Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA

“Café Kampung NyuSS”

Disusun Oleh :
Amadeus Jurist SB 19808144078
Manajemen E19

Universitas Negeri Yogyakarta


Fakultas Ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Usaha kuliner belakangan semakin marak muncul sejak beberapa tahun terakhir dan
menjadi sebuah trend bagi masyarakat kota besar khususnya pelajar dan mahasiswa. Banyak
makanan dan minuman kekinian yang muncul seperti donat indomie, macaroni pedas, keripik
salted egg, pizza goreng, dan jenis – jenis minuman dengan bahan dasar teh, kopi, susu, dan
soda. Makanan dan minuman rumahan mulai ditinggalkan oleh kebanyakan orang dan
digantikan dengan makanan dan minuman kekinian.

Namun, hal yang cukup berbeda ada di Kota Yogyakarta. Karena kota ini terkenal
dengan wisatanya, tentu saja tidak hanya makanan dan minuman kekinian saja yang dicari,
tetapi makanan dan minuman tradisional, rumahan, dan unik yang sangat khas dengan budaya
daerah Yogyakarta juga banyak dicari oleh wisatawan. Ya, dengan kata lain di Kota
Yogyakarta makanan dan minuman tradisional dan rumahan tidak kalah saing dengan makanan
dan minuman kekinian yang sedang menjadi trend dimana – mana.

Salah satu tempat yang menjual makanan dan minuman tradisional rumahan adalah
Café Kampung NyuSS. Di Café ini makanan dan minuman yang disajikan sebagai menu
terbilang unik karena menyajikan makanan dan minuman rumahan, seperti ikan asap, nasi telur
1000 tahun, nasi gudeg, semur ati ampela, rawon, soto. Tidak hanya itu Café Kampung NyuSS
juga memiliki menu makanan kekinian, seperti nasi ikan katsu, dan nasi ayam katsu.
Sedangkan untuk menu minuman kekinian Café ini menyediakan aneka kopi yang diproses
dengan teknik – teknik tertentu seperti V60, True Brew, kopi susu, dan lain – lain. Selain kopi
juga menyediakan aneka jus.

Meskipun lokasinya yang berada di dalam kampung di Jalan Monjali, namun tidak
menutup kepopuleran Café Kampung NyuSS ini. Café ini terkenal di kalangan mahasiswa
karena rasa masakannya yang unik dan rumahan, membuat mahasiswa - mahasiswa rantau
rindu dengan kampung halamannya. Itulah sebabnya pelanggan – pelanggan Café ini sebagian
besar adalah mahasiswa.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan studi kelayakan bisnis agar dapat
diketahui apakah usaha yang dibangun pantas atau tidak untuk didirikan dan apakah dapat
memenuhi permintaan pasar. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasikan masalah – masalah
yang akan terjadi dimasa yang akan datang sehingga dapat meminimalkan kemungkinan
terjadinya kerugian atau melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu bisnis. Aspek yang
akan dibahas adalah terkait aspek hukum, pasar, keuangan, operasi, organisasi, ekonomi sosial,
dan dampak lingkungan.

B. UNIT USAHA

Usaha ini diberi nama “Café Kampung NyuSS” dan


bergerak di bidang kuliner. Café ini memiliki konsep rumah
makan dengan nuansa rumah biasa karena tempatnya yang
memang menyatu dengan tempat tinggal pemiliknya. Selain
untuk makan, penikmat kopi juga akan senang untuk
nongkrong di tempat ini. Berikut adalah spesifikasi mengenai
unit usaha ini.

Nama : Café Kampung NyuSS

Jenis Organisasi : Perseorangan

Pemilik : Tito dan Titi (Pasutri)

Alamat : Jl Rambutan, Kutu Dukuh, Sinduadi, Kec. Mlati, Kab. Sleman.

No Telp : 0819-0379-0037

Usaha ini memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan mengisi waktu luang
bagi pemiliknya karena usia yang sudah tua. Bapak Tito dan Ibu Titi merupakan orang yang
sangat menyukai musik. Sehingga selain melayani pelanggan, mereka biasa menghibur
pelanggannya dengan permainan music, dan tidak jarang melakukan jamming session dengan
para pelanggan. Fakta uniknya adalah kebanyakan pelanggan tetap di Café ini adalah
mahasiswa – mahasiswa rantau yang pandai bermain music.
BAB II

