Anda di halaman 1dari 28

SEJARAH EKONOMI

INDONESIA
Kelompok 1:
Dimas Pradopo (19808141161)
Farhan Mudhakir (19808141162)
Rizki Putra Qalbi A. (19808141163)
M. Rayhan Hanafi (19808144001)
Rayhan Ghifari J. (19808144002)
Amadeus Jurist S. B. (19808144078)
01 02

Portugis Masa Kolonialisme Belanda

03 04
Inggris
Jepang
Portugis
● Perekonomian Indonesia tidak banyak mengalami perubahan.

Belanda (VOC)
Hak Octroi VOC:
1) Hak mencetak uang
2) Hak mengankat dan memberhentikan pegawai
3) Hak menyatakan perang dan damai
4) Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendiri
5) Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja
Kebijakan yang diterapakan seperti
1. Verplichte Leverentie : kewajiban menyerahkan hasil bumi pada VOC
2. Contogenten : pajak hasil bumi
3. Pembatasan jumlah tanaman rempah-rempah untuk menjaga kestabilan harga tetap tinggi.
4. Pelayaran Hongi dan hak extirpatie (pemusnahan tanaman yang melebihi peraturan)
Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels
• Tugas Daendels :
1) Mengeluarkan mata uang kertas.
2) Menjual tanah produktif milik rakyat kepada swasta sehingga muncul tanah swasta
(partikelir) yang banyak dimiliki orang Cina , Arab dan Belanda.
3) Meningkatkan pemasukan uang dengan cara-cara sebelumnya yaitu memborongkan
pungutan pajak , Contingenten dan penanaman kopi.

• Dalam buku Daendels and the Sacred Space of Java (1808-1811) karya Peter Carey,
berikut kebijakan ekonomi Daendels di Indonesia:
1. Mengharuskan rakyat pribumi untuk melaksanakan penyerahan wajib atas hasil
pertaniannya
2. Menjual tanah-tanah Indonesia kepada pihak swasta
3. Menanam tanaman komoditas yang laku di pasar internasional
4. Memungut pajak kepada rakyat pribumi
5. Menggabungkan wilayah Kasunanan dan Kasultanan ke dalam wilayah pemerintah
kolonial
Inggris

Kebijakan Landrent (sewa tanah) Thomas Stamford Raffles :


● Kebijakan ini menerapkan teori imperalisme modern yaitu menjadikan tanah jajakan tidak
hanya untuk eksploitasi kekayaan alamnya namun sekaligus sebagai daerah pemasaran
produk dari negaranya.
● Ketentuan sistem sewa tanah pada masa pemerintahan Letnan Gubernur Raffles adalah
sebagai berikut:
1) Petani harus menyewa tanah meskipun ia adalah pemilik tanah tersebut
2) Harga sewa tanah bergantung pada kondisi tanah
3) Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai
4) Penduduk yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala

Kegagalan land rent :


1. Budaya dan kebiasaan petani yang sulit diubah
2. Kurangnya pengawasan pemerintah
3. Peran kepala desa dan bupati lebih kuat daripada asisten residen yang berasal dari orang-
orang Eropa
4. Rafless sulit melepaskan kultur sebagai penjajah Kerja rodi, perbudakan, dan monopoli
masih dilaksanakan.
Van Den Bosch (Tanam Paksa / Culturstelsel)
● Mobilisasi lahan pertanian & peternakan serta tenaga kerja secara gratis
● Komoditas yang dibudidayakan :
1. Kopi
2. Teh
3. Tebu
4. Tembakau

Berakhirnya Tanam Paksa…


● Tanam Paksa berakhir pada 1870, dan dimulailah zaman Kapitalisme colonial
● Kebun-kebun negara diambil alih oleh swasta dengan perjanjian sewa lahan sampai
75 tahun.
Politik Etis (Balas budi)
● Fokusnya irigasi, edukasi, transmigrasi

Versi Richard Robinson


● Dalam buku The Rise of Capital, Robinson mencatat bahwa pada tahun 1930-an seluruh
perkebunan Hindia Belanda mencapai luas hampir 3,8 juta hektar, ekspornya senilai 1,6
milyar gulden.

