaharaan, Akuntansi dan Pelaporan dalam

melakukan penelitian kelengkapan SPM untuk pelaksanaan pelayanan

pencairan anggaran.

Fungsi :

a. Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

perbendaharaan;

c. Pelaksanaan penelitian kelengkapan SPM;

d. Penyiapan bahan penerbitan SP2D;

e. Penyiapan data/informasi sebagai bahan penerbitan SKPP;

f. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang

Perbendaharaan.

11. Kepala Subbidang Kas Daerah

Tugas Pokok :
19

Kepala Sub Bidang Kas Daerah mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Perbendaharaan, Akuntansi dan Pelaporan dalam

melaksanakan urusan administrasi kas daerah.

Fungsi :

a. Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. Penelaahan data sebagai bahan perumusan teknis pengelolaan

administrasi kas daerah;

c. Penyusunan administrasi/pembukuan kas daerah;

d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang

Kas Daerah.

12. Kepala Subbidang Akuntansi dan Pelaporan

Tugas Pokok :

Kepala Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bidang Perbendaharaan, Akuntansi dan Pelaporan

dalam melakukan penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan.

Fungsi :

a. Penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. Penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan;

c. Penyiapan data sebagai bahan penyelenggaraan akuntansi dan

pelaporan;

d. Penyiapan data sebagai bahan penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;


20

e. Penyiapan data bahan koordinasi, bimbingan dan pengendalian

pelaksanaan akuntansi SKPD;

f. Pengendaliaan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang

Akuntansi Dan Pelaporan.

13. Kepala Bidang Aset Daerah

Tugas Pokok :

Kepala Bidang Aset Daerah mempunyai tugas pokok membantu Kepala

Badan dalam melaksanakan pengelolaan aset daerah.

Fungsi :

a. penyiapan bahan penyusunan rencana kerja;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional pengelolaan

aset daerah;

c. pelaksanaan pengelolaan aset daerah;

d. penyiapan bahan pembinaan administrasi aset daerah;

e. pelaksanaan penatausahaan aset daerah;

f. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bidang Aset

Daerah.

14. Kepala Subbidang Aset Daerah 1

Tugas Pokok :

Kepala Sub Bidang Aset Daerah I mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Aset Daerah dalam melakukan pengelolaan Aset Daerah

pada (1) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, (2) Sekretariat DPRD, (3)

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, (4) Dinas Lingkungan Hidup, (5)
21

Dinas Pemberdayaan Masyarakat & Desa, (6) Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan Daerah, (7) Inspektorat, (8) Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Daerah, (9) Dinas Komunikasi dan Informatika, (10) BPBD

(11) Kecamatan Bumijawa, (12) Kecamatan Balapulang (13) Kecamatan

Dukuhwaru (14) Kecamatan Adiwerna, (15) Kecamatan Kramat, (16)

Kecamatan Suradadi.

Fungsi :

a. penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

pengelolaan aset daerah;

c. penelaahan data sebagai bahan pengadaan aset daerah;

d. pelaksanaan fasilitasi pemanfaatan aset daerah;

e. pelaksanaan pengamanan aset dan penyiapan data sebagai bahan

penilaian aset daerah;

f. penelaahan data sebagai bahan penatausahaan aset daerah;

g. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang

Aset Daerah I

15. Kepala Subbidang Aset Daerah 2

Tugas Pokok :

Kepala Sub Bidang Aset Daerah II mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Aset Daerah dalam melakukan pengelolaan Aset Daerah

pada Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal yang

meliputi : (1) Dinas Kesehatan, (2) RSUD Soeselo Slawi, (3) RSUD
22

Suradadi, (4) Dinas P3A&P2KB, (5) Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM

(6) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian

Pengembangan, (7) Satpol PP, (8) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu (9) Dinas Perhubungan, (10) Kesbangpol (11) Kecamatan

Bojong, (12) Kecamatan Kedungbanteng (13) Kecamatan Margasari (14)

Kecamatan Lebaksiu, (15) Kecamatan Talang, (16) Kecamatan Tarub.