PEMBAHASAN
A. ASPEK HUKUM

Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk
melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di
kemudian hari. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah
:

a. Badan Hukum
Bentuk usaha ini adalah usaha perseorangan, karena badan usaha ini merupakan milik
perseorangan. Pemilik usaha merupakan penanggung jawab utama dan pemimpin dari
jalannya usaha. Keuntungan usaha juga merupakan milik pribadi, dengan modal yang
relatif kecil dan keuntungan yang kecil juga.
b. Bukti Diri
Unit usaha ini juga memiliki bukti diri berupa Kartu Tanda Penduduk dari pemilik usaha
(Bapak Tito dan Ibu Titi) yang secara sah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (Disduk Capil) di kecamatan setempat. Selain itu terdapat dokumen
lainnya seperti surat hak kepemilikan tanah dan lain – lain.
c. Tanda Daftar Perusahaan dan Surat Ijin Usaha
Unit usaha ini tidak memiliki Surat Ijin Usaha yang sah. Mengingat unit usaha ini
merupakan unit usaha perseorangan yang relatif mudah untuk didirikan dengan modal yang
minim, sehingga biasanya usaha perseorangan tidak memiliki Surat Ijin Usaha yang sah.
d. NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dimiliki oleh unit usaha ini hanya berupa NPWP
pribadi dari sang pemilik. Dikarenakan tidak memiliki Surat Ijin Usaha yang sah, sehingga
pemilik usaha tidak memiliki NPWP badan usaha. Namun, untuk surat hak kepemilikan
tanah, pemilik tentu tetap membayar pajak.
e. Sertifikasi Halal
Unit usaha ini tidak memiliki sertifikasi halal karena unit usaha juga tidak memiliki surat
ijin usaha yang sah. Namun, dapat dipastikan menu yang disajikan di Café Kampung
NyuSS merupakan menu yang halal, karena pemilik sangat menjunjung tinggi nilai
toleransi bagi para pelanggannya.
f. IMB dan Izin Domisili
Karena unit usaha ini didirikan di atas sebidang tanah dan juga tempat unit usaha ini
didirikan merupakan tempat tinggal sang pemilik, maka demi kelancaran menjalankan
usaha dan tinggal menetap di tempat ini, pemilik memiliki Izin Mendirikan Bangunan
(IMB). Artinya bahwa pemilik melakukan pengalihfungsian lahan yang semula adalah
lahan kosong menjadi bangunan untuk tempat tinggal yang sekaligus kemudian menjadi
tempat menjalankan usaha perseorangan ini. Dan tentunya pemilik juga memiliki Izin
domisili dari pemerintah setempat.

B. ASPEK PASAR
I. Segmentasi, Targeting, Positioning
a. Segmentasi
Segmentasi dari unit usaha ini adalah menengah ke bawah.
b. Targeting
Yang menjadi target pasar dari unit usaha ini adalah karyawan dan mahasiswa.
c. Positioning
Pemilik usaha ingin menciptakan image usaha sebagai tempat makan yang nyaman, asik,
dan tempat bernostalgia tentang masakan rumahan masing – masing pelanggan karena
mengingat cita rasa makanan yang membuat pelanggan bernostalgia serta rindu makanan
rumah tempat asal mereka.

II. Permintaan
a. Perkembangan Permintaan Saat Ini
Belakangan ini angka permintaan dari unit usaha Café Kampung NyuSS mengalami
penurunan seiring dengan terjadinya pandemic Covid-19. Banyaknya mahasiswa yang
kembali ke kampung halaman membuat pengunjung Café menjadi sedikit. Hal ini berbeda
dengan unit usaha lain yang sudah melakukan digitalisasi proses usahanya sehingga
pelanggan tidak perlu datang ke tempat untuk membeli produk yang diinginkan.
b. Prospek Permintaan di Masa Yang Akan Datang
Meskipun belakangan angka permintaan terhadap makanan kekinian terus naik, namun dari
value yang dimiliki Café Kampung NyuSS, saat pandemic berakhir dan mahasiswa kembali
lagi ke Yogyakarta unit usaha akan menemukan titik balik yaitu permintaan yang kembali
melonjak dan tidak kalah saing dengan permintaan makanan kekinian yang bahkan telah
mendigitalisasi unit usahanya.

III. Penawaran
a. Perkembangan Penawaran Saat Ini
Perkembangan penawaran unit usaha ini terbilang masih biasa saja. Hal tersebut
disebabkan karena pemilik usaha hanya ingin menjalankan usaha yang kecil – kecil saja
untuk mengisi waktu luang di hari tua.
b. Prospek Penawaran di Masa Yang Akan Datang
Dengan peramalan permintaan di masa depan yang akan meningkat seusai pandemic,
tentunya pemilik usaha akan meningkatkan segi penawaran unit usaha. Namun, hal tersebut
dilakukan tetap dalam skala yang biasa saja, dengan memperkirakan jumlah pelanggan
yang akan datang perharinya, kemudian menyesuaikan dengan kuantitas makanan yang
akan disajikan.