Kesenjangan yang terjadi..


● Dari penerimaan Hindia Belanda yang sekitar 670 juta gulden, hanya sekitar 3,6 juta gulden
(0,54%) yang diterima oleh 59,1 juta warga pribumi. Warga Tionghoa (1,3 juta orang )
mendapatkan 0,4 juta gulden. Orang Belanda dan kulit putih (241.000 jiwa) menerima 665
juta gulden (99,4%).
Jepang
● Sistem Ekonomi Perang
● Kebijakan Ekonomi :
1) Menyita asset – asset yang penting
2) Adanya kebijakan Self-Suffieciency
3) Melakukan pengawasan yang ketat dalam
bidang ekonomi
Masa Orde Lama
1 Pasca Kemerdekaan (1945-1950)

2 Demokrasi Liberal (1950-1959)

3 Demokrasi Terpimpin (1959-1966)


Pasca Kemerdekaan

Kas negara kosong Berlakunya uang NICA

2 4
1 3 5

Inflasi yang sangat tinggi Eksploitasi besar-besaran di Blokade ekonomi oleh


masa penjajahan Belanda
Ekspolitasi Besar-besaran di
Inflasi yang Tinggi Masa Penjajahan
● Disebabkan karena beredarnya
● Diakibatkan oleh banyaknya
lebih dari satu mata uang
perkebunan dan instalasi-


secara tidak terkendali.
Kas Negara Kosong instalasi industri di seluruh
Pada waktu itu, untuk
penjuru negeri rusak berat
sementara waktu pemerintah ● Dengan kehadiran Belanda akibat dari agresi Belanda dan
RI menyatakan tiga mata uang yang secara terus menerus Jepang, meningkatnya jumlah
yang berlaku di wilayah RI, menggangu ekonomi penduduk yang sangat tajam,
yaitu mata uang De Javasche Indonesia akhirnya keadaan produksi pangan terutama
Bank, mata uang pemerintah kas Negara dan bea cukai beras menurun, sehingga tidak
Hindia Belanda, dan mata dalam keadaan nihil, begitu cukup untuk mencukupi
uang pendudukan Jepang. juga dengan pajak. kebutuhan para penduduk.
● Kas pemerintah kosong, pajak-
pajak dan bea masuk
lainnya sangat berkurang,
sebaliknya pengeluaran negara
semakin bertambah. 
Berlakunya Uang NICA
● Pada tanggal 6 Maret 1946, Pada saat kesulitan ekonomi menghimpit bangsa Indonesia, Panglima
AFNEI yang baru, Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford mengumumkan berlakunya uang NICA di
daerah-daerah yang diduduki Sekutu.
● Uang NICA ini dimaksudkan sebagai pengganti uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun.
Pemerintah melalui Perdana Menteri Syahrir memproses tindakan tersebut.
● Karena hal itu berarti pihak Sekutu telah melanggar persetujuan yang telah disepakati, yakni selama
belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia, tidak akan ada mata uang baru.
● Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang
Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang.
Blokade Ekonomi
Aalasan Belanda melakukan blokade adalah: Usaha-usaha untuk menembus blokade:
● Untuk mencegah dimasukkannya senjata dan ● Program Pinjaman Nasional
peralatan militer ke Indonesia ● Diplomasi beras ke India
● Mencegah dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan ● Konferensi ekonomi
milik Belanda dan milik Asing lainnya. ● Pembentukan Planning Board (Badan Perancang
● Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan dan Ekonomi)
perbuatan yang dilakukan oleh bukan bangsa ● Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang
Indonesia. (Rera)
● Dibentuk Planing Board
Upaya Perbaikan Ekonomi