Fungsi :

a. penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

pengelolaan aset daerah;

c. penelaahan data sebagai bahan pelaksanaan pengadaan aset daerah;

d. pelaksanaan fasilitasi pemanfaatan aset daerah;

e. pelaksanaan pengamanan aset dan penyiapan data sebagai bahan

penilaian aset daerah;

f. penelaahan data sebagai bahan penatausahaan aset daerah;

g. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang

Aset Daerah II

16. Kepala Subbidang Aset Daerah 3

Tugas Pokok :

Kepala Sub Bidang Aset Daerah III mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Aset Daerah dalam melakukan pengelolaan Aset Daerah

pada Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal yang

meliputi : (1) Dinas Pekerjaan Umum, (2) Sekretariat Daerah, (3) Dinas
23

Perindustrian & Tenaga Kerja, (4) Dinas Sosial, (5) Dinas Perumahan

Rakyat, Kawasan Pemukiman, Tata Ruang dan Pertanahan, (6) Dinas

Kelautan, Perikanan dan Peternakan, (7) Dinas Kependudukan &

Pencatatan Sipil, (8) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, (9)

Badan Pengelola Pendapatan Daerah, (10) Kecamatan Warureja, (11)

Kecamatan Jatinegara (12) Kecamatan Dukuhturi (13) Kecamatan Slawi,

(14) Kecamatan Pangkah, (15) Kecamatan Pagerbarang.

Fungsi :

a. penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

b. penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan teknis

pengelolaan aset daerah;

c. penelaahan data sebagai bahan pelaksanaan pengadaan aset daerah;

d. pelaksanaan fasilitasi pemanfaatan aset daerah;

e. pelaksanaan pengamanan aset dan penyiapan data sebagai bahan

penilaian aset daerah;

f. penelaahan data sebagai bahan penatausahaan aset daerah;

g. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang

Aset Daerah III

Jabatan Fungsional Pranata Komputer menurut Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

PER/66/M.PAN/7/2003adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk

melakukan kegiatan sistem informasi berbasis komputer.


24

2.2 Substansi Laporan

2.2.1 Proses Penyusunan APBD

Gambar 2.2
Proses Penyusunan APBD
Sumber : Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah

Proses penyusunan APBD dimulai dengan penyusunan rancangan

Kebijakan Umum APBD (KUA) dan dokumen Prioritas dan Platfon Anggaran

Sementara (PPAS). Kedua dokumen tersebut kemudian dibahas bersama DPRD

untuk menghasilkan sebuah Nota Kesepakatan KUA dan PPAS. Berdasarkan nota

kesepakatan tersebut, Kepala Daerah (KDH) menyampaikan surat edaran yang

berisi pedoman penyusunan RKA-SKPD yang kemudian ditindaklanjuti oleh

SKPD-SKPD dengan melakukan penyusunan RKA-SKPD.


25

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai Kepala Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dalam hal ini BPKAD melakukan kompilasi

RKA-SKPD menjadi Raperda APBD untuk dibahas dan memperoleh persetujuan

bersama dengan DPRD sebelum diajukan dalam proses Evaluasi. Proses penetapan

Perda APBD baru dapat dilakukan jika Mendagri/Gubernur menyatakan bahwa

Perda APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan

perundangan yang lebih tinggi.

2.2.2 RKA-SKPD dalam Proses Penyusunan APBD

A. Pengertian RKA-SKPD

Menurut Perda Kabupaten Tegal No 10 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah, Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja

Perangkat Daerah (RKA-SKPD) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran

yang berisi program dan kegiatan SKPD serta anggaran yang diperlukan untuk

melaksanakannya.

B. Prinsip Dasar Penyusunan RKA

1) Prinsip Kerangka Jangka Menengah, pendekatan mendasarkan kebijakan

dengan perspektif lebih dari satu tahun anggaran dengan mempertimbangkan

implikasi biaya akibat keputusan tahun berikutnya (perkiraan maju

anggaran).

2) Prinsip Perkiraan Maju (forward estimate) yaitu perhitungan anggaran untuk

tahun berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan


26

kesinambungan program kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar

penyusunan anggaran tahun berikutnya.

3) Prinsip Anggaran Berbasis Prestasi Kerja (kinerja), pendekatan

penganggaran yang mengutamakan keluaran/hasil dari kegiatan yang akan

atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas

dan kualitas yang terukur.

4) Prinsip Penganggaran Terpadu (unified budgeting), penyusunan rencana

keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis

belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada

prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.

C. Pendekatan Penyusunan RKA Berbasis Kinerja

Pendekatan kinerja merupakan sistem anggaran yang mengutamakan upaya

pencapaian output dari input yang ditetapkan. Pendekatan kinerja memperhatikan

keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan

efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut. Dalam pendekatan ini pengalokasian

anggaran berorientasi pada kinerja sehingga diharapkan akan menunjukkan

keterkaitan langsung antara pendanaan dengan kinerja yang ingin dicapai.