IV. Analisis Kelayakan Pemasaran


Dalam melakukan analisis Permintaan, kami menggunakan model matrik pembobotan
berskala 1 – 5.
Keterangan :
Sangat lemah : 1
Lemah : 2
Sedang : 3
Kuat : 4
Sangat kuat : 5

Kriteria Penilaian
No Item yang dinilai Sangat
Lemah Sedang Kuat Sangat Kuat
Lemah
1 SDM √
2 Pesaing √
3 Konsumen √
4 Teknologi √
5 Mode/Trend √
6 Armada Pemasaran √
7 Harga √
8 Promosi √
9 Distribusi √
10 Produk dan Lini Produk √
11 Mutu Produk √
12 Peraturan Pemerintah √
13 Lingkungan Bisnis √
14 Ketersediaan Bhn Baku √
15 Rencana Pemasaran √
16 Penyimpanan Produk √
17 Margin Laba √
18 Ketersediaan Modal √
19 Pangsa Pasar √
20 Manajemen Pemasaran √
Total Bobot 0 6 27 28 5

V. Program Pemasaran
a. Tingkat Pelayanan
Pelayanan yang diberikan unit usaha sangat memuaskan pelanggan, karena pemilik usaha
(Bapak Tito dan Ibu Titi) sangat ramah terhadap pelanggan. Bahkan beliau berdua hafal
dengan nama – nama pelanggan tetap mereka yang jumlahnya sangat banyak dan notabene
mahasiswa.
b. Penetapan Harga
Penetapan harga yang dilakukan unit usaha juga terbilang murah karena target pasar usaha
merupakan kalangan menengah ke bawah, dan sebagian besar merupakan mahasiswa.
Sehingga harga yang ditetapkan relatif murah.
c. Kegiatan Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan adalah melalui media sosial Instagram dan Google.
Selain itu, karena pelanggan yang notabene mahasiswa merasa sangat puas saat makan di
Café Kampung NyuSS, mereka pun mengajak teman – temannya yang lain untuk makan
disana, sehingga secara tidak langsung kegiatan promosi juga terjadi melalui mulut ke
mulut setiap pelanggannya ke relasi yang dimiliki.
d. Kegiatan Distribusi
Meskipun tempat unit usaha terbilang jauh dari wilayah kampus, namun kalangan
mahasiswa yang merupakan pelanggan terbanyak tetap ingin selalu datang ke rumah makan
ini. Pengaplikasian dari kegiatan distribusi unit usah adalah sebagai berikut

Produk Customer Akhir


C. ASPEK TEKNIS DAN OPERASI
I. Rencana Pengembangan
a. Evaluasi Lokasi
Lokasi yang dipilih oleh pemimpin unit usaha untuk menjalankan bisnisnya adalah
di Jalan Monjali Jl Rambutan, Kutu Dukuh, Sinduadi, Kec. Mlati, Kab. Sleman.
b. Sarana dan Prasarana
Sarana yang digunakan pemilik usaha adalah dengan memanfaatkan : Meja, Kursi,
Lemari Makanan, Asbak, Alat – alat coffee brew, Lampu. Sedangkan prasarana nya
menggunakan rumah pemilik usaha dengan luas 170m2.
c. Tenaga Ahli dan Tenaga Biasa
Tidak ada tenaga ahli yang digunakan. Pemilik usaha sebagai orang yang
menjalankan usaha, melayani pelanggan, memasak, dan membeli bahan – bahan
memasak.
d. Bahan – Bahan Utama
Bahan utama yang digunakan untuk unit usaha ini adalah nasi, dan aneka ragam
lauk, serta sayuran, dan kopi.
e. Jadwal Pelaksanaan
Unit usaha Café Kampung NyuSS telah berdiri sejak tahun 2010.
f. Perkiraan Biaya Teknis dan Operasi
Biaya teknis dan operasional diperkirakan mencapai Rp500.000,00.
g. Layout

Pojok Tempat
Coffee Brew duduk

Jalan Masuk
Kasir
Jalan masuk

Tempat duduk
II. Rencana Pengoperasian Usaha
a. Proses Operasi Usaha
Proses operasi usaha meliputi perencanaan penjualan, perencaaan penyediaan
bahan baku menjadi produk, proses penjualan.
b. Kebutuhan Bahan Operasi
Pemilik usaha mencatat sendiri kebutuhan bahan operasi kemudian menyesuaikan
dengan pendanaan, dan membeli kebutuhan sendiri.
c. Kegiatan Perawatan Mesin
Kegiatan perawatan mesin menggunakan tenaga pemilik unit usaha, dan jika ada
kerusakan biasanya akan membawa mesin tersebut ke tempat servis. Misalnya
perawatan alat – alat coffee brew, blender, dan lain – lain. Perawatan
dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

D. ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL


a. Dampak Ekonomi
Unit usaha ini sangat memengaruhi perekonomian pemilik usaha yang notebene
merupakan pasangan suami istri.
b. Dampak Sosial
Dampak sosial yang ditimbulkan dari unit usaha ini adalah kemudahan akses bagi
warga setempat untuk mencari makanan dan minuman, terutama bagi anak kost yang
tinggal di sekitar bangunan unit usaha.

E. ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN


Unit usaha dalam penggunaan alat – alat untuk makan dan minum pelanggan
menggunakan piring, sendok, dan gelas yang terbuat dari keramik, dan tidak menggunakan
alat – alat dari plastic sekali pakai. Sehingga bisa dikatakan cukup ramah lingkungan.
Untuk sampah – sampah yang dihasilkan akan selalu dibuang ke tempat pembuangan
sampah daerah setempat ketika Café telah tutup di malam hari.

F. ASPEK KEUANGAN
Perkiraan laba setelah pajak menggunakan permisalan, data yang digunakan sebagai
permisalan dengan data yang diberikan oleh narasumber.
Modal investasi 200.000.000 dam modal kerja 25.000.000. Umur ekonomis 5 tahun
dan disusutkan tanpa nilai sisa. Pengembalian tingkat bunga yang diinginkan 20%.
Perkiraan laba setelah pajak selama 5 tahun (2016 – 2020) :
2016 = 12.000.000
2017 = 15.000.000
2018 = 15.500.000
2019 = 16.000.000
2020 = 13.000.000
Penyusutan = 10.000.000

Tahun EAT Penyusutan Proceed DF 20% PV Kas Bersih


Rp
2016 12.000.000 10.000.000 22.000.000 0,833
18.326.000
Rp
2017 15.000.000 10.000.000 25.000.000 0,694
17.350.000
Rp
2018 15.500.000 10.000.000 25.500.000 0,579
14.764.500
Rp
2019 16.000.000 10.000.000 26.000.000 0,482
12.532.000
Rp
2020 13.000.000 10.000.000 23.000.000 0,402
9.246.000
Total Rp
71.500.000 Jumlah PV Kas Bersih
EAT 72.218.500
a. Avverage Rate of Return (ARR)
ARR = (Rata-rata EAT / rata-rata investasi) x 100%
Rata-rata EAT=14.300.000
Rata -rata investasi= 40.000.000
ARR= ( 14.300.000/40.000.000) x 100% = 3,6%
ARR = 3,6% x 200.000.000 = 720.000.000
Berdasarkan perhitungan diperoleh ARR> modal kerja, maka proyek tersebut layak
dijalankan.

b. Net Present Value


NPV = total PV kas bersih – PV investasi
NPV = 72.218.500 – 25.000.000
NPV = 47.218.500
Berdasarkan perhitungan diperoleh NPV yang positif, maka proyek layak diterima
c. Profitabilitas Index
PI = total PV kas bersih / PV investasi
PI = 72.218.500/ 25.000.000
PI = 2,9 kali
Berdasarkan perhitungan hasil PI lebih dari 1 maka proyek diterima.
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Melalui analisis yang telah dilakukan mengenai segala aspek Studi


Kelayakan Bisnis di atas, dapat disimpulkan bahwa usaha Café Kampung NyusS ini
layak untuk dijalankan. Untuk perkembangan usaha ini pada tahun-tahun kedepan
juga dapat diprediksi akan mengalami kemajuan sehingga usaha ini kedepannya akan
menjadi usaha yang cukup besar dengan perolehan profit yang meningkat setiap
tahunnya, terutama setelah pandemic berakhir.

B. SARAN

Seperti yang diketahui saat ini usaha dalam bidang kuliner semakin
berkembang terutama makanan minuman kekinian. Tentu kedepannya pesaing akan
semakin banyak, sehingga diperlukan studi kelayakan bisnis agar usaha ini bisa terus
bertahan kedepannya.

Selain itu, evaluasi sangat perlu dilakukan secara rutin untuk mengetahui
kekurangan serta memperbaikinya. Kemudian dapat memaksimalkan kekuatan dari
usaha ini. Digitalisasi juga perlu dilakukan dalam proses bisnis, seperti bergabung
dengan Gojek atau Grab, promosi secara online, dan lain – lain.

Anda mungkin juga menyukai