1) Membentuk Badan Perancang Ekonomi untuk merencanakan pembangunan ekonomi Indonesia dalam
jangka waktu 2-3 tahun.
2) Menteri Keuangan mengadakan Program Pinjaman Nasional dengan persetujuan BP-KNIP pada Juli
1946.
3) Berupaya menembus blokade ekonomi Belanda dengan cara mengadakan diplomasi beras ke India serta
mengadakan kerja sama dengan perusahaan swasta Amerika Serikat.
4) Melaksanakan program swasembada pangan bernama Kasimo Plan
Demokrasi Liberal
Kebijakan Gunting
1 Syarifudin
Boikot Kesepakatan
5 Finansial Ekonomi
(Finek)

2 Sistem Ekonomi Gerakan


Benteng
Rencana Pembangunan
6 Lima Tahun (RPLT)

3 Nasionalisasi De
Javasche Bank

7 Musyawarah Nasional
Pembangunan
Sistem Ekonomi Ali-
4 Baba
● Gunting Syarifudin
Kebijakan yang digagas oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara untuk mengurangi defisit anggaran
yang mencapai Rp 5,1 Miliar.

● Sistem Ekonomi Gerakan Benteng


Program pemerintah Republik Indonesia untuk mendorong transisi ekonomi Indonesia dari berbasis pertanian
menjadi berbasis industri. Program ini mengakomodasi kegiatan seperti:
1) Menumbuhkan dan mengembangkan minat kewirausahaan dikalangan masyarakat bangsa Indonesia untuk
tidak bergantung kepada instansi pemerintahan atau menggantungkan ekonomi pada pendapatan dari
pekerjaan belaka.
2) Memberikan edukasi dan kesempatan kepada wirausahawan nasional untuk mendapatkan akses keuangan
yang terjangkau dan pendidikan pengelolaan finansial usaha untuk mengembangkan usahanya yang
sekaligus berkontribusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia dengan bentuk penyerapan tenaga kerja,
produktivitas usaha yang efektif dan peningakatn nilai tambah usaha terhadap produk domestik bruto
nasional.
● Nasionalisasi De Javasche Bank
Bentuk perlawanan ekonomi Indonesia untuk kembali merebut kedaulatan ekonomi nasional.

● Sistem Ekonomi Ali-Baba


Program pemberdayaan pengusaha Indonesia antara pengusaha pribumi dan non-pribumi untuk
mengembangkan minat kewirausahaan pengusaha pribumi dan meningkatkan kerjasama dengan pengusaha
non-pribumi. Tujuan dari program ini adalah:
1) Untuk mengembangkan minat, edukasi dan wawasan kewirausahaan pengusaha pribumi.
2) Agar terbentuk kerjasama antara para pengusaha pribumi dan pengusaha non-pribumi untuk
memajukan ekonomi nasional.
3) Mendorong transisi ekonomi nasional yang digerakkan dari sistem ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
● Boikot Kesepakatan Financial Ekonomi (Finek)
Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang berisi:
1) Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
2) Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
3) Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian lain antara
kedua belah pihak.

● Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)