Output (keluaran) menunjukkan barang atau jasa yang dihasilkan oleh

kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan

program dan kebijakan. Input (masukan) adalah besarnya sumber daya baik sistem

anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian output dari input yang ditetapkan

berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau
27

kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya yang digunakan untuk

melaksanakan kegiatan.

Kinerja/prestasi kerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan

atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan

kualitas yang terukur.

D. Bagan Alir Pengerjaan RKA-SKPD

Gambar 2.3
Bagan Alir Pengerjaan RKA-SKPD
Sumber : apbdservicecenter.tegalkab.go.id

Berdasarkan bagan tersebut, ada 5 (lima) bentuk RKA yang harus disusun

oleh masing-masing SKPD, yaitu :

1. RKA SKPD yang berisi ringkasan keseluruhan anggaran pendapatan dan belanja

SKPD;

2. RKA SKPD 1 yang berisi rincian anggaran pendapatan SKPD;

3. RKA SKPD 2.1 yang berisi rincian anggaran belanja tidak langsung SKPD;

4. RKA 2.2.1 yang berisi rincian anggaran belanja langsung SKPD;


28

5. RKA SKPD 2.2 yang berisi rekapitulasi rincian anggaran belanja langsung

SKPD.

Belanja langsung adalah belanja yang eksistensinya dipengaruhi secara langsung

oleh adanya kegiatan yang direncanakan (terprogram). Sedangkan belanja tidak

langsung adalah belanja yang eksistensinya tidak dipengaruhi secara langsung oleh

adanya kegiatan yang direncanakan (terprogram). Kedua jenis belanja tersebut

harus diproporsionalkan dalam rencana kerja dan anggaran.

Pihak-pihak yang terkait dalam penyusun RKA secara langsung antara lain :

1. Operator SIMDA, yaitu pihak yang menginput data dalam SIMDA

2. Kasubbag/Staf Perencana, yaitu pihak yang merencanakan substansi kegiatan

dan menentukan ukuran kinerja sebuah kegiatan

3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), ysitu pihak yang mempunyai tugas

mencakup :

a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan

b. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan

c. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan

kegiatan
29

2.2.3 Prosedur Verifikasi RKA-SKPD Kabupaten Tegal

Gambar 2.4
Prosedur Verifikasi RKA-SKPD
Sumber : apbdservicecenter.tegalkab.go.id

Berikut ini merupakan penjabaran atas proses verifikasi RKA-SKPD :

1. Kepala BPKAD selaku PPKD menerima konsep RKA yang disampaikan oleh

Kepala SKPD atau yang mewakili.

2. Kepala BPKAD kemudian memberikan disposisi RKA-SKPD kepada Kepala

Bidang Anggaran.

3. Kepala Bidang Anggaran menerima RKA-SKPD dari Kepala BPKAD.

4. Kasubid 1, 2 dan 3 dalam Bidang Anggaran melakukan pengecekan RKA-

SKPD agar sesuai dengan pagu anggaran KUA/PPAS.

5. TAPD melakukan pembahasan untuk menelaah kesesuaian dokumen RKA-

SKPD.
30

6. Apabila diperlukan untuk penjelasan, Kepala Bidang Anggaran dan/atau

Kasubid 1, 2 dan 3 bersama TAPD mengundang SKPD terkait untuk

diverifikasi.

7. Apabila ada revisi, SKPD melakukan revisi atas RKA-SKPD dan menyerahkan

kembali RKA-SKPD yang telah direvisi tersebut kepada Kepala BPKAD.

8. Kepala BPKAD memberikan disposisi kepada Kepala Bidang Anggaran untuk

input RKA-SKPD.

9. Selanjutnya yaitu melakukan entry/input RKA dari semua SKPD ke dalam

aplikasi komputer SIMDA oleh masing-masing staff Bidang Anggaran sesuai

dengan pembagian lingkup SKPDnya.

10. RKA-SKPD yang sudah ditelaah dan diinput selanjutnya siap untuk dijadikan

sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (Raperda APBD).

