METODE PENELITIAN
31
32
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi
hasil penelitian dimana kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok
subjek yang lain (Azwar, 2015). Dalam penelitian ini populasinya adalah
seluruh pengurus BEMF Psikologi Universitas Gunadarma tahun 2016/2017
yang berjumlah 96 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang harus memiliki ciri-ciri
yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2015). Sampel dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode sensus, yakni seluruh populasi digunakan
menjadi sampel karena populasi dinilai cukup kecil, yaitu anggota BEMF
Psikologi Universitas Gunadarma tahun 2016/2017 sebanyak 96 orang baik
laki-laki maupun perempuan.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini merupakan bentuk
penarikan sampel non-probabilitas, yaitu menggunakan teknik sampling
sampel jenuh (semua populasi dijadikan sampel). Hal ini sering dilakukan
bila jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono, 2012).
dan relatif mudah untuk digunakan. Data yang diperoleh lewat pengguna
kuesioner adalah data yang dikategorikan sebagi data faktual. Kuisioner
dalam penelitian ini terdiri dari identitas diri subjek, skala perlaku asertif dan
skala tipe kepribadian ekstrovert-introvert.
2. Instrumen Penelitian
a. Skala Perilaku Asertif
Jenis skala yang digunakan dalam perilaku asertif adalah skala Likert.
Pernyataan pada kuisioner dikelompokkan berdasarkan favourable dan
unfavourable. Favourable mendukung pernyataan, sedangkan
unfavourable tidak mendukung pernyataan pada kuisioner. Aitem-aitem
tersebut memiliki tipe yang berbeda, yaitu aitem favourable mamiliki
tabulasi yang bergerak dari 1 sampai dengan 4, untuk respon Sangat Sesuai
(SS) diberi niali 4, Sesuai (S) diberi nilai 3, Tidak Sesuai (TS) diberi nilai
2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 1. Adapun nilai untuk aitem
yang unfavourable juga memiliki tabulasi yang bergerak dari 1sampai 4,
untuk respon sangat sesuai (SS) diberi nilai 1, Sesuai (S) diberi nilai 2,
Tidak Sesuai (TS) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi
nilai 4 (Azwar, 2015).
Skala perilaku asertif mengacu pada teori Galassi & Galassi (1977)
yaitu, Mengungkapkan perasaan positif (expressing positive feelings),
Afirmasi diri (self affirmations), dan Mengungkapkan perasaan negatif
(expressing negative feelings). Dengan distribusi aitem sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi aitem Perilaku Asertif
Aitem
No. Aspek Deskripsi Jumlah
Fav Unfav
1. Expressing a. Memberi dan 1,3,5 2,4 5
positive menerima pujian
feelings b. Meminta 6,8 7,9 4
pertolongan
c. Mengungkapkan 10,12,13,15 11,14,46 7
persasaan suka
dan simpati
d. Memulai dan 16,18,47 17,19 5
34
Aitem
No. Aspek Deskripsi Jumlah
Fav Unfav
terlibat
percakapan
2. Self a. Mempertahanka 20,22,24,48 21,23 6
affirmations hak
b. Menolak 25,27 26,28 4
permintaan
c. Mengungkapkan 29,31,33 30,32,34 6
pendapat
3. Expressing a. Mengungkapkan 35,37,38 36,39,49 6
negative ketidaksenangan
feelings
b. Mengungkapkan 40,42,44,50 41,43,45 7
kemarahan
Total 50
kriteria jawaban maka dinilai “0”. Lalu jumlah skor skala dicocokkan
dengan norma dan dapat ditentukan mana orang yang tergolong
ekstrovert dan mana orang yang tergolong introvert. Norma yang
dipakai dalam penggolongan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert
berdasarkan tes EPI.
2) Pengklasifikasian tipe kepribadian dalam skala ini berdasarkan atas
nilai norma, yaitu 14 untuk dimensi E. Nilai rata-rata untuk
extraversion adalah 13-15, jika skor E subjek 14 ke atas (skor mean
subjek ≥ 14), maka subjek tersebut memiliki kecenderungan
ekstrovert, dan jika nilai E subjek berada pada 12 ke bawah (skor
mean subjek ≤ 12), maka subjek memiliki kecenderungan introvert.
Dengan distribusi aitem sebagai berikut:
Aitem
No. Aspek Indikator Ekstrovert- Jumlah
Introvert
konsekuensi dari
perbuatannya
4. Impulsivenes a. Bertindak secara
s mendadak tanpa
dipikirkan lebih
dulu 3,5,8,13 4
b. Tidak memikirkan
apa-apa sama
sekali
5. Expressiven Memperlihatkan
ess emosinya secara
terbuka, seperti 22,37 2
marah, sedih, takut,
dan benci
6. Reflectivene Memikirkan dan 32 1
ss menginstropeksi apa
yang ingin diketahui
7. Responsibilit Berhati-hati dan 34 1
y teliti sehingga
bertanggung jawab
dalam tugasnya
Total 24
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi product moment antara x dan y
𝑁 = jumlah responden
37
𝑋 = variabel independen
𝑌 = variabel dependen
ΣX = jumlah skor butir pertanyaan
ΣY = jumlah skor total butir pertanyaan
Kriteria pengujian:
Jika r ≥ r tabel, berarti item pertanyaan adalah valid
Jika r < r tabel, berarti item pertanyaan tidak valid
Langkah dalam menguji validitas butir pertanyaan pada kuisioner
variabel pengambilan keputusan dengan mencari r hitung (angka korelasi
Pearson). Kriteria mengacu rumus df= n-2 dengan sig 5%. Ketentuan
hasil akhirnya adalah apabila r hitung > r tabel maka item pernyataan
dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka item pernyataan
dikatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
apabila jawaban seorang sampel terhadap pernyataan bersifat konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Dengan demikian reliabel ádalah suatu
keadaan di mana instrumen penelitian tersebut akan tetap menghasilkan
data yang sama meskipun disebarkan pada sampel yang berbeda dan pada
waktu yang berbeda. Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan
uji statistik cronbach’s alpha (). Adapun rumus reliabilitas adalah
(Azwar, 2012):
Rumus Reliabilitas:
𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟= [ ] [1 − 2 ]
(𝑘 − 1) 𝜎1
Keterangan:
𝑟 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Σ𝜎𝑏2 = jumlah varians butir
38
Keputusan Uji:
Kriteria uji penelitian dengan rumus Alpha adalah
1) jika rhitung > rtabel maka alat ukur tersebut reliabel
2) jika rhitung < rtabel maka alat ukur tidak reliabel