RPLT tidak dapat berjalan dengan baik disebabkan karena:
1) Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957 dan awal tahun 1958
mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot.
2) Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di
Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi.
3) Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan kebijakan
ekonominya masing-masing.
● Musyawarah Nasional Pembangunan
Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan daerah. Masalah
tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musayawaraah Nasional
Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana
pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk
jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan
dengan baik karena:
1) Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
2) Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.
3) Timbul pemberontakan PRRI/Permesta.
Demokrasi Terpimpin
Bapenas
Devaluasi Rupiah
Setelah Dekret Presiden 5 Juli 1959 dikeluarkan,
Akibat:
Pemerintah masa Kabinet Karya pada tanggal 15 ● Nilai uang berdenominasi Rp 500,00
Agustus 1959 Membentuk Badan Negara yang
menjadi Rp 50,00
bernama Dewan Perancang Nasional (Nama ● Nilai uang berdenominasi Rp 1.000,00
terdahulu Badan Perencanaan Pembangunan
menjadi Rp 100,00
Nasional) untuk menyusun perencanaan ● Pembekuan rekening tabungan yang
pembangunan ekonomi nasional
bernilai Rp 25.000,00 keatas
Dekon
Akibat: Sebab:
● Meningkatnya CAD/DTB (Current-Account ● Penanganan masalah ekonomi yang tidak rasional
Deficit/Defisit Transaksi Berjalan) hingga dan objektif
mencapai 40 kali dari penerimaan Anggaran ● Pendahuluan kepentingan politik mengakibatkan
Negara masyarakat menderita
● Tidak terkendalinya pencetakkan uang yang ● Dekon sendiri menjadi salah satu kebijakan
mengakibatkan terjadinya inflasi yang tidak ekonomi yang paling muram dalam sejarah
terkendali kebijakan ekonomi di Indonesia.
● Meningkatnya biaya hidup masyarakat hingga
70% akibat naiknya barang kebutuhan sebesar
400%
Masa Orde Baru
Digambarkan oleh Booth dan McCawley (1990):
pada masa itu tingkat produksi dan investasi di berbagai sektor
menunjukkan kemunduran semenjak tahun 1950. Pendapatan
riil per kapita dalam tahun 1966 sangat mungkin lebih rendah
daripada tahun 1938. Sektor industri menyumbangkan hanya
sekitar 10 % dari GDP dan dihadapkan pada masalah
pengangguran kapasitas yang serius. Di awal dasawarsa
tersebut defisit anggaran belanja negara mencapai 50 % dari
pengeluaran total negara, penerimaan ekspor sangat menurun,
dan selama tahun 1964 – 1966 hiperinflasi melanda negara ini
dengan akibat lumpuhnya perekonomian.
Penyebab Kemunduran Ekonomi
Orientasi dan prioritas

01 Tidak adanya stabilitas


politik. 03 dalam kebijaksanaan
pemerintah yang terlalu
mengejar sasaran-sasaran
politik dan idiil.

Kecenderungan ideologis

02 04
Hubungan dengan luar
pemerintah pada masa itu negeri, khususnya negara-
untuk mengatur ekonomi negara barat, juga tidak
dengan campur tangan terlalu baik
langsung yang luas (ekonomi
terpimpin)
Program atau Kebijakan Pemerintah

01 Repelita I (1969)

Repelita II (1979 – 1979)


& 02
Repelita III (1979-1984)

Repelita IV (1984-1989)
03 &
Repelita V (1989 – 1994)
Krisis Moneter
● Pada bulan Juli 1997 otoritas moneter Indonesia memperluas perdagangan mata uang rupiah yang semula hanya 8
persen menjadi 12 persen.
● Kemudian pada 14 Agustus 1997, rupiah diserang secara hebat, sehingga nilai rupiah pun semakin melemah.
Rupiah dan Bursa Efek Jakarta menyentuh titik terendah mereka pada bulan September 1997.
● Utang perusahaan semakin meningkat, terjadi inflasi, dan peningkatan besar harga bahan pangan. Melemahnya
sektor keuangan di Indonesia ini semakin membuat kondisi perekonomian di Indonesia merosot, terlebih saat krisis
sudah terjadi.
● Demi mengatasi krisis ini, Indonesia pun mengajukan pinjaman langsung ke bank asing. Namun, cara ini tidak
menjamin Indonesia terlepas dari krisis moneter, justru krisis tetap meluas, karena faktor utama terjadinya krisis
bukan dari sektor perbankan. Terjadi demonstrasi besar-besaran yang memprotes pemerintah. Bahkan kerusuhan
dan penjarahan berlangsung di mana-mana.
● Situasi yang sangat panas ini akhirnya membuat Presiden Soeharto mundur pada tanggal 12 Mei 1998.
INFOGRAPHICS MAKE YOUR IDEA UNDERSTANDABLE…
Venus Saturn
Venus has a beautiful
name and is terribly
1 2 Saturn is the ringed
planet and a gas
hot giant

Mars Mercury
Mercury is the
closest planet to
3 4 Despite being red,
Mars is actually a
the Sun cold place
Camping trip
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

Thanks CREDITS: This presentation template


was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
Please keep this slide for attribution.
ALTERNATIVE RESOURCES

Anda mungkin juga menyukai