2.3 Analisis dan Pembahasan

2.3.1 Peran Bidang Anggaran dalam Proses Verifikasi RKA

Dokumen sumber yang utama dalam penyiapan Raperda APBD adalah

RKA SKPD. Setelah melakukan penyusunan anggaran di SKPD masing-masing,

SKPD melalui petugasnya melakukan entry RKA-SKPD nya ke dalam aplikasi

SIMDA yang dilakukan di dalam ruang kerja Bidang Anggaran BPKAD. Bidang

Anggaran kemudian memberi tahu username dan password aplikasi SIMDA serta

membantu dan mengarahkan SKPD yang mengalami kesulitan dalam melakukan

entry RKA-SKPD nya di aplikasi SIMDA.


31

Setelah dilakukan entry data oleh masing-masing operator SIMDA SKPD

ke dalam aplikasi SIMDA, SKPD menyerahkan konsep RKA-SPKD nya yang

sudah dalam bentuk print-out dan sudah diverifikasi oleh pejabat SKPD masing-

masing kepada BPKAD sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Setelah

itu, Bidang Anggaran melalui stafnya melaksanakan pengolahan dan kompilasi

RKA-SKPD se-Kabupaten Tegal yang sudah dalam bentuk print-out tersebut ke

dalam aplikasi komputer SIMDA dalam bentuk yang lebih ringkas yang kemudian

akan dijadikan bahan final dalam proses penyusunan Raperda APBD.

Sebelum dilakukan pengolahan, dokumen RKA-SKPD terlebih dahulu

dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang mana terdiri dari 7

(tujuh) orang yaitu 1 orang koordinator, 2 orang wakil koordinator dan 4 orang

anggota. Pembahasan tersebut untuk menelaah :

1. Kesesuaian RKA-SKPD dengan KUA, PPAS, prakiraan maju pada RKA tahun

berjalan yang disetujui tahun lalu, dan dokumen perencanaan lainnya.

2. Kesesuaian rencana anggaran dengan SAB dan SSH.

3. Kelengkapan instrumen pengukuran kinerja yang meliputi capaian kinerja,

indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan dan SPM.

4. Proyeksi prakiraan maju untuk tahun anggaran berikutnya.

5. Sinkronisasi program dan kegiatan antar RKA.

RKA yang telah dievaluasi TAPD kemudian digabung menjadi kompilasi

RKA. Berdasarkan dokumen RKA masing-masing SKPD, BPKAD melalui staf

Bidang Anggaran membuat lampiran-lampiran Raperda APBD yang terdiri atas :

a. Ringkasan APBD ;
32

b. Ringkasan APBD (menurut pemerintahan dan organisasi)

c. Ringkasan APBD (menurut urusan pemerintahan, organisasi, pendapatan,

belanja, dan pembiayaan); dan

d. Rekap belanja (menurut urusan pemerintahan, organisasi, program dan

kegiatan, dan keselarasan program dengan fungsi).

Kompilasi RKA yang tercermin dalam lampiran Raperda APBD kemudian

dibahas dan disetujui oleh Kepala Daerah bersama dengan DPRD. Kemudian

Kepala Daerah menyampaikan Raperda tentang APBD tersebut kepada Gubernur

untuk dievaluasi. Raperda yang telah lolos dalam proses evaluasi segera ditetapkan

Kepala Daerah menjadi Peraturan Daerah.

2.3.2 Pelaksanaan PKL di Bidang Anggaran

Selama PKL penulis ditempatkan pada bagian Anggaran. Pada awal

kegiatan PKL penulis mempelajari bidang-bidang apa saja yang terdapat di

BPKAD Kabupaten Tegal untuk mendapat gambaran umum mengenai instansi

tempat PKL.

Selama PKL berlangsung, penulis belajar mengenai praktik proses

penyusunan APBD yang sebelumnya telah dipelajari dalam mata kuliah akuntansi

sektor publik. Kegiatan yang dilakukan penulis selama PKL antara lain :

a. Mengentry RKA-SKPD

Entry RKA dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah

(SIMDA). Penulis melakukan entry data di SIMDA terkait dengan penyusunan

RKA BPKAD Kabupaten Tegal tahun anggaran 2019 selaku SKPD, serta entry
33

data terkait kompilasi RKA masing-masing SKPD Kabupaten Tegal tahun

anggaran 2019.

b. Membantu tugas bendahara pengeluaran pembantu dalam membubuhkan

stempel dan mengajukan Surat Pertanggungjawaban Ganti Uang (SPJ GU)

kepada subbagian keuangan dan perencanaan pada sekretariat. SPJ GU tersebut

berisi tentang pengeluaran-pengeluaran yang telah dilakukan sehubungan

dengan kegiatan-kegiatan yang terdapat di Bidang Anggaran seperti kegiatan

penyusunan APBD, koordinasi penyusunan APBD, dan lain-lain.

c. Mengentry hasil DPPA BPKAD

d. Mengentry rencana pencairan anggaran kas

e. Mengarsipkan dokumen RKA dengan memberi nama RKA sesuai SKPD nya

f. Menyetorkan uang kas ke bank ke dalam rekening Bidang Anggaran BPKAD

Selain melakukan kegiatan di atas, penulis juga membantu pekerjaan lain di

luar bidang penulis seperti mengangkat telepon, mengagendakan surat masuk,

mendowload file dari SIMDA, membantu pengetikan dokumen, meminta tanda

tangan, mengeprint dokumen, menyetempel dokumen, dan lain-lain.


BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Setelah kurang lebih 2 bulan menjalankan Praktik Kerja Lapangan di

Bidang Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tegal

mulai tanggal 1 Oktober 2018 sampai dengan 30 November 2018, ada beberapa hal

yang dapat penulis simpulkan antara lain:

a. Proses perencanaan anggaran di Kabupaten Tegal secara garis besar sudah

dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah yang terdapat dalam Perbup Kabupaten Tegal.

b. RKA yang disusun oleh masing-masing SKPD harus melewati proses

verifikasi dan pengolahan terlebih dahulu yang dilakukan oleh Bidang

Anggaran BPKAD selaku SKPKD sebelum kemudian menjadi bahan final

untuk menyusun Raperda APBD.

c. Proses verifikasi RKA dimulai dengan pembuatan RKA oleh masing-masing

SKPD di Kab Tegal, kemudian kepala SKPD terkait menyerahkan lembar

RKA yang terdiri dari 5 jenis kepada Kepala BPKAD. Selanjutnya, kepala

BPKAD selaku PPKD mendisposisikan RKA dari masing-masing SKPD

tersebut kepada bidang anggaran untuk dibahas dan ditelaah bersama dengan

TAPD kemudian dikompilasi melalui aplikasi SIMDA menjadi suatu kesatuan

RKA yang utuh sehingga dapat dijadikan bahan dalam penyusunan Raperda

APBD.

34
35

3.2 Saran

a. Bagi Bidang Anggaran, perlu melakukan pengarahan proses penyusunan RKA

yang lebih intensif kepada para operator SIMDA selaku pihak yang melakukan

penyusunan RKA di masing-masing SKPD agar tidak terjadi kekeliruan dalam

melakukan input data terkait anggaran.

b. Bagi SKPD, diharapkan lebih konsisten dan teliti dalam menyusun dan

menginput data RKA agar tidak perlu dilakukan revisi di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

bpkad.tegalkab.go.id/profil/struktur-organisasi diakses pada 1 November 2018

bpkad.tegalkab.go.id/profil/tugas-dan-fungsi diakses pada 1 November 2018

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 2006. Permendagri Nomor 13


Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah : Bagan Alir
Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah. Departemen Dalam Negeri. Jakarta

jdih.tegalkab.go.id/index.php/produk-hukum/peraturan-bupati diakses pada 3


November 2018

jdih.tegalkab.go.id/index.php/produk-hukum/peraturan-daerah diakses pada 3


November 2018

Malasari, N Azalila. 2017. Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang. Laporan Praktik Kerja
Lapangan. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang : Semarang

Nuradinah, Yuni. 2018. Sistem Pengendalian Manajemen Pada Bidang Anggaran


di BPKAD Kabupaten Tegal. Laporan Kuliah Kerja Praktik. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Bank BPD Jateng : Semarang

Pemerintah Kabupaten Tegal. 2016. Peraturan Bupati Tegal Nomor 77 Tahun 2016
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten
Tegal Tahun 2017. Pemerintah Kabupaten Tegal. Kabupaten Tegal

36
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penerjunan PKL

37
38

Lampiran 2. Lampiran Raperda APBD


39
40
41
42

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan PKL

Proses Entry RKA BPKAD selaku SKPD pada Aplikasi SIMDA


43

Penarikan PKL

Penerjunan PKL

Senam Sehat Pengajian Rutinan

Kegiatan PKL – menata SPJ GU Kegiatan PKL – entry RKA


44

Kegiatan PKL – Mengetik Dokumen

Kegiatan PKL – Mengagendakan Surat Masuk Maju Kabid

Anda mungkin juga menyukai